PROSES PRODUKSI JAMU KAPSUL HERBATHUS

commit to user 36 d. Simplisia : ceplukan, sambiloto, sledri e. Akar-akaran : akar wangi, gingseng, purwaceng. f. Ekstrak : tribulus terestris Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas produk jamu adalah kualitas bahan baku. Jadi untuk menjaga kepercayaan konsumen terhadap jaminan kualitas produk jamunya, CV. Herbaltama Persada Yogyakarta hanya menerima bahan baku yang berkualitas dan telah lolos pemeriksaan seperti terbebas dari cemaran logam berat atau penyakit akibat microorganisme, serangga dan jamur sesuai peraturan dan standart yang berlaku. 4. Penanganan bahan dasar CV. Herbaltama Persada Yogyakarta melakukan penanganan terhadap bahan dasar setelah bahan dasar diperoleh atau diterima dari pemasok. Untuk bahan dasar yang berupa rimpang basah dilakukan penanganan terlebih dahulu mulai dari sortasi basah, pencucian, pengecilan ukuran, pengeringan sampai sortasi kering. Hal ini dilakukan agar bahan baku yang berupa rimpang basah tersebut tidak rusak dan memudahkan dalam penyimpanan. Mengingat kebutuhan akan kunir putih yang cukup besar, maka CV. Herbaltama Persada Yogyakarta tidak hanya menerima kunir putih dalam bentuk rimpang segar, tetapi juga menerima kunir putih dalam bentuk rimpang kering dan dalam bentuk serbuk. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku produksi, namun dengan catatan kunir putih dalam bentuk rimpang kering maupun serbuk diperoleh dari suplayer atau pemasok terpercaya yang telah menjalin hubungan kerjasama sehingga kunir putih dalam bentuk rimpang kering dan serbuk yang diterima mempunyai mutu dan kualitas yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk bahan dasar yang berupa rimpang kering atau serbuk yang diterima di masukkan ke dalam gudang penyimpanan bahan baku.

C. PROSES PRODUKSI JAMU KAPSUL HERBATHUS

commit to user 37 BAHAN DASAR SORTASI BASAH PENCUCIAN PENGECILAN UKURAN PENGERINGAN SORTASI KERING PENGGILINGAN PENGAYAKAN Herbathus merupakan salah satu produk jamu yang menjadi andalan CV. Herbaltama Persada Yogyakarta. Produk jamu kapsul Herbathus terbuat dari racikan tanaman obat yang telah teruji secara empiris dapat mengobati penyakit. Setiap kapsul produk jamu Herbathus tersusun dari ramuan ekstrak pegagan, kunir putih dan meniran yang telah dinyatakan memiliki khasiat obat dan aman digunakan sesuai “The Journal on Indonesian Medicine Herb” puslitbang Farmasi, Depkes RI. Setiap komponen senyawa berkhasiat obat yang terkandung dalam ketiga ekstrak bekerja secara sinergis dan efektif dalam mengobati penyakit pegal linu, nyeri sendi, reumatik, asam urat, batu ginjal, batu kandung kemih, peradangan hepatitis, bronchitis, amandel, maag, kanker, tumor, benjolan, diabetes, darah tinggi, kolesterol, keputihan, darah kotor, gatal – gatal, menambah kecerdasan daya ingat, mengatasi sulit tidur dan melancarkan peredaran darah. Mengingat jamu kapsul Herbathus merupakan obat herbal yang berupa sediaan serbuk yang tersusun dari ekstrak pegagan, meniran dan kunir putih dengan perbandingan 1:1:2 yang dikemas dalam kapsul, maka proses produksinya melalui tahap ekstraksi yang dilanjutkan dengan pembuatan serbuk. Prosedur proses produksi jamu kapsul Herbathus adalah sebagai berikut : 1. Proses penepungan rimpang kunir putih Curcuma Zedoria, mulai dari bahan baku rimpang segar adalah sebagai berikut: commit to user 38 Gambar 4.2. Proses Penepungan Rimpang Kunir Putih Secara lebih rinci prosedur penepungan rimpang kunir putih segar dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Sortasi basah. Pada tahap ini rimpang kunir putih segar yang telah diperoleh segera dilakukan penyortiran untuk memisahkan antara rimpang yang tua empu dan rimpang yang masih muda, hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam proses selanjutnya karena tingkat kemasakan rimpang berpengaruh terhadap jumlah senyawa metabolik sekundernya. Selain itu sortasi basah bertujuan untuk mengurangi jumlah benda asing dan rimpang busuk yang masih terikut pada rimpang kunir segar. b. Pencucian. Tahapan ini meruapakan tahapan lanjutan setelah sortasi basah. Pencucian bertujuan menghilangkan benda – benda asing yang masih terikut dalam rimpang, selain itu untuk mengurangi mikroba- mikroba yang melekat pada rimpang kunir putih. Air yang digunakan untuk mencuci adalah air sumur yang bersih dari pencemaran air. Jumlah air yang digunakan dalam pencucian tergantung dari tingkat kebersihan rimpang kunir putih. Untuk mengoptimalkan dalam proses pencucian rimpang kunir putih, dilakukan cara tambahan seperti perendaman bertingkat dan penyikatan pada rimpang kunir putih. c. Pengecilan ukuran. Tahap pengecilan ukuran pada proses penepungan rimpang kunir putih dilakukan dengan perajangan. Untuk rimpang yang tua empu dilakukan pengupasan kulit terlebih dahulu, sedangkan anak cabang tidak perlu dikupas kulitnya. Tebal ukuran rajangan antara 3 commit to user 39 sampai 5 mm sehingga kandungan senyawanya tidak banyak yang terbuang dan memudahkan dalam tahap pengeringan. d. Pengeringan. Tahap pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air pada simplisia sehingga proses pembusukan terhambat dan waktu penyimpanan yang lebih lama. Tahap pengeringan ini dapat dilakukan dengan menggunakan sinar matahari ataupun mesin pengering oven. Pengeringan yang dilakukan di CV. Herbaltama Persada Yogyakarta menggunakan mesin pengering dengan suhu kurang lebih 60 o C selama kurang lebih satu hari atau kadar air 10, dengan catatan harus ada perlakuan pembolak – balikan rajangan dan rotasi rak pada mesin pemanas agar tingkat kekeringannya merata. Indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kekeringan simplisia adalah dengan cara mematah-matahkannya. Jika mudah dipatah-patahkan berarti simplisia tersebut telah mencapai tingkat kering dengan kadar air ± 10 , jika belum maka proses pengeringan masih harus dilanjutkan. e. Sortasi kering. Tahapan sortasi kering bertujuan untuk memisahkan simplisia dari benda – benda asing yang terikut selama proses pengeringan, misalnya kulit rimpang, akar, pasir dan benda asing lainnya. Biasanya sortasi kering dilakukan sebelum tahapan pengepakan dan penyimpanan. Namun di CV. Herbaltama Persada Yogyakarta, simplisia kering yang telah disortasi langsung ditepungkan dan segera digunakan untuk proses pencampuran. f. Penggilingan dan pengayakan. Tahapan penggilingan bertujuan untuk mengubah bentuk simplisia menjadi tepung atau bubuk sebagai bahan pembuatan obat kapsul. Tahapan penggilingan di CV. Herbaltama Persada Yogyakarta menggunakan mesin giling sederhana. Setelah digiling, tepung hasil gilingan diayak dengan ayakan 40 mesh. Tepung yang tidak lolos akan digiling kembali, proses ini dilakukan secara berulang dengan 3 x penggilingan dan 2 x pengayakan commit to user 40 PENCAMPURAN PENGKAPSULAN PEMBERSIHAN KAPSUL SORTASI KERING PENGAYAKAN I PENGGILINGAN II PENGAYAKAN II PENGGILINGAN I 2. Proses penepungan simplisia pegagan dan meniran. Gambar 4.3. Proses penepungan simlisia pegagan dan meniran Proses penepungan simplisia pegagan dan meniran di CV. Herbaltama Persada Yogyakarta Yogyakarta dilakukan mulai dari penerimaan simplisia pegagan dan meniran yang dilanjutkan dengan sortasi kering. Secara lebih jelas proses penepungan simplisia kering pegagan dan meniran sebagai berikut : a. Sortasi kering. Tahapan sortasi kering ini hampir sama dengan tahapan sortasi kering pada kunir putih. Tujuan sortasi kering yaitu untuk memisahkan bahan – bahan asing seperti bagian tanaman yang tidak diinginkan dan kotoran lain yang masih ada dan tertinggal di simplisia kering. b. Penggilingan dan pengayakan. Pada prinsipnya tahapan penggilingan dan pengayakan simplisia kering pegagan dan meniran sama dengan penggilingan dan pengayakan simplisia kering kunir putih. 3. Proses akhir pembuatan jamu kapsul Herbathus Setelah semua bahan yang berupa tepung dari kunir putih, meniran dan pegagan tersedia. Barulah dilakukan proses akhir pembuatan jamu kapsul dengan skema sebagai berikut: commit to user 41 Gambar 4.4. Proses akhir pembuatan jamu kapsul Herbathus Skema proses akhir pembuatan jamu kapsul Herbathus dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Pencampuran. Tahapan pencampuran merupakan tahapan meracik bahan baku yang berupa tepung atau serbuk dari ketiga bahan baku dengan perbandingan kunir putih : pegagan : meniran = 2 : 1 : 1, tahapan ini dilakukan dalam suatu wadah steril dan dilakukan pengadukan dengan menggunakan tangan yang terbungkus sarung tangan yang bersih. CV. Herbaltama Persada Yogyakarta belum mempunyai alat pengaduk khusus dan masih menggunakan cara sederhana tersebut. Untuk menghomogenkan campuran tersebut dilakukan pengayakan kembali setelah pengadukan. b. Pengkapsulan. Tahapan ini merupakan tahapan pemasukan campuran serbuk ke dalam kapsul. Meskipun telah ada alat pengkapsulan yang modern, CV. Herbaltama Persada Yogyakarta masih menggunakan cara sederhana, yaitu dengan menghentak – hentakkan kapsul kosong ke dalam wadah yang berisi campuran serbuk tersebut. Kualitas kapsul yang dihasilkan dengan cara ini dinilai lebih baik daripada dengan alat commit to user 42 pengkapsulan modern, namun waktu yang diperlukan jelas lebih lama dan memakan banyak tenaga kerja. c. Pembersihan kapsul. Pembersihan kapsul merupakan tahapan yang bertujuan membersihkan kapsul dari sisa – sisa serbuk yang menempel pada bagian luar kapsul. Tahapan ini dilakukan dengan meletakkan kapsul – kapsul pada selembar kain bersih, bagian sisi kain tersebut direkatkan satu dengan lainnya sehingga kapsul – kapsul tertutupi. Selanjutnya kain diangkat dan digojog berulang-ulang, serbuk yang masih menempel pada kapsul akan berterbangan. d. Pemasukan dalam botol. Tahap ini juga dilakukan secara manual, yakni memasukkan kapsul dengan menggunakan sendok plastik ke dalam botol. Setiap botol berisi 50 kapsul herbathus. Silica gel di masukkan ke dalam botol sebelum botol ditutup. Hal ini bertujuan untuk menjaga tingkat kekeringan kapsul dalam botol sehingga waktu penyimpanan bisa bertahan lebih lama, karena silica gel berfungsi untuk menyerap uap air dalam botol. e. Pengemasan dan pemberian label. Tahap ini merupakan tahap akhir dalam proses akhir produksi. Pengemasan bertujuan untuk melindungi produk pada saat penyimpanan, distribusi dan selama pemakaian oleh konsumen. Kemasan produk jamu di CV. Herbaltama Persada Yogyakarta telah menggunakan kemasan berlapis yang dapat melindung produk terutama saat pendistribusian, untuk produk Herbathus menggunakan kemasan primer dari botol plastik jenis vitcom yang tahan terhadap benturan, kemasan sekunder menggunakan plastik yang dapat melindungi label pada kemasan dan kemasan tersier dari kardus yang berfungsi untuk melindungi produk saat pendistribusian. Sedangkan pelabelan berfungsi sebagai suatu media untuk menginformasikan segala sesuatu tentang produk yang berada dalam kemasan tersebut. Label yang tertera pada kemasan produk jamu Herbathus berisi merk, komposisi, isi, cara commit to user 43 penggunaaan, tanggal kadaluarsa, keterangan halal, ijin POM dan sebagainya.

D. PRODUK AKHIR