Bayu Yudiana, 2014 Aplikasi Common Reflection Surface CRS pada Data Seismik 2D Multichannel di Perairan Utara
Papua Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia, yang 23 wilayahnya merupakan wilayah lautan. Dengan cakupan wilayah laut yang begitu
luasnya, maka Indonesia pun memiliki sumber daya alam yang melimpah baik di darat maupun di laut. Namun sebagai negara maritim, Indonesia dinilai belum
mampu mendayagunakan sumber daya laut secara optimal. Oleh karena itu, eksplorasi sumber daya alam di laut sangat banyak dilakukan di laut. Salah satu
wilayah Indonesia yang memiliki potensi sumber daya alam di laut adalah Perairan Utara Papua.
Wilayah perairan Utara Papua merupakan kawasan batas laut dan Zona Ekonomi Eksklusif ZEE Indonesia di Perairan utara Papua. ZEE di
Perairan utara Papua merupakan bagian dari Samudera Pasifik atau secara lebih spesifik merupakan bagian dari Laut Caroline. Wilayah Perairan Utara Papua
menjadi salah satu tempat yang berpotensi menghasilkan sumber daya alam yang cukup melimpah, Selama ini eksplorasi minyak dan gas bumi masih terpusat di
kawasan barat Indonesia. Padahal Kawasan Timur Indonesia menyimpan potensi migas yang besar, namun masih belum dieksplorasi.
Wilayah Perairan Papua diperkirakan memiliki cadangan minyak dan gas bumi akan tetapi belum dieksplorasi, karena terkendala infrastruktur dan
Bayu Yudiana, 2014 Aplikasi Common Reflection Surface CRS pada Data Seismik 2D Multichannel di Perairan Utara
Papua Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kondisi lokasi yang sangat sulit. Kawasan Timur Indonesia memiliki lebih banyak kandungan gas dan minyak, karena kawasan tersebut memiliki banyak bebatuan
tua. Kendala utama yang dihadapi di Kawasan Timur Indonesia yaitu, masih minimnya infrastruktur dan topografi daerah. Rata-rata lokasi minyak dan gas
bumi, berada di pegunungan atau laut dalam, sehingga membutuhkan infrastruktur dan teknologi tinggi.
Salah satu metode geofisika yang digunakan untuk mengetahui struktur permukaan bawah laut yaitu metode seismik refleksi multichannel.
Metode seismik refleksi multichannel dapat memberikan citra bawah permukaan yang semirip mungkin dengan keadaan geologi sebenarnya. Terdapat tiga tahapan
dalam metode seismik diantaranya, acquisition, processing, dan interpretation. Dari ketiga tahapan tersebut, tahap processing atau seismic data processing
pengolahan data seismik merupakan tahap yang sangat berpengaruh. Karena pada tahapan ini data yang direkam pada field tape hasil dari akuisisi seismik
multichannel baik untuk data darat, data zona transisi, maupun data laut akan
diproses sehingga
menghasilkan suatu
penampang seismik
yang merepresentasikan struktur lapisan bawah permukaan bumi.
Pengolahan data yang umum saat ini mulai bergeser ke arah metode pre-stack time
maupun pre-stack depth imaging. Namum stacking masih merupakan tahapan yang penting dalam pengolahan data seismik, karena
penampang stack merupakan interpretasi awal dari gambaran bawah permukaan. Satu dari metode baru yang dikembangkan untuk memperbaiki metode stacking
konvensional, adalah metode Common Reflection Surface CRS. Metode ini
Bayu Yudiana, 2014 Aplikasi Common Reflection Surface CRS pada Data Seismik 2D Multichannel di Perairan Utara
Papua Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
merupakan pengembangan dari metoda konvensional CMP stack gather dengan menggunakan pendekatan yang berbeda, yaitu dengan menambahkan beberapa
parameter yang berhubungan dengan bentuk reflektor bawah permukaan dan untuk mendapatkan kecepatan stacking yang paling tepat untuk dapat dipakai
dalam proses pre-stack selanjutnya.
I.2 Rumusan Masalah