Annisa Tsamrotul Fu’adah,2014 Analisis spasial ketersediaan air tanah di wilayah Bandung dengan menggunakan metode heraca air
thornthwaite-matter Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
3. Pengukuran suhu dilakukan dengan melakukan pendugaan suhu melalui meode
Mock.
D. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penulisan ini yaitu: 1.
Menganalisis pengaruh kondisi curah hujan dan temperatur terhadap ketersediaan air tanah di wilayah Bandung yang bermanfaat sebagai pertimbangan waktu
terjadinya surplus dan defisit di kawasan Bandung dan sekitarnya. 2.
Menganalisis peta spasial sebaran kondisi ketersediaan air tanah di wilayah Bandung.
Annisa Tsamrotul Fu’adah,2014 Analisis spasial ketersediaan air tanah di wilayah Bandung dengan menggunakan metode heraca air
thornthwaite-matter Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Pengambilan Data
Dalam penelitian ini prosedur yang digunakan dalam pengambilan data yaitu dengan mengambil data suhu dan curah hujan bulanan dari 12 titik stasiun pengamatan cuaca
Gambar 3.1 yang mewakili seluruh wilayah Bandung yaitu di antaranya: 1.
Cemara stasiun acuan, 2.
Cileunyi, 3.
Telaga Bodas, 4.
Soreang, 5.
Padalarang, 6.
Dago, 7.
Lembang, 8.
Husein, 9.
Rajamandala, 10.
Cibeureum, 11.
Kertamanah, dan 12.
Cibuni Data yang digunakan yaitu data historis suhu dan curah hujan selama 10 tahun yaitu
tahun 2000-2009. Data lain yang dibutuhkan yaitu data koordinat tiap stasiun pengamatan besera nilai ketinggian elevasi yang ditunjukkan oleh Tabel 3.1 yang akan
digunakan dalam menghitung temperatur dugaan dan pembuatan peta spasial. Tabel 3.1. Daftar Stasiun Curah Hujan beserta koordinat dan elevasi sumber: BMKG
Cemara Bandung
Stasiun Lintang
Bujur Elevasi m
Cemara -6.88
107.58 791
Cileunyi -6.93
107.71 686
Telaga bodas -6.92
107.62 696
Soreang -7.02
107.52 730
Padalarang -6.85
107.48 685
Dago -6.87
107.65 818
Lembang -6.81
107.62 1241
Husein -6.90
107.57 740
Rajamandala -6.82
107.32 350
Cibeureum -7.20
107.66 738