Efektivitas Humas PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) Melalui Media Monitoring Terhadap Motivasi Perolehan Informasi Bagi Karyawannya

(1)

iv

KARYAWANNYA

Oleh:

Arif Guntur Prasetio NIM. 41805081

Di bawah bimbingan:

Melly Maulin P, S.Sos., M.Si.

Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui sejauhmana efektivitas Humas PT Cipta TPI melalui media monitoring terhadap motivasi perolehan informasi bagi karyawannya. Sehingga untuk menjawab masalah tersebut peneliti menganalisa kredibilitas Humas, intensitas dan isi pesan media monitoring terhadap harapan, nilai, serta pertautan bagi karyawannya.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode survei dan teknik analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, wawancara, studi kepustakaan, dan internet searching. Populasi penelitian karyawan TPI, yang berjumlah 440 orang. Dengan menggunakan Stratified Proportional Random Sampling, maka diperoleh sampel penelitian berjumlah 81 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa besar korelasi antara kredibilitas

Humas dengan motivasi perolehan informasi karyawan adalah 0,299. Besar korelasi antara intensitas media monitoring dengan motivasi perolehan informasiadalah 0,359. Besar korelasi antaraisi pesanmedia monitoring dengan

motivasi perolehan informasi adalah 0,357. Besar korelasi antara efektifitas

Humas PT. Cipta TPI melalui media monitoring dengan harapan bagi karyawannya adalah 0,156. Besar korelasi antaraefektifitasHumas PT. Cipta TPI melalui media monitoring dengan nilai bagi karyawannya adalah 0,260. Besar korelasi antaraefektifitasHumas PT. Cipta TPI melaluimedia monitoringdengan

pertautan bagi karyawannya adalah 0,398. Besar korelasi antara efektifitas

Humas PT. Cipta TPI melalui media monitoring dengan motivasi perolehan informasi bagi karyawannya adalah 0,423. Hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis, mengisyaratkan bahwa H0ditolak dan H1diterima.

Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara

efektifitas Humas PT. Cipta TPI melalui media monitoring dengan motivasi perolehan informasi bagi karyawannya, Jadi dapat disimpulkan Jika efektivitas humas melalui media monitoring baik maka motivasi perolehan informasi karyawan PT. Cipta TPI sebagai komunikator baik.

Saran Dari segi penyajiannya, diharapkan disertai keterangan-keterangan sebagai pendukung dari isi media monitoring tersebut agar lebih menarik. Dari segi waktu terbitnyamedia monitoring,mohon di optimalkan lagi.


(2)

v EMPLOYEES

By:

Arif Guntur Prasetio NIM. 41805081

This Research under supervise of, Melly Maulin P, S.Sos., M.Si.

This study aims to identify the effectiveness of Public Relations of PT Cipta TPI through media monitoring of the acquisition of information for the employees motivation. So in order to solve these problems the researchers analyzed the credibility of Public Relations, intensity and content of monitoring media messages of hope, value, and the affinity for its employees.

The approach used in this research is quantitative with survey method and descriptive analysis techniques. Data collection techniques used were questionnaire, interview, literature, and Internet searching. TPI employees study population, which numbered 440 people. Using the Proportional Stratified Random Sampling, the sample obtained by totaling 81 people.

The results showed that the magnitude of correlation between the credibility of Public Relations with the acquisition of information on employee motivation is 0.299. Correlation between the intensity of monitoring the media with information acquisition motivation is 0.359. Correlation between the contents of monitoring media messages with motivational information acquisition is 0.357. Correlation between the effectiveness of Public Relations of PT. Cipta TPI through media monitoring with hope for their employees is 0.156. Correlation between the effectiveness of Public Relations of PT. Cipta TPI through monitoring the media for its employees value is 0.260. Correlation between the effectiveness of Public Relations of PT. Cipta TPI through the convergence of media monitoring for its employees is 0.398. Correlation between the effectiveness of Public Relations of PT. Cipta TPI through monitoring the media with the acquisition of information for employee motivation is 0.423. Results of data processing and testing of hypotheses, suggesting that H0 refused and H1 accepted.

Conclusion This study shows that the relationship between the effectiveness of Public Relations of PT. Cipta TPI through monitoring the media with the acquisition of information for employee motivation, with a correlation of 0.423 has a strong influence, direction and significant.

Advice From the aspect of its presentation, with details expected to support such monitoring of media content to be more menarik.Dari terms of the duration of the media monitoring publication, please on the increase again. From which only a week to once a day three times a week or more in a day.


(3)

1

1.1 Latar Belakang Penelitian

Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan yang mendasar baik bagi individu, lembaga, organisasi maupun pemerintahan. komunikasi tidak dapat dihindarkan dari kehidupan sehari-hari. Melalui komunikasi, setiap manusia dapat menyampaikan apa yang ada di dalam pikirannya baik berupa pengiriman lambang-lambang seperti yang disampaikan oleh Bernard Berelson dan Gary Steiner ”Komunikasi adalah transmisi informasi.”(Mulyana 2007:62)

Dalam komunikasi, kita memerlukan sebuah alat perantara yang biasa disebut media. Media komunikasi sangat berperan dalam mempengaruhi perubahan perilaku individu.

“Dalam ilmu komunikasi, tipe komunikasi menurut Edward Sapir dibagi menjadi tipe komunikasi primer dan sekunder. Tipe komunikasi primer bersifat langsung, face to face baik dengan menggunakan bahasa, gerakan yg diartikan secara khusus ataupun aba2. Tipe komunikasi ini bisa berbentuk pertemuan (inter-personal), kelompok (kuliah) maupun massa (tabligh akbar). Betapapun besarnya, pengaruh komunikasi jenis ini tidak dapat melalui sebuah wilayah geografis yg sangat sempit dan terbatas. Sementara tipe komunikasi sekunder adalah komunikasi yang menggunakan alat, media seperti menggunakan surat (inter personal), menonton pagelaran nasyid (kelompok), maupun media koran atau TV (massa), yg berfungsi untuk melipatgandakan penerima, sehingga dpt mengatasi hambatan geografis dan waktu.1

1

http://www.al-ikhwan.net/peran-media-komunikasi-modern-tv-sebagai-sarana-untuk-menghancurkan-29/


(4)

Menurut Everett M.Rogers : “komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”.(Mulyana 2007:69)

Definisi komunikasi diatas merupakan bagian konseptualisasi komunikasi sebagai tindakan satu arah. Hal ini sesuai dengan konsep komunikasi khususnya media massa.

“Lasswell mengemukakan fungsi media di masyarakat adalah untuk: pengawasan (surveillance), yaitu menyampaikan informasi-informasi tentang lingkungan; korelasi (correlation), yaitu memberikan opsi atau pilihan untuk menyelesaikan masalah; dan transmisi (transmission), yaitu melakukan sosialisasi dan pendidikan. Kemudian wright menambahkan satu fungsi lagi yaitu untuk hiburan (entertainment)”.2

Banyak ahli mendefinisikan apa itu media massa. Dari sekian definisi itu dapat kita kemukakan garis besarnya media massa adalah perangkat dari komunikasi massa yang digunakan untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus-menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara. Segala isi dan peristiwa yang ada menjadi sumber informasi bagi media massa. Selanjutnya, media massa mempunyai tugas dan kewajiban selain menjadi sarana dan prasarana komunikasi untuk mengakomodasi segala jenis isi dunia dan peristiwa-peristiwa di dunia ini melalui pemberitaan atau publikasinya dalam aneka wujud (berita, artikel, laporan penelitian, dan lain sebagainya) dari yang kurang menarik sampai

2


(5)

yang sangat menarik, dari yang tidak menyenangkan sampai yang sangat menyenangkan tanpa ada batasan kurun waktu.

Salah satu bentuk media massa adalah televisi. Televisi saat ini merupakan media massa yang “terpopuler” di kalangan masyarakat dunia terutama masyarakat Indonesia. Hampir 90 persen penduduk di negara-negara berkembang mengenal dan memanfaatkan televisi sebagai sarana hiburan, informasi, edukasi dan lain sebagainya. Televisi tidak membatasi diri hanya untuk konsumsi kalangan tertentu saja namun telah menjangkau konsumen dari semua kalangan masyarakat tak terkecuali remaja dan anak-anak.

Dari sekian banyak perusahaan yang memanfaatkan media televisi sebagai media dalam menyebarkan berbagai kandungan informasi, pesan-pesan yang dalam kecepatan tinggi menyebar ke seluruh kalangan masyarakat adalah PT. Cipta TPI. TPI pertama kali mengudara pada 1 Januari 1991 selama 2 jam dari jam 19.00-21.00 WIB. TPI diresmikan Presiden Soeharto pada 23 Januari 1991 di Studio 12 TVRI Senayan, Jakarta Pusat. Pada awal pendiriannya tahun 1991 TPI hanya ingin menyiarkan siaran edukatif saja. Saat itu TPI hanya mengudara 4 jam. Salah satunya dengan bekerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyiarkan materi pelajaran pendidikan menengah. Sejak itu TPI mengudara 4 jam, lalu sejak 1 Juni 1991 menjadi 6,5 jam. Lalu menjelang akhir 1991 sudah 8 jam. Pada tahap awal pendiriannya, TPI berbagi saluran dengan televisi milik pemerintah, TVRI. Perlahan-lahan mereka mengurangi misi edukatif, dengan


(6)

juga menyiarkan acara-acara lain, termasuk kuis-kuis dan sinetron sebagai selingan.

Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang media pertelevisian PT. Cipta TPI memiliki karyawan yang tentu saja kompeten dibidangnya masing-masing serta mampu memberikan kontribusi terhadap perusahaan tempat dia bekerja,tidak hanya terbatas pada tenaga tapi juga pikiran, ide, improvement agar semua yg mereka kerjakan bisa mendapatkan hasil maksimal baik dari segi kualitas, kuantitas dan efisiensi waktu. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas karyawannya adalah ketersediaan informasi tentang perusahaan dimana dia bekerja.

Pada saat ini perkembangan teknologi komunikasi sangat pesat, oleh karena itu banyak lembaga, organisasi dan perusahaan berlomba mendapatkan informasi-informasi yang tersebar, Salah satu caranya adalah dengan media monitoring. Media monitoring adalah sebuah kegiatan yang lumrah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang intinya adalah memantau informasi di berbagai media massa tentang perusahaan tersebut atau pun yang berkaitan dengan perusahaan atau lembaga tersebut

Lebih lanjut seperti pendapat R. Wayne Pace dan Don F. Faules yang diterjemahkan oleh Deddy Mulyana

“Informasi tidak mengalir secara harfiah. Kenyataannya, informasi sendiri tidak bergerak. Yang sesungguhnya terlihat adalah penyampaian suatu pesan, interprestasi penyampaian tersebut, dan penciptaan penyampaian lainnya. Penciptaan, penyampaian dan interpretasi pesan merupakan proses yang mendistribusikan pesan-pesan keseluruh organisasi.”(Mulyana 2005:170)


(7)

Penjelasan di atas mengindikasikan bahwa informasi secara tetap dan berkesinambungan diciptakan, ditampilkan, dan diinterpretasikan. pada umumnya dalam proses ini peranan public relation atau humas sebuah organisasi, lembaga ataupun perusahaan sangat diperlukan untuk menyebarkan informasi yang di dapat kepada publik internal atau kedalam perusahaan.

Dalam hal ini Publik Relation atau Humas menyebarkan informasi yang didapat dari kegiatan Media Monitoring kepada public internal perusahaan, salah satu perusahaan yang dimana Public relation atau Humasnya melakukan kegiataan rutin Media Monitoring adalah PT. cipta TPI.

“PR adalah upaya untuk menggunakan informasi, persuasi, dan penyesuaian, untuk menghidupkan dukungan publik atas suatu kegiatan atau suatu sebab. (E.L. Berneys, USA, 1956)”(Herimanto, Rumanti, Indrojiono 2007:7)

Ditengah ketatnya persaingan didunia pertelevisian, informasi mutlak diperlukan oleh perusahaan. Informasi yang berhubungan dengan lembaga atau perusahaan kemudian olehpublic relationperusahaan disebarkan kepada publik internal.

Media yang digunakan oleh public relation PT.Cipta TPI dalam menyebarkan informasi yang didapat dari kegiatan media monitoring adalah dengan menggunakan media softboard, seluruh hasil dari kegiatan Media


(8)

Monitoring disebarluaskan dimedia softboard yang posisi letaknya mudah untuk diakses seluruh karyawan.

“Guetzkow (1965) menyatakan bahwa aliran informasi dalam suatu organisasi dapat terjadi dengan tiga cara : serentak, berurutan, atau kombinasi dari keduanya.”(Mulyana 2005:171)

Karyawan merupakan salah satu unsur yang sangat penting didalam sebuah perusahaan, kegiatan didalam perusahaan akan berjalan dengan baik apabila memiliki karyawan yang bekerja secara profesional dibidangnya masing-masing, terlebih bagi sebuah perusahaan yang bergerak dibidang penyiaran seperti PT. Cipta TPI. Karyawan dari sebuah perusahaan yang bergerak dibidang penyiaraan tentu saja mutlak harus memiliki wawasan dan informasi yang akurat serta baru, dikarenakan tuntutan pekerjaan dibidang penyiaran memerlukan karyawan-karyawan yang up to date terhadap informasi-informasi yang beredar di khalayak umum maupun didalam perusahaan itu sendiri. Untuk itulah pentingnya motivasi karyawan untuk mendapatkan informasi.

Motivasi karyawan TPI akan muncul apabila karyawan merasa puas akan informasi yang didapatnya dalam hal ini mempengaruhi langsung terhadap kepuasan individu, Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan


(9)

banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.

Lebih lanjut seperti di ungkapkan oleh Gray (dalam Winardi, 2002) berpendapat bahwa “motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.”

Jadi tindakan seseorang didasarkan oleh dorongan-dorongan dalam dirinya (motivasi) maupun dari luar dirinya dan motivasi itu sendiri sangat erat kaitanya dengan kesadaran atau pengetahuan-pengetahuan tentang sesuatu obyek yang mana semua ini dapat menimbulkan motivasi untuk memperoleh informasi. Seperti pendapat yang di kemukakan oleh Victor H. Vroom,

“motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya. Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.”3

3


(10)

Teori ini dikemukakan oleh Victor Vroom yang mendasarkan teorinya pada tiga konsep penting, yaitu :

• Harapan (expentancy) • Nilai (Valence)

• Pertautan (Inatrumentality)

Efektivitas adalah kemampuan komunikator dalam hal menyita perhatian komunikan sebagai langkah awal dalam menyampaikan pesan yang dapat berkembang menjadi pemberian respon (baik respon positif maupun negatif) terhadap pesan yang dikomunikasikan.

Hal ini merupakan hal yang sangat penting dimana hal-hal seperti itulah yang mempengaruhi kinerja dan motivasi para karyawan untuk memperoleh informasi mengenai perusahaan tempat ia bekerja salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan akan informasi, keinginan untuk memperoleh informasi serta kepuasan akan informasi yang didapat. Di dalam strategi komunikasi terdapat beberapa hal tentang bagaimana menyampaikan suatu pesan untuk menumbuhkan dan merangsang pikiran, perasaan sehingga timbul motivasi dari diri karyawan untuk memperoleh informasi sehingga para karyawan itu sendiri dapat menyadari tanggung jawab secara pribadi khususnya dan tanggung jawab terhadap perusahaan pada umumnya.

Oleh sebab itu berdasarkan uraian diatas, pada penelitian ini, maka peneliti menyimpulkan rumusan masalah yang akan diteliti yaitu :

”Sejauhmana Efektivitas humas PT. Cipta TPI melalui Media


(11)

1.2 Identifikasi Masalah

Dikarenakan rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang sangat luas. Maka untuk memberi arah pada rumusan masalah yang sudah disusun, peneliti juga menyusun identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Sejauhmana kredibilitas Humas PT. Cipta TPI melalui media monitoring sebagai komunikator terhadap motivasi perolehan informasi bagi karyawannya ?

2. Sejauhmana intensitas Media Monitoring terhadap motivasi perolehan informasi bagi karyawannya ?

3. Sejauhmana isi pesan Media Monitoring terhadap motivasi perolehan informasi bagi karyawannya ?

4. Sejauhmana efektivitas Humas PT. Cipta TPI melalui Monitoring terhadap harapan dalam memperoleh informasi bagi karyawannya? 5. Sejauhmana efektivitas Humas PT. Cipta TPI melalui media monitoring

terhadap nilai dalam memperoleh informasi bagi karyawannya?

6. Sejauhmana efektivitas Humas PT. Cipta TPI melalui media monitoring terhadap pertautan dalam memperoleh informasi bagi karyawannya? 7. Sejauhmana efektivitas Humas PT. Cipta TPI melaluiMedia Monitoring


(12)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari Penelitian ini adalah untuk menjelaskan dapat atau tidaknya Humas PT. Cipta TPI melaluiMedia Monitoringdalam memotivasi karyawannya untuk memperoleh informasi. Khususnya informasi tentang perusahaan dimana mereka bekerja.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kredibilitas Humas PT. Cipta TPI melaluimedia monitoring sebagai komunikator terhadap motivasi perolehan informasi bagi karyawannya.

2. Untuk mengetahui intensitas Media Monitoring terhadap motivasi perolehan informasi bagi karyawannya.

3. Untuk mengetahui isi pesan Media Monitoring terhadap motivasi perolehan informasi bagi karyawannya.

4. Untuk mengetahui efektivitas Humas PT. Cipta TPI melaluimedia monitoring terhadap harapan dalam memperoleh informasi bagi karyawannya.

5. Untuk mengetahui efektivitas Humas PT. Cipta TPI melaluimedia monitoring terhadap nilai dalam memperoleh informasi bagi karyawannya.


(13)

6. Untuk mengetahui efektivitas Humas PT. Cipta TPI melaluimedia monitoring terhadap pertautan dalam memperoleh informasi bagi karyawannya.

7. Untuk mengetahui efektivitas Humas PT. Cipta TPI melaluiMedia Monitoring terhadap motivasi perolehan informasi bagi karyawannya.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan: dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang terkait dengan pengaruh motivasi perolehan informasi dan kompensasi terhadap wawasan karyawan PT. Cipta TPI tentang perusahaan maupun yang berkaitan dengan perkembangan dunia penyiaran.

1.4.2 Kegunaan Praktis

a. Untuk Peneliti

Sebagai satu bentuk aplikasi keilmuan yang selama perkuliahan diterima secara teori, selain itu berguna sebagai pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian dan memunculkan pemikiran baru tentang kegiatan humas yaituMedia Monitoring.


(14)

diharapkan dapat menjadi literatur dan acuan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya.

c. Untuk Perusahaan

Penelitian ini semoga dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi bagi PT. Cipta TPI khususnya dalam hal Media Monitoring untuk melihat sudah efektif atau tidaknya kegiatan tersebut dalam memotivasi karyawannya dalam memperoleh informasi

1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Kerangka Teoritis

Penelitian ini mengambil judul “efektivitas Humas PT. Cipta TPI melalui Media Monitoring terhadap motivasi perolehan informasi bagi karyawan PT. Cipta TPI”. Media Monitoring termasuk bagian salah satu media Humas yang termasuk dalam kegiatan internal Humas, Media Monitoring berisi segala bentuk informasi yang berkaitan dengan perusahaannya yang kemudian di sebarkan kepada karyawan.

Efektivitas humas dalam menyediakan informasi melalui “media monitoring” meliputi intensitas dari kegiatan media monitoring, serta bobot ataupun isi dari pesan yang berkaitan dengan perusahaan tempatnya bekerja yang di sampaikan kepada para karyawan sehingga para karyawan merasa tertarik dan merasa keterkaitan dengan perusahaan tempat dimana dia bekerja. Menurut Onong Uchjana Effendy (Effendy, 1989 : 14). Efektivitas adalah “Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan


(15)

sesuai dengan biaya yang dianggarkan waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan”.

Bagian humas perlu mengetahui bagaimana setiap karyawan memiliki motivasi atas perolehan informasi yang diberikan bagian humas melalui Media Monitoringkepada karyawan.

“PR adalah upaya untuk menggunakan informasi, persuasi, dan penyesuaian, untuk menghidupkan dukungan publik atas suatu kegiatan atau suatu sebab.” (E.L. Berneys, USA, 1956)”(Herimanto, Rumanti, Indrojiono 2007:7)

Motivasi pada individu seperti dikatakan oleh Victor Vroom didasari oleh tiga konsep penting yaitu:

 Harapan : yaitu dimana Setiap individu percaya bahwa bila ia berprilaku dengan cara tertentu, ia akan memperoleh hal tertentu. Ini disebut sebuah harapan hasil (outcome expectancy) sebagai penilaian subjektif seseorang atas kemungkinan bahwa suatu hasil tertentu akan muncul dari tindakan orang tersebut.

 Nilai : karena Setiap hasil mempunyai nilai, atau daya tarik bagi orang tertentu. Ini disebut valensi (valence) sebagai nilai yang orang berikan kepada suatu hasil yang diharapkan.

 Pertautan : dimana Setiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa sulit mencapai hasil tersebut. Ini disebut harapan usaha (effort expectancy) sebagai kemungkinan bahwa usaha seseorang akan menghasilkan pencapaian suatu tujuan tertentu.


(16)

Berangkat dari penjelasan diatas, inti teori ini terletak pada pendapat yang mengatakan kecenderungan seseorang bertindak dengan cara tertentu tergantung pada kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut (memperoleh informasi) akan diikuti oleh suatu hasil tertentu dan pada daya taruk dari hasil itu bagi orang yang bersangkutan.

Dinyatakan dengan cara lain teori harapan berkata bahwa “apakah seseorang mempunyai keinginan untuk menghasilkan karya pada waktu tertentu tergantung pada tujuan-tujuan khusus orang yang bersangkutan dan pada persepsi orang tersebut tentang nilai suatu informasi sebagai wahana untuk mencapai tujuan tersebut”. (siagian 2004:180)

1.5.2 Kerangka Konseptual

Kerangka ini berisi tentang pengaplikasian dari kerangka teoritis dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti. Pengaplikasian ini meliputi kombinasi antara unsur-unsur yang terkandung pada tiap teori yang telah diterapkan. Berkaitan dengan motivasi karyawan dalam memperoleh informasi yang diberikan ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.

Teori motivasi berdasar teori harapan mencakup tiga dasar pemikiran yang saling berhubungan satu sama lain ketiga dasar pemikiran itu adalah aspek harapan karyawan terhadap informasi yang diberikan oleh humas melalui media monitoring yang dimaksud disini ialah sampai sejauh mana seorang karyawan merasa pentingnya hasil atau imbalan yang diperoleh dalam memperoleh informasi. Artinya sampai sejauh mana hasil yang diperoleh dari informasi yang diberikan memainkan peranan dalam pemuasan


(17)

kebutuhan-kebutuhan yang belum terpuaskan. Aspek yang selanjutnya ialah aspek nilai yang memiliki maksud akibat dari prilaku tertentu dalam hal ini memperoleh informasi mempunyai nilai atau martabat tertentu (daya atau nilai motivasi) bagi setiap individu tertentu.sedangjan aspek pertautan adalah Setiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa sulit mencapai hasil tersebut. Ini disebut harapan usaha (effort expectancy) sebagai kemungkinan bahwa usaha seseorang akan menghasilkan pencapaian suatu tujuan tertentu.

Maka dari itu efektivitas dari kegiatan yang dilakukan oleh publik relation atau humas PT. Cipta TPI yang berupa media monitoring sangat mutlak dan erat kaitannya dalam memotivasi karyawannya dalam memperoleh informasi yang disediakan melalui penyampaian pesan secara intensif dengan proses komunikasi dan jangka waktu yang berkelanjutan. kegiatan media monitoring tersebut memberikan penerangan terus-menerus serta pengertian dan memotivasi para karyawan terhadap suatu informasi yang secara langsung berkaitan dengan perusahaan dimana mereka bekerja. Selain intensitas perlu juga di perhatikan isi pesannya, apakah menarik atau tidak bagi karyawan, karena dengan ketertarikan tersebut akan menimbulkan motivasi pada diri karyawan. Maka dapat digambarkan melalui bagan sebagai berikut pada gambar 1.1:


(18)

Gambar 1.1

Gambar Kerangka Konseptual

Efektivitas Humas PT. Cipta TPI melaluimedia monitoring

Kredibilitas Humas PT. Cipta TPI melaluimedia monitoringterhadap motivasi perolehan informasi karyawan

Intensitasmedia monitoring

Isi pesan yang disampaikan melaluimedia monitoring

Motivasi perolehan informasi karyawan

Harapan:

Karyawan memperoleh informasi

Nilai:

Kebutuhan informasi karyawan terpenuhi

Pertautan:

Nilai hasil dari informasi yang didapat


(19)

Berdasarkan penjelasan di atas teori motivasi dalam memperoleh informasi karyawan akan tumbuh apabila tingkat keyakinan pada tujuan-tujuan khusus karyawan yang bersangkutan serta pada persepsi tentang nilai suatu informasi sebagai wahana untuk mencapai tujuan tersebut, yang mempengaruhi keinginan untuk memperoleh informasi yang disediakan melalui media monitoring.

1.6 Operasionalisasi Variabel Variabel X

Efektivitas Humas PT.Cipta TPI sebagai komunikator melalui media monitoring. Efektivitas adalah kemampuan komunikator dalam hal menyita perhatian komunikan sebagai langkah awal dalam menyampaikan pesan yang dapat berkembang menjadi pemberian respon (baik respon positif maupun negatif) terhadap pesan yang dikomunikasikan.

Variabel Y

Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia., dan merupakan suatu proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan.secara garis besar dengan faktor-faktor yang dapat memberikan rasa kepuasan dari informasi yang didapat berkaitan harapan, nilai, pertautan. yang dapat menimbulkan motivasi dalam memperoleh informasi bagi karyawan.


(20)

Tabel 1.1

Operasionalisasi Variabel

No Variabel Indikator Alat Ukur

1 Efektifitas - Kredibilitas Humas PT.cipta TPI sebagai komunikator melalui media monitoring

Kemampuan

Kepercayaan

- Intensitas Frekuensi pemakaian Durasi

- Isi Pesan Kejelasan pesan

Kelengkapan pesan Aktualitas pesan 2 Motivasi

perolehan Informasi

- Harapan Kemajuan prestasi

kerja

Aktualisasi diri

- Nilai Pentingnya informasi

Keterkaitan informasi

- Pertautan Pengalaman

Ketertarikan

1.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara yang dianggap besar kemungkinannya menjadi jawaban yang benar.

“Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban-jawaban sementara dan masih harus dibuktikan kebenarannya” (arikunto, 1995 : 21)

Hipotesis induk dalam Penelitian ini adalah :

Jika efektivitas humas melalui media monitoring baik maka motivasi perolehan informasi karyawan PT. Cipta TPI sebagai komunikator baik.


(21)

1.8 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian kuantitatif. penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya serta terdiri dari banyak bentuk baik survei, eksperimen, korelasi, dan regresi.. Metode yang digunakan adalah “Metode Survei” dengan “teknik analisis Korelasional”

Metode Survei adalah “suatu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data-data dari fenomena yang berlangsung dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi, sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok atau daerah.”( Natzir,1988:63).

1

.9 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data 1.9.1 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Angket

Usaha untuk mengumpulkan data dan informasi pada suatu penelitian berupa sejumlah pertanyaan tertulis yang diedarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban. Dalam penelitian ini angket akan disebarkan kepada karyawan PT. Cipta TPI.

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam metodesurveymelalui daftar pertanyaan yang di ajukan secara lisan terhadap responden. (Ruslan ,2004 :23). Pertanyaan diajukan kepada karyawan divisi corporate secretaryPT.Cipta TPI.

3. Studi Pustaka

Dilakukan untuk memperkaya data dan informasi yang menunjang penelitian melalui sumber-sumber data ilmiah serta sumber-sumber lain yang relevan, seperti mengumpulkan referensi buku yang berhubungan dengan judul penelitian dan berhubungan juga dengan lembaga yang diteliti.


(22)

4. internetsearching

pencarian suatu bahan maupun data dengan menggunakan fasilitas internet. Dalam melakukan internet searching biasanya kita gunakan search engine sebagai mesin pembantu dalam pencarian situs tersebut. Search engineadalah sebuah fasilitas (web) yang bisa mencarilinksdari situs lain.

1.9.2 Teknik Analisa Data

Setelah sejumlah data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini terkumpul, peneliti kemudian melakukan teknik analisa data. Adapun tahap-tahap dalam pengumpulan data tersebut sebagai berikut :

1. Pengeditan (editing)Pengeditan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang diperlukan terhadap data penelitian. (Ruslan 2000 : 15). Pengeditan yang dilakukan dengan mengecek kelengkapan seluruh data dan informasi yang peneliti peroleh.

2. melakukan validitas dan reabilitas pada angket yang telah sebarkan sebelum diukur, sedangkan reabilitas menunjukan pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai skala pengukuran tertentu

3. Pemberian Kode (coding)Coding adalah mengidentifikasikan jawaban atau fakta yang mempunyai karaktaristik yang sama dan menyusun kedalam kelompok atau kelas yang diklasifikasikan.(Syamsudin 2000 : 15) Data dimasukan kedalamCoding book(buku koding) dan coding sheet (lembar koding).

4. Mentabulasikan DataTabulasi adalah ringkasan, pengaturan, penyusunan dari dalam tabel atau format ringkasan lainnya (Ruslan


(23)

2003 : 58). Setelah data-data dan informasi telah terkumpul, maka peneliti menata dan menyusunnya dengan baik untuk disajikan dalam tabel guna tujuan penelitian. Mentabulasikan data adalah menyajikan data dalam sebuah tabel (tabel induk dan kemudian tabel tunggal) sesuai tujuan analisa data.

5. Data yang ditabulasikan, dianalisis dengan koefisien korelasi Rank Spearman. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan cara memindahkan data kuantitatif kedalam data kualitatif, dengan cara pemberian skor atas pilihan yang diberikan oleh setiap responden, pemberian skor dimaksudkan untuk memindahkan data kualitatif yang berupa jawaban responden atas pertanyaan dalam angket kedalam nilai kuantitatif.

1.10 Populasi dan Sampel

1.10.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2002:15). Menurut Jalaludin Rakhmat dalam bukunya yang berjudul “Metode Penelitian Komunikasi” mengatakan bahwa bagian yang diamati itu disebut sampel sedangkan kumpulan objek penelitian disebut populasi (Rakhmat, 2002 : 78). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan/staff PT. Cipta TPI yang berjumlah 440 orang dengan rincian seperti dalam tabel 1.2 berikut :


(24)

Tabel 1.2

Populasi karyawan/staffPT. Cipta TPI N=440

DIVISI JUMLAHSTAFF

HR & GSDivision 23

Corporate secretary Division 16

Finance & Accounting Division 50

Technology Division 67

Programming Division 39

Production Division 114

Creative development Division 60

Sales & Marketing Division 71

JUMLAH 440

1.10.2 Sampel

Sampel merupakan sub dari seperangkat elemen yang dipilih untuk dipelajari. (Sarwono, 2001:75)

Dalam mengambil sampel peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel secara Proporsional Random Sampling (proportionate stratified random sampling), teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. (Sugiyono, 2003 : 60)


(25)

Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus dari Yamane (Jalaluddin Rakhmat 1995 : 82), sebagai berikut :

N n =

N . (d)2+ 1

Keterangan :

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

d = Nilai presisi atau tingkat kesalahan yang ditetapkan sebesar 10% Kemudian dari rumus tersebut akan didapatkan jumlah sampel dari populasi yang jumlahnya 440 orang sebagai berikut :

440

n =

440. (10/100)2+ 1

n = 440

470.0,01+1 440

n = 5.4= 81.481 = dibulatkan menjadi 81 Responden

untuk menghitung sampel karyawan menurut divisinya di pakai rumus sebagai berikut:

pk

nk = .n

p

Keterangan :


(26)

pk =Jumlah populasi yang terdapat dalam kelompok kerja

p =Jumlah populasi keseluruhan

n =Jumlah seluruh anggota sampel

Tabel 1.3

Sampel Karyawan/Staff

DIVISI JUMLAH POPULASI RUMUS PENGHITUNGAN JUMLAH SAMPEL

HR & GSDivision 23 nk = 23/440 . 81 nk =4

4

Corporate secretary Division

16 nk = 16/440 . 81

nk = 3

3

Finance & Accounting Division

50 nk = 50/440 . 81

nk = 9

9

Technology Division

67 nk = 67/440 . 81

nk = 12

12

Programming Division

39 nk = 39/440 . 81

nk = 8

8

Production Division

114 nk = 114/440 . 81

nk = 21

21

Creative development

Division

60 nk = 60/440 . 81

nk = 11


(27)

Sales & Marketing Division

71 nk = 71/440 . 81

nk = 13

13

JUMLAH 440 81 81

1.11 Lokasi dan waktu Penelitian 1.11.1 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di kantor pusat PT. Cipta TPI yang beralamat di, JL Pintu II – TMII Jakarta 13810, Indonesia. Telp. 021-8412473, Fax. 021-8412470.

1.11.2 Waktu penelitian

Penelitian yang akan penulis laksanakan dimulai pada bulan Februari sampai dengan bulan Juli 2010, mengenai Jadwal Penelitian.. Mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga ke penyelesaian dengan perincian waktu pada table 1.3 berikut :

Tabel 1.3

Waktu kegiatan penelitian

No Uraian

Maret April Mei juni Juli

I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1 Persiapan

Pengajuan judul Acc judul Bertemu pembimbing


(28)

Penulisan Bab I Bimbingan Penulisan Bab II Bimbingan Penulisan Bab III

2

Pengumpulan Data

Perusahaan Penyebaran Kuesioner Bimbingan

3

Pengolahan Data

Penulisan Bab IV Bimbingan

4

Penulisan Bab V Bimbingan

5

Penyusunan skripsi Bimbingan


(29)

1.12 Sistematika Penelitian

Dalam upaya mendapatkan penulisan yang baik serta Integritas hubungan yang menyeluruh pada penelitian, maka pada bagian ini akan dijelaskan secara garis besar tentang sistematika pembahasan dari masing-masing bab. Adapun Sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Bab ini menjabarkan bagaimana masalah tersebut muncul dan menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian (kegunaan teoritis dan praktis), kerangka pemikiran (kerangka teoritis dan konseptual), oprasionalisasi variabel, metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, populasi dan sampel, hipotesis, waktu dan lokasi penelitian, serta yang terakhir adalah sistematika penulisan atau penelitian.

BAB II Tinjauan Pustaka

Pada Bab ini menjabarkan berbagai tinjauan, yaitu diantaranya tinjauan tentang Ilmu Komunikasi, konteks penelitian yang digunakan, hubungan masyarakat (HUMAS), tinjauan mengenai variabel X dan variabel Y, media massa. dan yang terakhir tinjauan mengenai populasi (karyawan).


(30)

BAB III Objek Penelitian

Pada Bab ini hanya menjabarkan Objek dari penelitiannya saja. Yaitu di mulai dari tinjauan tentang Instansi (sejarah dari Instansi dan bagian Humasnya, penjelasan logo, visi&misi instansi) dan yang terakhir tinjauan tentang populasi.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini menjabarkan hasil dari penelitian dan pembahasan. Yaitu menguraikan mengenai analisis data yang diperoleh dari pengisian angket. Hal ini dilakukan untuk menjawab identifikasi masalah yang telah dirumuskan.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini berisikan kesimpulan penelitian dari hasil pembahasan yang ada pada identifikasi masalah, dan berisi saran-saran praktis (membagun) yang ditujukan pada lembaga tempat penelitian.


(31)

29

2.1 Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi 2.1.1 Pengertian Ilmu Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa InggrisCommunicationmenurut asal katanya berasal dari bahasa latin Communicaten, dalam perkataan ini bersumber dari kata Communis yang berarti sama, sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dikomunikasikan, yakni baik si penerima maupun si pengirim sepaham dari suatu pesan tertentu (Effendy, 2003:9).

Pengertian komunikasi secara etimologis diatas adalah bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanyainformative, yakni agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan.

Menurut Carl. I. Hovland memperluas pengertian komunikasi dengan tujuan perubahan perilaku, ini berarti bahwa komunikasi bukan sekedar memberitahu, tetapi juga berupaya mempengaruhi agar seseorang atau sejumlah orang melakukan kegiatan atau tindakan yang diinginkan oleh komunikator, akan tetapi seseorang akan dapat mengubah sikap pendapat atau perilaku orang lain apabila komunikasinya itu bersifat komunikatif, yakni


(32)

pesan-pesan yang disampaikan tidak hanya di mengerti oleh komunikator tetapi juga di mengerti oleh komunikan untuk mencapai suatu komunikasi yang bersifat komunikatif., maka seorang komunikator harus mengetahui dahulu kerangka berfikir (Frame Of Reference) dan pengalaman (Field Of Experience) calon komunikan.

Mengenai tujuan komunikasi R. Wayne Pace, Brent. D. Peterson dan M. Dallas Burnett mengatakan “Bahwa tujuan sentral dari komunikasi meliputi tiga hal utama, yakni: To Secure Understanding (memastikan pemahaman), To Establish Acceptance (membina penerimaan), To Motivate Action (motivasi kegiatan). (Effendy, 1986; 63).

Jadi pertama-tama haruslah diperhatikan bahwa komunikan itu memahami pesan-pesan komunikasi, apabila komunikan memahami berarti adanya kesamaan makna antara komunikator dengan komunikan, karena tidak mungkin memahami sesuatu tanpa terlebih dahulu adanya kesamaan makna (Communis). Jika komunikan memahami dapat diartikan menerima, maka penerimaannya itu perlu dibina selanjutnya komunikan dimotivasi untuk melakukan suatu kegiatan. Uraian tersebut jelas, bahwa pada hakekatnya komunikasi itu adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku orang lain, baik secara langsung melalui lisan maupun tidak langsung memalui media proses komunikasi.

Proses komunikasi pada dasarnya adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan seseorang komunikator kepada komunikan, pesan itu bisa berupa gagasan, informasi, opini dan lain-lain. Dalam prosesnya Mitchall. N.


(33)

Charmley memperkenalkan 5 (lima) komponen yang melandasi komunikasi, yaitu sebagai berikut :

- Sumber (Source)

- Komunikator (Encoder) - Pertanyaan/Pesan (Message) - Komunikan (Decoder) - Tujuan (Destination)

(Susanto, 1988;31)

Unsur-unsur dari proses komunikasi diatas, merupakan faktor penting dalam komunikasi, bahwa pada setiap unsur tersebut tersebut oleh para ahli komunikasi dijadikan objek ilmiah untuk ditelaah secara khusus. Proses komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Komunikasi Verbal

Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis symbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk ke dalam kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Bahasa dapat juga dianggap sebagai suatu system kode verbal.

2. Komunikasi non verbal

Secara sederhana pesan non verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi non verbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsang verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima. (Mulyana, 2007 : 237)

Lasswel menerangkan bahwa cara terbaik untuk menerangkan komunikasi ialah menjawab pertanyaan, “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect”, dibawah ini adalah penjelasannya


(34)

Gambar 2.1

Model Lasswel

No Pertanyaan Jawaban

1.

2.

3.

4.

5.

Siapa (Who) ?

Mengatakan apa (Says What) ?

Melalui saluran apa (In Which Channel) ?

Kepada siapa (To Whom) ?

Dengan efek apa (With What Effect) ?

Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan.

Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang

Media : Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.

Komunikan : orang yang menerima pesan.

Efek : dampak sebagai pengaruh pesan

(Sumber : Effendy, 1993 : 253)

Paradigma Lasswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

- Komunikator (communicator, source, sender)

- Pesan (message)

- Media (channel, media)

- Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)

- Efek (effect, impact, influence)

Berdasarkan paradigma Laswell di atas, dapat kita simpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.


(35)

2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya yang berjudulDinamika Komunikasi, bahwa dari berbagai pengertian komunikasi yang telah ada, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Komponen atau unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

- Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan;

- Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang;

- Komunikan : Orang yang menerima pesan;

- Media : Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya;

- Efek : Dampak sebagai pengaruh dari pesan. (Effendy, 2003 : 6)

2.1.3 Sifat Komunikasi

Sifat komunikasi ada beberapa macam, yaitu : 1. Tatap muka (face-to-face)

2. Bermedia (Mediated) 3. Verbal (Verbal)

- Lisan (Oral) - Tulisan

4. Non verbal (Non-verbal)


(36)

- Bergambar (Pictorial) (Effendy, 2002:7)

Dalam penyampaian pesan, seorang komunikator (pengirim) dituntut untuk memiliki kemampuan dan sarana agar mendapat umpan balik (Feedback) dari komunikan (penerima), sehingga maksud dari pesan tersebut dapat di penuhi dengan baik dan berjalan efektif. Komunikasi dengan tatap muka (face-to-face) dilakukan antara komunikator dengan komunikan secara langsung, tanpa menggunakan media apapun kecuali bahasa sebagai lambang atau simbol komunikasi bermedia dilakukan oleh komunikator kepada komunikan, dengan menggunakan media sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesannya.

Komunikator dapat menyampaikan pesannya secara verbal dan non verbal. Verbal di bagi ke dalam dua macam yaitu lisan (Oral) dan tulisan (Written/printed). Sementara non verbal dapat menggunakan gerakan atau isyarat badaniah (gesturual) seperti melambaikan tangan, mengedipkan mata dan sebagainya, dan menggunakan gambar untuk mengemukakan ide atau gagasannya.

2.1.4 Tujuan Komunikasi

Dalam menyampaikan informasi dan mencari informasi kepada mereka, agar apa yang kita sampaikan dapat dimengerti sehingga komunikasi yang kita laksanakan dapat tercapai. Pada umumnya komunikasi dapat mempunyai beberapa tujuan antara lain :


(37)

a. Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain dengan pendekatan yang persuasive bukan memaksakan kehendak.

b. Memahami orang lain, kita sebagai pejabat atau pimpinan harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya, jangan mereka menginginkan arah ke barat tapi kita memberi jalur ke timur.

c. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam mungkin berupa kegiatan yang dimaksudkan ini adalah kegiatan yang banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang terbaik melakukannya.

d. Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti sebagai pejabat ataupun komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) atau bawahan dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang kita maksudkan.

(Effendy, 2003 : 18)

Jadi secara singkat dapat dikatakan tujuan komunikasi itu adalah mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan dan tindakan. Setiap hari kita bermaksud mengadakan komunikasi maka kita perlu meneliti apa tujuan kita tersebut :

1. Apakah kita ingin orang mengerjakan sesuatu atau supaya mereka mau bertindak.


(38)

3. apakah kita ingin orang lain menerima dan mendukung gagasan kita.

2.1.5 Komunikasi Organisasi

2.1.5.1 Pengertian Komunikasi Organisasi

Komunikasi merupakan suatu kegiatan penyampaian pernyataan manusia dengan lambang-lambang yang mengandung arti. Komunikasi yang efektif hanya dapat tercapai bila pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi memberi arti dan makna yang sama terhadap lambang-lambang yang digunakan dalam kegiatan komunikasi tersebut.

Istilah organisasi bersumber dari kata Latin organization yang berasal dari kata kerja yang juga merupakan kata Latin,organizare, yang berarti “to form as or into a whole consisting of independent or coordinated parts” (membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dan bagian-bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi) (Effendy,2003:114).

Dengan kata lain, secara harfiah organisasi berarti paduan dari bagian-bagian yang saling bergantung satu sama lainnya. Definisi organisasi menurut Rogers dan Rogers yaitu : “Suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas” (Rogers dan Rogers dalam Effendy, 2003:114). Rogers dan Rogers memandang organisasi sebagai suatu struktur yang melangsungkan proses pencapaian tujuan yang


(39)

telah ditentukan, dimana operasi dan instruksi di antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya berjalan secara harmonis, dinamis dan pasti.

Suatu pendekatan subjektif memandang organisasi sebagai kegiatan yang dilakukan orang-orang. Organisasi terdiri dari tindakan-tindakan, interaksi, dan transaksi yang melibatkan orang-orang. Organisasi diciptakan dan dipupuk melalui kontak-kontak yang terus-menerus berubah yang dilakukan antara orang-orang antara yang satu dengan lainnya dan tidak eksis secara terpisah dari orang-orang yang perilakunya membentuk organisasi tersebut. Sedangkan pandangan objektif menyarankan bahwa sebuah organisasi adalah sesuatu yang bersifat fisik dan kongkret, dan merupakan struktur dengan batas-batas yang pasti. Istilah “organisasi” mengisyaratkan bahwa sesuatu yang nyata merangkum orang-orang, hubungan-hubungan, dan tujuan-tujuan (Pace dan Faules dalam Mulyana,2005:11).

Pernyataan Pace dan Faules tersebut memperlihatkan bahwa dalam pandangan subjektif organisasi merupakan kegiatan yang dilakukan orang-orang yang satu sama lain saling berinteraksi. Sedangkan pandangan objektif menganggap organisasi mensyaratkan adanya suatu jenjang jabatan ataupun kedudukan yang memungkinkan semua individu tersebut memiliki perbedaan posisi yang jelas, seperti pimpinan, staf pimpinan dan karyawan. Di samping itu, dalam sebuah institusi baik yang komersial maupun sosial, memiliki satu bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau yang sama tingkatnya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis, dan komunikasi evaluasi program (Redding dan Sanborn dalam Muhammad,2002:65).


(40)

Sedangkan Goldhaber (1986) mengemukakan bahwa:”Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah” (Goldhaber dalam Muhammad,2002:67).

Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan pertukaran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan (Pace dan Faules dalam Mulyana,2005:31).

Definisi di atas memperlihatkan bahwa adanya pertunjukan dan pertukaran pesan antara unit-unit komunikasi. Pertunjukan dan pertukaran pesan merupakan penyampaian dan penerimaan informasi yang menurut Pace dan Faules, dalam penyampaian dan penerimaan informasi ke seluruh unit-unit organisasi merupakan salah satu tantangan besar dalam organisasi. Proses penyampaian dan penerimaan informasi berhubungan dengan aliran informasi.

Dengan landasan pengertian komunikasi dan organisasi sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka terdapat batasan tentang komunikasi organisasi, yaitu komunikasi antar manusia (human communication) yang terjadi dalam konteks organisasi. Atau dengan definisi yang disebutkan Goldhaber, komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain (the flow of messages within a network of independent relationship) (Sendjaja, Rahardjo dan Pradekso,2004:133).


(41)

2.1.5.2 Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi

Dalam suatu organisasi tindak komunikasi dalam organisasi atau

lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yakni: fungsi informatif,

regulatif, persuasif dan integratif.

1. Fungsi informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti.

2. Fungsi regular

Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama, atasan atau orang-orang yang berada di tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Kedua, berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja.


(42)

Artinya bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.

3. Fungsi persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripadamember perintah. Pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

4. Fungsi integratif

Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan yang lebih baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam sebuah organisasi tersebut (newsletter, bulletin) dan laporan kemajuan organisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata (Sendjaja,Rahardjo dan Pradekso,2004:136).

2.2 Tinjauan Tentang Media Massa

Media massa (mass media) singkatan dari media komunikasi massa dan merupakan channel of mass yaitu saluran, alat atau sarana yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa, karakteristik media massa itu meliputi :


(43)

1. Publisitas, disebarluaskan kepada khalayak. 2. Universalitas, kesannya bersifat umum. 3. Perioditas, tetap atau berkala.

4. Kontinuitas, berkesinambungan. 5. Aktualitas, berisi hal-hal baru.

(Romly, 2002 : 5)

Isi media massa secara garis besar terbagai atas tiga kategori : berita, opini, feature. Karena pengaruhnya terhadap massa (dapat membentuk opini publik), media massa disebut “kekuatan keempat” (The Four Estate)setelah lembaga eksekutif, legistatif, yudikatif. Bahkan karena idealisme dengan fungsi social controlnya media massa disebut-sebut “musuh alami” penguasa. Media yang termasuk kedalam kategori media massa adalah surat kabar, majalah, radio, TV dan film. Kelima media tersebut dinamakan “The Big Five Of Mass Media” (lima besar media massa), media massa sendiri terbagi dua macam, media massa cetak (printed media), dan media massa elektronik (electronic media). Yang termasuk media massa elektronik adalah radio, TV, film (movie), termasuk CD. Sedangkan media massa cetak dari segi formatnya Romly (2002 : 5) dibagi menjadi enam yaitu :

1. Koran atau surat kabar (ukuran kertas broadsheet atau ½ plano) 2. Tabloid (½ broadsheet)

3. Majalah (½ tabloid atau kertas ukuran polio atau kuarto) 4. Buku (½ majalah)


(44)

5. Newsletter (polio atau kuarto, jumlah halaman lazimnya 4 – 8 halaman)

6. Buletin (½ majalah jumlah halaman lazimnya 4 – 8)

2.3 Tinjauan tentang Humas

Definisi Humas menurut Anggoro yaitu “keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya” (2005:2).

Sedangkan Frank Jefkins mendefinisikan Humas sebagai semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khlayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian (1992 ; 10).

Ruang lingkup aktivitas Humas itu sendiri meliputi :

a. Mengurus fungsi-fungsi organisasi, seperti menghadapi media, komunitas dan konsumen. Dalam hubungannya dengan pemerintah, mereka mengurus kampanye politik, representasi para interest-group, sebagai conflict-mediation, atau mengurus hubungan antara perusahaan tempat mereka bekerja dengan para investor. Seorang Humas tidak hanya berfungsi untuk "mengatakan sejarah organisasi", tapi mereka juga dituntut untuk mengerti tingkah-laku dan memperhatikan konsumen, karyawan dan kelompok lain yang juga merupakan bagian dari deskripsi kerjanya. Untuk meningkatkan komunikasi, seorang Humas juga membangun dan memelihara hubungan yang koperatif dengan wakil-wakil


(45)

komunitas, konsumen, karyawan dan public interest group, juga dengan media..

b. Seorang Humas menyampaikan informasi pada publik, interest group, pemegang saham, mengenai kebijakan, aktivitas dan prestasi dari sebuah organisasi. Tugas tersebut juga berhubungan dengan mengupayakan pihak manajemen untuk supaya tetap sadar terhadap tingkah laku publik dan menaruh perhatian terhadap grup-grup dan organisasi, dengan siapa mereka biasa berhubungan.

c. Seorang Humas menyiapkan press releasedan menghubungi orang-orang di media, yang sekiranya dapat menerbitkan atau menyiarkan material mereka. Banyak laporan khusus di radio atau televisi, berita di koran dan artikel di majalah, bermula dari meja seorang Humas.

d. Seorang Humas juga mengatur dan mengumpulkan program-program untuk memelihara dan mempertahankan kontak antara perwalian organisasi dan publik. Mereka mengatur speaking engagement, pidato untuk kepentingan sebuah perusahaan, membuat film, slide, atau presentasi visual lain dalam meeting dan merencanakan konvensi. Sebagai tambahan, mereka juga bertanggung jawab menyiapkan annual reports dan menulis proposal untuk proyek-proyek yang beragam.

e. Membina Hubungan eksternal yaitu publik umum (masyarakat) yang mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran tentang suatu yang baik terhadap publik yang berada di lingkungan sekitar perusahaan


(46)

Dengan demikian, maka dapat dirumuskan tentang tujuan Humas secara umum/universal yang pada prinsipnya adalah menciptakan, memelihara, Meningkatkan citra yang baik dari orang atau perusahaan kepada publik yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi daripada publik yang bersangkutan dan memperbaiki jika citra menurun/rusak. Dengan demikian, ada empat hal yang penting dari tujuan Humas, yakni:

a) Menciptakan citra yang baik b) Memelihara citra yang baik c) Meningkatkan citra yang baik

d) Memperbaiki citra jika citra organisasi rusak.

Suatu fungsi manajemen yang menggunakan penelitian dan upaya yang berencana dengan mengikuti standar-standar etis yaitu sebagai berikut : 1. Suatu proses yang mencakup hubungan antara organisasi dengan

publiknya

2. Analisa dan evaluasi melalui penelitian terhadap sikap dan opini dan kecenderungan sosiental, dan mengkomunikasikan kepada manajemen

3. Konseling manajemen agar dapat dipastikan bahwa kebijaksanaan, tata cara dan kegiatan-kegiatan secara sosial dalam kepentingan bersama antara organisasi dengan publik

4. Pelaksanaan dan penindakan program yang berencana, komunikasi dan evaluasi melalui penelitian


(47)

5. Pencapaian itikad baik, pengertian dan penerimaan sebagai hasil akhir utama dari kegiatan Public Relations.

Ditinjau selain fungsi manajemen dan proses dalam kegiatan komunikasi, yakni merupakan faktor utama yang dapat menentukan kelancaran proses manajemen dalam fungsi kehumasan dari lembaga yang diwakilinya, yaitu pada umumnya melalui fungsi atau beberapa tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Fact-finding

Adalah mencari atau mengumpulkan fakta-fakta atau data sebelum seseorang melakukan kegiatan atau tindakan.

2. Planning

Adalah untuk menghindarkan kegagalan-kegagalan dalam melaksanakan tugasnya dan memperoleh hasil yang diharapakan, maka komunikasi itu haruswell-planneddisamping memikirkan anggaran yang diperlukan. 3. Communication

Adalah suatu rencana itu disusun dengan sebaik-baiknya sebagai hasil pemikiran yang mantap atau matang berdasarkan fakta-fakta atau data yang dikumpulkannya.

4 . Evaluation

Adalah proses untuk menilai apakah tujuan itu sudah dicapai, apakah perlu diadakan lagi “operasi””.(Abdurrachman, 2001:31-33).

Untuk melengkapi kegiatan tujuannya makaPublic Relation harus melakukan hal-hal yang positif, ada dua macam kegiatan Public Relations yaitu kegiatan yang ditujukan ke dalam yang disebut kegiatan internal dan ke luar disebut kegiatan eksternal

1) Kegiatan Internal

Kegiatan internal yaitu kegiatan Humas yang ditujukan pada publik internal atau publik yang menjadi bagian organisasi itu sendiri, dalam kegiatannya Humas mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan


(48)

gambaran negatif di dalam publik internal, sebelum kebijakan dijalankan oleh organisasi.

Kegiatan internal lebih ditekankan pada hubungan dengan pegawai (employed relations) dan hubungan dengan pemegang saham (stockholder relations).

2) Kegiatan Eksternal

Kegiatan eksternal Humas adalah kegiatan yang dilakukan oleh publik umum atau masyarakat dalam mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran positif publik terhadap lembaga yang dihadapinya. Hubungan yang dijalin dengan publik eksternal diantaranya adalah, hubungan dengan khalayak sekitar (community relations), hubungan dengan pemerintah (government relations), dan hubungan dengan pers (pers relations).

2.4 Tinjauan Tentang Efektivitas

Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif.


(49)

Sedangkan efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi menganggap bahwa tujuan-tujuan yang benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Efisiensi hanya dapat dievaluasi dengan penilaian-penilaian relatif, membandingkan antara masukan dan keluaran yang diterima. Sebagai contoh untuk menyelesaikan sebuah tugas, cara A membutuhkan waktu 1 jam sedang cara B membutuhkan waktu 2 jam, maka cara A lebih efisien dari cara B. Dengan kata lain tugas tersebut dapat selesai menggunakan cara dengan benar atau efisiensi.

Efektifitas adalah melakukan tugas yang benar sedangkan efisiensi adalah melakukan tugas dengan benar. Penyelesaian yang efektif belum tentu efisien begitu juga sebaliknya. Yang efektif bisa saja membutuhkan sumber daya yang sangat besar sedangkan yang efisien barangkali memakan waktu yang lama. Sehingga sebisa mungkin efektivitas dan efisiensi bisa mencapai tingkat optimum untuk kedua-duanya.1

2.4.1 Efektivitas Komunikasi

Istilah komunikasi (communication) bersumber dari kata Latin Communicatio, dan bersumber dari kataCommunis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Dalam prosesnya, minimal komunikasi berlangsung apabila ada kesamaan makna mengenai apa yang

1


(50)

dipercakapkan. Dikatakan minimal karena kegiatan kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan lain-lain. (Effendy, 2001:9)

Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama. Dengan kata lain, komunikasi digunakan untuk menyamakan persepsi. Carl I. Hovland (Effendy, 2001:10) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Selanjutnya Ia mendefinisikan pengertian komunikasi tersebut kedalam sebuah pengertian ilmu yaitu sebagai upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar azas-azas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.

“Onong Uchyana : Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa berupa gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang bisa muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.”2

Dari pengertian komunikasi di atas, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur-unsur yang merupakan persyaratan terjadinya

2


(51)

komunikasi. Unsur-unsur tersebut (Effendy, 1992:6) adalah sebagai berikut :

1. Komunikator, adalah orang yang menyampaikan pesan.

2. Pesan, adalah pernyataan yang didukung oleh lambang.

3. Media, adalah sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlah.

4. Komunikan, adalah orang yang menerima pesan.

5. Efek, adalah dampak sebagai pengaruh dari pesan.

Dalam komunikasi yang penting adalah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan. Dampak yang ditimbulkan tersebut dapat diklasifikan menurut kadarnya (Effendy, 1992:6-7), yaitu sebagai berikut :

1. Dampak kognitif; adalah dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Dengan perkataan lain, tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mmengubah pikiran dari komunikan.

2. Dampak afektif; lebih tinggi kadarnya daripada dampak kognitif. Disini tujuan komunikator bukan hanya sekedar komunikan tahu, tetapi


(52)

tergerak hatinya, menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.

3. Dampak behavorial; yakni dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.

Wilbur Schramm (Effendy, 1981) mengatakan bahwa agar komunikasi yang dilancarkan dapat lebih efektif, maka pesan yang disampaikan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

 pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran, sehingga sama-sama dapat dimengerti.

 pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian sasaran yang dimaksud.

 pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak sasaran dan

menyarankan beberapa kebutuhan pribadi pihak sasaran dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan itu.

 pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi, yang layak bagi situasi kelompok dimana sasaran berada pada saat ia gerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.

 Komunikasi akan berjalan dengan efektif apabila memperhatikan hal tersebut, aplikasinya, Program-program yang telah mereka rencanakan


(53)

dari berbagai pihak guna mencapai pembangunan yang lebih layak dirasa kurang efektif bagi sebagian masyarakat. Sarana dan prasarana yang telah disediakan oleh berbagai pihak beberapa diantaranya terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

2.5 Tinjauan Tentang Motivasi

Dapat dinyatakan bahwa motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya. Karena itulah terdapat perbedaan dalam kekuatan motivasi yang ditunjukkan oleh seseorang dalam menghadapi situasi tertentu dibandingkan dengan orang-orang lain yang menghadapi situasi yang sama.

Dewasa ini, beraneka ragam definisi tentang motivasi, suatu hal yang lumrah dalam ilmu-ilmu pengetahuan yang sifatnya tidak eksak. Sari segi taksonomi, motivasi berasal dari kata “movere” dalam bahasa latin yang artinya bergerak. Berbagai hal yang biasanya terkandung dalam berbagai definisi tentang motivasi antara lain adalah keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, dorongan dan insentif. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa suatu motif adalah keadaan kejiwaan yang mendorong, mengaktifkan, dan motif itulah yang mengarahkan dan menyalurkan perilaku, sikap dan tujuanorganisasi maupun tujuan pribadi masing-masing anggota organisasi yang bersangkutan.


(54)

Telah disinggung dimuka bahwa para ilmuwan terus berusaha melakukan penelitian dalam rangka usaha akumulasi teori dan pengetahuan tentang definisi ilmu yang ditekuninya. Salah satu hasil usaha para ilmuwan yang mendalami teori motivasi ialah dikembangkannya apa yang dikenal dengan teori harapan.

Inti teori harapan ini terletak pada pendapat yang mengatakan bahwa “kuatnya kecenderungan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu tergantung pada kekuatan harapan bahwa tindakan tertentu akan diikuti oleh hasil tertentu dan pada daya tarik pada hasil itu bagi orang yg bersangkutan.”(siagian, 2004:179)

“Keith Davis dan John W. Newstroom mengatakan bahwa iklim organisasi memengaruhi motivasi pekerja dengan membentuk harapan pekerja tentang konsekuensi yang akan timbul dari berbagai tindakan. Para pekerja mengharapkan imbalan, kepuasan, frustasi atas dasar persepsi mereka terhadap iklim organisasi.”3 Teori motivasi yang menghubungkan motivasi dengan harapan pekerja dikembangkan oleh Lewin yang dikenal dengan teori ekspektansi(harapan) dan diterapkan oleh Victor Vroom.

Teori harapan yang dikembangkan oleh Victor Vroom menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya bergantung dari hubungan timbal-balik antara apa yang ia inginkan dan butuhkan dari hasil pekerjaan itu. Teori harapan

3


(55)

berargumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu bersangkutan. Lebih jauh Vroom menjelaskan bahwa motivasi adalah hasil dari tiga faktor : seberapa besar seseorang menginginkan imbalan (valensi), perkiraan orang itu tentang kemungkinan bahwa upaya yang dilakukan akan menimbulkan prestasi yang berhasil (harapan), dan perkiraan bahwa prestasi itu akan menghasilkan perolehan imbalan (instrumentalitas). Vroom menyatakan hubungan tersebut dengan rumus : Valensi x harapan x instrumentalisasi = Motivasi.


(56)

53

3.1 Sejarah PT. Cipta TPI

Dengan surat izin dari Departemen Penerangan, 23 Januari 1991 TPI pertama kali mengudara secara resmi dengan pola 4 jam setiap hari. Saat mengudara pertama kali, inilah secara resmi ditetapkan menjadi hari lahirnya TPI. Mendapat animo yang cukup baik dari pemirsa, TPI kemudian menambah jam tayang menjadi 6,5 jam per hari sejak 8 Juni 1991. Berkembang sampai saat ini TPI mengudara 23 jam sehari mulai 04:30 WIB - 03:30 WIB. Seiring dengan bertambahnya jam siaran tersebut, pembenahan pun terus dilakukan, baik mutu maupun materi siaran.

PT. Cipta TPI. TPI pertama kali mengudara pada 1 Januari 1991 selama 2 jam dari jam 19.00-21.00 WIB. TPI diresmikan Presiden Soeharto pada 23 Januari 1991 di Studio 12 TVRI Senayan, Jakarta Pusat. Pada awal pendiriannya tahun 1991 TPI hanya ingin menyiarkan siaran edukatif saja. Saat itu TPI hanya mengudara 4 jam. Salah satunya dengan bekerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyiarkan materi pelajaran pendidikan menengah. Sejak itu TPI mengudara 4 jam, lalu sejak 1 Juni 1991 menjadi 6,5 jam. Lalu menjelang akhir 1991 sudah 8 jam. Pada tahap awal pendiriannya, TPI berbagi saluran dengan televisi milik pemerintah, TVRI. Perlahan-lahan mereka mengurangi misi edukatif, dengan juga menyiarkan acara-acara lain, termasuk kuis-kuis dan sinetron sebagai selingan.


(57)

nasional sejak 23 Januari 1991, TPI juga merupakan televisi pelopor tayangan musik musik dangdut. TPI yang mengedepankan tayangan -tayangan sopan dan bisa dinikmati seluruh keluarga.

TPI merupakan salah satu pionir stasiun televisi swasta di Indonesia yang mulai mengudara sejak 23 Januari 1991 dengan izin Menteri Penerangan No.127/E/RTF/K/VIII/1990 dengan jangkauan 158 juta pemirsa di seluruh Indonesia.

Berdasarkan survey AC Nielsen, di tengah persaingan industri pertelevisian yang semakin ketat, TPI berhasil mencapai posisi 1 dengan 16,6% audience share pada April 2005.

3.1.1 VISI, MISI DAN SLOGAN

Visi : Paling Indonesia Pilihan Pemirsa

Misi : TPI Menyajikan Tayangan Bercitarasa Indonesia Yang Inspiratif Untuk Memajukan Masyarakat


(58)

Keterangan :

 Gambar dan gaya tulisan TPI merepresentasikan kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia.

 Gambar melingkar = Bumi/dunia

 Gambar lingkaran berwarna merepresentasikan dunia hiburan/entertainment.

 Warna-warni cerah seperti sorotan cahaya lampu menggambarkan apa yang akan TPI berikan.

 Merah, hijau, biru menyimbolkan aksi dalam teknologi (penggunaan teknologi dalam setiap kegiatan TPI)

Gambar 3.1 Logo TPI


(59)

Struktur organisasi perusahaan merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan yang ada dalam suatu perusahaan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai sasaran perusahaan. Disamping itu, struktur organisasi perusahaan mengemukakan adanya batas-batas dari wewenang dan tanggung jawab setiap pimpinan atas kegiatan perusahaan dan dapat mengukur prestasi setiap karyawan di dalam lingkungan kerjanya masing.


(60)

DIRECTOR OF FINANCE & TECHNOLOGY DIRECTOR OF OPERATIONS FINANCE & ACCOUNTING DIVISION HEAD DIRECTOR OF CORPORATE AFFAIRS FINANCE DEPT HEAD ACCOUNTING DEPT. HEAD TRAFFIC DEPT. HEAD PURCHASING DEPT. HEAD VICE PRESIDENT DIRECTOR

/ CEO NEWS DIVISION HEAD (PEMRED) TECHNOLOGY DIVISION HEAD SALES DEPT. HEAD DIRECTOR OF SALES & MARKETING

SALES & MARKETING DIVISION HEAD HRD & GS

DIVISION HEAD CORPORATE RELATIONS DEPT. HEAD ORGANIZATION DEVELOPMENT DEPT. HEAD INFORMATION TECHNOLOGY DEPT. HEAD MAINTENANCE & REPAIR DEPT. HEAD TECHNICAL SUPPORT DEPT. HEAD TRANSMISSION DEPT. HEAD MASTER CONTROL DEPT. HEAD CORPORATE COMMUNICATIONS DEPT. HEAD POLICY & PROCEDURE DEPT. PROGRAMMING DIVISION HEAD HEAD OF CREATIVE & COMMERCIAL PRODUCTION OPERATIONAL DEPT. HEAD CREATIVE DEVELOPMENT DEPT. HEAD PRODUCTION DIVISION HEAD PERSONNEL DEPT . HEAD

PROGRAM PLANNING, SCHEDULING, RESEARCH & DEVELOPMENT DEPT. HEAD PROGRAM ACQUISITION DEPT. HEAD PROGRAM OPERATION DEPT. HEAD CORPORATE SECRETARY DIVISION HEAD NEWS GATHERING DEPT. HEAD NEWS PRODUCTION DEPT. HEAD SENIOR MARKETING DEPT. HEAD FINANCIAL PLANNING & CONTROL DEPT. HEAD LEGAL DEPT. HEAD PRODUCTION SUPPORT DEPT. HEAD MARKETING RESEARCH & STRAT. PLANNING DEPT. HEAD MARKETING SERVICES & DEVELOPMENT DEPT. HEAD GENERAL SERVICES DEPT . HEAD

PROMO DEPT. HEAD CUSTOMER SERVICES DEPT. HEAD COMMERCIAL DEPT. HEAD


(61)

(62)

Tabel 1.1 Profil Perusahaan DEWAN DIREKSI

Direktur utama S.N Suwisma

Managing Director Nana Putra

Dir. Programing and Production Erwin andersen

Dir. Finance & accounting and technology

Ruby panjaitan

Dir. HR & GS M. Yarman

DEWAN KOMISARIS

Komisaris Utama Dandy Nugroho Rukmana

Wakil Komisaris Utama Hary Tanoesoedibyo

Komisaris Rudijanto Tanoesoedibyo

Komisaris Tarub

Komisaris Muliawan Pahala Guptha


(63)

Berikut adalah uraian tugas (job description) setiap bagian yang terdapat pada divisisecretary corporate:

3.3.1Corporate Communication Dept.

Corporate communication departmentmemiliki tugas berkaitan dengan komunikasi yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada semua publik, baik internal (karyawan,stakeholder/pemegang saham) maupun eksternal (media, pemerintah, badan / lembaga industri, lembaga pendidikan dan masyarakat umum).

3.3.2Legal dept.

Legal department memiliki tugas berkaitan dengan isu-isu yang melibatkan penafsiran Perjanjian antara perusahaan dengan pihak luar perusahaan. Legal dept memiliki tigasection/bagian yaitu :

Corporate Legal Section

Bertugas mewakili perusahaan (memprasaranai) dalam kaitannya dengan perjanjian-perjanian dengan pihak luar perusahaan.

Comercial Legal Section

Memiliki tugas yang berkaitan dengan perjanjian-perjanjian dengan pihak sponsor maupun pihak yang mendanai perusahaan.

Litigation and Corporate Council

Bertugas dalam melitigasi kebijakan-kebijakan perusahaan maupun sebagai perwakilan perusahaan dalam hal Memberikan jasa hukum melalui penyelesaian sengketa alternatif seperti arbitrasi, mediasi, negosiasi.


(64)

Memiliki tugas mewakili perusahaan dalam membina hubungan formal dengan pihak luar perusahaan yang diharapkan dapat memberikan aliansi strategis dengan sumber daya seperti produk, saluran distribusi, kemampuan manufaktur, proyek pendanaan, peralatan, modal, pengetahuan, keahlian, atau hak kekayaan intelektual. Didalam Strategic Alliances Dept terdapat dua section/bagian yaitu :

Community development section

Bertugas mewakili pihak perusahaan dalam membina hubungan baik dengan khalayak umum.

Governmentand Institution Relation Sections

Mempunyai tanggung jawab atas hubungan formal antara pihak perusahaan dengan pihak institusi pemerintahan.

3.4 Karyawan TPI

Karyawan TPI keseluruhan berjumlah lebih dari 1000 orang yang terbagi dalam beberapa divisi dengan tanggung jawab tugasnya masing-masing. Karyawan yang baik adalah karyawan yg mampu memberikan kontribusi terhadap perusahaan tempat dia bekerja, tidak hanya terbatas pada tenaga tapi juga pikiran, ide, improvement agar semua yg mereka kerjakan bisa mendapatkan hasil maksimal baik dari segi kualitas, kuantitas dan efisiensi waktu. Karyawanpun harus berperan aktif dalam melaksanakan costdown sehingga mampu memberikan keuntungan terhadap perusahaan.


(65)

sebagus apapun manajemen dari sebuah perusahaan tapi kalau tidak ditunjang dengan sdm yang baik maka sebesar apapun modal yg dimiliki perusahaan bila tidak ditunjang oleh sdm yg baik,dìsiplin dan kaya akan improvement maka semua itu akan terbuang percuma tanpa memberikan sedikitpun keuntungan pada perusahaan. Karyawan yang bekerja diperusahaan yang bergerak dibidang penyiaran dituntut memiliki pengetahuan serta wawasan yang luas dan juga dituntut untuk sigap melaksanakan semua tugas yang berhubungan dengan dunia penyiaran.

3.5 Media Monitoring

media monitoringmerupakan hal yang lumrah dilakukan oleh banyak perusahaan.fungsi utama dari media monitoring adalah memberikan atau menyebarkan informasi dari berbagai media yang isinya berkaitan dengan perusahaan ataupun dunia penyiaran, yang bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan informasi mengenai perusahaan dan dunia kerjanya. PT. Cipta TPI melakukan kegiatan media monitoring semenjak perusahaan ini berdiri dan merupakan hal yang wajib sifatnya dilakukan. PT. Cipta TPI yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang penyiaran kegiatan media monitoring wajib sifatnya yang dimana media monitoring itu sendiri adalah kegiatan dokumentasi, analisis, serta salinan konten media yang di anggap penting dan memiliki keterkaitan dengan perusahaan. Fungsi utama dari media monitoring adalah memberikan informasi-informasi yang beredar di


(66)

meningkatnya wawasan karyawan akan terpenuhi sehingga diharapkan karyawan memiliki cukup informasi untuk melakukan kegiatan sehari-hari serta termotivasi untuk memperolehnya. Adapun jenis informasi yang diberikan adalah menyangkut dengan segala macam hal tentang perusahaan itu sendiri maupun tentang dunia pertelevisian pada khususnya dan penyiaran pada umumnya. Informasi dalam media monitoring diperoleh dari berbagai macam media cetak serta media internet. Setelah informasi terkait didapat (media monitoring), hasil tersebut dipajang atau disebarluaskan kepada karyawan melalui media softboard yang terdapat didalam gedung kantor perusahaan sehinga karyawan dengan mudah meng-akses informasi yang diberikan oleh humas tersebut.

3.6 Sarana dan Prasarana Gedung pusat TPI di kawasan TMII, Jakarta

Timur

1. Studio

5 studio ( 3 buah studio production, dimana 1 studio masih on project (masih dalam proses pembangunan)

2. Master Control Room

Pusat operasional siaran TPI yang sudah menggunakan sistim digital 3. Post Production Centre

Terdiri dari 3 unit linier editing, 8 unit non linier editing, 3 unit cut to cut, set QC equipment


(67)

5. Outside Broadcast Van (OB Van)


(1)

vi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Alhamdullilah dan dengan segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rakhmat dan Ridho beserta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudulEfektivitas Humas PT. Cipta TPI MelaluiMedia MonitoringTerhadap Motivasi Perolehan Informasi Karyawannya.

Skripsi ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unipersitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta yang telah banyak mendoakan penulis dalam kelancaran penulisan skripsi ini dan juga memberikan dukungan moril ataupun bantuan materil yang tak terhingga nilainya dan tak lupa juga Almarhumah Ibunda tercinta terima kasih atas semua doanya karena penulis percaya bahwa doa seorang ibu tidak akan terputus sampai kapanpun dan dimanapun itu, sehingga penulis dapat menyelesaikan skipsi ini dengan lancar.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena itu, untuk kesempurnaan penelitian ini maka penulis sangat mengharapkan dan menghargai sekali berbagai sumbangsih saran, teguran dan kritik dari siapa saja yang memeriksa dan membaca skripsi ini, sebagai bahan untuk lebih baik ke depannya. Namun penulis tetap memanjatkan rasa syukur sebesar-besarnya


(2)

kepada Allah SWT yang telah menuntun qolbu, akal dan jasad ini untuk taat, tunduk dan patuh di Jalan-Nya.

Serta dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada Yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. J.M. Papasi., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Unipersitas Komputer Indonesia (UNIKOM) atas segala motivasinya

2. Ibu Rismawaty, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung sekaligus Dosen Pembimbing skripsi yang telah memberi motivasi dan telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis.

3. Ibu Melly Maulin, S.Sos., M.Si, selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung yang yang juga selaku pembimbing penulis yang telah banyak membantu penulis.

4. Bapak serta Ibu Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan ilmu selama perkuliahan. 5. Mba Astri Ikawati, A.Md, selaku Sekretariat Program Studi Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.


(3)

viii

6. Bapak Wijaya selaku Head Division Corporate Communication yang telah mengijinkan saya untuk melakukan penelitian dibagian Huma PT. Cipta TPI

7. Bapak Tommy, yang telah memberi informasi tentang kegiatan Media Monitoringserta telah banyak membantu dalam penelitian saya. 8. Bapak Handry, yang telah memberi informasi tentang kegiatan Media

Monitoringserta telah banyak membantu dalam penelitian saya. 9. Seluruh staf Humas PT. Cipta TPI yang telah banyak memberi data dan

informasi kepada penulis.

10. Seluruh karyawan PT. Cipta TPI yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Keluarga Besar Bapak Ir. Priadi Singgih terima kasih atas iringan doa, kasih sayang, nasihat dan dorongan baik moril maupun materil.

12. Keluarga Besar Surahman Sofyan yang selama ini telah mendidik dan memberikan pelajaran berharga bagi penulis terima kasih atas dorongan moril maupun materil yang telah diberikan selama ini.

13. Adik-adik ku tercinta yang telah memberikan motivasi kepada penulis. 14. Teman-teman penulis sayangi yang sudah penulis anggap sebagai

saudara Ario wiryoputro, Putri Sarasratri, Mulqy, Tari Terima Kasih atas semua dukungan dan bantuannya dalam bentuk apapun dan mudah-mudahan Allah SWT dapat membalas semuanya.


(4)

15. Teman seperjuangan Panji Margono Terima kasih semua bantuannya, akhirnya kita wisuda juga setelah lama berjuang dan malang melintang di kampus tercinta ini.

16. Teman-teman di komunikasi angkatan 2004, 2005, 2006 IK-Humas yang telah lulus dari kampus, terima kasih atas bantuannya.

17. Teman-teman di rumah Rahmat ‘mbe’ Wijaya, muhamad Guntur, Luki Indra, Penny Wijaya, Dita K Lastluna, Andhika Duta, Ridwan (Bibir) serta kawan-kawan lainnya Terima Kasih atas dukungannya.

18. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga kebaikannya dapat di balas oleh Allah SWT.

Akhir kata Peneliti berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Semoga Allah SWT membalas budi baik kepada kita semua serta melimpahkan segala karunia- Nya. Amin.


(5)

(6)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan

gelar akademik (Ahli Madya, Sarjana, Master dan Doktor) baik di

Universitas Komputer Indonesia maupun Perguruan Tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan penelitian saya sendiri tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah dan

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dan jelas ditentukan

sebagai acuan dalam naskah yang disebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat

penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia

menerima sangsi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena

karya tulis ini, serta sangsi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di

Perguruan Tinggi ini.

Bandung,

Juli 2010

Yang membuat pernyataan

Arif Guntur Prasetio

NIM. 41805081


Dokumen yang terkait

Aspek Hukum Perjanjian Utang Piutang Sebagai Dasar Permohonan Kepailitan PT. Cipta TPI

0 43 77

Penerapan prinsip arbitrase di indonesia dalam studi sengketa kepemilikan Televisi Pendidikan Indonesia (MNC TV): analisis putusan MA No. 862 K/Pdt/2013

11 60 165

Penerapan prinsip arbitrase Indonesia dalam studi sengketa kepemilikan televisi pendidikan Indonesia (MNC TV) (Analisis Putusan MA No. 862 K/Pdt/2013)

2 53 0

Efektivitas Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi Dan Informatika (Diskominfo) Pemerintahan Kota Bandung Terhadap Kepuasaan Perolehan Informasi Bagi Wartawan

4 70 195

Daya Tarik Isi Pesan Majalah Dinding "Layanan Informasi Oleh Humas Pusat Pengembangan Dan Pembedayaan Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TK IP) Bandung Terhadap Motivasi Perolehan Informasi Karyawannya

0 12 1

Efektivitas Penggunaan Internet Di PT. Dirgantara Indonesia Bandung Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Bagi Karyawannya

0 2 1

Efektivitas Publikasi Foto Slide Show Oleh Humas PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) Area Pelayanan Jaringan (APJ) Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Karyawannya

0 2 1

Efektivitas Majalah Dinding "Info Karyawan" Oleh Humas PT. Dirgantara Indonesia Bandung Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Karyawannya (Studi Survey Deskriptif Efektivitas Majalah Dinding "Info Karyawan" Oleh Humas Pt Dirgantara Indonesia Bandung Terh

0 6 1

Manfaat penggunaan buletin Biomagz PT.Biofarma (persero) Bandung terhadap kualitas perolehan informasi perusahaan bagi karyawannya

5 29 169

Efektivitas Kegiatan Hari Ulang Tahun PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Di Kantor Pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya

1 21 192