Hambatan Dalam Pelaksanaan Eksekusi Terhadap Obyek Hak

6 kepada rekening KPKNL maksimal sehari sebelum dilaksanakanya lelang. Alur pelaksanaan eksekusi terhadap obyek Hak Tanggungan di Pengadilan Negeri Sragen dapat dilihat dalam skema berikut:

B. Hambatan Dalam Pelaksanaan Eksekusi Terhadap Obyek Hak

Tanggungan di Pengadilan Negeri Sragen Beberapa hambatan yang sering dijumpai dalam pelaksanaan eksekusi terhadap obyak Hak Tanggungan di Pengadilan Negeri Sragen diantaranya adalah : 8 8 Hasil wawancara dengan Bapak Sapto Kendrow SH Jurusita Pengadilan Negeri Sragen Pada Hari Rabu, 20 Februari 2013 Permohonan Eksekusi dari Pihak Kreditur Ke Pengadilan Negeri Sragen Aanmaning kepada debitur Sita Eksekusi dari Ketua Pengadilan Negeri Sragen Permohonan Lelang Ketua Pengadilan Negeri kepada KPKNL Pelelangan obyek Hak Tanggungan 7 1. Keseriusan dari para pihak yang berperkara. 2. Perlawanan dari pihak debitur pada waktu pelaksanaan sita eksekusi oleh Pengadilan. 3. Tidak adanya peminatpembeli lelang. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Berdasarkan data pelaksanaan eksekusi terhadap obyek Hak Tanggungan di Pengadilan Negeri Sragen mulai tahun 2007 sd tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan eksekusi terhadap obyek Hak Tanggungan melalui bantuan pengadilan Negeri masih menjadi pilihan bagi pihak kreditur dalam rangka mendapatkan haknya kembali yang telah diciderai oleh pihak debitur. 2. Pengadilan Negeri Sragen pada prinsipya tidak bisa melakukan pelaksanaan eksekusi terhadap obyek Hak Tanggungan apabila tidak ada permohonan eksekusi dari pihak kreditur. Ini merupakan representasi pelaksanaan asas pasif bagi hakim dalam acara perdata sebagaimana tertuang dalam pasal 5 ayat 2 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Kekuasaan Kehakiman. 3. Ketua Pengadilan Negeri Sragen pada prinsipnya mempuyai peran utama dalam pelaksanaan eksekusi terhadap obyek Hak Tanggungan yang masuk di Pengadilan Negeri Sragen. Peran ini dibagi secara seimbang baik kepada pihak kreditur agar segera mendapatkan haknya, dan kepada pihak debitur agar segera membayar kewajibanya kepada pihak kreditur dan tidak mengalami kerugian yang besar kalau perkara samapai tahap pelelangan. 4. Dalam pelaksanaan eksekusi terhadap obyek Hak Tanggungan di Pengadilan Negeri Sragen terkadang ditemui beberapa hambatan yang bersifat non-yuridis diantaranya adalah keseriusan dari para pihak yang berperkara, perlawanan dari pihak debitur pada waktu pelaksanaan sita eksekusi oleh pengadilan, tidak adanya peminatpembeli lelang. 8

B. SARAN

Dokumen yang terkait

“Pelaksanaan Parate Eksekusi Hak Tanggungan Sebagai Alternatif Penyelesaian Kredit Bermasalah Di PT. Bank Danamon”

2 84 95

TINJAUAN YURIDIS PENYELESAIAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN MELALUI PENGADILAN NEGERI Tinjauan Yuridis Penyelesaian Eksekusi Hak Tanggungan Melalui Pengadilan Negeri (Studi Di Pengadilan Negeri Boyolali).

0 2 17

SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS PENYELESAIAN EKSEKUSI HAK Tinjauan Yuridis Penyelesaian Eksekusi Hak Tanggungan Melalui Pengadilan Negeri (Studi Di Pengadilan Negeri Boyolali).

0 2 12

PENDAHULUAN Tinjauan Yuridis Penyelesaian Eksekusi Hak Tanggungan Melalui Pengadilan Negeri (Studi Di Pengadilan Negeri Boyolali).

0 4 11

SKRIPSI Eksekusi Terhadap Obyek Hak Tanggungan Dengan Bantuan Pengadilan (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Sragen).

0 1 12

BAB 1 PENDAHULUAN Eksekusi Terhadap Obyek Hak Tanggungan Dengan Bantuan Pengadilan (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Sragen).

0 2 13

TINJAUAN YURIDIS TENTANG SITA EKSEKUSI DALAM KASUS UTANG PIUTANG DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA.

0 0 12

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMENANG LELANG OBYEK HAK TANGGUNGAN ATAS EKSEKUSI PENGOSONGAN OBYEK HAK TANGGUNGAN (Study kasus di Pengadilan Negeri Kota Madiun).

0 3 11

EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 131

EKSEKUSI PUTUSANPENETAPAN PENGADILAN AGAMA DALAM PERMOHONAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN DALAM PERKARA EKONOMI SYARIAH (Studi Tentang Hukum Acara Eksekusi atas Permohonan Eksekusi Hak Tanggungan Dalam Perkara Ekonomi Syariah)

0 15 129