Analisis Implementasi Elektronik Nomor Faktur (E-Nofa) dan Peningkatan Pelaporan Pengusaha Kena Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang Periode 2013-2015)

CURRICULUM VITAE DATA PRIBADI

  Nama : DINDA NOVIANI Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 17 November 1994 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Tinggi Badan : 163cm Berat Badan : 50kg Golongan Darah : O

Alamat : Jalan Pagarsih Barat III No.105 Rt/Rw 02/07

  Bandung Handphone : 089646926625 Status : Belum Menikah Email : [email protected]

DATA PENDIDIKAN

  Taman Kanak-Kanak : TK Aisyiyah (1999-2000) Sekolah Dasar : SD Angkasa 1 (2000-2002) SD Suryani Dwi Marga (2002-2006) SMP : SMP YWKA Bandung (2006-2009)

  SMA : SMA Pasundan 1 Bandung (2009-2012)

Perguruan Tinggi : Universitas Komputer Indonesia (2012- 2016)

  KUALIFIKASI

  • Koperatif, komunikatif dan terbiasa bekerja dalam tekanan
  • Yakin dan sungguh-sungguh dalam mengerjakan suatu pekerjaan
  • - Terbuka untuk wawasan dan memiliki semangat belajar yang tinggi

  • - Memiliki pengetahuan tentang perangkat lunak dan Micfosoft Office

    - Bahasa Indonesia (aktif) Inggris (pasif)

  PENGALAMAN

  • - Saya pernah mengikuti salah satu Pelatihan Brevet A dan B

    - Saya pernah melakukan Kerja Praktek di salah satu Instansi

    Kementerian Keuangan Republik Indonesia Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya Bandung

    - Saya pernah aktif mengikuti Organisasi Siswa di SMP YWKA

    Bandung

SERTIFIKAT YANG PERNAH DIRAIH

  • Sertifikat “Latihan Pembinaan Mental dan Disiplin Mahasiswa (Character Building) 2013”
  • >Sertifikat Seminar Nasional PerPajakan 2015 “Potensi

    Pengembangan Karir Sarjana Muda dalam Sektor Perpajakan

  • - Sertifikat Pelatihan Pajak Terapan (Brevet A dan B Terpadu)

  • Sertifikat Ujian Hardware Komputer Universitas Komputer Indonesia

ANALISIS IMPLEMENTASI ELEKTRONIK NOMOR FAKTUR

  

(E-NOFA) DAN PENINGKATAN PELAPORAN PENGUSAHA

KENA PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK

PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA

  

(Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang Bandung

periode Januari 2013- Desember 2015)

THE ANALYSIS OF INVOICE NUMBER (E-NOFA) IMPLEMENTATION AND

TAXABLE ENTREPRENEURS REPORTING ESCALATION ON VALUE-ADDED

  

GOODS AND SERVICES TAX

(Study on Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang Bandung

January 2013 - December 2015 Periods)

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata I

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

  

Pada Program Studi Akuntansi

Disusun oleh:

DINDA NOVIANI

21112004

  

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

  Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, tuhan semesta

alam yang telah melimpahkan rahmat, karunia, kasih sayang, dan hidayah-Nya, atas

kehendaknya

  Alhamdullilahirabbil’alamin penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul

  Analisis Implementasi Elektronik Nomor

Faktur (E-Nofa) dan Peningkatan Pelaporan Pengusaha Kena Pajak terhadap

Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa

  ”. Untuk melengkapi

salah satu syarat jenjang Strata I (SI) guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE)

pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Komputer

Indonesia Bandung.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan

dan jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan

kemampuan penulis. Namun penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pihak lain yang

memerlukan.

  Skipsi ini tidak lepas dari bimbingan, do ’a dan dukungan dari berbagai

pihak, terutama kepada Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si selaku

Dosen Pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu guna membimbing,

mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga dalam menyusun

  

skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik, dengan segala

kerendahan hati penulis pun ingin mengucapkan terima kasih kepada:

  

1. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

  

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini SE., Spec. Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Komputer Indonesia.

  

3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M. Ak., Ak., CA selaku Ketua Program Studi

Akuntansi, Fakultas Ekonomi.

  

4. Dr. Adeh Ratna Komala., SE., M.Si selaku Dosen Penguji I dan Sri Dewi

Anggadini, SE., M.Si., Ak., CA selaku Dosen Penguji II yang berkenan memberikan bimbingan, membina dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  5. Dr. Ely Suhayati, SE., M.Si., Ak., CA selaku Dosen Wali AK-2 2012

  

6. Seluruh Staf Dosen dan Staf Sekretariat Universitas Komputer Indonesia

khususnya pada Program Studi Akuntansi

  7. Seluruh Staf Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang Bandung 8.

  Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu mendo’akan disetiap sujudnya serta keluarga besar yang selalu mendo’akan dan mendukung memberikan semangat yang tidak pernah lelah untuk penyelesaian skripsi ini 9. Adikku tersayang Dini Wulan yang selalu memberikan motivasi.

  

10. Sahabat tercinta Anaisti, Santika, Dewi, Delia dan teman-teman seperjuangan skripsi 2016 Widyanti, Saniy, Lia, Gustia, Rinda, Siti, Nazar, Puspa dan Olla serta teman-lainnya yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu terimakasih atas kerjasamanya, dorongan serta motivasi kalian.

  

11. Serta teman-teman kelas Ak-2 yang telah memberikan berbagai macam

bantuan dan dukungan pada penulis

  

12. Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan yang tidak dapat

disebutkan satu persatu Semoga Allah SWT Senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya

bagi semua pihak tersebut di atas dan semoga amal baik yang telah diberikan

kepada peneliti mendapatkan balasan yang setimpal serta lindungan kepada kita

semua. Amin

  Ya Allah Ya Rabbal A’lamin. Akhir kata penulis ucapkan dan sampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu atas terselesaikannya skripsi ini.

  Wassalamu’alaikum Wr.Wb Bandung, Agustus 2016 Penulis,

  DINDA NOVIANI NIM.21112004

  

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRACT ........................................................................................................i ABSTRAK .........................................................................................................ii KATA PENGANTAR .......................................................................................iii DAFTAR ISI ......................................................................................................vi DAFTAR TABEL .............................................................................................ix DAFTAR GAMBAR ........................................................................................x DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xi BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Penelitian .................................................................1

  1.2 Identifikasi Masalah ..........................................................................9

  1.3 Rumusan Masalah ............................................................................10

  1.4 Tujuan Penelitian .............................................................................10

  1.5 Kegunaan Penelitian .........................................................................11

  1.5.1 Kegunaan Praktis .....................................................................11

  1.5.2 Kegunaan Akademis ................................................................12

  BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

  2.1 Kajian Pustaka .................................................................................13

  2.1.1 Elektronik Nomor Faktur (e-nofa) .......................................13

  2.1.2 Pengusaha Kena Pajak .........................................................15

  2.1.3 Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai ..................................17

  2.2 Kerangka Pemikiran .......................................................................19

  2.2.1 Keterkaitan Implementasi Elektronik Nomor Faktur (e-Nofa) terhadap Penerimaan Pajak Petambahan Nilai .....................20

  2.2.2 Keterkaitan Peningkatan Pelaporan Pengusaha Kena Pajak terhadap Pajak Pertambahan Nilai ......................................21

  2.3 Hipotesis .........................................................................................22

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Metode Pendekatan ........................................................................24

  3.2 Operasionalisasi Variabel ..............................................................25

  3.3 Sumber Data ..................................................................................28

  3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta Waktu Penelitian ..................28

  3.4.1 Populasi ................................................................................28

  3.4.2 Penarikan Sampel ..................................................................29

  3.4.3 Tempat dan Waktur Penelitian .............................................31

  3.5 Metode Pengumpulan Data ............................................................32

  3.6 Metode Pengujian Data .................................................................33

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1 Hasil Penelitian .............................................................................49

  4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif ......................................................50

  4.1.2 Hasil Analisis Verifikatif ......................................................66

  4.2 Pembahasan ..................................................................................85 KESIMPULAN DAN SARAN

  5.1 Kesimpulan ....................................................................................92

  5.2 Saran .............................................................................................93

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................xii

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

  

Albert Kurniawan. 2010. Belajar Mudah SPSS Untuk Pemula. Yohyakarta:

Mediakom.

Adjat Djatnika, 2015. Baru 50 Persen Pengusaha Gunakan e-Faktur. Malalui

Awan Nurmawan Nuh. 2013. Cabut Izin PKP, Bukti Keseriusan Dijten benahi

PPN. Melalui

Barliana, M.Syaom. 2014. Arsitektur, Urbanitas, dan Pendidikan Budaya Berkota.

Yogyakarta: Deepublish.

Bambang. Brodjonegoro, 2016. Menggapai mimpi penerimaan pajak. diakses pada

Chairil Anwar Pohan, 2015. Manajemen Perpajakan. Jakarta: PT Gramedia Utama.

  

Danang Sunyoto. 2012. Prosedur Uji Hipotesis untuk Riset Ekonomi, Yogyakarta:

Alfabeta

Djoko Muljono. 2010. Panduan Brevet Pajak: PPN PPnBM, Bea Materai, PBB,

BPHTB. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Fitrianti. 2014. Analisis Penerapan Aplikasi E-Nofa (Elektronik Nomor Faktur)

  Terhadap Penerimaan Ppn Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Seberang Ulu. Jurnal Penelitian Perpajakan

Gujarati dan Porter. 2012. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Salemba Empat

Gujarati, Damodar. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika.Jakarta: Erlangga.

  

Ghozali, Imam, 2006. Aplikai Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan Keempat,

Badan. Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro

Husein Umar. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis- edisi Kedua.

  Surabaya: Rajawali Pers. Harmaizar. 2006. Menggali Potensi Wirausaha. Bekasi: CV. Dian Anugrah.

  

Imam, Ghozali. 2011. Aplikasi Multivatiate Dengan Program IMB SPSS 19

(edisikeliama.) Semarang: Universitas Diponogoro.

Jonathan Sarwono. 2005. SPSS: Teori dan Latihan, Edisi II. PT. Danamartha

Sejahtera Utama. Bandung.

Lukman hakim Nasution dan Tony Marsyahrul. 2007. Pajak Pertambahan Nilai.

  Jakarta: Grasindo Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi Revisi 2011, Yogyakarta: Penerbit Andi.

  Mardiasmo. 2013. Perpajakan. Edisi Revisi 2013, Yogyakarta: Penerbit Andi

Maulana Prahaji, Achmad Husaini dan Agung Darono. 2015. Analisis Penerapan

Elektronik Nomor Faktur Sebagai Upaya Untuk mencegah Penerbitan faktur Pajak Fiktif. Jurnal Administrasi Bisnis

  • – Perpajakan, Vol 5, No 1.

    Sakti, Nufransa Wira & Aasrul Hidayat. 2015. E-Faktur: Mudah dan Cepat

    Penggunaan Faktur Pajak secara Online. Jakarta: PT Visimedia Pustaka.

  

Sakti, Nufransa Wira. 2015. Panduan Praktis Mengurus Pajak Secara Online.

  Jakrta: Visimedia

Setiawan, Guntur. 2004. Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan Jakarta:

Cipta Dunia Septian Sukma. 2016. Account Representative KPP Sumedang Bandung .

  Siti Kurnia Rahayu. 2010.

  Perpajakan Indonesia, “Konsep dan Aspek Formal”, Yogyakarta: Graha Ilmu.

  

Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. 2013. Perpajakan, Teori dan Teknis

Perhitungan, Yogyakarta: Graha Ilmu. Siti Resmi. 2011. Perpajkan Teori dan Kasus Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Siti Resmi. 2014. Perpajkan Teori dan Kasus Edisi 7 Buku 1. Jakarta: Salemba

Empat.

Susan Natalia Liem, David Paul Elia dan Heince Wokas, 2015. Analisis Kepatuhan

  Wajib Pajak (Pengusaha Kena Pajak) Berdasarkan Realisasi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Bitung. Jurnal Berkala Ilmiah

  

Singgih Santoso. 2012. Analisis SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta: PT.Elex

  

Sigit, Priadi Pramudito. 2105. e-Faktur, Produk Mutakhir Pembenahan

Administrasi Pajak. melalui

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D). Bandung: Alfabeta.

  Sugiyono. 2011. Etode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.

  

Supramono dan Damayanti Theresia Woro. 2010. Perpajakan Indonesia,

Mekanisme dan Perhitungan. Yogyakarta: Andi.

Tony Wijaya, 2013, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Graha

Ilmu,

Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: agung

Media

Umi Narimawati. 2010. Metodologi Penelitian : Dasar Penyusun Penelitian

Ekonomi. Jakarta: Genesis. Waluyo, 2007, Perpajakn Indonesia, edisi 2, Jakarta: Salemba empat.

Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia Edisi 10 Buku 1. Jakarta: Penerbit Salemba

Empat.

______. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 17/PJ/2012 Tentang

  Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian Keterangan, Prosedur Pemberitahuan Dalam Rangka Pembuatan, Tata Cara Pembetulan Atau Penggantian, Dan Tata Cara Pembatalan Faktur.

  Website Resmi: us Informasi Mengenai Kondisi Perpajakan Indonesia) pelengkap) (Situs Peraturan Tata Cara)

BAB II S KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESI

2.1 Kajian Pustaka

  2.1.1 Pajak Pengertian Pajak menurut Rochmat Soemitro dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:22) menjelaskan bahwa: “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara (peralihan kekayaan) berdasarkan undang- undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan dapat digunakan untuk membayar pengeluaran umum

  ”.

Pengertian Pajak menurut Siti Resmi (2014:1) merumuskan, bahwa:

“Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan “surplus” – nya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment”.

  Berdasarkan pengertian

  • – pengertian diatas bahwa dapat disimpulkan pajak

    adalah iuran yang terutang berdasarkan paksaan dari rakyat kepada Negaranya

    – untuk keperluan umum suatu Negara yang didasari oleh peraturan perundang undangan yang berlaku.

  2.1.2 Elektronik Nomor Faktur (E-Nofa) Pajak

  • – Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Faktur Pajak (PER

    17/PJ2012) E-Nofa adalah sistem atau aplikasi baru penomoran seri faktur pajak.

    Yang terbaru dibuat secara elektronik. Dengan berlakunya peraturan ini, Nomor

  

Seri Faktur Pajak tidak lagi menjadi domain Wajib Pajak, karena penomoran faktur

pajak akan dilakukan secara sentralisasi oleh Direktorat Jenderal Pajak Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa e-nofa adalah

sistem aplikasi baru yang dipergunakan untuk penomoran seri nomor faktur pajak

yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak kepada Ditjen Pajak karena

penomorannya dilakukan secara sentralisasi.

2.1.2.1 Nomor Urut Transaksi Faktur Pajak

  Mengenai Nomor Seri Faktur Pajak Menurut Djoko Mulyono (2010:48) menyatakan bahwa:

“Nomor seri faktur pajak standar, sebagaimana dimaksud, terdiri dari:

1. Tahun Penerbit

  2. Nomor Urut Tahun Pembuatan faktur pajak diisi tahun pembuatan Faktur Pajak dengan digit terakhir, misalnya;”tahun 2007” diisi “07”.

  Nomor urut pada nomor seri faktur pajak standard dan tanggal faktur pajak standar harus dibuat secara berurutan, tanpa perlu dibedakan, antara: kode transaksi, kode status faktur pajak standar, dan mata uang yang digunakan. Nomor urut faktur standar diterbitkan oleh PKP. Dalam hal faktur pajak standar diterbitkan oleh PKP, maka nomor urut 1 dimulai pada:

  1. Setiap awal tahun takwin mulai bulan januari pada msing

  • – masing kantor pusat dan seluruh kantor cabangnya, kecuali bagi kantor cabang yang baru dikukuhkan: Nomor Urut 1 dimulai sejak masa pajak pengusaha kena pajak tersebut dikukuhkan.

  2. Sejak masa pajak pengusaha kena pajak tersebut dukukuhkan bagi PKP yang baru dikukuhkan.

  3. Sebelum januari awal tahun takwin berikutnya, nomor urut faktur pajak standar yang digunakan oleh PKP telah mencapai nomor urut 99999999 (Sembilan puluh Sembilan juta sembilan ratus sembilan puluh ribu sembilan ratus sembilan), sehingga nomor urutnya simulai lagi dari urutan 1, dan WP harus menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada kepala KPP tempat PKP dikukuhkan, paling lambat pada saat faktur pajak standar dengan nomor urut 1 tersebut diterbitkan.

  4. Pengusaha kena pajak harus menerbitkan faktur pajak standar dengan nomor urut dimulai dari 1 pada awal tahun takwim berikutnya”.

2.1.3.5 Indikator Implementasi Elektronik Nomor Faktur (E-Nofa)

  Menjelaskan bahwa: “Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah pengusaha yang melakukan

penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak

berdasarkan undang

  Indikator Implementasi Elektronik Nomor Faktur (E-Nofa) dalam penelitian ini menggunakan dasar pemikiran Sakti Nufransa (2015:51) yaitu: “Dengan berlakunya Peraturan Ditjen Pajak Nomor Per-24, seluruh pengusaha kena pajak wajib menggunakan kode dan nomor seri faktur pajak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan. Sedangkan permohonan kode aktivasi dan password dan permintaan nomor seri fakur pajak dapat diajukan oleh PKP mulai tanggal 1 Maret 2013”. Berdasarkan pemikiran diatas, indikator untuk implementasi elektronik nomor

faktur (e-nofa) adalah permintaan nomor seri faktur pajak yang diajukan oleh PKP

ditarik kesimpulannya menjadi Jumlah pengusaha kena pajak yang menggunakan

nomor seri faktur pajak (e-nofa) dari periode anggaran 2013 sampai dengan periode

anggaran 2015

2.1.3 Pengusaha Kena Pajak Pengertian Pengusaha Kena Pajak (PKP) menurut Mardiasmo (2013:29).

  • – undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan Perubahannya”. Sedangkan pengertian Pengusaha Kena Pajak (PKP) menurut Waluyo (2011:71). Menjelaskan bahwa: “Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan BKP/JKP yang dikenai pajak berdasarkan undang
  • – undang Pajak Pertambahan Nilai, tidak termasuk Pengusaha Kecil yang batasannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yang memilih
Pengertian Pengusaha Kena Pajak menurut Pasal 1 angka 15 UU PPN dalam Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2013:36). Menjelaskan bahwa: “Pengusaha kena pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dab/atau Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak berdasarkan UU PPN dan PPnBM, tidak termasuk pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan dengan keputusan Menteri Keuangan. Kecuali pengusah a kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP”. Bedasarkan Pengertian

  • – pengertian disatas dapat disimpulkan bahwa

    Pengusaha Kena Pajak (PKP) yaitu suatu badan atau orang pribadi yang

    menyerahkan Barang dan Jasa Kena Pajak yang dipungut Pajak Pertambahan Nial

    barang dan jasa (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang

    sesuai dengan peraturan perUndang-Undangan Perpajak RI tidak termasuk

    pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan dengan keputusan Menteri Keuangan,

    kecuali pengusaha kecil yang memilih dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

    (PKP).

2.1.4.1 Indikator Peningkatan Pelaporan Pengusaha Kena Pajak

  Indikator Peningkatan Pelaporan Pengusaha Kena Pajak dalam penelitian

ini menggunakan dasar pemikiran menurut (Waluyo, 2011:133) adalah sebagai

berikut: “Bagi pengusaha kena pajak, pajak pertambahan nilai yang telah dipungut dan disetor tersebut harus dilaporkan dalam surat pemberitahuan masa pajak pertambahan nilai untuk masa pajak/bulan terutangnya pajak. Dalam hal pembayaran PPN tersebut berkaitan dengan kegiatan usaha yang terutang PPN, maka PPN tersebut merupakan pajak masukan yang dikreditkan. Surat Pemberitahuan Masa Pertambahan Nilai tersebut diperlakukan sebagai laporan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai

  ”. Sedangkan dasar pemikiran menurut (Supramono dkk, 2010:12) adalah sebagai berikut: “Bagi Pengusaha Kena Pajak, funsi SPT sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak pertambahan nilai dan pajak pernjualan atas barang mewah, pengkreditan pajak masukan terhadap pajak keluaran, serta pembayaran pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak atau melalui pihak lain”. Dan sedangkan menurut waluyo (2007:22) adalah sebagai beikut: “Surat Pemberitahuan Masa PPN merupakan laporan bulanan yang harus disampaikan oleh pengusaha kena pajak meskipun nihil mengenai perhitungan pajak masukan yang berasal dari pembelian barang kena pajak atau penerimaan jasa kena pajak dan pajak keluaran yang berasal dari penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak serta penyetoran pajak/kompensasi”. Berdasarkan pemikiran diatas, indikator untuk peningkatan pelaporan

pengusaha kena pajak adalah jumlah Pelaporan Surat Pemberitahuan Masa PPN,

dari periode anggaran 2013 sampai dengan periode anggaran 2015

2.1.4 Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa

  Menurut Sakti Nufransa Wira (2015:4) Menjelaskan bahwa: “Penerimaan Pajak adalah semua penerimaan Negara yang berasal dari Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Ha katas Tanah dan Bangunan (BPHTB), cukai, dan pajak lainnya” Pengertian Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menurut Supramono dan Theresia Woro Damayanti (2010:125).

  “Pajak Pertambahan Nilai merupakan Pajak yang dikenakan atas konsumsi di dalam negeri (daerah pabean), baik konsumsi Barang Kena Pajak (BKP) tidak dikonsumsi di daerah pabean atau barang yang di ekspor dikenakan pajak dengan tarif 0%.” Sedangkan pengertian Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2013:235). Menjelaskan bahwa: “Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak atas konsumsi umum dalam negeri berupa Barang K ena Pajak dan Jasa Kena Pajak”. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa peneriamaan pajak

pertambahan nilai adalah penerimaan pajak yang berasala dari pendapatan Negara

atas nilai tambah merupakan pajak dikenakan atas konsumsi dalam negri berupa

Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP)

2.1.6.1 Indikator Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa

  Indikator Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dalam

penelitian ini menggunakan dasar pemikiran menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely

Suhayati (2013:231) Menjelaskan bahwa: “Pajak Pertambahan Nilai ditetapkan untuk mengganti peranan pajak penjualan, karena PPN tidak menimbulkan pengenaan pajak berganda. Hal ini dikarenakan jumlah PPN yang disetorkan ke Negara adalah selisih lebih antara PPN yang dipungut PKP dengan PPN yang dibayar PKP pada waktu membeli barang/jasa. Selisish tersebut yang disetorkan ke kas Negara adalah pajak yang dikenakan atas nilai tambah”. Berdasarkan pemikiran diatas, indikator untuk Penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai Barang dan Jasa seperti selisih yang disetorkan ke kas Negara

adalah pajak yang dikenakan atas nilai tambah maka ditarik kesimpulannya menjadi

jumlah Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai dari peiode anggaran 2013 hingga

2.2 Kerangka Pemikiran

  Dari kemajuan teknologi di era globalisasi sangatlah penting bagi peranan

sistem elektronik online dalam upaya pembenahan kewajiban perpajakan untuk

meningkatkan penerimaan pajak yang lebih optimal. Berdasarkan peraturan Ditjen

Pajak No 24/PJ/2012 tentang bentuk, Ukuran, Tata Cara pengisian, Keterangan

Prosedur, Pemberitahuan Dalam Rangka Pembuatan,Tata Cara Pembetulan dan

Pengantian, Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak yang dikeluarkan pada tanggal 22

November 2012.

  Implementasi elektronik nomor faktur (e-nofa) merupakan aplikasi yang

dibuat oleh Ditjen Pajak untuk melakukan pembenahan administrasi dengan cara

yang lebih efektif dikarnakan maraknya penggunaan faktur pajak fiktif yang

diperkirakan dapat merugikan Negara hingga triliunan rupiah. Dalam implementasi

aplikasi e-nofa ini bagi pengusaha kena pajak bisa leluasa bertransaksi dan

memungut pajak pertambahan nilai 10% dari lawan transaksinya dengan nomor seri

faktur yang ditentukan oleh Ditjen Pajak itu sendiri. Dilihat dari pengusaha kena

pajak yang menggunakan aplikasi e-nofa serta peningkatan pelaporan Pengusaha

Kena Pajak dalam melaporkan administrasi perpajakannya dengan menggunakan

Surat Pemberitahuan Masa dalam Pajak Pertambahan Nilai yang terutang dari Pajak

keluaran dan Pajak Masukkan diselisihkan serta disetorkan ke kas Negara sebagai

penerimaan pajak pertambahan nilai.

  Aplikasi e-nofa ini memberi kemudahan untuk administrasi perpajakan

khususnya pengusaha kena pajak dan dapat meningkatkan pendapatan Negara serta

meminimalisir faktur pajak fiktif yang menyebabkan restitusi dan merugikan

  

Negara. Maka dari itu penerapan Elektronik Nomor Faktur (e-nofa) ini dapat

meningkatan pelaporan Pengusaha kena pajak dan mempengarugi penerimaan

pajak pertambahan nilai barang dan jasa.

2.2.1 Keterkaitan Implementasi Elekronik Nomor Faktur (E-Nofa) Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa.

  Menurut Chairil Anwar (2015:185) keterkaitan (E-nofa) terhadap penerimaan pajak Pertambahan Nilai Barang dan jasa adalah sebagai berikut: “Pengenaan PPN berdasarkan sistem faktur sehingga setiap penyerahan BKP/JKP yang dilakukan Pengusaha Kena Pajak harus dibuatkan Faktur Pajak. Mekanisme penggeseran PPN dilakukan melalui pemungutan kembali PPN dari pembeli berikutnya. Jika jumlah PPN yang dipungut lebih besar dan PPN yang telah dibayar pada saat perolehannya, maka kelebihannya harus disetorkan ke kas Negara

  ”. Menurut Fitianti (2014) menjelaskan bahwa: “Pelaksanaan penerapan aplikasi e-nofa memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap penerimaan PPN, penerapan ini cukup berhasil, hal ini dapat dilihat dari semakin bertambahnya penerimaan PPN setelah diterapkannya aplikasi E-nofa. Dengan adanya e-nofa diharapkan dapat mencengah penggunaan faktur pajak fiktif dan mempermudah dalam pengawasan penomoran faktur pajak dari Pengusaha Kena Pajak”.

Sedangkan menurut Maulana Prahaji dkk (2015) menjelaskan bahwa:

“Penerapan e-nofa rupanya membawa manfaat yang signifikan terhadap penurunan kasus penerbitan dan penggunaan faktur pajak fiktif sehingga dapat diindikasikan usahan yang berkesinambungan yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak berhasil membawa manfaat yang besar terutama hasil yang didapatkan pun dapat meningkatkan pemerimaan pajak khususnya sektor Pajak Pertambahan Nilai yang diperoleh oleh Pengusaha Kena Paja k”

2.2.2 Keterkaitan Peningkatan Pelaporan Pengusaha Kena Pajak terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa

  Menurut Siti Resmi (2011:24) keterkaitan pelaporan pengusaha kena pajak terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai adalah sebagai berikut: “Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai oleh Pengusaha Kena Pajak harus dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak dan surat pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan. Penyetoran PPN dilakukan dengan menggunakan Formulir Surta Setoran Pajak. Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai oleh Pengusaha Kena Pajak dilakukan paling lama akhirnya bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai”. Sedangkan menurut (Supramono dkk, 2010:12) adalah sebagai berikut: “Bagi Pengusaha Kena Pajak, funsi SPT sebagai sarana untuk pelaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak pertambahan nilai dan pajak pernjualan atas barang mewah, pengkreditan pajak masukan terhadap pajak keluaran, serta pembayaran pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak atau melalui pihak lain”.

  Dan sedangkan Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2013:231) menjelaskan bahwa: “Negara memungut pajak Pajak Pertambahan Nilai (PPN) karena penyetoran pajak yang harus berdasarkan jumlah PPN kurang bayar yang menjadi kewajiban pelaporan Pengusaha Kena Pajak (PKP) dibulan berjalan. Pajak Pertambahan Nilai ditetapkan untuk mengganti peranan pajak penjualan, karena PPN tidak menimbulkan pengenaan pajak berganda, hal ini dikarenakan jumlah PPN yang disetorkan ke Negara adalah selisih lebih antara PPN yang dipungut PKP dengan PPN yang dibayar PKP pada waktu membeli barang/jasa, selisih tersebut yang disetorkan ke kas Negara adalah pajak yang dikenakan atas nilai tambah”. Sedangkan menurut Susan Natalia (2015) menjelaskan bahwa: “Berdasarkan realisasi penerimaan dan target penerimaan PPN dapat pelaporan PKP yang ada Cukup Patuh terhadap kewajibannya membayar dan menyetorkan pajak PPN di KPP Pratama. Setiap tahunnya jumlah wajib pajak (pengusaha kena pajak) meningkat dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesadaran masyarakat sebagai wajib pajak untuk mendaftarkan diri ke KPP Pratama baik, namun belum semua masyarakat memiliki kesadaran untuk mendaftarkan diri ke KPP Pratama Bitung, dan membayar kewajibannya sebagai wajib pajak ke Kantor Pelayanan Pajak”.

  Berdasarkan uraian teori diatas, maka penulis dapat memetakan Paradigma Penelitian sebagai berikut: Paradigma Penelitian

  Implementasi Chairil Anwar, 2015:185 Elektronik Nomor Fitriani, 2014 H 1 Faktur (E-Nofa) Maulana Prahaji dkk , 2015

  (X1) Pajak Pertambahan H 3 Nilai Barang dan Jasa (Y)

  Peningkatan Pelaporan Siti Resmi, 2011:24

  Pengusaha Kena H 2 Siti Kurnia dkk, 2013:231 Pajak Supramono, dkk 2010:12

  Susan Natalia dkk, 2015 (X2)

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

2.3 Hipotesis

  

Pengertian Hipotesis Penelitian menurut Sugiyono (2009:96) bahwa:

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan

  Berdasarkan uraian dan hasil penelitian sebelumnya, penulis mencoba

membuat kesimpulan berupa hipotesis yang dirumuskan untuk jawaban sementara

sebagai berikut: H

  1 : Implementasi Elektronik Nomor Faktur (E-Nofa) berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai

  

H 2: Peningkatkan Pelaporan Pengusaha Kena Pajak berpengaruh terhadap

Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai H

3 : Implementasi Elektronik Nomor Faktur (E-Nofa) dan Peningkatan Pelaporan

Pengusaha Kena Pajak berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan

  Nilai Barang dan Jasa Ket: Pada pembahasan diatas tidak ada teori hipotesis H

  3 yang menyatakan keterkaitan antara variabel maka dari itu penulis hanya ingin mengetahui seberapa besar pengaruhnya setelah diuji

  

ANALISIS IMPLEMENTASI ELEKTRONIK NOMOR FAKTUR (E-NOFA) DAN PENINGKATAN

PELAPORAN PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK

PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA

  (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang Bandung Periode Januari 2013- Desember 2015)

  

THE ANALYSIS OF INVOICE NUMBER (E-NOFA) IMPLEMENTATION AND TAXABLE

ENTREPRENEURS REPORTING ESCALATION ON VALUE-ADDED GOODS AND SERVICES

TAX

  

(Study on Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang Bandung January 2013 - December 2015

Periods)

DINDA NOVIANI

21112004

  PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

  

ABSTRACT

It is hard to reach tax revenue specially in the value-added tax sector as targeted. It is caused by

the increment of the future value-added tax reporting notification which is still lack of conciousness

and the small base taxpayer caused rampant cases of the fictious tax invoice.

This research uses descriptive and verificative analysis methods with normative approach. This

research uses saturated sampling with Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang Bandung as

the population based on the reporting data of the number of the taxable entrepreneurs that use the

serial invoice number (e-nofa), the number of the future value-added tax reporting notifications and

the number of the reception of value-added tax for 36 months in 2013-2015. The data analysis

technique used is multiple linear regression.

  

The result of this research shows that the electronic implementation of invoice number (e-nofa)

influences the reception of the value-added tax with a stronger positive correlation. Other than that,

the increment of the taxable entrepreneur reporting influences the reception of the value-added tax

with a strong positive correlation. From those two variables, the increment of the taxable

entrepreneur reporting gives a bigger direct influence.

  

Keywords: Electronic Implementation Of Invoice Number (E-Nofa), Increment Of The

Taxable Entrepreneurs, Reception Of The Value-Added Tax Of Goods And Services.

  

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

  Moderenisasi perpajakan yang dilakukan pemerintah tentunya tidaklah hanya untuk mencapai target penerimaan pajak semata, juga penting dilakukan untuk menuju adanya perubahan paradigma perpajakan. Dimana ketentuan, prosedur, dan aktivitas perpajakan juga terus diarahkan untuk peningkatan pelayanan agar menjadi business friendly bagi masyarakat. Hal ini akan mengakibatkan masyarakat dapat memandang pajak menjadi suatu kewajiban partisipatif warga dan tidak dianggap sebagai beban kuantitatif. Sejalan dengan program kegiatan modernisasi administrasi perpajakan adalah dibentuknya Kantor Wilayah (kanwil) dan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) modern, yaitu Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak besar, KPP Wajib Pajak Besar Satu, dan KPP Wajib Pajak Besar dua sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor 587/KMK.01/2003 dan mulai beroperasi tanggal 9 September 2002 (Siti Kurnia, 2010:120). Peran masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakaan sangatlah penting terhadap upaya dalam meningkatkan pajak yang lebih optimal. Menurut Djaja Diningrat menyatakan bahwa pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari pada kekayaan kepada Negara disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan – peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa balik dari Negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum (Harmaizar, 2006:211). Pada dasarnya sistem pemungutan di Indonesia yaitu menggunakan self assessment system negara yang memberi kepercayaan kepada warga negara sebagai Wajib Pajak yang mendaftar, menghitung, menyetor dan melaporkan administrasi pajaknya dengan sendiri. Rimsky K. Judisseno mengatakan bahwa self assessment system diberlakukan untuk memberikan kepercayaan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat guna meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam menyetorkan pajaknya. Konsekuensinya masyarakat harus benar-benar mengetahui tata cara perhitungan pajak dan segala sesuatu yang berhubungan dengan peraturan pemenuhan perpajakan (Siti Kurnia, 2010:102). Dalam penggunaan sistem seperti ini pajak Negara memungut pajak Pajak Pertambahan Nilai (PPN) karena penyetoran pajak yang harus berdasarkan jumlah PPN kurang bayar yang menjadi kewajiban Pengusaha Kena Pajak (PKP) dibulan berjalan. Pajak Pertambahan Nilai ditetapkan untuk mengganti peranan pajak penjualan, karena PPN tidak menimbulkan pengenaan pajak berganda, hal ini dikarenakan jumlah PPN yang disetorkan ke Negara adalah selisih lebih antara PPN yang dipungut PKP dengan PPN yang dibayar PKP pada waktu membeli barang/jasa, selisih tersebut yang disetorkan ke kas Negara adalah pajak yang dikenakan atas nilai tambah (Siti Kurnia dkk, 2013:231)

Dokumen yang terkait

Efektivitas Pelayanan Pembuatan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Melalui Sistem E- Registration di KPP Pratama Medan Barat

38 194 94

Mekanisme Pendaftaran Dan Pencabutan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP) Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan

0 51 113

Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

0 50 84

Prosedur Restitusi Pajak Pertambahan Nilai Bagi Pengusaha Kena Pajak Yang Melakukan Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

1 71 74

Mekanisme Pendaftaran Dan Pencabutan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP) Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.

2 50 68

Pengaruh With Holding System terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada Pengusaha Kena Pajak (Studi Kasus KPP Pratama Medan Barat)

29 142 83

Mekanisme Pendaftaran Pengukuhan Dan Pencabutan Pengukuhan Bagi Pengusaha Kena Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

0 49 53

Mekanisme Pengukuhan Dan Pencabutan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP) Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

0 29 60

Pengaruh Surat Pemberitahuan Masa PPN dan Jumlah Pengusaha Kena Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang 2011-2015)

3 16 40

Analisis persepsi pengusaha kena pajak terhadap penggunaan e-faktur sebagai sarana pelaporan faktur pajak : studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman.

6 43 126