Pengaruh struktur organisasi dan budaya organisasi terhadap sistem informasi akuntansi : (survei pada KPP di lingkungan Kanwil Jawa Barat I)
(2)
(3)
(4)
119
Data Pribadi
Nama
: Gina Mardiana Saputri
Tempat, Tanggal /Lahir
: Bandung, 26 Maret 1991
Jenis Kelamin
: Perempuan
Golongan Darah
: O
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Kebangsaan
: Indonesia
Alamat Tinggal
: Komplek Pondok Cipta Mas c4 n0.15 Cimahi
Nomor Tlp
: 089655224420
1.
Data Pendidikan :
No.
Keterangan
Nama Sekolah
Tahun Lulus
1.
SD
SDN Sudirman 4 Cimahi
2003
2.
SMP
SMPN 3 Cimahi
2006
3.
SMA
SMAN 5 Cimahi
2009
4.
Perguruan Tinggi Universitas Komputer Indonesia Bandung
2013
2.
Data Pendidikan Non Formal :
No.
Keterangan
Tempat
Tahun
1.
Brevet
Tax Center Unikom
2012
3.
Data Organisasi :
Jenjang
Pendidikan
Nama Organisasi
Jabatan
SMP
OSIS
Anggota
SMA
-
-
(5)
PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI DAN BUDAYA
ORGANISASI TERHADAP SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI (SURVEY PADA KANTOR PELAYANAN
PAJAK DI LINGKUNGAN KANWIL JAWA BARAT 1)
The Influence of Organizational Structure and Organizational Culture of
Accounting Information System (Survey On The Tax Office in West Java
Regional Office 1)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh :
Nama : Gina Mardiana Saputri
NIM : 21109148
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(6)
v
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
mampu menyelesaikan skripsi tentang “Pengaruh Struktur Organisasi dan Budaya
Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi (survey pada KPP di Lingkungan
Kanwil Jawa Barat 1)”.
Tujuan dari skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat ujian
sidang guna memperoleh gelar sarjana ekonomi Program Studi Akuntansi di
Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung yang di bimbing oleh Ibu
Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak.
Penulis menyadari dalam skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan
baik isi maupun bahasa yang digunakan. Hal ini tidak lain karena keterbatasan
pengetahuan, kemampuan, serta pengalaman penulis. Untuk itu, penulis sangat
mengharapkan kritik atupun saran yang sifatnya membangun sehingga dapat
memberikan manfaat dan dorongan yang bagi peningkatan kemampuan penulis
dimasa yang akan datang.
Begitu banyak bimbingan, bantuan maupun dorongan yang penulis peroleh
selama masa skripsi ini, maka dalam kesempatan ini, perkenankanlah penulis
menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar – besarnya kepada :
1.
Dr. Ir. Edy Suryanto Soegoto, Msc, Selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia Bandung.
(7)
vi
2.
Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si, Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
3.
Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Ak, Selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
4.
Wati Aris Astuti, SE., M.Si, Selaku Sekertaris Prodi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
5.
Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak, Selaku Dosen Pembimbing. Terima
kasih atas bimbingannya selama ini, terimakasih telah membantu, memberikan
pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
6.
Dr.Ely Suhayati SE.,M.Si.,Ak selaku dosen penguji sidang I.
7.
Lilis Puspitawati, SE.,Msi,.Ak selaku dosen penguji sidang II.
8.
Seluruh staff dan karyawan Kantor Pajak Pratama Kanwil Jawa Barat 1 yang
turut membantu terlaksananya Skripsi ini.
9.
Bapak, Ibu dan Adikku yang selalu mendoakan, memberikan masukan juga
semangat dalam menyelesaikan Skripsi ini.
10.
Untuk Latu Gilang Rizky Respati yang selalu mendoakan dan membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini.
11.
Sahabat-sahabatku Vanny Ayu Saraswati, Mita Kuraesin, Teni Takariani,
Shintiana Salam, Eka Kartika, Renny Sri Utami, Finny Anggraeni, Yuli
Fujihana, Wenny Dua’palayukan, terima kasih atas persahabatan, dukungan
dan bantuannya.
12.
Teman-Teman Akuntansi 4, terima kasih atas 4 tahun yang sangat berkesan,
persahabatan, kebersamaan dan semangatnya.
(8)
vii
13.
Teman-Teman Akuntansi Perpajakan, terima kasih atas semangat dan
dukungannya.
14.
Teman – teman Fakultas Ekonomi UNIKOM ’09 serta semua pihak yang telah
banyak membantu penulis dalam pengerjaan skripsi, yang belum atau tidak
tertulis.
Sekali lagi penulis mengucapkan banyak terimakasih untuk semuanya, atas
segala bantuan dan dukungannya selama ini. Semoga Allah SWT membalas lebih
dari semua kebaikanya yang telah kalian berikan kepada penulis, Amin.
Wassalam Wr. Wb.
Bandung, Juli 2013
Gina Mardiana Saputri
21109148
(9)
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...
i
LEMBAR PERNYATAAN...
ii
ABSTRAK...
iii
ABSTRACT...
iv
KATA PENGANTAR...
v
DAFTAR ISI...
viii
DAFTAR TABEL...
xi
DAFTAR GAMBAR...
xiv
DAFTAR LAMPIRAN...
xv
BAB I PENDAHULUAN...
1
1.1 Latar Belakang Penenlitian...
1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah...
14
1.2.1 Identifikasi masalah...
14
1.2.2 Rumusan Masalah...
15
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...
15
1.3.1 Maksud Penelitian...
15
1.3.2 Tujuan Penelitian...
16
1.4 Kegunaan Penelitian...
16
1.4.1 Kegunaan Praktis...
16
1.4.2 Kegunaan Akademis...
16
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian...
17
1.5.1 Lokasi Penelitian...
17
1.5.2 Waktu Penelitian...
18
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS...
19
2.1 Kajian Pustaka...
19
2.1.1
Struktur Organisasi...
2.1.1.1 Pengertian Struktur Organisasi...
2.1.1.2 Indikator Struktur Organisasi...
19
19
20
2.1.2
Budaya Organisasi...
21
2.1.2.1 Pengertian Budaya Organisasi ...
21
2.1.2.2 Indikator Budaya Organisasi ...
23
2.1.3
Sistem Informasi Akuntansi...
24
(10)
ix
2.1.3.1Indikator Sistem Informasi Akuntansi...
25
2.2 Kerangka Pemikiran...
29
2.2.1
Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Sistem Informasi
Akuntansi...
29
2.2.2
2.2.3
Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Sistem Informasi
Akuntansi...
Hasil Penenlitian Terdahulu...
30
32
2.3 Hipotesis...
35
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN...
36
3.1 Objek Penelitian...
36
3.2 Metode Penelitian...
36
3.2.1
Desain Penelitian...
38
3.3 Operasionalisasi Variabel...
41
3.4 Sumber Data...
44
3.5 Alat Ukur Penelitian...
45
3.5.1
Uji Validitas...
45
3.5.2
Uji Reliabilitas...
46
3.5.3
Uji MSI (Data Ordinal ke Interval)...
47
3.6 Populasi dan Penarikan Sampel...
48
3.6.1 Populasi...
48
3.6.2 Penarikan Sampel... ...
49
3.7 Metode Pengumpulan Data...
50
3.8 Metode Pengujian Data...
51
3.8.1
Metode Analisis...
51
3.8.2
Pengujian Hipotesis...
61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...
64
4.1 Hasil Penelitian...
64
4.1.1.
Gambaran Umum Perusahaan...
64
4.1.1.1 Sejarah KPP di Kanwil Jawa Barat 1...
64
4.1.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan KPP di Kanwil
Jawa Barat 1...
69
4.1.1.3 Uraian Tugas KPP...
4.1.1.4 Aktivitas KPP di Kanwil Jawa Barat 1...
4.1.1.5 Karakteristik Responden...
70
73
74
4.1.2
Pengujian Alat Analisis...
76
4.1.2.1 Hasil Uji Validitas...
76
4.1.2.2Hasil Uji Reliabilitas...
78
(11)
x
4.1.3.1 Analisis Deskriptif Tanggapan Responden... 79
4.1.3.2 Analisis Deskriptif Variabel Struktur Organisasi(X
1)...
80
4.1.3.3 Analisis Deskriptif Variabel Budaya Organisasi (X
2)...
4.1.3.4 Analisis Deskriptif Variabel Sistem Informasi
Akuntansi(Y)...
84
87
4.1.4
Analisis Verifikatif...
4.1.4.1 Model Pengukuran...
4.1.4.2 Model Struktural...
4.1.4.3 Pengaruh Struktur Organisasi Secara Parsial Terhadap
Sistem Informasi Akuntansi...
4.1.4.4 Pengaruh Budaya Organisasi Secara Parsial Terhadap
Sistem Informasi Akuntansi...
94
94
99
100
101
4.1.4.5Pengaruh Struktur Organisasi dan Budaya Organisasi
Terhadap Sistem Informasi Akuntansi...
102
4.2 Pembahasan...
107
4.2.1
Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Sistem Informasi
Akuntansi...
107
4.2.2
4.2.3
Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Sistem Informasi
Akuntansi...
Pengaruh Struktur Organisasi dan Budaya Organisasi Terhadap
Sistem Informasi Akuntansi...
108
109
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...
111
5.1 Kesimpulan...
111
5.2 Saran...
112
DAFTAR PUSTAKA...
114
RIWAYAT HIDUP...
119
LAMPIRAN...
.
(12)
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Lokasi Penelitian ...17
Tabel 1.2
Jadwal Kegiatan Penelitian ...18
Tabel 3.1
Hubungan Struktural Antar Variabel...41
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel ...43
Tabel 3.3
Bobot Nilai Kuesioner...51
Tabel 3.4
Kriteria Presentase Tanggapan Responden...53
Tabel 3.5
Lambang Statistik untuk Indikator dan Variabel yang Diteliti ...58
Tabel 3.6
Keterangan Simbol...59
Tabel 3.7
Tingkat Keeratan Korelasi...61
Tabel 4.1
Profil responden berdasarkan Jenis Kelamin ...75
Tabel 4.2
Profil responden berdasarkan Pendidikan Terakhir ...75
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Struktur
Organisasi ...77
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Budaya
Organisasi ...77
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Kualitas
Sistem Informasi Akuntansi ...77
Tabel 4.6
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian ...79
Tabel 4.7
Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator
Kompleksitas ...80
Tabel 4.8
Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator
Formalisasi ...81
(13)
xii
Tabel 4.9
Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator
Sentralisasi ...82
Tabel 4.10
Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator
Integrasi ...82
Tabel 4.11
Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai
Struktur Organisasi ...83
Tabel 4.12
Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator
Artefak dan Kreasi ...84
Tabel 4.13
Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator
Nilai – nilai ...85
Tabel 4.14
Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator
Asumsi Dasar ...86
Tabel 4.15
Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai
Budaya Organisasi ...86
Tabel 4.16
Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator
Hardware ...88
Tabel 4.17
Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator
Software ...89
Tabel 4.18
Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator
Brainware ...90
Tabel 4.19
Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator
Prosedur ...91
Tabel 4.20
Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator
Database ...91
Tabel 4.21
Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Pada Indikator
Teknologi Jaringan Komunikasi ...92
Tabel 4.22
Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai
(14)
xiii
Tabel 4.23
Bobot Faktor Variabel Struktur Organisasi ...96
Tabel 4.24
Bobot Faktor Variabel Budaya Organisasi ...97
Tabel 4.25
Bobot Faktor Variabel Sistem Informasi Akuntansi ...98
Tabel 4.26
Rangkuman Hasil Uji Statistik ...100
Tabel 4.27
Hasil Pengujian Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap
Sistem Informasi Akuntansi...101
Tabel 4.28
Hasil Pengujian Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap
Sistem Informasi Akuntansi...102
Tabel 4.29
Model Struktural Pengaruh Struktur Organisasi dan Budaya
Organisasi Terhadap Sistem Informasi Akuntansi...103
Tabel 4.30
Persamaan Struktural Pengaruh Struktur Organisasi dan Budaya
Organisasi Terhadap Sistem Informasi Akuntansi...103
(15)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ...34
Gambar 3.1
Paradigma Penelitian ...41
Gambar 3.2
Kriteria Penilaian ...53
Gambar 3.3
Struktur Analisis Variabel penelitian Secara Keseluruhan ...57
Gambar 4.1
Struktur Organisasi KPP ...69
Gambar 4.2 Koefisien Standarisasi Permodelan Struktural...95
Gambar 4.3 Diagram Jalur Pengujian Hipotesis II ...104
(16)
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1
Kajian Pustaka
2.1.1 Struktur Organisasi
2.1.1.1 Pengertian Struktur Organisasi
Menurut Robbins dan Coulter (2007:284) Struktur organisasi dapat
diartikan sebagai :
“Kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu
tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan”.
Menurut Koontz & Donnel dalam Malayu S.P (2010:25) tentang
pengertian Organisasi adalah :
“Organisasi adalah pembinaan hubungan wewenang dan dimaksudkan untik
mencapai koordinasi yang struktural, baik secara vertical, maupun secara horizontal
diantara posisi – posisi yang telah diserahi tugas – tugas khusus yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan bersama. Jadi organisasi adalah hubungan structural yang
mengikat / menyatukan perusahaan dan kerangka dasar tempat individu – individu
berusaha, dikoordinasi”.
Menurut Gibson dkk (2002:9) Struktur organisasi adalah pola formal
mengelompokkan orang dan pekerjaan.
Pengertian Struktur Organisasi menurut Benhard dalam (Malayu S.P
Hasibuan, 2010:26) adalah :
“Struktur Organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe
organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat,
bidang, dan hubungan kerja, garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali
dan sistem pimpinan organisasi”.
(17)
20
Dari beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa struktur organisasi
menggambarkan kerangka dan susunan hubungan diantara fungsi, bagian atau
posisi, juga menunjukkan hierarki organisasi dan struktur sebagai wadah untuk
menjalankan wewenang, tanggung jawab dan sistem pelaporan terhadap atasan
dan pada akhirnya memberikan stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan
organisasi tetap hidup walaupun orang datang dan pergi serta pengkoordinasian
hubungan dengan lingkungan. Struktur organisasi dapat menghindari atau
mengurangi kesimpangsiuran dalam pelaksanaan tugas.
2.1.1.2 Indikator Struktur Organisasi
Menurut (Robin, 1990:82) terdapat empat indikator teoritis dalam struktur
organisasi yaitu :
“a. Kompleksitas
Kompleksitas adalah tingkat diferensiasi (perbedaan) yang ada di
dalam sebuah organisasi.
b. Formalisasi
Formalisasi adalah tingkat sejauh mana pekerjaan di dalam
organisasi distandarkan.
c. Sentralisasi
Sentralisasi adalah tingkat dimana pengambilan keputusan
dikonsentrasikan pada suatu titik tunggal dalam organisasi.
d. Integrasi
Integrasi adalah mencerminkan/merefleksikan tingkat koordinasi
antara aktivitas-aktivitas organisasi yang berlainan melalui
mekanisme koordinasi yang formal”.
Berdasarkan indikator – indikator yang diuraikan diatas maka dalam
penelitian ini penulis menggunakan indikator mengenai Struktur Organisasi menurut
Robbins.
(18)
21
2.1.2 Budaya Organisasi
2.1.2.1 Pengertian Budaya Organisasi
Menurut Ratih Andaningsih (2010) Budaya organisasi adalah :
“Faktor yang menentukan karakteristik suatu organisasi. Kajian budaya
organisasi memiliki nilai signifikan dalam meneliti kinerja sebuah organisasi.
Kajian budaya organisasi menunjukkan bagaimana suatu budaya berkembang di
dalam organisasi, terinternalisasi di dalam perilaku para anggota organisasi, dan
memiliki hubungan dengan kinerja keseluruhan organisasi. Budaya organisasi
satu dengan organisasi lain relatif berbeda, bergantung pada karakteristik
organisasi perusahaan”.
Menurut Robbins (2006:721) mengemukakan bahwa Budaya organisasi
adalah :
“Suatu makna bersama yang dianut oleh semua anggotanya yang
membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi lain”.
Menurut Susanto (2004:4) mendefinisikan budaya organisasi adalah :
“Nilai-nilai yang menjadi pegangan sumber daya manusia dalam
menjalankan kewajibannya dan juga perilakunya dalam perusahaan”.
Menurut Kreitner & Kinicki (2007) budaya organisasi adalah nilai dan
keyakinan bersama yang mendasari identitas organisasi.
Menurut Luthans (2007) budaya organisasi adalah tata nilai dan norma
yang menuntun perilaku jajaran organisasi.
Menurut Wirawan (2007:10), dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
budaya organisasi adalah sebagai norma, nilai-nilai, asumsi, kepercayaan, filsafat,
kebiasaan organisasi, dan sebagainya (isi budaya organisasi) yang dikembangkan
dalam waktu yang lama oleh pendiri, pemimpin, dan anggota organisasi yang
disosialisasikan dan diajarkan kepada anggota baru serta diterapkan dalam
(19)
22
aktivitas organisasi sehingga memengaruhi pola pikir, sikap, dan prilaku anggota
organisasi dalam memproduksi produk, melayani para konsumen, dan mencapai
tujuan organisasi.
Penelitian menunjukan bahwa ada tujuh karakteristik utama yang
secara keseluruhan merupakan hakikat kultur sebuah organisasi (Robbins, 2008):
“1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko
Sejauh mana pegawai didorong untuk bersikap inovatif dan berani
mengambil resiko.
2.
Perhatian pada hal-hal rinci
Sejauh mana pegawai diharapkan menjalankan presisi, analisis, dan
perhatian pada hal-hal detail.
3.
Orientasi hasil
Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang
pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil
tersebut.
4.
Orientasi orang
Sejauh mana keputusan-keputusan manajemen mempertimbangkan
efek dari hasil tersebut atas orang yang ada didalam organisasi.
5.
Orientasi tim
Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja diorganisasi pada tim ketimbang
pada individu-individu.
6.
Keagresifan
Sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang
santai.
7.
Stabilitas
Sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan
dipertahankannya status quo dalam perbandingannya dengan
pertumbuhan”.
Masing-masing karakteristik ini berada di suatu kontinum mulai dari
rendah sampai tinggi. Karenanya, menilai organisasi berdasarkan ketujuh
(20)
23
karakteristik ini akan menghasilkan suatu gambaran utuh mengenai budaya
sebuah organisasi.
2.1.2.2 Indikator Budaya Organisasi
Schein yang dikutip oleh Wirawan (2007:12), melukiskan indikator
budaya organisasi dalam 3 level yaitu :
“Level 1: Artefak dan Kreasi.
Level ini mencakup semua fenomena yang bisa dilihat, didengar, dan
dirasakan. Pada level artifak dan kreasi, konstruksinya dilakukan secara
lingkungan fisik dan sosial. Pada level ini orang dapat melihat ruang fisik, produk
teknologi kelompok, bahan tertulis dan tidak tertulis, produksi seni dan prilaku
nyata anggota organisasi. Dalam hal ini termasuk gaya berpakaian, penampilan
emosional, mitos dan sejarah organisasi, nilai-nilai yang muncul dalam
komunikasi seperti ritual, seremonial dan sebagainya.
Mudah untuk mengobservasi artefak-artefak, misalnya cara bagaimana
status seseorang ditunjukan oleh anggota organisasi, namun sukar memahami apa
yang dimaksud dengan artefak tersebut dan bagaimana artefak berhubungan
dengan pola paling dalam dari budaya organisasi.
Level 2: Nilai-nilai.
Nilai-nilai adalah solusi yang muncul dari seorang pemimpin dalam
organisasi dengan maksud memecahkan masalah-masalah rutin dalam organisasi
tersebut. Jika suatu kelompok ingin menciptakan atau dihadapkan pada
tugas-tugas organisasi, masalah-masalah atau isu-isu organisasi, maka solusi yang
pertama muncul datangnya dari individu-individu yang berpengaruh dalam
kelompok tersebut. Mereka dapat menginterprestasikan, mengasumsikan, dan
memberikan penilaian terhadap persoalan tersebut dan akan memberikan solusi
baik menyangkut pengetahuan, sikap maupun tindakan yang harus dijalankan.
Nilai-nilai dapat mencerminkan falsafah dan misi organisasi, tujuan, standar dan
larangan-larangan. Solusi-solusi ini dapat berjalan secara berkesinambungan dan
menjadi bagian budaya organisasi.
Level 3: Asumsi Dasar.
Asumsi dasar ini merupakan bagian budaya organisasi yang paling
utama. Asumsi dasar menjadi jaminan (
taken for granted
) bahwa seseorang
menemukan variasi kecil dalam unit budaya. Dalam asumsi dasar terdapat
petunjuk-petunjuk yang harus dipatuhi anggota organisasi menyangkut prilaku
nyata, termasuk menjelaskan kepada anggota kelompok bagaimana merasakan,
memikirkan segala sesuatu. Dalam hal ini yang termasuk asumsi dasar adalah
hubungan dengan lingkungan, hakikat mengenai kenyataan, waktu dan ruang,
(21)
24
hakikat mengenai sifat manusia, hakikat mengenai aktivitas manusia, dan hakikat
hubungan kemanusiaan.
Solusi-solusi yang masuk asumsi dasar ini dimaksudkan untuk dapat
menyelesaikan masalah secara berkesinambungan dan dapat dikomunikasikan
secara terus-menerus sehingga merupakan nilai yang dapat diandalkan.
Solusi-solusi tersebut diperlukan sebagai realitas dalam organisasi dan diyakini
kebenarannya sehingga dapat menjadi budaya organisasi”.
2.1.3
Sistem Informasi Akuntansi
2.1.3.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut (Erwan Arbie, 2000:35) Sistem informasi adalah :
“Sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi harian, membantu dan mendukung kegiatan operasi, bersifat
manajerial dari suatu organisasi dan membantu mempermudah penyediaan
laporan yang diperlukan”.
Menurut (Tafri D. Muhyuzir, 2001:8) Sistem informasi adalah :
“Data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa
sehingga menjadi sebuah satu kesatuan informasi yang saling terkait dan saling
mendukung sehingga menjadi suatu informasi yang berharga bagi yang
menerimanya”.
Menurut O’Brien (2005, p5), sistem informasi adalah :
“Suatu kombinasi terartur apapun dari
people
(orang),
hardware
(perangkat keras),
software
(piranti lunak),
computer networks and
data
communications
(jaringan komunikasi), dan
database
(basis data) yang
mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi di dalam suatu bentuk
organisasi”.
Menurut
Leitch
Rosses
(dalam
Jugiyanto,
2005
:
11)
mengemukakan sistem informasi adalah :
“Suatu sistem didalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengelolah transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan
strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan
laporan-laporan yang diperlukan”.
(22)
25
Menurut Azhar Susanto ( 2007 : 82 ) dalam bukunya Sistem Informasi
Akuntansi pengertian sistem informasi akuntansi adalah :
“Sistem informasi akuntansi dapat didefinisikan sebagai kumpulan
(integrasi)
dari sub-sub sistem atau komponen baik fisik maupun nonfisik yang
saling berhubungan dan bekerja sama satu sama lain secara harmonis untuk
mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi
informasi keuangan”.
Secara umum sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di
dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas,
teknologi, media prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk
mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu,
memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian
internal
dan
eksternal
yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk
pengambilan keputusan.
2.1.3.2 Indikator Sistem Informasi Akuntansi
Menurut
Azhar Susanto (2008:16) yaitu :
1.
Hardware
Hardware
merupakan peralatan fisik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan, memasukan, memproses, menyimpan dan mengeluarkan
hasil pengolahan data dalam bentuk informasi. Bagian-bagian
hardware
terdiri atas :
a.
Bagian Input (
input device
)
Peralatan input merupakan alat-alat yang dapat digunakan untuk
memasukan data kedalam komputer seperti :
keyboard, mouse, scanner
dll.
b.
Bagian Pengolahan Utama dan Memori
CPU
(Central Prossesing Unit)
yang selama ini mungkin kita kenal
adalah merupakan rumah atau
(box)
dari komponen-komponen lainnya,
seperti :
Processor
(otak computer),
Memory, Motherboard, Hardisk,
Floppy disk, CD ROM, Expansion slot, Devices controller (multi i/o,
VGA card, sound card),
Komponen lainnya
(fan, baterai, conector dll),
Power supply.
(23)
26
c.
Bagian Output (
Output Device
)
Peralatan output merupakan peralatan-peralatan yang digunakan untuk
mengeluarkan informasi hasil pengolahan data. Beberapa macam
peralatan output yang sering digunakan seperti :
printer, layar monitor,
speaker LCD dll.
d.
Bagian komunikasi
Peralatan komunikasi adalah peralatan yang harus digunakan agar
komunikasi
data base
berjalan dengan baik, seperti :
network card
untuk
LAN, wireless LAN dll.
2.
Software
Software
adalah kumpulan dari program-program yang digunakan untuk
menjalankan aplikasi tertentu pada komputer, sedangkan program
merupakan kumpulan dari perintah-perintah komputer yang tersusun
secara sistematis.
Pengelompokan
software
meliputi :
a.
Operating system
(sistem operasi)
Berfungsi untuk mengendalikan hubungan antara komponen-komponen
yang terpasang dalam komputer. Misalnya antara
keyboard
dengan
CPU
, Layar monitor, dan lain-lain. Contohnya :
Microsoft windows
.
b.
Interpreter
dan
comlier
-
Interpreter
merupakan
software
yang berfungsi sebagai penterjemah
bahasa yang dimengerti manusia kedalam bahasa komputer atau bahasa
mesin perintah per perintah. Contoh :
Microsoft access, Oracle, Pascal,
dll.
-
Complier
(komplier) untuk menterjemahkan bahasa manusia kedalam
bahasa komputer secara langsung satu file.
c. Perangkat lunak aplikasi
Merupakan
software
jadi yang siap untuk digunakan.
Software
ini
dibuat oleh perusahaan perangkat lunak (
software house
) baik dalam
maupun luar negeri.
Quicken
merupakan salah satu contoh
software
sistem informasi akuntansi yang sangat baik.
3.
Brainware
a. SDM Sistem Informasi dan Organisasi
Sumber Daya Manusia SIA merupakan sumber daya yang terlibat
dalam pembuatan sistem informasi. Pengumpulan dan pengolahan data,
pendistribusian dan pemanfaatan informasi yang dihasilkan oleh sistem
informasi tersebut.
Brainware dikelompokan sebagai berikut :
1. Pemilik sistem informasi
(24)
27
Pemilik
sistem
informasi
merupakan
sponsor
terhadap
dikembangkannya sistem informasi. Selain bertanggung jawab
terhadap biaya dan waktu yang digunakan untuk pengembangan SI
pemilik juga berperan sebagai penentu apakah sistem tersebut
diterima atau ditolak.
2. Pemakai sistem informasi
Biasanya para pemakai merupakan orang yang hanya akan
menggunakan sistem informasi yang telah di kembangkan (end user)
mereka menentukan. yaitu masalah yang harus dipecahkan,
kesempatan yang harus diambil, kebutuhan yang harus dipenuhi,
batasan-batasan bisnis yang harus termuat dalam sistem informasi.
4.
Prosedur
a.
Prosedur
Prosedur
adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan
secara berulang-ulang dengan cara yang sama.
Prosedur
penting
dimiliki bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat dilakukan
secara seragam.
b. Aktivitas
Pada dasarnya melakukan sesuatu kegiatan berdasarkan Informasi yang
masuk dalam persepsi yang dimiliki tentang informasi tersebut, karena
itu aktivitas merupakan fungsi dari sistem informasi.
c. Fungsi
Fungsi merupakan kumpulan aktivitas yang mendukung operasi suatu
organisasi.
5.
Database
dan Sistem Manajemen
Database
a.
Database
Sistem
database
merupakan sistem pencatatan dengan menggunakan
komputer yang memiliki tujuan untuk memelihara informasi agar selalu
siap pada saat diperlukan.
b. Media dan Sistem penyimpanan data
Media dan sistem penyimpanan data terdiri dari dua :
1.
Media penyimpanan data berurutan – melalui media ini
recordrecord
data akan dibaca dengan cara yang sama dengan saat
penyimpanan. Sebagai contoh adalah pita magnetic
(magnetic
tape)
.
2.
Media penyimpanan secara langsung – memungkinkan pemakai
(user)
membaca data dalam urutan yang dibutuhkan tanpa perlu
memperhatikan urutan penyusunan secara physic dari media
penyimpanan data tersebut.
(25)
28
Ada dua cara pengolahan data yaitu :
1. Pengolahan secara
Batch
(mengumpulkan terlebih dahulu)
2. Pengolahan secara
On-line
d. Organisasi
Database
1. Organisasi data pada
database
tradisional
Memiliki tujuan agar sistem informasi secara efektif memberikan
informasi yang akurat, relevan, tepat waktu dan lengkap. Tapi ada
beberapa kelemahan dalam sistem ini seperti: Data rangkap dan
tidak konsisten, Kesulitan mengakses data, Data terisolasi, Data
sulit diakses secara bersamaan, Masalah keamanan data, Masalah
itegritas.
2. Organisasi
database
modern
Memberikan banyak keuntungan bagi implementasi Sistem
Informasi Akuntansi.
e. Model-model data.
Secara umum model data terbagi dalam beberapa model yaitu :
1. Model hierarki – model data yang menggambarkan hubungan antara
data berdasarkan tingkatnya.
2. Model
network
– model data yang menggambarkan hubungan antara
data berdasarkan kepentingannya.
3. Model relasi – model data yang disusun berdasarkan pada hubungan
antar dua entitas/ organisasi.
6.
Teknologi Jaringan Telekomunikasi
a. Perkembangan teknologi jaringan komunikasi
1. Penggabungan computer dan komunikasi
2. Jaringan informasi superhighway
b. Komponen-komponen dan fungsi dari sistem telekomunikasi
c. Topologi jaringan telekomunikasi
Ada empat topologi jaringan yang digunakan yaitu :
1.
Star network
2.
Bus network
3.
Ring network
4.
Hibryd network
d. Jaringan berdasarkan Geografi
1.
LAN
(Local Area Network)
Merupakan jaringan yang ada pada lokasi tertentu misalnya suatu
ruang atau suatu gedung.
(26)
29
2.
WAN (Wide Area Network)
Merupakan jaringan yang tersebar ke beberapa lokasi atau bisa juga di
bilang kalau
WAN
adalah kumpulan dari beberapa
LAN
yang
terhubung secara
On-line
melalui moden atau internet.
e. Penggunaan telekomunikasi
1.
Surat elektronik
(elektronik mail)
2.
Surat suara
(voice mail)
3.
Mesin fax
4.
Layanan informasi digital
5.
Teleconferencing
, data
conferencing
dan video
converencing
6.
Perpindahan data secara elektronik
7.
Perangkat untuk kerja berkelompok
(groupware)
2.2
Kerangka Pemikiran
2.2.1 Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Mahdi Salehi (2011)
“ The results were obtained in this manner :
barrier of organizational structure with 26 % influencing on the establishment of
AIS”.
Berdasarkan kesimpulan ini dapat diartikan bahwa Sistem Informasi
Akuntansi mempengaruhi suatu organisasi, salah satunya dipengaruhi oleh
struktur organisasi.
Menurut George Bodnar diterjemahkan oleh Julianto (2006:133)
menyatakan bahwa Struktur Organisasi berpengaruh pada Sistem Informasi
Akuntansi, yaitu sebagai berikut:
”Sistem Informasi Akuntansi dalam struktur organisasi merupakan alat
bagi manajer untuk mengendalikan dan mempengaruhi kebijakan, anggaran, dan
perencanaan jasa informasi dalam organisasi”.
Sedangkan menurut Barry diterjemahkan oleh Ruchyat (1982) menyatakan
bahwa Struktur Organisasi berpengaruh pada Sistem Informasi Akuntansi, yaitu
sebagai berikut:
(27)
30
“Agar dapat menyediakan informasi keuangan yang paling relevan untuk
tujuan perencanaan dan pengendalian, maka pembuatan desain SIA harus
memahami struktur organisasi”.
Azhar Susanto (2009:12) menyatakan bahwa Struktur Organisasi
berpengaruh pada Sistem Informasi Akuntansi, yaitu sebagai berikut:
”Sistem informasi merupakan salah satu komponen dalam suatu
organisasi. Didalam suatu organisasi sistem informasi merupakan suatu alat
yang dapat memberikan informasi yang diperlukan kepada semua pihak
yang
berkepentingan”.
Sedangkan Jogiyanto (2005:17) menyatakan bahwa Struktur Organisasi
berpengaruh pada Sistem Informasi Akuntansi, yaitu sebagai berikut:
“Sebagai suatu sistem, organisasi mempunyai beberapa komponen atau
subsistem, yaitu sistem informasi, struktur organisasi, budaya organisasi,
tugas-tugas dan manusia itu sendiri“.
2.2.2 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi
Menurut (Siti Kurnia Rahayu, 2011) bahwa Budaya organisasi dan struktur
organisasi berpengaruh terhadap implementasi sistem informasi akuntansi. Oleh
karena itu untuk dapat meningkatkan implementasi sistem informasi akuntansi
dengan pemuktahiran setiap komponen sistem informasi pada pokoknya
merupakan upaya peningkatan integrasi setiap komponen sistem informasi
akuntansi pada organisasi.
Menurut Stair dan Reynolds, 2006:6 di dalam bukunya
Principles Of
Information System
menyatakan bahwa Budaya Organisasi berpengaruh pada
Sistem Informasi Akuntansi, yaitu sebagai berikut:
(28)
31
“Sistem informasi akuntansi merupakan alat yang digunakan manajemen
dalam suatu budaya organisasi untuk memberikan nilai tambah (value added)
sehingga dapat menghasilkan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bagi
organisasi”.
Menurut Kotler et al, 2001 di dalam bukunya
on Marketing Free Press
menyatakan bahwa Budaya Organisasi berpengaruh pada Sistem Informasi
Akuntansi, yaitu sebagai berikut :
“Budaya Organisasi dapat menciptakan kohesi antara anggota organisasi
pula, sekaligus sebagai kontrol sosial dalam perusahaan ketika anggota tidak
dapat dikendalikan dengan cara formal dalam menghadapi implementasi sistem
informasi”.
(29)
32
2.2.3 Hasil Penelitian Terdahulu
No Judul Nama Peneliti Hasil Penelitian
1
Siti Kurnia Rahayu Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.10 No. 1, 2011 http://jurnal.unikom.ac.i d/_s/data/jurnal/v10- 01/12-miu-10-01- yayu.pd/pdf/12-miu-10-01-yayu.pdfThe Influence of Organizational Culture and Organizational Structure to Implementation of Accounting Information System in Public Sector
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi dan struktur organisasi berpengaruh terhadap
implementasi sistem informasi akuntansi. Oleh karena itu untuk dapat meningkatkan implementasi sistem informasi akuntansi dengan pemuktahiran setiap komponen sistem informasi pada pokoknya merupakan upaya peningkatan integrasi setiap komponen sistem informasi akuntansi pada organisasi.
2
Mahdi Salehi dan Abdoreza Abdipour Journal of Economics and Behavioral Studies Vol. 2, No. 2, pp. 76-85, Feb 2011http://ifrnd.org/JEBS/2 %20%282%29%20Feb %202011/A%20study% 20of%20the%20barrier s_of%20implementatio n.pdf
A study of the barriers of implementation of accounting information system
Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu subsistem dalam sistem manajemen informasi yang sangat penting dalam semua perusahaan. Studi tinjauan hambatan dalam pelaksanaan saat ini dengan mendalilkan enam hipotesis sistem informasi akuntansi (manajer menengah, sumber daya manusia, struktur organisasi, faktor lingkungan, maslah keuangan, dan budaya organisasi) dalam perusahaan.
3
Ismael Younis Abu-Jarad, Nor’aini Yusof, Devaoud Nikbin International Jounrnal Of Business And Social Science Vol 1, No 3 ; Desember 2010A Riview On
Organizational Culture and Organizational Performance
Penelitian hubungan antara budaya organisasi dan kinerja telah meningkat secara substansial selama dua dekade (Lim, 1995). Pada 1980-an, ada 'obsesi' oleh para peneliti untuk fokus pada Teori-pencarian yang kuat untuk nilai-nilai bersama yang kuat dalam organisasi yang seharusnya menghasilkan kinerja bagi
organisasi. Perters dan Waterman (1982) menyatakan bahwa perusahaan kinerja tinggi dapat dibedakan dari perusahaan kinerja rendah karena mereka memiliki ciri-ciri budaya tertentu dan 'budaya yang kuat'. Demikian pula, Deal dan Kennedy (1982) mengemukakan bahwa kinerja
(30)
33
organisasi dapat ditingkatkan dengan nilai-nilai bersama yang kuat.
4
N.Pliskin, T.Romm,A.S Lee, And Y.Webers The Computer Journal, Vol.36 No.2 1993Presumed Versus Actual Organizational Culture : Managerial Implications For Implementation Of Information System
Masuknya budaya dalam analisis implementasi MIS mengarah ke dua rekomendasi bagi para praktisi. Pertama, hanya untuk menyadari budaya. Sistem desaigner harus menyadari bahwa pengguna sistem dimaksudkan dapat melampirkan makna mereka sendiri untuk SIM, independen dari isi dan maksud yang dibangun ke dalam sistem desaign. Mereka harus
menganggap pengguna hampir seolah-olah mereka adalah anggota kelompok etnis dengan budaya sendiri. Sistem desaigner juga harus menyadari bahwa pemahaman mereka sendiri. Dari pertanyaan SIM selalu "budaya terikat". Demikian juga,
pengguna sistem harus menyadari bahwa sistem desaigner (terutama vendor dari paket perangkat lunak predeveloped) mungkin
menganggap budaya organisasi yang berbeda dengan yang mendasari organisasi pengguna Rekomendasi kedua untuk praktisi adalah, setelah mereka sensitif terhadap kehadiran budaya, untuk menganggapnya sebagai kendala dalam
pelaksanaan SIM.
5
Sajady, Dastgir, danHashem Nejad International Journal of Information Science and Technology, 2008 http://www.srlst.com/iji
st/ijism- Vol6No2/ijism62-49-59.pdf
Evaluation of the Effectivenees of
Accounting Informations Systems
Hasil menunjukkan bahwa implementasi sistem informasi akuntansi pada perusahaan ini menyebabkan peningkatan para manajer dalam proses
pengendalian intern, pengambilan keputusan, dan mutu laporan yang keuangan dan memudahkan proses transaksi perusahaan.
6
Indeje W.G.,Zheng Q. Sprouts: Working Papers on Information Systems, Organizationa l Culture and Information Systems Implementati on: A Structuration
These findings indicate that Organization Culture has a strong influence on Financial Information Systems Development And Implementation. The identification and
(31)
34
2010 10(27). Theory
Perspective
understanding of meanings, norms and power in organizations is an important consideration when developing and implementing an information system.
Mahdi Salehi (2011) Azar Susanto (2009)
Siti Kurnia Rahayu (2011) Stair dan Reynolds (2006)
Gambar 2.1
Skema Kerangka pemikiran
Struktur Organisasi
(Gibson dkk, 2002:9)
Budaya Organisasi
(Kreitner & Kinicki, 2007)
Sistem Informasi
Akuntansi
(32)
35
2.3
Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis yang diajukan
penelitian ini adalah Struktur Organisasi dan Budaya Organisasi berpengaruh
terhadap Sistem Informasi Akuntansi.
Pengertian hipotesis menurut Umi Narimawati (2010:20) adalah sebagai
berikut:
1.
Merupakan ungkapan berupa jawaban sementara atas masalah penelitian
yang diturunkan dari kerangka pemikiran.
2.
Jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus
di uji secara empiris melalui suatu analisis ( berdasarkan data dilapangan).
3.
Kesimpulan yang sifatnya masih sementara perlu di uji secara empiris
melalui suatu analisis (berdasarkan data di lapangan).
Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara yang diberikan
peneliti yang diungkapkan dalam pernyataan yang dapat diteliti. Berdasarkan
kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas penulis memberikan hipotesis
bahwa :
1. Struktur Organisasi berpengaruh terhadap Sistem Informasi Akuntansi
pada KPP di Lingkungan Kanwil Jabar 1.
2. Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Sistem Informasi Akuntansi
pada KPP di Lingkungan Kanwil Jabar 1.
3. Struktur Organisasi dan Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Sistem
Informasi Akuntansi pada KPP di Lingkungan Kanwil Jabar 1.
(33)
111
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
1. Struktur Organisasi berpengaruh dengan arah positif terhadap Sistem
Informasi Akuntansi di Kantor Pelayanan Pajak di Wilayah Kanwil Jabar
I. Maka artinya, semakin baik tingkat struktur organisasi yang di hasilkan
maka akan semakin baik juga sistem informasi akuntansi yang di hasilkan.
Struktur organisasi pada penelitian ini diukur menggunakan indikator
kompleksitas, formalisasi, sentralisasi, integrasi, maka dapat dikatakan
bahwa struktur organisasi mempunyai hubungan yang erat terhadap sistem
informasi akuntansi di Kantor Pelayanan Pajak di Wilayah Kanwil Jabar I.
2. Budaya Organisasi berpengaruh dengan arah positif terhadap Sistem
Informasi Akuntansi di Kantor Pelayanan Pajak di Wilayah Kanwil Jabar
I. Maka artinya semakin baik tingkat budaya organisasi yang di hasilkan
maka akan semakin baik juga sistem informasi akuntansi yang dihasilkan.
Budaya organisasi pada penelitian ini diukur menggunakan indikator
artefak dan kreasi, nilai-nilai, asumsi dasar, maka dapat dikatakan bahwa
budaya organisasi mempunyai hubungan yang erat terhadap sistem
informasi akuntansi di KPP kanwil jabar 1.
3. Struktur organisasi dan Budaya Organisasi secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Sistem Informasi Akuntansi pada KPP di
Lingkungan Kanwil DJP Jawa Barat I.
(34)
112
5.2
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh Struktur
Organisasi dan Budaya Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi maka
penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Struktur Organisasi pada KPP di Lingkungan Kanwil Jabar 1, secara
umum sudah cukup, namun dilihat dari skor jawaban responden dapat
diketahui bahwa kompleksitas dan formalisasi berada di dalam kategori
cukup dan ini dapat di artikan bahwa masih adanya pegawai yang masih
kurang mengerti dalam hal kompleksitas dan formalisasi, hal ini dirasakan
membuat sistem informasi akuntansi menjadi tidak optimal. Oleh karena
itu jika dengan meningkatnya kompleksitas dan formalisasi perlu dibuat
suatu kebijakan bilamana tingkat koordinasi antara aktivitas-aktivitas
organisasi yang berlainan melalui mekanisme koordinasi yang formal
perlu diperhatikan dan juga yang berkaitan dengan formalisasi yang
kategorinya lemah dianggap masih perlu ditingkatkan kembali seperti
sejauh mana pekerjaan di dalam organisasi yang distandarkan.
2. Budaya Organisasi pada KPP di Lingkungan Kanwil Jabar 1, secara umum
sudah cukup, namun dilihat dari skor jawaban responden dapat diketahui
bahwa nilai – nilai, asumsi dasar dan artefak kreasi berada di dalam
kategori cukup, tentunya hal ini harus segera diperbaiki jika ingin
menghasilkan budaya organisasi yang lebih baik lagi dengan cara perlu
dibuat Keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai yang dominan dari masyarakat
luas misalnya kesopan-santunan dan kebersihan, spesifik dari organisasi
(35)
113
baik masalah eksternal maupun internal organisasi agar dapat mengatasi
berbagai masalah tersebut merupakan dasar bagi tumbuhnya budaya
organisasi dalam hal kebutuhan harus lebih diperhatikan kembali agar
kebutuhan instansi dapat terpenuhi.
3. Pada dasarnya struktur organisasi dan budaya organisasi pada Kantor
Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I, secara umum berada dalam
kategori cukup baik. Namun terkadang struktur organisasi dan budaya
organisasi yang belum optimal dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu
struktur organisasi dan budaya organisasi harus lebih ditingkatkan kembali
pelaksanaan dan penerapannya agar sistem informasi akuntansi yang
dihasilkan itu dapat lebih optimal, dan yang terpenting adalah
memperbaiki sistem atau aplikasinya agar data dapat diakses dengan cepat
dan tidak menghambat proses pekerjaan.
(36)
1 PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI
(Survei pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kanwil Jawa Barat 1) GINA MARDIANA SAPUTRI
21109148 ABSTRACT
Changes in accounting information systems is highly dependent on the structure of the organization and culture of the organization, the quality of accounting information systems, the information generated will affect the success of an organizational structure.
The purpose of this study is to determine the effect of organizational structure and organizational culture on accounting information systems at the tax office in West Java provincial offices I. In this study using descriptive methods. This study uses a survey with 9 tax office in West Java Regional Offices 1 with the unit of analysis data processing employee information (PDI) totaling 47 employees. This research was processed using structural equation modeling to first convert ordinal data into interval scale through the method of Successive intervals are then processed using structural equation modeling with alternative methods of partial least square.
The results can be seen that the organizational structure and organizational culture affect the accounting information system, this is shown by the large influence in a positive direction. It means that the better the organizational structure and culture of the organization that carried increasing accounting information system by tax officials.
Key Words: Organizational Structure, Organizational Culture, Accounting Information Systems
I. PENDAHULUAN
Perubahan struktur organisasi dalam rangka modernisasi administrasi perpajakan yang dilakukan pada dasarnya untuk melaksanakan perubahan secara lebih efektif dan efisien, sekaligus mencapai tujuan organisasi yang diinginkan, penyesuaian struktur organisasi DJP merupakan suatu langkah yang harus dilakukan dan sifatnya cukup strategis (Siti Kurnia Rahayu, 2010). Lebih jauh lagi, struktur organisasi harus juga diberi fleksibilitas yang cukup untuk dapat selalu menyesuaikan dengan lingkungan eksternal yang sangat dinamis, termasuk perkembangan dunia bisnis dan teknologi (Siti Kurnia Rahayu, 2010).
Selama ini struktur organisasi Ditjen Pajak didasarkan pada jenis pajak (Mantan Sekditjen Pajak Djazoeli Sadhani, 2005). Dengan struktur organisasi seperti ini pelaksanaan tugas di lapangan seringkali menimbulkan ketidakefisienan yang mengakibatkan pelayanan dan pengawasan tidak optimal (Mantan Sekditjen Pajak Djazoeli Sadhani, 2005).
Budaya organisasi merupakan hal penting untuk mengkaji sistem informasi (Leidner dan Kayworth, 2006). Budaya organisasi merupakan sebuah sistem makna bersama yang dianut para anggotanya yang membedakan suatu organisasi dengan organisasi lainnya (Robbins dan Judge, 2007:256).
Sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur organisasi, yang menyediakan sumber daya fisik, dan komponen-komponen lainnya untuk mengubah data ekonomi menjadi informasi akuntansi, dengan tujuan menciptakan kepuasan terhadap kebutuhan informasi untuk berbagai macam penggunanya (Wilkinson,2000).
Sebagai salah satu instrumen penting dalam menghimpun penerimaan negara melalui pembayaran pajak, DJP memiliki sebuah software yakni sistem aplikasi Modul Penerimaan Negara (MPN) yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2007 (Heryanto Sijabat, 2011).
(37)
2 Namun pada kenyataannya sampai dengan saat ini software tersebut belum sepenuhnya terintegrasi, hal itu menyebabkan sering terjadinya perbedaan pencatatan antara Ditjen Pajak dan Ditjen Perbendaharaan Negara (Ketua Panja Perpajakan Melkias Markus Mekeng, 2010). Tidak terintegrasinya software tersebut juga menjadi salah satu temuan BPK dalam pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) pada tahun 2010 dikarenakan pencatatan penerimaan menurut kas negara dan DJP menunjukkan jumlah yang berbeda (Anggota Badan Pemeriksa Keuangan Taufiequrachman Ruki, 2011).
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Struktur Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi pada KPP di Lingkungan Kanwil Jabar 1.
2. Bagaimana pengaruh Budaya Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi pada KPP di Lingkungan Kanwil Jabar 1.
3. Seberapa besar pengaruh Struktur Organisasi dan Budaya Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi pada KPP di Lingkungan Kanwil Jabar 1.
Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data sebagai bukti empiris dari model penelitian yang dikaji. Pengumpulan data dan informasi yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini adalah pengaruh Struktur Organisasi dan Budaya Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kanwil Jabar 1.
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Struktur Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi pada KPP di Lingkungan Kanwil Jabar 1.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Budaya Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi pada KPP di Lingkungan Kanwil Jabar 1.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Struktur Organisasi dan Budaya Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi pada KPP di Lingkungan Kanwil Jabar 1.
Kegunaan Penelitian Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah yang terjadi baik pada struktur organisasi, budaya organisasi, dan sistem informasi akuntansi. Berdasarkan teori yang dibangun dan bukti empiris yang dihasilkan maka fenomena pada variabel kualitas sistem informasi akuntansi dapat diperbaiki melalui adanya variabel struktur organisasi dan budaya organisasi yang baik.
Kegunaan Akademis
Hasil penelitian sebagai pembuktian empiris dari konsep-konsep yang telah dikaji yaitu hasil-hasil penelitian sebelumnya dan teori-teori yang telah ada mengenai hubungan variabel pengaruh struktur organisasi dan budaya organisasi terhadap sistem informasi akuntansi menjadikan ilmu akuntansi pajak berkembang.
(38)
3 II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Struktur Organisasi
Menurut (Robbins dan Coulter, 2007:284) Struktur organisasi dapat diartikan sebagai : “Kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan”.
Menurut (Gibson dkk, 2002:9) Struktur organisasi adalah pola formal mengelompokkan orang dan pekerjaan.
Pengertian Struktur Organisasi menurut Benhard dalam (Malayu S.P Hasibuan, 2010:26) adalah :
“Struktur Organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang, dan hubungan kerja, garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi”.
Dari beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa struktur organisasi menggambarkan kerangka dan susunan hubungan diantara fungsi, bagian atau posisi, juga menunjukkan hierarki organisasi dan struktur sebagai wadah untuk menjalankan wewenang, tanggung jawab dan sistem pelaporan terhadap atasan dan pada akhirnya memberikan stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup walaupun orang datang dan pergi serta pengkoordinasian hubungan dengan lingkungan. Struktur organisasi dapat menghindari atau mengurangi kesimpangsiuran dalam pelaksanaan tugas.
Indikator dari struktur organisasi itu sendiri menurut (Robin, 1990:82) adalah sebagai berikut :
a. Kompleksitas b. Formalisasi c. Sentralisasi d. Integrasi Budaya Organisasi
Menurut (Ratih Andaningsih, 2010) Budaya organisasi adalah :
“Faktor yang menentukan karakteristik suatu organisasi. Kajian budaya organisasi memiliki nilai signifikan dalam meneliti kinerja sebuah organisasi. Kajian budaya organisasi menunjukkan bagaimana suatu budaya berkembang di dalam organisasi, terinternalisasi di dalam perilaku para anggota organisasi, dan memiliki hubungan dengan kinerja keseluruhan organisasi. Budaya organisasi satu dengan organisasi lain relatif berbeda, bergantung pada karakteristik organisasi perusahaan”.
Menurut (Robbins, 2006:721) mengemukakan bahwa Budaya organisasi adalah :
“Suatu makna bersama yang dianut oleh semua anggotanya yang membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi lain”.
Menurut (Susanto, 2004:4) mendefinisikan budaya organisasi adalah :
“Nilai-nilai yang menjadi pegangan sumber daya manusia dalam menjalankan kewajibannya dan juga perilakunya dalam perusahaan”.
Menurut (Kreitner & Kinicki, 2007) budaya organisasi adalah nilai dan keyakinan bersama yang mendasari identitas organisasi.
Menurut (Luthans, 2007) budaya organisasi adalah tata nilai dan norma yang menuntun perilaku jajaran organisasi.
Menurut (Wirawan, 2007:10), dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud budaya organisasi adalah sebagai norma, nilai-nilai, asumsi, kepercayaan, filsafat, kebiasaan organisasi, dan sebagainya (isi budaya organisasi) yang dikembangkan dalam waktu yang lama oleh pendiri, pemimpin, dan anggota organisasi yang disosialisasikan dan diajarkan kepada anggota baru serta diterapkan dalam aktivitas organisasi sehingga memengaruhi pola pikir, sikap, dan prilaku anggota organisasi dalam memproduksi produk, melayani para konsumen, dan mencapai tujuan organisasi.
(39)
4 Indikator dari budaya organisasi itu sendiri menurut (Wirawan, 2007:12) adalah sebagai berikut :
1. Artefak dan Kreasi. 2. Nilai-nilai.
3. Asumsi Dasar. Sistem Informasi Akuntansi
Menurut (Erwan Arbie, 2000:35) Sistem informasi adalah :
“Sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, membantu dan mendukung kegiatan operasi, bersifat manajerial dari suatu organisasi dan membantu mempermudah penyediaan laporan yang diperlukan”.
Menurut (Tafri D. Muhyuzir, 2001:8) Sistem informasi adalah :
“Data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah satu kesatuan informasi yang saling terkait dan saling mendukung sehingga menjadi suatu informasi yang berharga bagi yang menerimanya”.
Menurut (Leitch Rosses dalam Jugiyanto, 2005:11) mengemukakan sistem informasi adalah :
“Suatu sistem didalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolah transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.
Menurut (Azhar Susanto, 2007:82 ) dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi pengertian sistem informasi akuntansi adalah :
“Sistem informasi akuntansi dapat didefinisikan sebagai kumpulan (integrasi) dari sub-sub sistem atau komponen baik fisik maupun nonfisik yang saling berhubungan dan bekerja sama satu sama lain secara harmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan”.
Indikator dari sistem informasi akuntansi itu sendiri menurut (Azhar Susanto, 2008:16) adalah sebagai berikut :
1. Hardware 2. Software 3. Brainware 4. Prosedur 5. Database
6. Teknologi Jaringan Telekomunikasi Kerangka Pemikiran
Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi
Menurut (Mahdi Salehi, 2011) “ The results were obtained in this manner : barrier of organizational structure with 26 % influencing on the establishment of AIS”. Berdasarkan kesimpulan ini dapat diartikan bahwa Sistem Informasi Akuntansi mempengaruhi suatu organisasi, salah satunya dipengaruhi oleh struktur organisasi.
Menurut (George Bodnar diterjemahkan oleh Julianto, 2006:133) menyatakan bahwa Struktur Organisasi berpengaruh pada Sistem Informasi Akuntansi, yaitu sebagai berikut:
”Sistem Informasi Akuntansi dalam struktur organisasi merupakan alat bagi manajer untuk mengendalikan dan mempengaruhi kebijakan, anggaran, dan perencanaan jasa informasi dalam organisasi”.
Sedangkan menurut (Barry diterjemahkan oleh Ruchyat, 1982) menyatakan bahwa Struktur Organisasi berpengaruh pada Sistem Informasi Akuntansi, yaitu sebagai berikut:
“Agar dapat menyediakan informasi keuangan yang paling relevan untuk tujuan perencanaan dan pengendalian, maka pembuatan desain SIA harus memahami struktur organisasi”.
(40)
5 Menurut (Azhar Susanto, 2009:12) menyatakan bahwa Struktur Organisasi berpengaruh pada Sistem Informasi Akuntansi, yaitu sebagai berikut:
”Sistem informasi merupakan salah satu komponen dalam suatu organisasi. Didalam suatu organisasi sistem informasi merupakan suatu alat yang dapat memberikan informasi yang diperlukan kepada semua pihak yang berkepentingan”.
Sedangkan (Jogiyanto, 2005:17) menyatakan bahwa Struktur Organisasi berpengaruh pada Sistem Informasi Akuntansi, yaitu sebagai berikut:
“Sebagai suatu sistem, organisasi mempunyai beberapa komponen atau subsistem, yaitu sistem informasi, struktur organisasi, budaya organisasi, tugas-tugas dan manusia itu sendiri“.
H1 : Struktur Organisasi berpengaruh terhadap Sistem Informasi Akuntansi pada KPP di Lingkungan Kanwil Jabar 1.
Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi
Menurut (Siti Kurnia Rahayu, 2011) bahwa Budaya organisasi dan struktur organisasi berpengaruh terhadap implementasi sistem informasi akuntansi. Oleh karena itu untuk dapat meningkatkan implementasi sistem informasi akuntansi dengan pemuktahiran setiap komponen sistem informasi pada pokoknya merupakan upaya peningkatan integrasi setiap komponen sistem informasi akuntansi pada organisasi.
Menurut (Stair dan Reynolds, 2006:6) di dalam bukunya Principles Of Information System menyatakan bahwa Budaya Organisasi berpengaruh pada Sistem Informasi Akuntansi, yaitu sebagai berikut:
“Sistem informasi akuntansi merupakan alat yang digunakan manajemen dalam suatu budaya organisasi untuk memberikan nilai tambah (value added) sehingga dapat menghasilkan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bagi organisasi”.
Menurut (Kotler et al, 2001) di dalam bukunya on Marketing Free Press menyatakan bahwa Budaya Organisasi berpengaruh pada Sistem Informasi Akuntansi, yaitu sebagai berikut :
“Budaya Organisasi dapat menciptakan kohesi antara anggota organisasi pula, sekaligus sebagai kontrol sosial dalam perusahaan ketika anggota tidak dapat dikendalikan dengan cara formal dalam menghadapi implementasi sistem informasi”.
H2 : Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Sistem Informasi Akuntansi pada KPP di Lingkungan Kanwil Jabar 1.
H2 : Struktur Organisasi dan Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Sistem Informasi Akuntansi pada KPP di Lingkungan Kanwil Jabar 1.
III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek Penelitian
Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah struktur organisasi, budaya organisasi dan sistem informasi akuntansi.
Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif. Dengan menggunakan metode penelitian ini, maka akan diketahui hubungan yang signifikan antara variable yang diteliti sehingga kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Menurut (Sukmadinata, 2006:72) Penelitian deskriptif adalah :
“Suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
(41)
6 berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung”.
Menurut (Suharsimi Arikunto, 2006:8) mengemukakan bahwa penelitian verifkatif adalah :
“Pada dasarnya ingin menguji kebenaran pengumpulan data di lapangan. Berdasarkan jenis penelitian di atas, yaitu penelitian deskriftif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian yang digunakan adalah explanatory survey. Explanatory survey adalah suatu survei yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel melalui pengujian hipotesis”.
Desain Penelitian
Menurut Arikunto (2006:51) desain penelitian adalah :
“Rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan”.
Menurut Sugiyono (2011:30) menjelaskan proses penelitian sebagai berikut: “Proses penelitian meliputi:
1. Sumber Masalah 2. Rumusan Masalah 3. Landasan Teori 4. Perumusan Hipotesis 5. Pengumpulan data 6. Analisis data
7. Kesimpulan dan saran”.
Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2
Tabel Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Struktur Organisasi (X1)
Menurut Robbins dan Coulter (2007:284) Struktur organisasi dapat diartikan sebagai: “Kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan”. Menurut (Robin, 1990) terdapat empat indikator teoritis dalam struktur organisasi yaitu :
a. Kompleksita s
b. Formalisasi c. Sentralisasi d. Integrasi
Ordinal
Budaya Organisasi (X2)
Menurut Wirawan (2007:10) bahwa yang dimaksud budaya organisasi adalah sebagai norma, nilai-nilai, asumsi,
kepercayaan, filsafat, kebiasaan organisasi, dan sebagainya (isi budaya organisasi)
Schein yang dikutip oleh Wirawan (2007:12), melukiskan indikator budaya organisasi dalam 3 level yaitu :
Level 1: Artefak dan Kreasi.
(1)
12 merupakan upaya peningkatan integrasi setiap komponen sistem informasi akuntansi pada organisasi. Serta didukung sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan alat yang digunakan manajemen dalam suatu budaya organisasi untuk memberikan nilai tambah (value added) sehingga dapat menghasilkan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bagi organisasi (Stair dan Reynolds 2006:6).
Pengaruh Struktur Organisasi dan Budaya Organisasi Terhadap Sistem Informasi Akuntansi
Struktur Organisasi dan Budaya Organisasi berpengaruh signifikan terhadap Sistem Informasi Akuntansi. Besarnya pengaruh Struktur Organisasi dan Budaya Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi adalah sebesar 52,1% yang artinya terdapat pengaruh yang sedang antara struktur organisasi, budaya organisasi terhadap sistem informasi akuntansi. Namun dalam fenomena bahwa Aplikasi software MPN yang digunakan sistem informasi akuntansi Ditjen Pajak belum terintegrasi.
Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dikemukakan oleh (Siti Kurnia Rahayu 2011) bahwa budaya organisasi dan struktur organisasi berpengaruh terhadap implementasi sistem informasi akuntansi. Oleh karena itu untuk dapat meningkatkan implementasi sistem informasi akuntansi dengan pemuktahiran setiap komponen sistem informasi pada pokoknya merupakan upaya peningkatan integrasi setiap komponen sistem informasi akuntansi pada organisasi, serta didukung oleh teori yang dikemukakan oleh (Azhar Susanto 2009:12) bahwa Sistem informasi merupakan salah satu komponen dalam suatu organisasi. Didalam suatu organisasi sistem informasi merupakan suatu alat yang dapat memberikan informasi yang diperlukan kepada semua pihak yang berkepentingan dan dikemukakan oleh (Kotler et al 2001) Budaya Organisasi dapat menciptakan kohesi antara anggota organisasi pula, sekaligus sebagai kontrol sosial dalam perusahaan ketika anggota tidak dapat dikendalikan dengan cara formal dalam menghadapi implementasi sistem informasi. V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Struktur Organisasi berpengaruh dengan arah positif terhadap Sistem Informasi Akuntansi di Kantor Pelayanan Pajak di Wilayah Kanwil Jabar I. Maka artinya, semakin baik tingkat struktur organisasi yang di hasilkan maka akan semakin baik juga sistem informasi akuntansi yang di hasilkan. Struktur organisasi pada penelitian ini diukur menggunakan indikator kompleksitas, formalisasi, sentralisasi, integrasi, maka dapat dikatakan bahwa struktur organisasi mempunyai hubungan yang erat terhadap sistem informasi akuntansi di Kantor Pelayanan Pajak di Wilayah Kanwil Jabar I.
2. Budaya Organisasi berpengaruh dengan arah positif terhadap Sistem Informasi Akuntansi di Kantor Pelayanan Pajak di Wilayah Kanwil Jabar I. Maka artinya semakin baik tingkat budaya organisasi yang di hasilkan maka akan semakin baik juga sistem informasi akuntansi yang dihasilkan. Budaya organisasi pada penelitian ini diukur menggunakan indikator artefak dan kreasi, nilai-nilai, asumsi dasar, maka dapat dikatakan bahwa budaya organisasi mempunyai hubungan yang erat terhadap sistem informasi akuntansi di KPP kanwil jabar 1.
3. Struktur organisasi dan Budaya Organisasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap Sistem Informasi Akuntansi pada KPP di Lingkungan Kanwil DJP Jawa Barat I.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh Struktur Organisasi dan Budaya Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
(2)
13 1. Struktur Organisasi pada KPP di Lingkungan Kanwil Jabar 1, secara umum sudah cukup, namun dilihat dari skor jawaban responden dapat diketahui bahwa kompleksitas dan formalisasi berada di dalam kategori cukup dan ini dapat di artikan bahwa masih adanya pegawai yang masih kurang mengerti dalam hal kompleksitas dan formalisasi, hal ini dirasakan membuat sistem informasi akuntansi menjadi tidak optimal. Oleh karena itu jika dengan meningkatnya kompleksitas dan formalisasi perlu dibuat suatu kebijakan bilamana tingkat koordinasi antara aktivitas-aktivitas organisasi yang berlainan melalui mekanisme koordinasi yang formal perlu diperhatikan dan juga yang berkaitan dengan formalisasi yang kategorinya lemah dianggap masih perlu ditingkatkan kembali seperti sejauh mana pekerjaan di dalam organisasi yang distandarkan.
2. Budaya Organisasi pada KPP di Lingkungan Kanwil Jabar 1, secara umum sudah cukup, namun dilihat dari skor jawaban responden dapat diketahui bahwa nilai – nilai, asumsi dasar dan artefak kreasi berada di dalam kategori cukup, tentunya hal ini harus segera diperbaiki jika ingin menghasilkan budaya organisasi yang lebih baik lagi dengan cara perlu dibuat Keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai yang dominan dari masyarakat luas misalnya kesopan-santunan dan kebersihan, spesifik dari organisasi baik masalah eksternal maupun internal organisasi agar dapat mengatasi berbagai masalah tersebut merupakan dasar bagi tumbuhnya budaya organisasi dalam hal kebutuhan harus lebih diperhatikan kembali agar kebutuhan instansi dapat terpenuhi.
3. Pada dasarnya struktur organisasi dan budaya organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I, secara umum berada dalam kategori cukup baik. Namun terkadang struktur organisasi dan budaya organisasi yang belum optimal dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu struktur organisasi dan budaya organisasi harus lebih ditingkatkan kembali pelaksanaan dan penerapannya agar sistem informasi akuntansi yang dihasilkan itu dapat lebih optimal, dan yang terpenting adalah memperbaiki sistem atau aplikasinya agar data dapat diakses dengan cepat dan tidak menghambat proses pekerjaan.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Azhar, Susanto. 2007. Sistem Informasi Manajemen (Pendekatan Terstruktur – Resiko - Pengembangan). Bandung: Lingga Jaya.
Azhar, Susanto, (2008). Sistem Informasi Manajemen (Pendekatan Terstruktur – Resiko - Pengembangan). Bandung: Lingga Jaya.
Bodnar, George H dan William S. Hoopwood (amir Abadi Jusuf dan Rudi M. Tambunan, Penerjemah). 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta:Salemba Empat.
Barry E. Cushing, (1982). Sistem Informasi Akuntansi & Organisasi Perusahaan. Bandung: Lingga Jaya
Djazoeli Sadhani. 2005. Menuju Good Governance Melalui Modernisasi Perpajakan. Diakses 23 Mei 2005 dari World Wide Web : http://www.pajakonline.com
Erwan Arbie. 2000. Pengantar Sistem Informasi Manajemen, Edisi ke-7, Jilid 1, Bina Alumni Indonesia, Jakarta.
Gibson. 2002. Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Heryanto, Sijabat. 2011. Modernisasi Sistem Penerimaan Negara. Diakses pada 10 Oktober, 2011 dari World Wide Web: http://www.kppntual.net
(3)
14 I.G.P. Ratih Andaningsih, Prihandono, Seta Basri. 2010. Kepuasan Kerja di Koperasi Kredit Usaha Bersama Sint Carolus Jakarta : Pengaruh Budaya Organisasi dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja (Kota Bekasi : STIA Sandikta).
Jogianto2 HM. 2005. Sistem Teknologi Informasi. Andi. Yogyakarta. Jogiyanto, (2005). Sistem Teknologi Informasi (Edisi 2). Yogyakarta: Andi.
Kreitner, Robert & Kinicki, Angelo. 2007. Perilaku Organisasi. Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta : Salemba Empat.
Kotler, Philips. et.al. 2001. Manajemen Pemasaran Perspektif Asia. Terjemahan Ancellawati, Buku 2. Prentice Hall. Simon & Schuster (Asia). Pte. Ltd. Penerbit Andy. Yogyakarta. Leidner, Dorothy E., Kayworth, T. 2006. A Review of Culture in Information Sys-tems Research:
Toward a Theory of Information Technology Culture Con-flict. Management Information sys-tems Quarterly (30:2).
Mahdi Salehi. (2011). A study of the barriers of implementation of accounting information system: Case of listed companies in Tehran Stock Exchange . Journal of Economics and Behavioral Studies . Vol. 2, No. 2, pp. 76-85
Malayu S.P Hasibuan. 2010. Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara.
Melkias, Markus. M. 2010. Sistem Pencatatan Pajak Dikritik. Diakses pada 10 Juni 2010 dari World Wide Web : http://www.ikpi.or.id/content/sistem-pencatatan-pajak-dikritik
Robbins, Stephen and Judge, Timothy A. 2006. Organizational Behaviour.12nd edition. Upper Saddle River: New Jersey.
Robbins, Stephen and Judge, Timothy A. 2007. Organizational Behaviour.12nd edition. Upper Saddle River: New Jersey.
Robbins, Stephen. 1990. Managing Organizational Conflict: A Non-Traditional Approach, Englewood Cliffs, N.J: Prentice Hall.
Robbins, Stephen P. 1990. Organizational Theory : Structure, Design, and Application. Prentice Hall Inc, A Division of Simon dan Schuster Englewood cliff, new Jersey.
Siti Kurnia Rahayu. (2010). Perpajakan Indonesia. Yogyakarta : Graha Ilmu
Siti Kurnia Rahayu. (2011). The Influence Of Organizational Culture And OrganizationalL Structure To Implementation Of Accounting Information System In Public Sector. Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.10 No. 1
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta
Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Rosdakarya http://feri-cakep.blogspot.com/
Sunarfrihantono, Bimo. 2002. PHP dan MySQL untuk Web. Andi : Yogyakarta.
Susanto A. B. 2004. Budaya Perusahaan: Manajemen dan Persaingan Bisnis.Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
(4)
15 Stair, Ralph, and Reynolds, George. 2006. Fundamentals of Information Systems, 3rd/4th
Edition, Thomson.
Tafri D, Muhyuzir. 2001, Analisa Perancangan Sistem Pengolahan Data, Cetakan kedua, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Taufiqurachman, Ruki. 2011. Sistem Pajak Masih Lemah. Diakses pada 19 September 2011 dari
World Wide Web:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/09/19/13514446/BPK.Sistem.Pajak.Masih.L emah
Wilkinson, Joseph W. Cerullo, Michael J. Raval, Vasant. Wong-on-wing, Bernard. (2000). “Accounting Information Systems: Essential Concepts and Applications, 4th edition”. John Wiley and Sons. The U.S.A.
Wiranto. 2012. Kemerosotan Moralitas Picu Budaya Korupsi. Diakses pada 26 September 2012 dari World Wide Web: http://www.gatra.com/politik/18311-wiranto-kemerosotan-moralitas-picu-budaya-korupsi.html
(5)
16 LAMPIRAN
Tabel 4.1
Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai Struktur Organisasi
Indikator
Skor Aktual
Skor Ideal
% Skor Aktual
Kompleksitas 152 235 64,68
Formalisasi 194 235 82,55
Sentralisasi 314 470 66,81
Integrasi 272 470 57,87
Total 932 1410 66,10
(Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013)
Tabel 4.2
Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai Budaya Organisasi
Indikator
Skor Aktual
Skor Ideal
% Skor Aktual
Artefak dan Kreasi 141 235 60,00
Nilai-nilai 145 235 61,70
Asumsi Dasar 148 235 62,98
Total 434 705 61,56
(Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013)
Tabel 4.3
Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai Sistem Informasi Akuntansi
Indikator
Skor Aktual
Skor Ideal
% Skor Aktual
Hardware 579 940 61,60
Software 650 940 69,15
Brainware 304 470 64,68
Prosedur 324 470 68,94
Database 204 235 86,81
Jaringan Komputer dan
Telekomunikasi 300 470 63,83
Total 2361 3525 66,98
(6)
17
Tabel 4.4
Bobot Faktor Variabel Struktur Organisasi Variabel
Manifest
Loading Factor
Measurement model R2 thitung
Kompleksitas 0,851 Struktur Organisasi = 0,851 X1.1 + 0,276
0,724 13,996 Formalisasi 0,582 Struktur Organisasi = 0,582 X1.2 +
0,662
0,338 3,301 Sentralisasi 0,606 Struktur Organisasi = 0,606 X1.3 +
0,633
0,367 4,211 Integrasi 0,897 Struktur Organisasi = 0,897 X1.4 +
0,196
0,804 38,889 Composite reliability (CR) = 0,830
Average Variance Extracted (AVE) = 0,558 (sumber : Lampiran Output SmartPLS)
Tabel 4.5
Bobot Faktor Variabel Budaya Organisasi Variabel Manifest Loading
Factor
Measurement model R2 thitung Artefak dan Kreasi 0,826 Budaya Organisasi = 0,826 X2.1 +
0,318
0,682 5,009 Nilai – nilai 0,817 Budaya Organisasi = 0,817 X2.2 +
0,333
0,667 8,066 Asumsi Dasar 0,835 Budaya Organisasi = 0,835 X2.3 +
0,303
0,697 13,457 Composite reliability (CR) = 0,865
Average Variance Extracted (AVE) = 0,682 (sumber : Lampiran Output SmartPLS)
Tabel 4.6
Bobot Faktor Variabel Sistem Informasi Akuntansi Variabel Manifest Loading
Factor
Measurement model R2 thitung Hardware 0,732 Kualitas SIA = 0,732 Y1 + 0,465 0,535 8,991 Software 0,843 Kualitas SIA = 0,843 Y2 + 0,290 0,710 19,046 Brainware 0,877 Kualitas SIA = 0,877 Y3 + 0,231 0,769 25,804 Prosedur 0,712 Kualitas SIA = 0,712 Y4 + 0,494 0,506 8,991 Database 0,856 Kualitas SIA = 0,866 Y5 + 0,268 0,732 21,667 Jaringan
Komputer dan Telekomunikasi
0,705 Kualitas SIA = 0,705 Y6 + 0,503 0,497 7,307
Composite reliability (CR) = 0,908 Average Variance Extracted (AVE) = 0,625 (sumber : Lampiran Output SmartPLS)