Efektivitas Kegiatan Hari Ulang Tahun PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Di Kantor Pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya

(1)

iv ABSTRAK

EFEKTIVITAS KEGIATAN HARI ULANG TAHUN PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DI KANTOR PUSAT BANDUNG

TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWANNYA Oleh :

Nama : Ahmad Fadilah NIM : 41806022

Skripsi ini dibawah bimbingan: Rismawaty, S.Sos., M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas kegiatan HUT PT. Kereta Api Indonesia (Persero) di kantor pusat Bandung terhadap motivasi kerja karyawan. Sehingga peneliti mencoba untuk menganalisis dari alat ukur yang akan dicapai yaitu tujuan, rencana, dan jenis kegiatan, serta exixtence (eksistensi), relatedness (keterkaitan), dan growth (Pertumbuhan) karyawan di kantor pusat Bandung.

Penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik korelasional. Sebagian besar data dikumpulkan melalui angket dan wawancara serta didukung oleh studi pustaka. Untuk samplingnya adalah karyawan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dengan jumlah sampel sebanyak 94 karyawan yang dibagi dari masing-masing divisi. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling random sederhana dalam penelitian ini. Teknik analisis data untuk melihat hubungan antar variabel adalah koefisien rank spearman.

Hasil dari penelitian menunjukan, bahwa tujuan,rencana, dan jenis kegiatan HUT PT. Kereta Api Indonesia (Persero) di kantor pusat Bandung dengan motivasi kerja karyawannya memiliki hubungan yang cukup berarti . Serta efektivitas kegiatan HUT PT. Kereta Api terhadap eksistensi(exixtence) kerja karyawan memiliki hubungan yang kuat, serta Keterkaitan (relatedness), dan Pertumbuhan (growth)memiliki hubungan yang cukup berarti. Hal ini terbukti dari seluruh pertanyaan dalam bentuk kuesioner yang penulis bagikan kepada responden mengenai tujuan kegiatan, rencana kegiatan, jenis, eksistensi (exixtence), keterkaitan(relatedness), dan pertumbuhan (growth).

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa Tujuan, Rencana, dan Jenis kegiatan HUT PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki hubungan yang cukup berarti. Selain itu Efektivitas kegiatan HUT PT. Kereta Api Indonesia (Persero) di kantor pusat Bandung terhadap eksistensi, keterkaitan, pertumbuhan kerja karyawannya memiliki hubungan yang cukup berarti, signifikan, dan searah.

Saran dari penulis kepada pihak pelaksana kegiatan HUT PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah dengan meningkatkan hubungan yang baik dan harmonis di lingkungan internal perusahaan dengan memberikan dukungan antara atasan dengan bawahan, bawahan dengan atasan, dan sesama karyawan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk menambah motivasi kerja karyawannya di kantor pusat Bandung.


(2)

INDONESIA (PERSERO) ANNIVERSARY AT BANDUNG

HEADQUARTERS TOWARDS EMPLOYEES MOTIVATION TO WORK By:

Name: Ahmad Fadilah NIM: 11806022

This thesis under guidance of: Rismawaty, S. Sos., M.Si.

This research is purposed to determine the effectiveness of the anniversary activity of PT. Kereta Api Indonesia (Persero) towards employee motivation. The Author tries to analyze the indicators which have to be achieved that consist of purpose, plan, and the type of activities, employee existence, employee relatedness, and also employee growth of PT Kereta Api Indonesia (Persero) at Bandung headquarters.

This study is a quantitative approach. Most of the data collecting technique that used were spreading questionnaires, interview, and literature studies. The sample of the research were employees of PT Kereta Api Indonesia (persero) in amount of 94 from several division. The sampling technique that used is the simple random sampling of the research. The data analyzing technique to determine the correlation between variables is the rank spearman coefficient.

The Results shows that the purpose, plan, and the type of activities of PT. Kereta Api Indonesia (Persero) anniversary at Bandung headquarters has a considerable correlation towards employees motivation. And also the effectiveness of the PT. Kereta Api Indonesia (Persero) anniversary towards employee existence has a strong correlation, also the employee relatedness and growth, has a considerable correlation. This is proven by all of the questions in the form of a questionnaire which has distributed to the respondents by the author, was about the purpose of the activities, plans activities, type of activity, exixtence, relatednes, growth.

The author drew the conclusion that the purpose, plan, and the type of activities of the PT. Kereta Api Indonesia (Persero) anniversary has a considerable correlation. Beside, the effectiveness of the activity of PT. Kereta Api Indonesia (Persero) anniversary towards employee exictence, relatedness, and growth has a considerable correlation, significant and have the same aim.

Suggestion from the author for the PT. Kereta Api Indonesia (Persero) anniversary organizer is to enhance a harmonically good relationships in the internal environment, both superiors toward subordinates, or subordinates toward superiors, and to all fellow employees who are there throughout the PT. Kereta Api Indonesia (Persero) at Bandung headquarters to enhance the employee motivation.


(3)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Laju pertumbuhan sumber daya manusia mengakibatkan kian kompleksnya masalah yang ada didalam suatu perusahaan. Mendapatkan sumber daya manusia yang kompeten dan ahli dibidangnya adalah salah satunya, banyak konsep dan cara yang dilakukan untuk mendapatkan karyawan yang memilki keahlian dan profesionalisme tinggi dalam bekerja. Begitu banyak perubahan pola pikir mengenai pentingnya sumber daya manusia dalam suatu perusahaan, ada yang menciptakan teori bahwa sesungguhnya karyawan hanyalah suatu bagian dari perusahaan yang harus dioptimalkan layaknya sebuah mesin dan tidak ada bedanya dengan sumber daya lain yang memang harus dioptimalkan, namun tidak sedikit pula para ahli yang menciptakan teori bahwa karyawan adalah sebuah asset bagi perusahaan sehingga harus diperlakukan sedemikian rupa hal ini didasarkan bahwa karyawan adalah sumber daya yang selalu berbeda setiap individunya dan memilki keinginan yang tak bisa disamakan dengan sumber daya lain.

Selain itu persaingan antarperusahaan saat ini semakin ketat, dimana kualitas sumber daya manusia menjadi andalan suatu perusahaan atau organisasi untuk mempertahankan eksistensinya di dunia bisnis. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam suatu perusahaan atau organisasi. Dimana sumber daya manusia berperan sebagai penggerak kegiatan suatu perusahaan atau organisasi.


(4)

Perkembangan yang sangat pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengaruh dari globalisasi yang menyebabkan kehidupan manusia lebih dinamis, penuh tantangan, dan cepat berubah, menyebabkan diperlukannya manusia yang mempunyai pengertian untuk mengerti situasi, mengantisipasi perkembangan suatu sikap untuk tetap bisa menguasai perubahan dan tidak tenggelam dalam perubahan tersebut, serta mengorientasikan sikap nilai-nilai budaya berkembang demikian cepat sebagai pengaruh globalisasi.

Maka dari itu karyawanlah yang merupakan unsur utama dalam perusahaan yang memegang peranan penting dalam menentukan tujuan suatu perusahaan. Perusahaan tidak akan berfungsi dengan baik tanpa adanya karyawan. Timbulnya peranan ini adalah secara manusiawi, setiap karyawan menginginkan peranan dalam setiap lingkungan, termasuk lingkungan kerja. Oleh karena itu besar kecilnya peranan seorang karyawan dalam lingkungan kerja sepadan dengan kedudukan dan jenis pekerjaan yang dilakukannya.

Suatu perusahaan harus memiliki badan yang berperan sebagai jembatan komunikasi antara atasan dengan bawahan, bawahan dan atasan, karyawan dengan karyawan dan publik eksternal dengan perusahaan. Selain menjadi jembatan badan ini juga berperan untuk meningkatkan sumber daya manusia baik dari segi kualitas maupun semangat kerja mereka, badan itu dinamakan public relations.

Salah satu tujuan utama dari seorang PR/ Humas adalah merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. (Frank Jefkins:1992)


(5)

Keberhasilan suatu perusahaan tergantung dari cara kerja seorang PR atau humas. Namun keberhasilan suatu perusahaan tidak semata-mata hasil kerja seorang PR, melainkan banyak pihak-pihak yang ikut berperan di dalamnya. Salah satunya adalah karyawan yang merupakan asset perusahaan dan harus ditingkatkan baik secara kualitas maupun semangat kerjanya dengan menciptakan motivasi mereka.

Motivasi karyawan akan muncul apabila terciptanya suasana kerja yang kondusif, karyawan harus ditempatkan sesuai keahliannya, dan peusahaan dapat memenuhi apa yang menjadi kebutuhan karyawannya sesuai dengan hasil kerja karyawan. Dengan begitu karyawan akan merasa nyaman dalam bekerja tanpa adanya kendala sehingga tujuan perusahan akan tercapai. Peningkatan motivasi karyawan sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan untuk membentuk kualitas sumber daya manusia yang bisa bersaing dengan berbagai perusahaan lainnya.

Seperti yang kita ketahui bersama, sumber daya manusia harus dikelola dengan baik dalam upaya meningkatkan kualitas perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Maka jelaslah bahwa peningkatan motivasi karyawan dibutuhkan untuk memunculkan ide-ide baru yang dapat mengantarkan perusahaan pada keberhasilan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan perusahaan terutama dalam meningkatkan motivasi kerja karyawannya. Hal itu seperti, perusahaan harus mengetahui apa yang menjadi kebutuhan atau karyawannya. Karena cara seseorang bekerja menentukan apa yang menjadi motif dan menyebabkan karyawan bekerja.


(6)

Definisi motif adalah suatu alasan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu hal disebabkan terdapat kebutuhan yang belum terpenuhi. Agar produktifitas kerja karyawan dapat meningkat, maka perusahaan pun harus memahami apa yang menjadi harapan karyawan ketika bekerja. Peningkatan kerja karyawan merupakan factor terpenting untuk pencapaian tujuan perusahaan dan memudahkan perusahaan untuk bersaing di dunia bisnis.

Konsep motivasi, merupakan sebuah konsep penting studi tentang kinerja individual. Dengan demikian motivasi berarti pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan keadaan yang menimbulkan dorongan. Motivasi akan muncul dalam diri seseorang karena adanya kebutuhan.

Motivasi adalah kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Jadi motivasi berarti membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak, atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mecapai suatu kepuasan atau suatu tujuan.

Mengingat pentingnya motivasi karyawan dalam mewujudkan tujuan perusahaan, maka ada berbagai macam cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk memacu motivasi karyawan. Salah satunya dengan melakukan berbagai kegiatan baik itu kegiatan internal maupun kegiatan eksternal.

Secara psikologis, pelaksanaan kegiatan internal perusahaan dapat menimbulkan reaksi yang positif karena dalam kegiatan ini, antara pimpinan dengan bawahan, begitu pun sebaliknya, dan karyawan dengan karyawan lainnya merasa dihargai dan diperhatikan oleh perusahaan yang pada akhirnya akan


(7)

memunculkan rasa memilki, rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan, dan memunculkan motivasi serta keinginan untuk memperoleh prestasi kerja semaksimal mungkin.

Organisasi pada umumnya dapat dianggap sebagai suatu system terbuka. Artinya dalam kenyataan organisasi itu adalah serangkaian kegiatan yang mempunyai tujuan umum dan untuk itulah terdapat keluaran dan masukan. Keluaran biasanya akan merupakan produk dan jasa, sedang masukan akan berupa bahan baku, uang, tenaga kerja (orang) dan sebagainya. Di dalam organisasi akan terdapat sub system untuk menanggapi strategi, kegiatan-kegiatan, serta susunan dan proses penunjang.

Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh PT. Kereta Api (Persero) dalam meningkatkan motivasi kerja karyawannya yaitu kegiatan HUT kereta api (persero) yang dilakukan secara rutin dalam setiap tahunnya di kantor pusat Bandung. Dengan adanya kegiatan HUT kereta api ini dapat menumbuhkan perasaan dihargai karena dengan begitu karyawan dianggap penting oleh perusahaan. Selain itu dapat menciptakan suasana relaks dan menyenangkan, mempererat tali persaudaraan, terjalin kebersamaan, dan terciptanya motivasi kerja karyawan. Karena dengan dilakukannya kegiatan tersebut, karyawan menjadi lebih giat bekerja dan membangkitkan kerjasama antar karyawan.

Kegiatan HUT kereta api yang diadakan pada tanggal 28 September selalu dimeriahkan serentak diseluruh kantor PT. Kereta Api yang ada diseluruh Indonesia. Dalam kegiatan HUT kereta api ini selalu menjadi ajang unjuk ketangkasan setiap karyawannya, yang berpartisipasi dalam rangka memeriahkan


(8)

kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut sudah ada sejak kemerdekaan indonesia pada tanggal 17 agustus 1945 Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) itu mngambil alih perkeretaapian oleh pihak Jepang yang terjadi dikantor pusat ini. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 28 September 1945. Oleh karena itu kegiatan ini pun selalu diadakan dalam setiap setahun sekali.

HUT kereta api selalu dimeriahkan dengan banyaknya perlombaan, yang mengajak seluruh karyawan dan karyawati PT. Kereta Api di kantor pusat Bandung, tidak lepas juga para seluruh anggota keluarga karyawan maupun karyawati dalam memeriahkan acara tersebut. Dalam kegiatan HUT kereta api biasanya diadakan berbagai macam perlombaan untuk para karyawannya. Perlombaan yang sering muncul dalam memeriahkan acara HUT kereta api pada setiap tahunnya adalah lomba futsal, catur, lomba menyanyi, lomba menggambar untuk para anak-anak karyawan, lomba badminton, tenis meja dan lain sebagainya.

Pada acara tersebut, biasanya karyawan yang memenangkan perlombaan mendapatkan berbagai macam bingkisan maupun hadiah dari setiap pesertanya, ada juga yang mendapatkan uang tunai maupun beasiswa untuk para anak-anak karyawan yang berprestasi dalam perlombaan tersebut. Selain itu juga kegiatan HUT kereta api yang dilaksanakan di kantor pusat Bandung juga memberikan sertifikat untuk para karyawan yang memenangkan pertandingan dari setiap perlombaan.

Sehingga akan mencapai Visi PT. Kereta Api (Persero) yang menjadikan penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang memenuhi harapan stakeholders. Dan


(9)

Misi PT. Kereta Api (Persero) yaitu menyelenggarakan sarana dan prasarana perkeretaapian berikut bisnis penunjang, melalui praktek bisnis terbaik untuk memberikan nilai tambahan yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan. Serta mencapai Tujuan PT. Kereta Api (Persero) yang turut serta melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan Program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional khususnya di bidang transportasi, dengan menyediakan barang dan jasa bermutu tinggi dan berdaya saing kuat di pasar dalam negeri ataupun internasional di bidang perkeretaapian yang meliputi usaha pengankutan orang dan barang dengan kereta api, kegiatan perawatan prasarana perkeretaapian, pengusahaan prasarana perkeretaapian, pengusahaan usaha penunjang prasarana dan sarana kereta api dan kemanfaatan umum dengan menetapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

Berdasarkan uraian diatas, menarik perhatian peneliti untuk mengetahui kegiatan HUT kereta api yang dapat meningkatkan motivasi karyawan, sehingga rumusan masalah penelitian ini adalah “Sejauhmana Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api Indonesia (persero) di kantor pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya?”


(10)

1.2 Identifikasi Masalah

Rumusan masalah merupakan hal yang bersifat umum yang akan dirinci lebih spesifik dalam identifikasi masalah agar penelitian ini lebih terarah dan mempunyai alur. Adapun identifikasi masalah penelitian ini antara lain:

1. Sejauhmana tujuan kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya?

2. Sejauhmana rencana kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya?

3. Sejauhmana jenis kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya?

4. Sejauhmana Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap eksistensi Kerja Karyawannya?

5. Sejauhmana Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap keterkaitan hubungan Kerja Karyawannya? 6. Sejauhmana Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di

Kantor Pusat Bandung Terhadap pertumbuhan Kerja Karyawannya? 7. Sejauhmana Efektivitas Kegiatan HUT PT. kereta api (persero) di kantor


(11)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Sejauhmana Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di kantor pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya?.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Tujuan kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di kantor pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya.

2. Untuk mengetahui Rencana Kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di kantor pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya.

3. Untuk mengetahui Jenis kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di kantor pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya.

4. Untuk mengetahui Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di kantor pusat Bandung Terhadap eksistensi Kerja Karyawannya.

5. Untuk mengetahui Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di kantor pusat Bandung Terhadap keterkaitan hubungan Kerja Karyawannya. 6. Untuk mengetahui Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di

kantor pusat Bandung Terhadap pertumbuhan Kerja Karyawannya.

7. Untuk mengetahui Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di kantor pusat Bandung Terhadap motivasi Kerja Karyawannya.


(12)

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Kegunaan teoritis dari penelitian yang dilaksanakan, diharapkan dapat membantu dalam mengembangkan Ilmu Komunikasi pada umumnya dalam ilmu kehumasan pada khususnya, mengenai pentingnya Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api (persero) di kantor pusat Bandung Terhadap motivasi Kerja Karyawannya.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Hasil pengamatan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang berupa proses komunikasi, dimana dapat menjadi bekal bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

1. Bagi Peneliti

Sebagai dasar Menambah ilmu pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas terutama dalam hal penarapan materi kuliah yang telah didapatkan oleh penulis sehingga penulis mendapatkan gambaran yang jelas secara langsung sejauhmana kesesuaian antara teori dan praktek, bagi keilmuan kehumasan khususnya dan bagi ilmu komunikasi secara umum.

2. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan berguna bagi mahasiswa UNIKOM pada umumnya dan mahasiswa ilmu Komunikasi pada khususnya sebagai literatur untuk melakukan penelitian dalam kajian yang sama serta


(13)

memberi kontribusi ilmu untuk pengembangan disiplin ilmu yang bersangkutan.

3. Bagi PT. Kereta Api (Persero) Bandung

Kegunaan penelitian ini bagi PT. Kereta Api (Persero) Bandung yaitu untuk memberikan masukan dan evaluasi bagi perusahaan mengenai HUT PT. kereta api (persero) di kantor pusat Bandung yang telah dilaksanakan. Penelitian ini juga memberikan masukan kepada PT. Kereta Api (Persero) Bandung tentang kegiatan apa saja yang sebaiknya dilakukan agar dapat menjalin kebersamaan dan keakraban antarkaryawan serta meningkatkan motivasi kerja karyawan. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam memajukan perusahaan dan dapat memberi wawasan yang baru bagi pihak yang bersangkutan.

1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Kerangka Teoritis

Menurut keterangan Onong Uchjana Effendy efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna, efektif merupakan kata dasar, sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas. Menurut Onong Uchjana Effendy mendefinisikan efektivitas sebagai berikut:

“Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan (Efendy, 1989:14).”


(14)

Dalam Komunikasi efektif, hasil yang diharapkan oleh komunikator adalah adanya perubahan sikap, pendapat dan perilaku. Disamping itu, efektivitas juga berarti daya pesan untuk mempengaruhi tingkat kemampuan pesan dan mempengaruhi komunikan.Menurut keterangan Onong Uchjana Effendy efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna, efektif merupakan kata dasar, sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas.

Keefektifan komunikasi tidak saja ditentukan oleh kemampuan berkomunikasi, tetapi juga oleh diri si komunikator. Fungsi komunikator sebagaimana ditegaskan dimuka ialah pengutaraan pikiran dan perasaannya dalam bentuk pesan untuk membuat komunikan menjadi tahu atau berubah sikap, pendapat, atau perilakunya.

Menurut Onong Uchjana Effendy ditinjau dari komponen komunikator, untuk melaksanakan komunikasi efektif, terdapat dua faktor penting pada diri komunikator, yakni kepercayaan pada komunikator (source credibility) dan daya tarik komunikator (source attrakctiveness). (Effendy,2003: 42)

Komunikan yang dijadikan sasaran akan mengkaji siapa komunikator yang menyampaikan informasi itu. Jika ternyata informasi yang diutarakannya tidak sesuai dengan diri komunikator, betapa pentingnya teknik komunikasi yang dilakukan. Hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan pengertian diatas sebuah kegitan internal yang dilakukan oleh perusahaan PT. Kereta Api (Persero) Bandung dalam prosesnya, dalam memiliki pencapaian tujuan bersama yang direncanakan sesuai dengan ketentuan bersama karyawan PT. Kereta Api (Persero) Bandung terhadap motivasi kerja


(15)

karyawannya yang akan senantiasa menjadi sebuah keberhasilan baik untuk perusahaan maupun untuk karyawan tersebut.

Konteks komunikasi penelitian ini adalah konteks komunikasi organisasi. Adapun definisi komunikasi organisasi menurut Wayne (2000) sebagaimana dikutip oleh Deddy Mulyana yang berjudul Komunikasi Organisasi bahwa:

Komunikasi organisasi adalah sebagai suatu pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu oraganisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hungan hierarkis antara yang satu dan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. ( Wayne, 2000)

Untuk variabel Y peneliti mengambil indikator yaitu Exixtence (E) atau eksistensi, Relatedness (R) atau keterkaitan, dan Growth (G) atau pertumbuhan. Indikator tersebut diambil berdasarkan teori yang menjadi acuan pada penelitian ini yaitu teori motivasi dari Alderfer (1972) yang mengemukakan tiga teori kebutuhan. Ketiga kebutuhan tersebut adalah:

Exixtence (E) atau eksistensi, Relatedness (R) atau keterkaitan, dan Growth (G) atau pertumbuhan. Eksistensi meliputi meliputi kebutuhan fisiologis seperti rasa lapar, rasa haus, dan seks, juga kebutuhan materi seperti gaji dan lingkungan kerja yang menyenangkan. Kebutuhan akan keterkaitan menyangkut hubungan dengan orang-orang yang penting bagi kita, seperti anggota keluarga, sahabat, dan penyelia di tempat kerja. Kebutuhan akan pertumbuhan yang meliputi keinginan kita untuk produktif dan kreatif dengan mengerahkan semua kesanggupan kita.

1.5.2 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui Sejauhmana Efektivitas Kegiatan HUT kereta api (persero) di kantor pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya. Aspek-aspek tersebut dapat berupa kebutuhan-kebutuhan karyawan yang harus dipenuhi oleh PT. Kereta Api (Persero) Bandung sehingga


(16)

motivasi karyawan dapat meningkat. Hal tersebut dapat diaplikasikan kedalam teori Alderfer yang merupakan dasar teori dalam penelitian ini.

Gambar 1.1

Aplikasi Teori ERG Kebutuhan Alderfer Pada Masalah Penelitian

Kebutuhan Exixtence (E) atau eksistensi yang meliputi kebutuhan fisiologis seperti rasa lapar, rasa haus, dan seks, juga kebutuhan materi seperti gaji dan lingkungan kerja yang menyenangkan. Dalam hal ini lebih diaplikasikan sebagai alasan seseorang untuk bekerja. Alasan seseorang bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhannya yang paling mendasar yaitu kebutuhan makan, tempat tinggal, kebutuhan yang menyenangkan, serta kebutuhan hidup lainnya. Jika dikaitkan dengan kegiatan HUT PT. Kereta Api, seharusnya karyawan lebih termotivasi untuk bekerja dalam mencapai sebuah tujuan perusahaan.

Kebutuhan Relatedness (R) atau keterkaitan meliputi Kebutuhan akan keterkaitan menyangkut hubungan dengan orang-orang yang penting bagi kita, seperti anggota keluarga, sahabat, dan penyelia ditempat kerja. Kebutuhan ini dapat diaplikasikan dengan keterkaitan antar karyawan dalam berkomunikasi antara atasan dengan bawahan, bawahan dan atasan, karyawan dengan karyawan dan pulik eksternal dengan perusahaan. Dikaitkan dengan kegiatan ini, yang acaranya ini selalu diadakan setiap tahun dengan tujuan mempererat tali silahturahmi antar karyawan PT. Kereta Api (Persero) Bandung yang semangat

Relatedness

Exixtence Growth


(17)

untuk kerjasama yang sangat solid, dan memiliki sense of belonging atau kecintaan yang sangat luar biasa terhadap PT . Kereta Api.

Dan Growth (G) atau pertumbuhan meliputi Kebutuhan akan pertumbuhan meliputi keinginan kita untuk produktif dan kreatif dengan mengerahkan segenanap kesanggupan kita. Dalam hal ini bisa diaplikasikan dimana karyawan ingin mengekspresikan kemampuan dirinya semaksimal mungkin ketika bekerja sehingga tercapai kepuasan dalam menyelasaikan pekerjaannya. Dikaitkan dengan kegiatan ini, perusahaan memberikan wewenang untuk berekspresi dalam memeriahkan kegiatan HUT PT. Kereta Api ini sehingga suasana keakraban akan tercipta.

Alasan peneliti menggunakan teori ini karena konteks penelitian ini termasuk kedalam konteks komunikasi organisasi dan banyak para ahli yang menggunakan teori Alderfer sebagai dasar peneliti untuk mementukan masing-masing tingkat kebutuhan itu jika dikaitkan dengan perilaku sesorang. Selain itu teori Alderfer juga berguna bagi perusahaan untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga kualitas dan produktivitas kerja mereka bisa meningkat. Adapun arti dari motivasi itu sendiri adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri.

Dalam hal ini adalah PT. Kereta Api (Persero) Bandung yang memperhatikan kebutuhan karyawan untuk meningkatkan motivasi kerja karyawannya. Dengan melihat dan memahami kebutuhan karyawan maka motivasi kerja karyawan akan meningkat. Hal ini PT. Kereta Api (Persero)


(18)

Bandung melalui kegiatan internalnya yaitu kegiatan HUT PT. Kereta Api di kantor pusat Bandung untuk memotivasi Kerja Karyawannya.

1.6 Hipotesis

Definisi hipotesis menurut Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D adalah merupakan suatu jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah sebagi berikut:

H1 : Ada hubungan antara Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api (Persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya.

H0 : Tidak ada hubungan antara Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api (Persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya.

Untuk memperjelas arah penelitian, maka peneliti menjabarkannya menjadi beberapa subhipotesis sebagai berikut:

1. H1 : Ada hubungan antara tujuan kegiatan HUT PT. Kereta Api (Persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya.

H0 : Tidak ada hubungan antara tujuan kegiatan HUT PT. Kereta Api (Persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya.

2. H1 : Ada hubungan antara rencana kegiatan HUT PT. Kereta Api (Persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya.


(19)

H0 : Tidak ada hubungan antara rencana kegiatan HUT PT. Kereta Api (Persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya.

3. H1 : Ada hubungan antara jenis kegiatan HUT PT. Kereta Api (Persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya.

H0 : Tidak ada hubungan antara jenis kegiatan HUT PT. Kereta Api (Persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap Motivasi Kerja Karyawannya.

4. H1: Ada hubungan antara Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api (Persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap eksistensi Kerja Karyawannya.

H0 : Tidak ada hubungan antara Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api (Persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap eksistensi Kerja Karyawannya.

5. H1 : Ada hubungan antara Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api (Persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap keterkaitan hubungan Kerja Karyawannya.

H0 : Tidak ada hubungan antara Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api (Persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap keterkaitan dengan rekan Kerja Karyawannya.

6. H1: Ada hubungan antara Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api (Persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap pertumbuhan Kerja Karyawannya.


(20)

H0 : Tidak ada hubungan antara Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api (Persero) di Kantor Pusat Bandung Terhadap pertumbuhan Kerja Karyawannya.

1.7 Operasional Variabel

Operasional variabel adalah mengukur konsep abstrak menjadi besaran yang dapat diukur. Sedangkan variabel adalah konstruk yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai. (Rakhmat, 2001:12)

Adapun variable dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 1.1

Operasional Variabel Variabel X

No. Variabel Indikator Alat Ukur

1. Efektivitas kegiatan HUT Kereta Api

1. Tujuan Kegiatan

1. Orientasi 2. Sasaran 3. Target 2. Rencana

Kegiatan

1. Pengaturan 2. Penyusunan 3. Jenis

Kegiatan

1. Waktu Pelaksanaan 2. Tempat

Pelaksanaan 3. Panitia kegiatan Sumber : (Effendy, 2003:43) Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi


(21)

Variabel Y

No. Variabel Indikator Alat ukur

2. Motivasi Kerja Karyawan

1. Exixtence (Eksistensi)

1. Fisiologis 2. Lingkungan

Kerja

3. Kebutuhan akan keamanan 4. Releadness

(keterkaitan hubungan )

1. Hubungan dengan atasan 2. Hubungan

dengan sejawat 3. Hubungan

dengan bawahan 5. Growth

(Pertumbuhan)

1. Produktivitas 4. Kreativitas Sumber : R. Wayne Pace & Don F. Faules, 2000:121. Komunikasi

Organisasi

1.8 Populasi dan Sampel Penelitian 1.8.1 Populasi Penelitian

Definisi populasi seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono adalah sebagai berikut:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.: (Sugiyono. 2008:80)


(22)

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Kereta Api (Persero) Bandung yang mengikuti kegiatan HUT Kereta Api yang berjumlah 1481 karyawan.

1.8.2 Sampel Penelitian

Definisi sampel menurut Riduwan yang dikutif oleh sugiono adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena ada keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). (Sugiono.2008:81)

Teknik sampel yang digunakan adalah teknik sampling random sederhana. Menurut Rakhmat dalam buku metode penelitian komunikasi teknik sampling random sederhana adalah untuk menuliskan semua unsur populasi dalam secarik kertas, kemudian mengundinya sampai kita memperoleh jumlah yang dikehendaki. Unsur-unsur yang jatuh itulah yang menjadi sampel.

Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Yamane, sebagaimana dikutif oleh Rakhmat yaitu sebagai berikut:


(23)

Rumus :

Keterangan : n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

d = Presisi atau tingkat kesalahan 10%

Jumlah populasi yang akan diteliti di PT. Kereta Api (Persero) Bandung adalah 1481 karyawan. Kemudian dari rumus Yamane diatas, jumlah sampel dari populasi dapat dihitung sebagai berikut:

Jadi sampel penelitian ini berjumlah 94 responden.

Selanjutnya didalam menentukan jumlah sampel untuk masing-masing direktorat digunakan rumus sebagai berikut :

N N. (d)2 +1 n =

Rumus : N

N. (d)2 +1 n =

n = 93.67 dibulatkan menjadi 94 responden n = 1481

1481. (10

/100)

2 +1

n = 93,67 1481 15,81

n =

x n Nk =


(24)

Dimana : n = jumlah seluruh anggota sampel (yaitu n=94) Pk = jumlah anggota populasi yang terdapat dalam

kelompok ke-k.

P = jumlah populasi seluruhnya

Nk = anggota sampel dalam kelompok ke-k.

(Singarimbun, 1990 : 89). Tabel 1.2

Hasil perhitungan Sampel Yang Mengikuti Kegiatan HUT Kereta Api (Persero) di Kantor Pusat Bandung

No. Direktorat/Bidang Populasi (N) Sampel (n)

1 Managing Director of Finance 156 Orang Nk = 156 x 94 1481 n= 9,90 ~ 10 2 Managing Director of Tehnik 119 Orang Nk = 119 x 94 1481

n= 7,55 ~ 7 3 Managing Director of

Operation 110 Orang

Nk = 110 x 94 1481 n= 6,98 ~ 7 4 Managing Director of Human

Capital 178 Orang

Nk = 178 x 94 1481 n= 11,30 ~ 11 5 Managing Director of Business

Development 122 Orang

Nk = 122 x 94 1481 n= 7,74 ~ 8 6 Managing Director of

Commerce 125 Orang

Nk = 125 x 94 1481 n= 7,93 ~ 8 7 EVP Information System 18 Orang Nk = 18 x 94 1481


(25)

8 EVP Training And Education 120 Orang Nk = 120 x 94 1481 n= 7,62 ~ 8 9 EVP Railways Assets 25 Orang Nk = 25 x 94 1481

n= 1,59 ~ 1 10 EVP Conservation and

Heritages 27 Orang

Nk = 27 x 94 1481 n= 1,71 ~ 2 11 EVP Safety, Health and

Environment 34 Orang

Nk = 34 x 94 1481 n= 2,16 ~ 2 12 EVP Logistic 31 Orang Nk = 31 x 94 1481

n= 1,97 ~ 2 13 EVP Legal 104 Orang Nk = 104 x 94 1481

n= 6,60 ~ 7 14 EVP Real Property Assets 36 Orang Nk = 36 x 94 1481

n= 2,28 ~ 2 15 Head Of Internal Audit 63 Orang Nk = 63 x 94 1481

n= 3,99 ~ 4 16 EVP Risk Management 60 Orang Nk = 60 x 94 1481

n= 3,81 ~ 4 17 EVP Corporate Secretary 153 Orang Nk = 153 x 94 1481

n= 9,71 ~ 10

Total 1481 orang 94 orang


(26)

1.9 Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik korelasional.

Masri Singarimbun dan Sofyan Effendy mengatakan, “penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.” (Singarimbun dan Effendy, 1989:3).

Manurut Husein Umar, “korelasional adalah teknik analisis yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variable-variabel yang berbeda dalam suatu populasi, perbedaan utama dengan metode ini adalah adanya usaha untuk menaksir hubungan dan bukan sekedar deskripsi.” (Umar, 2002:45).

Sedangkan metode survei dengan teknik korelasional adalah metode yang dilakukan untuk menggambarkan peristiwa yang telah atau sedang terjadi. Didalam penelitian ini, penulis bermaksud untuk melihat seberapa besar Efektivitas Kegiatan HUT PT. Kereta Api Terhadap motivasi Kerja Karyawannya pasca mengikuti kegiatan tersebut.

1.10 Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Dimana data primer merupakan data yang berkaiatan dengan masalah penelitian dan dilakukan dengan wawancara. Sedangkan data sekunder merupakan data pendukung yang diperlukan untuk menjelaskan tentang efektivitas kegiatan HUT Kereta Api melalui angket.


(27)

Untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Angket

Menurut Sugiono, angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2008 :142)

Dalam penelitian ini, penyebaran angket dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi seputar populasi. Dimana populasi disini adalah karyawan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang ada di kantor pusat Bandung.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan antara periset—seseorang yang berharap mendapatkan informasi, dan informan—seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek (Berger,2000:111)

Wawancara merupakan metode pengumppulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.

Pada penelitian ini peneliti mewawancarai humas PT. Kereta Api sebagai narasumber yang mengetahui tentang jalannya kegiatan HUT PT. Kereta api (Persero) yang diadakan di kantor pusat Bandung.


(28)

3. Studi Pustaka

Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan cara mempelajari buku-buku, membaca media-media cetak yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

4. Internet Searching

Dalam teknik ini peneliti mencari informasi atau data yang bersangkutan dengan penelitian ini dari internet. Hasil yang didapat dari penelusuran data secara online ini dimanfaatkan sedemikian rupa untuk penelitian ini.

1.11 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah teknik analisis korelasional. Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data dilaksanakan. Untuk itu penulis akan mengolah data dengan langkah sebagai berikut :

1. Pengolahan Data

Disini penulis mengolah data dengan memerikasa kembali data yang didapatkan baik dari segi kejelasan, kesempurnaan dan kelengkapan data.

2. Klasifikasi data

Data yang sudah diolah kemudian penulis pisahkan data tersebut sesuai dengan jenisnya, baik itu data primer maupun data sekunder.


(29)

3. Melakukan uji validitas dan uji realibilitas

Penulis melakukakn uji validas dan realibilitas untuk mengetahui sejauhmana angket yang disebarkan itu layak untuk digunakan atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan mengguanakan software computer dengan menggunakan program SPSS 14.

4. Pengkodean data

Penulis memberikan kode pada data-data dengan member angka-angka yang kemudian dimasukan kedalam coding sheet dan coding book.

5. Mentabulasikan data

Disini penulis melakukan tabulasi data dimana data dimasukan kedalam tabel induk yang kemudian dimasukan kedalam tabel tunggal. Setelah itu dianalisis menggunakan computer dengan program SPSS 14 dengan pengujian Rank Spearman. Dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh Efektivitas Kegiatan HUT Kereta Api Terhadap motivasi Kerja Karyawannya.

Dalam menganalisa penelitian menggunakan skala likert dengan perhitungan persentase. Untuk menguji hipotesis digunakan program SPSS dan untuk menganalisa pengaruh variabel x terhadap y digunakan teknik analisa korelasi rank spearman untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara dua variabel:

Rumus :

Rs = 1- 6∑di2 n(n2-1)


(30)

Dimana : ∑di2 = ∑ [ r(Xi)-r(Yi)]2 Keterangan :

Rs= korelasi rank sperman. di = selisih antara 2 ranking. n = jumlah sampel.

Jonathan Sarwono,2005:42)

Untuk menganalisa adanya pengaruh atau hubungan menggunakan koefisien determinasi (KD) antara variabel X dan Variabel Y dengan rumus:

Keterangan :

KD : koefisien determinasi rs : hasil korelasi rank spearman

Sumber: (Sarwono, 2005: 43)

1.12 Tempat dan Waktu Penelitian 1.12.1 Tempat Penelitian

Humas PT. Kereta Api (Persero) Kantor Pusat Bandung JL. Perintis Kemerdekaan No. 1 Bandung 40117 Website : www.infoka.kereta-api.com

Telepon : (022) 4241370

KD= rs

2

x 100%


(31)

1.12.2 Waktu Penelitian

Waktu yang di gunakan dalam penelitian ini dimulai dari Maret 2010 sampai dengan Juli 2010.

Tabel 1.3

Tabel Waktu Penelitian

No KEGIATAN Maret April Mei BULAN Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan

2 Pengajuan Judul

3 Persetujuan Judul

4

Pengajuan Surat Kesediaan

Pembimbing

5 Penulisan Bab I

6 Revisi Bab I

7 Acc Bab I

8 Penulisan dan Penyerahan Bab II

9 Revisi dan Penyerahan Bab II

10

Seminar UP Acc Bab II dan Penyerahab Bab

III

11 Revisi Bab III dan penyebaran Angket

12 Acc Bab III dan Penyerahan Bab IV

13 Revisi Bab IV

14 Acc Bab IV dan Penyerahan Bab V

15 Acc Bab V, Lain-lain

16 Acc Keseluruhan


(32)

1.13 Sistematika Penulisan

Secara garis besar sistematika penulisan pada penelitian ini dapat di jelaskan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Adapun di bab ini terdapat latar belakang penelitian, identifikasi penelitian, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, operasionalisasi variabel, teknik penulisan, analisis data, metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, lokasi & waktu penelitian, sisitematika penulisan, rencana penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini membahas mengenai tinjauan tentang keilmuan penulis yaitu ilmu komunikasi. Selain itu dalam bab ini dibahas juga mengenai bentuk-bentuk komunikasi, tujuan komunikasi, unsur-unsur komunikasi, tinjauan tentang komunikasi organisasi, dan tinjauan kehumasan.

BAB III OBJEK PENELITIAN

Yang menjadi objek penelitian penulis adalah PT. Kereta Api (Persero) Kantor Pusat Bandung

BAB 1V PEMBAHASAN

Berisi tentang hasil penelitian yang telah diolah dan dianalisis melalui software computer dengan menggunakan program SPSS.

BAB V PENUTUP


(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Ilmu Komunikasi 2.1.1 Definisi Ilmu Komunikasi

Pengertian komunikasi menurut Carl I. Hovland yang dikutif oleh Onong Uchjana Effendy dalam bukunya ilmu komunikasi teori dan praktek yaitu Komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi pembentukan sikap dan pendapat.

Pengertian Komunikasi menurut Harold Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?

Paradigma Laswell di atas menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsure sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

- Komunikator (communicator, source, sender)

- Pesan (message)

- Media (channel, media)

- Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)

- Efek (effect, impact, influence)

Jadi, berdasarkan paradigm Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.


(34)

Selain itu menurut Everett M. Rogers yang dikutif oleh Deddy Mulyana dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi, yang menjelaskan Komunikasi adalah proses dimana suatu ide di alihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.(Mulyana, 2003:62)

Definisi diatas kemudian dikembangkan kembali oleg Rogers bersama D. Lawrence Kincaid (1981) sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan bahwa:

Komunikasi adalah proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. (Hafied Cengara,1998:20)

Rogers mencoba menspesialisasikan hakikat suatu hubungan dengan adanya suatu pertukaran informasi (pesan), di mana ia menginginkan adanya suatu perubahan sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian dari orang-orang yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi.

2.1.2 Proses Komunikasi

Di atas telah disinggung bahwa komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Menurut Onong Uchjana Effendy proses komunikasi terbagi menjadi dua macam proses yaitu:

a. Proses Komunikasi secara Primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan


(35)

menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahwa bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam konteks komunikasi adalah jelas hanya bahasalah yang mampu “menerjemahkan” opini; baik mengenal hal yang konkret maupun yang abstrak; bukan saja tentang hal atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan juga pada waktu yang lalu dan masa yang akan dating. Adalah berkat kemampuan bahasa maka kita dapat mempelajari ilmu pengetahuan sejak ditampilkan oleh Aristoteles, Plato, dan Socrates; dapat menjadi manusia yang beradab dan berbudaya; dan dapat memperkirakan apa yang akan terjadi pada tahun, decade, bahkan abad yang akan datang.

a. Proses Komunikasi secara Sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampain pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh ataupun jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunkasi.


(36)

Pada umumnya kalau kita berbicara dikalangan masyarakat, yang dinamakan media komunikasi itu adalah media kedua sebagaimana diterangakan diatas. Jarang sekali orang menganngap bahasa sebagai media komunikasi. Hal ini disebabkan oleh bahasa sebagai sebagai lambang

(symbol) seserta isi (content) – yakni pikiran dan atau perasaan – yang dibawanya menjadi totalitas pesan (message), yang tampak tak dapat dipisahkan. Tidak seperti media dalam bentuk surat, telepon, radio, dan lain-lainnya. Yang jelas tidak selalu dipergunakan. Tampaknya seolah-olah orang tak mungkin berkomunikasi tanpa bahasa, tetapi orang mungkin dapat berkomunikasi tanpa surat, atau telepon, atau televisi, dan sebagainya.

Setelah pembahasan di atas mengenai proses komunikasi, kini kita mengenal unsur dalam proses komunikasi. Penegasan tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi itu adalah sebagai berikut:

Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

Encoding: Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran kedalam bentuk lambang.

Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

Media: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.


(37)

Decoding: Pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

Receiver: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

Response: Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan.

Feedback: Umpan Balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

(Mulyana, Deddy. 2003) 2.1.3 Fungsi Komunikasi

Harold Laswell mengemukakan bahwa fungsi komunikasi antara lain: a. Manusia dapat mengontrol kemampuannya

b. Beradaptasi lingkungan tempat mereka berada.

c. Melakukan transformasi warisan sosial kepada generasi berikutnya. Selain itu ada beberapa pihak menilai bahwa dengan komunikasi yang baik, hubungan antarmanusia dapat dipelihara kelangsungannya. Sebab, melalui komunikasi dengan sesama manusia kita bisa


(38)

memperbanyak sahabat, memperbanyak rezeki, memperbanyak dan memelihara pelanggan (costumers), dan juga memelihara hubungan yang baik antara bawahan dan atasan dalam suatu organisasi. Pendek kata komunikasi berfungsi menjembatani hubungan antar manusia dalam bermasyarakat. (Hafied Cengara,1998:59)

2.1.4 Tujuan Komunikasi

R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam bukunya, Techniques for effective Communication, menyatakan bahwa tujuan sentral dalam kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu:

a.To secure understanding, b.To establish acceptance, c. To motivate action.

Pertama adalah to secure understanding, memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Andaikata ia sudah dapat mengerti dan menerima, maka penerimanya itu harus dibina

(to establish acceptance). Pada akhirnya kegiatan dimotivasikan

(To motivate action)

Gordon I. Zimmerman merumuskan bahwa kita dapat membagi tujuan komunikasi menjadi dua kategori besar. Pertama, kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan kita untuk memberi makan dan pakaian kepada diri sendiri, memuaskan kepenasaran kita akan


(39)

lingkungan, dan menikmati hidup. Kedua, kita berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. Jadi komunikasi mempunyai fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi yang kita perlukan untuk menyelesaikan tugas, dan fungsi hubungan yang melibatkan pertukaran informasi mengenai bagaimana hubungan kita dengan orang lain. (Mulyana, 2007:4)

Rudolph F. Verderber mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu. (Mulyana, 2007:5)

2.1.5 Bentuk Komunikasi

Di bawah ini dijelaskan Bentuk-bentuk komunikasi yang meliputi: 1. Komunikasi Persona (Personal Communication)

a) Komunikasi intrapersona (intrapersonal communication) b) Komunikasi Antarpersona (antrapersonal communication)

2. Komunikasi Kelompok (group communication)

a) Komunikasi kelompok kecil (small group communication):

 Ceramah (lecture)

 Diskusi panel (panel discussion)

 Symposium (symposium)


(40)

 Seminar

 Curah saran (brainstorming)

 Dan lain-lain

b) Komunikasi kelompok besar (large group communication/ public speaking)

3. Komunikasi Massa (mass communication)

a) pers b) radio c) televisi d) film

e) dan lain-lain 4. Sifat Komunikasi

a) Tatap muka (face-to-face)

b) Bermedia (mediated)

c) Verbal (verbal)

 Lisan (oral)

 Tulisan/ cetak/ (written/ printed)

d) Nonverbal (non-verbal)

 Kial/ isyarat badaniah (gestural)

 Bergambar (pictorial)

5. Metode Komunikasi

a) Jurnalistik (journalism)


(41)

 Jurnalistik elektronik (electronic journalism)

- Jurnalistik radio (radio journalism)

- Jurnalistik televisi (television journalism)

b) Hubungan masyarakat (public relations)

c) Periklanan (advertrising)

d) Pameran (exhibition/ exposition)

e) Publisitas (publicity)

f) Propaganda

g) Perang Urat Saraf (psychological warfare)

h) Penerangan 6. Teknik Komunikasi

a) Komunikasi Informatif (informative communication)

b) Komunikasi persuasif (persuasive communication)

c) Komunikasi Instruktif/koersif (instructive/ coercive communication)

d) Hubungan manusiawi (human relations)

7. Tujuan Komunikasi

a) Perubahan Sikap (attitude change)

b) Perubahan pendapat (opinion change)

c) Perubahan perilaku (behavior change)

d) Perubahan Sosial (social change)

8. Fungsi Komunikasi


(42)

b) Mendidik (to educate) c) Menghibur (to entertain) d) Mempengaruhi (to influence)

9. Model Komunikasi

a) Komunikasi satu tahap (one step flow communication)

b) Komunikasi dua tahap (two step flow communication)

c) Komunikasi multitahap (multistep flow communication)

10. Bidang Komunikasi

a) Komunikasi sosial (social communication)

b) Komunikasi Manajemen/organisasional (management/ organization communication)

c) Komunikasi perusahaan (business communication)

d) Komunikasi politik (political communication)

e) Komunikasi Internsional (internasional communication)

f) Komunikasi antarbudaya (intercultural communication)

g) Komunikasi pembangunan (development communication)

h) Komunikasi lingkungan (environmental communication)

i) Komunikasi tradisional (traditional communication)

Demikianlah ikhtisar mengenai lingkup ilmu komunikasi dipandang dari berbagai segi.


(43)

2.2. Tinjauan Komunikasi Organisasi 2.2.1. Definisi Komunikasi Organisasi

Menurut R. Wayne Pace dalam buku komunikasi organisasi yang dikutip oleh Deddy Mulyana adalah:

Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unti-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.

Dalam buku komunikasi organisasi yang dikutip oleh R. Wayne Pace, omunikasi organisasi dapat dilihat sebagai “proses mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan komunikasi yang memungkinkan organisasi berfungsi.” (Farace, Monge, & Russel, 1977, hlm. 4)

Evert M. Rogers dan Rekha Agarwala Rogers dalam bukunya,

Communication in Organization, menyebut paduan suatu sistem. Secara lengkap organisasi didefinisikan sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas. (Effendy, 2004:114)

1.2.2 Tujuan komunikasi Organisasi

Dalam proses organisasi tidak lain dalam rangka membentuk saling pengertian (mutual undestanding) . Pendek kata agar terjadi penyetaraan dalam kerangka referensi, maupun dalam pegalaman.


(44)

1.2.3 Budaya Organisasi

1. Nilai dan kepercayaan tentang: a. Waktu

b. Efisiensi c. Diri d. Tindakan e. Kerja

2. Nilai dan kepercayaan tentang: a. Karyawan

b. Pelanggan c. Produksi d. Manajemen e. Masyarakat f. Dll.

3. Efektifitas organisasi: a. Efisiensi

b. Kepemimpinan c. Motivasi d. Kinerja e. Komitmen f. Kepuasan 4. Iklim organisasi


(45)

b. Standar c. Imbalan

d. Keramahan semangat tim persaudaraan e. Kesiapan teknologi

f. Komunikasi terbuka 5. Iklim komunikasi:

a. Dukungan

b. Keikutsertaan dalam proses keputusan c. Kejujuran, percaya diri, dan keandalan d. Terbuka dan tulus

e. Tujuan kinerja yang tinggi

2.3 Tinjauan Tentang Efektivitas

Menurut keterangan Onong Uchjana Effendy efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna, efektif merupakan kata dasar, sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas. Menurut Onong Uchjana Effendy mendefinisikan efektivitas sebagai berikut:

“Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan (Efendy, 1989:14).”

Dalam Komunikasi efektif, hasil yang diharapkan oleh komunikator adalah adanya perubahan sikap, pendapat dan perilaku. Disamping itu, efektivitas juga berarti daya pesan untuk mempengaruhi tingkat kemampuan pesan dan mempengaruhi komunikan.


(46)

Keefektifan komunikasi tidak saja ditentukan oleh kemampuan berkomunikasi, tetapi juga oleh diri si komunikator. Fungsi komunikator sebagaimana ditegaskan dimuka ialah pengutaraan pikiran dan perasaannya dalam bentuk pesan untuk membuat komunikan menjadi tahu atau berubah sikap, pendapat, atau perilakunya.

Komunikan yang dijadikan sasaran akan mengkaji siapa komunikator yang menyampaikan informasi itu. Jika ternyata informasi yang diutarakannya tidak sesuai dengan diri komunikator, betapa pentingnya teknik komunikasi yang dilakukan. Hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan.

Selain itu efektivitas juga berarti daya pesan untuk mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesan untuk mempengaruhi komunikan, pesan yang efektif harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

1. Adanya kesamaan dalam mempermudah proses penyandian (decoding)

yakni proses menterjemahkan lambing-lambang yang diterima menjadi sebuah gagasan-gagasan.

2. Adanya kesamaan membantu membangun premis yang sama (persepsi). 3. Adanya kesamaan menyebabkan komunikan tertarik pada komunikator

(Rakhmat, 1986:271)

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Human Relations & Public relations yang menjelaskan pesan sebagai terjemahan dari bahasa asing

“message” adalah lambang bermakna (meaning full symbols). Yakni lambang yang membawakan pikiran atau perasaan komunikator.


(47)

Seperti disinggung diatas, komunikasi berlangsung pada umumnya dengan menggunakan bahasa, karena diantara sekian banyak lambang, hanya bahasa yang ammpu membawa pikiran dan atau perasaan seseorang, baik mengenai hal yang kongkrit maupun yang abstrak, tidak saja tentang hal atau peristiwa yang terjadi dimasa yang silam dan di waktu yang akan datang. Lambang-lambang lain tidak mampu untuk itu. Meskipun demikian sebagaimana juga telah diterangkan diatas untuk efektifnya komunikasi, lambang bahasa bahasa yang ditunjang oleh lambang-lambang lain, sehingga merupakan suatu keterpaduan.

Efektivitas setiap kelompok tertentu tergantung pada sejumlah faktor. Handy menggambarkan faktor-faktor ini sebagai:

a. Anugerah – kelompok, tugas dan lingkungannya;

b. Faktor campur tangan – gaya kepemimpinan, proses dan prosedur, motivasi;

c. Hasil- produktivitas, kepuasan anggota

2.4 Tinjauan Umum Tentang Public Relations (PR) 2.4.1 Pengertian Public Relations (PR)

Public Relations (PR) atau humas menurut Kamus IPR adalah keseluruhan upaya yang dilangsungan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengn segenap khalayaknya.


(48)

Penjabaran yang diatas dapat dianalisis menjadi:

a. “Upaya yang terencana dan berkesinambungan”, ini berarti Public Relations (PR) adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasikan sebagai suatu rangkaiaan kampanye atau program terpadu, dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Jadi,

Public Relations (PR) sama sekali bukanlah kegiatan yang sifatnya sembarangan atau dadakan.

b. Tujuan utamanya adalah “menciptakan dan memelihara saling pengertian”. Maksudnya adalah untuk memastikan bahwa organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak-pihak lain yang turut berkepentingan. Dengan adanya satu penggal kata “saling”, maka organisasi juga harus memahami setiap kelompok atau individu yang terlibat dengannya (istilah yang umum adalah “khalayak” atau publik). Menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public Relation berpendapat bahwa

Public Relations (PR) adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.

Analisis dari teori Public Relations (PR) dari Frank Jefkins adalah:

a. Bagian pertama dari definisi ini sama saja dengan yang telah di utarakan oleh IPR, hanya saja unsur tujuannya lebih diperinci, yaitu tidak hanya terbatas saling pengertian saja, melainkan juga berbagai macam tujuan khusus lainnya yang sedikit banyak berkaitan dengan


(49)

saling pengertian itu. Tujuan-tujuan khusus itu biasanya adalah penganggulangan masalah-masalah komunikasi yang memerlukan suatu perubahan tertentu, misalnya saja pengubahan sikap yang negatif menjadi positif.

b. Public Relations (PR) harus menggunakan metode manajemen berdasarkan tujuan (management by objecties). Dalam mengejar suatu tujuan, semua hasil atau tingkat kemajuan yang telah dicapai harus bisa diukur secara jelas, mengingat Public Relations (PR) merupakan kegiatan yang nyata. Kenyatraan ini dengan tegas menyangkal anggapan keliru yang mengatakan bahwa Public Relations (PR) merupakan kegiatan yang abstrak. Bila anda tengah menjalankan suatu program kehumasan, anda pasti bisa mengukur hasil-hasil yang sudah dicapai. Kalau perlu, anda bisa menerapkan teknik-teknik riset pemasaran untuk menguji tingkat keberhasilan atau tingkat kegagalan daari suatu kampanye kehumasan yang anda lancarkan.

2.4.2 Fungsi Public Relations (PR)

Menurut Ralph Currier Davis dan Allan C. Filley dalam bukunya,

Principles of Management, mengatakan bahwa istilah fungsi menunjukan suatu tahap pekerjaan yang jelas yang dapat dibedakan, bahkan kalau perlu dipisahkan dari tahap pekerjaan lain.

Dalam kaitannya dengan humas, maka humas dalam suatu instansi dikatakan berfungsi apabila humas itu menunjukan kegiatan yang jelas,


(50)

yang dapat dibedakan dari kegiatan lainnya. Jadi, kalau dipertanyakan apa fungsi humas itu, maka terlebih dahulu perlu dipertanyakan apakah humas itu berfungsi, dalam arti kata apakah menunjukan kegiatan dan apakah kegiatan itu jelas dan berbeda dari jenis kegiatan lainnya.

Berfungsinya humas dalam sebuah organisasi dapat diketahui dari ada tidaknya kegiatan yang menunjukan ciri-cirinya. Ciri-ciri tersebut sebenarnya secara implisit telah diterangkan diatas, tetapi untuk memperoleh kejelasan mengenai fungsi humas itu, ada baiknya kiranya apabila hal yang penting itu secara eksplisit ditegaskan, yakni:

a. Humas itu adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang berlangsung dua arah secara timbal balik; b. Humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang

ditetapkan oleh manajemen suatu organisasi.

c. Publik yang menjadi sasaran kegiatan humas adalah publik eksternal dan publik intern;

d. Operasionalisasi humas adalah membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik dan mencegah terjadinya rintangan psikologi maupun dari pihak publik.

(Effendy, 2004:24) Scott M. Cultip dan Allen Center dalam bukunya, Effective Public Relations, memberikan penjelasan sebagai berikut:

a. To facilitate and insure an inflow of representative opinions from an organization’s several publics so that its policies and


(51)

operations may be kept compatible with the diverse needs and views of these public.

(Memudahkan dan menjamin arus opini yang bersifat mewakili dari publik-publik suatu organisasi, sehingga kebijaksanaan beserta operasionalisasi organisasi dapat dipelihara keserasiannya dengan ragam kebutuhan dan pandangan publik-publik tersebut)

b. To counsel management on ways and means on shaping an organization’s policies and operations to gain maximum public acceptance;

(Menasihati manajemen mengenai jalan dan cara menyusun kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi untuk dapat diterima secara maksimal oleh publiknya.)

c. To devise and implement programs that will gain wide and favorable interpretations of an organization’s policies and operations.

(Merencanakan dan melaksanakan program-program yang dapat menimbulkan penafsiran yang menyenangkan terhadap kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi)


(52)

2.4.3 Tugas Public Relations

Tugas seorang humas adalah dalam sebuag organisasi adalah:

a. Tugas kedalam membina hubungan yang harmonis antara menejer beserta stafnya dengan para karyawan. Mengusahakan agar para karyawan bekerja dengan senang dan merasa puas. Meneliti perasaan, kesulitan dan keinginan para karyawan.

b. Tugas keluar, membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan public ekstern, memperkenalkan produksi, meningkatkan jumlah langganan dan sebagainya dan sebagainya.

c. Sebagai sumber informasi ( Source of information ) dan saluran informasi ( channel of Information ). Ia harus mengetahui sejarah dan perkembangan organisasi, nama – nama pimpinannya hubungan dengan badan – badan luar dan lain sebaginya

d. Memberikan citra yang baik mengenai organisasi yang diwakilinya itu.

2.5 Tujuan Mengenai Kegiatan Internal Public Relations (PR)

Tujuan Public Relations (PR) atau humas yang akan dicapai adalah tujuan organisasi, sebab humas dibentuk atau digiatkan guna menunjang manajemen yang berupaya mencapai tujuan organisasi. Tujuan organisasi yang diperjuangkan oleh manajemen dan ditunjang oleh humas itu bergantung pada sifat organisasi. Tujuan organisasi dalam bentuk perusahaan berbeda dengan organisasi yang


(53)

berbentuk universitas berbeda pula dengan organisasi yang berbentuk pemerintah, dan sebagainya.

Sifat organisasi dapat berbeda, tetapi dalam kegiatan humas terdapat kesamaan, yakni upaya membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik. Dalam hubungan ini, tujuan khusus dapat berjenis-jenis, tujuan sentral adalah tujuan organisasi.

Dalam hal ini PT. Kereta api (persero) kantor pusat bandung dalam kegiatannya mengadakan kegiatan HUT PT. Kereta Api, agar dapat menumbuhkan perasaan dihargai karena dengan begitu karyawan dianggap penting oleh perusahaan. Selain itu dapat menciptakan suasana relaks dan menyenangkan, mempererat tali persaudaraan, terjalin kebersamaan, dan terciptanya motivasi kerja karyawan. Karena dengan dilakukannya kegiatan tersebut, karyawan menjadi lebih giat bekerja dan membangkitkan kerjasama antarkaryawan.

2.5.1 HUT PT. Kereta Api Sebagai Kegiatan Internal Public Relations

Tujuan dengan diadakannya kegiatan HUT PT Kereta Api Indonesia (Persero) di kantor pusat Bandung itu ada beberapa maksud, pertama untuk mengingatkan khususnya kaum muda kereta api akan perjuangan kaum-kaum kita terdahulu, dalam hal memperjuangkan merebut kereta api ini. Perjuangannya dari penjajah dulu dari zaman tanggal 28 september itu kereta api ada nilai historinya ketika kedudukan Jepang diambil oleh Indonesia, itu salah satunya. Yang keduanya adalah semacam identitas perusahaan atau biasa yang disebut culture


(54)

organization, jadi itu sebagai mengingatkan kembali, dan juga untuk menumbuhkan kebanggaan untuk para pegawai bahwa untuk bekerja itu harus sesuai dengan motivasi seperti orang-orang terdahulu, bahwa kita membangun kereta api itu tidak mudah, bahkan dengan pengorbanan dan perjuangan bahkan dengan nyawa, dalam buku historisnya tentang kereta api yang Sumatera Selatan, Dahulu mereka ketika agresi militer Belanda itu orang-orang terisolir, sampai-sampai gaji mereka itu tidak dibayarkan, tetapi mereka bisa hidup. Jika dibaca di buku historinya itu sangat menyedihkan, mengenaskan, bahkan saat gajinya itu hanya cukup untuk membeli beras saja, belum lagi ada pejuang-pejuang kereta api yang meninggal ketika mempertahankan stasiun-stasiunnya, dan itu salah satunya.

2.6 Tinjauan Tentang Motivasi 2.6.1 Pengertian Motivasi

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi bukanlah suatu yang dapat diamati, tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan karena adanya sesuatu perilaku yang tampak. Tiap kegiatan yang dilakukan seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang tersebut; kekuatan pendorong inilah yang disebut motivasi, rasa lapar, kebutuhanuntuk merasa aman, dan kebutuhan terhadap prestasi merupakan beberapa contoh tentang motivasi. Kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang akan menimbulkan motivasi internalnya.


(55)

2.6.2 Jenis Motivasi

Para psikolog menyetujui bahwa motivasi dapat dikelompokan didalam dua kelompok, yaitu:

a. Motivasi fisiologi, yang merupakan motivasi ilmiah (biologis), seperti lapar, haus dan seks.

b. Motivasi psikologis, yang dapat dikelompokan dalam tiga kategori dasar, yaitu:

 Motivasi kasih sayang (affectional motivation); untuk menciptakan dan memelihara kehangatan, keharmonisan, dan kepuasan batinlah

(emosional) dalam berhubungan dengan orang lain.

 Motivasi mempertahankan diri (ego-defensive motivation); motivasi untuk melindungi kepribadian, menghindari luka phisik dan psikologis, menghindari untuk tidak ditertawakan dan kehilangan muka, mempertahankan prestise dan mendapatkan kebanggan diri.

 Motivasi memperkuat diri (ego-bolstering motivation); motivasi untuk mengembangkan kepribadian, berprestasi, menaikan prestasi dan mendapatkan pengakuan orang lain, memuaskan diri dengan penguasanya terhadap orang lain.

2.6.3 Teori-teori Motivasi

Motivasi dari Alderfer (1972) mengemukakan tiga teori kebutuhan. Ketiga kebutuhan tersebut adalah:


(56)

Exixtence (E) atau eksistensi, Relatedness (R) atau keterkaitan, dan

Growth (G) atau pertumbuhan. Eksistensi meliputi meliputi kebutuhan fisiologis seperti rasa lapar, rasa haus, dan seks, juga kebutuhan materi seperti gaji dan lingkungan kerja yang menyenangkan. Kebutuhan akan keterkaitan menyangkut hubungan dengan orang-orang yang penting bagi kita, seperti anggota keluarga, sahabat, dan penyelia di tempat kerja. Kebutuhan akan pertumbuhan yang meliputi keinginan kita untuk produktif dan kreatif dengan mengerahkan semua kesanggupan kita.

Ranah ketiga kebutuhan ini mirip dengan ranah-ranah kebutuhan yang dikemukakan Maslow dan sebenarnya, meliputi semua rentang kebutuhan seperti yang disarankan Maslow. Umumnya konsep kebutuhan ERG ini merupakan penghalusan dari sistem kebutuhan Maslow, namun berbeda dalam dua aspek. Pertama, meskipun urutan kebutuhan serupa, ide hierarki tidak dimasukan. Alderfer menyatakan bahwa bila kebutuhan akan eksistensi tidak terpenuhi, pengaruhnya mungkin kuat, namun kategori-kategori kebutuhan lainnya mungkin masih penting dalam mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan. Kedua, ia juga menegaskan bahwa meskipun suatu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan tersebut dapat berlangsung terus sebagai pengaruh kuat dalam keputusan. Misalnya, anda boleh menerima gaji yang cukup besar dan pekerjaan yang aman namun terus menginginkan peningkatan, eskipun kebutuhan akan eksistensi tampaknya sudah terpenuhi.

Dalam kasus tersebut, suatu kebutuhan yang sudah terpenuhi boleh jadi terus berlangsung menjadi motivator. Sebaliknya, kebutuhan akan keterkaitan dan pertumbuhan boleh jadi meningkat ketika terpenuhi. Semakin banyak cara yang anda temukan untuk produktif dan kreatif semakin besar keinginan anda untuk produktif dan kreatif.


(57)

Teori Hirarki Maslow (1943,1954) tentang motivasi mengemukakan Bahwa kebutuhan kita terdiri dari lima kategori: fisiologis; keselamatan atau keamanan; rasa memiliki (belongingness) atau sosial; penghargaan; dan aktualisasi diri.

Kebutuhan ini menurut Maslow, berkembang dalam suatu urutan hierarkis, dengan kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling kuat (prepotent) hingga terpuaskan. Kebutuhan ini mempunyai pengaruh atas kebutuhan-kebutuhan lainnya selama kebutuhan tersebut tidak terpenuhi.

Misalnya, akan sulit, meskipun bukan berarti tidak mungkin, untuk memberikan perhatian kepada penghematan bagi masa depan ketika anda merasakan rasa lapar yang hebat. Jadi kebutuhan fisiologis menurut pemenuhan sebelum semua kebutuhan lainnya. Meskipun demikian, semua kebutuhan pada urutan lebih rendah tidak perlu terpenuhi secara lengkap sebelum kebutuhan berikutnya yang lebih tinggi menjadi aktif, seperti yang ditunjukan oleh garis-garis yang tumpang tindih dalam bentuk spiral.

Herzberg (1966) mencoba menentukan faktor-faktor apa yang mempengaruhi motivasi dalam organisasi. Ia menemukan dua perangkat kegiatan yang memuaskan kebutuhan manusia: (1) kebutuhan yang berkaitan dengan kepuasan kerja dan (2) kebutuhan yang berkaitan dengan ketidakpuasan kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja disebut motivator. Ini meliputi prestasi, penghargaan, tanggung jawab, kemajuan atau promosi, pekerjaan itu sendiri, dan potensi bagi pertumbuhan pribadi. Semua ini erkaitan dengan pekerjaan itu sendiri. Bila faktor-faktor ini ditanggapi secara positif, pegawai


(58)

cenderung merasa puas dan termotivasi. Namun, bila faktor-faktor tersebut tidak ada di tempat kerja, pegawai akan kekurangan motivasi namun tidak berarti tidak puas dengan pekerjaan mereka.

Faktor-faktor yang berkaitan dengan ketidakpuasan disebut faktor-faktor pemeliharaan (maintenance) atau kesehatan (hygiene), dan meliputi gaji, pengawasan; kemampuan kerja, kondisi kerja, administrasi, kebijakan organisasi, dan hubungan antarpribadi dengan rekan kerja, atasan, dan bawahan di tempat kerja. Faktor-faktor ini berkaitan dengan lingkungan atau konteks pekerjaan alih-alih dengan pekerjaan itu sendiri. Itulah sebabnya mengapa program-program untuk memotivasi pegawai yang menggunakan sistem Herzberg menyebutnya “motivasi melalui pekerjaan itu sendiri.” Bila faktor-faktor ini ditanggapi secara positif, pegawai tidak mengalami kepuasan atau tamapk termotivasi; namun, bila faktor-faktor tersebut tidak ada, pegawai akan merasa tidak puas.

2.7 Tinjauan Tentang Karyawan 2.7.1 Definisi Karyawan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia karyawan adalah orang yang bekerja pada suatu lembaga (kantor, perusahaan, dsb) dengan mendapat gaji (upah).

Karyawan adalah orang-orang didalam perusahaan yang tidak meemgang jabatan struktural. Ia adalah karyawan biasa di bawah komando suvervisor atau kepala seksi/ kepala sub seksi. Umumnya


(59)

mereka hanya tamatan sekolah menengah atau di bawahnya, namun ada juga yang sempat mengikuti pendidikan di universitas.

2.7.2 Asas-asas Komunikasi Karyawan

Komunikasi dua arah yang baik antara manajemen dan karyawan didasarkan pada asas-asas berikut:

a. Manajemen harus siap bersedia secara sadar memberikan ionformasi kepada karyawannya. Setiap pelaksana harus memahami bahwa komunikasi merupakan tanggung jawab utama, dan dalam evaluasi pelaksanaan secara keseluruhan, tanggung jawab komunikasi yang diberikan adalah sangat berat.

b. Komunikasi harus berfungsi sebagai suatu sistem yang lengkap antara menajemen dan karyawan.

c. Pesan tertulis harus digunakan untuk menghindari penyimpangan arti yang mungkin terjadi dalam komunikasi lisan.

d. Pesan yang di sampaikan harus menggunakan kata-kata yang lazim yang sesuai dengan tingkat pendidikan dan karyawan.

e. Media komunikasi harus dipilih dan pesan harus disiapkan oleh komunikator yang berpengalaman. Terutama yang penting bahwa komunikasi tentang informasi penting tidak dipercayakan kepada orang dengan pengalaman komunikasi yang terbatas.

f. Komunikasi jangan secara sengaja di salahgunakan atau disesatkan tetapi harus faktual, seksama, dan tidak memihak.


(60)

g. Informasi harus diberikan kepada tepat pada waktunya dan pesan harus disampaikan dengan cepat untuk menghindari kesalahpahaman.

h. Pengulangan adalah penting dalam komunkasi karyawan yang baik. Informasi harus di ulang dengan cara yang berlainanagar mudah dipahami.

i. Informasi harus dikomunikasikan dalam jumlah yang kecil agar mudah dipahami.

j. Tanggung jawab terhadap komunikasi karyawan yang bersifat formal harus diserahkan kepada staf hubungan masyarakat.


(1)

vii

Untuk itu penelitian ini penulis persembahkan kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama masa pertama perkuliahan sampai pada saat penulis menyelesaikan penulisan usulan penelitian, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr .J.M. Papasi Selaku Dekan FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung yang telah memberi izin dan pengesahan skripsi ini agar dapat dijadikan literatur bagi penerus.

2. Ibu Rismawaty S.Sos. M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung, sekaligus dosen pembimbing skripsi. Terima kasih atas bimbingannya, motivasi, serta arahan kepada penulis selama menjalani studi di Unikom Bandung.

3. Ibu Melly Maulin, S.Sos., M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi serta merangkap Dosen Wali bagi Penulis terima kasih atas bimbingan, nasehat dan petunjuknya selama penulis menjalankan studi di Unikom Bandung, Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas. 4. Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si. terima kasih telah memberikan motivasi

dan pemberian ilmu-ilmunya kepada peneliti, terutama ilmu metodelogi penelitian komunikasi kuantitatif yang secara mendetail kepada peneliti. 5. Bpk. Drs. Manap Solihat S.Sos., yang telah memberikan kepercayaannya

kepada peneliti untuk bekerjasama di lab fotografi ilmu komunikasi dan public relations UNIKOM.

6. Bapak Gumgum Gumilar S. Sos. M.Si Yang pernah menjadi Dosen Wali Peneliti Semester I sampai dengan Semester IV, dan yang telah memberikan


(2)

viii

ilmunya kepada peneliti selama perkuliahan yang diajarkan dan memberikan nilai selama ini.

7. Bpk. Adi Slamet, S.IP., M.Si., Bpk. Sangra Juliano S.I.Kom., Bpk. Inggar Prayoga S.I.Kom., dan Bpk. Andi Nurul Huda S.I.kom. yang telah memberikan masukan dan gambaran kepada peneliti.

8. Segenap karyawan di lingkungan Universitas Komputer Indonesia yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas ajaran, nasehat, doa, dan dukungannya selama penulis menjalankan studi.

9. Ibu Asri Selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universtas Komputer Indonesia Bandung. Yang telah membantu dalam pembuatan surat pengantar dan surat-surat penelitian.

10.Sugeng Priyono SH. Kepala Divisi Humas PT. Kereta Api Indonesia Pusat Bandung. Terimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Humas PT. Kereta Api (Persero) kantor pusat Bandung.

11.Bapak Sukhendar, selaku pembimbing di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung, yang selalu memberikan data-data, masukan serta bantuan yang sangat besar dalam penelitian ini.

12.Bapak Mateta Rizalulhaq, selaku Manager Eksternal di PT. Kereta Api Bandung. Yang selalu mendukung, memberikan doanya serta memberikan motivasi kepada penulis.


(3)

ix

13.Bapak Suprapto yang sudah banyak membantu dan memberikan data-data tentang PT. Kereta Api Indonesia (Persero) kantorr pusat Bandung demi kelancaran penulisan skripsi bagi penulis.

14.Bpk Agus, Bpk Zunerfin, Bpk Muksin, Bpk Usep, Ibu Ayu, Ibu Anita, Ibu Tia, Bpk Amang, selaku staf Humas PT Kereta Api (Persero) Pusat Bandung. Terima kasih banyak atas bimbingan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis selama penelitian.

15.Untuk tetehku, Teh Wati dan Teh Lala yang banyak sekali mendukung dan memberikan motivasi serta doa-doanya selama peneliti menjalankan pendidikannya di UNIKOM Bandung.

16.Untuk Bang Ipul, Bang Ociet, Bang Padli dan A’ Dedi yang memberikan arahan serta motivasi belajar kepada penulis agar menjadi lebih baik dan giat dalam kelancaran kuliah penulis di UNIKOM Bandung.

17.Untuk Abangku, Bang Ipin yang selalu memberikan motivasi, semangat, doa, dan bantuan kepada penulis dalam kelancaran kuliah di UNIKOM Bandung. 18.Untuk Abangku dan teman sekamarku Jamal, semangat buat kuliahnya!,

karena tidak ada kata terlambat dalam menuntut ilmu.

19. Untuk Mbak ku, Mbak Tika, Mbak Sri, Mbak Nia, dan Mbak Rina terimaksih telah memberikan peneliti motivasi untuk belajar.

20.Untuk Adik ku, Wahyu Ubaidillah, terima kasih yah udah sering beliin pulsa buat penulis, serta terimaksih sudah banyak membantu dan memberikan doa-doanya untuk penulis dalam melaksanakan studi di UNIKOM Bandung.


(4)

x

21.Sahabat dan keluargaku di Bandung, Dendi, Mosses, Omen, Tri, Yasher, Umi, Dewi, Mitha, Ochie dan Chika. Kalian adalah sahabat serta keluargaku yang ada di Bandung. Terima kasih atas perhatian, motivasi, dan kasih sayang kalian kepada saya selama ini.

22.Untuk Aris terima kasih udah untuk terjemahannya.

23.Untuk Team Lab Fotografi Ilmu Komunikasi dan Public Relations.

24.Untuk Teman-temanku yang ada di Bangku TK Production, ,Supermatt Crew, dan juga Best Friends (Adit, Izot, Oboy, dan cahyo) terima kasih untuk persahabatan kita dan kerjasamanya selama ini. dan juga Gina yang sudah membantu penulis untuk mengantarkan dan mencari data di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung.

25.Untuk Teman-teman Humas 1 dan 2 serta teman-teman Jurnalistik Unikom. Terimakasih atas kerjasama dan bantuannya.

26.Untuk Sahabat dan Keluargaku di Tambun Bekasi (Desti, B-Jack, Izoel, Suryo, Uday dan Bayu) semoga kita selalu bersatu dan berkumpul lagi sepeti dulu lagi.

27.Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses menyelesaikan Penulisan Skripsi ini dengan baik. Semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Besar harapan penulis semoga amal baik Bapak, Ibu, keluarga tercinta, sahabat-sahabat dan rekan-rekan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan


(5)

xi

yang berguna bagi perkembangan Ilmu Komunikasi khususnya, maupun pihak-pihak yang membutuhkan pada umumnya.

Bandung, Agustus 2010


(6)