Kualitas Perangkat Lunak Absensi Sidik Jari Dampaknya Terhadap Disiplin Dan Prestasi Kerja Di PT. Kagum Karya Husada Bandung

(1)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan Pada Program Studi Sistem Informasi

Jenjang Sarjana Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Oleh :

AGUS SETIAWAN NIM. 1.05.06.085

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

i

Perangkat lunak absensi sidik jari adalah perangkat lunak yang digunakan oleh PT. Kagum Karya Husada Bandung untuk melakukan evaluasi dan monitoring kehadiran para pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dengan kata lain adalah untuk melihat tingkat disiplin dan prestasi para karyawan serta memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya kepada pimpinan dan bagian kekaryawanan yang berhubungan dengan kedisiplinan karyawan berupa absensi kehadiran kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kualitas perangkat lunak sidik jari dampaknya terhadap disiplin dan prestasi karyawan di PT. Kagum Karya Husada Bandung.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan di PT. Kagum Karya Husada Bandung yang berjumlah 28 karyawan. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan kuesioner. Untuk analisis data menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment, koefisien determinasi dan uji t dan uji F untuk menguji hipotesisnya. Sedangkan pengolahan data menggunakan program SPSS 15 For Windows.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yaitu secara parsial disiplin kerja dipengaruhi secara dominan oleh perangkat lunak absensi sidik jari di PT. Kagum Karya Husada Bandung. Secara parsial prestasi kerja karyawan tidak dipengaruhi secara dominan oleh perangkat lunak absensi sidik jari. Secara parsial implementasi disiplin kerja berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan di PT. Kagum Karya Husada Bandung. Dan secara simultan kualitas perangkat lunak absensi sidik jari secara bersama- sama dengan disiplin kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja karyawan di PT. Kagum Karya Husada Bandung.

Kata Kunci : Kualitas Software/Perangkat Lunak, Perangkat Lunak Absensi Sidik Jari, Disiplin Kerja, Prestasi Kerja Karyawan.


(3)

(4)

ii

Fingerprint absent software is software that is used by PT. Kagum Karya Husada Bandung for evaluating and monitoring the presence of employees in accordance with applicable regulations, in other words is to see the level of discipline and achievement of employees as well as provide information as complete as possible to the leadership related discipline in the form of absent employees attendance work. The purpose of this study was to determine how much the quality of the fingerprint absent software impact on the discipline and performance of employees in PT. Kagum Karya Husada Bandung.

The research method used is descriptive and verifikatif. The unit of analysis in this study were all employees at PT. Kagum Karya Husada Bandung totaling 28 employees. Data collection techniques by means of observation, interviews and questionnaires. For data analysis using Pearson Product Moment correlation technique, determination coefficient and the t test and F test to test the hypothesis. While processing the data using SPSS 15 For Windows.

Results of research has been conducted by researchers working discipline that is partially influenced predominantly by the fingerprint absent software in PT. Kagum Karya Husada Bandung. Partial work performance of employees are not influenced predominantly by the fingerprint absent software. On partial implementation work disciplinary effect on the work performance of employees in PT. Kagum Karya Husada Bandung. And simultaneously the quality of the fingerprint absent software together with the discipline of work has a significant effect on work performance of employees in PT. Kagum Karya Husada Bandung.

Keywords: Quality Software / Software, The Fingerprint Absent Software, Work Discipline, Employee Achievement.


(5)

iii

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “KUALITAS PERANGKAT LUNAK ABSENSI SIDIK JARI

DAMPAKNYA TERHADAP DISIPLIN DAN PRESTASI KERJA

KARYAWAN DI PT. KAGUM KARYA HUSADA BANDUNG ”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak mengalami kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis tidak lepas dari bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih terutama kepada Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati,. Dra,. SE,. M.Si yang telah memberikan bantuan serta saran dalam penyelesaian Skripsi ini. Semoga Allah membalas kebaikan dan melimpahkan Rahmat dan Karunia – Nya. Amin. Tak lupa juga penulis dengan penuh rasa syukur, mengucapkan terima kasih yang mendalam, serta penghargaan yang tidak terhingga yang penulis sampaikan kepada :

1. Dr.Ir.Eddy Soeryanto Soegoto M.Sc, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.


(6)

iv

telah memberikan bantuan, pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Citra Noviyasari, S.Si.,MT selaku Dosen Penguji I sekaligus Dosen Wali MI-2 yang telah banyak membantu selama perkuliahan dan memberikan masukan yang sangat besar bagi penulis.

6. Ibu Lusi Melian, S.Si.,MT. selaku Dosen Penguji II seminar skripsi yang telah memberikan masukan yang besar bagi penulis.

7. Terimakasih buat Mamah (SARTINAH) ku tercinta yang sudah banyak memberikan doa dan support yang sangat luar biasa untuk Agus, selalu memberikan kasih sayang dan restu serta memberikan segala yang terbaik dalam hidup ini. Bapak (WASIMIN) ku tercinta yang selalu tidak ada henti-hentinya manemani, memberi dorongan materil maupun moril.

8. Untuk kakak ku tersayang AYU dan ANDRI terima kasih banyak atas dukungannya baik itu dalam bentuk moril ataupun materil terhadap penulis, juga keluarga besar selalu memberikan semangat dan doanya.

9. Bapak Nandang dan Bapak Vedy Aditya Nugraha selaku pembimbing di PT. Kagum Karya Husada Bandung yang telah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini, terima kasih atas bimbingannya selama penulis melaksanakan observasi.


(7)

v

yang selalu dapat dirasakan ketika kita bersama dan kalian lah yang selalu setia mendukung penulis dalam keadaan apapun.

11.Teman-teman seperjuangan yang telah membantu menyelesaikan Skripsi ini terutama (Ayu, Upehh, Dhea, Eldy, Benk-benk, Ervin, Rangga, Rudi, dll) terima kasih untuk segala bentuk bantuanya.

12.Untuk MI-2 angkatan 2006 (Evie, Ahonk, Aconk, Akung, Adai, Abang, Via, Erick, Sura, Katro, dll) terima kasih atas do’a dan perhatiannya.

13.Untuk bapak-bapak SATPAM Unikom yang sudah bantu saya menjaga motor, dan selalu memberikan motivasi dan semangat buat saya.

14.Dan terima kasih untuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu, yang telah membantu kelancaran penulisan Skripsi ini.

Tiada manusia yang sempurna, karenanya penulis sangat menyadari adanya keterbatasan ilmu dan kemampuan yang dimiliki, sehingga dalam penyusunan Skripsi ini banyak terdapat kekurangan.


(8)

vi

Penulis mendoakan semoga segala bantuan yang diberikan kepada penulis hingga Skripsi ini selesai akan di balas oleh Allah SWT. Amien.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bandung, Agustus 2011

Penulis,

Agus Setiawan NIM. 1.05.06.085


(9)

1

1.1. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat yang disertai dengan berbagai jenis bentuk dan manfaatnya pada saat ini sangat menggembirakan. Banyak hal yang dapat diambil serta dimanfaatkan oleh manusia untuk menunjang kehidupan agar lebih baik. Salah satu contoh teknologi informasi yang mengalami perkembangan pesat sejak ditemukan pada tahun 1940-an ialah teknologi komputer.

Komputer dengan segala kelengkapannya telah mampu memberikan kemudahan yang dibutuhkan. Berbagai informasi yang memerlukan kecepatan dan akurasi tinggi, telah dapat dipenuhi dengan bantuan perangkat tersebut. Teknologi informasi modern tersebut telah menembus batas jarak dan waktu yang sering menjadi kendala dalam kehidupan masyarakat. Dengan kemampuannya dalam pengolahan data secara cepat dan akurat, penyajian informasi secara menarik dan mudah dibaca, serta kemudahan pengoperasiannya, perangkat komputer sangat efektif dan layak digunakan untuk mendukung pekerjaan rutin para pemakainya.

Pemanfaatan komputer pada sekarang ini sangat luas mulai dari bidang ekonomi, hiburan, keamanan, juga termasuk penggunaan dibidang pendidikan dan pemanfaatan dibidang lainnya. Dengan kemajuan dan perkembangan teknologi


(10)

komputer yang sangat cepat, harus juga di imbangi dengan SDM yang juga harus memadai dan mendukung dalam pemanfaatan teknologi komputer tersebut.

Sumber Daya manusia (SDM) merupakan modal dasar bagi perkembangan suatu perusahaan, oleh karena itu maka kualitas SDM senantiasa harus dikembangkan dan diarahkan agar bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam mewujudkan misi dan visi perusahaan maka organisasi dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang dimilikinya seoptimal mungkin, supaya dapat memberikan ‘added value’ bagi organisasi tersebut. Oleh karena itu untuk mewujudkannya, diperlukan SDM yang terampil dan handal di bidangnya. Salah satu cara untuk mengembangkan sumber daya manusia dalam perusahaan yaitu dengan jalan meningkatkan kompetensi individu karyawan pada perusahaan tersebut.

Peranan teknologi informasi terhadap kemajuan organisasi sudah tidak diragukan lagi. Dengan dukungan teknologi informasi yang baik maka sebuah perusahaan akan memiliki berbagai keunggulan kompetitif sehingga mampu bersaing dengan perusahaan lain.

Dalam mengatasi masalah tersebut sebagian besar perusahaan menerapkan berbagai teknologi informasi khususnya yaitu perangkat lunak untuk mendukung seluruh kegiatan di dalam perusahaan. Hal ini juga dilakukan oleh PT. Kagum Karya Husada Bandung.

PT. Kagum Karya Husada adalah sebuah hukum berbentuk Perseroan Terbatas yang didirikan pada 1 Desember 2008. PT. Kagum Karya Husada


(11)

adalah anak perusahaan dari PT. Kagum Group, PT. Kagum Karya Husada bergerak dibidang usahakonstruksi sebagai pengembang dan General Contractor. Kagum Group adalah sebuah group usaha yang terdiri dari unit usaha retail fashion, hotel beserta rusunami. Sesuai dengan program rumah tinggal hak milik bersubsidi yang sedang ramai dibicarakan. Kagum group melihat ini adalah suatu peluang bisnis di bidang properti yang cukup menjanjikan, maka Kagum Group pun mulai merambah ke dunia properti dengan menambah anak usaha yaitu PT. Kagum Karya Husada untuk membangun proyek rusunami yaitu rusunami The Jarrdin dan kantor ini digunakan juga sebagai kantor pemasaran proyek Rusunami The Jarrdin.

PT. Kagum Karya Husada Bandung saat ini telah memakai software /perangkat lunak absensi menggunakan sidik jari. Perangkat lunak ini dibuat dalam rangka pembinaan pegawai khususnya untuk melakukan evaluasi dan monitoring kehadiran para pegawai sesuai dengan ketentuan yang belaku. Perangkat lunak ini juga sangat penting karena data absensi sangat diperlukan untuk menghitung gaji karyawan. Selain itu, hal yang sangat penting dari data absensi ialah untuk menilai prestasi kerja karyawan yakni dengan melihat tingkat kedisiplin para karyawan tersebut dapat dinilai dari kehadiran jam masuk serta jam keluar kantor para karyawan.

Untuk mencapai produktivitas kerja karyawan yang tinggi bukan hal yang mudah untuk dilaksanakan. Faktor yang sangat penting untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi adalah pelaksanaan disiplin kerja dari para karyawan, karena hal tersebut merupakan salah satu faktor penentu untuk


(12)

menujang prestasi kerja seorang karyawan didalam perusahaannya. Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Hasibuan,2002: 193). Sedangkan prestasi kerja dapat didefinisikan sebagai suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas waktu, kecakapan, kesungguhan, serta pengalaman (Hasibuan, 2004).

Disiplin kerja disini adalah mengenai disiplin waktu kerja, dan disiplin dalam menaati peraturan yang telah ditetapkan dalam perusahaan. Dengan adanya kesadaran yang tinggi dalam melaksanakan aturan-aturann perusahaan yang diwujudkan dalam disiplin kerja yang tinggi, maka suatu produktivitas kerja juga akan tercapai dan secara tidak langsung prestasi kerja pun telah dimiliki oleh karyawan. Kedisiplinan bukan hanya indikasi adanya semangat dan kegairahan kerja, melainkan dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan.

Tabel 1.1

Perbandingan sebelum dan sesudah pemakaian perangkat lunakabsensi sidik jari

Kelemahan

Sebelum menggunakan perangkat lunak Absensi

menggunakansidik jari

Setelah menggunakan perangkat lunak Absensi

menggunakansidik jari Manipulasi atau

hilangnya kartu absensi

Mungkin terjadi kartu absensi dapat dipertukarkan antar rekan sekerja

Tidak mungkin terjadi Tidak menggunakan kartu absensi, sidik jari seseorang selalu unik (tidak ada yang sama).

Ketidakjujuran karyawan via “buddy punching‿ (teman sekerja yang mencatatkan

kehadiran)

Seringkali terjadi. Kartu absensi digunakan bersama-sama

Tidak mungkin terjadi karena sidik jari tidak dapat digunakan oleh rekan sekerjanya yang lain.

sistem pelaporan Dilakukan secara manual, kemungkinan kesalahan penyalinan data dari kartu absensi cukup besar

Kemungkinan Kesalahan dalam pembuatan laporan sangatlah kecil.


(13)

Kesalahan/ ketidakakuratan pencatatan waktu kerja karyawan

Kurang akurat. Pencetak waktu dapat diset atau reset manual, sehingga mungkin dapat menjadi tidak akurat

Akurat Pencatatan waktu menggunakan komputer, sangat akurat

Sumber Data : PT. Kagum Karya Husada

Berdasarkan tabel 1.1 diatas dapat dilihat perbedaan yang signifikan dalam kedisiplinan karyawan. Secara besarannya, disiplin kerja dinilai kurang baik dikarenakan karyawan belum memiliki suatu alat yang dapat mengatasi masalah yang terjadi. Dengan adanya perangkat lunak absensi menggunakan sidik jari tersebut, banyak masalah-masalah yang sebelumnya terjadi dapat teratasi dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh perangkat lunak tersebut. Oleh karena itu sudah semestinya kualitas disiplin dan prestasi kerja karyawan semakin meningkat dengan adanya aplikasi tersebut.

Namun kekurangan dalam proses penggunaan aplikasi ini masih saja terjadi, yakni pada saat merekam jari karyawan, dikhususkan menggunakan ibu jari saja dan jari harus benar-benar dalam keadaan bersih, jika tidak, maka sidik jari akan sulit terekam. Seharusnya perangkat lunak tersebut selain dapat merekam jari, perangkat lunak ini juga harus dapat membaca tangan, bentuk wajah, suara, dan retina agar dapat berjalan dengan semestinya. Selain itu masalah yang timbul yaitu kurangnya ketegasan yang diberikan pimpinan kepada karyawan bila mengabsen lebih dari jam masuk dan jam keluar yang telah ditentukan, apabila karyawan melanggar aturan yang telah ditetapkan maka pimpinan hanya menegur dan memotong beberapa persen dari penghasilan tambahan yang diberikan kepada karyawan tersebut.


(14)

Disiplin kerja yang telah dilakukan pegawai di PT. Kagum Karya Husada Bandung berjalan dengan baik dan dilakukan dengan kesadaran diri dan penuh rasa tanggung jawab namun bisa dikatakan kurang optimal. Hal ini dapat dilihat dari penyimpangan yang dilakukan oleh pegawai yakni kurang tertibnya pegawai dalam menggunakan jam kerja. Dengan diterapkannya perangkat lunak absensi menggunakan sidik jari diharapkan para karyawan akan lebih meningkatkan kedisiplinan dalam menggunakan jam kerja, dengan kata lain mentaati peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan agar tujuan perusahaan dapat berjalan lancar dan karyawan dapat berprestasi dalam memberikan kontribusi kepada perusahaan tersebut.

Tingginya disiplin kerja pegawai akan mampu mencapai prestasi kerja yang maksimal, baik itu disiplin waktu, tata tertib atau peraturan yang telah ditetapkan dalam perusahaan tersebut. Untuk lebih mengefektifkan peraturan yang dikeluarkan dalam rangka menegakkan kedisiplinan perlu teladan dari seorang pimpinan. Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan pegawai agar mencapai suatu prestasi karena pimpinan dijadikan panutan oleh para pegawainya. Dengan diterapkannya perangkat lunak absensi sidik jari diharapkan para karyawan akan lebih meningkatkan tingkat kedisiplinan dan prestasi yang baik.

Berdasarkan Uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kualitas perangkat lunak absensi sidik jari kaitanya dengan disiplin dan prestasi kerja karyawan dengan menetapakan judul:


(15)

Kualitas Perangkat Lunak Absensi Sidik Jari Dampaknya Terhadap Disiplin dan Prestasi kerja Karyawan di PT. Kagum Karya Husada Bandung”.

1.2. Identifikasi dan rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan dan setelah penulis melakukan penelitian pada PT. Kagum Karya Husada yang berada di Kota Bandung, maka penulis mengidentifikasikan masalah yang akan diteliti diantaranya yaitu :

1. Belum tersedianya fitur yang membantu dalam pengalihan absensi selain dengan sidik jari.

2. Belum adanya ketegasan terhadap sanksi yang tidak mematuhi aturan absensi.

1.2.1. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis merumuskan permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Bagaimana perangkat lunak absensi sidik jari yang sedang berjalan di PT. Kagum Karya Husada Bandung.

2. Bagaimana tanggapan karyawan atas diterapkannya perangkat lunak absensi sidik jari di PT. Kagum Karya Husada Bandung.

3. Bagaimana tanggapan karyawan atas diterapkannya disiplin kerja di PT. Kagum Karya Husada Bandung.

4. Bagaimana tanggapan karyawan atas prestasi kerja karyawan di PT. Kagum Karya Husada Bandung.


(16)

5. Seberapa besar kualitas perangkat lunak absensi sidik jari dampaknya terhadap disiplin kerja karyawan di PT. Kagum Karya Husada Bandung. 6. Seberapa besar kualitas perangkat lunak absensi sidik jari dampaknya

terhadap prestasi kerja karyawan di PT. Kagum Karya Husada Bandung. 7. Seberapa besar pengaruh disiplin kerja terhadap prestasi kerja karyawan di

PT. Kagum Karya Husada Bandung.

8. Seberapa besar kualitas perangkat lunak absensi sidik jari dampaknya terhadap disiplin dan prestasi kerja karyawan di PT. Kagum Karya Husada Bandung baik secara simultan dan parsial.

1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk mendapatkan data dan informasi yang relevan mengenai kualitas perangkat lunak absensi menggunakan mesin sidik jari, yang nantinya akan digunakan untuk memberikan gambaran mengenai kualitas perangkat lunak absensi menggunakan mesin sidik jari dampaknya terhadap disiplin dan prestasi kerja karyawan di PT. Kagum Karya Husada Bandung.

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perangkat lunak absensi sidik jari yang sedang berjalan di PT. Kagum Karya Husada Bandung.

2. Untuk mengetahui tanggapan karyawan atas diterapkannya perangkat lunak absensi sidik jari di PT. Kagum Karya Husada Bandung.


(17)

3. Untuk mengetahui tanggapan karyawan atas diterapkannya disiplin kerja di PT. Kagum Karya Husada Bandung.

4. Untuk mengetahui tanggapan karyawan atas diterapkannya prestasi kerja karywan di PT. Kagum Karya Husada Bandung.

5. Untuk mengetahui kualitas perangkat lunak absensi sidik jari dampaknya terhadap disiplin kerja karyawan di PT. Kagum Karya Husada Bandung.

6. Untuk mengetahui kualitas perangkat lunak absensi sidik jari dampaknya terhadap prestasi kerja karyawan di PT. Kagum Karya Husada Bandung.

7. Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap prestasi kerja karyawan di PT. Kagum Karya Husada Bandung.

8. Untuk mengetahui kualitas perangkat lunak absensi sidik jari dampaknya terhadap disiplin dan prestasi kerja karyawan di PT. Kagum Karya Husada Bandung baik secara simultan dan parsial.

1.4. Kegunaan/Manfaat Penelitian

Semua informasi yang dihasilkan dikumpulkan melalui penelitian dan studi literatur ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik bagi penulis, PT. Kagum Karya Husada Bandung maupun Pihak lain.

1.4.1. Kegunaan Praktis 1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna serta sumbangan pemikiran bagi perusahaan dalam mengambil keputusan terkait dengan penerapan perangkat lunak absensi sidik jari.


(18)

2. Bagi Karyawan

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi karyawan dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan pelaksanaan disiplin kerja yang selama ini dilaksanakan.

1.4.2. Kegunaan Akademis

Adapun kegunaan penelitian ini adalah dapat bermanfaat secara akademis sebagai berikut :

1. Bagi Pengembangan Ilmu

Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pentingnya arti suatu kedisiplinan dalam hal apapun, terutama mengenai dampak kualitas perangkat lunak absensi sidik jari terhadap disiplin dan prestasi kerja karyaawan.

2. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan informasi bagi peneliti lain baik secara langsung maupun secara tidak langsung mengenai perangkat lunak absensi sidik jari ataupun dalam hal pelaksanaan disiplin dan prestasi kerja.

1.5.Lokasi dan Waktu Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Kualitas Perangkat Lunak Absensi Sidik Jari Dampaknya Terhadap Disiplin dan Prestasi kerja Karyawan di PT. Kagum Karya Husada Bandung, maka tempat yang akan dilakukan penelitian adalah di PT. Kagum Karya Husada, yaitu di Jln. Cipaganti No. 90 Bandung.


(19)

Adapun jadwal penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2 Jadwal Penelitian

No. Kegiatan

Bulan

Maret '11 April '11 Mei '11 Juni '11 Juli '11 Agustus '11 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

1 PreSurvei: a. Persiapan judul skripsi b. Persiapan teori pendukung judul skripsi c. Pengajuan judul skripsi d. Cari perusahaan 2 Proses Usulan Penelitian (BAB 1-3): a. Penulisan UP b. Bimbingan UP C. Seminar UP d. Revisi UP

3 Penyusunan Skripsi: a. Pengumpulan Data b. Pengolahan dan Analisis Data c. Bimbingan dan Penulisan Skripsi d. Sidang Skripsi


(20)

12

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Software / Perangkat Lunak

Nama lain dari software disebut juga dengan perangkat lunak. Seperti nama lainnya itu, yaitu perangkat lunak, sifatnya pun berbeda dengan hardware atau perangkat keras, jika perangkat keras adalah komponen yang nyata yang dapat dilihat dan disentuh oleh manusia, maka software atau perangkat lunak tidak dapat disentuh dan dilihat secara fisik, perangkat lunak memang tidak tampak secara fisik dan tidak berwujud benda tapi kita bisa mengoperasikannya.

Menurut Roger Pressman (2002:10) Software atau perangkat lunak merupakan perintah (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja yang diinginkan. Perangkat lunak ini merupakan catatan bagi mesin untuk menyimpan perintah, maupun dokumen serta arsip lainnya. Keberadaan software atau perangkat lunak dalam sistem komputer merupakan hal yang penting. Perangkat lunak ini merupakan perintah-perintah yang disusun oleh programmer untuk dapat memberdayakan sumber daya yang dimiliki oleh komputer tersebut. Dalam kegunaannya perangkat lunak berguna untuk menerjemahkan bahasa yang digunakan manusia untuk dimengerti oleh bahasa mesin komputer yaitu true atau false. Dapat disimpulkan bahwa perangkat keras


(21)

atau hardware tidak dapat digunakan jika sistem perangkat lunak tidak ada di dalam sistem komputer.

Menurut Jogiyanto (2005:358) mengatakan bahwa perangkat lunak (software) adalah:

“Teknologi yang canggih dari perangkat keras akan berfungsi apabila instruksi-instruksi tertentu telah di berikan kepada perangkat keras tersebut. Instruksi-instruksi tersebut disebut dengan perangkat lunak (software).”

Perangkat lunak (PL) atau software adalah sebuah perangkat yang terdiri dari item-item / objek-objek yang merupakan konfigurasi dari :

1) Program : perintah (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan

2) Dokumen : menggambarkan operasi dan kegunaan program

3) Data : struktur data yang memungkinkan program memanipulasi informasi secara proporsional

2.1.1.1. Karakteristik Perangkat Lunak

Adapun karakteristik dari karakteristik Perangkat Lunakini yaitu diantaranya: 1) Perangkat Lunak (software) merupakan suatu produk, sekaligus sarana untuk

membangun suatu produk

2) Perangkat Lunak (software) dibangun dan dikembangkan (engineered, not manufactures). Berbeda dengan perangkat keras (hardware), Perangkat Lunak (software) dibuat dengan suatu perancangan yang kemudian setelah jadi dapat


(22)

dikembangkan lebih lanjut. Biaya untuk Perangkat Lunak (software) dikonsentrasikan pada pengembangan.

3) Perangkat Lunak (software) tidak pernah usang (wear out) namun memburuk (deteriorate). Perangkat Lunak (software) tidak pernah usang karena adanya perawatan memungkinkan pengembangan Perangkat Lunak (software) untuk menyesuaikan dengan kebutuhan baru. Namun sekali Perangkat Lunak (software) rusak, maka tidak dapat diganti dengan Perangkat Lunak (software) lain, namun harus dilakukan pembuatan ulang karena tidak ada suku cadang dalam Perangkat Lunak (software) (berbeda dengan hardware). 4) Sampai saat ini kebanyakan Perangkat Lunak (software) masih dibuat

menurut pesanan (custom built) 2.1.1.2. Klasifikasi Perangkat Lunak

Perangkat lunak secara umum dapat di bagi 2 yaitu perangkat lunak sistem dan perangkat lunak aplikasi.

1. Perangkat Lunak Aplikasi / Application Software

Perangkat lunak aplikasi adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna. Biasanya dibandingkan dengan perangkat lunak sistem yang mengintegrasikan berbagai kemampuan komputer, tapi tidak secara langsung menerapkan kemampuan tersebut untuk mengerjakan suatu tugas yang menguntungkan pengguna. Contoh utama perangkat lunak aplikasi adalah pengolah kata, lembar kerja, dan pemutar media. Beberapa contoh dari perangkat


(23)

lunakaplikasi yaitu Open Office, Google Chrome web browser, GIMP. (sumber : id.wikipedia.org).

2. Sistem Operasi

Sistem operasi adalah perangkat lunak sistem yang bertugas untuk melakukan kontrol dan manajemen perangkat keras serta operasi-operasi dasar sistem, termasuk menjalankan perangkat lunak aplikasi seperti program-program pengolah kata dan web browser. Secara umum sistem operasi menempati urutan pertama pada memori komputer pada saat komputer mulai di hidupkan, setelah itu baru perangkat lunak - perangkat lunak lainnya mulai di jalankan. Contoh dari sistem operasi adalah Microsoft Windows, Linux, Solaris, Macintosh. (sumber : id.wikipedia.org)

2.1.1.3. Kualitas Perangkat Lunak

Menurut Roger Pressman (2002:10) Kualitas perangkat lunak adalah gabungan yang komplek dari berbagai faktor yang akan bervariasi pada aplikasi dan pelanggan yang berbeda yang membutuhkannya.

American Heritage Dictionary mendefinisikan kata kualitas sebagai “sebuah karakteristik atau atribut dari sesuatu”. Sebagai atribut dari sesuatu, kualitas mengacu pada karakteristik yang dapat diukur-sesuatu yang dapat dibandingkan dengan standar yang sudah diketahui.

Perangkat Lunak dikatakan baik apabila dapat secara utuh dan “sempurna” memenuhi kriteria spesifik dari organisasi perusahaan yang membutuhkan. Hal ini sering di istilahkan sebagai pemenuhan terhadap “User requirement” atau


(24)

kebutuhan pengguna. Faktor yang mempengaruhi kualitas perangkat lunak dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok besar, yaitu:

1. Faktor yang dapat secara langsung diukur.

2. Faktor yang tidak dapat secara langsung diukur.

Pada tahun 2002, beberapa daftar karakteristik Kualitas perangkat lunak ditampilkan, seperti James McCall dan Barry Boehm. Mengetahui kesulitan pada definisi kualitas perangkat lunak yang baik dengan cara, misalnya menjadikan kesenangan kepada kesalahan perangkat lunak yang dapat ditolerir dan diperbaiki. Untuk beberapa „ketahanan‟(robustness) yang berarti toleransi kesalahan input pada perangkat lunak, dengan kemampuan untuk merubah kode program tanpa menampilkan kesalahan. Standard ISO 9126 pertama kali diperkenalkan pada tahun 1991 melalui pertanyaan tentang definisi Kualitas perangkat lunak. Dokumen halaman-13 yang asli didesain sebagai fondasi lebih jauh, lebih detail, dan memiliki standard yang dapat diolah. Dokumen standard ISO 9126 sangat panjang. Hal ini dikarenakan orang memiliki motivasi berbeda yang memungkinkan untuk tertarik pada kualitas perangkat lunak :

a. Acquirer adalah orang yang memperoleh perangkat lunak dari supplier eksternal.

b. Developer adalah orang yang membangun produk perangkat lunak.

c. Evaluator independent adalah orang yang menetapkan kualitas produk perangkat lunak – tidak untuk dirinya sendiri tetapi untuk komunitas user –


(25)

misalnya melalui jenis tool tertentu dari sebuah perangkat lunak sebagai bagian dari aktifitas profesional.

ISO 9126 telah membagi dokumen menjadi tiga bagian kebutuhan. Disamping ukuran bagian dokumentasi, ISO 9126 tidak hanya mendefinisikan atribut kualitas perangkat lunak. Standard ISO 14598 memisahkan prosedur yang seharusnya dibawa saat menaksir derajat produk perangkat lunak untuk menyesuaikan diri pada karakteristik kualitas ISO 9126 yang dipilih. Hal ini mungkin saja tidak diperlukan, tetapi disetujuinya ISO 14598 dapat digunakan untuk menyelesaikan penilaian dalam membedakan bagian karakteristik kualitas pada ISO 9126 yang dibutuhkan.

User pada konteks ini adalah orang yang tidak hanya bekerja secara nyata pada sistem perangkat lunak yang akan dibuat, tetapi juga orang yang akan merawat dan meningkatkan perangkat lunak. Ide kualitas dalam penggunaan underlines adalah Bagaimana mempersiapkan kualitas perangkat lunak sebagai atribut yang tidak hanya berlaku pada perangkat lunak tetapi juga pada konteks penggunaan. Mengambil skenario IOE sebagai contoh, misalnya variasi prosedur invoicing yang akan dipertimbangkan, tergantung pada tipe produk yang akan disajikan. Hal ini mungkin saja terdapat perbedaan input yang dibutuhkan pada situasi yang berbeda untuk perhitungan jumlah klien. Katakan invoices 95% yang digunakan dimiliki tipe produk A dan sisanya 5% ke produk B. Jika perangkat lunak ditulis secara khusus untuk aplikasi ini, maka di samping pengujian yang baik, beberapa kesalahan yang mungkin akan ditemukan, terdapat pada cara sistem operasional. Selagi dilaporkan dan diperbaiki, perangkat lunak mungkin


(26)

saja dapat menjadi lebih „dewasa‟ sehingga kesalahan perangkat lunak menjadi jarang. Hal ini terjadi jika ada kecepatan menukar antara produk B lebih mudah mengeluarkan faktur dari pada peningkatan jumlah transaksi produk B. Oleh karena itu, perubahan penggunaan perangkat lunak harus melibatkan perubahan kebutuhan perangkat lunak, apa yang dapat diterima ke satu user mungkin tidak diterima oleh user lain.

Dalam Software Quality Journal, 11:3, July 2003, ISO 9126 mengidentifikasi bahwa indikator yang mempengaruhi kualitas perangkat lunak (software) yaitu :

1. Functionality : Suitability, Accuracy, Compliance, Security. 2. Reliability : Maturity, Fault Tolerance, recovrability 3. Usability : Understandability, Learnability, Operability. 4. Efficiency : Time Behavior, Resource behavior.

5. Maintainbility : Analyzability, Changeability, Stability, Testability.

2.1.2. Perangkat Lunak Absensi Sidik Jari

Perangkat lunak absensi adalah aplikasi yang dibuat oleh Datascrip Business Sollutions dan diterapkan di PT. Kagum Karya Husada Bandung untuk memenuhi kebutuhan karyawannya dalam melakukan pekerjaan dalam hal kehadiran terutama pada pendokumentasian dan memonitoring jam masuk dan jam keluar kerja.


(27)

Definisi perangkat lunakabsensi menurut (Vedy :2011)

“Sebuah perangkat lunak administrasi absensi yang dikembangkan untuk mempermudah dalam proses pencatatan data absen masuk dan keluar, serta memproses data tersebut yang dapat digunakan untuk sistem penggajian dan sistem yang lainnya”.

Tujuan dari penggunaan perangkat lunak ini adalah :

1. Melakukan evaluasi dan monitoring kehadiran para pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dengan kata lain adalah untuk melihat tingkat disiplin agar menunjang suatu prestasi kerja para karyawan.

2. Kemudahan dan kenyamanan dalam proses absensi pada karyawan dan dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam pembuatan laporan absensi bagi unit kerja, khususnya bagian kekaryawanan.

3. Memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya kepada pimpinan dan bagian kekaryawanan yang berhubungan dengan kedisiplinan karyawan yang dapat dijadikan dasar dalam penilaian karyawan dalam menunjang prestasi kerja karyawan.

2.1.3. Disiplin Kerja

Setiap perusahaan pada umumnya menginginkan agar para karyawan yang bekerja dapat mematuhi tata tertib atau peraturan yang telah ditetapkan. Dengan ditetapkannya peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis, diharapkan agar para karyawan dapat melaksanakan sikap disiplin dalam bekerja sehingga produktivitasnya pun meningkat. Disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya


(28)

dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya (Sastrohadiwiryo, 2001 : 291).

Disiplin kerja dapat pula dikatakan sebagai kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya, kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak. (Hasibuan, 2002 : 193) Berdasrkan dua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah sikap pada pegawai untuk berperilaku sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dimana dia bekerja.

Disiplin yang mantap pada hakekatnya akan tumbuh dan terpancar dari hasil kesadaran manusia. Disiplin yang tidak bersumber dari hati nurani manusia akan menghasilkan disiplin yang lemahdan tidak bertahan lama. Disiplin akan tumbuh dan dapat dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan dengan keteladanan-keteladanan tertentu, yang harus dimulai sejak ada dalam lingkungan keluarga, mulai pada masa kanak-kanak dan terus tumbuh berkembang dan menjadikannya bentuk disiplin yang semakin kuat.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin mengacu pada pola tingkah laku, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Adanya hasrat yang kuat untuk melaksanakan sepenuhnya apa saja telah menjadi norma, etika dan kaidah yang berlaku.

2. Adanya perilaku yang terkendali 3. Adanya ketaatan.


(29)

Dengan demikian disiplin kerja dapat dilihat dari :

1. Kepatuhan karyawan terhadap tata tertib yang berlaku termasuk tepat waktu dan tanggung jawabnya pada pekerjaan.

2. Bekerja sesuai dengan prosedur yang ada. 3. Memelihara perlengkapan kerja dengan baik.

Disiplin dalam bekerja sangatlah penting sebab dengan kedisiplinan tersebut diharapkan sebagian besar peraturan ditaati oleh para karyawan, bekerja sesuai dengan prosedur, dan sebagainya sehingga pekerjaan terselesaikan secara efektif dan efesien serta dapat meningkatkan produktivitasnya. Oleh karena itu bila karyawan tidak menggunakan aturan-aturan yang ditetapkan dalam perusahaan, maka tindakan disiplin merupakan langkah terakhir yang bisa diambil terhadap seorang pegawai yang performansi kerjanya dibawah standar. Tindakan disiplin ini dapat berupa teguran-teguran (reprimands), penskoran (suspension), penurunan pangkat atau gaji (reductions in rank or pay) dan pemecatan (firing).

Tindakan disiplin ini tidak termasuk pemberhentian sementara atau penurunan jumlah tenaga kerja yang disebabkan oleh pengurangan anggaran atau kurangnya kerja. Tindakan-tindakan disipliner ini disebabkan oleh kejadian-kejadian perilaku khusus dari pegawai yang menyebabkan rendahnya produktivitas atau pelanggaran-pelanggaran aturan-aturan instansi (Gomes, 2000 : 232).

Pelaksanaan disiplin berangkat dari asumsi bahwa sejumlah permasalahan lainnya sudah diatasi, seperti mengenai rancangan pekerjaan (job design), seleksi, orientasi, penilaian, performansi, pelatihan dan kompensasi.


(30)

Ada beberapa indikator yang dapat mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi diantaranya (Soejono, 2000) :

1. Ketepatan waktu

2. Mampu memanfatkan dan menggunakan perlengkapan dengan baik 3. Menghasilkan pekerjaan yang memuaskan

4. Mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh perusahaan 5. Memiliki tanggung jawab yang tinggi

2.1.3.1. Jenis-jenis Disiplin Kerja

Menurut Handoko (2008 : 208), disiplin kerja dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :

1. Disiplin Preventif

Merupakan kegiatan yang dilakukan dengan maksud untuk mendorong para karyawan agar secar sadar mentaati berbagai standart dan aturan, sehingga dapat dicegah berbagai penyelewengan atau pelanggaran. Lebih utama dalam hal ini adalah dapat ditumbuhkan “ Self Dicipline” pada setiap karyawan tanpa kecuali. Manajemen mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan suatu iklim disiplin preventif dimana berbagai standar diketahui dan dipahami. Untuk memungkinkan iklim yang penuh disiplin kerja tanpa paksaan tersebut perlu kiranya standart itu sendiri bagi setiap karyawan, dengan demikian dicegah kemungkinan-kemungkinan timbulnya pelanggaran-pelanggaran atau penyimpangan dari standart yang ditentukan.


(31)

2. Disiplin Korektif

Disiplin ini merupakan kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran yang telah terjadi terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif ini dapat berupa suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan (disciplinary action).

3. Disiplin Progresif

Disiplin ini berarti memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang. Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengambil tindakan korektif sebelum hukuman-hukuman yang lebih serius dilaksanakan. Disiplin progresif juga memungkinkan manajemen untuk membantu karyawan memperbaiki kesalahan.

Disiplin dapat dibedakan berdasarkan tingkatannya, yaitu (Prijodarminto, 2004 : 25) :

1. Disiplin Pribadi

Disiplin pribadi sebagai perwujudan disiplin yang lahir dari kepatuhan atas aturan-aturan yang mengatur perilaku individu.

2. Disiplin Kelompok

Disiplin kelompok sebagai perwujudan yang lahir dari sikap taat, patuh terhadap aturan-aturan (hukum) dan norma-norma yang berlaku pada kelompok atau bidang-bidang kehidupan manusia.


(32)

3. Disiplin Nasional

Disiplin nasional yakni wujud disiplin yang lahir dari sikap patuh yang ditunjukkan oleh seluruh lapisan masyarakat terhadap aturan-aturan, nilai yang belaku secara nasional.

Dalam setiap oragnisasi atau perusahaan yang diinginkan adalah jenis disiplin reventif yang timbul dari diri sendiri atas dasar kerelaan dan kesadaran. Akan tetapi dalam kenyataan selalu mengatakan bahwa disiplin itu lebih banyak disebabkan adanya paksaan dari luar dan hak-hak karyawan sudah menjadi alat pengenalan yang tepat kepada disiplin karyawan, karena hak-hak karyawan seringkali merupakan masalah dalam kasus-kasus disiplin karyawan. Demikian juga dalam penelitian ini jenis-jenis disiplin kerja yang dikaji adalah disiplin preventif yang dilaksanakan untuk mendorong pegawai agar mengikuti aturan yang telah ditetapkan.

2.1.3.2. Pendekatan Dalam Disiplin

Sistem disiplin karyawan dapat dipandang suatu penerapan modifikasi perilaku untuk karyawan bermasalah atau karyawan yang tidak produktif. Disiplin yang terbaik adalah jelas disiplin diri, karena sebagian beasr orang memahami apa yang diharapkan dari dirinya di pekerjaan dan biasanya karyawan diberi kepercayaan untuk menjalankan pekerjaannya secara efektif. Adapun pendekatan-pendekatan dalam disiplin kerja karyawan (Mathis dkk, 2002: 314) adalah : 1. Pendekatan Disiplin Positif

Pendekatan disiplin positif dibangun berdasarkan filosofi bahwa pelanggaran merupakan tindakan yang biasanya dapat dikoreksi secara konstruktif


(33)

tanpa perlu hukuman. Dalam pendekatan ini fokusnya adalah pada penemuan fakta dan bimbingan untuk mendorong perilaku yang diharapkan, dan bukannya menggunakan hukuman (penalti) untuk mencegah perilaku yang tidak diharapkan. Kekuatan pendekatan positif ini dalam disiplin adalah fokusnya

Pada pemecahan masalah. Juga, karena karyawan merupakan partisipan aktif selama proses tersebut, maka perusahaan yang menggunakan pendekatan ini cenderung memenangkan tuntutan hukum jika karyawan mengajukan tuntutan. Kesulitan utama dengan pendekatan positif terhadap disiplin adalah jumlah waktu yang sangat lama untuk melatih para supervisor dan manajer yang diperlukan. 2. Pendekatan Disiplin Progresif

Disiplin progresif melembagakan sejumlah langkah dalam membentuk perilaku karyawan. Kebanyakan prosedur disiplin progresif menggunakan peringatan lisan dan tulisan sebelum berlanjut ke PHK. Dengan demikian, disiplin progresif menekankan bahwa tindakantindakan dalam memodifikasi perilaku akan bertambah berat secara progresif (bertahap) jika karyawan tetap menunujukkan perilaku yang tidak layak.

2.1.3.3. Tingkat dan Jenis Sanksi Disiplin Kerja

Menurut Sastrohadiwiryo (2001:293) tujuan utama mengadakan sanksi disiplin kerja bagi pegawai yang melanggar norma-norma perusahaan adalah memperbaiki dan mendidik para pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin. Sansi atas pelanggaran disiplin yang dijatuhkan haruslah setimpal dengan pelanggaran disiplin yang dilakukan sehingga secara adil dapat diterima. Pada umumnya sebagai pegangan menajer meskipun tidak mutlak, tingkat dan jenis


(34)

sanksi disiplin kerja terdiri atas sanksi disiplin berat, sanksi disiplin sedang, dan sanksi disiplin ringan.

1. Sanksi Disiplin Berat

Sanksi disiplin berat misalnya :

a. Tingkat jabatan yang setingkat lebih rendah dari jabatan / pekerjaan yang diberikan sebelumnya.

b. Pembebasab dari jabatan / pekerjaan untuk dijadikan sebagai pegawai biasa bagi yang memegang jabatan.

c. Pemutusan hubungan kerja dengan hormat atas permintaan sendiri pegawai yang bersangkutan.

d. Pemutusan hubungan kerja tidak dengan hormat sebagai pegawai di perusahaan.

2. Sanksi Disiplin Sedang

Sanksi Disiplin Sedang misalnya :

a. Penundaan pemberian kompensasi yang sebelumnya telah dirancang sebagaimana pegawai lainnya.

b. Penurunan upah sebesar satu kali upah yang biasanya diberikan, harian, mingguan, atau bulanan.

c. Penundaan program promosi bagi pegawai yang bersangkutan pada jabatan yang lebih tinggi.

3. Sanksi Disiplin Ringan


(35)

a. Teguran lisan kepada pegawai yang bersangkutan b. Teguran Tertulis

c. Pernyataan tidak puas secara tertulis 2.1.4 Prestasi Kerja

Untuk mampu bersaing pada era global sebuah organisasi atau perusahaan harus memiliki sumber daya yang baik, khususnya sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah sumber daya manusia yang dapat berprestasi maksimal. Prestasi kerja yang tinggi menunjukkan kepuasan yang paling nyata dirasakan oleh seseorang yang mempunyai motif keberhasilan yang tinggi. Kepuasan biasanya terletak pada prestasi kerja yang tinggi, bukan pada imbalan yang diterima seperti dalam bentuk upah dan gaji. Bagi kebanyakan orang, menerima upah dan gaji merupakan alat yang memungkinkannya memuaskan berbagai kebutuhannya dengan lebih baik. Akan tetapi, pertimbangan demikian bukan merupakan pertimbangan utama bagi yang mempunyai motif keberhasilan yang tinggi. Baginya uang memang tetap penting, tetapi maknanya bukan sekadar alat pemuas kebutuhan, melainkan sebagai umpan balik atas penilaian atasannya terhadap prestasi kerja. Apabila dikaitkan dengan pelanggan/konsumen dan organisasi, prestasi kerja sangat penting diperhatikan. Prestasi kerja yang tinggi pada seorang karyawan akan bermuara pada kepuasan pelanggan. Selain itu, prestasi kerja karyawan yang tinggi akan berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi secara keseluruhan.


(36)

Menurut Hasibuan (2002) prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya, yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan.

Dari definisi diatas dapat dipahami bahwa prestasi kerja lebih menekankan pada hasil atau yang diperoleh dari sebuah pekerjaan sebagai kontribusi pada perusahaan.

2.1.4.1 Faktor Pengaruh Penting Prestasi Kerja

Menurut Martoyo (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan atau produktivitas kerja karyawan adalah motivasi, kepuasan kerja, tingkat stres, kondisi fisik pekerjaan, system kompensasi, aspek-aspek ekonomi, aspek- aspek teknis, perilaku lainnya. Menurut Hasibuan (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja adalah kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan.

Blumberg & Pringle (dalam Jewell & Siegall, 1990) juga menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang menentukan prestasi kerja seseorang, yaitu kesempatan, kapasitas, dan kemauan untuk melakukan prestasi. Kapasitas terdiri dari usia, kesehatan, keterampilan, inteligensi, keterampilan motorik, tingkat pendidikan, daya tahan, stamina, dan tingkat energi. Kemauan terdiri dari motivasi, kepuasan kerja, status pekerjaan, kecemasan, legitimasi, partisipasi, sikap, persepsi atas karakteristik tugas, keterlibatan kerja, keterlibatan ego, citra diri, kepribadian, norma, nilai, persepsi atas ekspektasi peran, dan rasa keadilan. Sedangkan kesempatan meliputi alat, material, pasokan, kondisi kerja, tindakan


(37)

rekan kerja, perilaku pimpinan, mentorisme, kebijakan, peraturan, prosedur organisasi, informasi, waktu, serta gaji. Sementara faktor personal meliputi ciri sifat kepribadian (personality trait), senioritas, masa kerja, kemampuan ataupun keterampilan yang berkaitan dengan bidang pekerjaan dan kepuasan hidup. Untuk faktor personal, faktor yang juga penting dalam mempengaruhi prestasi kerja adalah faktor status dan masa kerja. Pada umumnya, orang yang telah memiliki status pekerjaan yang lebih tinggi biasanya telah menunjukkan prestasi kerja yang baik. Status pekerjaan tersebut dapat memberikannya kesempatan untuk memperoleh masa kerja yang lebih baik, sehingga kesempatannya untuk semakin menunjukkan prestasi kerja juga semakin besar.

Diantara berbagai faktor organisasional, faktor yang paling penting adalah faktor sistem imbal jasa, dimana faktor tersebut akan diberikan dalam bentuk gaji, bonus, ataupun promosi. Selain itu, faktor organisasional kedua yang juga penting adalah kualitas pengawasan (supervision quality), dimana seorang bawahan dapat memperoleh kepuasan kerja jika atasannya lebih kompeten dibandingkan dirinya. Prestasi kerja dipengaruhi oleh dua hal utama, yaitu faktor organisasional (perusahaan) dan faktor personal Zeitz (dalam Baron & Byrne, 1994). Faktor organisasional meliputi sistem imbal jasa, kualitas pengawasan, beban kerja, nilai dan minat, serta kondisi fisik dari lingkungan kerja.

2.1.4.2 Penilaian Prestasi Kerja

Menilai prestasi kerja merupakan pekerjaan sulit terutama dalam menetapkan kriteria pekerjaan, Menurut Flippo (2004), pengukuran prestasi


(38)

kerja dapat dilakukan melalui penilaian antara lain

1. Kualitas kerja, yakni berkaitan dengan ketepatan, keterampilan, ketelitian, dan kerapian pelaksanaan pekerjaan.

2. Kuantitas kerja, yakni berkaitan dengan pelaksanaan tugas reguler dan tambahan.

3. Ketangguhan, yakni berkaitan dengan ketaatan mengikuti perintah, kebiasaan mengikuti peraturan, keselamatan, inisiatif, dan ketepatan waktu kehadiran.

4. sikap, yakni menunjukkan seberapa jauh tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan serta memberi tugas kepada bawahannya.

Seorang karyawan mungkin menjalankan pekerjaan yang dibebankan kepadanya dengan baik, mungkin pula tidak. Jika bawahan sudah melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya dengan baik, maka hal ini yang diharapkan pimpinan.

2.1.5 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian

2.1.5.1 Keterkaitan antar Variabel Kualitas Perangkat Lunak Absensi Terhadap Variabel Disiplin Kerja Karyawan.

Kualitas perangkat lunak (software) sangatlah penting dalam suatu perusahaan atau instansi, karena kedisiplinan karyawan merupakan hal yang utama dalam meningkatkan kemajuan perusahaan atau instansi. Perkembangan perusahaan atau instansi ini bergantung dari karyawan agar tujuan dari perusahaan atau instansi ini terpenuhi dengan baik dan benar.


(39)

Sedangkan disiplin merupakan kegiatan yang dilakukan dengan maksud untuk mendorong para karyawan agar secar sadar mentaati berbagai standart dan aturan, sehingga dapat dicegah berbagai penyelewengan atau pelanggaran. Lebih utama dalam hal ini adalah dapat ditumbuhkan “ Self Dicipline” pada setiap karyawan tanpa kecuali.

Keterkaitan kualitas perangkat lunak (software) dengan disiplin kerja terdapat dalam At Issue in the American Workplace ( posted on 2006 by Richard L. Swansbro ), mengatakan bahwa :

“The lack optimalization of existing absenteeism record system is the factor which causing the hardness in getting reliable information to be applied to employee’s discipline. So, in order to discipline the workers, an adequate information technology is needed to achieve a well-form report”.

Dalam bahasa Indonesia artinya :

“Kurangnya optimalisasi sistem pencatatan ketidakhadiran yang ada adalah faktor yang menyebabkan kekerasan dalam mendapatkan informasi yang dapat dipercaya saat diterapkan untuk mendisiplinkan karyawan. Jadi, untuk disiplin para pekerja, teknologi informasi yang memadai diperlukan untuk mencapai berupa sebuah laporan baik”.

“A system such fingerprint system can also help a company to solve discipline problem such workers absenteeism”.

Dalam bahasa Indonesia artinya :

“Sebuah sistem sidik jari tersebut juga dapat membantu perusahaan untuk memecahkan masalah seperti disiplin absensi pekerja”.


(40)

2.1.5.2 Keterkaitan antar Variabel Disiplin Kerja karyawan dan Prestasi Kerja Karyawan.

Telah disimpulkan bahwa disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya, maka dari itu prestasi kerja dapat dinilai dari segi kedisiplinan seorang karyawan.

Keterkaitan disiplin kerja dengan prestasi kerja dalam JURNAL ILMU ADMINISTRASI VOLUME 3, NOMOR 1, APRIL 2007, mengatakan bahwa :

“pengukuran prestasi kerja dilakukan dengan menggunakan intensitas kehadiran karyawan, kemampuan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, kejujuran dan ketelitian, kerja sama, jiwa kepemimpinan, dan perytanggungjawaban hasil kerja. sehubungan dengan itu, keberadaan disiplin kerja sangat diperlukan dalam suatu perusahaan, sebab bila berada dalam suasana disiplin kerja perusahaan akan dapat melaksanakan program- program kerjanya untuk mencapai sasaran yang telah ditentuakan”.

2.1.5.3 Keterkaitan antar Variabel Kualitas Perangkat Lunak Absensi Terhadap Variabel Prestasi Kerja Karyawan.

Suatu perangkat lunak sangat berpengaruh bagi sebuah instansi atau perusahaan, karena perangkat lunak digunakan sebagi jalur untuk mendapatkan


(41)

komunikasi penting sebagai dasar informasi dalam pengambilan keputusan oleh atasan terhadap kerja para karyawannya.

perangkat lunak absensi sidik jari yang dipakai pada PT. Kagum Karya Husada Bandung bertujuan memberikan jawaban untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi perusahaan dalam meningkatkan produktivitas kinerja para karyawannya sehingga kinerja yang telah di tetapkan oleh perusahaan dapat tercapai.

Keterkaitan antara variabel kualitas perangkat lunak absensi sidik jari (X) dengan variabel prestasi kerja karyawan (Y) Mengacu pada : Jurnal Teknik Informatika Vol. 4, No 7 Juni 2006 yang mengatakan bahwa:

“kemanfaatan (usefulness) sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa penggunaan suatu subyek tertentu akan dapat meningkatkan prestasi kerja orang tersebut. Berdasarkan definisi tersebut dapat diartikan bahwa kemanfaatan dari penggunaan komputer dapat meningkatkan kinerja, prestasi kerja orang yang menggunakannya”.

2.2 Kerangka Pemikiran

Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat yang disertai dengan berbagai jenis bentuk dan manfaatnya pada saat ini sangat menggembirakan. Banyak hal yang dapat diambil serta dimanfaatkan oleh manusia untuk menunjang kehidupan agar lebih baik. Salah satu contoh teknologi informasi yang mengalami perkembangan pesat ialah teknologi komputer.

Berbagai informasi yang memerlukan kecepatan dan akurasi tinggi, telah dapat dipenuhi dengan bantuan perangkat tersebut. Teknologi informasi modern


(42)

tersebut telah menembus batas jarak dan waktu yang sering menjadi kendala dalam kehidupan masyarakat. Dengan kemampuannya dalam pengolahan data secara cepat dan akurat, penyajian informasi secara menarik dan mudah dibaca, serta kemudahan pengoperasiannya, perangkat komputer sangat efektif dan layak digunakan untuk mendukung pekerjaan rutin para pemakainya.

Untuk itu diperlukan suatu sistem yang sudah terkomputerisasi yang diharapkan mampu membatu mempermudah pekerjaan karyawan didalam suatu perusahaan, sistem yang dimaksud berupa perangkat lunak (software).

perangkat lunak (software) adalah sekumpulan data elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer, data elektronik yang disimpan oleh komputer itu dapat berupa program atau instruksi yang akan menjalankan suatu perintah.

Menurut Jogiyanto (2005:358) mengatakan bahwa perangkat lunak (software) adalah:

“Teknologi yang canggih dari perangkat keras akan berfungsi apabila instruksi -instruksi tertentu telah di berikan kepada perangkat keras tersebut. Instruksi-instruksi tersebut disebut dengan perangkat lunak (software).”

Menurut Roger Pressman (2002:10) Software atau perangkat lunak merupakan perintah (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja yang diinginkan.

Perangkat lunak (PL) atau software adalah sebuah perangkat yang terdiri dari item-item / objek-objek yang merupakan konfigurasi dari :


(43)

4) Program : perintah (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan

5) Dokumen : menggambarkan operasi dan kegunaan program

6) Data : struktur data yang memungkinkan program memanipulasi informasi secara proporsional.

Saat ini penggunaan perangkat lunak (software) sudah mencangkup dibeberapa bidang dalam perusahaan contohnya penggajian, persediaan, penjualan. Namun dalam hal membahas tentang perangkat lunak absensi sidik jari. Perangkat lunak absensi yang baik sekarang ini ada yang disebut biometrics, yaitu perangkat lunak absensi menggunakan data dari tubuh manusia. Ada beberapa metode yang digunakan dalam metode biometrics, diantaranya melalui sidik jari, tangan, bentuk wajah, suara, dan retina. Metoda yang sering digunakan ialah dengan menggunakan sidik jari, hal ini tentunya dengan berbagai keunggulan yang dimilikinya dibandingkan dengan metode yang lainnya. Dengan perangkat lunak absensi menggunakan sidik jari, maka setiap penggunanya akan dideteksi secara akurat sehingga pengguna tidak dapat diwakilkan saat mengabsen.

Perangkat lunak absensi menurut Vedy (2011) adalah :

“ Sebuah perangkat lunak administrasi absensi yang dikembangkan untuk mempermudah dalam proses pencatatan data absen masuk dan keluar, serta memproses data tersebut yang dapat digunakan untuk sistem penggajian dan sistem yang lainnya ”.


(44)

1. Melakukan evaluasi dan monitoring kehadiran para pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dengan kata lain adalah untuk melihat tingkat disiplin agar menunjang suatu prestasi kerja para karyawan. 2. Kemudahan dan kenyamanan dalam proses absensi pada karyawan dan

dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam pembuatan laporan absensi bagi unit kerja, khususnya bagian kekaryawanan.

3. Memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya kepada pimpinan dan bagian kekaryawanan yang berhubungan dengan kedisiplinan karyawan yang dapat dijadikan dasar dalam penilaian karyawan dalam menunjang prestasi kerja karyawan.

Tidak dapat dipungkiri dengan adanya perangkat lunak ini, sangat mengambil manfaat lebih banyak dari sistem yang sudah ada sebelumnya. Dengan adanya perangkat lunak ini tentunya akan menyelesaikan masalah-masalah klasik pencatatan absensi, yaitu diantaranya buddy punching, kartu yang hilang, pencatatan absensi yang kurang akurat, hingga keamanan informasi. Pada awalnya mungkin perangkat lunak absensi yang menggunakan teknologi informasi akan memakan banyak biaya namun demikian jika dilihat manfaat dan jangka waktu yang lama sistem yang terkomputerisasi dengan teknologi informasi akan mendapatkan manfaat yang menguntungkan bagi perusahaan.

Dalam Software Quality Journal, 11:3, July 2003, ISO 9126 mengidentifikasi bahwa indikator yang mempengaruhi kualitas perangkat lunak (software) yaitu :


(45)

2. Reliability : Maturity, Fault Tolerance, recovrability 3. Usability : Understandability, Learnability, Operability. 4. Efficiency : Time Behavior, Resource behavior.

5. Maintainbility : Analyzability, Changeability, Stability, Testability.

Disiplin yang mantap pada hakekatnya akan tumbuh dan terpancar dari hasil kesadaran manusia. Disiplin yang tidak bersumber dari hati nurani manusia akan menghasilkan disiplin yang lemah dan tidak bertahan lama. Disiplin akan tumbuh dan dapat dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan dengan keteladanan-keteladanan tertentu, yang harus dimulai sejak ada dalam lingkungan keluarga, mulai pada masa kanak-kanak dan terus tumbuh berkembang dan menjadikannya bentuk disiplin yang semakin kuat.

Ada beberapa indikator yang dapat mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi diantaranya (Soejono, 2000) :

1. Ketepatan waktu

2. Mampu memanfatkan dan menggunakan perlengkapan dengan baik 3. Menghasilkan pekerjaan yang memuaskan

4. Mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh perusahaan 5. Memiliki tanggung jawab yang tinggi

Menurut Hasibuan (2000:190) disiplin adalah fungsi operatif keenam dari Manajemen Sumber Daya Manusia.

Menurut (Sastrohadiwiryo, 2001 : 291) Disiplin kerja adalah :

“Suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk


(46)

menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya”.

Menurut(Hasibuan, 2002 : 193) menyatakan bahwa disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku.

Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya, kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak. Berdasrkan dua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah sikap pada pegawai untuk berperilaku sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dimana dia bekerja. Sedangkan tindakan disiplin itu sendiri adalah pengurangan yang dipaksakan oleh pimpinan terhadap imbalan yang diberikan oleh organisasi karena adanya suatu kasus tertentu. Tindakan disiplin ini tidak termasuk pemberhentian sementara atau penurunan jumlah tenaga kerja yang disebabkan oleh kejadian-kejadian perilaku khusus dari pegawai yang menyebabkan rendahnya produktivitas atau pelanggaran-pelanggaran aturan-aturan instansi. Disiplin yang mantap pada hakekatnya akan tumbuh dan terpancar dari hasil kesadaran manusia. Disiplin yang tidak bersumber dari hati nurani manusia akan menghasilkan disiplin yang lemah dan tidak bertahan lama. Disiplin akan tumbuh dan dapat dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan dengan keteladanan-keteladanan tertentu, yang harus dimulai sejak ada dalam lingkungan keluarga, mulai pada masa kanak-kanak dan terus tumbuh berkembang dan menjadikannya bentuk disiplin yang semakin kuat.


(47)

kedisiplinan karyawan suatu organisasi diantaranya (Hasibuan, 2002 : 195) :

Prestasi kerja yang tinggi menunjukkan kepuasan yang paling nyata dirasakan oleh seseorang yang mempunyai motif keberhasilan yang tinggi. Kepuasan biasanya terletak pada prestasi kerja yang tinggi, bukan pada imbalan yang diterima seperti dalam bentuk upah dan gaji. Bagi kebanyakan orang, menerima upah dan gaji merupakan alat yang memungkinkannya memuaskan berbagai kebutuhannya dengan lebih baik. Akan tetapi, pertimbangan demikian bukan merupakan pertimbangan utama bagi yang mempunyai motif keberhasilan yang tinggi. Baginya uang memang tetap penting, tetapi maknanya bukan sekadar alat pemuas kebutuhan, melainkan sebagai umpan balik atas penilaian atasannya terhadap prestasi kerja. Apabila dikaitkan dengan pelanggan/konsumen dan organisasi, prestasi kerja sangat penting diperhatikan. Prestasi kerja yang tinggi pada seorang karyawan akan bermuara pada kepuasan pelanggan. Selain itu, prestasi kerja karyawan yang tinggi akan berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi secara keseluruhan.

Menurut Hasibuan (2002) prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya, yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan.

Dari definisi diatas dapat dipahami bahwa prestasi kerja lebih menekankan pada hasil atau yang diperoleh dari sebuah pekerjaan sebagai kontribusi pada perusahaan.


(48)

faktor yang juga penting dalam mempengaruhi prestasi kerja adalah faktor status dan masa kerja. Pada umumnya, orang yang telah memiliki status pekerjaan yang lebih tinggi biasanya telah menunjukkan prestasi kerja yang baik. Status pekerjaan tersebut dapat memberikannya kesempatan untuk memperoleh masa kerja yang lebih baik, sehingga kesempatannya untuk semakin menunjukkan prestasi kerja juga semakin besar.

Menilai prestasi kerja merupakan pekerjaan sulit terutama dalam menetapkan kriteria pekerjaan, Menurut Flippo (2004), pengukuran prestasi kerja dapat dilakukan melalui penilaian antara lain

1. Kualitas kerja, yakni berkaitan dengan ketepatan, keterampilan, ketelitian, dan kerapian pelaksanaan pekerjaan.

2. Kuantitas kerja, yakni berkaitan dengan pelaksanaan tugas reguler dan tambahan.

3. Ketangguhan, yakni berkaitan dengan ketaatan mengikuti perintah, kebiasaan mengikuti peraturan, keselamatan, inisiatif, dan ketepatan waktu kehadiran.

4. Sikap, yakni menunjukkan seberapa jauh tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan serta memberi tugas kepada bawahannya.

Seorang karyawan mungkin menjalankan pekerjaan yang dibebankan kepadanya dengan baik, mungkin pula tidak. Jika bawahan sudah melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya dengan baik, maka hal ini yang diharapkan pimpinan.


(49)

Tabel 2.1

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya

No. Peneliti Judul Perbedaan Persamaan

1. DIDIK EKO PRASETIA 2008, PRESENSI SIDIK JARI KARYAWAN PT.PRIMATEXCO MENGGUNAKAN DELPHI DENGAN DATABASE MICROSOFT SQL SERVER 2005

- Peneliti sebelumnya hanya membahas tentang kualitas software absensi fingerprint sedangkan pada penelitian ini membahas tentang Kualitas Perangkat Lunak Absensi Sidik Jari Dampaknya Terhadap Disiplin dan Prestasi Kerja Karyawan.

- Obyek teliti pada penelitian sebelumnya adalah pada PT. Primatexco sedangkan penelitian ini adalah pada PT. kagum Karya Husada bandung

- Baik penelitian sebelumnya maupun penelitian ini, sama-sama membahas tentang dampak kualitas Perangkat Lunak(software) Absensi Sidik Jari (fingerprint).

2. Richard L. Swansbro 2006

Absenteeism: At Issue in the American Workplace

- Dalam jurnal ini menjelaskan tentang keterkaitan antara hubungan antara system informasi absensi fingerprint terhadap disiplin kerja sedangkan penelitian ini

menjelaskan seberapa besar Perangkat Lunak Absensi Sidik Jari dampaknya terhadap disiplin dan prestasi kerja karyawan.

- Jurnal dan penelitian ini sama-sama membahas mengenai hubungan antara Perangkat Lunak(software) Absensi Sidik Jari (fingerprint) terhadap disiplin kerja karyawan.


(50)

3. Andi Setiadi 2010 Dampak Kualitas Software Absensi menggunakan Fingerprint terhadap Disiplin kerja karyawan di LAPAN Bandung,

- Peneliti sebelumnya membahas tentang kualitas software absensi fingerprint terhadap disiplin kerja karyawan sedangkan pada penelitian ini membahas tentang Kualitas Perangkat Lunak Absensi Sidik Jari Dampaknya Terhadap Disiplin dan Prestasi Kerja

Karyawan. - Obyek teliti pada

penelitian sebelumnya adalah pada LAPAN Bandung sedangkan penelitian ini adalah pada PT. kagum Karya Husada Bandung

- Baik penelitian sebelumnya maupun penelitian ini, sama-sama membahas tentang dampak kualitas Perangkat Lunak(software) Absensi Sidik Jari (fingerprint) terhadap disiplin kerja karyawan.

4. Jurnal Ilmu Administrasi Volume 3, Nomor 1, April 2007

Analisa Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Operasional Biak,

- Dalam jurnal disini menjelaskan tentang pengaruh disiplin kerja terhadap prestasi kerja karyawan sedangkan penelitian ini

menjelaskan tentang kualitas Perangkat Lunak Absensi Sidik Jari Dampaknya Terhadap Disiplin dan Prestasi Kerja

Karyawan.

- Baik penelitian sebelumnya maupun penelitian ini, sama-sama membahas tentang hubungan antara disiplin kerja dan prestasi kerja karyawan.

5. Jurnal Teknik Informatika Vol. 4, No 7, Juni 2006 (Fahmi Natigor nasution) Penggunaan Teknologi Informasi Berdasarkan Aspek Perilaku (BEHAVIORAL ASPECT)

- Dalam jurnal ini menjelaskan tentang kemanfaatan dari penggunaan komputer dapat meningkatkan prestasi kerja orang yang menggunakannya.

- Penelitian sebelumnya meupun penelitian ini menjelaskan tentang adanya keterkaitan antara teknologi komputer terhadap prestasi kerja


(51)

Berdasarkan uraian dan teori keterkaitan diatas, penulis menuangkan kerangka pemikirannya dalam bentuk skema kerangka pemikiran sebagai berikut : Construction of a Systemic Quality Model for Evaluating a Software

Absenteeism Product (2003)

At Issue in The American Workplace ( posted on 2006 by Richard L. Swansbro )

Jurnal Teknik Informatika Volume 4, No 7, Juni 2006

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pemikiran

Var Z Prestasi Kerja Karyawan

1. Kualitas kerja 2. Kuantitas kerja 3. Ketangguhan kerja 4. Sikap

(ISSN1410-4628-2007, Flippo, 2004)

Var Y

Disiplin Kerja Karyawan 1. Ketepatan waktu

2. Mampu memanfatkan dan menggunakan perlengkapan dengan baik

3. Menghasilkan pekerjaan yang Memuaskan

4. Mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh perusahaan 5. Memiliki tanggung jawab

yang tinggi

(Soejono, 2000) Var X

Perangkat Lunak Absensi Sidik Jari

penggolongan faktor-faktor atau dimensi-dimensi yang mempengaruhi kualitas suatu perangkat lunak (software)

yaitu:

1. Functionality

2. Reliability

3. Usability

4. Efficiency

(ISO 9126 Software Quality Journal,11:3, July 2003)


(52)

2.3 Hipotesis

Hipotesis adalah merupakan kesimpulan sementara yang diungkapkan peneliti dalam membuat dugaan sementara tentang suatu kasus yang sedang diteliti.

Hipotesis menurut Sarwono (2005:72) didefinisikan sebagai berikut : “Pengujian hipotesis adalah suatu pernyataan yang belum terbukti mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih variabel yang dibuat didasarkan kerangka teori atau model analisis. Terkadang hipotesis merupakan jawaban pertanyaan penelitian.”

Dari kerangka pemikiran yang telah dikemukakan di atas, maka diajukan suatu hipotesis sebagai berikut :

Kualitas Perangkat Lunak Absensi Sidik Jari Berdampak terhadap Disiplin dan Prestasi Kerja Karyawan pada PT. Kagum Karya Husada Bandung”.


(53)

45

3.1. Objek Penelitian

Pengertian objek penelitian secara umum merupakan permasalahan yang dijadikan topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan penelitian. Penentuan objek penelitian sangat penting dikarenakan untuk menunjang kegiatan selama penelitian, sehingga hal-hal yang diperlukan dalam penelitian akan mudah dicapai.

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan objek penelitian yaitu Kualitas Perangkat Lunak Absensi Sidik Jari Dampaknya Terhadap Disiplin dan Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. Kagum Karya Husada Bandung. Sehingga dalam penelitian ini dapat diketahui tiga variabel, yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) dan (Z). Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Kualitas Perangkat Lunak Absensi Sidik Jari sedangkan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah disiplin Kerja Karyawan dan variabel terikat (Z) dalam penelitian ini adalah prestasi Kerja Karyawan Pada PT. Kagum Karya Husada Bandung.

3.1.1. Sejarah Perusahaan

PT. Kagum Karya Husada adalah sebuah anak perusahaan dari PT. Kagum Group, PT. Kagum Karya Husada bergerak dibidang usaha Konstruksi sebagai


(54)

Pengembang dan General Contractor. Kagum Group adalah sebuah group usaha yang terdiri dari unit usaha retail fashion, hotel beserta rusunami.

Henry Husada sebagai President Director sekaligus pemilik daripada Kagum Grup ini, ia memulai usahanya pada tahun 1990 dengan mendirikan satu buah toko pakaian yang dikenal dengan nama Korek Api Jeans dan berkembang menjadi beberapa outlet yang semua tokonya dinamakan sesuai dengan tokoh-tokoh Super Hero di JL. Cihampelas. Seiring dengan perkembangannya, maka didirikanlah sebuah badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas (PT) pada tahun 2000 dengan nama PT Renaldijaya Ekainti (PT Rejeki) yang merupakan bagian daripada PT Eka Mandiri Anugerah Sejahtera (PT Emas). Kota Bandung merupakan kota yang seringkali dijadikan tempat pariwisata belanja baik week-end maupun long week-end bagi sejumlah wisatawan domestik maupun mancanegara, akan tetapi jumlah hotel yang tersedia amat sangat minim. Henry Husada melihat hal ini merupakan peluang bisnis yang sangat menjanjikan, maka beliau tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dengan merambah ke bisnis Hotel. Hingga kini, sesuai dengan program pemerintah mengenai rumah tinggal bersubsidi, Kagum Group pun tidak mau ketinggalan dengan membangun sebuah Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami). Sesuai dengan program rumah tinggal hak milik bersubsidi yang sedang ramai dibicarakan kagum group melihat ini adalah suatu peluang bisnis di bidang properti yang cukup menjanjikan, maka Kagum Group pun mulai merambah ke dunia properti dengan


(55)

menambah anak usaha yaitu PT. Kagum Karya Husada untuk membangun proyek rusunami yaitu rusunami The Jarrdin.

PT. Kagum Karya Husada adalah badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas yang didirikan dengan Akta No. 1 tanggal 3 Juli 2007 dibuat oleh Elisa Kurniati, SH,MH. Notaris di Bandung, yang dalam kegiatan perusahaan menjalankan kegiatan usaha :

a. Perdagangan umum dalam arti yang seluas-luasnya.

b. Anggaran Dasar perseroan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manuasia Republik Indonesia tanggal 4 September 2007 dengan No.W8-02582 HT.01.01 TH 2007.

Dalam Risalah Rapat tertanggal 1 Desember 2008 No.2 dihadapan Notaris yang sama telah ditetapkan tambahan kegiatan usaha perseroan yang baru diantaranya adalah menjalankan usaha di Bidang Pembangunan dalam arti yang seluas-luasnya termasuk sebagai Pengembang dan General Contractor.

PT. Kagum Karya Husada saat ini memiliki beberapa kantor pemasaran yang ada di kota-kota besar, seperti :

1. Bandung : Jl. Cipaganti No.90 telepon no.2037676 fax no. 022-2037722 dimana kantor ini digunakan juga sebagai kantor pemasaran proyek Rusunami The Jarrdin @ Cihampelas

2. Jakarta : Untuk melayani permintaan konsumen dari Jakarta telah disediakan juga kantor pemasaran yang berlokasi di Ruko Mediterania Gajah


(56)

Mada Plaza Blok C-9 Jl. Gajah Mada Jakarta Barat telepon no.021-63875179 fax 021-63875503

Perseroan yang melakukan usaha dilokasi tersebut diatas dipimpin oleh seorang Direktur Utama dan Direktur Proyek yang didukung oleh beberapa tenaga Staff yang cukup berpengalaman dalam bidang keuangan dan konstruksi serta bidang properti, dengan tenaga kurang lebih 28 orang tenaga Marketing professional yang handal, yang terbukti telah cukup berhasil dalam memasarkan unit apartement yang tersedia.

3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

Sesuai dengan Visi dan Misi perseroan, kegiatan perseroan dibidang usaha property akan terus ditingkatkan dengan rencana pengembangan sebagai berikut: a. Diharapkan dengan bantuan pendanaan dari pihak bank dan lembaga

keuangan lainnya, perseroan akan terus melanjutkan usaha pembangunan proyek-proyek properti baru lainnya baik di kota Bandung dan Jakarta sesuai dengan master plan pengembangan wilayah perkotaan yang yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat.

b. Perseroan akan terus melakukan kerja sama yang lebih baik dengan Pemda, lembaga pemerintahan dan institusi terkait lainnya yang ada hubungannya dengan kegiatan pembanguan properti khususnya di kota Bandung dan Jakarta.


(57)

c. Perseroan akan terus mengembangkan dan mempersiapkan Human Resource yang terampil dan kompeten, yang setiap saat dapat mendukung pengembangan kegiatan usaha perseroan secara berkesinambungan, khususnya dibidang properti dan bidang usaha terkait lainnya.

3.1.2.1. Visi Perusahaan

PT. Kagum Karya Husada bertujuan menjadi pengembang yang dapat terus mambangun perumahan hunian untuk masyarakat luas, bidang usaha Konstruksi sebagai Pengembang dan General Contractor.

3.1.2.2. Misi Perusahaan

a. Fokus PT. Kagum Karya Husada akan tertuju sepenuhnya pada bidang usaha Konstruksi sebagai Pengembang dan General Contractor sesuai dengan spesifikasi dan permintaan kondisi masyarakat pada umumnya.

b. Dalam menjalankan bisnis PT. Kagum Karya Husada akan berusaha semaksimal mungkin untuk kepentingan pemangku kepentingan (stakeholders).

c. Menjaga kualitas dalam membuka lahan investasi dan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

3.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi perusahaan merupakan bangunan fungsi bagian–bagian manajemen yang tersusun dari suatu kesatuan hubungan yang menunjukan tingkatan fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam manajemen perusahaan.


(58)

Penerapan struktur organisasi di lingkungan PT. Kagum Karya Husada berbentuk garis dan staf, dimana wewenang dari pimpinan dilimpahkan kepada satuan – satuan organisasi dibawahnya untuk semua bidang pekerjaan bantuan.

Sumber : PT. Kagum Karya Husada

Gambar 3.1 Struktur Organisasi 3.2. Metode Penelitian

Metode bagi suatu penelitian merupakan suatu alat didalam pencapaian suatu tujuan untuk memecahkan suatu masalah. Menurut Sugiyono(2002:1) metode penelitian adalah “ metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk


(1)

142 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan identifikasi masalah yang ingin dikaji, tujuan penelitian yang ingin dicapai, hipotesis yang ingin diteliti, serta hasil-hasil pengolahan data dan analisisnya, maka peneliti memperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Perangkat lunak absensi sidik jari yang sedang berjalan di PT. Kagum Karya Husada Bandung menunjukan kriteria baik dan sesuai dengan prosedur. Hal tersebut terlihat pada rekapitulasi dari jawaban responden akan kuesioner yang disebarkan pada umumnya responden dominan memberikan jawaban setuju dan sangat setuju pada kemudahan-kemudahan yang di didapat setelah digunakannya perangkat lunak absensi sidik jari.

2. Tanggapan responden terhadap kualitas Perangkat lunak absensi sidik jari, dikategorikan BAIK berdasarkan hasil dari perhitungan skor aktual yaitu sebesar 79,55 %.

3. Tanggapan responden mengenai disiplin kerja karyawan setelah adanya perangkat lunak absensi sidik jari, dikategorikan BAIK berdasarkan hasil dari perhitungan skor actual yaitu sebesar 78,21%.

4. Tanggapan responden mengenai prestasi kerja karyawan setelah adanya perangkat lunak absensi sidik jari, dikategorikan BAIK berdasarkan hasil dari perhitungan skor actual yaitu sebesar 82,54%.


(2)

143

5. Perangkat lunak absensi sidik jari signifikan dapat meningkatkan disiplin kerja di PT. Kagum Karya Husada Bandung. Besarnya kontribusi atau pengaruh Perangkat lunak absensi sidik jari dalam meningkatkan disiplin kerja di PT. Kagum Karya Husada Bandung adalah 52,7 %. Artinya disiplin kerja dipengaruhi secara dominan oleh Perangkat lunak absensi sidik jari di PT. Kagum Karya Husada Bandung.

6. Perangkat lunak absensi sidik jari secara parsial signifikan memberikan pengaruh terhadap Prestasi kerja karyawan di PT. Kagum Karya Huasada Bandung. Besarnya kontribusi dari Perangkat lunak absensi sidik jari terhadap Prestasi kerja karyawan di PT. Kagum Karya Huasada Bandung sebesar 9,6 % atau dengan kata lain prestasi kerja karyawan tidak dipengaruhi secara dominan oleh Perangkat lunak absensi sidik jari.

7. Prestasi kerja karyawan di PT. Kagum Karya Husada Bandung signifikan dipengaruhi oleh disiplin kerja. Besarnya kontribusi dari disiplin kerja terhadap prestasi kerja karywan sebesar 32,9 % atau dengan kata lain prestasi kerja karyawan dipengaruhi secara dominan oleh disiplin kerja.

8. Kualitas Perangkat Lunak Absensi Sidik Jari Secara Bersama- sama dengan Disiplin Kerja berpengaruh secara signifikan terhadap Prestasi kerja karyawan di PT. Kagum Karya Husada Bandung sebesar 68,4 %.


(3)

144

5.1 Saran

Adapun saran yang diberikan berdasarkan kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut :

5.2.1. Saran untuk Penelitian Selanjutnya

1. Untuk selanjutnya proses analisis dapat mencakup semua dimensi yang mempengaruhi kualitas perangkat lunak, sehingga proses analisis yang dilakukan tidak hanya sebatas sifat operasional software.

2. Penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya yang ingin mengambil dibidang yang sama agar mencantumkan indikator aturan kerja, motivasi, intensif karyawan dan gaya kepemimpinan.

5.2.2. Saran untuk Perusahaan

Untuk lebih memudahkan karyawan dalam proses dokumentasi kehadiran, sebaiknya alat untuk pembacaan sidik jari yang saat ini digunakan yakni teknik “Sensor” diganti dengan teknik pembacaan yang berupa “Ultrasonik”. Hal ini dikarenakan teknik pembacaan dengan ultrasonik tidak hanya mendeteksi permukaan atau tekstur sidik jari namun lebih detail sampai ke dalam epidermal kulit, sehingga jari kering atau kulit mengelupas tidak terlalu menjadi masalah. Oleh karena itu tehnik ultrasonik dapat dikatakan lebih baik dibandingkan dengan teknik pembacaan sensor.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Andi Offset. Yogyakarta. Abdurrahman Fathoni. 2004. Metodologi Penelitian. Garut

Avin Fadilla Helmi. Desember 2002. Disiplin Kerja, Buletin Psikologi, Tahun IV, Nomor 2, , Edisi khusus Ulang Tahun XXXII

Fahmi Natigor Nasution. Juni 2006. Jurnal Teknik Informatika Vol. 4, No 7

Gomes, Faustino C. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Andi Offset Yogyakarta

Hani, Handoko T. 2008. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE : Yogyakarta

Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Andi.Yogyakarta. Jogiyanto. 2005. Pengenalan Komputer. Andi Offset. Yogyakarta.

Malayu S.P. Hasibuan. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Pt Bumi Aksara. Yogyakarta

Mathis, Robert L dan Jackson, John H. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba Empat : Jakarta

Prijodarminto, Soegeng. 2004. Disiplin Kiat Menuju Sukses. Pradnya Paramita : Jakarta

Richard L. Swansboro, 2006. Absenteeism: At Issue in The American Workplace

Riduan, Achmad Kuncoro Engkos. 2008. Analisis Jalur. Alfabeta. Bandung. Roger S.Pressman, Ph.D 2002. Rekayasa Perangkat Lunak. Andi Yogyakarta Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2001. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Bumi


(5)

Aksara : Jakarta

Soedjono, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba Empat : Jakarta. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif ,kualitatif dan R&D. Alfabeta :

Bandung

Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia Aplikasi & Contoh Perhitunganya. Agung Media. Jakarta.

Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian kualitatif dan kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Universitas Komputer Indonesia. Bandung.

Yapi Frido Muskita, Analisa Disiplin Kerja terhadap Prestasi Kerja pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Operasional Biak.


(6)

BIODATA PENULIS

Nama : Agus Setiawan

Tempat / Tgl lahir : Bandung, 04 Agustus 1988 Jenis Kelamin : Laki - Laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Hegarmanah. Gg. Marhali RT 07/03 No 04 Bandung 40141

No Telepon / HP : (022)-2039614 / 085624833314

Pendidikan : 1. 1994-2000 : SDN PANORAMA I BANDUNG 2. 2000-2003 : SLTPN PASUNDAN 3 BANDUNG 3. 2003-2006 : SMU SUMATRA 40 BANDUNG 4. 2006-2011 : Jenjang Studi Strata 1 (S1)

Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik & Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

Bandung, Agustus 2011 Penulis

Agus Setiawan Nim: 10506085