Model Pembelajaran Berbasis Alam PAUD Formal Non-Formal - 2007
8
Bab
4
PENDEKATAN DAN METODE
PEMBELAJARAN BERBASIS ALAM
A. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Alam
endekatan pembelajaran merupakan suatu cara pandang dalam melihat dan memahami situasi belajar mengajar. Penggunaan suatu pendekatan dapat
diibaratkan sebagai penggunaan suatu kaca mata dalam melihat atau memandang suatu keadaan. Jika yang digunakan kacamata hijau maka pemandangan yang
dilihat akan serba hijau. Jika kacamata yang dipergunakan biru maka pemandangan yang terlihat akan serba biru. Cara pandang dalam suatu
pendekatan pembelajaran akan membantu guru menyusun dan mengembangkan
kerangka berpikir atau mind set tentang berbagai unsur dalam pembelajaran. Jika guru mengembangkan pendekatan abstrak maka seluruh proses pembelajaran dalam strategi
pembelajaran juga akan digiring ke arah proses pembelajaran yang abstrak. Demikian juga jika guru menganut pendekatan ekspositori maka cara melaksanakan kegiatan
pembelajaran akan diarahkan ke arah proses yang lebih banyak atau didominasi oleh kegiatan menjelaskan atau menyampaikan materi. Guru yang mengembangkan pendekatan
berpusat pada guru teacher centre maka kegiatan pembelajaran akan sepenuhnya berada ditangan guru sedangkan murid menjadi pasif dan tidak kreatif.
Dengan demikian, apa yang diyakini guru dalam memilih pendekatan akan memberikan dampak yang kuat pada pengembangan strategi pembelajaran.
Salah satu konsep pokok utama yang perlu menjadi perhatian guru dalam memilih dan mengembangkan strategi pembelajaran adalah pemahaman dan penggunaan konsep
pendekatan pembelajaran learning approach. Seperti halnya batasan strategi pembelajaran, pendekatan pembelajaran juga merupakan bagian dari pemperoleh kerangka
berpikir atau mind set guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran agar berdaya guna efisien dan berhasil guna efektif yang tinggi. Pendekatan pembelajaran pada dasarnya
adalah cara pandang atau cara berpikir guru tentang berbagai komponen dalam sistem pembelajaran. Cara pandang ini dapat dianggap berada dalam dua ujung titik kontinum
yang saling berlawanan. Sebagai contoh, cara pandang guru dalam melaksanakan pembelajaran ada yang berada paling ujung yang child centered atau berpusat pada anak
dan guru yang berada di ujung teacher centered atau berpusat pada guru. Dengan demikian ke arahmana cara pandang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
dapat diukur derajat child centered-nya atau derajat teacher centered-nya dengan memperhatikan berbagai aspek dan indikator yang berada pada keduanya.
Beberapa pendekatan yang dapat dijadikan rujukan dalam pembelajaran yang berbasis alam dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut :
1. Pendekatan pedosentris versus materiosentris
Pendekatan pedosentris Paedos berarti kesanggupan atau kemampuan anak, sentries artinya berpusat sering dikenal dengan learner centered yakni cara memandang
kegiatan pembelajaran yang bertumpu atau bertitik tolak dari kesanggupan atau kemampuan anak sebagai individu yang belajar. Melalui pendekatan ini, guru akan
P
Model Pembelajaran Berbasis Alam PAUD Formal Non-Formal - 2007
9 berusaha untuk memikirkan dan menelaah seberapa kesanggupan atau kemampuan
anak menguasai suatu proses dan bahan atau materi pembelajaran. Bahan atau materi pembelajaran dapat diperoleh anak dari sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar.
Dengan demikian, tingkat kesanggupan anak untuk menyelesaikan suatu tahapan perkembangan dapat diamati dan digambarkan secara individual. Hal ini berbeda
dengan cara pandang dari materiosentris Matero berarti materi atau bahan pembelajaran yang menganggap bahwa segala pusat kegiatan pembelajaran harus
dimulai dengan materi atau bahan pembelajaran. Cara pandang ini akan mengarahkan guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggiring seluruh aktivitas
anak untuk menguasai materi atau bahan pembelajaran. Bagi guru, hal terpenting adalah bagaimana materi atau bahan pembelajaran selesai dilaksanakan dan anak-anak
dapat menguasainya. Guru tidak perlu memikirkan anak yang lambat, sedang atau cepat dalam menangkap materi atau bahan pembelajaran.
2. Pendekatan Child Centered versus teacher centered Pendekatan child centered atau student centered merupakan suatu cara pandang yang
menganggap bahwa pusat kegiatan pembelajaran bertitik tolak pada aktivitas anak murid. Cara pandang ini meyakini bahwa murid atau anak memiliki kemampuan
sendiri melalui berbagai aktivitas dalam mencari, menemukan, menyimpulkan serta mengkomunikasikan sendiri berbagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai. Tugas
guru yang utama menurut pandangan ini adalah menyusun dan menciptakan berbagai situasi dan fasilitas yang memungkinkan anak belajar. Pendekatan ini dapat
dipergunakan dalam pembelajaran berbasis alam yang memungkinkan pendidik mengajak anak menggunakan berbagai sumber belajar lingkungan sekitar secara aktif.
Cara pandang ini berada satu titik vertikal dengan pendekatan pedosentris. Pada sisi yang berlawanan, cara pandang teacher centered menekankan pusat kegiatan
pembelajaran berada pada aktivitas guru dalam menguasai serta menyampaikan materi pembelajaran. Seluruh proses pembelajaran akan diwarnai dan didominasi oleh
keaktivitan guru dalam menguasai kelas dan materi pembelajaran. Cara pandang ini berada dalam satu titik vertikal dengan pendekatan materiosentris.
3. Pendekatan Discovery penemuan versus Ekspositori penyajian Pendekatan Discovery dikenal juga dengan istilah pendekatan penemuan. Pendekatan
ini mempunyai cara pandang yang memusatkan kegiatan pembelajaran pada upaya atau aktivitas anak didik untuk menemukan sendiri berbagai aspek pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai melalui berbagai pengalaman yang dirancang dan diciptakan guru. Melalui cara pandang ini, guru akan berusaha memikirkan bagaimana
menciptakan situasi belajar mengajar dengan ragam komponennya agar anak didik mau dan bisa mencari serta menemukan sendiri berbagai aspek pengetahuan, keterampilan
dan nilai-nilai. Pendekatan ini berada dalam satu titik vertikal dengan pedosentris berpusat pada kesanggupan atau kemampuan anak dan child centered berpusat pada
anak. Adapun pendekatan ekspositori lebih memandang aktivitas pembelajaran sebagai kegiatan guru melakukan ekspose atau penyampaian pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai.
4. Pendekatan Proses versus Pendekatan hasil Pendekatan proses dalam pembelajaran berbasis alam mengisyaratkan bahwa kegiatan
pembelajaran lebih mengedepankan pentingnya proses belajar sebagai proses pemerolehan berbagai ragam pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan oleh anak
sendiri. Adapun pendekatan hasil lebih menekankan pentingnya hasil belajar tanpa begitu mempedulikan proses yang dilalui oleh anak dalam belajar.
Model Pembelajaran Berbasis Alam PAUD Formal Non-Formal - 2007
10 5. Pendekatan Kongkrit versus Pendekatan abstrak
Pendekatan kongkrit merupakan cara pandang dalam proses pembelajaran yang lebih mengupayakan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan proses yang kongkrit.
Melalui pendekatan ini, proses pembelajaran akan diupayakan sedemikian rupa sehingga menjadi suatu yang kongkrit bagi anak, terutama menjadi hidup dalam
kehidupan sehari-hari. Adapun pendekatan abstrak merupakan cara pandangan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang lebih banyak menggunakan proses abstrak.
Proses seperti ini memberikan pemahaman yang verbalisme pada anak tentang berbagai ragam pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan tertentu.
6. Pendekatan Tematik Pendekatan tematik merupakan suatu cara pandang dalam menyelenggarakan
pembelajaran yang menggunakan berbagai konteks dalam kehidupan anak sehari-hari. Konteks itu sendiri terdiri dari benda, peristiwa, keadaan atau pengalaman yang berada
dalam kehidupan sehari-hari dan mungkin dialami oleh anak pada suatu waktu. Pemilihan konteks ini memungkinkan guru dapat mengembangkan suatu strategi
pembelajaran bermakna, utuh dan terpadu yang mengkaitkan antara pembelajaran satu dengan pembelajaran lainnya.
Pendekatan pembelajaran tematik lebih mengutamakan pembahasan berbagai konteks yang dimaksud, terutama aspek
pengalaman belajar siswa. Dengan demikian pembelajaran tematik menjadi bersahabat, menyenangkan, tetapi tetap bermakna bagi siswa. Dalam menanamkan
konsep atau pengetahuan dan keterampilan, anak didik tidak harus dilatih dalam bentuk drill, tetapi anak belajar melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya
dengan konsep lain yang sudah dipahami. Bentuk pembelajaran ini dikenal dengan pembelajaran terpadu dan pembelajarannya sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan anak didik.
Pembelajaran tematik harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Berpusat pada anak
b. Memberikan pengalaman langsung pada anak c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran e. Bersifat fleksibel
f. Hasil pembelajaran dapat berkembangan sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Adapun kriteria dalam mengembangkan pembelajaran tematik adalah : a. Pengalaman dan kegiatan belajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan anak. b. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak
c. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna. d. Mengembangkan keterampilan berpikir anak sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi e. Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan
tanggap terhadap gagasan orang lain. Pendekatan pembelajaran tematik memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
dengan bentuk pembelajaran yang tanpa menggunakan konteks tema. Beberapa keungulan yang dimaksud adalah:
a. Siswa mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu.
Model Pembelajaran Berbasis Alam PAUD Formal Non-Formal - 2007
11 b. Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi
mata pelajaran dalam tema yang sama. c. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
d. Kompetensi berbahasa bisa dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dan pengalaman pribadi anak.
e. anak lebih bergairah belajar karena mereka bisa berkomunikasi dalam situasi yang nyata, misalnya bertanya, bercerita, menulis deskripsi, menulis surat, dan
sebagainya untuk mengembangkan ketrampilan berbahasa sekaligus untuk mempelajari mata pelajaran lain.
f. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 kali pertemuan. Waktu
selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan atau pengayaan. g. Menyediakan kesempatan pada anak untuk terlibat langsung dengan objek yang
sesungguhnya. h. Menciptakan kegiatan yang melibatkan seluruh indera anak.
i. Membangun kegiatan dari minat anak. j. Membantu anak membangun pengetahuan baru.
k. Memberikan kegiatan dan rutinitas yang ditujukan untuk mengembangkan seluruh
aspek perkembangan. l. Mengakomodasi kebutuhan siswa akan kebutuhannya untuk kegiatan dan gerak
fisik, interaksi sosial, kemadirian, konsep diri yang positif. m. Memberikan kesempatan menggunakan permainan untuk menterjemahkan
pengalaman kepada pemahaman. n. Menghargai perbedaan individu, latar belakang, pengalaman di rumah yang dapat
dibawa anak ke kelas. Dalam mengembangkan pendekatan pembelajaran tematik guru dapat memperhatikan
hal-hal sebagai berikut : 1 Pembelajaran tematis dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
menjadi lebih bermakna dan utuh. 2 Dalam pelaksanaan pembelajaran tematis perlu memper-timbangkan antara lain
alokasi waktu setiap tema, memper-hitungkan banyak dan sedikitnya bahan yang ada di lingkungan.
3 Pilihlah tema dan jaringannya yang terdekat dengan anak. Contoh pengembangan jaringan tema dapat dijabarkan sebagai berikut :
Berdasarkan jaringan tema tersebut, guru dapat menentukan jumlah minggu yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tema. Kedalaman dan keluasan tema dan
jaringannya dibicarakan akan menentukan jumlah minggu yang dibutuhkan. Aku Diri
sendiri
Anggota Tubuh
Kepala Badan
Tangan Kaki
Kesukaan
Makanan-minuman Warna Pakaian
Olah raga Tempat Rekreasi
Ciri-ciri Tubuh
Gemuk-kurus Kerit ing-lurus
Tinggi-pendek
Identitas diri
Nama, alamat , ayah ibu
Model Pembelajaran Berbasis Alam PAUD Formal Non-Formal - 2007
12 4 Buatlah kegiatan umum pada masing-masing jaringan tema tersebut, misalnya
pada jaringan anggota tubuh ditemukan kegiatan menggambarmewarnai anggota tubuh, memasangkan anggota tubuh, menjiplak tubuh, menceritakan pengalaman
sakit dari anggota tubuh, menyampaikan cara merawat tubuh. 5 Pelajari struktur kompetensi standar kompetensi, dan kompetensi dasar, hasil
belajar dan indikator pada masing-masing bidang pengembangan TKRA. 6 Identifikasi dan kelompokan standar kompetensi yang dapat dicapai pada
masing-masing tema. 7 Buatlah “Matriks hubungan antara standar kompetensi dengan tema”.
Matriks ini berguna untuk memetakan keseluruhan hubungan antara tema dan standar kompetensi pada bulan atau satu semester program. Proses ini sekaligus akan
memberikan gambaran progress pembelajaran terintegrasi sebagai berikut :
B. Metode Pembelajaran Berbasis Alam