Muhamad Irdan Rusyaman, 2013 PENGARUH CITRA KERAJINAN BORDIR TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE SENTRA
KERAJINAN BORDIR DI KOTA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
a. Nilai Indeks Maksimum = 5 x 3 x 100 = 1500
b. Nilai Indeks Minimum   = 1 x 3 x 100 = 300
c. Jarak Interval       = nilai maksimum - nilai minimum : 5
= 1500 – 300 : 5
= 240 d.
Persentase Skor    = [total skor] : nilai maksimum x 100
= 1189: 1500 x 100 = 79,27
Berdasarkan  perhitungan  diatas,  maka  garis  kontinum  dari  subvariabel personal escape adalah sebagai berikut ini:
Tidak Baik Kurang Baik
Cukup Baik Baik
Sangat Baik
300                540                 780                1020               1260               1500
Sumber : Hasil pengolahan data 2013
Gambar 4.10 Garis Kontinum Personal Escape
Pada gambar 4.9 dapat dilihat bahwa skor total yang dimiliki dari subvariabel personal escape sebesar 1189 dengan skor ideal sebesar 1500. Dengan demikian,
personal  escape  berada  pada  posisi  baik.  Hal  tersebut  mengidikasikan  bahwa sebagian  besar  wisatawan  melakukan  kunjungan  ke  sentra  kerajinan  bordir  di
Kota  Tasikmalaya  berdasarkan  keinginan  yang  berasal  dari  dalam  diri  untuk keluar  dari  kegiatan  sehari-hari  dan  keluar  dari  kebiasaan  berbelanja  seperti
biasanya.
4.3.2.2 Interpersonal Escape
Dalam  penelitian  ini,  yang  dimaksud  dari  subvariabel  interpersonal  escape yaitu  motivasi  berkunjung  berdasarkan  keinginan  untuk  melarikan  diri  dari
konflik  yang  muncul  dari  dalam  diri  yang  diakibatkan  oleh  faktor  eksternal. Sehingga  yang  menjadi  indikator  pertama  dalam  subvariabel  ini  yaitu  motivasi
berkunjung  untuk  menghindari  orang-orang  yang  mengganggu  di  tempat
1189
Muhamad Irdan Rusyaman, 2013 PENGARUH CITRA KERAJINAN BORDIR TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE SENTRA
KERAJINAN BORDIR DI KOTA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
berbelanja biasanya. Selain itu, indikator kedua yaitu motivasi berkunjung dengan maksud  keinginan  untuk  mengikuti  trend  orang  lain  di  lingkungannya  dalam
menggunakan produk-produk bordir. Berikut ini merupakan hasil pengolahan data yang telah diperoleh dari jawaban wisatawan yang berkunjung ke sentra kerajinan
bordir di Kota Tasikmalaya. Tabel 4.6
Hasil Analisis Interpersonal Escape
No Pernyataan
Skor Jawaban Jumlah
Skor Total
5 4
3 2
1
1 Keinginan  untuk  menghindari
orang-orang  pengrajin,  penjual, atau pembeli yang mengganggu
di tempat
berbelanja sebelumnya.
23 31
31 14
1 100
361 23
24,8 18,6
5,6 0,2
100 72,2
2 Keinginan untuk mengikuti
trend menggunakan bordir di lingkungan asal.
13 42
27 14
4 100
346 13
33,6 16,2
5,6 0,8
100,0 69,2
Total Skor 707
Persentase Skor 70,7
Sumber : Hasil pengolahan data 2013
Pada  tabel  4.6  dapat  dilihat  bahwa  skor  total  tertinggi  dalam  subvariabel  ini yaitu  motivasi  berkunjung  wisatawan  berdasarkan  keinginan  untuk  menghindari
orang-orang  yang  mengganggu  di  tempat  berbelanja  sebelumnya  dengan  skor total  sebesar  361  dan  persentasenya  sebesar  72,2.  Hasil  tersebut  dapat
dikarenakan  sebagian  besar  wisatawan  merupakan  wanita  yang  memiliki  tingkat sensitifitas  yang  tinggi  terhadap  kualitas  pelayanan  dan  kenyamanan.  Selain  itu,
sebagian  besar  wisatawan  berpenghasilan  diatas  Rp.  3.000.000  menyebabkan mereka  tidak  mempermasalahkan  mengenai  harga  dari  produk  tersebut,  namun
terdapat  faktor  lain  yang  mempengaruhi  keputusan  berkunjung  mereka  seperti kesan yang didapat pada saat berbelanja.
Kemudian  indikator  motivasi  berkunjung  berdasarkan  keinginan  untuk mengikuti trend orang lain di lingkungannya dalam menggunakan produk-produk
bordir berada pada posisi terendah dalam subvariabel ini dengan skor total sebesar 346  dan  persentasenya  sebesar  69,2.  Setelah  menganalisis  mengenai  kedua
Muhamad Irdan Rusyaman, 2013 PENGARUH CITRA KERAJINAN BORDIR TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE SENTRA
KERAJINAN BORDIR DI KOTA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
indikator  tersebut,  maka  penulis  akan  melakukan  perhitungan  untuk  dimasukkan kedalam garis kontinum dengan ketentuan sebagai berikut ini:
a. Nilai Indeks Maksimum = 5 x 2 x 100 = 1000
b. Nilai Indeks Minimum   = 1 x 2 x 100 = 200
c. Jarak Interval      = nilai maksimum - nilai minimum : 5
= 1000 – 200 : 5
= 160 d.
Persentase Skor    = [total skor] : nilai maksimum x 100
= 707: 1000 x 100 = 70,7
Setelah melakukan perhitungan tersebut, maka berikut ini merupakan garis kontinum dari subvariabel interpersonal escape.
Tidak Baik Kurang Baik
Cukup Baik Baik
Sangat Baik
200                     360                   520                  680                  840                1000
Sumber : Hasil pengolahan data 2013
Gambar 4.11 Garis Kontinum Interpersonal Escape
Pada gambar 4.10 dapat dilihat bahwa skor total dari subvariabel interpersonal escape  yaitu  sebesar  707  dengan  skor  ideal  sebesar  1000.  Berdasarkan
perhitungan  diatas,  maka  subvariabel  interpersonal  escape  berada  dalam  posisi yang  baik.  Dengan  demikian,  maka  dapat  diambil  kesimpulan  bahwa  sebagian
besar wisatawan mengatakan bahwa mereka berkunjung ke sentra kerajinan bordir di Kota Tasikmalaya karena keinginan untuk melarikan diri ataupun menjauh dari
konflik  yang  muncul  dalam  diri  yang  diakibatkan  oleh  faktor-faktor  eksternal  di lingkungan asalnya.
707
Muhamad Irdan Rusyaman, 2013 PENGARUH CITRA KERAJINAN BORDIR TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE SENTRA
KERAJINAN BORDIR DI KOTA TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
4.3.2.3 Personal Seeking