BAHASA INDONESIA PENULISAN KARYA ILMIAH

(1)

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

“Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia”

Oleh:

Kelompok 1

1. Amirul Mu’minin 2. Gibran Shadiq 3. Sri Indah Lestari 4. Imes Juanissa Qorina 5. Fakhrunnisa Djokja 6. Adil Wahyudi Amal 7. Rezki Nurramadhani 8. Astuti Ramdani Darap

Desain Komunikasi Visual Universitas Negeri Makassar


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat membuat sebuah makalah tentang “Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia”.

Dalam makalah ini, penulis mencoba menyajikan materi-materi yang bersangkutan dengan sejarah bahasa Indonesia sebelum kemerdekaan dan sesudah kemerdekaan serta kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.

Makalah ini disusun berdasarkan apa yang diperoleh dari berbagai sumber. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih belum sempurna dan untuk menjadi sempurna. Untuk itu diharapkan kepada semua pihak untuk memberikan masukan dan kritik demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kita harapkan. Untuk itu, diharapkan adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Akhir kata diucapkan banyak terima kasih.

Makassar, Maret 2015


(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……… i

Daftar Isi………. ii

BAB I PENDAHULUAN….……….………. 1

A. Latar Belakang………... 1

B. Rumusan Masalah……….. 2

C. Tujuan Penulisan……… 2

BAB II PEMBAHASAN..……….………….…... 3

A. Sejarah Bahasa Indonesia……….….. 3

B. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia………. 8

BAB III PENUTUP………. 16

A. Kesimpulan………... 16

B. Saran……… 16 DAFTAR PUSTAKA


(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mahasiswa ditingatkan kesadarannya bahwa bahasa Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan seluruh bangsa Indonesia. Hal ini mengingat bahasa Indonesia merupakan alat mengungkapkan diri baik secara lisan maupun tertulis, dari segi rasa, karsa, dan cipta serta pikir, baik secara etis, estetis, maupun secara logis. Warga negara Indonesia yang mahir berbahasa Indonesialah yang akan dapat menjadi warga negara yang mampu memenuhi kewajibannya di mana pun mereka b2erada di wilayah tanah air dan dengan siapa pun mereka bergaul di wilayah NKRI. Oleh sebab itu, kemahiran berbahasa Indonesia menjadi bagian dari kepribadian Indonesia. Kemahiran berbahasa Indonesia bagi mahasiswa Indonesia tercermin dalam tata pikir, tata ucap, tata tulis, dan tata laku berbahasa Indonesia dalam konteks ilmiah dan akademis. Oleh karena itu, bahasa Indonesia masuk kedalam kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian mahasiswa, yang kelak sebagai insan terpelajar akan terjun ke dalam kancah kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai pemimpin dalam lingkunganya masing-masing. Oleh karena mahasiswa diharapkan kelak dapat menyebarkan pemikiran dan ilmunya, mereka diberi kesempatan melahirkan karya tulis ilmiah dalam berbagai bentuk dan menyajikannya dalam forum ilmiah.

Mahasiswa peserta kuliah perlu disadarkan akan kenyataan ini dan ditimbulkan kebanggaannya terhadap bahasa nasional kita. Kemudian mahasiswa hendaknya juga ditingkatkan kesadarannya akan kedudukan BI sebagai bahasa

Negara dan bahasa nasional, dan fungsi BI sebagai bahasa lingua franca yang

berpotensi untuk mempersatukan seluruh bangsa. Untuk selanjutnya, mereka hendaknya diminta untuk mengidentifikasi implikasi-implikasi dari semua butir tentang bahasa Indonesia tersebut bagi mereka sebagai warga Negara yang


(5)

bertanggung jawab. Penyadaran dicapai lewat kegiatan ceramah dan Tanya jawab/diskusi, sedangkan identifikasi implikasi lewat diskusi kelompok.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah sejarah Bahasa Indonesia?

2. Bagaimanakah fungsi bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa

nasional?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah bahasa Indonesia

2. Agar mengetahui fungsi bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional

BAB II PEMBAHASAN


(6)

A. Sejarah Bahasa Indonesia

1. Bahasa Indonesia sebelum Kemerdekaan

Bahasa Melayu adalah bahasa bahasa kebangsaan Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Bahasa Indonesia yang berkedudukan sebagai bahasa kebangsaan dan bahasa resmi Negara Republik Indonesia merupakan sebuah dialek bahasa Melayu, yang pokoknya dari bahasa melayu Riau (bahasa Melayu di provinsi Riau,Sumatra, Indonesia). Nama Melayu mula-mula sekali digunakan sebagai nama kerajaan tua di daerah jambi di tepi sungai Batanghari, yang pada pertengahan abad ke-7 ditaklukan oleh kerajaan Sriwijaya. Selama empat abad kerajaan ini berkuasa di daerah Sumatra Selatan bagian timur dan dibawah pemerintahan raja-raja Syailendra bukan raja menjadi pusat politik di Asia Tenggara, melainkan juga menjadi pusat ilmu pengetahuan.

Berdasarkan beberapa prasasti yang ditemukan, yaitu Kedukan Bukit (683), Talang Tua (684),Telaga Batu (tidak berangka tahun),Kota Kapur,Bangka (686), dan Karang Brahi(686) membuktikan bahwa kerajaan Sriwijaya menggunakan bahasa Melayu, yaitu yang biasa disebut Melayu kuno, sebagai bahasa resmi dalam pemerintahnya. Dengan kata lain, prasasti-prasasti itu menunjukkan bahwa pasa abad ke-7 bahasa Melayu telah digunakan sebagai bahasa resmi di daerah kekuasaan Sriwijaya yang bukan hanya di Sumatra,melainkan juga di Jawa dengan ditemukanya prasastri Gandasuli di Jawa Tengah (832) dan didekat bogor (942). Disamping sebagai bahasa resmi pemeribntahan, bahasa melayu juga sudah digunakansebagai bahasa kebudayaan,yaitu bahasa pengantar dalam mempelajari ilmu agama dan bahasa perdagangan.

Pada abad ke-15 kerajaan Malaka di Semenanjung berkembang dengan sangat cepat menjadi pusat perdagangan dan pusat pertemuan para pedagang dari Indonesia,Tiongkok, dan dari Gujarat. Para pedagang yang dari Jawa pada waktu itu dikuasai oleh Majapahit membawa


(7)

rempah-rempah,cengkih, dan pala dari Indonesia Timur ke Malaka. Hasil bumi di Sumatra yang berupa kapur barus,lada,kayu cendana. Dan yang lainya di bawa ke Malaka mereka membeli barang-barang dagangan yang dibawa ke Malaka oleh para pedagang dari Sumatra. Di Malaka mereka membeli barang-barang dagangan yang dibawa oleh para pedagang dari Tiongkok dan Gujarat berupa Sutera dari India, kain pelikaty dari Koromandel, minyak wangi dari Persia , Kain dari Arab,kain sutra dari Cina,kain bersulam emas dari Tiongkok, dan barang-barang perhiasan yang lain.

Letak kota pelabuahan Malaka sangat menguntungkan bagi lalu lintas dagang melalui laut dalam abad ke-14 dan 15. Semua kapal dari Tiogkok dan di Indonesia yang akan berlayar ke barat melalui Selat Malaka, demikian pula semuah kapal-kapal dari Negara-negara yang terletak disebelah barat Malaka apabila berlayar ke Tiongkok atau ke Indonesia juga melalui selat Malaka. Oleh karena itu malaka menguasai perdagangan antara Negara-negara yang terletak di daerah uitara,barat dan timurnya.

Perkembangan Malaka yang sangat cepat berdampak positif terhadap bahasa Melayu. Sejalan dengan lalu lintas perdagangan, bahasa melayu yang digunakan sebagai bahasa perdagangan dan juga penyiaran agama Islam dengan cepat tersebar keselurug Indonesia, dari Sumatra sampai ke kawasan timur Indonesia.

Perkembangan malaka sangat cepat, tetapi hanya sebentar, karena pada tahun 1511 Malaka ditaklukkan oleh angkatan laut Portugis dan pada tahun 1641 ditaklukan pula oleh Belanda, Dengan kata lain, Belanda telah menguasai hampir seluruh Nusantara.

Belanda,seperti halnya Negara-negara asing yang lain sangat tertarik dengan rempah-rempah Indonesia. Mereka tidak puas kalau hanya menerima rempah-remph dari pedagang Gujarat. Oleh karena itu, mereka datang sendiri ke daerah rempah-rempah itu. Pada tahun 1956 datanglah pedagang belanda ke daerah Banten dibawah nama VOC. Tujuan utama mereka adalah untuk


(8)

berdagang, tetapi sejak tahun 1799 diambil oleh penerima Belanda. Dengan demikian, tujuanya bukan hanya untuk berdagang, melainkan juga untuk tujuan social dan pendidikan.

Masalah yang segera dihadapi oleh Belanda adalah masalah bahasa pengantar. Tidak ada pilihan lain kecuali bahasa Melayu yang dapat digunakan sebagai bahasa Melayu yang dapat digunakan sebagai bahasa pengantar, karena pada saat itu bahasa melayu secara luas sudah digunakan sebagai lingua franca diseluruh Nusantara. Pada tahun 1521 Pigafetta yang mengikuti pelayaran magalheans mengelilingi dunia,ketika kapalnya berlabuh di Tidore, menuliskan hal-hal Melayu. Hal ini membuktikan bahwa bahasa Melayu yang berasal dari Indonesia sebelah barat itu tersebar luas sampai ke daerah Indonesia sebelah timur.

Dari hari kehari kedudukan bahasa melayu sebagai lingua franca semakin kuat,terutama dengan tumbuhnya rasa persatuan dan kebangsaan dikalangan pemuda pada awal abad ke-20 sekalipun mendapat rintangan dari pemerintah dan segolongan orang belanda yang berusaha keras menghalangi perkembangan bahasa Melayu dan berusaha menjadikan bahasa Belanda sebagai bahasa nasional di Indonesia. Para pemuda yang tergabung dalam berbagai organisasi, para cerdik pandai bangsa Indinesia berusaha keras mempersatukan rakyat. Mereka sadar bahwa hanya dengan persatuan seluruh rakyat, bangsa Indonesia dapat menghalau kekuasaan kaum penjajah dari bumi Indonesia dan mereka sadar juga hanya dengan bahasa Melayu mereka dapat berkomunikasi dengan rakyat. Usaha mereka mempersatukan rakyat, terutama para pemudahnya memuncak pada Kongres Pemuda di Jakarta pada tanggal 28 oktober 1928. Dalam kongres itu para pemuda dari berbagai organisasi pemuda mengucapkan ikrar mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia mengaku bertahan air satu, tanah air indonesia dan menjungjung tinggi bahasa persatuan, bahasa indonesia.


(9)

Demikianlah tanggal 28 Oktober merupakan hari yang amat penting, merupakan hari pengankatan atau penobatan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, atau dengan kata lain sebagai bahasa nasional.

Pengakuan dan pernyataan yang di ikrarkan pada tanggal 28 oktober 1928 itu tidak aka nada artinya tanpa diikuti usaha untuk mengenmbvangkan bahasa Indonesia, meningkatkan kemampuan bahasa Indonesia sebagai bahasa Indonesia, meningkatkan kemampuan bahasa indonesia sebagai bahasa nasional. Sebagai realisasi usaha itu. Pada tahun 1939 para cendekiawan dan budayawan Indinesia menyelenggarakansuatu kongres,yaitu kongres Bahasa Indonesia I DI Solo , Jawa Tengah. Dalam kongres itu Ki Hajar Dewantara menegaskan bahwa “jang dinamakan ‘bahasa indonesia’ jaitoe bahasa Melajoe jang soenggoehpoen pokonja berasal dari ‘melajoe riaoe akan tetapi jang soedah ditambah,dioebah atoe dikoerangi meneoret keperloean zaman dan alam baharoe,hingga bahasa itoe laloe loedah dipakai oleh rakjat di seloeruh indonesia;…” oleh karena itu, kongres pertama ini tidak memuaskan lagi tidak sesuai dengan perkembangan bahasa indonesia sehingga perlu disusun tata bahasa indonesia sehingga perlu disusun tata bahasa baru yang sesuai dengan perkembangan bahasa.

Hingga berakhirnya kekuasaan Belanda di Indonesia pada tahun 1942 tak satu keputusan pun yang telah dilaksanakan karena pemerintah Belanda tidak merasa perlu melaksanakan keputusan-keputusan itu.Barulah pada masa pendudukan Jepang Bahasa Indonesia memperoleh kesempatan berkembang karena pemerintah Jepang seperti halnya pemerintah penjajah yang lain sesungguhnya jepang bercita-cita menjadikan bahasa Jepang menjadi bahasa resmi di Indonesia terpaksa menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di Indonesia terpaksa menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pemerintahan dan sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah. Perkembangan berjalan dengan sangat cepat sehingga pada waktu kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945,


(10)

bahasa Indonesia telah siap menerimma kedudukan sebagai bahasa begara, seperti yang tercantum dalam undang-undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36.

2. Bahasa Indonesia Sesudah Kemerdekaan

Setelah proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945, bahasa Indonesia semakin mantap kedudukanya. Perkembanganya juga cukup pesat. Sehari sesudah proklamasi kemerdakaan, pada tanggal 18 Agustus ditetapkan Undang-undang Dasar 1945 yang didalamnya terdapat pasal, yaitu pasal 36, yang menyatakan bahwa “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.” Dengan demikian, di samping berkedudukan sebagai bahasa Negara,bahasa Indonesia dipakai dalam semuah urusan yang berkaitan dengan pemerintahan dan Negara.

Sesudah kemerdekaan, bahasa Indonesia Mengalami perkembangan yang pesat. Setiap tahun jumlah pemakai bahasa Indonesia bertambah. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara juga semakin kuat. Perhatian terhadap bahasa Indonesia baik di pemerintah maupun masyarakat sangan besar. Pemerintah orde lama dan orde baru menaruh perhatian yang sangat besar terhadap perkembangan bahasa Indonesia diantaranya melalui pembentukan lembaga yang mengurus masalag kebahasan yang sekarang menjadi Pusat Bahasa dan penyelenggaraan Kongres Bahasa Indinesia. Perubahan ejaan bahasa Indonesia dari Ejaanvan Ophujisen ke Ejaan Soewandi hingga Ejaan yang disempurnakan selalu mendapat tanggapan dari masyarakat.

Dalam era globalisasi sekarang ini, bahasa Indonesia mendapat saingan berat dari bahasa Inggris. Semakin banyak orang Indonesia yang belajar dan menguasai bahasa Inggris, yang tentu saja merupakan hal yang positif dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi. Akan tetapi, ada gejala semakin mengecilnya perhatian orang terhadap bahasa Indonesia. Tampaknya orang lebih bangga memakai bahasa inggris dari pada bahasa


(11)

Indonesia. Bahasa Indonesia yang dipakai juga banyak dicampur dengan bahasa inggris kekurang pedulian terhadap bahasa Indonesia ini akan menjadi tantangan yang berat dalam pengembangan bahasa Indonesia.

Pada awal tahun 2004, Dewan Bahasa dan pustaka (Malaysia) dan Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia (MABBIM) mencanangkan Bahasa Melayu dijadikan sebagai bahasa resmi ASEAN dengan memandang lebih separu jumlah penduduk ASEAN mampu bertutur dalam bahasa Melayu. Walau bagaimanapun, perkara ini masih dalam perbincangan.

Melalui perjalanan sejarah yang panjang, bahasa Indonesia telah mencapai perkembangan yang luar biasa, baik dari segi jumlah penggunanya, maupun dari segi sistem tata bahasa dan kosakatanya serta maknanya. Sekarang bahasa Indonesia telah menjadi bahasa besar yang digunakan dan dipelajari tidak hanya di seluruh Indonesia tetapi juga di banyak negara. Bahkan keberhasilan Indonesia dalam mengajarkan bahasa Indonesia kepada generasi muda telah dicatat sebagai prestasi dari segi peningkatan komunikasi bantar warga Negara Indonesia.

B. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai Bahasa Nasional diatas Bahasa daerah. Pada 18 agustus 1945, sehari setelah proklamasi kemerdekaan, Bahasa Indonesia secara legal konstitusional di kukuhkan sebagai bahasa Negara. Seperti yang tercantum dalam UUD 1945, Bab XV, Pasal 36, yang berbunyi “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Dasar hukum tersebut, memberikan landasan yang kuat dan resmi bagi pemakaian bahasa Indonesia, bukan saja sebagai bahasa Nasional, melainkan juga sebagai bahasa resmi kenegaraan.

1. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa Nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) lambang kebanggaan kebangsaan, (2) lambang identitas nasional, (3) alat pemersatu berbagai suku bangsa, dan (4) alat perhubungan


(12)

antardaerah dan antarbudaya. Keempat fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diatas dimiliki oleh bahasa Indonesia sejak tahun 1928 sampai sekarang.

a. Lambang kebanggaan nasional.

Sebagai lambang kebanggaan nasional bahasa Indonesia memancarkan nilai- nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga, menjunjung dan mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan terhadap bahasa Indonesia, harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bangga memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya.

b. Lambang identitas nasional.

Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang bangsa Indonesia. Berarti bahasa Indonesia dapat mengetahui identitas seseorang, yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai bangsa Indonesia. Kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.

c. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya.

Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, karena mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain. Karena dengan adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah


(13)

masing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.

d. Alat penghubung antarbudaya antardaerah.

Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan mudah diinformasikan kepada warga. Apabila arus informasi antarmanusia meningkat berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan seseorang. Apabila pengetahuan seseorang meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai.

2. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, (3) alat perhubungan di tingkat nasional untuk kepentingan pembangunan dan pemerintahan, dan (4) alat pengembangan kebudayaan,ilmu pengetahuan,dan teknologi.

Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara diatas harus betul-betul dilaksanakan di dalam kehidupan bangsa Indonesia. Setiap petugas negara harus memperhatikan fungsi-fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara tersebut.

Pada tanggal 25-28 Februari 1975, Hasil perumusan seminar polotik bahasa Nasional yang diselenggarakan di jakarta. Dikemukakan Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara adalah :

a. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan.

Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi


(14)

kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu dipakailah bahasa Indonesia dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun tulis. b. Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.

Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak, maka materi pelajaran yang berbentuk media cetak juga harus berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau menyusunnya sendiri. Cara ini akan sangat membantu dalam meningkatkan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek).

c. Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan

Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam hubungan antar badan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan agar isi atau pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.

d. Bahasa Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan Teknologi. Kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lainnya. Karena sangatlah tidak mungkin bila suatu buku yang menjelaskan tentang suatu kebudayaan daerah, ditulis dengan menggunakan bahasa daerah itu sendiri, dan menyebabkan orang lain belum tentu akan mengerti.

3. Perkembangan fungsi Bahasa Melayu/ Bahasa Indonesia

a. Abad ke-7 sampai abad ke-15, berfungsi sebagai :

1) Bahasa perhubungan lokal

2) Bahasa perdagangan

3) Bahasa pemerintahan


(15)

b. Abad ke-15- awal abad XX (1920), Berfungsi sebagai :

1) Bahasa perhubungan/pergaulan local

2) Bahasa perdagangan

3) Bahasa sastra

4) Bahasa pemerintahan

5) Bahasa agama

c. Awal abad XX (1920-1945), Berfungsi sebagai :

1) Lingua franca

2) Bahasa pergaulan

3) Bahasa perdagangan

4) Bahasa sastra

5) Bahasa pemerintahan

6) Bahasa pergerakan

7) Bahasa agama

8) Bahasa surat kabar dan media komunikasi

9) Bahasa kebudayaan

d. Tahun 1945-sekarang,berfungsi sebagai :

1) Lingua franca

2) Bahasa pergaulan

3) Bahasa surat-menyurat (resmi,tak resmi)

4) Bahasa perdagangan

5) Bahasa agama

6) Bahasa sastra

7) Bahasa kebudayaan

8) Bahasa pemerintahan

9) Bahasa politik

10) Bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi

11) Bahasa pendidikan


(16)

13) Bahasa persatuan

14) Bahasa surat kabar dan media komunikasi

15) Bahasa pembangunan

16) Bahasa dokumentasi

17) Bahasa pertemuan ilmiah

4. Kedudukan dan fungsi lain Bahasa Indonesia

Fungsi bahasa Indonesia adalah nilai pemakaian bahasa yang dirumuskan sebagai tugas pemakaian bahasa itu di dalam kedudukan yang diberikan kepadanya (Halim, 1976:19). Rumusan ini kemudian menjadi rumusan seminar Politik Bahasa Nasional dan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara.

Prof. Dr. Slametmulyana dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia tahun 1959 mengemukakan tiga fungsi pokok bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yaitu :

a) Sebagai alat menjalankan administrasi negara

b) Sebagai alat merapatkan pelbagi suku menjadi satu bahasa

c) Sebagai alat untuk menampung kebudayaan baru nasional

Umar Junus merumuskan fungsi bahasa Indonesia dalam bukunya “sejarah dan Perkembangan ke Arah Bahasa Indonesia” (halaman 46-47), sebagai berikut :

a) Menyatukan seluruh suku bangsa yang ada diwilayah Republik Indonesia

dalam suatu kesatuan kebangsaan yang kokoh b) Sebagai bahasa administrasi negara

c) Sebagai bahasa pengantar dalam lapangan pendidikan mulai dari tingkat

terendah sampai ke tingkat yang tertimggi dan juga merupakan bahasa yang dapat digunakan sebagai alat untuk menuliskan hasil-hasil penyelidikan yang selanjutnya merupakan bahasa ilmu pengetahuan d) Sebagai bahasa yang digunakan dalam perdagangan


(17)

5. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Daerah

Bahasa daerah (BD) merupakan salah satu bahasa yang digunakan di samping bahasa nasional yang dipakai sebagai bahasa pergaulan intra-daerah di wilayah RI. Bahasa daerah merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia yang hidup sesuai dengan penjelasan UUD 1945 Bab XV pasal 36 yang berbunyi: “di daerah-daerah yang mempunyai bahasa sendiri, yang dipelihara oleh rakyatnya dengan baik-baik (misalnya bahasa Jawa, Sunda, Bali, Madura, Bugis, Makassar, dan sebagainya), bahasa-bahasa itu akan dihormati dan dipelihara juga oleh Negara. Bahasa-bahasa itupun merupakan sebagian kebudayaan Indonesia yang hidup.”

Dengan demikian, bahasa daerah adalah salah satu unsur kebudayaan nasional yang dilindungi oleh Negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa daerah, maka bahasa daerah berfungsi sebagai (1) lambang kebanggaan daerah, (2) lambang identitas daerah, dan (3) alat penghubung antarwarga masyarakat daerah.

Adapun dalam hubungannya dengan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah berfungsi sebagai (1) pendukung bahasa nasional, (2) bahasa pengantar di sekolah dasar di daerah tertentu pada tingkat permulaan untuk memperlancar pengajaran bahasa Indonesia dan mata pelajaran lain, dan (3) alat pengembangan dan pendukung kebudayaan daerah.

6. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Asing

Bahasa asing yang dimaksud adalah semua bahasa, kecuali bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa Melayu. Dalam hubungannya dengan bahasa Indonesia, bahasa seperti Inggris, Jerman, Prancis, Belanda, Jepang, Cina, Arab, dan lain-lain, berkedudukan sebagai bahasa asing. Kedudukan ini didasarkan atas kenyataan bahwa bahasa asing tertentu diajarkan di lembaga-lembaga pendidikan pada tingkat tertentu. dalam kedudukan demikian, bahasa-bahasa asing tidak bersaing dengan bahasa Indonesis dan bahasa daerah.

Bahasa asing berfungsi sebagai (1) alat penghubung antarbangsa, (2) alat pembantu pengembangan bahasa Indonesia menjadi bahasa modern, alat


(18)

BAB III PENUTUP


(19)

A. Kesimpulan

Sesuai dengan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai Sejarah Bahasa Indonesia, beserta fungsi dan kedudukannya sebagai berikut:

1. Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu yang sudah digunakan sejak abad ke 7, pada masa Kerajaan Sriwijaya. Bahasa Melayu pada saat itu digunakan sebagai sebagai bahasa perhubungan (Lingua franca).

Bermula dari Ikrar Sumpah Pemuda, yang tertuang pada butir ke tiga, bahwa bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa dan merupakan bahasa persatuan. Dan Secara yuridis bahasa Indonesia telah diakui sebagai Bahasa Nasional pada 18 Agustus 1945 dan ditetapkan dalam UUD 1945 bab XV pasal 36.

2. Kedudukan Bahasa Indonesia

Seperti tertulis pada UUD 1945 bab XV pasal 36, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai Bahasa nasional. Bahasa yang menjadi pemersatu untuk rakyat Indonesia yang memiliki banyak bahasa daerah.

3. Fungsi Bahasa Indonesia

 Bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan Nasional.  Bahasa Indonesia sebagai lambang identitas Nasional.

 Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang Sosial, Budaya dan Bahasa.

 Bahasa Indonesia sbagai alat perhubungan antar budaya, antar daerah.

B. Saran

1. Kita harus memahami fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai

bahasa nasional,

2. Penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan fungsi dan

kedudukannya, dan

3. Kita harus berbahasa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar.


(20)

Tim Penyusun. 2013. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Bahasa Indonesia.

Makassar: Badan Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah

http://kokokurnia.wordpress.com/2011/11/05/fungsi-bahasa-indonesia-sebagai-bahasa-nasional-dan-bahasa-negara/

http://muhfaishalf.blogspot.com/2011/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html


(1)

b. Abad ke-15- awal abad XX (1920), Berfungsi sebagai : 1) Bahasa perhubungan/pergaulan local

2) Bahasa perdagangan 3) Bahasa sastra

4) Bahasa pemerintahan 5) Bahasa agama

c. Awal abad XX (1920-1945), Berfungsi sebagai : 1) Lingua franca

2) Bahasa pergaulan 3) Bahasa perdagangan 4) Bahasa sastra

5) Bahasa pemerintahan 6) Bahasa pergerakan 7) Bahasa agama

8) Bahasa surat kabar dan media komunikasi 9) Bahasa kebudayaan

d. Tahun 1945-sekarang,berfungsi sebagai : 1) Lingua franca

2) Bahasa pergaulan

3) Bahasa surat-menyurat (resmi,tak resmi) 4) Bahasa perdagangan

5) Bahasa agama 6) Bahasa sastra 7) Bahasa kebudayaan 8) Bahasa pemerintahan 9) Bahasa politik

10) Bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi 11) Bahasa pendidikan


(2)

13) Bahasa persatuan

14) Bahasa surat kabar dan media komunikasi 15) Bahasa pembangunan

16) Bahasa dokumentasi 17) Bahasa pertemuan ilmiah

4. Kedudukan dan fungsi lain Bahasa Indonesia

Fungsi bahasa Indonesia adalah nilai pemakaian bahasa yang dirumuskan sebagai tugas pemakaian bahasa itu di dalam kedudukan yang diberikan kepadanya (Halim, 1976:19). Rumusan ini kemudian menjadi rumusan seminar Politik Bahasa Nasional dan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara.

Prof. Dr. Slametmulyana dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia tahun 1959 mengemukakan tiga fungsi pokok bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yaitu :

a) Sebagai alat menjalankan administrasi negara

b) Sebagai alat merapatkan pelbagi suku menjadi satu bahasa c) Sebagai alat untuk menampung kebudayaan baru nasional

Umar Junus merumuskan fungsi bahasa Indonesia dalam bukunya “sejarah dan Perkembangan ke Arah Bahasa Indonesia” (halaman 46-47), sebagai berikut :

a) Menyatukan seluruh suku bangsa yang ada diwilayah Republik Indonesia dalam suatu kesatuan kebangsaan yang kokoh

b) Sebagai bahasa administrasi negara

c) Sebagai bahasa pengantar dalam lapangan pendidikan mulai dari tingkat terendah sampai ke tingkat yang tertimggi dan juga merupakan bahasa yang dapat digunakan sebagai alat untuk menuliskan hasil-hasil penyelidikan yang selanjutnya merupakan bahasa ilmu pengetahuan d) Sebagai bahasa yang digunakan dalam perdagangan


(3)

5. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Daerah

Bahasa daerah (BD) merupakan salah satu bahasa yang digunakan di samping bahasa nasional yang dipakai sebagai bahasa pergaulan intra-daerah di wilayah RI. Bahasa daerah merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia yang hidup sesuai dengan penjelasan UUD 1945 Bab XV pasal 36 yang berbunyi: “di daerah-daerah yang mempunyai bahasa sendiri, yang dipelihara oleh rakyatnya dengan baik-baik (misalnya bahasa Jawa, Sunda, Bali, Madura, Bugis, Makassar, dan sebagainya), bahasa-bahasa itu akan dihormati dan dipelihara juga oleh Negara. Bahasa-bahasa itupun merupakan sebagian kebudayaan Indonesia yang hidup.”

Dengan demikian, bahasa daerah adalah salah satu unsur kebudayaan nasional yang dilindungi oleh Negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa daerah, maka bahasa daerah berfungsi sebagai (1) lambang kebanggaan daerah, (2) lambang identitas daerah, dan (3) alat penghubung antarwarga masyarakat daerah.

Adapun dalam hubungannya dengan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah berfungsi sebagai (1) pendukung bahasa nasional, (2) bahasa pengantar di sekolah dasar di daerah tertentu pada tingkat permulaan untuk memperlancar pengajaran bahasa Indonesia dan mata pelajaran lain, dan (3) alat pengembangan dan pendukung kebudayaan daerah.

6. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Asing

Bahasa asing yang dimaksud adalah semua bahasa, kecuali bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa Melayu. Dalam hubungannya dengan bahasa Indonesia, bahasa seperti Inggris, Jerman, Prancis, Belanda, Jepang, Cina, Arab, dan lain-lain, berkedudukan sebagai bahasa asing. Kedudukan ini didasarkan atas kenyataan bahwa bahasa asing tertentu diajarkan di lembaga-lembaga pendidikan pada tingkat tertentu. dalam kedudukan demikian, bahasa-bahasa asing tidak bersaing dengan bahasa Indonesis dan bahasa daerah.

Bahasa asing berfungsi sebagai (1) alat penghubung antarbangsa, (2) alat pembantu pengembangan bahasa Indonesia menjadi bahasa modern, alat


(4)

BAB III PENUTUP


(5)

A. Kesimpulan

Sesuai dengan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai Sejarah Bahasa Indonesia, beserta fungsi dan kedudukannya sebagai berikut:

1. Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu yang sudah digunakan sejak abad ke 7, pada masa Kerajaan Sriwijaya. Bahasa Melayu pada saat itu digunakan

sebagai sebagai bahasa perhubungan (Lingua franca).

Bermula dari Ikrar Sumpah Pemuda, yang tertuang pada butir ke tiga, bahwa bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa dan merupakan bahasa persatuan. Dan Secara yuridis bahasa Indonesia telah diakui sebagai Bahasa Nasional pada 18 Agustus 1945 dan ditetapkan dalam UUD 1945 bab XV pasal 36.

2. Kedudukan Bahasa Indonesia

Seperti tertulis pada UUD 1945 bab XV pasal 36, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai Bahasa nasional. Bahasa yang menjadi pemersatu untuk rakyat Indonesia yang memiliki banyak bahasa daerah.

3. Fungsi Bahasa Indonesia

 Bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan Nasional.

 Bahasa Indonesia sebagai lambang identitas Nasional.

 Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda

latar belakang Sosial, Budaya dan Bahasa.

 Bahasa Indonesia sbagai alat perhubungan antar budaya, antar daerah.

B. Saran

1. Kita harus memahami fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional,

2. Penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan fungsi dan kedudukannya, dan

3. Kita harus berbahasa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.


(6)

Tim Penyusun. 2013. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Bahasa Indonesia.

Makassar: Badan Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah

http://kokokurnia.wordpress.com/2011/11/05/fungsi-bahasa-indonesia-sebagai-bahasa-nasional-dan-bahasa-negara/

http://muhfaishalf.blogspot.com/2011/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html