PENGEMBANGAN TEKS ANEKDOT BERBASIS KEARIFAN LOKAL SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR SMA KELAS X.
PENGEMBANGAN TEKS ANEKDOT BERBASIS KEARIFAN LOKAL SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR SMA KELAS X
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Danissa Citra Uthami 1002782
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN
TEKS ANEKDOT BERBASIS KEARIFAN LOKAL SEBAGAI
ALTERNATIF BAHAN AJAR SMA KELAS X” ini berikut seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masuarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Juli 2014
Yang membuat pernyataan,
Danissa Citra Uthami NIM 1002782
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
DANISSA CITRA UTHAMI
PENGEMBANGAN TEKS ANEKDOT BERBASIS KEARIFAN LOKAL SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR SMA KELAS X
disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I
Dr. Hj. Yeti Mulyati, M.Pd. NIP 196008091986012001
Pembimbing II
Andika Dutha Bachari, S.Pd., M.Hum NIP 198001292005011004
Mengetahui:
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Dadang S. Anshori, M.Si NIP 197204031999031002
(4)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGEMBANGAN TEKS ANEKDOT BERBASIS KEARIFAN LOKAL SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR SMA KELAS X
oleh
Danissa Citra Uthami 1002782
ABSTRAK
Fenomena pergantian kurikulum itu, di satu sisi dipandang sebagai ikhtiar untuk memperbaiki kualitas pendidikan secara keseluruhan. Namun, di sisi lain pergantian kurikulum tersebut tak jarang menimbulkan ketidaksiapan pada setiap aspek pembelajaran, utamanya bahan ajar. Kehadiran materi baru seperti teks anekdot dalam silabus, membuat pengajar kurang siap dalam pembelajaran. Kurikulum 2013 menimbulkan persoalan bagi tenaga pengajar dalam menyediakan teks anekdot yang benar-benar memenuhi kriteria bahan ajar. Oleh karena itu, peneliti berusaha membantu pengajar mencari alternatif bahan ajar lain selain yang terdapat pada buku ajar kurikulum 2013 agar pendidik tidak sembarangan menggunakan teks anekdot yang beredar di masyarakat. Nilai kearifan lokal yang terkandung dalam kearifan lokal akan menjadi pondasi dalam upaya membangun peserta didik yang bangga akan budaya bangsanya sendiri. Maka dari itu, peneliti menggunakan metode Research and Development (R&D) untuk menciptakan produk pola pengembangan bahan ajar berbasis kearifan lokal yang dapat digunakan dalam pembelajaran teks anekdot di kelas X SMA. Sebelumnya, peneliti memotret profil teks anekdot yang terdapat pada buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X. Setelah itu, peneliti mengambil teks anekdot dari berbagai sumber di luar buku teks SMA tersebut, seperti buku kumpulan anekdot dan internet. Peneliti mengambil teks anekdot yang menceritakan tiga tokoh humor yang kisahnya sering dijadikan bahan cerita anekdot, masing-masing lima teks. Ketiga tokoh tersebut adalah Kabayan yang diambil dari buku kumpulan anekdot Kabayan Jadi Sufi; Gusdur yang diambil dari buku kumpulan anekdot Humor Lucu ala Gusdur; dan Nasruddin Hoja yang diambil dari internet. Teks anekdot tersebut akan dipotret profil teksnya dari segi tema, struktur, muatan anekdot (tafsiran) dan dimensi kearifan lokalnya. Untuk menganalisis muatan anekdot (tafsiran), peneliti menggunakan pisau analisis pragmatik melalui berbagai pendekatan yang dikembangkan dalam pragmatik, terutama teori tindak tutur, implikatur, dan prinsip kerjasama. Untuk nilai kearifan lokal, peneliti menggunakan teori Jim Ife yang mengemukakan enam dimensi kearifan lokal, yaitu (1) nilai lokal, (2) keterampilan lokal, (3) sumber daya lokal, (4) pengetahuan lokal, (5) mekanisme pengambilan keputusan lokal, dan (6)
(5)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
solidaritas kelompok lokal. Setelah itu, dibuatlah produk berupa pola pengembangan teks anekdot berbasis kearifan lokal yang layak dijadikan sebuah bahan ajar siswa SMA kelas X. Peneliti membuat contoh pengembangan teks dengan mengambil teks yang mewakili. Dan kemudian diujikan kepada ahli dan siswa SMA Kelas X untuk mengetahui kelayakan pola pengembangan tersebut.
(6)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...i
LEMBAR PERNYATAAN ...ii
ABSTRAK ...iii
KATA PENGANTAR ...iv
UCAPAN TERIMA KASIH ...v
DAFTAR ISI ...vii
DAFTAR TABEL ...xiv
DAFTAR BAGAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5
C.Batasan Masalah Penelitian... 6
D.Rumusan Masalah Penelitian ... 6
E. Tujuan Penelitian... 7
F. Manfaat Penelitian... 7
BAB II IHWAL TEKS ANEKDOT, KEARIFAN LOKAL, DAN BAHAN AJAR A. Ihwal Teks Anekdot ... 9
1. Pengertian Teks Anekdot... 9
2. Struktur Teks Anekdot... 10
3. Kaidah Teks Anekdot ... 11
4. Pragmatik sebagai Pisau Analisis Anekdot ... 13
B. Ihwal Kearifan Lokal... 21
1. Pengertian Kearifan Lokal ... 21
(7)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Dimensi Kearifan Lokal... 24
C. Ihwal Bahan Ajar ... 26
1. Sumber dan Bahan Ajar... 26
2. Jenis Bahan Ajar ... 27
3. Karakteristik Bahan Ajar Tematik ... 27
4. Fungsi Bahan Ajar ... 28
5. Pemilihan Teks sebagai Bahan Ajar ... 31
6. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar ... 32
7. Aspek-Aspek Bahan Ajar ... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian... 35
B. Data dan Sumber Data ... 35
1. Anekdot dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas X SMA Kurikulum 2013... 36
2. Anekdot di luar Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas X SMA Kurikulum 2013... 37
a. Buku Kumpulan Anekdot... 37
b. Internet ... 38
C. Definisi Operasional ... 38
D. Instrumen Penelitian ... 40
1. Pedoman Analisis dan Kartu Data Analisis... 41
a. Prosedur Analisis Profil BAhan Ajar Teks Anekdot dalam dan di Luar Buku Teks SMA Kelas X ... 41
b. Prosedur Analisis Profil Bahan Ajar Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal ... 43
(8)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Angket ... 47
a. Instrumen Penilaian Model Bahan Ajar Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal SMA Kelas X ... 47
b. Angket Siswa... 50
E. Prosedur Penelitian ... 51
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 54
BAB IV ANALISIS DATA PEMBAHASAN A. Profil Bahan Ajar Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal dalam Buku Teks SMA Kelas X... 56
1. Hasil Analisis Profil Bahan Ajar Teks Anekdot Buku Teks SMA Kelas X ... 56
a. Hasil Analisis Data ke-1 ... 56
b. Hasil Analisis Data ke-2 ... 58
c. Hasil Analisis Data ke-3 ... 61
d. Hasil Analisis Data ke-4 ... 63
2. Hasil Analisis Profil Bahan Ajar Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Buku Teks SMA Kelas X ... 65
a. Hasil Analisis Data ke-1 ... 65
b. Hasil Analisis Data ke-2 ... 66
c. Hasil Analisis Data ke-3 ... 69
(9)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Rekapitulasi Profil Bahan Ajar Teks Anekdot
Berbasis Kearifan Lokal Buku Teks SMA Kelas X ... 73
B. Profil Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal di Luar Buku Teks SMA Kelas X ... 75
1. Profil Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Buku Kabayan Jadi Sufi ... 75
a. Analisis Profil Teks Anekdot Buku Kabayan Jadi Sufi ... 76
1) Hasil Analisis Data ke-1 ... 76
2) Hasil Analisis Data ke-2 ... 79
3) Hasil Analisis Data ke-3 ... 81
4) Hasil Analisis Data ke-4 ... 83
5) Hasil Analisis Data ke-5 ... 86
b. Hasil Analisis Profil Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Buku Kabayan Jadi Sufi ... 89
1) Hasil Analisis Data ke-1... 89
2) Hasil Analisis Data ke-2... 92
3) Hasil Analisis Data ke-3... 96
4) Hasil Analisis Data ke-4... 99
5) Hasil Analisis Data ke-5...101
c. Rekapitulasi Profil Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Buku Kabayan Jadi Sufi ...105
(10)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Profil Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal
Buku Kabayan Jadi Sufi ...106
a. Analisis Profil Teks Anekdot Buku Humor Lucu ala Gusdur ...107
1) Hasil Analisis Data ke-1 ...107
2) Hasil Analisis Data ke-2 ...111
3) Hasil Analisis Data ke-3 ...113
4) Hasil Analisis Data ke-4 ...116
5) Hasil Analisis Data ke-5 ...119
b. Analisis Profil Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Buku Humor Lucu ala Gusdur ...122
1) Hasil Analisis Data ke-1...122
2) Hasil Analisis Data ke-2...123
3) Hasil Analisis Data ke-3...125
4) Hasil Analisis Data ke-4...125
5) Hasil Analisis Data ke-5...127
c. Rekapitulasi Profil Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Buku Humor Lucu ala Gusdur .129 3. Profil Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Teks Anekdot Nasaruddin Hoja dari Internet ...131
(11)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari Internet...131
1) Hasil Analisis Data ke-1...131
2) Hasil Analisis Data ke-2...134
3) Hasil Analisis Data ke-3...137
4) Hasil Analisis Data ke-4...139
5) Hasil Analisis Data ke-5...142
b. Analisis Profil Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Nasruddin Hoja dari Internet ....144
1) Hasil Analisis Data ke-1...144
2) Hasil Analisis Data ke-2...146
3) Hasil Analisis Data ke-3...148
4) Hasil Analisis Data ke-4...150
5) Hasil Analisis Data ke-5...151
c. Rekapitulasi Profil Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Nasruddin Hoja dari Internet ....153
C. Pembahasan Hasil Analisis ...154
D. Model Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal sebagai Alternatif Bahan Ajar SMA Kelas X ...156
1. Pola Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal sebagai Alternatif Bahan Ajar SMA Kelas X ...156 2. Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal
(12)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebagai Alternatif Bahan Ajar SMA Kelas X ...157
a. Pengembangan Teks Politisi Blusukan Banjir dengan Tema Politik...158
b. Pengembangan Teks Anekdot Kabayan ‘Beli Cendol’ dengan Tema Sosial ...160
c. Pengembangan Teks Anekdot Argometer Japan yang Cepat dengan Tema Teknologi ...162
d. Pengembangan Teks Anekdot Teori Kebutuhan dengan Tema Kebutuhan Hidup ...164
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ...167
B. Saran ...169
DAFTAR PUSTAKA ...170
LAMPIRAN...173
RIWAYAT HIDUP DAFTAR TABEL 3.1 Tabel Sumber Teks Anekdot dalam Buku Teks SMA Kelas X ...36
3.2 Tabel Sumber Teks Anekdot dari Buku Kumpulan Anekdot...37
3.3 Tabel Sumber Teks Anekdot dari Internet ...38
3.4 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot di dalam dan di Luar Buku Teks ...42
(13)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.6 Tabel Indikator Nilai Kearifan Lokal ...44 3.7 Tabel Kartu Data Analisis Profil Bahan Ajar Teks Anekdot
Berbasis Kearifan Lokal ...46 3.8 Tabel Rekapitulasi Profil Dimensi Kearifan Lokal Teks Anekdot...46 3.9 Tabel Instrument Penilaian Bahan Ajar Teks Anekdot
Berbasis Kearifan Lokal ...48 4.1 Tabel Kartu Data Analisis Profil Bahan Ajar Teks Anekdot
Buku Teks Data ke-1...56 4.2 Tabel Kartu Data Analisis Profil Bahan Ajar Teks Anekdot
Buku Teks Data ke-2...58 4.3 Tabel Kartu Data Analisis Profil Bahan Ajar Teks Anekdot
Buku Teks Data ke-3...61 4.4 Tabel Kartu Data Analisis Profil Bahan Ajar Teks Anekdot
Buku Teks Data ke-4...63 4.5 Tabel Kartu Data Analisis Profil Bahan Ajar Teks Anekdot
Berbasis Kearifan Lokal Buku Teks Data ke-1 ...65 4.6 Tabel Kartu Data Analisis Profil Bahan Ajar Teks Anekdot
Berbasis Kearifan Lokal Buku Teks Data ke-2 ...66 4.7 Tabel Kartu Data Analisis Profil Bahan Ajar Teks Anekdot
Berbasis Kearifan Lokal Buku Teks Data ke-3 ...69 4.8 Tabel Kartu Data Analisis Profil Bahan Ajar Teks Anekdot
Berbasis Kearifan Lokal Buku Teks Data ke-4 ...70 4.9 Tabel Rekapitulasi Profil Dimensi Kearifan Lokal Bahan Ajar
Teks Anekdot dalam Buku Teks SMA Kelas X ...72 4.10 Tabel Rekapitulasi Profil Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal
dalam Buku Teks SMA Kelas X ...73 4.11 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot
(14)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.12 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot
Buku Kabayan Jadi Sufi Data ke-2 ...79 4.13 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot
Buku Kabayan Jadi Sufi Data ke-3 ...81 4.14 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot
Buku Kabayan Jadi Sufi Data ke-4 ...83 4.15 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot
Buku Kabayan Jadi Sufi Data ke-5 ...86 4.16 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot
Berbasis Kearifan Lokal Buku Kabayan Jadi Sufi Data ke-1 ...89 4.17 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot
Berbasis Kearifan Lokal Buku Kabayan Jadi Sufi Data ke-2 ...92 4.18 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot
Berbasis Kearifan Lokal Buku Kabayan Jadi Sufi Data ke-3 ...96 4.19 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot
Berbasis Kearifan Lokal Buku Kabayan Jadi Sufi Data ke-4 ...99 4.20 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot
Berbasis Kearifan Lokal Buku Kabayan Jadi Sufi Data ke-5 ...101 4.21 Tabel Rekapitulasi Profil Dimensi Kearifan Lokal Teks Anekdot
pada Buku Kumpulan Anekdot Kabayan Jadi Sufi...104 4.22 Tabel Rekapitulasi Profil Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal
pada Buku Kabayan Jadi Sufi ...105 4.23 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot
Buku Humor Lucu ala Gusdur Data ke-1 ...107 4.24 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot
Buku Humor Lucu ala Gusdur Data ke-2 ...111 4.25 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot
(15)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.26 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot
Buku Humor Lucu ala Gusdur Data ke-4 ... 116 4.27 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot
Buku Humor Lucu ala Gusdur Data ke-5 ... 119 4.28 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot
Berbasis Kearifan Lokal Buku Humor Lucu ala Gusdur Data ke-1 ... 122 4.29 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot
Berbasis Kearifan Lokal Buku Humor Lucu ala Gusdur Data ke-2 ... 123 4.30 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot
Berbasis Kearifan Lokal Buku Humor Lucu ala Gusdur Data ke-3 ... 125 4.31 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot
Berbasis Kearifan Lokal Buku Humor Lucu ala Gusdur Data ke-4 ... 125 4.32 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot
Berbasis Kearifan Lokal Buku Humor Lucu ala Gusdur Data ke-5 ... 127 4.33 Tabel Rekapitulasi Profil Dimensi Kearifan Lokal Teks Anekdot
pada Buku Kumpulan Anekdot Kabayan Jadi Sufi... 128 4.34 Tabel Rekapitulasi Profil Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal
pada Buku Humor Lucu ala Gusdur ... 129 4.35 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot Nasruddin Hoja
Data ke-1 ... 131 4.36 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot Nasruddin Hoja
Data ke-2 ... 134 4.37 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot Nasruddin Hoja
Data ke-3 ... 137 4.38 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot Nasruddin Hoja
Data ke-4 ... 139 4.39 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot Nasruddin Hoja
(16)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.40 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot
Berbasis Kearifan Lokal Nasruddin Hoja Data ke-1 ... 144 4.41 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot
Berbasis Kearifan Lokal Nasruddin Hoja Data ke-2 ... 146 4.42 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot
Berbasis Kearifan Lokal Nasruddin Hoja Data ke-3 ... 148 4.43 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot
Berbasis Kearifan Lokal Nasruddin Hoja Data ke-4 ... 150 4.44 Tabel Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot
Berbasis Kearifan Lokal Nasruddin Hoja Data ke-5 ... 151 4.45 Tabel Rekapitulasi Profil Dimensi Kearifan Lokal
Teks Anekdot Nasruddin Hoja yang Berasal dari Internet ... 152 4.46 Tabel Rekapitulasi Profil Teks Anekdot Nasruddin Hoja
yang Berasal dari Internet ... 153 4.47 Tabel Pola Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal sebagai Alternatif Bahan Ajar SMA Kelas X ... 156
(17)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN
2.1 Bagan Proses dan Unsur Tuturan ... 14 3.1 Bagan Desain Penelitian Pengembangan Model Bahan Ajar
(18)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Kurikulum merupakan salah satu instrumen dalam upaya mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia diwarnai oleh fenomena pergantian kurikulum. Dimulai dari kurikulum periode penjajahan Belanda, hingga saat ini diberlakukannya Kurikulum 2013. Fenomena pergantian kurikulum itu, di satu sisi dipandang sebagai ikhtiar untuk memperbaki kualitas pendidikan secara keseluruhan. Dinamika kehidupan dewasa ini menuntut manusia untuk lebih meningkatkan ilmu pengetahuannya. Dalam konteks itu, kurikulum diposisikan sebagai instrumen untuk mengembangkan pola pikir manusia dalam keadaan pendidikan formal.
Perombakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dilakukan sebagai upaya mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Berdasarkan hal tersebut, pemerintah memberlakukan kurikulum 2013 secara bertahap sejak tahun ajaran baru 2013. Tahun ini, kurikulum 2013 diberlakukan pada jenjang sekolah dasar kelas 1 dan 4, sekolah menengah pertama kelas 7, dan sekolah menengah atas kelas 10.
Terkait dengan konsep kurikulum dewasa ini, mata pelajaran Bahasa Indonesia (BI) dalam kurikulum 2013 ditekankan sebagai mata pelajaran yang
(19)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diharapkan mampu membekali kemampuan berbahasa siswa. Maka digunakanlah pendekatan tekstual sebagai dasar kurikulum 2013. Jenis teks yang dimunculkan tidak seperti biasanya, salah satunya teks anekdot.
Teks anekdot memberikan suasana baru pada pembelajaran bahasa Indonesia. Teks ini menjadi penting dihadirkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia karena dengan hadirnya teks anekdot bukan hanya aspek kognitif siswa yang terasah, melainkan juga aspek afektif mereka. Nilai-nilai humanisme dan sosial berusaha diterapkan dalam pembelajaran. Dengan diterapkan nilai humanistik pada pembelajaran Bahasa Indonesia (BI) diharapkan dapat membentuk citra pembelajaran yang tidak kaku dan lebih luwes. Suasana belajar yang menyenangkan dan penuh dengan unsur humor akan tercipta dengan hadirnya materi anekdot pada pembelajaran Bahasa Indonesia.
Oleh karena itu, pendidik dituntut untuk melakukan beberapa perubahan yang signifikan pada tataran sistem. Perubahan mindset pun diupayakan untuk menerapkan kurikulum 2013 di sekolah. Selain kualitas pengajar, perubahan kurikulum pun mengakibatkan pemerintah perlu mempersiapkan sumber belajar. Buku ajar kurikulum 2013 menjadi sumber belajar yang dapat menunjang pembelajaran menjadi lebih efektif. Hal ini dapat mempermudah kerja guru dalam mencari bahan ajar. Bahan ajar, idealnya, dapat membantu siswa dalam memenuhi standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan, yaitu (1) sikap (2) keterampilan dan (3) pengetahuan. Kurniawan (2012, hlm. 121) berpendapat bahwa materi sumber belajar dibutuhkan siswa untuk dapat mendukung faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terkandung dalam perkembangan emosi, motorik, pengamatan dan ingatan visual, pendengaran, kemampuan berbahasa pasif dan aktif, dan kecerdasan.
(20)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Namun, di sisi lain pergantian kurikulum tersebut tak jarang menimbulkan dampak lain. Pengajar harus mampu mengimplementasikan kurikulum baru ini dengan baik. Pendidik sebagai subjek pelaku kurikulum 2013 belum memahami betul bagaimana implementasi dari kurikulum tersebut, baik dari segi metode pembelajaran maupun materi yang disuguhkan. Oleh karena itu, sumber daya pengajar di sekolah harus menguasai konsep kurikulum yang baru ini dengan baik. Kehadiran materi baru membuat pengajar kurang siap dalam pembelajaran. Terlebih lagi, bahan ajar yang dihadirkan pada buku ajar belum memenuhi kebutuhan pembelajaran di kelas. Keterbatasan bahan ajar ini dapat menghambat proses pengembangan implementasi kurikulum 2013 di sekolah. Pengajar diharapkan dapat mencari referensi dan sumber lain agar wawasan yang diajarkan akan lebih luas dan beragam.
Teks anekdot yang beredar di masyarakat tidak semua memiliki makna cerita yang pantas digunakan di jenjang Sekolah Menangah Atas. Bahkan Danandjana (1984, hlm. 129) menyatakan bahwa dari semua lelucon dan anekdot yang paling banyak beredar, terutama di kalangan remaja dan mahasiswa, adalah mengenai seks. Hal ini lah yang membuat peneliti merasa perlu melakukan penelitian ini. Peneliti berusaha membantu pengajar mencari alternatif bahan ajar lain selain yang sudah terdapat pada buku ajar kurikulum 2013 agar pendidik tidak sembarangan menggunakan teks anekdot yang beredar di masyarakat. Sejalan dengan tema yang diusungkan untuk pembelajaran teks anekdot di kelas X SMA yaitu kritik dan humor dalam layanan publik, maka peneliti menyesuaikan bahan ajar yang dikembangkan dengan nilai-nilai kearifan lokal yang ada di Indonesia.
(21)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menguatkan hal tersebut, Zuchdi (2008, hlm. 188) pada bukunya mengungkapkan bahwa perubahan kurikulum diupayakan jangan sampai menimbulkan dampak terlalu saratnya muatan kurikulum, sehingga menurunnya kualitas pendidikan disebabkan peserta didik harus menanggung beban studi yang terlampau berat. Namun, hal ini bisa dihindari dengan memperkirakan muatan maksimal setiap kurikulum dan memberikan ruang bagi kemungkinan penambahan muatan ataupun penggantian muatan dengan muatan lain yang relevan. Zuchdi (2008, hlm. 188) berpendapat bahwa bidang studi Bahasa Indonesia (BI) kiranya tepat untuk tujuan itu. Bahasa Indonesia merupakan salah satu bidang studi yang sesuai untuk mengembangkan budaya progresif . Dengan kata lain, bahasa indonesia bersifat terbuka bagi kemungkinan diberi isi baru yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan masa kini.
Oleh karena itu, peneliti memasukkan nilai kearifan lokal pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini bersangkutan dengan kampanye pemerintah yang ingin menciptakan pendidikan berkarakter dengan nilai-nilai kearifan lokal. Nilai kearifan lokal dijadikan dasar pemikiran dalam upaya membangun masyarakat yang bangga akan budaya bangsanya sendiri. Kearifan tersebut banyak berisikan gambaran tentang anggapan masyarakat yang bersangkutan perihal kualitas lingkungan manusia, serta hubungan-hubungan manusia dan lingkungan alamannya. Etno pedagogi menciptakan keharmonisan dari beragamnya etnik dan budaya yang di miliki oleh masyarakat Indonesia.
Dengan adanya kearifan lokal, pembelajaran Bahasa Indonesia menanamkan keberagaman budaya yang dianggap sebagai kekayaan yang dimiliki oleh bangsa sehingga meminimalkan adanya jurang pemisah antara masyarakat satu dengan yang lainnya. Hal ini terjadi karena nilai kearifan lokal
(22)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
akan memiliki makna apabila tetap menjadi rujukan dalam mengatasi setiap dinamika kehidupan sosial, lebih-lebih lagi dalam menyikapi berbagai perbedaan yang rentan menimbulkan konflik. Keberadaan nilai kearifan lokal justru akan diuji ditengah-tengah kehidupan sosial yang dinamis. Dari hal tersebut, bahan ajar yang mengandung nilai kearifan lokal dapat membentuk sistem kepercayaan, norma, budaya dan diekspresikan di dalam tradisi yang tertanam dalam diri siswa.
Pisau analisis yang kiranya relevan dengan teks anekdot adalah pisau pragmatik. Pisau ini digunakan untuk menguak bagaimana sindiran yang tersirat pada sebuah teks anekdot. Dengan perkataan lain pragmatik berusaha menelaah segala aspek makna tuturan yang tidak secara tuntas oleh referensi langsung pada kondisi-kondisi kebenaran kalimat yang dituturkan dan tidak bisa dijelaskan secara semantik dalam teks anekdot tersebut. Analisis teks anekdot sangat tepat bila menggunakan pragmatik karena untuk memahami bahwa teks anekdot tidak hanya lucu, tetapi juga menyampaikan hikmah yang tersirat di dalam suatu peristiwa menarik dalam hidup kita, diperlukan pemahaman terhadap konteks yang melatarbelakangi munculnya humor tersebut.
Terdapat penelitian serupa yang dilakukan dengan oleh peneliti sebelumnya. Seperti yang dilakukan oleh Ida Hamidah, pada tesisnya yang membahas pengembangan model pendidikan keaksaraan berbasis kearifan lokal pada tahun 2012 di Sekolah Pascasarjana UPI. Sama halnya pula dengan penelitian skripisi Selly Nurlaely, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang mengembangkan model penulisan teks bersperspektif adil gender berdasarkan analisis wacana kritis pada buku tematik terpadu 2013 di Sekolah Dasar (SD). Basuki Priatno, mahasiswa Sekolah Pascasarjana UPI, pun
(23)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melakukan penelitian dengan menganalisis literasi kritis puisi-puisi taufiq ismail yang merepresentasikan kekuasaan dan pemanfaatannya dalam pembelajaran puisi di Sekolah Menengah Atas (SMA). Penelitian ini akan berbeda dengan penelitian-penelitian tersebut. Jika dibandingkan penelitian sebelumnya yang mengembangkan model dan bahan ajar pembelajaran puisi, teks pada buku SD, dan pembelajaran keaksaraan, penelitian ini dirasa penting dilakukan. Hal ini dikarenakan dampak dari fenomena perubahan kurikulum yang terjadi saat ini dirasa krusial dan waktu yang tepat untuk melakukan penelitian ini sekarang. Terlebih lagi, teks anekdot ini merupakan hal yang baru dalam pembelajaran di sekolah, sehingga belum ada penelitian yang mengembangkan teks anekdot untuk dijadikan sebuah bahan ajar.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Beberapa hal yang dapat diidentifikasi diantaranya sebagai berikut.
1) Dalam menghadapi kurikulum 2013 ini, pengajar masih awam dan kebingungan dengan teks-teks baru yang muncul, utamanya teks anekdot menjadi pembelajaran di SMA Kelas X.
2) Sebagai komponen pembelajaran, teks anekdot yang relevan untuk dijadikan bahan ajar di Kelas X SMA dirasa sulit ditemukan. Hal ini disebabkan karena tidak semua teks yang beredar di buku maupun internet dapat diterima oleh siswa dengan jenjang pendidikan tersebut.
3) Buku teks ajar yang ada pun tidak mampu memenuhi kebutuhan bahan ajar pada pembelajaran teks anekdot sehingga referensi teks anekdot dirasa terbatas. Buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013 yang disiapkan oleh Kementrian Pendidikan dan kebudayaan
(24)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hanya menyediakan empat teks anekdot pada Pembelajaran IV yang mengusung tema Kritik dan Humor dalam Layanan Publik.
4) Sebagai nilai yang menjadi dasar pemikiran dalam upaya membangun masyarakat yang bangga akan budaya bangsanya sendiri, kearifan lokal menjadi penting disisipkan dalam komponen pembelajaran, yaitu bahan ajar. Dan pada kenyataannya, tidak semua teks anekdot mengandung nilai kearifan lokal.
C. Batasan Masalah Penelitian
Peneliti membatasi permasalahan penelitian ini pada bahan ajar pembelajaran teks anekdot berbasis kearifan lokal di kelas X SMA dengan Kurikulum 2013.
D. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1) Bagaimana profil teks anekdot yang terdapat dalam buku teks SMA? 2) Bagaimanakah profil teks anekdot yang terdapat di luar buku teks SMA? 3) Bagaimana model pengembangan teks anekdot berbasis kearifan lokal sebagai
alternatif bahan ajar SMA kelas X?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Mendeskripsikan profil teks anekdot yang terdapat dalam buku teks SMA. 2) Mendeskripsikan profil teks anekdot yang terdapat di luar buku teks SMA.
(25)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Membuat model pengembangan teks anekdot berbasis kearifan lokal sebagai alternatif bahan ajar SMA kelas X.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini sebagai berikut. 1. Manfaat secara Teoretis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memunculkan pola pengembangan teks anekdot yang layak dijadikan bahan ajar pembelajaran bahasa indonesia kelas X SMA. Penelitian ini pun bermanfaat sebagai pembuktian teori anekdot yang sudah ada dengan teks anekdot yang beredar dan dijadikan bahan ajar, utamanya mengenai kaidah dan struktur teks tersebut.
2. Manfaat secara praktis a. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman yang berarti bagi peneliti sebagai calon pendidik. Selain itu, penelitian ini melatih peneliti dalam mempersiapkan bahan ajar untuk pembelajaran teks anekdot.
b. Bagi Guru
Penelitian ini memberikan referensi alternatif teks anekdot yang dapat digunakan sebagai bahan ajar pembelajaran teks anekdot di kelas X SMA. Hal ini dilakukan sebagai upaya peningkatan kualitas pengajaran bagi guru. c. Bagi Siswa
(26)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Siswa memperoleh wawasan dan referensi baru selain bersumber dari buku siswa yang di siapkan pemerintah, khususnya untuk pembelajaran teks anekdot.
d. Bagi Pembaca
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai analisis pragmatik pada teks anekdot yang dilakukan untuk memilih bahan ajar pembelajaran teks anekdot.
(27)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D). penelitian yang menggabungkan dua metode ini, yaitu Penelitian Dasar (Qualitative
Research) dan Penelitian Terapan (Quantitative Research) digunakan untuk
menerjemahkan permasalahan yang bersifat kompleks dengan merancang suatu produk. Menurut Sukmadinata (2012, hlm. 165) penelitian di bidang pendidikan ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan fenomena-fenomena yang bersifat fundamental melalui penelitian dasar, serta praktik-praktik pendidikan melalui penelitian terapan. Sedangkan untuk pembuatan modul atau bahan ajar menuntut penelitian pengembangan. Metode ini dipilih dengan alasan subjek penelitian berupa nilai-nilai budaya terkait teks anekdot yang perlu diterjemahkan lebih mendalam. Dengan menggunakan metode R&D ini, peneliti akan mengembangkan atau menyempurnakan suatu produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.
B. Data dan Sumber Data
Data untuk penelitian ini diambil dari dua jenis sumber data yaitu dari Buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013 dan dari luar buku teks tersebut. Sumber yang berasal dari luar buku teks diambil dari buku kumpulan anekdot dan internet.
(28)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Anekdot dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas X SMA Kurikulum 2013
Terdapat empat teks anekdot di dalam buku teks Bahasa Indonesia yang dijadikan buku ajar di SMA Kelas X, Buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri, sedangkan Akademik Kelas X Kurikulum 2013. Berikut teks anekdot yang terdapat pada buku tersebut.
Tabel 3.1
Sumber Teks Anekdot dalam Buku Teks SMA Kelas X
No Judul Anekdot Sumber
a. KUHP dalam Anekdot Buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013 Pelajaran IV halaman 112 (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan)
b. Anekdot Hukum Peradilan Buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013 Pelajaran IV halaman 114 (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan)
c. Politisi Blusukan Banjir Buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013 Pelajaran IV halaman 122 (Kementrian Pendidikan dan
(29)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kebudayaan)
d. Puntung Rokok Buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013 Pelajaran IV halaman 124 (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan)
2. Anekdot di luar Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas X SMA Kurikulum 2013
a. Buku Kumpulan Anekdot
Anekdot di bawah ini diambil dari dua buku kumpulan anekdot yang masing-masing menceritakan tokoh Kabayan dan Gusdur. Anekdot tokoh Kabayan diambil dari buku kumpulan anekdot Kabayan Jadi Sufi. Dan anekdot tokoh Gusdur diambil dari buku kumpulan anekdot Humor Lucu Ala Gusdur. Anekdot-anekdot tersebut diambil untuk mewakili setiap buku kumpulan masing- masing.
Tabel 3.2
Sumber Teks Anekdot dari Buku Kumpulan Anekdot No Judul Anekdot Sumber
a. Menunggu Mobil Lewat Buku Kumpulan Anekdot “Si Kabayan
Jadi Sufi” halaman 33 (Yus R Ismail)
b. Kata Bapak Juga Buku Kumpulan Anekdot “Si Kabayan
Jadi Sufi” halaman 35 (Yus R Ismail)
(30)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jadi Sufi” halaman 45 (Yus R Ismail)
d. Beli Cendol Buku Kumpulan Anekdot “Si Kabayan
Jadi Sufi” halaman 65 (Yus R Ismail)
e. Ingin Diundang Buku Kumpulan Anekdot “Si Kabayan
Jadi Sufi” halaman 75 (Yus R Ismail)
b. Internet
Anekdot-anekdot di bawah ini diambil dari internet, berupa blog ataupun artikel. Anekdot yang diambil dari internet ini menceritakan tokoh Nasruddin Hoja.
Tabel 3.3
Sumber Teks Anekdot dari Internet
No Judul Anekdot Sumber
a. Mengajar Keledai Membaca
http://safrie.wordpress.com/2009/08/3 0/mengajar-keledai-membaca-kisah-sufi-nasruddin- hoja/
b. Perusuh Rakyat http://safrie.wordpress.com/2009/08/1
(31)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Api http://safrie.wordpress.com/2009/10/2 0/api-anekdot-sufi- nasruddin-hoja/ d. Teori Kebutuhan http://safrie.wordpress.com/2009/08/2
0/teori-kebutuhan-kisah-sufi-nasruddin-hoja/
e. Resepnya Ada Padaku http://m.kompasiana.com/post/read/42 3582/3/menghibur-diri-ala-nasrudin-hoja.html
C. Definisi Operasional
Definisi Operasional atau pendeskripsian istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Teks anekdot adalah cerita singkat yang lucu, mengesankan dan menarik, biasanya mengenai tokoh penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian nyata. Secara garis besar, teks yang kita sebut sebgai anekdot adalah teks yang bukan hanya menceritakan peristiwa lucu seorang tokoh, melainkan juga menyiratkan sebuah kritikan atau sindiran di dalamnya. Tuntutan memahami bagaimana struktur sebuah teks anekdot terdapat pada silabus kurikulum 2013. Struktur anekdot yang diterapkan pada buku terbitan pemerintah itu adalah (1) Abstraksi yang merupakan bagian awal anekdot yang berfungsi untuk memberikan gambaran tentang isi teks; (2) Orientasi yang merupakan bagian yang menunjukkan awal kejadian, pengenalan atau latar belakang tentang bagaimana peristiwa terjadi; (3) Krisis yang merupakan bagian dimana hal unik atau yang tidak biasa terjadi di dalam cerita; (4) Reaksi yang merupakan bagian yang menunjukkan bagaimana
(32)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis; dan (5) Koda yang merupakan bagian akhir cerita, bentuknya bisa juga berupa simpulan tentang peristiwa yang terjadi di dalam teks tersebut.
2) Analisis teks yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis yang menggunakan pisau analisis pragmatik. Pisau analisis pragmatik ini digunakan untuk menafsirkan tuturan maksud pada anekdot. Fokus analisis peneliti adalah menganalisis bagaimana tafsiran dari sindiran yang tersirat dalam teks anekdot. Sejalan dengan pernyataan George Yule (2006, hlm. 144) bahwa secara khusus, pragmatik cenderug berfokus pada aspek-aspek tentang apa yang tidak dikatakan atau dituliskan (belum disampaikan) dalam wacana yang dianalisis. pada aspek-aspek tentang apa yang tidak. Dengan memahami makna sindiran yang terdapat di dalam anekdot, pragmatik berusaha menyeleksi kelayakan sebuah teks untuk dijadikan bahan ajar.
3) Nilai kearifan lokal adalah pengetahuan lokal yang tercipta dari hasil adaptasi suatu komunitas yang berasal dari pengalaman hidup yang dikomunikasikan dari generasi ke generasi. Kearifan lokal ini dapat dimanfaatkan sebagai pembangun karakter bangsa. Jim Ife (dalam Permana, 2010, hlm. 4) telah membagi dimensi-dimensi dari kearifan lokal, yaitu (1) Dimensi Pengetahuan Lokal, (2) Dimensi Nilai Lokal, (3) Dimensi Sumber Daya Lokal, (4) Dimensi Keterampilan Lokal, (5) Dimensi Mekanisme Pengambilan Keputusan Lokal, dan (6) DImensi solidarita kelompok lokal.
(33)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4) Model pengembangan bahan ajar teks anekdot berbasis kearifan lokal adalah model teks yang memperhatikan unsur kearifan lokal di dalamnya. Dengan adanya unsur kearifan lokal ini diharapkan dapat membangun kesadaran kebanggaan siswa atas budaya yang ia miliki. Model pengembangan bahan ajar teks anekdot berbasis kearifan lokal ini dirancang berdasarkan hasil analisis peneliti terhadap profil bahan ajar dan kearifan lokal. Sehingga model pengembangan ini dapat dipergunakan dalam pembelajaran di kelas nantinya.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data penelitian. Dalam penelitian ini digunakankartu data analisis, dan instrumenangket untuk penilaian bahan ajar teks anekdot berbasis kearifan lokal berdasarkan ahli dan siswa.
1. Pedoman Analisis dan Kartu Data Analisis
Pedoman analisis dan kartu data analisis digunakan pada saat tahap deskriptif untuk menganalisis profil bahan ajar teks anekdot dalam dan luar buku teks SMA kelas X,profil bahan ajar teks anekdot, kisi-kisi instrumen model bahan ajar teks anekdot berbasis kearifan lokal dan kisis-kisi penilaian
(34)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
model bahan ajar teks anekdot berbasis kearifan lokal. Pedoman analisis dan kartu data analisis dijabarkan sebagai berikut.
a. Prosedur Analisis Profil Bahan Ajar Teks Anekdot dalam dan di Luar Buku Teks SMA Kelas X
Prosedur analisis profil bahan ajar teks anekdot dalam dan di luar buku teks SMA kelas X terdiri atas bebrapa aspek, yaitu sebagai berikut.
Aspek pertama yang dianalisis adalah tema anekdot. Tema anekdot ini dilihat dari keseluruhan cerita anekdot. dilakukan penjabaran gagasan yang terdapat dalam teks anekdot untuk mendapatkan tema yang tepat untuk teks anekdot tersebut.
Aspek kedua yang dianalisis adalah struktur anekdot. Serupa dengan yang tercantum dalam buku siswa Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudaaan, Sudarmo (2004) meyakini bahwa anekdot memiliki lima bagian di dalamnya, yaitu abstraksi, orientasi, krisis, reaksi dan koda.
Aspek ketiga yang dianalisis adalah tafsiran dari muatan anekdot. aspek ini dianalisis dengan menggunakan pisau analisis pragmatik. Teks anekdot dianalisis dengan memperhatikan aspek-aspek tuturan, presuposisi, tindak tutur, implikatur, prinsip, dan kerja sama.
Tabel 3.4
Kartu Data Analisis Profil Teks Anekdot dalam Buku Teks dan di Luar Buku Teks
(35)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Aspek Deskripsi
Judul Sumber
Aspek Analisis: a. Tema
b. Struktur Anekdot c. Tafsiran
Simpulan
Setelah diketahui profil bahan ajar teks anekdot tersebut, dilakukan rekapitulasi atas hasil analisis berdasarkan tema, struktur, muatan anekdot dan nilai kearifan lokal yang terkandung di dalamnya.
Tabel 3.5
Rekapitulasi Profil Teks Anekdot Data
Data 1 Data 2 Data 3 Data 4 Data 5 Keterangan Analisis
Tema Struktur Anekdot Kearifan Lokal Muatan
(36)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu anekdot
Keterangan
Keterangan:
(1) Sangat Baik: Data teks anekdot tersebut mengandung tema, struktur, kearifan lokal, mutan anekdot yang lengkap; setiap aspek analisis terdapat di semua data teks anekdot.
(2) Baik: Data teks anekdot tersebut mengandung tema, struktur, kearifan lokal, mutan anekdot yang tidak lengkap salah satunya; setiap aspek analisis tidak terdapat di salah satu data teks anekdot.
(3) Cukup: Data teks anekdot tersebut tidak mengandung dua aspek dari empat struktur yang dianalisis, yaitu tema, struktur, kearifan lokal, mutan anekdot yang tidak lengkap salah satunya; setiap aspek analisis tidak terdapat di dua data teks anekdot.
(4) Kurang: Data teks anekdot tersebut tidak mengandung lebih dari dua aspek dari empat struktur yang dianalisis, yaitu tema, struktur, kearifan lokal, mutan anekdot yang tidak lengkap salah satunya; setiap aspek analisis tidak terdapat di lebih dari dua data teks anekdot.
b. Prosedur Analisis Profil Bahan Ajar Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal
Untuk mengetahui nilai kearifan lokal yang terkandung dalam sebuah teks anekdot, digunakan instrumen yang dirumuskan berdasarkan dimensi dari kearifan lokal Jim Ife (dalam Permana, 2010, hlm. 4).
(37)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.6
Indikator Nilai Kearifan Lokal No Nilai kearifan lokal Deskripsi 1 Dimensi Pengetahuan
Lokal
Masyarakat memiliki pengetahuan lokal yang terkait dengan lingkungan hidupnya. Pengetahuan lokal terkait dengan perubahan dan siklus iklim kemarau dan penghujan, jenis-jenis flora dan fauna, dan kondisi geografi, demografi, dan sosiografi.
2 Dimensi Nilai Lokal Masyarakat memiliki aturan atau nilai-nilai lokal yang ditaati dan disepakati bersama oleh seluruh anggotanya. Nilai-nilai ini biasanya mengatur hubungan antar manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam. Nilai ini memiliki dimensi waktu berupa nilai masa lalu, masa kini dan masa datang. Nilai tersebut akan mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan zaman.
3 Dimensi Keterampilan Lokal
Keterampilan lokal merupakan kemampuan bertahan hidup setiap masyarakat. keterampilan lokal dari yang paling sederhana seperti berburu, meramu, bercocok tanam, sampai membuat industri rumah tangga. Keterampilan lokal ini biasanya hanya cukup dan mampu memenuhi
(38)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kebutuhan keluarganya masing-masing (ekonomi subsitensi).
4 Dimensi Sumber Daya Lokal
Masyarakat akan menggunakan sumber daya lokal sesuai dengan kebutuhannya dan tidak akan mengeksploitasi secara besar-besaran. Sumber daya alam ini bisa berupa hutan, kebun, sumber air, lahan pertanian, dan pemukiman. Dan kepemilikan sumber daya alam ini biasanya bersifat kolektif.
5 Dimensi Mekanisme Pengambilan Keputusan Lokal
Setiap masyarakat pada dasarnya memiliki pemerintahan lokal sendiri atau pemerintahan kesukuan. Suku merupakan kesatuan hukum yang memerintah warganya untuk bertindak sebagai warga. Masing-masing masyarakat mempunyai mekanisme keputusan yang berbeda-beda
6 Dimensi Solidaritas Kelompok Lokal
Suatu masyarakat dipersatukan oleh ikatan komunal untuk membentuk solidaritas lokal. Setiap masyarakat mempunyai media-media untuk mengikat warganya. Hal ini dapat dilakukan melalui ritual keagamaan atau acara dan upacara adat lainnya.
Berdasarkan indikator-indikator dimensi kearifan lokal di atas, analisis profil teks anekdot berbasis kearifan lokal dapat dilakukan dengan cara menganalisis dan menemukan nilai-nilai kearifan lokal yang termasuk
(39)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ke dalam dimensi-dimensi tersebut. Proses analisis ini disertai dengan pembuktian-pembuktian yang dilakukan dengan menjabarkan perihal yang berhubungan dengan kearifan lokal dalam anekdot tersebut.
Tabel 3.7
Kartu Data Analisis Profil Bahan Ajar Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Judul Anekdot Sumber Kearifan Lokal Indikator Pembuktian
Setelah diketahui profil bahan ajar teks anekdot tersebut, dilakukan rekapitulasi atas hasil analisis berdasarkan nilai kearifan lokal yang terkandung di dalamnya.
Tabel 3.8
Rekapitulasi Profil Dimensi Kearifan Lokal Teks Anekdot Data
Data 1 Data 2 Data 3 Data 4 Data 5 Keterangan Dimensi
(40)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pengetahuan
Lokal
Sumber Daya Lokal
Keterampilan Lokal
Mekanisme Pengambilan Keputusan Lokal Solidaritas Kelompok Lokal Keterangan
2. Angket
Instrument angket ini digunakan pada tahap penilaian produk (eksperimen). Pada tahap ini, peneliti menggunakan penilaian dari dua pihak, yaitu pihak pertama adalah ahli bahasa (judgement expert) dan pihak kedua adalah pengguna produk itu sendiri atau siswa kelas X SMA.
a. Instrumen Penilaian Model Bahan Ajar Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal SMA Kelas X
Penilaian model bahan ajar teks anekdot berbasis kearifan lokal ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari bahan ajar yang telah
(41)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikembangkan oleh peneliti. Instrumen ini ditujukan untuk meminta padangan ahli yang kompeten dengan bahan ajar dan materi yang ada di dalamnya. Tahap ini menentukan apakah bahan ajar yang kita suguhkan layak dijadikan bahan ajar atau tidak Instrumen berupa angket akan digunakan dalam tahap penilaian ini. Pertanyaan yang disampaikan disesuaikan dengan kriteria bahan ajar yang sudah dibahas pada Bab 2. Berikut ini daftar pertanyaan dari instrument validasi ahli penilaian bahan ajar.
1) Apakah teks tersebut berdasarkan ciri-ciri anekdot dapat dikatakan sebagai anekdot?
2) Apakah teks anekdot tersebut telah mengandung nilai-nilai kearifan lokal yang dapat membangun kesadaran siswa atas budayanya sendiri? 3) Apakah teks anekdot tersebut cocok digunakan sebagai bahan ajar
a) Apakah bahan ajar teks anekdot tersebut mampu digunakan sebagai alat transformator nilai-nilai ilmu pengetahuan dan norma?
b) Apakah bahan ajar teks anekdot tersebut sesuai dengan latar belakang siswa?
c) Apakah bahan ajar teks anekdot tersebut memiliki kedekatan psikologis dengan usia dan kondisi mental siswa (mengandung pesan yang pantas untuk siswa)?
d) Apakah bahan ajar teks anekdot tersebut memenuhi aspek keterbacaan (struktur dan kosa kata)?
(42)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrument Penilaian Bahan Ajar Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal No Pertanyaan Ya/Tidak Rasionalisasi 1 Apakah teks tersebut
berdasarkan ciri-ciri anekdot dapat dikatakan sebagai anekdot?
2 Apakah teks anekdot tersebut telah mengandung nilai-nilai kearifan lokal yang dapat membangun kesadaran siswa atas budayanya sendiri?
3 Apakah teks anekdot tersebut cocok digunakan sebagai bahan ajar
a) Apakah bahan ajar teks anekdot tersebut mampu digunakan sebagai alat transformator nilai-nilai ilmu pengetahuan dan norma?
b) Apakah bahan ajar teks anekdot tersebut sesuai dengan latar belakang
(43)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu siswa?
c) Apakah bahan ajar teks anekdot tersebut memiliki kedekatan psikologis dengan usia dan kondisi mental siswa (mengandung pesan yang pantas untuk siswa)? d) Apakah bahan ajar teks
anekdot tersebut memenuhi aspek keterbacaan (struktur dan kosa kata)?
b. Angket Siswa
Pemberian angket kepada siswa kelas X SMA ini dilakukan untuk mengetahui keberterimaanpengguna produk terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan oleh peneliti. Instrumen ini ditujukan untuk meminta padangan siswa dengan bahan ajar dan materi yang ada di dalamnya. Tahap ini menentukan apakah bahan ajar yang kita suguhkan dapat diterimasebagai bahan ajar atau tidak. Instrumen berupa angket akan digunakan dalam tahap penilaian ini. Pertanyaan yang disuguhkan berupa pilihan antara teks anekdot sebelum dikembangkan dan sesudah dikembangkan. Berikut ini daftar pertanyaan dari instrument angket siswa.
(44)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nama :
Kelas :
Pilihlah teks yang menarik untuk dijadikan bahan ajar pembelajaran teks anekdot di kelas!
1.
A.
Teks yang Belum
Dikembangkan
B.
Teks yang Sudah
Dikembangkan
a. Teks Pilihan: ______________________________________________ b. Alasan___________________________________________________ 2.
(45)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C.
Teks yang Belum
Dikembangkan
D.
Teks yang Sudah
Dikembangkan
a. Teks Pilihan: ______________________________________________ b. Alasan___________________________________________________
E. Prosedur Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya, metode penelitian ini akan menjawab ketiga tujuan penelitian, yaitu (1) mengetahui profil teks anekdit yang terdapat dalam buku teks SMA Kelas X; (2) mengetahui profil teks yang terdapat di luar buku Teks SMA Kelas X; dan (3) merancang model bahan ajar teks anekdot berbasis kearifan lokal untuk siswa SMA kelas X. Dalam pelaksanaannya, berdasarkan pendapat Sukmadinata (2012, hlm. 167), Research
and Development (R&D) memiliki tiga tahap metode, yaitu sebagai berikut.
Sesuai dengan metode penelitian tersebut, maka prosedur penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
(46)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.1
Desain Penelitian Pengembangan Model Bahan Ajar Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal SMA Kelas X
a. Deskriptif
Deskriptif
Profil teks anekdot pada Buku Teks (Deskripsi dan Analisis
Data)
Profil teks anekdot di Luar Buku Teks (Deskripsi dan Analisis
Data) Buku kumpulan
Dalam Jaringan
Eksperimen
Angket Siswa
Judgement pakar
Evaluatif Model Revisi Bahan Ajar Teks Anekdot
Berbasis Kearifan Lokal Revisi
(47)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode ini digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Peneliti melakukan analisis kebutuhan melalui beberapa tahap. Tahap pertama, peneliti menentukan buku teks yang digunakan oleh peserta didik SMA yang telah menggunakan kurikulum 2013. Setelah mengetahui buku teks yang digunakan, peneliti melakukan analisis terhadap profil bahan ajar teks anekdot yang terdapat dalam buku teks tersebut mengenai tema, sumber, struktur anekdot, dan tafsiran muatan anekdot. Tahap kedua, peneliti menganailisis nilai kearifan lokal yang terkandung dalam teks anekdot tersebut, seperti Dimensi Nilai Lokal, Dimensi Keterampilan Lokal, Dimensi Sumber Daya Lokal, Dimensi Mekanisme Pengambilan Keputusan Lokal, Dimensi Solidaritas Kelompok Lokal, dan Dimensi Pengetahuan Lokal. Tahap selanjutnya, peneliti mengumpulkan sumber teks anekdot dari luar buku teks, seperti buku kumpulan teks anekdot dan internet. Setelah terkumpulkan, dilakukan analisis yang sama dengan teks anekdot yang terdapat di dalam buku teks untuk mengetahui profil teks anekdot yang terdapat di dalam masing-masing buku kumpulan teks anekdot dan internet. Hal tersebut dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang kedua.
b. Eksperimen
Setelah kedua rumusan masalah terjawab, peneliti mengembangkan model bahan ajar teks anekdot berbasis kearifan lokal berdasarkan hasil analisis profil teks anekdot sebelumnya. Kemudian dilakukan eksperimen untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan. Peneliti mengujicobakan produk kepada calon pengguna produk dengan membuat angket yang diserahkan kepada siswa kelas X. Selain itu, peneliti meminta pandangan ahli (judgement expert) terhadap rancangan model bahan ajar teks
(48)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
anekdot berbasis kearifan lokal. Penilaian ini dilakukan oleh beberapa ahli untuk menilai dan menentukan apakah model bahan ajar tersebut layak digunakan sebagai bahan ajar pada pembelajaran teks anekdot di Kelas X SMA. Model bahan ajar ini dinilai dengan mengacu kepada kriteria karya sastra sebagai bahan ajar, yaitu Kriteria Pendidikan, Kriteria Sosiokultural, Kriteria Psikologis, dan Kriteria Linguistik.
c. Evaluatif
Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi atau merevisi proses uji coba pengembangan suatu produk. Dari hasil angket siswa pandangan ahli (judgement expert) akan diperoleh masukan dan koreksi terhadap rancangan model bahan ajar tersebut. Setelah itu, peneliti akan melakukan revisi terhadap model bahan ajar tersebut sehingga akan diperoleh model bahan ajar teks anekdot berbasis kearifan lokal untuk pembelajaran teks anekdot di SMA kelas X.
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi untuk memperoleh data-data tersebut. Syamsuddin dan Vismaia (2009, hlm. 108) mengatakan teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber nonmanusia. Peneliti mengumpulkan teks anekdot yang ada pada buku teks dan anekdot yang ada dari berbagai sumberyang berpotensi untuk dijadikan bahan ajar. Kemudian data tersebut dianalisis berdasarkan struktur, tafsiran muatan anekdot dengan menggunakan pisau pragmatik dan keberadaan nilai kearifan lokal. Setelah itu, data tersebut dikembangkan menjadi sebuah bahan ajar. Setelah dikembangkan dilakukanlah
(49)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
judgement expert terhadap teks anekdot tersebut oleh pakar ahli. Setelah
dilakukan revisi terhadap data, maka data dikemas menjadi sebuah bahan ajar pembelajaran membaca teks anekdot untuk kelas X SMA.
Dalam penelitian ini, peneliti memerlukan beberapa data. Data-data tersebut adalah sebagai berikut.
1) Data mengenai produk lama (teks anekdot sebelum dianalisis) dari buku teks siswa dan luar buku teks siswa;
2) data mengenai produk lama yang sudah dianalisis (Anekdot berbasis kearifan lokal dan tidak berbasis kearifan lokal) dari buku teks siswa dan luar buku teks siswa;
3) data produk yang berbasis kearifan lokal dikembangkan dan dikemas menjadi sebuah bahan ajar;
4) data produk setelah dilakukan pengujian danjudgment pakar; 5) data profil produk yang sudah direvisi.
Untuk mendapatkan data-data tersebut peneliti harus menggunakan teknik-teknik yang tepat, yaitu:
1. Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dengan memilih data yang akan dianalisis sebagai bahan acuan materi bahan ajar yang akan dikerjakan peneliti. Reduksi data ini memerlukan proses berpikir yang sensitif untuk mempertimbangkan data-data yang ada. Oleh karena itu, peneliti memerlukan ketajaman berpikir dan wawasan yang luas sehingga dapat mereduksi data secaa signifikan. 2. Penyajian Data
(50)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tahap penyajian data merupakan tahap megorganisasikan data yang telah direduksi dengan mendikotomikan menjadi kelompok-kelompok catatan tertentu. Setelah data tersaji dalam bentuk signifikan, akan terlihat pola penyajian data yang mempermudah pemahaman terhadap penilaian tersebut. Data yang disajikan berupa uraian singkat karena berupa data kualitatif.
3. Verifikasi Data
Tahap ini bertujuan untuk memastikan jawaban yang sudah ditentukan peneliti dalam rumusan masalah. Hasil dari verifikasi data ini berupa fokus simpulan atas jawaban dari rumusan masalah tersebut. Simpulan peneliti pada tahap ini akan berkembang dari simpulan awal menjadi simpulan akhir.
(51)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Teks anekdot yang dijadikan objek penelitian terdiri atas teks anekdot yang berada pada buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013 Pelajaran IV dan teks di luar buku teks tersebut. Teks yang berasal dari luar buku teks yaitu dua buku kumpulan anekdot dan internet. Aspek teks anekdot dianalisis adalah aspek tema, struktur anekdot dan tafsiran muatan anekdot yang dianalisis menggunakan pisau analisis pragmatik. Selain itu, teks tersebut dianalisis nilai kearifan lokalnya dengan menggunakan teori Jim Ife mengenai Dimensi Kearifan Lokal. Simpulan peneliti yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Hanya terdapat empat teks anekdot dalam buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X Kurikulum 2013 Pelajaran IV. Dari hasil peneltian, ditemukan teks anekdot yang terdapat dalam Buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X memiliki dua aspek yang kurang, yaitu struktur dan muatan kearifan lokalnya. Dari segi struktur, data ketiga tidak memiliki struktur yang lengkap. Teks anekdot yang berjudul Politisi Blusukan Banjir ini tidak memiliki struktur koda yang merupakan bagian akhir cerita, bentuknya bisa juga berupa simpulan tentang peristiwa yang terjadi di dalam teks tersebut. Penulis membuat sebuah penutup cerita dengan menggabungkan reaksi dan koda sekaligus. Bagian yang menunjukkan bagaimana penulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis dijadikan sebuah penutup cerita. Muatan kearifan lokal yang terkandung dalam bahan ajar ini tidak terlalu kentara. Dari empat anekdot yang tersedia, hanya satu teks anekdot yang memuat nilai kearifan lokal di
(52)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalamnya. Hal ini menunjukkan belum adanya penanaman kearifan lokal dari segi aspek bahan ajar yang disiapkan oleh pemerintah.
2) Profil anekdot yang berasal dari luar buku teks menunjukkan bahwa kekurangan teks berasal dari struktur teksnya saja. Aspek kearifan lokal mudah ditemui pada ketiga sumber teks anekdot yang dijadikan sampel. Untuk pemotretan profil teks anekdot yang berasal dari luar buku teks, diambil tiga sumber dengan tiga tokoh masing-masing, yaitu buku Kabayan Jadi Sufi, buku Humor Lucu ala Gusdur dan teks anekdot Nasruddin Hoja yang diambil dari internet. Anekdot kabayan sendiri kaya akan muatan kearifan lokal di dalamnya, utamanya budaya sunda. Dari kelima anekdot yang diambil untuk dianalaisis, semua memiliki dimensi kearifan lokal, bahkan lebih dari satu dimensi. Dari segi aspek muatan lokal teks anekdot ini sangat mumpuni untuk dijadikan bahan ajar pembelajaran teks anekdot. Sayangnya, hal tersebut berbanding terbaik dengan struktur anekdot. Dari lima anekdot yang dianalisis, hanya dua anekdot yang berstruktur lengkap. Sedangkan, anekdot gusdur menunjukkan bahwa struktur teks dan muatan kearifan lokal menjadi aspek yang kurang yang terkandung di dalamnya. Dari lima teks, tiga teks yang memiliki struktur anekdot kurang lengkap. Dari lima teks yang dianalisis, terdapat satu teks anekdot yang tidak memuat nilai kearifan lokal dan yang lainnya memuat kearifan dengan masing-masing satu dimensi. Teks anekdot Nasruddin Hoja yang diambil dari internet bermasalah pada struktur teks anekdot, yaitu pada dua teks dari lima teks anekdot.
3) Pengembangan teks berbasis kearifan lokal untuk bahan ajar teks anekdot merupakan salah satu bagian dari inovasi pendidikan. Nilai-nilai kearifan lokal ini merupakan muatan yang dapat disisipkan dalam sebuah bahan ajar. Dalam mengembangkan sebuah bahan ajar, utamanya sebuah teks narasi
(53)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
seperti teks anekdot, muatan kearifan lokal dapat disisipkan pada berbagai unsur yang ada di dalam teks tersebut. Bahan ajar teks anekdot berbasis kearifan lokal berusaha memberikan sesuatu yang baru terhadap cara penyampaian nilai kearifan lokal yang sebenarnya hadir di setiap kehidupan siswa. Karena ketika kita berbicara mengenai kearifan lokal, maka kita juga membicarakan kebudayaan yang berasal dari masyarakat.
B.SARAN
Saran peneliti yang direkomendasikan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Dengan adanya model pola pengembangan bahan ajar teks anekdot berbasis kearifan lokal ini, siswa dapat menggunakan alternatif referensi teks lain untuk menjalankan tntutan pembelajaran yang dilakukan sekolah. Alternatif bahan ajarnya pun menjadi lebih berkualitas serta kaya akan muatan ilmu dan wawasan karena bahan ajar dipilih tidak sembarangan dan mengandung nilai kearifan lokal yang penting diterapkan pada generasi muda dewasa ini.
2. Model pola pengembangan bahan ajar teks anekdot berbasis kearifan lokal ini dapat digunakan oleh guru untuk membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan siswa. Hal ini dikarenakan kegiatan akan lebih menarik dan siswa pun akan dengan mudah mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya sehingga siswa akan lebih bisa mandiri mempelajarinya.
3. Basis kearifan lokal pada teks anekdot ini pun dapat dimanfaatkan sebagai wahana membangun generasi muda yang bangga akan budaya bangsanya sendiri. Kearifan lokal merupakan produk budaya masyarakat yang patut dijadikan pegangan hidup yang eksploitasi terus-menerus. Dengan mengintegerasikan nilai kearifan lokal dalam proses pembentukan karakter siswa, siswa mendapatkan gambaran akan identitasnya sebagai individu
(54)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masyarakat dan sebagai anggota kelompok masyarakat yang erat kaitannya dengan budaya masyarakat itu sendiri.
(55)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. (2012). Pembelajaran membaca berbasis pendidikan karakter. Bandung: Refika Aditama.
Al – Nashr, M. S. (2010). Pendidikan karakter berbasis kearifan lokal: telaah
pemikiran KH. Abdurahman Wahid. Semarang: Fakultas Tarbiyah Institut
Agama Islam Negeri Wali Songo.
Badara. A. (2012). Analisis Wacana: Teori, Metode dan Penerapannya Pada Wacana
Media. Jakarta: Kencana.
Bachari, A. D. (2014). Penyusunan bahan ajar teks anekdot untuk siswa sekolah
menengah atas melalui analisis pragmatik. Makalah disajikan pada Seminar
PMIOL II, Malaysia.
Bardon, A. (2005). The Philosophy of Humor. (Jurnal). Wake Forest University, Amerika Serikat.
Danandjaja, J. (1984). Foklor Indonesia: ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain. Jakarta: Grafiti Pers.
Hidayati. (2009). Analisis pragmatik humor Nasruddin Hoja. (Skripsi). Fakultas Sastra Universitas Diponegoro, Semarang.
Ismail, Y. R. (2004). Si Kabayan Jadi Sufi. Bandung: Pustaka Latifah.
Kartawinata, A. M. (Penyunting). (2011). Merentas kearifan lokal di tengah
(56)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengembangan Kebudayaan Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Dokumen kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Bahasa Indonesia ekspresi diri
dan akademik kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kosasih, E. (2002). Kompetensi ketatabahasaan. Bandung: Yrama Widya.
Kurniawan, K. (2012). Belajar dan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Bandung: Bangkit Citra Persada.
Lubis, H. H. (2011). Analisis wacana pragmatik. Bandung: Angkasa. Majid, A. (2012). Perencanaan pembelajaran. Bandung: Rosda.
Permana, R. C. E. (2010). Kearifan lokal masyarakat Baduy dalam mitigasi bencana. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Prastowo, A. (2012). Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Jogjakarta: Diva Press.
Prastowo, A. (2013). Pengembangan bahan ajar tematik. Jogjakarta: Diva Press. Rahardi, K. (2003). Berkenalan dengan ilmu bahasa pragmatik. Malang: Dioma. Rahardi, K. (2005). Pragmatik: kesantunan imperatif bahasa Indonesia. Jakarta:
(57)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rahmandji, D. (2013). Sejarah, teori, jenis dan fungsi humor. (Jurnal). Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, Malang.
Rahyono, F.X. (2009). Kearifan budaya dalam kita. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Rosidi, A. (2011). Kearifan lokal dalam perspektif budaya Sunda. Bandung: Kiblat Buku Utama.
Semi, A. (2003). Menulis efektif. Padang: Angkasa Raya.
Sukmadinata, N. (2012). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Sudarmo, D.M. (2004). Anatomi lelucon di Indonesia. Kompas.
Syamsudin & Vismaia, S. D. (2009). Metode penelitian bahasa. Bandung: Rosda. Tarigan, H. G. (2009). Pengajaran pragmatik. Bandung: Angkasa.
Wijana, D. P. (1996). Dasar-dasar pragmatik. Yogyakarta: Andi.. Yori, A. (2009). Humor lucu ala Gusdur. Yogyakarta: Pustaka Bagong Yule, G. (2006). Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
(1)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
seperti teks anekdot, muatan kearifan lokal dapat disisipkan pada berbagai unsur yang ada di dalam teks tersebut. Bahan ajar teks anekdot berbasis kearifan lokal berusaha memberikan sesuatu yang baru terhadap cara penyampaian nilai kearifan lokal yang sebenarnya hadir di setiap kehidupan siswa. Karena ketika kita berbicara mengenai kearifan lokal, maka kita juga membicarakan kebudayaan yang berasal dari masyarakat.
B.SARAN
Saran peneliti yang direkomendasikan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Dengan adanya model pola pengembangan bahan ajar teks anekdot berbasis
kearifan lokal ini, siswa dapat menggunakan alternatif referensi teks lain untuk menjalankan tntutan pembelajaran yang dilakukan sekolah. Alternatif bahan ajarnya pun menjadi lebih berkualitas serta kaya akan muatan ilmu dan wawasan karena bahan ajar dipilih tidak sembarangan dan mengandung nilai kearifan lokal yang penting diterapkan pada generasi muda dewasa ini.
2. Model pola pengembangan bahan ajar teks anekdot berbasis kearifan lokal ini
dapat digunakan oleh guru untuk membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan siswa. Hal ini dikarenakan kegiatan akan lebih menarik dan siswa pun akan dengan mudah mempelajari setiap kompetensi
yang harus dikuasainya sehingga siswa akan lebih bisa mandiri
mempelajarinya.
3. Basis kearifan lokal pada teks anekdot ini pun dapat dimanfaatkan sebagai
wahana membangun generasi muda yang bangga akan budaya bangsanya sendiri. Kearifan lokal merupakan produk budaya masyarakat yang patut
dijadikan pegangan hidup yang eksploitasi terus-menerus. Dengan
mengintegerasikan nilai kearifan lokal dalam proses pembentukan karakter siswa, siswa mendapatkan gambaran akan identitasnya sebagai individu
(2)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masyarakat dan sebagai anggota kelompok masyarakat yang erat kaitannya dengan budaya masyarakat itu sendiri.
(3)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. (2012). Pembelajaran membaca berbasis pendidikan karakter. Bandung: Refika Aditama.
Al – Nashr, M. S. (2010). Pendidikan karakter berbasis kearifan lokal: telaah
pemikiran KH. Abdurahman Wahid. Semarang: Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Wali Songo.
Badara. A. (2012). Analisis Wacana: Teori, Metode dan Penerapannya Pada Wacana Media. Jakarta: Kencana.
Bachari, A. D. (2014). Penyusunan bahan ajar teks anekdot untuk siswa sekolah menengah atas melalui analisis pragmatik. Makalah disajikan pada Seminar PMIOL II, Malaysia.
Bardon, A. (2005). The Philosophy of Humor. (Jurnal). Wake Forest University, Amerika Serikat.
Danandjaja, J. (1984). Foklor Indonesia: ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain. Jakarta: Grafiti Pers.
Hidayati. (2009). Analisis pragmatik humor Nasruddin Hoja. (Skripsi). Fakultas Sastra Universitas Diponegoro, Semarang.
Ismail, Y. R. (2004). Si Kabayan Jadi Sufi. Bandung: Pustaka Latifah.
Kartawinata, A. M. (Penyunting). (2011). Merentas kearifan lokal di tengah modernisasi dan tantangan pelestarian. Jakarta: Pusat Penelitian dan
(4)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengembangan Kebudayaan Badan Pengembangan Sumber Daya
Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Dokumen kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Bahasa Indonesia ekspresi diri dan akademik kelas X. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kosasih, E. (2002). Kompetensi ketatabahasaan. Bandung: Yrama Widya.
Kurniawan, K. (2012). Belajar dan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Bandung: Bangkit Citra Persada.
Lubis, H. H. (2011). Analisis wacana pragmatik. Bandung: Angkasa. Majid, A. (2012). Perencanaan pembelajaran. Bandung: Rosda.
Permana, R. C. E. (2010). Kearifan lokal masyarakat Baduy dalam mitigasi bencana. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Prastowo, A. (2012). Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Jogjakarta: Diva Press.
Prastowo, A. (2013). Pengembangan bahan ajar tematik. Jogjakarta: Diva Press. Rahardi, K. (2003). Berkenalan dengan ilmu bahasa pragmatik. Malang: Dioma. Rahardi, K. (2005). Pragmatik: kesantunan imperatif bahasa Indonesia. Jakarta:
(5)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rahmandji, D. (2013). Sejarah, teori, jenis dan fungsi humor. (Jurnal). Seni dan
Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, Malang.
Rahyono, F.X. (2009). Kearifan budaya dalam kita. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Rosidi, A. (2011). Kearifan lokal dalam perspektif budaya Sunda. Bandung: Kiblat Buku Utama.
Semi, A. (2003). Menulis efektif. Padang: Angkasa Raya.
Sukmadinata, N. (2012). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Sudarmo, D.M. (2004). Anatomi lelucon di Indonesia. Kompas.
Syamsudin & Vismaia, S. D. (2009). Metode penelitian bahasa. Bandung: Rosda. Tarigan, H. G. (2009). Pengajaran pragmatik. Bandung: Angkasa.
Wijana, D. P. (1996). Dasar-dasar pragmatik. Yogyakarta: Andi.. Yori, A. (2009). Humor lucu ala Gusdur. Yogyakarta: Pustaka Bagong Yule, G. (2006). Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
(6)
Danissa Citra Uthami, 2014
Pengembangan Teks Anekdot Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sma Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 07 Desember 1992
di kota yang terkenal akan kebudayaan kuda
renggongnya, Sumedang. Anak pertama dari dua
bersaudara ini sempat berdomisili selama tujuh tahun di Bengkulu, Sumatera Selatan karena pekerjaan kedua orang tuanya, Drs. Dadan, M.Si. dan Dra. Iis Lisnarita.
Karena sering berpindah-pindah, penulis sempat
menduduki tiga sekolah dasar, yaitu SD Negeri 81 Bengkulu, SD Negeri Rancaloa Bandung, dan berakhir di SD Negeri Sindangraja Sumedang pada tahun 2004. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Sumedang sampai tahun 2007. Penulis lalu melanjutkan ke SMA Negeri 1 Sumedang dengan jalur PMDK. Setelah menyelesaikan pendidikan SMA pada tahun 2010, penulis diterima di salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Universitas Pendidikan Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Selama berkuliah, penulis aktif bergiat di organisasi intrauniversiter, Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia (Hima Satrasia). Selama dua periode kepemimpinan (2010-2011 dan 2011-2012), penulis menjabat sebagai Ketua Sub Bidang Dokumentasi dan Ketua Sub Bidang Humas dan Publikasi, serta sempat beberapa kali menjadi sekretaris pelaksana dan Steering Committee pada beberapa kegiatan insidental. Selain berorganisasi, penulis memiliki minat pada bidang jurnalistik. Penulis sempat mengambil beberapa kelas jurnalistik pada semester enam dan tujuh. Tulisan penulis pun pernah dimuat di salah satu surat kabar yang ada di Bandung.