8
Pedoman Teknis Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2013
- Bahan : Stainless Steel
- Konstruksi : Besi Siku dan Besi
Kotak - Diameter
: 650 mm - Bentuk Pengaduk : Spiral
- Jumlah Scrapper : 3 buah - Motor penggerak : Diesel
- Daya maksimum : 5,5 hp2200 rpm - Bahan bakar
: BensinSolar
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Ruang Lingkup
Ruang
lingkup kegiatan
identifikasi pengembangan kawasan tanaman rempah
dan penyegar tahun anggaran 2013 adalah :
1. Wilayah ProvinsiKabupaten
merupakan daerah sentra produksi tanaman rempah dan penyegar yaitu :
- Kakao : Kabupaten Kolaka,
Kabupaten Konawe,
Provinsi Sulawesi Tenggara. - Kopi : Kabupaten
Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah,
Provinsi Aceh. - Teh
: Kabupaten Garut,
Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
- Lada : Kabupaten Bangka Selatan,
9
Pedoman Teknis Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2013
Provinsi Bangka Belitung, Kabupaten
Way Kanan,
Kabupaten Lampung
Utara, Provinsi Lampung - Cengkeh : Kabupaten
Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi
Utara, Kabupaten
Halmahera Utara,
Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku
Utara.
2. Kegiatan identifikasi pengembangan kawasan
tanaman rempah
dan penyegar terdiri dari kegiatan lanjutan
dan baru. Kegiatan lanjutan sekaligus pengutuhan
tahun sebelumnya
identifikasi kebutuhan pengembangan sumberdaya tanaman rempah dan
penyegar dialokasikan untuk provinsi Sulawesi Tenggara Kolaka, Aceh
Aceh Tengah dan Bener Meriah, Jawa Barat Cianjur dan Garut Bangka
Belitung Bangka Selatan. Sedangkan untuk kegiatan baru yang merupakan
inisiasi kawasan dialokasikan untuk Sulawesi Tenggara Konawe, Lampung
Way Kanan dan Lampung Utara, Sulawesi Utara Minahasa Selatan,
Maluku Utara Halmahera Utara dan Halmahera Timur.
10
Pedoman Teknis Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2013
Tahapan kegiatan meliputi rangkaian
kegiatan persiapan,
pertemuan, pengumpulan
data dan
informasi mengenai kondisipotret saat ini, potensi
pengembangan dan permasalahan, potret yang
diharapkan dan
rencana pengembangan
kawasan, database
kawasan serta
laporan identifikasi
pengembangan kawasan tanaman rempah dan penyegar. Untuk kegiatan lanjutan
adalah penyempurnaanpengutuhan
sedangkan untuk
kegiatan baru
dilaksanakan secara menyeluruh dari rangkaian tahapan kegiatan tersebut.
Ruang
lingkup kegiatan
Identifikasi kebutuhan Saprodi dan Penyediaan APPO
Tanaman Rempah dan Penyegar tahun 2013 adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan identifikasi
kebutuhan Saprodi
dilaksanakan melalui
pendataan kebutuhan
ditingkat kecamatan, kabupaten dan provinsi
untuk bibit, pupuk, APK, APPO, dll di sentra pengembangan tanaman rempah
dan
penyegar. Kemudian
disusun rencana kebutuhan jangka pendek dan
jangka panjang. 2. Khusus untuk pupuk dirinci kedalam
pupuk kimia dan organic baik subsidi dan non subsidi.
11
Pedoman Teknis Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2013
3. Kegiatan identifikasi kebutuhan saprodi dan penyediaan APPO tanaman rempah
dan penyegar tahun 2013 dilaksanakan di 7 tujuh provinsi 12 dua belas
kabupaten
yang merupakan
ProvinsiKabupaten sentra produksi
tanaman rempah dan penyegar, seperti pada butir III.A.1 dan selain kabupaten
penerima APPO juga kabupaten lainnya yang
merupakan daerah
sentra pengembangan tanaman rempah dan
penyegar. 4. Penempatan
APPO merupakan
kegiatan pengutuhan dan dialokasikan di wilayah kawasan tanaman rempah
dan penyegar kakao,kopi,teh,lada, cengkeh yang telah ditetapkan pada
butir III.A.1.
5. Pengadaan APPO
tahun 2013
dilaksanakan oleh
dinas yang
membidangi perkebunan di tingkat provinsi
maupun kabupatenkota,
sedangkan pengawalan
kegiatan, monitoring dan evaluasi dilaksanakan
oleh pusat dan dinas yang membidangi perkebunan di tingkat provinsi maupun
kabupatenkota.
6. Laporan kegiatan
Identifikasi Kebutuhan Saprodi dan Penyediaan
APPO Tanaman Rempah dan Penyegar tahun
2013 dilaksanakan
secara
12
Pedoman Teknis Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2013
berjenjang oleh
Dinas yang
membidangi Perkebunan di tingkat KabupatenKota
ke Dinas
yang membidangi Perkebunan di tingkat
Provinsi, selanjutnya dari Provinsi dilaporkan ke tingkat Pusat Direktorat
Jenderal Perkebunan.
B. Pelaksana Kegiatan