Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak, Ukuran Organisasi, Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi, Struktur Organisasi dan Kematangan Organisasi terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT CIMB NIAGA Tbk Wilayah Medan Sumatera Utara

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Almilia, Luciana Spica ; Irmaya Briliantien. 2007. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah Surabaya dan Sidoarjo”, Jurnal Akuntansi, Surabaya. Anggarsari, Dwirini. 2008. “Pengaruh Partisipasi dan Kepuasan Pemakai terhadap

Kinerja Sistem Informasi”, :1-31.

Anwar, Adli. 2012. “Pengaruh Komitmen Organisasional dan Pengetahuan Manajer terhadap Keberhasilan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi dan Dampaknya Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Survei pada BUMN di Indonesia)”, hal 1-36 Jakarta.

Bandi. 2006. “Pengaruh Respon Perusahaan dalam Investasi Teknologi Informasi terhadap Kinerja Perusahaan: Strategi Bisnis, Kematangan Teknologi Informasi dan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Anteseden”, SNA IX: 1-29.

Budiasih, Yanti. 2012. “Struktur Organisasi, Desain Kerja, Budaya Organisasi dan Pengaruhnya terhadap Produktivitas Karyawan (Studi Kasus pada PT. XX di Jakarta), Jurnal Liquidity, Vol 1, No 2, Juli-Desember 2012 :99-105. CahyaSumirat, Gunawan. 2006. “Pengaruh Profesionalisme dan Komitmen

Organisasi terhadap Kinerja Internal Auditor, dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Internal Auditor PT. Bank ABC)”, : 1-76.

Christiana, Merry ; Sunjoyo, 2008. “Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Komitmen Organisasional yang Dimediasi oleh Identifikasi Organisasional” : 1-17. CIMB NIAGA. 2011. Laporan Tahunan (Annual Report) 2011.

Djati S. Pantja ; M. Khusaini. 2003. “Kajian terhadap Kepuasan Kompensasi, Komitmen Organisasi dan Prestasi Kerja”, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol 5, No 1, Maret 2003: 25 – 41.


(2)

Ekowati, Titin. 2010. “Persaingan Industri Bank Umum Swasta di Indonesia”, : 1-27. Hakim, Lukman. 2011. “Membangun Budaya Organisasi Unggul sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja Karyawan di Era Kompetitif”, Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 15, No 2, Desember 2011 : 148-158

Handayani, Rini. 2010. “Analisis Faktor-Faktor yang Menentukan Efektivitas Sistem Informasi pada Organisasi Sektor Publik”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 12 No.1, Mei 2010 : 26-40.

Handojo, Andreas ; Sri Maharsi dan Go, Ornella Aquaria. 2004. “Pembuatan Sistem Informasi Akuntansi Terkomputerisasi atas Siklus Pembelian dan Penjualan pada CV. X”, Jurnal Informatika, Vol 5, No 2, November 2004: 86 – 94. ICASA. 2013. “Kejahatan Perbankan Banyak Dilakukan oleh SDM Internal”, Jakarta.

Jumaili, Salman. 2005. “Kepercayaan terhadap Teknologi Sistem Baru dalam Evaluasi Kinerja Individual”, SNA 8, V III, 15 -16 September : 722-735 Solo. Kartiningsih. 2007. “Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Keterlibatan Kerja

terhadap Komitmen Organisasi dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Semarang)”, : 1-96.

Komara, Acep. 2006. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi”, Jurnal Maksi, Vol 6, No. 2, Agustus 2006 : 143-160. Kumorotomo, Wahyudi. 2007. “Masalah Penting dalam Merancang Struktur

Organisasi”, : 1-19.

Kushardiyantini, Liyagustin. 2010. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Sistem Informasi Akuntansi pada Perusahaan Daerah Air Minum di Wilayah Gresik”, hal 1-17.

Kusumawati, Ratna. 2008. “Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja untuk Meningkatkan Kinerja


(3)

Lieke. 2011. “Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap Komitmen Organisasi di Organisasi Pendidikan Islam X”, :1-12.

Mansur, A. Tolkah. 2009. “Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Rotasi Pekerjaan terhadap Motivasi Kerja untuk Meningkatkan Kinerja Pegawai Ditjen Pajak”, :1-110.

Novita, Helena. 2011. “Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Dampaknya terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Dwi Daya Sentra Prakarsa (Persero)”, : 1-18. Ompusunggu, Halomoan. 2002. “Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi

terhadap Efektivitas Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern”, Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol 1, No 2, Mei 2002 : 1-9.

P, S. Widanarto.2004. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Keefektifan Sistem Informasi Ditinjau dari Dimensi Kualitas Pelayanan”, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol III, No.1- Tahun 2004 : 19-31.

Purba, Debora Eflina ; Ali Nina Liche Seniati. 2004. “Pengaruh Kepribadian dan Komitmen Organisasi terhadap Organizational Citizenzhip Behavior”,

Makara, Sosial Humaniora, Vol 8, No 3, Desember 2004: 105-111.

Putranto, Hartri. 2011. “Manajemen dalam Organisasi dan Struktur Organisasi”,: 1-19.

Rahayu, Siti Kurnia. 2012. “The Influence of Organizational Culture and Organizational Structure to Implementation of Accounting Information System in Public Sector (Survey in Small Taxpayers Office in Bandung dan Jakarta), Vol 10, No. 1 : 123-142.

Rahmadana, M. Fitri ; Widho Bijaksana, 2002. “Pengaruh Sistem Informasi Manajemen dan Struktur Organisasi terhadap Efektivitas Pengambilan Keputusan pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Belawan”, Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, Vol 2, No 2, Oktober 2002 : 1-8.

Retnowati, Ika. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Subur Industri Plastik”, hal 1-10.


(4)

Riady, Hanes. 2009. “Interaksi Nilai-Nilai Organisasi dengan Kepemimpinan dalam Memengaruhi Karakteristik Pekerjaan Petugas Kredit Bank BUMN di Jakarta”, : 1-21.

Riasetiawan, Mardhani. 2012. “Sistem Informasi Akuntansi”, : 1-24.

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman, 2008. Teori Sosiologi Modern, Edisi 6, Cetakan ke-5, Kencana, Jakarta.

Romney, Marshall B dan Paul John Steinbart, 2006. Accounting Information System (Sistem Informasi Akuntansi), Edisi 9, Buku 1, Salemba 4, Jakarta.

___________________________________, 2005. Accounting Information System (Sistem Informasi Akuntansi), Edisi 9, Buku 2, Salemba 4, Jakarta.

Rusdi, Dedi ; Nurul Megawati. 2007. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA)”, hal 1-18.

Sari, Yunita. 2013. “Strategi Humas dalam Menjaga Budaya Perusahaan di PT. Kharis Amarga Samarinda”, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol 1, No 1: 28-38. Sawitri, Peni 2011. “Interaksi Budaya Organisasi dengan Sistem Pengendalian

Manajemen terhadap Kinerja Unit Bisnis Industri Manufaktur dan Jasa”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 13 No. 2, September 2011 : 151-161.

Schultz,Duane & Schultz, Sydney Ellen. 1994. Theories of Personality. California Wadsworth, Inc.

Sobirin, Achmad. 2007. Budaya Organisasi, Cetakan Pertama, Unit Penerbit dan Pencetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.

Sutrismiasih. 2012. “Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi dalam Penyediaan Informasi untuk Pengambilan Keputusan Penjualan”, : 1-14. Tumbelaka, Stephanus. 2013. “Kejahatan Perbankan Banyak Dilakukan oleh SDM Internal”, Jakarta.


(5)

Widyastuti, Hana Chrysanti. 2009. “Hubungan antara Budaya Organisasi dengan Komitmen Organisasi pada Perawat Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang”, :1-27.

Wijayanti, Lilis Endang. 2005. “Pengaruh Perilaku Pemakai terhadap Kinerja Sistem Informasi: Partisipasi dan Kepuasan Pemakai sebagai Variabel Independen, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol III No. 2 – Tahun 2005 : 24-45. Wulantika, Lita. 2011. “Budaya Organisasi dalam Meningkatkan Keefektifan

Organisasi”, Majalah Ilmiah UNIKOM, Vol 7, No 2 : 1-10.

Yulianti, Dewi. 2012. “Pengaruh Dukungan Manajemen terhadap Sistem Informasi Akuntansi dan Implikasinya pada Kualitas Informasi” (Survey pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1)”,: 9-13.


(6)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif. Menurut Umar (2003:30), penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT CIMB NIAGA Tbk. Wilayah Medan Sumatera Utara, Jalan Pinang Baris No. 5.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dimulai di pada pertengahan bulan Februari 2013 dan direncanakan akan berakhir pada Agustus 2013. Berikut rincian jadwal penelitian disusun secara kuartal pada Tabel 3.1.


(7)

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

Tahapan Penelitian Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Pra Observasi Penelitian

Penetapan Judul

Pengumpulan Data

Penyelesaian Proposal

Pengolahan dan Analisis Data

Penyelesaian Skripsi

3.3 Batasan Operasional

Penelitian ini memiliki batasan operasional, yaitu:

1. Penelitian ini hanya menggunakan 6 variabel bebas, yaitu : dukungan manajemen puncak, ukuran organisasi, budaya organisasi, komitmen organisasi, struktur organisasi dan kematangan organisasi untuk mengukur kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT CIMB NIAGA Tbk. Wilayah Medan Sumatera Utara.

2. Terkadang responden sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur sehingga sulit ditemukan validitas datanya. 3. Objek penelitian ini hanya dilakukan di PT CIMB NIAGA Tbk.


(8)

3.4 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

Untuk membatasi ruang lingkup variabel penelitian, maka definisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel

Penelitian

Definisi Operasional Pengukuran Variabel

Dukungan Manajemen Puncak ( X1 )

Dukungan manajemen puncak adalah pihak yang bertanggung jawab atas keberhasilan sistem informasi dan kelangsungan

organisasi.

-Merencanakan pengadaan dan pengembangan sistem.

-Menguasai materi-materi pekerjaan.

-Mampu memotivasi dan memberi pengaruh positif kepada karyawan -Mampu menciptakan kebijakan dan keputusan yang tepat.

Ukuran Organisasi ( X2 )

Ukuran organisasi merupakan faktor yang memiliki hubungan positif terhadap struktur organisasi karena semakin besar ukuran suatu organisasi maka strukturnya juga semakin banyak.

-Jumlah karyawan -Masa kerja

-Tanggungjawab karyawan dan organisasi

-Kinerja karyawan dan organisasi. -Strategi dan cakupan pasar


(9)

Variabel Penelitian

Definisi Operasional Pengukuran Variabel

Budaya organisasi ( X3)

Budaya organisasi adalah sistem nilai organisasi yang mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota organisasi.

-Misi, visi dan nilai-nilai

-Etika karyawan dan organisasi. -Sejarah organisasi.

-Lingkungan eksternal.

Komitmen organisasi ( X4 )

Komitmen organisasi merupakan sikap yang mencerminkan anggota merasa terlibat dan terikat dalam suatu organisasi sehingga tujuan-tujuan dalam organisasi dapat diterima.

-Pengalaman kerja, tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, kepribadian.

-Lingkup jabatan, tantangan, konflik, tingkat kesulitan dalam pekerjaan.

-Besar kecilnya dan bentuk organisasi

Struktur organisasi ( X5 )

Struktur organisasi merupakan alat dalam mencapai tujuan organisasi yang menekankan struktur organisasi pada pola hubungan antar anggota organisasi, tugas-tugas yang harus dijalankan oleh mereka, struktur-struktur satu sama lain saling bergantung, aktivitas organisasi harus direncanakan, diorganisasikan, diarahkan, dikendalikan. -Lingkup kendali.

-Spesialisasi kerja (pembagian kerja).

-Departementalisasi

(pengelompokkan pekerjaan yang serupa).

-Formalisasi. -Rantai komando.


(10)

Variabel Penelitian

Definisi Operasional Pengukuran Variabel

Kematangan organisasi ( X6 )

Kematangan organisasi adalah tingkat paling puncak yang dihadapi oleh suatu

perusahaan dalam menghadapi persaingan dalam mempertahankan kelangsungan perusahaan -Kepemimpinan organisasi. -Keterampilan karyawan. -Sistem organisasi. -Perubahan organisasi. -Pembelajaran organisasi. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Informasi yang disajikan

dapat memberikan kontribusi bagi penggunanya.

-Informasi berkualitas.

-Kesesuaian harapan pengguna dengan hasil yang diperoleh.

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Sistem pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Skala Likert yang digunakan untuk mengukur pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju, tidak setuju, senang, tidak senang, baik, tidak baik (Umar 2000:137). Untuk keperluan analisis kuantitatif maka diberi lima alternatif jawaban kepada responden untuk masing-masing variabel dengan mengunakan skala 1 sampai 5, adapun skor yang disajikan pada Tabel 3.3 sebagai berikut :


(11)

Tabel 3.3 Instrumen Skala Likert

No Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STK) 1

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004:72). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan di bidang akuntansi PT CIMB NIAGA Tbk. Wilayah Medan Sumatera Utara

3.6.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah proses pemilihan sejumlah individu untuk suatu penelitian sedemikian rupa sehingga individu-individu tersebut merupakan perwakilan kelompok yang lebih besar pada mana orang itu dipilih (Ginting dan Syafrizal, 2008 :125). Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan di bidang akuntansi PT CIMB NIAGA Tbk. Wilayah Medan Sumatera Utara.


(12)

Alasan dipilihnya sampel ini karena karyawan-karyawan tersebut berpatisipasi aktif mengukur kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi. Teknik pengambilan sampel dengan teknik random sampling.

3.7 Jenis Data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Jenis data didalam penelitian ini adalah:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih di lokasi penelitian. Data primer penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan kuesioner pada karyawan PT CIMB NIAGA Tbk. Wilayah Medan Sumatera Utara.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi, baik dari buku ataupun jurnal-jurnal/riset/artikel penelitian. Data sekunder penelitian ini berupa:

a. Sejarah Singkat PT CIMB NIAGA Tbk. Wilayah Medan Sumatera Utara.

b. Jurnal-jurnariset/artikel penelitian mengenai kepuasan pengguna Sistem Informasi Akuntansi, kinerja Sistem Informasi Akuntansi, dukungan manajemen puncak, ukuran organisasi, budaya organisasi, komitmen


(13)

organisasi, struktur organisasi dan kematangan organisasi yang mendukung penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuesioner, yaitu dengan mengumpulkan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan tertulis yang diisi responden. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan di bidang akuntansi PT CIMB NIAGA Tbk. Wilayah Medan Sumatera Utara.

3.9 Uji Kualitas Data

3.9.1 Pengujian Validitas Data

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau kesahihan suatu instrument, dimana sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang akan diukurnya (Ancok 1998 : 120). Menurut Hakim (1999) dalam Widyastuti (2000), “Faktor-faktor yang mengurangi validitas data antara lain ketidakpatuhan responden mengikuti petunjuk pengisian kuesioner dan tidak tepatnya formulasi alat pengukur yaitu bentuk dan isi kuesioner”.

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan alat bantu program statistik, dengan kriteria sebagai berikut :


(14)

1. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir pertanyaan

dinyatakan valid.

2. Jika rhitungpositif dan rhitung < rtabel maka butir pertanyaan dinyatakan

tidak valid.

3.9.2 Pengujian Reliabilitas Data

Uji reliabilitas menurut Riyadi (2000) dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pemgukuran tetap apabila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama. Dalam melihat reliabilitas masing-masing instrument yang digunakan, maka peneliti menggunakan koefisien cronbanch alpha, yaitu suatu instrument dikatakan reliable jika memilki nilai cronbanch alpha lebih besar dari 0,5 atau bila r positif , r hitung > r tabel maka butir pertanyaan valid. (Nunnaly : 1967 )

dalam Ghozali ( 2005 : 42 ).

3.10 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.

3.10.1 Uji Normalitas

Menurut Erlina (2008 : 102),” tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel penganggu atau residual


(15)

memiliki distribusi normal”. Data dengan distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng dan distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal.

Pedoman pengambilan keputusan dengan uji Kolmogrov-Smirov tantang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal dapat dilihat dari :

1. Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.

2. Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal

3.10.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, berarti terjadi masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Batasan yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerence < 0,10 atau sama dengan VIF > 10 (Ghozali,2005:91)


(16)

3.10.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Erlina (2008:106), “uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual pengamatan ke pengamatan lain”. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, maka disebut Heteroskedastisitas.Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Erlina 2007:108). Pengujian dilakukan dengan Uji Gletser, dengan cara meregres seluruh variabel independen dengan nilai absolute residual sebagai variabel independenya. Perumusan Hipotesis adalah :

1. Ho : tidak ada heteroskedastisitas 2. Ha : ada heteroskedastisitas

3. Jika signifikan < 0,05 maka Ha diterima (ada heteroskedstisitas) dan jika signifikan > 0,05 maka H0 diterima (tidak ada heteroskedstisitas).

3.11 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis Regresi Linear Berganda ditujukan untuk mengetahui hubungan linier antara beberapa variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis regresi linear berganda dirumuskan sebagai berikut:


(17)

Dimana :

Y = Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Akuntansi a = Konstanta

X1 = Dukungan Manajemen Puncak

b1 = Koefisien Dukungan Manajemen Puncak

X2 = Ukuran Organisasi

b2 = Koefisien Ukuran Organisasi

X3 = Budaya Organisasi

b3 = Koefisien Budaya Organisasi

X4 = Komitmen Organisasi

b4 = Koefisien Komitmen Organisasi

X5 = Struktur Organisasi

b5 = Koefisien Struktur Organisasi

X6 = Kematangan Organisasi

b6 = Koefisien Kematangan Organisasi


(18)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Pengujian asumsi klasik dilakukan melalui uji normalitas, heteroskedastisitas dan multikolinieritas. Dari uji normalitas yang dilakukan, baik dari uji statistik kolomogorov-smirnov maupun grafik histogram, hasilnya menunjukkan bahwa data penelitian terdistribusi normal. Pada uji heterokedastisitas, hasilnya menunjukkan bahwa titik-titk menyebar secara acak tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pada uji multikolinieritas, hasilnya menunjukkan bahwa model regresi tidak terjadi multikolinieritas.

Berdasarkan pengujian hipotesis secara parsial atau uji-t yang dilakukan, hasilnya menunjukkan bahwa dari 6 variabel independen, hanya 2 variabel yang berpengaruh positif dan signifikan yaitu variabel ukuran organisasi dan komitmen organisasi. Variabel ukuran organisasi dan komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Hal ini terlihat dari nilai signifikan ukuran


(19)

organisasi, 0,001 lebih kecil dari 0,05 dan nilai signifikan komitmen organisasi, 0,000 lebih kecil dari,0,05 . Jika signifikansi t hitung <0,05 maka

Ha diterima. Sedangkan variabel lainnya, dukungan manajemen puncak, budaya organisasi, struktur organisasi dan kematangan organisasi berpengaruh negatif karena nilai signifikan > 0,05 sehingga Ha ditolak.

Variabel dukungan manajemen puncak berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi karena nilai signifikan 0,787 lebih besar dari 0,05. Variabel budaya organisasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi karena nilai signifikan 0,852 lebih besar dari 0,05. Variabel struktur organisasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi karena nilai signifikan 0,746 lebih besar dari 0,05. Variabel kematangan organisasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi karena nilai signifikan 0,704 lebih besar dari 0,05.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner).


(20)

a. Jika r hitung > r tabel, maka butir pertanyaan tersebut valid.

b. Jika r hitung < r tabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.

Tabel 4.1 Uji Validitas Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Dukungan Manajemen Puncak

126.1667 192.144 .588 .938

Dukungan Manajemen Puncak 

126.2333 189.495 .581 .938

Dukungan Manajemen Puncak 

126.3333 192.644 .514 .939

Dukungan Manajemen Puncak 

126.5667 187.151 .664 .937

Dukungan Manajemen Puncak 


(21)

Ukuran Organisasi

126.2667 194.616 .508 .939

Ukuran Organisasi 

126.3667 195.620 .426 .939

Ukuran Organisasi 

126.0333 195.826 .444 .939

Ukuran Organisasi 

126.1333 195.016 .487 .939

Ukuran Organisasi 

126.1000 192.024 .578 .938

Budaya Organisasi

126.1000 194.300 .626 .938

Budaya Organisasi

126.2000 192.579 .601 .938

Budaya Organisasi 

126.4667 185.706 .689 .937

Budaya Organisasi 

126.2333 189.495 .581 .938

Budaya Organisasi 

126.0667 197.375 .519 .939

Komitmen Organisasi

126.3333 188.644 .522 .939

Komitmen Organisasi 

126.3333 192.644 .514 .939

Komitmen Organisasi 


(22)

Komitmen Organisasi 

126.1667 192.144 .588 .938

Komitmen Organisasi 

126.2333 189.495 .581 .938

Struktur Organisasi

126.3333 192.644 .514 .939

Struktur Organisasi 

126.5667 187.151 .664 .937

Struktur Organisasi 

126.2667 196.202 .411 .939

Struktur Organisasi 

126.2667 194.616 .508 .939

Struktur Organisasi 

126.3667 195.620 .426 .939

Kematangan Organisasi

126.0333 195.826 .444 .939

Kematangan Organisasi 

126.1333 195.016 .487 .939

Kematangan Organisasi 

126.1000 192.024 .578 .938

Kematangan Organisasi 

126.1000 194.300 .626 .938

Kematangan Organisasi 


(23)

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

126.4667 185.706 .689 .937

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi 

126.2333 189.495 .581 .938

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi 

126.0667 197.375 .519 .939

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi 

126.3333 188.644 .522 .939

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi 

126.2333 189.495 .581 .938

Sumber : Data Primer (2013)

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan valid, karena nilai Corrected Item Total Correlaction seluruh pernyataan bernilai lebih besar atau sama dengan nilai rtabel 0,2609 dan dapat dipergunakan dalam

penelitian.

Pengujian penelitian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 20.00 dengan kriteria sebagai berikut :


(24)

a. Jika ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka dinyatakan reliabel.

b. Jika ralpha positif atau lebih kecil dari rtabel maka dinyatkaan tidak reliabel.

Tabel 4.2 Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.940 35

Sumber : Data Primer (2013)

Pertanyaan dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,80. Berdasarkan pada Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha bernilai 0,940. Hal ini menunjukkan bahwa kuesioner penelitian ini reliabel sehingga dapat diteruskan untuk melakukan penelitian.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan regresi linier berganda, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yakni (1) Uji Normalitas, (2) Uji Heteroskesdastisitas, dan (3) Uji Multikolinieritas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi berdistribusi normal Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik


(25)

yaitu pada Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Apakah titik menyebar di sekitar garis diagonal maka data telah berdistribusi normal. Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual.

Gambar 4.1 : Pengujian Normalitas

Sumber : Data Primer (2013)

Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji

kolmogorov-Regression Standardized Residual

3 2

1 0

-1 -2

Fre

q

ue

nc

y

12.5

10.0

7.5

5.0

2.5

0.0

Histogram

Dependent Variable: Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Mean =-8.78E-16  Std. Dev. =0.943


(26)

sumirnov pada tingkat signifikan 5 % (0,05). Hasil uji kolmogrov-sumirnov dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Sumber : Data Primer Diolah (2013).

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa data berdistribusi normal karena nilai Asympy.Sig (2-tailed) sebesar 0,068 diatas pada tingkat signifikansi 0,05 atau 5 %. Atau Asympy.Sig (2-tailed) > 0,05.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan grafik dan analisis statistik berupa uji glejser. Melalui analisis grafik, suatu model regresi dianggap tidak terjadi heteroskedastisitas jika titik-titik menyebar secara acak

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

55 .0000000 2.00325367 .175 .175 -.121 1.300 .068 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.


(27)

dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y.

Tabel 4.4

Uji Glejser

Model regresi dikatakan mengalami heteroskedastisitas jika probabilitas variabel < 5% atau 0,05. Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa tidak terdapat satupun variabel indenpenden yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen. Hal ini terlihat dari probabilitas variabel bebas di atas signifikansi 5%. Jadi dapat di nyatakan bahwa model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas. Berikut ini scater plot adalah sebagai berikut:

Coefficientsa

-2.722 2.513 -1.083 .284

.026 .042 .090 .605 .548 .786 1.272 .138 .168 .160 .820 .416 .456 2.192 -.021 .072 -.054 -.298 .767 .526 1.902 -.020 .164 -.020 -.125 .901 .656 1.525 .104 .085 .236 1.224 .227 .471 2.122 .035 .052 .095 .668 .507 .871 1.148 (Constant) Dukungan Manajemen Puncak Ukuran Organisasi Budaya Organisasi Komitmen Organisasi Struktur Organisasi Kematangan Organisasi Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Absut a.


(28)

Gambar 4.2 : Pengujian Normalitas c. Uji Multikolinieritas

Gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel indenpenden manakah yang dijelaskan oleh variabel dependen lainnya. Tolerance adalah mengukur variabalitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance > 0,1 dan VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinieritas.

Regression Studentized Residual

4 3 2 1 0 -1 -2 Re gres si on St and a rd iz ed P redi c te d V alu e   2 1 0 -1 -2 Scatterplot


(29)

Tabel 4.5

Uji Multikolinieritas

Sumber : Data Primer (2013)

Pada Tabel 4.5 memperlihatkan semua nilai variabel independent memiliki nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10. Hal ini berarti tidak terjadi multikolinieritas.

4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda

a. Uji Simultan/Uji- F

Uji-F (uji serempak) dilakukan untuk melihat secara bersama-sama (serempak) pengaruh secara positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu dukungan manajemen puncak, ukuran organisasi, budaya organisasi, komitmen organisasi, struktur organisasi dan kematangan organisasi untuk kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. CIMB NIAGA Tbk Wilayah Medan Sumatera Utara. Berikut ini hasil uji secara simultan (Uji-F) penelitian ini adalah sebagai berikut:

Coefficientsa

-2.722 2.513 -1.083 .284

.026 .042 .090 .605 .548 .786 1.272 .138 .168 .160 .820 .416 .456 2.192 -.021 .072 -.054 -.298 .767 .526 1.902 -.020 .164 -.020 -.125 .901 .656 1.525 .104 .085 .236 1.224 .227 .471 2.122 .035 .052 .095 .668 .507 .871 1.148 (Constant) Dukungan Manajemen Puncak Ukuran Organisasi Budaya Organisasi Komitmen Organisasi Struktur Organisasi Kematangan Organisasi Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Absut a.


(30)

Tabel 4.6

Uji Simultan (Uji-F)

Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima atau Ha ditolak, sedangkan

jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat

signifikansi < 5% atau 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Pada Tabel 4.6, memperlihatkan bahwa nilai Fhitung adalah 13.295 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,000. Nilai Ftabel pada tingkat signifikan 95 % (α =

0,05) sebesar 2,29. Menunjukkan bahwa secara simultan dukungan manajemen puncak, ukuran organisasi, budaya organisasi, komitmen organisasi, struktur organisasi dan kematangan organisasi untuk mengukur kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. CIMB NIAGA Tbk Wilayah Medan Sumatera Utara.

ANOVAb

360.133 6 60.022 13.295 .000a

216.703 48 4.515

576.836 54 Regression

Residual Total Model 1 

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 

Predictors: (Constant), Kematangan Organisasi, Budaya Organisasi, Dukungan  Manajemen Puncak, Komitmen Organisasi, Struktur Organisasi, Ukuran Organisasi

a.

Dependent Variable: Kinerja Sistem Informasi Akuntansi b.


(31)

b Uji Parsial /Uji- t

Uji-t (uji parsial) dilakukan untuk melihat secara individual pengaruh secara positif dan signifikan dari variabel bebas (independent) yaitu dukungan manajemen puncak, ukuran organisasi, budaya organisasi, komitmen organisasi, struktur organisasi dan kematangan organisasi untuk mengukur kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. CIMB NIAGA Tbk Wilayah Medan Sumatera Utara.

Tabel 4.7

Uji Secara Parsial (Uji-t)

Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima atau Ha ditolak, sedangkan jika

thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat signifikansi < 5%

atau 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Pada tabel 4.7 menunjukkan: a. Dukungan Manajemen Puncak (X1)

Coefficientsa

-18.340 4.952 -3.703  .001 

-.023 .084 -.027 -.271 .787 

1.216 .331 .482 3.678 .001 

.027 .142 .023 .188  .852 

1.305 .323 .442 4.044 .000 

.054 .167 .042 .326  .746 

-.039 .103 -.036 -.382 .704 

(Constant)

Dukungan Manajemen Puncak

Ukuran Organisasi  Budaya Organisasi  Komitmen Organisasi Struktur Organisasi  Kematangan Organisasi  Model 

B Std. Error

Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: Kinerja Sistem Informasi Akuntansi a.


(32)

Dukungan manajemen puncak pada hasil thitung sebesar -0.271 dengan

nilai ttabel sebesar 2,021, yakni thitung < ttabel (-0.271 < 2,021) sehingga

bahwa dukungan manajemen puncak tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. CIMB NIAGA Tbk Wilayah Medan Sumatera Utara.

b. Ukuran Organisasi (X2)

Dukungan manajemen puncak pada hasil thitung sebesar 3.678 dengan

nilai ttabel sebesar 2,021, yakni thitung > ttabel (3.678 > 2,021) sehingga

bahwa ukuran organisasi berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. CIMB NIAGA Tbk Wilayah Medan Sumatera Utara.

c. Budaya Organisasi (X3)

Budaya organisasi pada hasil thitung sebesar 0.188 dengan nilai ttabel

sebesar 2,021, yakni thitung < ttabel (0.188 < 2,021) sehingga bahwa

budaya organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. CIMB NIAGA Tbk Wilayah Medan Sumatera Utara.

d. Komitmen Organisasi (X4)

Komitmen organisasi pada hasil thitung sebesar 4.044 dengan nilai ttabel


(33)

komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. CIMB NIAGA Tbk Wilayah Medan Sumatera Utara.

e. Struktur Organisasi (X5)

Struktur organisasi pada hasil thitung sebesar 0.326 dengan nilai ttabel

sebesar 2,021, yakni thitung < ttabel (0.326 < 2,021) sehingga bahwa

struktur organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. CIMB NIAGA Tbk Wilayah Medan Sumatera Utara.

f. Kematangan Organisasi (X6)

Kematangan organisasi pada hasil thitung sebesar -0.382 dengan nilai

ttabel sebesar 2,021, yakni thitung < ttabel (-0.382 < 2,021) sehingga bahwa

kematangan organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. CIMB NIAGA Tbk Wilayah Medan Sumatera Utara.


(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini betujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dukungan manajemen puncak (X1), ukuran organisasi (X2), budaya organisasi (X3), komitmen organisasi (X4), struktur organisasi (X5), dan kematangan organisasi (X6) terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (Y) dengan kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi sebagai proxi pada PT. CIMB NIAGA TBK Wilayah Medan Sumatera Utara. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dukungan manajemen puncak, ukuran organisasi, budaya organisasi, komitmen organisasi, struktur organisasi, dan kematangan organisasi. Variabel dependen yang digunakan dalam variabel ini adalah kinerja sistem informasi akuntansi. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT. CIMB NIAGA TBK Wilayah Medan Sumatera Utara, dengan jumlah populasi yang sebanyak 55 responden yang terdiri dari laki-laki sebanyak 39 orang dan perempuan sebanyak 16 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik yang dilakukan secara acak ( Random sampling ).

Pengujan hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda yang meliputi uji parsial (uji-t) dan uji simultan (uji-f) setelah


(35)

sebelumnya dilakukan uji kualitas data dan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, heteroskedastisitas, dan multikolinearitas.

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, beberapa kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Secara simultan, dukungan manajemen puncak, ukuran organisasi, budaya organisasi, komitmen organisasi, struktur organisasi, dan kematangan organisasi memiliki pengaruh positifdan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. CIMB NIAGA TBK Wilayah Medan Sumatera Utara,

2. Secara parsial, dukungan manajemen puncak berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Artinya jika dukungan manajemen puncak mengalami peningkatan maupun penurunan, maka tidak akan mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. CIMB NIAGA TBK Wilayah Medan Sumatera Utara,

3. Secara parsial, ukuran organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Artinya jika ukuran organisasi mengalami peningkatan maupun penurunan, maka akan mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. CIMB NIAGA TBK Wilayah Medan Sumatera Utara,


(36)

4. Secara parsial, budaya organisasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Artinya jika budaya organisasi mengalami peningkatan maupun penurunan, maka tidak akan mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. CIMB NIAGA TBK Wilayah Medan Sumatera Utara,

5. Secara parsial, komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Artinya jika komitmen organisasi mengalami peningkatan maupun penurunan, maka akan mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. CIMB NIAGA TBK Wilayah Medan Sumatera Utara,

6. Secara parsial, struktur organisasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Artinya jika struktur organisasi mengalami peningkatan maupun penurunan, maka tidak akan mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. CIMB NIAGA TBK Wilayah Medan Sumatera Utara,

7. Secara parsial, kematangan organisasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Artinya jika kematangan organisasi mengalami peningkatan maupun penurunan, maka tidak akan mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. CIMB NIAGA TBK Wilayah Medan Sumatera Utara.


(37)

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan dengan hasil penelitian ini bagi PT. CIMB NIAGA TBK Wilayah Medan Sumatera Utara pada khususnya dan peneliti selanjutnya, yaitu:

1. Bagi perusahaan diharapkan kepada segenap jajaran karyawan/staff akuntansi PT. CIMB NIAGA TBK Wilayah Medan Sumatera Utara tetap melaksanakan SIA (Sistem Informasi Akuntansi) dalam menjalankan aktivitas di dalam perusahaan,

2. Penerapan SIA (Sistem Informasi Akuntansi) harus tetap dilaksanakan di dalam perusahaan dan diharapkan akan menjadi budaya perusahaan,

3. Penelitian selanjutnya diharapkan mengajukan pernyataan yang dapat dipahami dan dimengerti oleh responden sehingga kuesioner yang terkumpul dapat menjadi data yang valid.


(38)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1.1 Teori Perilaku

Teori yang mendasari kepuasan pengguna adalah Teori Perilaku (Behavioral Theory). Julian Rotter (1982) dalam Social Learning Theory (Teori Pembelajaran Sosial) yang tertuang dalam buku Theories of Personality menjelaskan perilaku dari sisi luar maupun dalam seperti penguatan eksternal (external reinforcement) dan proses kognitif internal, untuk menjelaskan perilaku.

Rotter beranggapan bahwa seseorang menyadari dirinya sebagai makhluk yang sadar, mampu mempengaruhi pengalamannya dan membuat keputusan dalam mengatur kehidupannya dan memiliki harapan subjektif dari hasil perilaku tersebut.

Menurut Rotter, seseorang menampilkan perilaku tertentu yang telah dipelajari dan dimunculkan berdasarkan persepsi. Dengan kata lain, psikopatologi yaitu perilaku abnormal seseorang bisa terjadi karena pengalamannya yang sebelumnya mendapatkan penguatan saat menampilkan perilaku tertentu tidak lagi mendapatkan penguatan karena lingkungan yang


(39)

berubah baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal, pengalaman yang baru, atau perubahan-perubahan cara penguatan yg diberikan. Kegagalan pemenuhan kebutuhan juga dapat menyebabkan psikopatologi seperti depresi.

Lingkungan menjadi komponen penting sebagai faktor yang mempengaruhi munculnya perilaku seorang individu. Lingkungan sebagai situasi eksternal akan memberikan pengaruh pada perilaku seseorang karena hal tersebut memotivasi kita dalam mendapatkan penguatan positif (positive reinforcement) dan menghindari hukuman (punishment). Keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan juga sangat berperan penting dalam pembentukan kepribadian seseorang. Rotter telah mendeskripsikan kepribadian sebagai “ interaksi antara seseorang dengan lingkungannya yang penuh arti (Rotter, 1982, p. 5).

Bagi Rotter, kebanyakan perilaku manusia dipelajari, dan hanya sedikit saja pengaruh dari faktor gen. Bukan alami seperti pengalaman atau sifat bawaan yang memimpin kita, melainkan karena adanya pengasuhan. Rotter memprioritaskan semua perilaku sebagai tujuan. Daripada terjerat oleh beberapa status ideal yang harus diperoleh atau didesak untuk menghilangkan kecemasan atau perasaan rendah diri, lebih baik kita meraih tujuan pribadi. Seseorang dimotivasi untuk memaksimalkan penguatan dan meminimalkan


(40)

hukuman. Seseorang mampu membuat keputusan sadar tentang bagaimana cara meraih status tersebut.

1. Penguatan Eksternal

Penguatan eksternal penting bagi sistem Rotter, namun keefektifannya tergantung pada kemampuan kognitif seseorang.

Untuk mengukur nilai penguatan, Rotter menggunakan metode pengurutan (ranking method) dan metode perilaku pilihan (behavioral choice method).

a. Dalam penelitian dengan metode pengurutan, seseorang diberikan deskripsi penguatan secara verbal, seperti pujian dari seorang pimpinan kepada pengguna lalu kemudian diminta untuk mengurutkan pernyataan dari yang paling banyak menguatkan sampai yang paling sedikit menguatkan.

b. Sementara dalam metode perilaku pilihan, pengguna diminta untuk memilih perilaku yang mereka harapkan akan diikuti oleh penguatan yang nilainya lebih tinggi daripada diikuti oleh penguatan yang nilainya rendah.

Metode perilaku pilihan juga telah digunakan untuk mengukur harapan. Ketika seseorang memilih salah satu perilaku pilihan (alternative behavioral), mereka menunjukkan suatu keyakinan


(41)

bahwa perilaku yang mereka pilih mempunyai harapan yang lebih tinggi untuk menghasilkan penguatan yang diinginkan.

2. Proses Kognitif Internal

Rotter menganggap bahwa yang dimaksud dengan perilaku tidak hanya meliputi perilaku-perilaku yang dapat diamati dari luar namun juga yang tidak dapat langsung diamati, yaitu proses kognitif internal seseorang, seperti rasionalisasi, penekanan, pertimbangan atau pilihan, dan perencanaan-variabel. Rotter menegaskan bahwa proses kognitif dapat diamati dan diukur secara objektif melalui cara tidak langsung, yaitu melalui pengamatan pada perilaku yang tampak dari luar. Misalnya cara seseorang memecahkan masalah. Pemecahan masalah perilaku dapat disimpulkan dengan mengamati perilaku subjek yang mencoba untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Rotter mengambil ini sebagai bukti bahwa mereka sedang mempertimbangkan solusi alternatif.

Dalam Social-Learning Theory, Rotter memiliki 6 konsep, yaitu : 1. Potensi Perilaku

Pengalaman di masa lalu memang penting, tetapi tidak cukup untuk menentukan perilaku seseorang dalam sepanjang kehidupan yang akan kita lalui. Kepribadian berubah dan bertumbuh, dan ketika lingkungan berubah, persepsi kita tentang lingkungan itu juga akan berubah. Potensi perilaku munculnya suatu perilaku pada situasi


(42)

tertentu.. Pilihan kita terhadap satu perilaku adalah berdasarkan pada kesan subjektif kita tentang situasi. Jadi, potensi perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh situasi stimulus namun juga oleh penafsiran kita dari berbagai perilaku pilihan yang tersedia bagi kita, berdasarkan persepsi subjektif kita tentang situasi.

2. Pengharapan

Pengharapan merupakan kepercayaan bahwa dengan melakukan suatu perilaku pada situasi tertentu, maka akan mendapatkan penguatan yang diperkirakan.

3. Nilai penguatan

Nilai penguatan merupakan suatu nilai ukur atau standar yang digunakan seseorang sebagai pertimbangan untuk memunculkan perilaku tertentu. Sebagai contoh, dua pengguna sistem informasi akuntansi, X dan Y. X lebih memilih membantu rekan kerja, sukarela melakukan kegiatan ekstra di tempat kerja, menghindari konflik dengan rekan kerja, melindungi properti organisasi, menghargai peraturan yang berlaku di organisasi, toleransi pada situasi yang kurang ideal/menyenangkan di tempat kerja, memberi saran-saran yang membangun di tempat kerja (Robbins, 2001 dalam Purba dan Seniati, 2004). Sedangkan Y sebaliknya, membuang-buang waktu di tempat kerja. Seseorang memiliki nilai penguatan yang berbeda pada aktivitas yang berbeda. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang


(43)

memiliki penilaian yang berbeda terhadap suatu kejadian mengenai penguatan yang mereka dapatkan.

4. Situasi psikologis

Situasi psikologis adalah kombinasi dari faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi persepsi seseorang dan respon terhadap stimulus. Rotter menyatakan bahwa semua situasi mengandung petunjuk yang didasarkan pada pengalaman masa lalu, mengindikasikan kepada kita akan harapan dari penguatan untuk berperilaku dalam cara tertentu.

5. Kebebasan Bergerak

Kebebasan bergerak dianggap sebagai besarnya harapan seseorang sehingga dia akan mendapatkan keyakinan sebagai dampak dari perilaku tertentu. Harapan yang besar akan memberikan kebebasan bergerak yang luas, sementara harapan yang kecil juga berakibat pada kebebasan bergerak yang sempit. Seseorang dengan kebebasan bergerak yang luas mengharapkan keberhasilan dalam mencapai tujuan, tapi seseorang dengan kebebasan bergerak yang sempit yang berkaitan dengan tujuan-tujuan atau kebutuhan-kebutuhan yang penting mengharapkan kegagalan atau hukuman.


(44)

Ada beberapa penyebab dari kebebasan bergerak yang sempit. Salah satu yang paling sederhana adalah kurangnya pengetahuan tentang bagaimana mencapai tujuan tertentu. Contohnya, pengguna sistem informasi akuntansi yang tidak dibekali dengan pelatihan dan pendidikan atau pada saat diberi pelatihan dan pendidikan pengguna tidak mengikuti pelatihan dengan baik. Mereka mempiliki harapan yang kecil dalam mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapainya karena ketidakmampuan mereka menunjukkan perilaku-perilaku tertentu yang diperlukan.

Konflik bisa timbul ketika kebebasan bergerak sempit sementara kebutuhan atau tujuan mempunyai nilai yang besar. Akibat konflik ini, akan berkembang berbagai macam perilaku penolakan. Seseorang mungkin akan mencoba tujuan-tujuannya atau memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dengan cara-cara simbolis, dengan hidup di dunia khayalan di mana dia tidak akan menerima hukuman atau mendapatkan resiko yang mengakibatkan perilaku pengguna tidak berkembang. Rotter percaya, bahwa sebagian besar perilaku yang menyimpang terbentuk karena keinginan untuk menghindari konflik antara kebebasan bergerak yang sempit dengan tujuan-tujuan yang penting bagi seseorang.


(45)

Konsep Tingkat tujuan paling rendah, dirujuk sebagai tingkat paling rendah potensi penguatan dalam situasi tertentu yang akan dianggap sebagai suatu kepuasan. Tingkat tujuan paling rendah ditunjukkan dari adanya penguatan-penguatan positif menjadi penguatan–penguatan negatif.

Rotter beranggapan bahwa penguatan adalah suatu rangkaian yang terjadi terus-menerus, dimana rangkaian mulai dari penguatan yang sangat diinginkan hingga penguatan yang sangat tidak diinginkan. Contohnya, jika seseorang melamar suatu pekerjaan, gaji yang ditawarkan pasti mulai dari yang luar biasa tinggi sampai rendahnya mengecewakan. Satu titik di antara kisaran gaji itulah tingkat paling rendah yang mungkin akan memuaskan. Bekerja dengan gaji di bawah jumlah tersebut tidak akan memberikan penguatan pada orang tersebut.

Seseorang yang memiliki tingkat tujuan paling rendah yang tinggi tetapi tidak memperoleh penguatan di atas tingkat tujuan ini akan memiliki kebebasan bergerak yang sempit. Jadi, menetapkan tingkat tujuan minimal yang tidak realistis adalah suatu hal yang membahayakan.

Rotter memberikan gambaran bahwa tingkat tujuan paling rendah bisa direndahkan dan ditinggikan dengan merubah nilai-nilai


(46)

penguatan, yang bisa dilakukan dengan menggabungkan nilai-nilai yang ada sekarang dengan nilai-nilai yang lebih tinggi atau yang lebih rendah. Sebagai contoh, pengguna yang hanya sekedar tahu mengoperasikan Sistem Informasi Akuntansi tetapi tidak memahami secara keseluruhan. Hal tersebut akan dianggap sebagai penguatan negatif oleh pengguna. Dengan menggabungkan antara nilai tersebut dengan penguatan positif seperti pujian, rayuan, dan penerimaan dari pimpinan, maka hal tersebut bisa menjadi penguatan yang bernilai positif.

Jadi, dapat dikatakan Social Learning Theory Rotter membentuk seseorang yang optimis. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah pengguna Sistem Informasi Akuntansi. Pengguna yang optimis akan belajar untuk mengerti apa yang menjadi bagian pekerjaannya, bukan sekedar tahu dan menunjukkan bahwa bagian pekerjaannya adalah penting dalam mempertahankan kelangsungan organisasi. Pengguna yang beorientasi ke depan akan mampu bekerjasama dengan pimpinan dan karyawan lain dalam mencapai visi, misi dan tujuan.

Menurut Baldwin (1986:b) dalam Teori Sosiologi Modern bahwa perilaku pengguna menjadi salah satu faktor dalam menciptakan apakah sistem bermanfaat atau tidak. Jika pengguna


(47)

merasa puas dengan sistem yang diterapkan, maka pengguna sudah menunjukkan perilaku yang membangun organisasi dan besar kemungkinan perilaku yang sama akan digunakan secara berulang-ulang di masa mendatang dalam situasi serupa. Sebaliknya, jika pengguna merasa sistem yang diterapkan tidak bermanfaat, kecil kemungkinannya di masa mendatang.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian-uraian diatas adalah penerapan, penggunaan dan pengmbangan suatu sistem dan teknologi informasi tidak terlepas dari aspek perilaku karena hal tersebut terkait dengan masalah individu dan organisasional sebagai pengguna sistem tersebut, sehingga sistem yang diterapkan, digunakan dan dikembangkan harus berorientasi kepada penggunanya.

2.1.1.2 Pengertian Kepuasan Pengguna

Ives, Olson dan Baroudi (1983) dalam Komara (2006) mendefinisikan kepuasan pengguna sebagai sejauh mana pengguna percaya sistem informasi yang tersedia bagi mereka memenuhi persyaratan informasi mereka. Dari defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepuasan pengguna merupakan perbandingan antara harapan dengan kenyataan pengguna atas informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi.


(48)

2.1.1.3 Metode Mengukur Kepuasan Pengguna

Kotler (1997:38) dalam Surtiawan (2006) menyebutkan beberapa metode untuk mengukur kepuasan pengguna, antara lain:

1. Sistem Keluhan dan Saran

Untuk dapat memberikan masukan, tanggapan, keluhan atas segala aktifitas dan layanan yang diberikan oleh perpustakaan. Di negara maju terdapat layanan telepon bebas atau pesan singkat. Kemajuan teknologi ini sangat berarti dalam memahami kepuasan pengguna.

2. Survei Kepuasan Pengguna

Banyak metode survey yang digunakan untuk memahami tingkat kepuasan pengguna. Survei tersebut dapat secara kualitatif maupun kuantitatif. Saat ini metode kuantitatif lebih banyak dilakukan karena metode ini cukup familiar dan keakuratannya cukup tinggi. Beberapa metode survey kepuasan pengguna antara lain: direct reported satisfaction, derived dissatisfaction, problem analysis dan important-performance analysis.


(49)

Responden ditanya secara langsung mengenai beberapa hal untuk mengetahui apakah mereka merasa puas atau tidak terhadap sistem yang mereka gunakan. Studi dengan menggunakan survey ini digunakan untuk mengumpulkan pendapat, kesan, perasaaan dan kebutuhan pengguna untuk dijadikan patokan bagi perusahaan dalam upaya mencapainya.

b. Memperoleh ketidakpuasan

Kuesioner yang disebarkan menampung perbedaan antara tingkat kinerja bisnis yang dirasakan konsumen atau pengguna dengan tingkat harapan pengguna dalam beberapa kategori-kategori tertentu.

c. Analisis masalah

Responden ditanya mengenai masalah yang berhubungan dengan produk dan pelayanan yang diberikan perusahaan pada mereka dan masukan berupa saran atau usulan perbaikan yang mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya.

d. Analisis kepentingan dan kinerja

Responden atau pengguna ditanyai mengenai tingkat pelayanan sistem berdasarkan kepentingannya dibadingkan dengan kinerja perusahaan dalam setiap kategorinya.


(50)

3. Ghost Shopping

Metode ini dengan mempekerjakan beberapa orang untuk berperan sebagai pengguna dan harus dijaga identitasnya. Ghost shoppers yang baik akan mencatat apa saja yang dilihat, dirasakan olehnya dan perilaku, sikap dan tatacara petugas perpustakaan dalam menjalankan profesinya. Metode ini biayanya relatif murah dan waktu pelaksanaan fleksibel. Hasil pencatatan Ghost shoppers dikumpulkan dan diadakan diskusi pembahasan.

4. Analisis Kehilangan Pengguna (Lost Customer Analysis)

Pimpinan perpustakaan dan pustakawan harus jeli melihat perkembangan pengunjung. Dari aktifitas dan statistik harian akan terlihat tingkat pemanfaatan layanan perpustakaan. Petugas tentu hafal pengunjung dan pemakai rutin perpustakaan, bila pengunjung trersebut sudah jarang atau tidak ada lagi ke perpustakaan dengan alasan yang tidak wajar, maka sebab-sebab mengapa tidak lagi memanfaatkan jasa perpustakaan harus dicari.

2.1.1.4 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

2.1.1.5 Menurut Wilkinson (1991) dalam penelitian yang dilakukan Riasetiawan (2012) Sistem Informasi Akuntansi merupakan suatu rerangka pengkoordinasian sumber daya (data, materials, equipment, suppliers,


(51)

personal, funds) untuk mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Menurut Bodnar dan Hopwood (2006) dalam Sutrismiasih (2012) menyatakan Sistem Informasi Akuntansi merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi, informasi tersebut dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan.

Menurut Mulyadi (2001) dalam Sutrismiasih (2012) juga menyatakan sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

Menurut Romney dan Steinbart (2000) dalam Handojo, Sri Maharsi, dan Go, Ornella Aquaria (2004) Sistem Informasi Akuntansi adalah serangkaian dari satu atau lebih komponen yang saling berelasi dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan, yang terdiri dari pelaku, serangkaian prosedur, dan teknologi informasi.

Berdasarkan definisi diatas, Sistem Informasi Akuntansi merupakan suatu sistem yang melibatkan manusia, alat dan metode untuk menyajikan informasi yang dibutuhkan perusahaan dalam pencapaian tujuan tertentu secara efektif dan efisien.


(52)

2.1.1.6 Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari lima komponen berdasarkan buku Romney, Marshall B dan Paul John Steinbart, “Accounting Information System” (2006):

1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi.

2. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi.

3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi.

4. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi.

5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung (peripheral device) dan peralatan untuk komunikasi jaringan.

Dalam buku tersebut juga menjelaskan kelima komponen diatas secara bersama-sama memungkinkan suatu sistem informasi akuntansi memenuhi tiga fungsi pentingnya dalam organisasi:

1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi yang dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal-hal yang telah terjadi.


(53)

2. Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan pihak manajemen dalam proses pengambilan keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

3. Menyediakan kontrol yang tepat dan memadai terhadap aset organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat dan andal.

2.1.1.7 Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Penelitian yang dilakukan Novita (2011) menunjukkan hubungan lima fungsi utama dari Sistem Informasi Akuntansi. Lima fungsi utama yaitu pengumpulan data, pemrosesan data, manajemen data, pengendalian data (termasuk security) dan penghasil informasi.

1. Pengumpulan data

Fungsi pengumpulan data terdiri atas memasukkan data transaski melalui formulir, mensyahkan serta memeriksa data untuk memastikan ketepatan dan kelengkapannya. Jika data bersifat kuantitatif, data dihitung dahulu sebelum dicatat. Jika data jauh dari lokasi pemrosesan, maka data harus ditransmisikan lebih dahulu. 2. Pemrosesan Data

Pemrosesan data terdiri atas proses pengubahan input menjadi output. Fungsi pemrosesan data terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut:


(54)

a. Pengklasifikasian atau menetapkan data berdasar kategori yang telah ditetapkan.

b. Menyalin data ke dokumen atau media lain.

c. Mengurutkan, atau menysusn data menurut karaktersitiknya. d. Mengelompokkan atau mengumpulkan transaski sejenis.

e. Menggabungkan atau mengkombinasikan dua atau lebih data atau arsip.

f. Melakukan penghitungan.

g. Peringkasan, atau penjumlahan data kuantitatif.

h. Membandingkan data untuk mendapatkan persamaan atau perbedaan yang ada.

3. Manajemen data

Fungsi manajemen data terdiri atas tiga tahap, yaitu: penyimpanan, pemutakhiran dan pemunculan kembali (retrieving). Tahap penyimpanan merupakan penempatan data dalam penyimpanan atau basis data yang disebut arsip. Pada tahap pemutakhiran, data yang tersimpan diperbaharui dan disesuaikan dengan peristiwa terbaru. Kemudian pada tahap retrieving, data yang tersimpan diakses dan diringkas kembali untuk diproses lebih lanjut atau untuk keperluan pembuatan laporan. Manajemen data akan menunjang pencapaian efisiensi aktivitas dalam proses menghasilkan informasi dan


(55)

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen terutama mengenai informasi aktivitas dan informasi kebijakan manajemen.

4. Pengendalian data

Fungsi pengendalian data mempunyai dua tujuan dasar: (1) untuk menjaga dan menjamin keamanan aset perusahaan, termasuk data, dan (2) untuk menjamin bahwa data yang diperoleh akurat dan lengkap serta diproses dengan benar. Berbagai teknik dan prosedur dapat dipakai untuk menyelenggarakan pengendalian dan keamanan yang memadai.

5. Penghasil informasi

Fungsi penghasil informasi ini terdiri atas tahapan pemrosesan informasi seperti penginterprestasian, pelaporan dan pengkomunikasian informasi.

2.1.1.8 Manfaat dan Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Wilkinson (1993) dalam Riasetiawan (2012) menyatakan manfaat dan tujuan Sistem Informasi Akuntansi adalah sebagai berikut:

1. Pemrosesan Transaksi

Transaksi memungkinkan perusahaan melakukan operasi, menyelenggarakan arsip dan catatan yang up to date dan mencerminkan aktivitas perusahaan.


(56)

Menyediakan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang dilaksanakan oleh aktivitas perusahaan.

3. Pertimbangan Perancangan Sistem Pemrosesan

Konsep perancangan sistem seharusnya mencerminkan prinsip-prinsip perusahaan.

a. Tujuan perencanaan sistem seharusnya dicapai untuk menghasilkan kemajuan dan kemampuan sistem yang lebih besar.

b. Mempertimbangkan trade off yang memadai antara manfaat dari tujuan perancangan.

c. Berfokus pada permintaan fungsional dari sistem. d. Melayani berbagai macam tujuan.

e. Perancangan sistem memperhatikan keberadaan dari pengguna (user) sistem.

2.1.1.9 KualitasSistem Informasi Akuntansi

Salah satu fungsi dari Sistem Informasi Akuntansi adalah memberikan informasi yang berguna bagi manajemen atas keseluruhan kegiatan perusahaan, informasi ini sangat dibutuhkan oleh manajemen karena dengan informasi ini dapat diketahui seluruh aktivitas perusahaan (Ompusunggu, 2002).


(57)

Wilkison (2000) dalam Jogiyanto (2005:227) dalam Wahyuni (2013), menjelaskan bahwa Sistem Informasi Akuntansi mempunyai tiga tujuan utama, antara lain:

1. Untuk mendukung operasi-operasi sehari-hari.

2. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen.

3. Untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan pertanggung jawaban.

Salah satu pelaku utama dalam penggunaan dan pengembangan Sistem Informasi Akuntansi adalah pengguna. Pengguna harus mampu menggunakan sistem informasi yang diterapkan oleh perusahaan agar memperoleh kontribusi sesuai dengan harapan pengguna.

Suatu sistem informasi dianggap efektif apabila bisa memberikan kepuasan bagi para penggunanya. Banyak profesional sistem yang menjadikan kriteria kepuasan pemakai ini sebagai acuan utama penyusunan sistem informasi (Wahyuni, 2013).

Kepuasan pengguna ditunjukkan oleh terpenuhinya kebutuhan pengguna dan kemudahan pengguna dalam mengoperasikan sistem informasi sehingga kinerja sistem informasi semakin tinggi (Anggarsari, 2007). Semakin efektif dan efisien kualitas sistem informasi yang dihasilkan, maka akan semakin meningkatkan kepuasan pengguna, dan sebaliknya. Tingkat kepuasan pengguna juga akan mengacu kepada peningkatan kinerja pengguna dan kesediaan pengguna menggunakan sistem informasi yang diterapkan.


(58)

Perkembangan dari sistem informasi juga membutuhkan berbagai faktor pendukung, seperti partisipasi dari pengguna. Partisipasi pengguna diharapkan mampu mendukung kesuksesan dari sistem informasi yang mencerminkan kepuasan dari para pengguna sistem informasi (Anggarsari, 2008).

Dalam pengembangan sistem informasi apabila pengguna diajak berpartisipasi, maka akan membawa pengaruh yang cukup baik terhadap organisasi. Hal ini dapat terjadi karena pengguna terlibat secara langsung dalam penggunaan sistem informasi dan pengguna juga dapat menyampaikan keinginan-keinginan mereka berkaitan dengan proses pengembangan sistem informasi (Wahyuni, 2013).

Jadi dapat dikatakan partisipasi pengguna yang dibekali oleh pelatihan dan pendidikan menjadi salah satu penunjang dalam menghadapi tantangan dan mempertahankan kelangsungan perusahaan sehingga penerapan dan pengembangan Sistem Informasi Akuntansi merupakan langkah yang tepat yang diambil oleh suatu perusahaan yang ingin berkembang.

2.1.2 Dukungan Manajemen Puncak (Top Management Support)

2.1.2.1 Pengertian Dukungan Manajemen Puncak

Dukungan manajemen puncak sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan yang ingin berkembang. Manajemen puncak harus mampu


(59)

berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik dengan karyawan-karyawan lainnya sehingga terjalin hubungan yang saling menguntungkan dan tujuan, visi dan misi perusahaan dapat terealisasi.

Kepemimpinan merupakan aspek penting yang menentukan berhasil tidaknya suatu organisasi. Kepemimpinan menjadikan suatu organisasi dapat bergerak secara terarah dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan menyangkut keberadaan figure/sosok orang yang dipercaya menjadi pemimpin (Kusniawati, 2012).

Dalam penelitiannya, Kushardiyantini (2010) berpendapat bahwa manajer puncak suatu perusahaan adalah para eksekutif pada puncak organisasi yang bertanggungjawab atas kelangsungan hidup dan kesuksesan karyawan.

Menurut Chen dan Paulraj (2004) dalam Yulianti (2012), dukungan manajemen puncak sebagai berikut, ”Berkomitmen pada waktu, biaya, dan sumber daya untuk mendukung supplier agar terjadi kemitraan pada jangka panjang dan perusahaan juga dapat berlangsung berproses secara stabil. Salah satu hal yang penting bagi manajemen puncak dalam menjalankan bisnis adalah harus dapat selalu mengembangkan dan menciptakan satu nilai bagi perusahaan agar dapat meningkatkan kinerja organisasi”.

Menurut Hasmi (2004) dalam Yulianti (2012) dukungan manajemen puncak adalah “Pihak yang bertanggungjawab atas penyediaan pedoman


(60)

umum bagi kegiatan sistem informasi. Tingkat dukungan yang diberikan oleh manajemen puncak bagi sistem informasi organisasi dapat menjadi suatu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan dengan sistem informasi”.

Berdasarkan definisi-definisi diatas maka disimpulkan bahwa dukungan manajemen puncak adalah pihak yang memiliki wewenang dan bertanggung jawab atas keberhasilan sistem informasi dan kelangsungan perusahaan.

Penelitan DeLone (1988) dan Choe (1996) dalam Handayani (2010) telah mengajukan dan secara empiris menguji bahwa dukungan manajemen puncak mempunyai pengaruh positif terhadap kenerja sistem informasi akuntansi melalui berbagai macam kegiatan. Manajemen puncak bertanggung jawab atas penyediaan pedoman umum bagi kegiatan sistem informasi.

Raghunathan dan Raghunathan (1988) dalam Handayani (2010) juga menyatakan terdapat pengaruh positif signifikan dukungan manajemen puncak terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Tingkat dukungan yang diberikan oleh manajemen puncak bagi sistem informasi perusahaan dapat menjadi suatu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan dengan sistem informasi.


(61)

2.1.2.2 Hubungan Dukungan Manajemen Puncak, Sistem Informasi Akuntansi, dan Kualitas Informasi

Dukungan Manajemen Puncak ↓

Sistem Informasi Akuntansi ↓

Kualitas Informasi

Dari bagan diatas, dapat dilihat bahwa manajemen puncak harus mengetahui langkah yang tepat yang dapat mendorong kelangsungan perusahaan. Dalam hal ini penerapan Sistem Informasi Akuntansi menjadi salah satu faktornya.

Manajemen puncak juga harus mampu mengadakan pelatihan dan pendidikan bagi pengguna karena kinerja Sistem Informasi Akuntansi akan lebih tinggi apabila program pelatihan dan pendidikan diperkenalkan (Tjhai Fung Jen (2002) dalam Almilia dan Irmaya Briliantien. 2007)).

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi yang baik juga akan menghasilkan informasi yang berkualitas. Goodhue dan Thomson (1995) dalam Jumaili (2005) menemukan kecocokan tugas teknologi akan mengarahkan individu untuk mencapai kinerja yang lebih baik dan menyatakan bahwa jika evaluasi pemakai atas teknologi cocok dengan


(62)

kemampuan dan tuntutan dalam tugas pemakai, maka akan memberikan dorongan pemakai memanfaatkan teknologi dan oleh sebab itu evaluasi pemakai akan digunakan sebagai alat ukur keberhasilan pelaksanaan dan kualitas jasa sistem informasi yang dihubungkan dengan kecocokan tugas-tugas dengan teknologi.

Manajemen puncak diharapkan mampu mengerti dan menguasai bagian-bagian pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan sehingga apabila timbul masalah-masalah, manajemen puncak mampu memberikan penyelesaian yang terbaik.

Dukungan manajemen puncak diperlukan dalam meningkatkan kompetensi karyawan, mendorong atau menimbulkan rasa percaya diri bagi karyawan dalam untuk dapat melaksanakan pekerjaan atau tanggungjawabnya dengan baik khususnya karyawan di bidang akuntansi dengan kaitannya dengan kualitas sistem informasi akuntansi, fungsi penentu arah, fungsi juru bicara, fungsi komunikator, fungsi integrator, fungsi memberikan dukungan dan semangat kerja karyawan (Desiana, 2012).

2.1.2.3 Indikator Dukungan Manajemen Puncak

Adapun komponen – komponen dukungan manajemen puncak menurut Chen dan Paulraj (2004) dalam Yulianti (2012) adalah sebagai berikut :


(63)

1. Decision Quality (Keputusan yang Berkualitas)

Keputusan yang berkualitas adalah inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan cara bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara bertindakyang dipilih oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti penempatan untukmencapai sasaran dan pemecahan masalah. Sesuai keinginan dan harapan.

2. Decision Acceptance (Penerimaan Keputusan)

Penerimaan keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan-kemungkinan dari alternatif tersebut bersama konsekuensinya. Setiap keputusan akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa tindakan atau opini.

3. Satisfaction with the Decision Process (Kepuasan dengan Proses Keputusan)

Kepuasan dengan proses keputusan bahwa kepuasan sebagai respon emosional menunjukkan perasaan yang menyenangkan berkaitan dengan pandangan karyawan terhadap keputusan.

2.1.3 Ukuran Organisasi (Organizational Size)

2.1.3.1 Pengertian Ukuran Organisasi

Ukuran perusahaan merupakan faktor operasional terpenting yang mempengaruhi perilaku perusahaan dalam merespon lingkungan barunya.


(64)

Perusahan besar lebih inovatif dikarenakan kemampuannya untuk menanggung resiko yang lebih besar. Perusahaan besar diharapkan memiliki sumber daya dan infrastuktur untuk melakukan respon terhadap lingkungannya (Darmawati dan Indriantoro, 1999 dalam Bandi 2006).

Smith, Guthrie, dan Chen (1989) dalam Handayani (2008) menyatakan ukuran organisasi merupakan faktor yang mempengaruhi hubungan antara strategi dengan kinerja organisasi. Daft (2003) dalam Riady (2009) menyatakan dampak dari ukuran organisasi akan terlihat pada ukuran kinerja organisasi dalam hal efektivitas yang dirasakan organisasi, moral karyawan, keinginan berpindah. Ukuran organisasi ini mendasari struktur organisasi dan proses kerja.

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan ukuran organisasi merupakan faktor yang memiliki hubungan positif terhadap struktur organisasi karena semakin besar ukuran suatu organisasi maka strukturnya juga semakin banyak.


(65)

2.1.3.2 Hubungan Ukuran Organisasi, Sistem Informasi Akuntansi dan Kualitas Informasi

Ukuran Organisasi ↓

Sistem Informasi Akuntansi ↓

Kualitas Informasi

Penelitian Widanarto (2004) menyatakan besar kecilnya perusahaan dapat dilihat dari berbagai faktor sebagai contoh jumlah karyawan, luas bangunan, jumlah aktiva dan sebagainya. Perkembangan perusahaan dapat dilihat dari jumlah aktiva yang dimiliki. Semakin lama perusahaan beroperasi, maka jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan semakin besar sehingga dibutuhkan sistem informasi yang relevan, akurat dan mendukung semua aktivitas yang dilakukan oleh unit-unit lain yang ada di dalam perusahaan guna menghindari penyalahgunaan wewenang yang diberikan dan laporan dari unit-unit dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan pimpinan untuk pengambilan keputusan.

Para peneliti berpendapat bahwa ukuran organisasi secara positif berhubungan dengan keberhasilan sistem informasi , karena dana atau


(66)

dukungan sumber daya lebih memadai dalam organisasi yang lebih besar (Ein-Dor dan Segev 1978; Raymond 1990) dalam Choe (1996) dalam Komara (2006). Jika sumber daya tidak memadai, akan memungkinkan perancang sistem tidak dapat mengikuti prosedur pengembangan normal dengan memadai, dengan demikian meningkatkan resiko kegagalan sistem.

2.1.4 Budaya Organisasi (Organizational Culture)

2.1.4.1 Pengertian Budaya Organisasi

Salah satu variabel yang berhubungan dengan penentuan peningkatan kinerja perusahaan atau organisasi adalah budaya organisasi. Variabel ini sukar untuk ditentukan atau diuraikan tetapi variabel ini ada bahkan variabel ini yang sangat penting ketika dikaitkan dengan keberhasilan peningkatan kinerja perusahaan (Hakim, 2011).

Penelitian Hakim (2011), juga menyertakan contoh bahwa Joseph C. Wilson seorang eksekutif kepala perusahaan Xerox Corp memimpin perusahaan tersebut, dimana dia seorang yang agresif dan memiliki jiwa wirausaha, maka perusahaan tersebut mengalami kemajuan yang besar dengan basis mesin fotokopi jenis 914, sebagai salah satu produk yang berhasil di USA. Di bawah kepemimpinannya Xerox mendapatkan lingkungan usaha yang memiliki budaya informal, bersahabat, inovatif, dan berani menanggung resiko (Moeljono, 2005).


(67)

Dalam buku Budaya Organisasi karangan Sobirin (2007) dijelaskan pengertian budaya organisasi berdasarkan kerangka pemikiran, yaitu berdasarkan Ideational School, Adaptationist School dan Realist School. Pengertian budaya organisasi menurut Ideational School adalah sistem makna yang diterima secara terbuka dan kolektif, yang berlaku untuk waktu tertentu bagi sekelompok orang tertentu (Pettigrew).

Pengertian budaya organisasi menurut Adaptationist School adalah keyakinan dan nilai bersama yang memberikam makna bagi anggota sebuah institusi dan menjadikan keyakinan dan nilai tersebut sebagai aturan/pedoman berperilaku di dalam organisasi (Davis, 1984).

Pengertian budaya organisasi menurut Realist School adalah pola asumsi dasar yang di-shared oleh sekelompok orang setelah sebelumnya mereka mempelajari dan meyakini kebenaran pola asumsi tersebut sebagai cara untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang berkaitan dengan adaptasi eksternal dan integrasi internal, sehingga pola asumsi dasar tersebut perlu diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk berpresepsi, berpikir dan mengungkapkan perasaannya dalam kaitannya dengan persoalan-persoalan organisasi (Schein, 2010).

Budaya organisasi menurut Tepeci (2001) dalam Sawitri (2011) adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi


(68)

itu; suatu sistem dan makna bersama. Taliziduhu Ndraha (1997) dalam Wulantika (2011) mengemukakan bahwa budaya organisasi sebagai input terdiri dari pendiri organisasi,pemilik organisasi,sumber daya manusia, pihak yang berkepentingan dan masyarakat.

Budaya organisasi menurut Greenberg dan Baron (2000) dalam Mansur (2009) adalah suatu kerangka kerja kognitif yang memuat sikap-sikap, nilai-nilai, norma-norma dan pengharapn-pengharapan bersama yang dimiliki oleh anggota-anggota organisasi.

Robbin (2006) dalam Mansur (2009) menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi yang membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi lain.

Budaya organisasi menurut Kartiningsih (2007) adalah sekumpulan norma-norma tingkah laku atau corak/warna serta nilai-nilai yang ada di dalam suatu perusahaan/organisasi dan merupakan aturan main yang harus ditaati dan diamalkan oleh para pelaku perusahaan/organisasi tersebut agar dapat berinteraksi baik terhadap faktor internal maupun eksternal.

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan budaya organisasi dalam penelitian ini adalah sistem nilai organisasi yang mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota organisasi.


(69)

2.1.4.2 Fungsi Budaya Organisasi

Fungsi budaya pada umumnya sukar dibedakan dengan fungsi budaya kelompok atau budaya organisasi, karena budaya merupakan gejala sosial. Menurut Ndraha (1997) dalam Wulantika (2011) ada beberapa fungsi budaya, yaitu :

1. Sebagai identitas dan citra suatu masyarakat 2. Sebagai pengikat suatu masyarakat

3. Sebagai sumber

4. Sebagai kekuatan penggerak

5. Sebagai kemampuan untuk membentuk nilai tambah 6. Sebagai pola perilaku

7. Sebagai warisan

8. Sebagai pengganti formalisasi

9. Sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan

10. Sebagai proses yang menjadikan bangsa kongruen dengan negara sehingga terbentuk nation – state.

Menurut Robbins (1996) dalam Yunita (2013) fungsi budaya organisasi sebagai berikut:

1. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.


(70)

2. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.

3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang.

4. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.

Sedangkan menurut Robbins (1999:294) ) dalam Yunita (2013) juga menyatakan fungsi budaya didalam sebuah organisasi adalah:

1. Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas 2. Budaya berarti identitas bagi suatu anggota organisasi 3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen

4. Budaya meningkatkan kemantapan sistem sosial

2.1.4.3 Hubungan Budaya Organisasi, Sistem Informasi Akuntansi dan Kualitas Informasi

Budaya Organisasi

Sistem Informasi Akuntansi ↓


(71)

Budaya organisasi diterapkan perusahaan guna menunjukkan karakter perusahaan tersebut dan sebagai salah satu penunjang terwujudnya pencapaian maksimal kinerja perusahaan tersebut. Budaya organisasi merupakan cara-cara yang melibatkan pimpinan dan karyawan di dalam organisasi yang dapat dijadikan dasar untuk memulai dan mempertahankan sikap kerjasama. Wulantika (2011) dalam penelitiannya menyatakan budaya organisasi dipertahankan melalui proses seleksi dan sosialisasi organisasi serta tindakan manajemen puncak.

Manajemen puncak dalam menerapkan suatu sistem juga tidak terlepas dari adanya tujuan, visi dan misi agar semakin lebih mudah tercapai. Tujuan, visi dan misi yang baik memerlukan penggunaan sistem yang juga baik. Budaya yang baik juga menunjang penggunaan sistem yang baik.

Budaya organisasi berpengaruh terhadap implementasi Sistem Informasi Akuntansi. Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkan implementasi Sistem Informasi Akuntansi yang masih memiliki masalah di tiap komponen dan upaya peningkatan integrasi setiap komponen Sistem Informasi Akuntansi dalam organisasi, penting untuk diperhatikan karakteristik budaya organisasi (Rahayu, 2012).


(1)

ABSTRACT

The title of the study is "Effect of top management support, organizational size, organizational culture, organizational commitment, organizational structure and maturity of an organization's accounting information system performance by user’s satisfaction as proxy in PT CIMB NIAGA Tbk. Wilayah Medan Sumatera Utara

The data used in this study is to use primary data and secondary data. The study sample of 55 accounting employees. Method of data analysis is descriptive quantitative using multiple correlation.

The results of top management support, organizational size, organizational culture, organizational commitment, organizational structure and maturity of an organization to measure the performance of accounting information systems PT CIMB NIAGA Tbk. Wilayah Medan Sumatera Utara

Keywords: Top management support, organizational size, organizational culture, organizational commitment, organizational structure and organizational maturity on performance of accounting information system


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan kasih karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak, Ukuran Organisasi, Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi, Struktur Organisasi dan Kematangan Organisasi terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT CIMB NIAGA Tbk Wilayah Medan Sumatera Utara”, disusun guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun metode penyajiannya, hal ini tidak lain karena kemampuan dan pengetahuan penulis yang terbatas, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada kedua orangtua yang telah memberikan kasih sayang, doa, juga dukungan moral dan materiil, yaitu Drs. Dermawan Sembiring dan Mona Megasari br Peranginangin. Penulis juga berterima kasih kepada kakak tersayang yaitu Deasy Defa Natalia br Sembiring, abang tersayang Frans Dave Oktorendo Sembiring, kembaran tersayang Farel Dave Novrendo Sembiring, dan adik tersayang Defani Sarahlia br Sembiring, Andrew Vivaldi Sinulingga, Kevin Haganta Sinulingga dan Gerald Marvin Sinulingga. Sahabat penulis : Enita br Sitepu, Dwita br Situmorang, Steven Pasaribu, dan teman- teman Permata GBKP Runggun Sei Batang Serangan yaitu Guntur Sitepu,


(3)

Ryan Sitepu, Adrian Tarigan, Ruben Tarigan, Renhard Sembiring, Andri Bangun, Andreas Brahmana, Jos Tarigan, Abram Ginting, Pison Sipahutar, Putra Tarigan, Ester br Meliala, Olivia br Brahmana, Erin br Sitepu, Vania br Sitepu, Pingkan br Sitepu, Jessy br Sembiring dan seluruh Permata yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu. Juga kepada saudara-saudara penulis yaitu bibi, bapak, kakak, abang, iting, bulang dan biring yang selalu mendoakan penulis. Dan juga kepada teman-teman yang lain yaitu Nico Ginting, Regen Ginting, Atoes Gultom, Francius Munthe, Irja Tarigan, Tuah Ginting dan Keriahenta Tarigan.

Begitu pula kepada pihak- pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yakni kepada :

1. Bapak Prof. Dr Azhar Maksum, M. Ec.Ac, Ak. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafrudin Ginting S, MAFIS, AK dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, AK selaku ketua Departemen dan Sekertaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, AK. dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, AK. Selaku Ketua dan Sekertaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Drs. Firman Syarif, M.Si, AK. Selaku dosen pembimbing dari penulis. 5. Drs. Erwin Abubakar, MBA. AK Selaku dosen pembaca penilai dari penulis.

Penulis juga berterima kasih kepada seluruh Dosen Fakultas Ekonomi khususnya Departemen Akuntansi dan kepada seluruh karyawan PT CIMB NIAGA


(4)

Tbk Wilayah Medan Sumatera Utara. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga pengalaman dan pengetahuan yang penulis peroleh selama melakukan riset atau penelitian ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca.

Medan, Agustus 2013 Penulis

Friska Defa Novlia br Sembiring NIM : 090503192


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...7

1.3.1 Tujuan Penelitian ...7

1.3.2 Manfaat Penelitian ...8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis... 9

2.1.1 Kepuasan Pengguna SIA ... 9

2.1.1.1 Teori Perilaku ... 9

2.1.1.2 Pengertian Kepuasan Pengguna ...18

2.1.1.3 Metode Mengukur Kepuasan Pengguna ...19

2.1.1.4 Pengertian SIA ...21

2.1.1.5 Komponen SIA ...23

2.1.1.6 Fungsi SIA ...24

2.1.1.7 Manfaat dan Tujuan SIA ...26

2.1.1.8 Kualitas SIA ...27

2.1.2 Dukungan Manajemen Puncak ...29

2.1.3 Ukuran Organisasi ...34

2.1.4 Budaya Organisasi ...37

2.1.5 Komitmen Organisasi ...45

2.1.6 Struktur Organisasi ...48

2.1.7 Kematangan Organisasi ...52

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ...53

2.3 Kerangka Konseptual ...58

2.4 Hipotesis ...59

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ...60

3.2Tempat dan Waktu penelitian ...60

3.2.1 Tempat Penelitian ...60

3.2.2 Waktu Penelitian ...60


(6)

3.4Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...62

3.5Skala Pengukuran Variabel ...64

3.6Populasi dan Sampel Penelitian...65

3.6.1 Populasi Penelitian ...65

3.6.2 Sampel Penelitian ...65

3.7Jenis Data ...66

3.8Metode Pengumpulan Data ...67

3.9 Uji Kualitas Data ...67

3.9.1 Pengujian Validitas Data ...67

3.9.2 Pengujian Reliabilitas Data ...68

3.10 Uji Asumsi Klasik ...68

3.10.1 Uji Normalitas ...68

3.10.2 Uji Multikolinearitas ...69

3.10.3 Uji Heterokedastisitas ...70

3.11 Analisis Regresi Linier Berganda ...70

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Pembahasan ...72

4.2Hasil Penelitian ...73

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas...73

4.2.2 Uji Asumsi Klasik...78

4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda...83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...88

5.2 Saran ...91


Dokumen yang terkait

Budaya Organisasi Yang Diterapkan Oleh PT. Pupuk Iskandar Muda Kantor Pemasaran Wilayah Sumatera Utara

21 464 61

Pengaruh Budaya Organisasi dan Persepsi Dukungan Organisasi terhadap Komitmen Karyawan pada Organisasi

1 64 120

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, MOTIVASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. MUSTIKASARI Pengaruh Budaya Organisasi, Motivasi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan CV.Mustikasari Sragen.

0 6 16

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. JAMU AIR MANCUR Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Jamu Air Mancur Wonogiri.

0 4 14

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASI DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA ORGANISASI Pengaruh Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi Dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Organisasi (Studi Pada Dinas Pendapatan, Pengolahan Keuangan D

0 0 14

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASI DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA ORGANISASI Pengaruh Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi Dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Organisasi (Studi Pada Dinas Pendapatan, Pengolahan Keuangan D

0 0 21

Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Komitmen Organisasi.

0 4 24

Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi: Studi pada Organisasi Lintas Budaya.

1 5 32

BAB II LANDASAN TEORI A. KOMITMEN KARYAWAN PADA ORGANISASI 1. Definisi Komitmen Karyawan pada Organisasi - Pengaruh Budaya Organisasi dan Persepsi Dukungan Organisasi terhadap Komitmen Karyawan pada Organisasi

0 0 27

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN KARYAWAN PADA ORGANISASI

0 1 15