Komplikasi saat kehamilan Infeksi pada kehamilan Keadaan sosial ekonomi

e. Komplikasi saat kehamilan

Komplikasi langsung dari kehamilan seperti anemia kurang dari 11 gdl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 10,5 gdl pada trimester kedua, preeklamsia, hipertensi, ketuban pecah dini dan keadaaan lain bisa mengganggu kesehatan ibu hamil dan juga pertumbuhan janin dalam kandungan sehingga meningkatkan resiko kelahiran bayi BBLR Cunningham et al.,2005: Prawirohardjo, 2008 : Manuaba, 2010 dalam Cendekia, 2012.

f. Infeksi pada kehamilan

Infeksi seperti Rubella, cytomegalovirus, Human Immunodeficiency Virus HIV, Hepatitis B dan lain lagi bisa menjadi suatu faktor resiko yang menghambat pertumbuhan janin. Infeksi menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan jika pada infeksi akut, ibu hamil tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat, infeksi dapat menjalar ke plasenta dan bisa terjadi kerusakan plasenta yang menyebabkan gangguan aliran sirkulasi melalui darah ke janin. Infeksi juga bisa menyebar ke sirkulasi janin dan merusak sel-sel tubuh janin Prawirohardjo, 2008 dalam Cendekia, 2012.

g. Keadaan sosial ekonomi

Sosial ekonomi masyarakat sering dinyatakan dengan pendapatan keluarga, mencerminkan kemampuan masyarakat dari segi ekonomi dalam memenuhi kebutuhan, kesehatan dan pemenuhan gizi. Kejadian BBLR tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Selain itu, kondisi sosial ekonomi seseorang mempengaruhi kemampuan untuk mendapat pelayanan kesehatan yang memadai misalnya, kemampuan untuk melakukan kunjungan prenatal untuk memastikan ada gangguan pada janin dan adanya komplikasi yang terjadi pada kehamilan Cendekia, 2012. Wanita pada tingkat sosial ekonomi pekerjaan dan pendidikan rendah mempunyai kemungkinan 50 lebih tinggi mengalami kelahiran kurang bulan yang menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah. Frekuensi persalinan kurang bulan juga dua kali lipat lebih besar pada buruh kasar, yang mengerjakan aktivitas lebih berbanding golongan yang terpelajar Jusuf, 2008 dalam Cendekia, 2012. Universitas Sumatera Utara h . Pemeriksaan antenatal Pelayanan antenatal bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan selama kehamilan sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat menyelesaikan kehamilannya dengan baik dan melahirkan bayi yang sehat. Secara operasionalnya Depkes RI 2008 menentukan pelayanan antenatal dengan standard pelayanan yang mencakup minimal : a Penimbangan berat dan tinggi badan, b Pengukuran tekanan darah, c Skrining status imunisasi tetanus dan pemberian Tetanus Toxoid, d Pengukuran tinggi fundus uteri, e Pemberian tablet besi 90 tablet selama kehamilan, f Temu wicara pemberian komunikasi interpersonal dan konseling, dan g Pemeriksaan laboratorium sederhana Hb, protein urin dan atau berdasarkan indikasi HbsAg, Siflis, HIV, Malaria dan TBC. Ibu hamil harus mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standard paling minimal empat kali yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga umur kehamilan Depkes RI, 2008. Penelitian Nell 1991 dalam Ginting 2004 menunjukkan bahwa kejadian BBLR 1,5-5 kali lebih tinggi pada ibu hamil yang jarang atau tidak melakukan pemeriksaan kehamilan atau memulainya lebih lambat dibandingkan dengan mereka yang sering melakukan dan memulai pemeriksaan kehamilan lebih awal. Selain itu, kesimpulan yang dihasilkan oleh Setyowati 1996 dalam Ginting 2004 ,yang menggunakan data SDKI 1994 adalah bahwa pelayanan antenatal khususnya frekuensi pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali dapat menurunkan risiko kejadian BBLR. Hasil critical assesment dan meta analysis terhadap berbagi literatur- literatur medis berbahasa Inggris dan Perancis yang diterbitkan dari tahun 1970- 1984 yang dilakukan oleh Kramer 1987, mendapatkan 43 determinan potensial berat badan lahir rendah yaitu: a Faktor genetik dan bawaan jenis kelamin bayi, suku, tinggi badan ibu hamil, berat badan ibu sebelum hamil, hemodinamik ibu hamil, tinggi dan berat badan bapak dan lain lagi, b Faktor demografik dan psikososial umur ibu saat hamil, status sosial ekonomi seperti pendidikan dan pekerjaan, status perkawinan, faktor kejiwaan ibu hamil, c Faktor obstetrik Universitas Sumatera Utara paritas, interval melahirkan anak, kegiatan seksual, pertumbuhan janin dan umur kelahiran anak sebelumnya, pengalaman abortus spontan sebelumnya, pengalaman induced abortion, pengalaman lahir mati atau kematian neonatal sebelumnya, pengalaman tidak subur sebelumnya dan paparan janin terhadap diethylstilbestrol, d Faktor gizi pertambahan berat badan ibu selama kehamilan, asupan energi, aktivitas fisik, asupan protein, zat besi dan anemia, asam folat dan vitamin B12, seng dan tembaga, kalsium, fosfor dan vitamin D, vitamin B6 serta vitamin yang lain, e Faktor morbiditas ibu saat hamil morbiditas umum, penyakit episodik, malaria, infeksi saluran kemih dan infeksi saluran kelamin, dan f Faktor paparan zat racun asap rokok, alkohol, kafein, marijuana dan lain lagi serta perawatan antenatal yang meliputi kunjungan antenatal pertama, jumlah kunjungan dan mutu pelayanan antenatal. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan kajian teoritas yang telah dikemukan di atas, maka dapat disusun kerangka konsep penelitian seperti dibawah : Gambar 3.1.1 : Skema Kerangka Konsep Universitas Sumatera Utara