Ulfi Ulfiah, 2014 Pengembangan teks dongeng Berbasis pendidikan karakter sebagai alternatif Bahan ajar prosa
fiksi siswa smp kelas vii Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
70 Pendidikan Indonesia, halaman 104-104
F. Definisi Operasional
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Dongeng adalah cerita pendek kolektif kesusastraan lisan atau cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi.
Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sunguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai- nilai kepada peserta didiknya. Berupa
nilai- nilai etik dan nilai- nilai kinerja, seperti kepedulian, kejujuran, kerajinan, keadilan, keuletan, ketabahan, dll.
Membaca pemahaman adalah proses untuk mendapatkan informasi yang terkandung dalam teks bacaan untuk memperoleh pema haman atas bacaan yang
terkandung di dalam teks bacaan untuk memproleh pemahaman atas bacaan tersebut.
Prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi fiction, teks naratif naratif text atau wacana naratif naratif discource dalam pendekatan
strukural dan semiotik. Istilah fiksi dalam pengertian ini berarti cerita rekaan disingkat: cerkan atau cerita khayalan. Hal ini disebabkan fiksi merupakan
karya naratif yang isinya tidak menyaran pada kebenaran sejarah Abrams, 1981: 61.
Ulfi Ulfiah, 2014 Pengembangan teks dongeng Berbasis pendidikan karakter sebagai alternatif Bahan ajar prosa
fiksi siswa smp kelas vii Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dongeng yang dijadikan sebagai objek penelitian terdiri atas dongeng pada buku teks BSE kurikulum KTSP dan Buku Siswa kurikulum 2013 dan
dongeng di luar buku teks yang diambil 30 dari 33 keseluruhan jumlah provinsi di Indonesia. Dongeng di luar buku teks terdiri dari dongeng dalam
bentuk teks dan dongeng dalam bentuk lisan. Dongeng-dongeng tersebut dianalisis dengan 2 pisau analisis, yaitu berdasarkan ciri-ciri dongeng yang
dirumuskan oleh Burhan Nurgiyantoro dan indikator 18 nilai karakter yang dirumuskan oleh Kemendikbud.
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dalam skripsi ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Semua dongeng yang dijadikan objek penelitian setelah dianalisis berdasarkan ciri-ciri dongeng yang dirumuskan oleh Burhan Nurgiyantoro, maka
dapat disimpulkan semua dongeng tersebut dinyatakan layak dikategorikan sebagai karya sastra dongeng.
Semua dongeng yang dijadikan objek penelitian setelah diana lisis berdasarkan indikator nilai karakter yang dirumuskan oleh Kemendikbud, maka
dapat disimpulkan bahwa hampir semua dongeng memiliki nilai karakter yang