PENATALAKSANAAN KOMPLIKASI PENGKAJIAN ASKEP ANGIOFIBROMA NASOFARING BELIA

untuk di palpasi, palpasi harus sangat hati-hati karena sentuhan jari pada permukaan tumor dapat menimbulkan perdarahan yang ekstensif.

D. PENEGAKAN DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang seperti x-foto polos, CT scan, angiografi atau MRI. Dijumpai tanda Holman- Miller pada pemeriksaan x-foto polos berupa lengkungan ke depan dari dinding posterior sinus maksila4. Biopsi tidak dianjurkan mengingat resiko perdarahan yang masif dan karena teknik pemeriksaan radiologi yang modern sekarang ini dapat menegakkan diagnosis dengan tingkat ketepatan yang tinggi. Tumor ini dapat didiagnosis banding dengan polip koana, adenoid hipertrofi, dan lain-lain.

E. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan tumor ini adalah dengan pembedahan; dimana 6-24 rekuren, stereotactic radioterapi; digunakan jika ada perluasan ke intrakranial atau pada kasus-kasus yang rekuren. Penatalaksanaan tumor ini adalah dengan pembedahan yang sering didahului oleh embolisasi intra-arterial 24-48 jam preoperatif yang berguna untuk mengurangi perdarahan selama operasi2,4,5. Material yang digunakan untuk embolisasi ini terdiri dari mikropartikel reabsorpsi seperti Gelfoam, Polyvinyl alcohol atau mikropartikel nonabsorpsi seperti Ivalon dan Terbal. Penggunaan embolisasi ini tergantung pada ahli bedah masing-masing.

F. KOMPLIKASI

Komplikasi yang timbul dapat berupa perdarahan yang berlebihan dan transformasi maligna. 2

G. STADIUM ANGIOFIBROMA

Untuk menentukan perluasan tumor, dibuat sistem staging. Ada 2 sistem yang paling sering digunakan yaitu Sessions dan Fisch. Klasifikasi menurut Sessions sebagai erikut :

1. Stage IA

: Tumor terbatas pada nares posterior danatau nasofaring

2. Stage IB

: Tumor melibatkan nares posterior danatau nasofaring dengan perluasan ke satu sinus paranasal.

3. Stage IIA

: Perluasan lateral minimal ke dalam fossa pterygomaksila.

4. Stage IIB

: Mengisi seluruh fossa pterygomaksila dengan atau tanpa erosi ke tulang orbita.

5. Stage IIIA

: Mengerosi dasar tengkorak; perluasan intrakranial yang minimal.

6. Stage IIIB

: Perluasan ke intrakranial dengan atau tanpa perluasan ke dalam sinus kavernosus. Klasifikasi menurut Fisch : 1. Stage I : Tumor terbatas pada kavum nasi, nasofaring tanpa destruksi tulang. 2. Stage II :Tumor menginvasi fossa pterygomaksila, sinus paranasal dengan destruksi tulang. 3. Stage III :Tumor menginvasi fossa infra temporal, orbita danatau daerah parasellar sampai sinus kavernosus. 4. Stage IV : Tumor menginvasi sinus kavernosus, chiasma optikum danatau fossa pituitary. 3

H. PENGKAJIAN

a. Faktor herediter atau riwayat kanker pada keluarga misal ibu atau nenek dengan riwayat kanker payudara b. Lingkungan yang berpengaruh seperti iritasi bahan kimia, asap sejenis kayu tertentu. c. Kebiasaan memasak dengan bahan atau bumbu masak tertentu dan kebiasaan makan makanan yang terlalu panas serta makanan yang diawetkan daging dan ikan. d. Golongan sosial ekonomi yang rendah juga akan menyangkut keadaan lingkungan dan kebiasaan hidup. Efiaty Nurbaiti, 2001 hal 146 e. Tanda dan gejala :  Aktivitas Kelemahan atau keletihan. Perubahan pada pola istirahat; adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas.  Sirkulasi Akibat metastase tumor terdapat palpitasi, nyeri dada, penurunan tekanan darah, epistaksisperdarahan hidung.  Integritas ego Faktor stres, masalah tentang perubahan penampilan, menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, kehilangan kontrol, depresi, menarik diri, marah. 4  Eliminasi Perubahan pola defekasi konstipasi atau diare, perubahan eliminasi urin, perubahan bising usus, distensi abdomen.  Makanancairan Kebiasaan diit buruk rendah serat, aditif, bahanpengawet, anoreksia, mualmuntah, mulut rasa kering, intoleransi makanan,perubahan berat badan, kakeksia, perubahan kelembabanturgor kulit.  Neurosensori Sakit kepala, tinitus, tuli, diplopia, juling, eksoftalmus  Nyerikenyamanan Rasa tidak nyaman di telinga sampai rasa nyeri telinga otalgia, rasa kaku di daerah leher karena fibrosis jaringan  Pernapasan Merokok tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok  Keamanan Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari lama berlebihan, demam, ruam kulit.  Interaksi sosial Ketidakadekuatankelemahan sistem pendukung Doenges, 2000

H. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Nyeri berhubungan dengan kompresidestruksi karingan saraf