BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lalat Rumah (Musca domestica

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lalat Rumah (Musca domestica)
Lalat rumah (M. domestica) merupakan lalat yang paling umum
dikenal orang karena lalat ini biasanya hidup berasosiasi dengan manusia.
M. domestica berukuran sedang dengan panjang 6-9 mm, berwarna abuabu, mempunyai empat pita yang berupa garis memanjang pada
permukaan toraks (Sembel, 2009).

Gambar 1 : Lalat Rumah (Musca domestica)
(http://nature.ca/notebooks/english/fly_p1.htm)
Mata majemuknya besar, pada bentuk jantan kedua mata
majemuk agak berdekatan, tetapi bentuk betina lebih berjauhan. Lalat
rumah mengalami metamorfosis sempurna, yaitu telur, larva (maggot),
pupa, dan bentuk dewasa (lalat). Lalat rumah menghisap cairan yang
mengandung gula atau bahan-bahan yang telah membusuk. Mereka
hanya aktif pada siang hari (Sembel 2009).
Selain dapat mengganggu ketentraman dalam rumah, lalat rumah
dapat membawa sekitar

100 jenis bakteri patogen yang dapat

4


mengakibatkan penyakit pada manusia. Diantaranya adalah tipoid,
paratipoid, kolera, disentri, tuberkulosis, dan kecacingan. Penyakit
patogen biasanya terbawa oleh lalat dari berbagai sumber seperti sisasisa kotoran, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan kotoran
manusia, dan sumber-sumber kotoran yang lain, kemudian patogenpatogen yang melekat pada mulut dan bagian tubuh lainnya dipindahkan
ke makanan manusia (Sembel, 2009). Bakteri patogen yang disebarkan
oleh lalat adalah antara lain Salmonella typhi, Shigella disentry,
Clostridium perfringens, Vibrio cholera (Sharrington, 1994).
2.2. Lalat Hijau (Chrysomya megacephala)
Chrysomya megacephala merupakan serangga yang berukuran
sedang dengan panjang tubuhnya berkisar antara 8-10 mm. Seperti
halnya sebagian besar anggota Diptera lain, C. megacephala juga
mengalami metamorfosis sempurna yang diawali dengan telur, yang
kemudian menjadi larva, pupa dan akhirnya menjadi bentuk dewasa. Telur
diletakkan oleh lalat dewasa dalam keadaan berkelompok-kelompok atau
onggokan. Selama masa hidupnya lalat

betina C.

megacephala


meletakkan telurnya sebanyak 4-6 kali.
Jangka waktu hidup tahap pra dewasa lalat C. megacephala
adalah sekitar 8,5 – 9 hari pada suhu 24 – 28,5oC dengan kelembaban
85 – 92%, sedangkan tahap dewasanya berkisar antara 37,6 – 41,2 hari
pada suhu 24 – 28oC dengan kelembaban 86 – 94,6%.

5

Bentuk dewasa lalat ini sejak lama dikenal sebagai penggangu
pada rumah pemotongan hewan, dan pada tempat-tempat penjualan
daging, ikan, manisan, buah-buahan dan berbagai jenis makanan lain di
pasar (Sitanggang, 2001).

Gambar 2 : Lalat hijau (Chrysomya megacephala)
(http://www.peka-indonesia.org/research/10-fakta-istimewaserangga/)
2.3. Penyebaran Lalat Rumah dan Lalat Hijau
Musca domestica dan Chrysomya megacephala merupakan lalat
yang tersebar secara kosmopolitan dan bersifat sinantropik yang artinya
lalat ini mempunyai hubungan ketergantungan yang tinggi dengan

manusia karena zat-zat makanan yang dibutuhkan lalat sebagian besar
ada pada makanan manusia. Lalat lebih aktif pada tempat yang terlindung
dari cahaya dari pada tempat yang langsung terkena cahaya matahari.
Penyebaran yang luas dari lalat ini dimungkinkan karena daya
adaptasinya yang tinggi (Sitanggang, 2001).

6

Kepadatan lalat di suatu daerah, sangat dipengaruhi oleh tempat
perindukan, cahaya matahari, temperatur, kelembaban, tekstur dan warna
permukaan yang disenangi untuk istirahat. Tempat perindukan lalat
biasanya pada kotoran ternak, sampah, material organik, dan saluran
pembuangan. Kepadatan lalat akan tinggi jika temperatur antara 20-25oC.
Populasi menurun apabila temperatur > 45 dan < 10o C. Pada temperatur
yang sangat rendah, lalat tetap hidup dalam kondisi dorman pada stadium
dewasa atau pupa.
2.4. Salmonella
Salmonella adalah bakteri batang bersifat gram negatif, bergerak/
motil, mempunyai karakteristik memfermentasikan glukosa dan mannose
tanpa


memproduksi

atau

menghasikan

gas,

memfermentasikan laktosa atau sukrosa. Organisme

tetapi

tidak

ini seringkali

patogen untuk manusia atau binatang bila tertelan (Jawetz, 2005).
2.4.1. Morfologi Sel dan Koloni
Kuman berbentuk batang dan tidak berspora tetapi mempunyai

flagel peritrik, pada pewarnaan gram bersifat negatif, ukuran 2 – 4
mikrometer x 0,5 – 0,8 mikrometer dan bergerak, pada biakan agar
koloninya besar bergaris tengah 2 – 8 milimeter, bulat ,agak cembung,
jernih, licin dan tidak menyebabkan hemolisis (Kuyung, 2008).
Salmonella mudah tumbuh pada medium sederhana, tetapi
hampir tidak pernah memfermentasikan laktosa atau sukrosa. Organisme
ini membentuk asam dan kadang-kadang gas dari glukosa dan manosa.

7

Salmonella bertahan dalam air yang membeku untuk waktu yang lama.
Salmonella resisten terhadap bahan kimia tertentu (misal, hijau brilian,
natrium tetrationat, natrium deoksikolat) yang menghambat bakteri enterik
lain (Jawetz, 2005).
2.4.2. Sifat Fisiologis
Kuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada
suhu 15 – 41oC (suhu pertumbuhan optimum 37oC ) dan pH pertumbuhan
6 – 8. Pada umumnya isolat kuman Salmonella dikenal dengan sifat-sifat,
gerak positif, reaksi fermentasi terhadap manitol positif dan memberi hasil
negatif pada reaksi indol, laktosa, dan voges proskauer. Sebagian besar

isolat Salmonella yang berasal dari bahan klinik menghasilkan H2S. S.
typhi hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas fermentase
glukosa. Pada agar SS, EMB dan Mac Conkey koloni kuman berbentuk
bulat, kecil dan tidak berwarna (Kuyung, 2008).
2.4.3. Patogenesis
Salmonella typhi, Salmonella paratyphi A dan Salmonella
paratyphi B merupakan penyebab infeksi utama pada manusia, dan
infeksi dari bakteri ini bersumber dari manusia. Organisme ini hampir
selalu masuk melalui jalan oral, biasanya dengan mengkontaminasi
makanan atau minuman. Diantara faktor tempat yang mempengaruhi
ketahanan terhadap infeksi Salmonella adalah keasaman lambung, flora
normal dalam usus, dan ketahanan usus lokal (Jawetz, 2005).

8

Salah satu penyakit yang disebabkan oleh Salmonella sp adalah
demam

enterik.


Sindroma

ini

hanya

ditimbulkan

oleh

beberapa

Salmonella, yang terpenting adalah Salmonella typhi (demam tipoid).
Salmonella yang tertelan mencapai usus halus, masuk ke dalam aliran
limfatik dan kemudian masuk ke aliran darah. Organisme ini dibawa oleh
darah ke berbagai organ, termasuk usus. Salmonella bermultiplikasi
dijaringan limfoidusus dan diekskresikan di dalam feces (Jawetz, 2005).
2.4.4. Epidemiologi
Banyak hewan, termasuk hewan ternak, binatang pengerat, dan
unggas, secara alami terinfeksi dengan berbagai Salmonella dan

mengandung bakteri di dalam jaringan (daging), ekskresi, atau telur.
Insidens infeksi Salmonella meningkat tajam di berbagai negara selain
Amerika Serikat. Masalah ini mungkin diperberat dengan meluasnya
penggunaan makanan hewan yang mengandung obat antimikroba yang
membantu

proliferasi

Salmonella

yang

resistan-obat

dan

potensi

penyebarannya ke manusia. (Jawetz, 2005).
2.4.5. Pemeriksaan Laboratorium

Ada beberapa metode yang sering digunakan untuk pemeriksaan
laboratorium Salmonella sp. Metode bakteriologik dengan biakan pada
medium diferensial medium Mac Concey memungkinkan deteksi cepat
organisme yang tidak memfermentasikan laktosa (tidak hanya Salmonella
dan Shigella tetapi juga Proteus, Serratia, Pseudomonas, dan lain-lain).
Organisme gram positif sedikit dihambat. Pada medium selektif, spesimen

9

diletakkan

pada

agar

salmonella-shigella

(SSA)

yang


membantu

pertumbuhan Salmonellae dan Shigellae melebihi Enterobacteriaceae
lain. Biakan medium yang diperkaya seperti selenit yang menghambat
replikasi bakteri normal usus dan memungkinkan multiplikasi Salmonella.
Setelah inkubasi selama 1-2 hari, spesimen tersebut diletakkan pada
medium diferensial dan medium selektif. Identifikasi akhir ialah dengan
mencari koloni yang dicurigai pada medium padat diidentifikasi dengan
pola reaksi biokimia dan uji aglutinasi slide dengan serum spesifik.
Metode serologi juga sering digunakan untuk mengidentifikasi
biakan yang tidak diketahui dengan serum yang telah diketahui dan juga
dapat digunakan untuk menentukan titer antibodi pada pasien yang tidak
diketahui penyakitnya, walaupun penentuan titer antibodi ini tidak terlalu
bermanfaat untuk diagnosis infeksi Salmonella (Jawetz, 2005).

10