DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 2.1. Sintak Pembelajaran Inquiry Training 16
Tabel 2.2. Konversi skala termometer 21
Tabel 2.3 Koefisien Muai Panjang dan Muai Volum 22
Tabel 2.4. Kalor Jenis Beberapa Zat 26
Tabel. 2.5 Tabel Konduktivitas Termal Beberapa Zat 31
Tabel 2.6 Daftar Peneliti yang menggunakan model Inquiry Training 34
Tabel 3.1 Two Group Pretest-Postest Design 38
Tabel 3.2. Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar 40
Tabel 3.3. Tabel Pedoman Penskoran Hasil Belajar 40
Tabel 3.4. Ktriteria Nilai 41
Tabel 3.5. Tabel Pedoman Kriteria dan Persentase Nilai 41
Tabel 3.6 kriteria Nilai 42
Tabel 4.1. Data Pretes Kelas Eksperimen 48
Tabel 4.2. Data Pretes Kelas Kontrol 49
Tabel 4.3. Data Postes Kelas Eksperimen 51
Tabel 4.4. Data Postes Kelas Kontrol 52
Tabel 4.5. Ringkasan hasil uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontol
53 Tabel 4.6. Ringkasan hasil uji homogenitas kelas eksperimen dan
kelas kontol 54
Tabel 4.7. Uji Hipotesis Data Pretes 54
Tabel 4.8. Uji Hipotesis Data Postes 55
Tabel 4.9. Peningkatan Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen Dan kelas kontrol
55
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 2.1. Dampak-Dampak Intktur dan Pengiring dalam Model Inquiry training
18 Gambar 2.2 Perbandingan skala termometer Celcius, Fahrenheit,
Kelvin, dan Reamur 21
Gambar 2.3. Pemuaian panjang 23
Gambar 2.4. Koefisien muai luas zat padat 23
Gambar 2.5. Koefisien muai volume zat padat 24
Gambar 2.6. Grafik perubahan temperatur dan perubahan wujud zat pada sebuah es
29 Gambar 2.7. Perpindahan Konduksi
30 Gambar 4.1 Diagram Batang data pretes siswa kelas eksperimen
49 Gambar 4.2 Diagram Batang data pretes siswa kelas kontrol
50 Gambar 4.3 Diagram Batang data postes siswa kelas eksperimen
51 Gambar 4.4 Diagram Batang Data Postes Siswa Kelas Kontrol
52 Gambar 4.5 Peningkatan Aktivitas pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol 58
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP I 64
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP II
70 Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP III 79
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa I
90 Lampiran 5
Lembar Kerja Siswa II 92
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa III
95 Lampiran 7 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
103 Lampiran 8
Penilaian 112
Lampiran 9 Lembar Distribusi Penilaian Aktivitas Siswa Eksperimen Lampiran 10 Lembar Distribusi Penilaian Aktivitas Siswa Kontrol
120 Lampiran 11 Data Pretes Siswa Kelas Eksperimen
126 Lampiran 12 Data Pretes Siswa Kelas Kontrol
128 Lampiran 13 Data Postes Siswa Kelas Eksperimen
130 Lampiran 14 Data Postes Siswa Kelas Kontrol
132 Lampiran 15 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
134 Lampiran 16 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol
135 Lampiran 17 Perhitungan Rata-rata,Simpangan Baku, Varians
136 Lampiran 18 Uji Normalitas
141 Lampiran 19 Uji Homogenitas
145 Lampiran 20 Uji Hipotesis
148 Lampiran 21 Dokumentasi Penelitian
153 Lampiran 22 Daftar Nilai Kritis Uji Liliefors
156 Lampiran 23 Tabel Wilayah Luas Kurva 0 e z
157 Lampiran 24 Distribusi Nilai F
158 Lampiran 25 Distribusi Uji t
160
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan manusia yang berkualitas bahkan sangat menentukan
keberhasilan pembangunan Negara. Dengan demikian pendidikan harus betul- betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu
bersaing, disamping itu harus memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola dengan cara semaksimal
mungkin baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Dalam rangka mewujudkan potensi diri menjadi manusia yg berkualitas harus melewati proses pendidikan
yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran. “Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara” Sagala, 2009: 3.
Maka dari itu pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
atau latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah. Usaha sadar tersebut dilakukan dalam bentuk pembelajaran dimana ada pendidik yang melayani siswa
dalam melakukan kegiatan belajar.
Proses pembelajaran yang terjadi itu ditandai dengan adanya perubahan perilaku bagi individu yang terlibat didalamnya. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan guna meninjau tingkat keberhasilan proses pembelajaran yang dilakasanakan adalah dengan mengadakan evaluasi pembelajaran. Adapun
indikator yang dijadikan sebagai acuan dalam menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran pada pendidikan formal adalah tercapainya hasil belajar yang
maksimal. Namun kenyataan lapangan menunjukkan bahwa hasil yang dicapai
belum memuaskan. Salah satu mata pelajaran yang sering dihadapkan pada permasalahan ini adalah mata pelajaran fisika.
Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang menggunakan metode ilmiah dalam prosesnya. Dengan demikian maka proses pembelajaran fisika bukan hanya
memahami konsep – konsep fisika semata, melainkan juga mengajarkan siswa berfikir konstruktif melalui fisika sebagai keterampilan proses sains. Dalam
pembelajaran fisika yang harus diperhatikan adalah bagaimana siswa mendapatkan pengetahuan learning to know, konsep dan teori melalui
pengalaman praktis dengan cara melaksanakan observasi atau eksperimen learning to do, secara langsung sehingga dirinya berperan sebagai ilmuan.
Telah diketahui bersama bahwa di kalangan siswa menengah, bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami dan kurang
menarik. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya minat dan motivasi untuk mempelajari fisika dengan senang hati. Selain itu, penggunaan model
pembelajaran yang cenderung monoton dan kurangnya keterlibatan siswa dalam menemukan suatu konsep dalam proses kegiatan belajar dan mengajar lebih
bersifat teacher centered.
Berdasarkan hasil observasi di SMA Swasta Eria Medan dengan menggunakan angket yang disebar pada 28 siswa, diperoleh data bahwa 50
siswa mengatakan fisika itu sulit dan kurang menarik. 32,14 orang mengatakan fisika itu biasa saja dan selebihnya 17,85 orang mengatakan fisika itu mudah
dan menyenangkan.
Hasil wawancara dengan Ibu Dewi Fitriyani salah seorang guru Fisika SMA Swasta Eria Medan, beliau mengatakan bahwa rata-rata hasil ulangan harian
siswa sering tidak memuaskan rata-rata 65 atau berada di bawah KKM. Ketuntasan Kompetensi Minimal KKM di sekolah tersebut untuk mata pelajaran
fisika adalah 73. Pembelajaran di kelas yang dilaksanakan guru masih menggunakan cara konvensional. Pola mengajar yang digunakan masih
menggunakan metode ceramah, mencatat, diskusi dan mengerjakan soal.
Berdasarkan pemaparan masalah di atas, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran tersebut adalah dengan