Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah

(1)

BAHASA INDONESIA DALAM

PENULISAN KARYA ILMIAH

(Berdasarkan SK. Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/Kep/2006)

TIMPENYUSUN

Agus Nero Sofyan, Drs., M. Hum. Eni Karlieni, Dra., M.Hum.

Dr. Wahya, M. Hum. Kostaman Judaatmadja, Drs.

R. Yudi Permadi, Drs., M.Pd.

TIMEDITOR

AseSuryana,S.Si.,M.T. IrmaSuryani,S.E.,Ak.

Pramido

BAGIANPERKULIAHANDASARUMUM

UNIVERSITASWIDYATAMA

BANDUNG 2007

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah


(2)

Sesuai dengan fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai

bahasa nasional danbahasa negara, pembinaan bahasa Indonesia perlu

ditingkatkan terus menerus. Upaya peningkatan kualitas pemakaia

n

bahasaIndonesiatersebutperluditunjangolehberbagaihal, antaralain:

strategi yang dipersiapkan secara matang, tenaga pengajar ya

ng

terampil, intensitas kegiatan yang tepat, serta buku pedoman yan

g

memadai.

Untuk memenuhi keperluan tersebut, kami telah menyusu

n

sebuah buku ajar Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah

Kami berharap buku tersebut dapat menjadipedoman bagi dosenyang

membinamatakuliahtersebutdiFakultasEkonomi,FakultasBisnisdan

Manajemen, Fakultas Teknik, Fakultas Bahasa, Fakultas Desain

Komunikasi Visual di lingkungan Universitas Widyatama, juga dapat

menjadi penunjang bagi mahasiswa dalam proses belajar. Di sampin

g

itu, buku ajar inipundapat dijadikanacuanolehmahasiswadandosen

pembimbing dalam penulisan laporan ilmiah, misalnya, makala

h,

laporanpraktikkerja, danskripsi.

Karenaterbatasnyawaktuyangtersediauntukpenyusunanbuku

ajar ini, kami akan berusaha menyempurnakan buku ini setiap tahu

n

ajaran.Olehkarenaitu, kritikdansaranbagiperbaikanbukuini, sangat

kamiharapkan.

Kami berharap mudah-mudahan buku ajar ini bermanfaat

bagi

mahasiswa dalam upaya meningkatkan kemampuan akademis dala

m

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, terutama dala

m

penulisankaryailmiah.

Bandung, Agustus2007


(3)

TimPenyusun

BPDU-Universitas Widyatama i

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

DAFTAR

ISI

KATAPENGANTAR i

SAMBUTAN ii

DAFTARISI iii

BABIPENGANTAR

1.1 TujuanMempelajariBahasaIndonesia………

1

1.2 PerkembanganBahasaIndonesia……….

2

1.3 FungsidanKedudukanBahasaIndonesia………

4

1.4 RagamBahasa………..

6

BABIIEJAANBAHASAINDONESIA

2.1 PemakaianHuruf……….

7


(4)

7

2.3 PenulisanHurufBercetakMiring………

8

2.4 PenulisanKata……….

8

2.5 PembentukanIstilahdanPenulisanUnsurSerapan……….

12

2.6 PemakaianTandaBaca………

15

BABIIIBENTUKANKATA

3.1 Imbuhan………

… 19

3.2 Pelatihan………...

28

3.3 Rangkuman………..

28

3.4 TestFormatif………

29

BABIVDIKSIATAUPILIHANKATA

4.1 AspekKata………..

30

4.2 PenggunaanKata……….

30

4.2.1KetepatanPilihanKata………...

31

4.2.2KesesuaianPilihanKata……….

33

BABVTATAKALIMAT


(5)

37

5.2 AlatUjiKalimat……….

37

5.3 Ciri-ciriUnsurKalimat………...

37

5.4 PolaDasarKalimat……….

38

5.5 KalimatMajemuk………...

39

BPDU-Universitas Widyatama iv

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

BABVIKALIMATEFEKTIF

6.1 PengertianKalimatEfektif………

41

6.2 Ciri-ciriKalimatEfektif………

42

6.2.1Kesepadanan………

42

6.2.2Keparalelan………..

43

6.2.3Kehematan………...

43

6.2.4Kecermatan………..


(6)

6.2.5Kepaduan/Koherensi………. 45

6.2.6Kelogisan……….

46

BABVIIPARAGRAF

7.1 DefenisiParagraf………..

47

7.2 SyaratParagraf………..

48

7.2.1SyaratKoherensi………..

48

7.2.2SyaratKohesi………...

49

7.3 JenisParagraf………

51

7.3.1ParagrafBerdasarkanNalar……….

52

7.3.2Paragraf BerdasarkanTeknikPengembangannya…

53

7.3.3ParagrafBerdasarkanFungsinya………..

58

BABVIII BAHASAINDONESIADALAMPENULISANKARYA ILMIAH

8.1 DefenisiKaryaIlmiah………

61

8.2 JenisKaryaIlmiah……….

61

8.3 ManfaatPenyusunanKaryaIlmiah………...


(7)

8.4 MacamSikapIlmiah………. 62

8.5 KarakteristikKaryaIlmiah………

63

8.6 Langkah-langkahPenulisanKaryaIlmiah………

65

8.7 KonvensiNaskahKaryaIlmiah………

68

8.8 SistematikaKaryaIlmiah……….

72

8.9 PengutipandalamKaryaIlmiah………...

82

8.10DaftarPustaka(Bibliografi)………

85

DAFTARPUSTAKA………...

96

BPDU-Universitas Widyatama iv

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah


(8)

1.1 TUJUAN MEMPELAJARI MATA KLIAH

BAHASA INDONESIA DIPERGURUAN TINGGI 1.1.1

T

ujuan Umum : Mahasiswa memiliki sikap positif terhad

ap

bahasaIndonesia.

1. Kesetiaan bahasa: mendorong mahasiswa memelihara b

ahasa

nasionaldanapabilaperlumencegahadanyapengaruh as

ing.

2. Kebanggaan bahasa: mendorong mahasiswa menguta

makan

bahasanya dan menggunakannya sebagai lambang ide

ntitas

bangsanya.

3. Kesadaran akan adanya orma bahasa:

mendorong

mahasiswanya menggunakan bahasanya sesuaidengan k

aidah

yangberlaku.

1.1.2 Tujuan Khusus : Mahasiswa, calon sarjana, terampil

menggunakan bahasa Indonesia dengan benar, baik s

ecara

tertulismaupunsecaralisan.

1. Tujuanjangkapendek

a. Mahasiswa mampu menyusun sebuah karya

ilmiah

sederhana dalam bentuk dan isi yang baik, d

engan

menggunakanbahasaIndonesiayangbaikdanbenar.

b. Mahasiswa dapat membuat tugas-tugas (karangan i

lmiah

sederhana) dari dosen-dosen dengan menerapkan

dasar-dasaryangdiperolehdarikuliahbahasaIndonesia.

U


(9)

2. Tujuanjangkapanjang

a. Mahasiswa mampu menyusun skripsi sebagaisyarat

ujian

sarjana.

b. Mahasiswa lebih terampil menyusun kertas kerja, la

poran

penelitian,surat,dankaryailmiahlainnyasetelahlulu

s.

BPDU-UniversitasWidyatama

1

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah 1.2 PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

1.2.1

SejarahBahasaIndonesia

Bahasa Indonesia yang kini dipakai sebagai bahasa res

mi di

Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Hal ini ditandaskan

dalam

KongresBahasaIndonesiadiMedan1954.

Pada hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, diresmikan

suatu

bahasa nasional, yaitu bahasaIndonesia. Nama baru ini bersifat p

olitis,

sejalandengannamanegarayangdiidam-idamkan.

Perkembangan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia

tidak

terjadidalam waktu yang singkat, tetapi mengalamiproses pertumb

uhan

secaraperlahandenganperjuanganyangsangatkeras.

Beberapafaktoryang memungkinkandiangkatnya bahasaM

elayu

menjadi bahasa persatuan menurut Prof. Dr. Slamet Mulyana a

dalah


(10)

1. Sejarah telah membantu penyebaran bahasa Melayu. Bahasa M elayu

merupakan lingua franca (bahasa perhubungan / perdaganga

n) di

Indonesia.Malakapadamasajayanyamenjadipusatperdaganga

ndan

pengembanganagama Islam. Dengan bantuanpara pedagang, b

ahasa

Melayudisebarkanke seluruhpantaiNusantaraterutama dikota

-kota

pelabuhan. Bahasa Melayu menjadi bahasa perhubungan

antar

individu. Karena bahasa Melayu itu sudah tersebar dan

boleh

dikatakan sudah menjadi bahasa sebagian penduduk, Gu

bernur

Jenderal Rochusen kemudian menetapkan bahwa bahasa

Melayu

dijadikanbahasapengantar disekolahuntuk mendidikcalonpeg

awai

negeribangsabumiputera.

2. Bahasa Melayu mempunyai sistem yang sangat sederhana di

tinjau

dari segi fonologi, morfologi, dan sintaksis. Karena sistemnya

yang

sederhana itu, bahasa Melayu mudah dipelajari. Dalam baha

sa ini

tidak dikenal gradasi (tingkatan) bahasa seperti dalam bahasa

Jawa

ataubahasa SundadanBali, ataupemakaian bahasakasar danb

ahasa halus.

3. Faktor psikologi, yaitu bahwa suku Jawa danSunda telah d

engan

sukarela menerima bahasa Melayu sebagai bahasa nasional, se

mata-mata karena didasarkan kepada keinsafan akan manfaatnya s

egera

ditetapkanbahasanasionaluntukseluruhkepulauanIndonesia.

4. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai s

ebagai


(11)

BPDU-UniversitasWidyatama

2

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

Untuk mengikuti pertumbuhan bahasa Indonesia dari

awal,

terdapatfakta-faktahistorishinggasekarangsebagaiberikut.

A. SebelumMasaKolonial

Bahasa Melayu dipakai oleh kerajaan Sriwijaya pada abad

VII.

Hal ini terbukti dengan adanya empat buah batu bertulis pening

galan

kerajaan Sriwijaya. Keempat batu bersurat itu ditemukan di Ke

dukan

Bukit (680), di Talang Tuwo (dekat Palembang) (684), di Kota

Kapur

(BangkaBarat)(686),diKarangBerahi(Jambi)(688).

Bukti lain ditemukan di Pulau Jawa yaitu di Kedu. Di situ dite

mukan

sebuahprasastiyangterkenalbernamainskripsiGandasuli(832)

Berdasarkan penyelidikan Dr. J.G. De Casparis dinyatakan b

ahwa

bahasanya adalah bahasa Melayu kuno dengan adanya dialek M

elayu

Ambon, Timor,Manado,dsb.

B. MasaKolonial

Ketika orang-orang barat sampai di Indonesia pada abad

XVII,

mereka menghadapi suatu kenyataan bahwa bahasa Melayu digu

nakan

sebagai bahasa resmi dalam pergaulan dan bahasa perantara

dalam

perdagangan.

Ketika bangsa Portugis maupun bangsa Belanda mendi

rikan

sekolah-sekolah, mereka terbentur dalam soal bahasa pengantar.


(12)

menerapkan bahasa Portugis dan Belanda sebagai bahasa pen gantar

mengalami kegagalan. Demikian pengakuan Belanda Dancerta

tahun

1631. Ia mengatakan bahwa kebanyakan sekolah di Maluku me

makai

bahasaMelayusebagaibahasapengantar.

C. MasaPergerakanKebangsaan

Padawaktutimbulnyapergerakankebangsaanterasaperluad

anya

suatu bahasa nasional, untuk mengikat bermacam-macamsuku

bangsa di

Indonesia. Suatu pergerakan yang besar dan hebat hanya dapat be

rhasil

kalau semua rakyat diikutsertakan. Untuk itu, mereka mencari b

ahasa

yang dapat dipahami dan dipakaioleh semua orang. Pada mulanya

agak

sulit untuk menentukan bahasa mana yang akan menjadi

bahasa

persatuan., tetapi mengingat kesulitan-kesulitan untuk mempersa

tukan

berbagai suku bangsa akhirnya pada 1926 Yong Java mengaku

i dan

memilihbahasaMelayusebagaibahasapengantar.

BPDU-UniversitasWidyatama

3

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

Dengan adanya bermacam-macam faktor seperti tersebut di

atas,

akhirnya pada tanggal 28 Oktober 1928, yaitu saat berlangsu

ngnya

Kongres Pemuda Indonesia di Jakarta dihasilkan ikrar bersama,

“Ikrar


(13)

1. Kami putra-putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang s

atu–

TanahairIndonesia.

2. Kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu b

angsa

Indonesia.

3. Kami putra-putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan

bahasa

Indonesia.

D. MasaJepangdanZamanKemerdekaan

Setelah Perang Dunia II, ketika tentara Jepang

memasuki

Indonesia, bahasaIndonesiatelahmendudukitempatyang pentingd

alam

perkembangan bahasa Indonesia. Usaha Jepang untuk menggu

nakan

bahasaJepangsebagaipenggantibahasaBelandatidakterlaksana.Ba

hasa

Indonesia juga dipakai sebagai bahasa pengantar di

lembaga-lembaga

pendidikandanuntukkeperluanilmupengetahuan.

1.3 FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat pe

nting,

antara lain, bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928

yang

berbunyi: Kami putra dan putriIndonesia menjunjung bahasa persa

tuan,

bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia sebagai b

ahasa

nasional, kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah. Selai

n itu,

di dalamUndang-Undang Dasar 1945 tercantum pasalkhusus (Bab

XV,

Pasal 36) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang meny


(14)

bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Dengan demikianad

a dua

macam kedudukan bahasa Indonesia. Pertama, bahasa Indonesia

berkedudukan sebagai bahasa nasional, sesuai dengan Sumpah Pe

muda

1928,dankeduabahasa Indonesia berkedudukansebagaibahasane

gara,

sesuaidenganUndang-UndangDasar1945.

1.3.1 FungsiBahasaIndonesiasebagaiBahasaNasional

1. Lambangkebanggaankebangsaan

2. Lambangidentitasnasional

3. Alatperhubunganantarwarga,antardaerah,danantarbuda

ya.

BPDU-UniversitasWidyatama

4

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

4. Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku b

angsa

dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya ma

sing-masingkedalamkesatuankebangsaanIndonesia.

Sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, bahasa Ind

onesia

mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebang

saan

kita. Atas dasar kebangsaan ini, bahasa Indonesia kita pelihara da

n kita

kembangkan,danrasakebanggaanmemakainyasenantiasakitabina.

Sebagailambangidentitasnasional, bahasaIndonesiakita jun

jung

di samping bendera dan lambang negara kita. Bahasa Indonesia

dapat

memiliki identitasnya hanya apabila masyarakat pemakainya me

mbina

dan mengembangkannya sehinggaterhindar dari unsur-unsur bahasa

lain


(15)

Sebagaialatperhubunganantarwarga, antardaerah, danantar suku

bangsa, bahasa Indonesia dipakai untuk berhubungan antar suku ba

ngsa

di Indonesia sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan

latar

belakangsosial, budaya,danbahasatidakperluterjadi.

Disampingketiga fungsidi atas, bahasaIndonesia juga berf

ungsi

sebagaialat yang memungkinkanterlaksananyapenyatuan berbagai

suku

bangsa yang memiliki latar belakang sosial budaya dan bahasa

yang

berbeda-beda ke dalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat. Di d

alam

hubungan ini, bahasa Indonesia memungkinkan berbagai-bagai

suku

bangsa itu mencapaikeserasianhidup sebagai bangsa yang bersatut

anpa

meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai s

osial

budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. De

ngan

bahasa nasional, kita dapat meletakkan kepentingan nasional d

i atas

kepentingandaerahataugolongan.

1.3.2 FungsiBahasaIndonesiaSebagaiBahasaNegara

1. Bahasaresmikenegaraan

2. Bahasapengantardidalamduniapendidikan

3. Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepenti

ngan

perencanaandanpelaksanaanpembangunan

4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan,

dan

teknologi.

Sebagaibahasaresmikenegaraan,bahasaIndonesiadipakaia

ntara

lain: di dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenega

raan,


(16)

yang

dikeluarkanolehpemerintah.

BPDU-UniversitasWidyatama

5

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

Sebagai bahasa negara, bahasaIndonesia dipakai sebagai b

ahasa

pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai taman

kanak-kanak

sampaiperguruantinggidiseluruhIndonesia.

Sebagai bahasa negara, bahasaIndonesia juga berfungsi se

bagai

alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perenca

naan

dan pelaksanaan pembangunan nasional untuk kepentingan pelaksa

naan

pemerintahan. Di dalam hubungan ini, bahasa Indonesia buka

n saja

dipakai sebagai alat komunikasi timbal-balik antara pemerinta

h dan

masyarakat luas, sebagaialat perhubungan antardaerah, melainkan

juga

sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat yang berbeda

atar

belakangsosialbudayadanbahasanya.

Sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional,

ilmu

pengetahuan, danteknologi, bahasa Indonesia dipakaisebagaialat

yang

memungkinkankita membina danmengembangkankebudayaannasi

onal

sehingga ia memiliki ciri-ciri dan identitasnya sendiri,

yang

membedakannyadarikebudayaandaerah.

1.4 RAGAM BAHASA


(17)

Berdasarkan pemakaiannya, bahasa memiliki bermacam-macam

ragam sesuai dengan fungsi, kedudukan, serta lingkungannya. R

agam

bahasa pada pokoknya terdiri atas ragam lisan dan ragam tulis. R

agam

lisan terdiri atas ragam lisanbaku dan ragam lisantakbaku; ragam

tulis

terdiriatas ragamtulisbakudanragamtulistakbaku.

Bahasa Indonesia baku dipakaidalam (1)

Karang-mengarang, (2)

pembicaraan pada situasi formal, (3) pembicaraan di depan umum

, dan

(4) pembicaraan di depan orang yang dihormati; bahasa Indonesia t

idak

baku dipakai dalam situasi santai. Kedua ragam bahasa itu dapat

hidup

berdampingan.

1.4.1 SifatRagamBahasaBaku

Ragambahasabakumemilikiduasifatsebagaiberikut.

1. Kemantapan dinamis: di samping memiliki kaidah dan aturan,

relati

luwesatauterbukauntukperubahansejalanperubahanmasyaraka

t.

2. Kecendekiawan: sanggup mengungkapkan proses pemikiran

yang

rumitdiberbagai ilmudanteknologi.

3. Seragam: pada hakikatnya, proses pembakuan bahasa ialah p

roses

penyeragaman bahasa. Dengan kata lain, pembakuan bahasa a

dalah

pencariantitik-titik keseragaman.

BPDU-UniversitasWidyatama

6

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah


(18)

E

jaan ialah penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tu

lis-menulis yang distandarisasikan; yang meliputi pemakaian huruf,

penulisan huruf, penulisankata, penulisanunsur serapan, danpemak

aian

tandabaca.

2.1 PEMAKAIAN HURUF

1. Huruf abjad: abjad yang digunakan dalamejaan bahasa Indo

nesia

terdiriatashuruf-huruf: Aa, Bb,Cc, Dd,Ee,Ff,Gg,Hh, Ii, Jj,

Kk,Ll,

Mm, Nn,Oo,Pp,Qq,Rr,Ss,Tt,Uu,Vv, Ww,Xx,Yy,Zz.

2. Huruf vokal:a,e, i,o,u.

3. Hurufkonsonan:b,d,f,g,h, j,k,l, m,n,p,q,r,s,t, v,w,x,y,z.

4. Huruf diftong:ai,au,ai.

5. Gabungankonsonan:kh,ng,ny,sy.

2.2 PENULISAN HURUF KAPITAL

Hurufkapitaldipakaisebagaiberikut.

1. Hurufpertamakatapadaawalkalimat

2. Hurufpertamapetikanlangsung

3. Ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kitab

suci,

termasukkataganti

4. Gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti

nama orang.

5. Nama jabatan, pangkat yang diikuti nama orang atau yang di

pakai

sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau

nama tempat.

6. Hurufpertamaunsur-unsurnamaorang

7. Hurufpertamanamabangsa, sukubangsa, danbahasa.

8. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan per


(19)

bersejarah.

9. Hurufpertamanamageografi.

BPDU-UniversitasWidyatama

7

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

10. Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah

dan

ketatanegaraan, sertanama dokumen resmikecualikata depan

atau

katahubung.

11. Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang ter

dapat

pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,

serta

dokumenresmi.

12. Huruf pertama nama buku, majalah, surat kabar, dan

judul

karangan, kecuali kata depan dan kata hubung yang bera

da di

tengahkata.

13. Hurufpertama unsursingkatannamagelar,pangkat,dan

sapaan.

14. Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang di

pakai

sebagaisapaan.

15. HurufpertamakatagantiAnda.

2.3 PENULISAN HURUF BERCETAK MIRING

1. Menuliskannamabuku,majalah, koran

2. Menuliskan istilah asing, daerah, ilmiah yang ditulis dengan

ejaan aslinya

3. Menegaskanhuruf,kata,ataufrasayangdipentingkan/dikhususka


(20)

2.4 PENULISAN KATA

A. KataDasar

Katayangberupakatadasarditulisterpisah(berdirisendiri)

Contoh:Siswaiturajin.

B. KataTurunan

1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan

kata

dasarnya.

Contoh:bergetar

tulisan penerapan memperhatikan

2. Kalau bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau ak

hiran

ditulis serangkai dengan unsur yang langsung mengikuti

atau

mendahuluinya.

BPDU-UniversitasWidyatama

8

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

Contoh:bertumpangtindih

mengambilalih

3. Kalau bentukdasar berupagabungankatadansekaligusmen

dapat

awalandanakhiran,unsurgabungankataituditulisserangkai

.

Contoh: menggarisbawahi

pertanggungjawaban

4. Kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai

dalam

kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai (a, antar,

catur,

maha,mono,multi, pra,pasca,semi,dsb.)

Contoh: amoral, antar negara, caturwarga,

mahasiswa,


(21)

Bila bentuk terikat tersebut diikuti oleh kata yang didahulu

i oleh

huruf kapital,diantara keduaunsuritu diberitandahubung

.

Contoh:non-Indonesia

C. BentukUlang

Bentukulangditulisdenganmenggunakantandahubung.

Contoh:buku-buku

gerak-gerik D. GabunganKata

1. Gabungankata/katamajemukditulisterpisah

Contoh:orangtua

Rumahsakit

2. Gabungan kata yang mungkin menimbulkan makna ganda,

diberi

tandahubung.

Contoh:anak-istri(anakdanistri)

buku-sejarahbaru(bukusejarahyangbaru)

bukusejarah-baru(sejarahnyabaru)

3. Gabungan kata yang sudah lazimdianggap sebagai satu kes

atuan

ditulisserangkai

Contoh: halalbihalal, manakala, barangkali, olahraga, kaca

mata,

darmasiswa,apabila,padahal,matahari, dukacita

manasuka, kilometer,bilamana , daripada,

peribahasa,

segitiga,sukacita, saputangan,

E. KataGanti

Kata ganti ku, mu, nya, kauditulis serangkai dengan kata

yang

mengikutinya atau mendahuluinya., kecuali pada Mu dan Nya

yang

BPDU-UniversitasWidyatama


(22)

9

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

mengacupada Tuhan harusditulisdenganhurufkapitaldan diberit

anda

hubung(-).

Contoh:Nasihatorangtuaharuskauperhatikan

Anakku, anakmu, dan anaknya sudah menjadi anggota

perkumpulanitu.

O,Tuhankepada-Mulahhambamemintapertolongan.

F. KataDepan

Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengiku

tinya,

kecuali yang sudah dianggap sebagai satu kesatuan sepertikepad

a dan daripada.

Contoh:Dimanaadagula, disituadasemut.

Pencuriitukeluardaripintubelakang.

Mahasiswaituakanberangkatkeluarnegeri.

G. KataSandang

Katasi,sang,hang,dangditulisterpisahdarikatayangmengikutin ya.

Contoh:MuhammadAlidijulukipetinju“siMulutBesar”.

H. Partikel

1. Partikel lah, kah, tah ditulis serangkai dengan kata

yang

mendahuluinya.

Contoh:Pergilahsekarang!

2. Partikelpunditulisterpisahdarikatayangmendahuluinya.

Contoh:Jikaengkaupergi,akupunakanpergi.

Kata-kata yang sudah dianggap paduditulis serangkai, s

eperti

andaipun, ataupun, bagaimanapun, kalaupun, walaupun,


(23)

3. Partikelper yangberarti‘mulai’,‘demi’, ‘tiap’ditulisterpisa h.

Contoh:HargaBBMnaikper!April.

Merekamasuksatupersatu.

HargakertasRp25.000,00perrim.

I. SingkatandanAkronim

1. a.. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan jabata

n atau

pangkatdiikutitandatitik. Contoh:SumanHs..

Muh.Yamin,S.H.(SarjanaHukum)

M.B.A.(MasterofBusinessAdministrtion)

BPDU-UniversitasWidyatama

10

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

M.Sc.(MasterofScience)

Bpk.(Bapak)

Sdr.(saudara)

b. Singkatan nama resmi lembaga emerintah

dan

ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta dokumen

resmi

yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan

huruf

kapitandantidakdiikutitandatitik.

Contoh:DPR GBHN KTP PT

c. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti

satu

tandatitik.

Contoh: dll. hlm. sda. Yth.

d. Lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan,

mata

uangtidakdiikutitandatitik.Contoh:Cu,cm, kg, Rp

2. a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal

dari

deretkataditulisseluruhnyadenganhurufkapital.

Contoh:ABRI LAN IKIP SIM

b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata

atau


(24)

gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis de ngan

hurufawalhurufkapital.

Contoh:Akabri Bappenas Iwapi Kowani

c. Akronimyang bukan namadiriyang berupa gabungan h

uruf,

suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari

deret

kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Contoh: pe

milu,

rapim,tilang.

J. AngkadanLambangBilangan

1. Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan

cara

berikut. Contoh:

a. AbadXXdikenalsebagaiabadteknologi.

b. Abadke-20dikenalsebagaiabadteknologi.

c. Abadkeduapuluhdikenalsebagaiabadteknologi.

2. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu ata

u dua

kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang di

pakai

berturut-turut. Contoh:

a. Ada sekitar lima puluh calonmahasiswa yangtidak dite

rima

dperguruantinggiitu.

b. Kendaraan yangberoperasidiBandungterdiriatas1.000

beca

angkot,100metromini, dan100buskota.

BPDU-UniversitasWidyatama

11

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

3. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.

Jika

perlu, susunan kalimat diubah sehingga yang tidak


(25)

dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat di awal

kalimat. Contoh:

a. Duapuluhmahasiswamendapatbeasiswadariperusahaa

nitu.

b. #150 orang pegawai mendapat nghargaan

dari pemerintah.(salah)

c. Sebanyak 150 orang pegawai mendapat

penghargaan pemerintah.

2.5 PEMBENTUKAN ISTILAH

DAN PENULISAN UNSUR SERAPAN

Definisi istilah : Kata atau gabungan kata yang dengan c

ermat

mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang

khas

dalambidangtertentu.

Khusus dalam bidang peristilahan yang menyangkut 39 b

idang

ilmu, Majelis Bhs Ind-Malaysia tengah berusaha membakukan ber

bagai

istilah bidang ilmu bagikepentingan dua negara. Majelis BI-M

didirikan

pada tanggal 23 Mei 1972 dan mengadakan sidang secara berganti

an di

dua negara. Di setiap bidang ilmu ada kurang lebih 500-1000 i

stilah.

Penciptaan istilah itu dilakukan oleh ahli ilmu pengetahuan ma

sing–

masing, kemudian oleh para ahli bahasa yang tergabung dalam k

oalisi

istilahitudisesuaikandenganpedomanpembentukanistilah.

Beberapasumberbahasayangdapatdijadikansumberistilah:

1. BahasaIndonesia/Melayu


(26)

1.1 Kata yang paling tepat mengungkapkan makna konsep, p roses,

dankeadaan.

- bea =>pajakbarangmasukdanbarangkeluar

- cukai=>pajakhasilperusahaanatauindustri

- pajak => iuran wajib dari rakyat sebagai sumbangan k

epada

negara.

Pajakkekayaan,tontonan,PBB,dll

BPDU-UniversitasWidyatama

12

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

1.2 Kata yang paling singkat daripada kata lain yang beru

jukan

sama

-gulma=>tumbuhanpengganggu

-suaka=>perlindungan

-kosa=>perbendaharaan

1.3 Katayangbernilairasabaikdansedapdidengar

-pramuniaga=>pelayantokobesar

-pembantu=>babu/jongos

-karyawan=>pekerja/buruh

-pemandu/pramuwisata=>penunjukjalan

2. Bahasa–bahasadaerahserumpun

Bahasa Indonesia masihkekurangan kata–kata yang bernilai

rasa

atau kata–kata efektif yang melambangkancurahan hati masyaraka

t. Di

antara kata–kata rasa yang sudah sering digunakan dalam pema

kaian

bahasaIndonesiasekarang,

-sempoyongan=>terhuyung–huyungsepertihendakjatuh

-bertele–tele=> berbicaratidakjelasujungpangkalnya


(27)

-nyeri=>sakitpadasalahsatubagiantubuh

-langka=>susahdidapat

-lugas=>apaadanya(zakelijk)

-tuntas=>selesaisepenuhnya

-pesangon=>uanguntukkaryawanyangdiberhentikan

3. Bahasaasing

Pemakaian istilahasing dapatdilakukanapabila memenuhis

yarat sbb:

3.1 Istilah asing yang dipilih lebih cocok karena konotasinya

atau

lebih bermakna tepat jika dibandingkandenganpersediaan

kata

yangada

- konfirmasi=>penegasanataupengesahan

- amatir=>tanpabayaran

- logis=>masukakal

- insentif=>pendorong/perangsang

- spontan=>tanpadiminta–minta/dengansendirinya

BPDU-UniversitasWidyatama

13

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

3.2 Istilahasingyangdipilihlebihsingkatbiladibandingkan

dengan

terjemahannya

- dokumen=>surat–suratpentingygmenjadibukti

- akulturasi=> perpaduan unsur kebudayaan yang satu de

ngan

yanglainhinggamenimbulkankebudayaanyangbaru.

- Urbanisasi

- etiket=>carakesopananyangdilazimkan

Kadang – kadang terdapat istilah yangdiizinkan dipakai d

alam

bahasaasingdanbahasaIndonesia.


(28)

ii. manajemen=pengelolaan

iii. relatif= nisbi

iv. temperatur=suhu

v. klasifikasi=penggolongan

vi. kreativitas=dayacipta

vii. sektor=bidang

viii. sirkulasi=peredaran

ix. realisasi=pelaksanaan

Carapemasukanistilahasingdapatdilakukansebagaiberikut:

1. Melaluipenerimaansecarautuh

Diterima sebagaimana adanya dalam bahasa asalnya. Ca

ra ini

ditempuh jika istilah atau ucapan itu dianggap bersifat interna

sional

atau jika orang belum menemukan padanannya dalam

bahasa

Indonesia,antaralain

x. dejure=>menuruthukum

xi. defakto=>menurutkenyataan

xii. doctorhonoriscausa=>doktorkehormatan

xiii. cumlaude=>denganpujian

2. Melaluiterjemahan

Dalam menerjemahkan istilah asing yang penting ialah kes

amaan

maknakonteks, bukanmaknaharfiahnya. Karenaituterjemahan

tidak

menghasilkan bentuk berimbang satu lawan satu. Namun ka

tegori

gramatikalnyadiperhatikanjugakatabenda=katabendapula.

xiv. brainstorming=>sumbangsaran

xv. uptodate=>mutakhir

xvi. overlap=>tumpangtindih

xvii. bilateral=>duapihak

xviii.feedback=>umpanbalik

BPDU-UniversitasWidyatama

14

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

3. Melalui adaptasi : penyesuaian ejaan / sistem bunyi baha sa


(29)

Indonesia

- integration=>integrasi

- research=>riset

- university=>universitas

2.6 PEMAKAIAN TANDA BACA

A. Tandatitikdipakai:

1. padaakhirkalimat;

2. padasingkatannamaorang;

3. padaakhirsingkatangelar,jabatan,pangkat,dansapaan;

4. padasingkatanatauungkapanyangsangatumum;

5. di belakang angka atau hurufdalam suatu bagan, ikhtisar,

dan

daftar;

6. untuk memisahkanangkajam, menit, dandetik yang menunj

ukan

waktu;

7. untuk memisahkan angka jam, menit, detik yang menu

njukan

jangkawaktu;

B. Tandatitiktidakdipakai:

1. untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya

yang

tidakmenunjukkanjumlah;

2. dalamsingkatanyangterdiriatashuruf–hurufawalkataatau

suku

kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam

nama

badan pemerintah, lembaga–lembaga nasional atau internasi

onal,

atau yang terdapat di dalam akronim yang sudah diterima

oleh

masyarakat.

3. dibelakangalatpengirimdantanggalsurat, ataunamadanal

amat

penerimasurat.

C, Tandakomadipakai:


(30)

2. untukmemisahkankalimatsetara;

3. untukmemisahkananakkalimatdariindukkalimat;

4. dibelakangkataseruyangterdapatpadaawalkalimat;

5. di belakang kata atau ungkapanpenghubung antara kalimat

yang

terdapatpadaawalkalimat;

BPDU-UniversitasWidyatama

15

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

6. untukmemisahkanpetikanlangsungdaribagianlain;

7. di antaraunsur-unsuralamat yangditulisberurutan;

8. untukmenceraikanbagiannamayangdibaliksusunannya;

9. diantaranamaorangdangelarakademik;

10.dimukaangkapersepuluhan;

11.untukmengapitketerangantambahan,atauketeranganaposisi

.

D. Tandatitikkomadipakai:

1. untukmemisahkanbagian–bagiankalimatyangsejenisdan

setara;

2. untuk memisahkan kalimat yangsetara dalam kalimat maj

emuk

sebagaipenggantikatapenghubung.

E. Tandatitikduadipakai:

1. pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian

atau

pemerian;

2. sesudahkataatauungkapanyangmemerlukanpemerian;

3. dalam teks drama sesudah katayang menunjukan pelaku d

alam

percakapan

4. kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap

yang

mengakhiri pernyataan;

5. di antara jilid atau nomor danhalaman, di antara bab dan

ayat

dalamkitab– kitabsuci,ataudiantarajuduldananakjuduls


(31)

karangan (karangn Ali Hakim, Pendidikan Seumur

Hidup :

Sebuah Studi,sudahterbit).

F. Tandahubung(-)dipakai:

1. untuk menyambung suku–suku kata dasar yang terpisah

karena

pergantian baris;

2. untukmenyambungawalandenganbagiankatadibelakangny

a;

3. menyambungunsur–unsurkataulang;

4. menyambunghurufkatayangdieja;

5. untukmemperjelashubunganbagian–bagianungkapan;

6. untuk merangkaikan se- dengan angka, angka dengan

an,

singkatanhurufbesardenganimbuhanataukata;

7. untukmerangkaikanunsur bahasaIndonesia denganunsur ba

hasa

asing.

BPDU-UniversitasWidyatama

16

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah G. Tandapisah(--)dipakai:

1. untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang me

mberi

pelajaran(kemerdekaan bangsa itu – saya yakin akan terca

pai–

diperjuangkanoleh

2. untuk menegaskan adanya aposisi atau keterangan yan

g lain

sehingga kalimat menjadi lebih jelas (Rangkaianpenemuan

ini –

evolusi, teorikenisbian, dan kini juga pembelahan atom–

telah


(32)

3. di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti‘sampai den gan’

ataudi antaranamaduakota yangberarti‘ke’atausampai(

1945

–1950:Bandung– Jakarta).

H. Tandaelipsis(...)dipakai:

1. untuk menggambarkan kalimat yang terputus : Misalnya :

Kalau

begitu…ya, marilahkitaberangkat.

2. untuk menunjukan bahwa dalam suatu petikan ada bagian

yang

dihilangkan:

Misalnya:Sebab-sebabkemerosotan...akanditelitilebih

lanjut.

I. Tandapetik(‘...’)dipakai:

1. mengapitpetikanlangsung;

2. mengapit judul syair, karangan, dan bab buku apabila di

pakai

dalamkalimat;

3. mengapit istilahilmiahyangmasihkurangdikenal.

J. Tandapetiktunggal(‘…’)dipakai:

1. mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan petikan

lain,

misalnya:

Tanyabasri,“Kaudengarbunyi‘kring–kringtadi’?

2. mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan

asing,

misalnya:

rateofinflation‘lajuinflasi’. K. Tandagarismiring(/)dipakai:

1. dalampenomorankodesurat,

misalnya:No.7/PK/1983;

2. sebagai pengganti kata dan, atau, pe r atau nomor al

amat,

misalnya:

mahasiswa / mahasiswi, hanya Rp 30,00 / lembar, Jalan Ba

nteng


(33)

BPDU-UniversitasWidyatama

17

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah L. Tandapenyingkat atauapostrop (‘)dipakai:

Menunjukkanpenghilanganbagiankata,

Misalnya : Amin ‘kan kusurati(‘kan =akan) Malam ‘lah

tiba


(34)

BPDU-UniversitasWidyatama

18

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

BAB

III

BENTUKAN

KATA

3.1 IMBUHAN

B

ahas

a

Indonesia dikenal sebagai bahasa aglutinatif. Artin

ya,

kata dalam bahasa Indonesia bisa ditempeli dengan bentuk lain,

yaitu

imbuhan. Imbuhan mengubah bentuk dan makna bentuk dasar

yang

dilekati imbuhan itu. Karena sifatnya itulah, imbuhan memiliki

peran

yang sangat penting dalam pembentukan kata bahasa Indonesia. De

ngan

demikian, sudah selayaknyalah, sebagai pemakainya, kita me

miliki

pengetahuanmengenaihalini.

Dalam bahasa Indonesia, imbuhan terdiri atas awalan, si

sipan,

akhiran, dan gabungan awalan dengan akhiran yang disebut konfiks

dan

gabungan afiks dalam ilmu bahasa. Awalan yang terdapat di

dalam

bahasa Indonesia terdiri atasme(N)-, be(R)-, di-, te(R), -pe(N)-, p

e(R)-,

ke-, dan se-, sedangkan sisipan terdiri atas -el-, -em-, dan -er-; ak

hiran

terdiri atas -kan, -i, dan -an; konfiks dan gabungan afiks terdiri


(35)

gabungan awalan dengan akhiran. Awalan dan akhiran masih s angat

produktif digunakan, sedangkan sisipan tidak produktif. Wal

aupun

demikian, semua imbuhan termasuk sisipan di dalamnya,

apabila

diperlukan, masih dapat kita manfaatkan, misalnya, dalam penci

ptaan

kosakatabaruataudalampenerjemahanataupenyepadananistilahasi

ng.

3.1.1

Awalan

me(N)-Prosespengimbuhandenganawalanme(N)-terhadapbentuk

dasar

dapat mengakibatkan munculnya bunyi sengau atau bunyi hidung

dapat

pula tidak. Hal tersebut bergantung pada bunyi awal bentuk dasar

yang

dilekatiawalantersebut. Bunyi awalbentukdasardapat luluh, dapat

pula

tidak bergantung pada jenis bunyi bentuk dasar yang dilekati a

walan.

Untukmemperjelashaltersebut,perhatikancontohberikut.

me(N)-+buat → membuat

me(N)-+pakai → memakai

me(N)-+fotokopi → memfotokopi

me(N)-+dengar → mendengar

me(N)-+tatar → menatar

me(N)-+jabat → menjabat

BPDU-UniversitasWidyatama

19

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

me(N)-+colok → mencolok

me(N)-+suruh → menyuruh

me(N)-+ganti → mengganti

me(N)-+kikis → mengikis

me(N)-+hadap → menghadap

me(N)-+undang → mengundang

me(N)-+muat → memuat


(36)

me(N)-+nyanyi → menyanyi

me(N)-+nganga → menganga

me(N)-+lepas → melepas

me(N)-+rusak → merusak

Apabila bentuk dasar yang dilekati hanya berupa satu suku

kata,

me(N)-berubahmenjadimenge-,misalnya,dalamcontohberikut.

me(N)-+cap → mengecap

me(N)-+pak → mengepak

me(N)-+tik → mengetik

Namundemikian, perlu kitaperhatikan jika bentuk dasarters

ebut

ditempeli awalan di-, bentuk yang ditempelinya tidak meng

alami

perubahan.Kitaperhatikancontohberikut.

di-+pak → dipak

di-+tik → ditik

di-+cap → dicap

Berdasarkan contoh-contoh yang sudah kita kenal dengan

baik,

dapat kita simpulkan bahwa untuk membentuk kata secara benar,

kita

harusmengetahuibentukdasarnya.

3.1.2

Awalan

be(R)-Awalan be(R)- memiliki tiga variasi, yaituber-, be-, dan

bel-.

Variasi tersebut muncul sesuai dengan bentuk dasar yang dilekati

nya,

misalnya,dalamcontohberikut.

be(R)-+usaha → berusaha

be(R)-+diskusi → berdiskusi

be(R)-+korban → berkorban

be(R)-+rencana → berencana

BPDU-UniversitasWidyatama


(37)

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

be(R)-+kerja → bekerja

be(R)-+serta → beserta

be(R)-+ajar → belajar

Kata beruang sebagai kata dasar berarti sejenis binatang,

sedangkan sebagai kata berimbuhan, yang terdiri atas ber- dan

uang

memiliki arti mempunyai uang;ber- danruang berarti memiliki rua

ng’.

Kata tersebut akan menjadi jelas artinya jika terdapat dalam ko

nteks

kalimat. Begitu pulahalnya dengankataberevolusi yang terdiriatas

ber-danevolusiatauber-danrevolusi.

Dalam keseharian kini sering digunakan kata berterima

atau

keberterimaan.Dalamhaliniawalanber-sejajardenganawalandi-. Jadi,

berterima sama dengan diterima, misalnya, dalam kalimat Usulan yang

disampaikan kepada Bapak Gubernur sudah berterima. Kata berte rima

dan keberterimaan merupakan padanan acceptable dan accepta bility

dalambahasaInggris.DalambahasaMelayu, imbuhanber-yangsep

adan

dengan di- merupakan hal yang lazim, peribahasa gayung bersa

mbut,

kataberjawab berartigayungdisambut, katadijawab.

3.1.3

Awalan

te(R)-Awalan te(R)- memiliki variasi ter-, te-, dan tel-. Ketiga va

riasi

tersebut muncul sesuai dengan bentuk dasar yang dilekatinya. L

ayak

diingatbahwaawalaninimemilikitiga macamartidalampemakaian


(38)

Pertama, artinya sama dengan paling. Kedua, menyatakan arti tidak

sengaja. Ketiga, menyatakan arti sudah di- Misalnya dalam cont

oh di

bawahini.

te(R)-+dengar → terdengar

te(R)-+pandai → terpandai

te(R)-+rasa → terasa

te(R)-+kerjakan → tekerjakan

te(R)-+perdaya → teperdaya

te(R)-+percaya → tepercaya

Selanjutnya, cobalah Anda menggunakanawalan itu dalamkatalain

dan

kalimatlainyangsesuaidengantautannya.

BPDU-UniversitasWidyatama

21

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

3.1.4 Awalan

pe(N)-

dan

pe(R)-Awalan pe(N)- dan pe(R)- merupakan pembentuk kata b

enda.

Kata benda yang dibentuk dengan pe(N)- berkaitan dengan kata

kerja

yang berawalan me(N)-. Kata benda yang dibentuk dengan

pe(R)-berkaitan dengan kata kerja yang berawalan be(R)-. Awalan p

e(N)-memiliki variasi pe-, pem-, pen-, peny-, peng-, dan penge-. V

ariasi

tersebutmuncul bergantungpada bentukdasar yang dilekatipe(N)-.

Kita

lihatcontohberikut:

pe(N)-+rusak → perusak

pe(N)-+laku → pelaku


(39)

pe(N)-+pasok → pemasok

pe(N)-+daftar → pendaftar

pe(N)-+teliti → peneliti

pe(N)-+jual → penjual

pe(N)-+cari → pencari

pe(N)-+suluh → penyuluh

pe(N)-+guna → pengguna

pe(N)-+kirim → pengirim

pe(N)-+tik → pengetik

pe(N)-+cap → pengecap

pe(N)-+las → pengelas

Dalam keseharian sering dijumpai bentuk pengrajin yang b

erarti

orang yang pekerjaannya membuat kerajinan’. Bila kita bandi ngkan

dengan kata pe(N)- + rusak menjadi perusak yang berarti orang

yang

membuat kerusakan’, bentuk pengrajin merupakan bentuk yang tidak

tepat. Kita ingat saja bahwa kedua kata tersebut, rajin dan

rusak,

merupakan kata sifat. Karena itu, bentuk tersebut harus dikemba

likan

padabentukyangtepatdansesuaidengankaidah,yaituperajin.

Awalanpe(R)-memilikivariasibentukpe-,per-,danpel-.Var

iasi

tersebutmunculsesuaidennganbentukdasaryangdilekatiawalanpe

(R)-.

Kitalihat contohberikut:

pe(R)-+dagang → pedagang

pe(R)-+kerja → pekerja

pe(R)-+tapa → pertapa

pe(R)-+ajar → pelajar

BPDU-UniversitasWidyatama

22


(40)

Kata-kata sebelah kanan berkaitan dengan awalan ber-yang

dilekati dengan kata dasardagang, kerja, tapa, dan ajar. Jadi, kata

-kata

tersebutberkaitandengankataberdagang,bekerja,bertapa,danbela

jar.

Selain kata-kata itu, kita sering melihat kata-kata lain s

eperti

pesuruh dan penyuruh. Kata pesuruh dibentuk daripe(R)- + s uruh,

sedangkanpenyuruhdibentuk daripe(N)- + suruh.Pesuruh berarti

yang

disuruh’ dan penyuruh berarti yang menyuruh’. Beranalogi pada k edua

katatersebut kini munculkata-kata lain yangsepoladenganpesuruh

dan

penyuruh,misalnya,katapetatardanpenatar,pesuluhdanpenyuluh.

Dalam bahasa Indonesia sekarang muncul pula bentuk kata

yang

sepola dengan kedua kata di atas, tetapi artinya berlainan. Misa

lnya,

pegolf, pecatur, perenang, pesenam, dan petenis. Awalan pe-pada

kata-katatersebutberartipelakuolahragagolf, catur,renang,senam,

dan

tenis. Selain itu, muncul juga bentuk lainseperti pemerhati

yang

memperhatikan’,pemersatu‘yangmempersatukan’danpemerkayayang

memperkaya’. Bentuk-bentuk itu merupakan bentuk baru dalam b ahasa

Indonesia. Kata-kata yangtermasukkata bendaituberkaitandengan

kata

kerjayangberawalanmemper- ataumemper-+kan.

Kini mari kita mencoba menaruh perhatian pada pema

kaian

bentukkatayangdicetakmiringdalamkalimatberikut.

1. Pertamina akan mendatangkan alat pembor minyak dari A

merika Serikat.

2. GenerasimudasekarangmerupakanpewarisAngkatan45.


(41)

4. Betulkah bangsa Indonesia sebagai pengkonsumsi barang b uatan

Jepang.

5. Siapapunpemitnahnyaharusdihukum.

6. Merekaadalahpemrakarsapembangunangedungini.

7. Setiappeubahdalampenyusunanharusdapatdiuji.

8. Orangyangmemfotokopibisadisebutpengopi.

9. DapatkahAndamembedakansiapapetembakdansiapapenemba

k?

10.Orang yang memberikan atau memiliki saham suatu perusahaan

bisa

disebutpenyahamperusahaan.

3.1.5

Konfiks

pe(N)-an

dan

pe(R)-an

Kata benda yang dibentuk dengan pe(N)-an menunjukkan p

roses

yang berkaitan dengan kata kerja yang berimbuhan me(N)-, me(N)

-kan,

atau me(N)-i. Kata benda yang dibentuk dengan

pe(R)-an ini

menunjukkan hal atau masalah yang berkaitan dengan katakerja

yang

berawalanbe(R)-.Kitaperhatikancontohberikut:

BPDU-UniversitasWidyatama

23

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

pe(N)-+rusak+-an → perusakan

pe(N)-+lepas+-an → pelepasan

pe(N)-+tatar+-an → penataran

pe(N)-+sah+-an → pengesahan

pe(N)-+tik+-an → pengetikan

pe(R)-+kerja+-an → pekerjaan

pe(R)-+ajar+-an → pelajaran

Selain kata-kata yang dicontohkan, kita sering mene

mukan

kata-kata yang tidak sesuai dengankaidah di atas seperti

pengrumahan,

pengrusakan, pengluasan, penyucian (kain), penglepasan, penyob losan,


(42)

dan pensuksesan. Kata-kata yang tidak sesuai dengankaidah ini harus

dikembalikanpada bentukyang tepat (Bagaimanabentuk yang tepa

t dari

kata-katadiatasmenurutSaudara?).

3.1.6

Akhiran

-an

dan

Konfiks

ke-an

Kata benda dapat dibentuk dengan bentuk dasar dan akhira

n-an

atau konfikske-an. Katabenda yang mengandung akhiran-an

umumnya

menyatakanhasil, sedangkankatabenda yangmengandungkonfiks

ke-an

umumnya menyatakan hal. Untuk memperjelas uraian di atas,

kita

perhatikancontohberikut.

1. Dia mengirimkan sumbangan sepekan lalu, tetapikiriman itu

belum

kamiterima.

2. Sebulansetelahdiamengarangartikel,karangannyaitudikirimk

anke

sebuahmediamassa.

Kata benda yang mengandung ke-an diturunkan langsung

dari

bentukdasarnyaseperticontohberikut.

1. Beliau hadir untuk meresmikanpenggunaan gedung baru. Keha

diran

beliaudisanadisambutdenganberbagaikeseniantradisional.

2. Mereka terlambat menyerahkan ugasnya. Keterlambatan

itu

menyebabkanmerekamendapatkannilaijelek.

Isilah rumpang kalimat berikut dengan kata benda

yang

mengandungakhiran-anataukonfikske-an.

1. Sejaklamaiadididikorangtuanya.... yangdiberikanorang

tuanyaitu

menyebabkandiamenjadiorangbesar.

2. Mereka membantu kami sepekan lalu. ... itu sangat bermanfa

at bagi

kami.


(43)

BPDU-UniversitasWidyatama

24

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

3. Masyarakat di pulau terpencil itu masih terbelakang. ..

.itu

menyebabkantarafhidupmerekamasihrendah.

4. Anak itu sangat pandai di kelasnya. Karena ... itu, dia me

mperoleh

beasiswadaripemerintah.

5. Usaha yang ditempuhnya selalugagal. Akan tetapi, dia tidak p

ernah

putusasaakibat...nya itu.

3.1.7

Kata

Kerja

Bentuk

me(N)-

dan

me(N)-kan

Akhiran -kan dan -i pada kata kerja dalam kalimat

berfungsi

menghadirkan objek kalimat. Beberapa kata kerja baru dapat digun

akan

dalam kalimat setelah diberi akhiran-kan atau -i. Mari kita perhat

ikan

contohuntukmemperjelasuraian.

1. Beliausedangmengajardikelas.

2. BeliausedangmengajarkanbahasaIndonesia.

3. BeliaumengajarikamibahasaIndonesiadikelas.

4. Atasankamimenugasikamimengikutipenyuluhanini.

5. Atasankamimenugaskanpembuatannaskahpidatokepadasekret

aris.

6. PemerintahmenganugerahirakyatJawaBarattandakehormatan.

7. Pemerintahmenganugerahkan tandakehormatan kepada rakyat

Jawa Barat.

8. Kamimembelibuku-bukubaruuntukperpustakaan. 9. Kamimembelikanmerekabukubaruuntukperpustakaan.

10.Setiap28OktoberkamimemperingatihariSumpahPemuda.

3.1.8

Awalan

ke-Awalan ke- berfungsi membentuk kata benda dan kata bila


(44)

baikbilangantingkat maupunbilanganyangmenyatakankumpulan. Kata

bendayangdibentukdenganawalanke-sangatterbatas, yaituhanya

pada

kata tua, kasih, hendak yang menjadi ketua, kekasih, dan kehe ndak.

Penentuan apakah awalan ke- sebagai pembentuk kata bilangan ti

ngkat

atau kata bilangan yang menyatakan kumpulan harus dilihat

dalam

hubungankalimat.Misalnyakalimatberikut:

1. Tim kami berhasil menduduki peringkat ketiga dalam MTQ ti

ngkat

JawaBarat.

2. KetigapenyuluhituternyatatemankamiwaktudiSMA.

Dalam percakapan sehari-hari, awalan ke- sering meng

ganti

awalanter- sebagai bentuk pasif. Hal initerjadi karena pengaruhba

hasa

daerah atau dialek tertentu. Dalam situasi resmi, hal ini harus dihi

ndari.

Kitaperhatikancontohberikut.

BPDU-UniversitasWidyatama

25

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

1. Menurut laporan yang dapat dipercaya, korban tanpa identit

as itu

ketabrakmobil. Seharusnya:

2. Menurut laporan yang dapat dipercaya, korban tanpa identit

as itu

tertabrakmobil.

3.1.9

Akhiran

Lain

Selain akhiran asli bahasa Indonesia -kan, -i, dan -an, ter

dapat

pula beberapa akhiran yang berasal dari bahasa asing, misalnya,


(45)

-man, dan -wati dari bahasa Sanskerta; akhiran -i, -wi, dan -iah dari

bahasa Arab. Akhiran-wandan-watiproduktif, sedangkanakhiran

-man

tidakdemikian. Akhiran-wi lebihproduktifdaripada akhiran-idan

-iah.

Akhiran -wi tidak hanya terdapat dalam bentukan bahasa asalnya, t

etapi

juga terdapat dalam bentukan dengan bentuk dasar bahasa Indo

nesia.

Perhatikanbeberapacontohkataberikut.

karyawan karyawati olahragawan olahragawati budiman seniman manusiawi surgawi badani badaniah

BagaimanapendapatAndamengenaibentukkataberikut?

ilmiawan rohaniawan gerejani

Beberapa contoh bentuk kata yang salah dan yang benar didaft

arkan

berikutini.

Salah memparkir menterjemahkan mentafsirkan mensukseskan memitnah menyolok menyintai

Benar memarkir menerjemahkan menafsirkan menyukseskan memfitnah mencolok mencintai


(46)

(47)

BPDU-UniversitasWidyatama

26

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

mengontrakan membanding mengundur memberitahu berserta bewarna bekerjasama berterimakasih dikata dipensiun terlantar terlanjur pengrusakan pengletakan penglepasan pengrajin nampak dibanding diselusuri mengontrakkan membandingkan mengundurkan memberitahu beserta berwarna bekerjasama berterimakasih dikatakan dipensiunkan telantar telanjur perusakan peletakan pelepasan perajin tampak dibandingkandengan ditelusuri

3.1.10

Prosedur

Pengayaan

Kosakata

Perhatikan tabel di bawah, kemudian amati kolom kata d

asar.

Kata Dasar

Imbuhan

me(N)- me-i me-kan memper- memper-kan memper-i

awak hitung hukum gigi siap darah politik hubung


(48)

Setelahitu, bubuhitanda+dibawahsetiapimbuhanjikaberterimase cara

tata bahasa, dan tanda jika jika tidak berterima secara tata ba

hasa.

Langkah berikutnya cobalah membuat kalimat bahasa Indonesia de

ngan

katayangsudahdiberitanda +tadi.

BPDU-UniversitasWidyatama

27

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

Bila sudah berhasil dengan imbuhan tersebut, cobalah denganimb

uhan

lain. Lalu, coba pula kata-kata lain yang jarang digunakan, tetapi

ada di

dalam kamus bahasa Indonesia. Kemudian, Anda perhatikan ba

hasan

peristilahandanbahasanpilihankatapadamodulini.

Catatan: Pengayaaninibisajugadilakukandengancaraberbeda, yaitu

senerai atau daftar kata dasar ke samping dan se nerai

imbuhankebawah.

3.2 PELATIHAN

buku bibit bentang luas panjang singkat jiwa mati hidup sosial besar anak


(49)

Catatlah sepuluhkata yang Anda anggap sebagaikata baru dantera pkan

dalamkalimat!

3.3 RANGKUMAN

Bahasa Indonesia dikenal sebagai bahasa aglutinatif. Ar

tinya,

kosakatadalambahasaIndonesiabisaditempelidenganbentuklain,

yaitu

imbuhan. Imbuhan mengubah bentuk dan makna bentuk dasar

yang

dilekatiimbuhanitukarenasifatnya itulah, imbuhanmemilikiperan

yang

sangat penting dalam pembentukan kata bahasa Indonesia. D

engan

demikian, sudah selayaknyalah, sebagai pemakainya, kita me

miliki

pengetahuanmengenaihalini.

Dalam bahasa Indonesia, imbuhan terdiri atas awalan, sis

ipan,

akhiran, dan gabungan awalan dengan akhiran yang disebut konfiks

dan

BPDU-UniversitasWidyatama

28

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

gabungan afiks dalam ilmu bahasa. Awalan yang terdapat di

dalam

bahasa Indonesia terdiri atas me(N)-, be(R)-, di-, te(R)-, pe(N)-, pe

(R)-,

ke-, dan se-, sedangkan sisipan terdiri atas -el-, -em-, dan -er-; akh

iran

terdiri atas -kan, -i, dan -an; konfiks dan gabungan afiks terdiri

atas

gabungan awalan dengan akhiran. Awalan dan akhiran masih s

angat

produktif digunakan, sedangkan sisipan tidak produktif. Wala


(50)

demikian, semua imbuhan termasuk sisipan di dalamnya, a pabila

diperlukan, masih dapat kita manfaatkan, misalnya, menciptakan

kosakatabaruataudalampenerjemahanataupenyepadananistilahasi

ng.

3.4 TESTFORMATIF

Kerjakanpelatihan-pelatihan pada setiap subbagian

pembicaraan

mengenaiimbuhanini.

BPDU-UniversitasWidyatama

29


(51)

BAB

IV

DIKSI

ATAU

PILIHAN

KATA

P

emaham

an

terhadap suatu bahasa tidak dapat dilepaskan d

ari

pemahaman terhadap kata-kata dan kaidah yuang terdapat dalam b

ahasa

tersebut. Menggunakan bahasa pada hakikatnya adalah memakai

kata-kata dan kaidah yang berlaku dalam bahasa itu. Dengan demikian

, agar

dapat berbahasa dengan baik, enar, dan cermat, kita

harus

memperhatikan pemakaian kata dan kaidah yang terdapat di dala

mnya.

Hal ini berlaku bagi semua bahasa, termasuk di dalamnya

bahasa Indonesia.

4.1 ASPEK KATA

Setiapkataterdiriatasduaaspek, yaitubentukdanmakna. B

entuk

merupakan sesuatu yang dapat diinderai, dilihat, atau didengar.

Makna

merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan reaksidalam pikira

n kita

karena rangsangan bentuk. Apabila ada seseorang berteriak B

anjir!,

dalampikirankitatimbulreaksikarenakita mengetahuiartikataters

ebut.

Karena itu, pikiran kita akanmenyatakan ada gerakan air deras,

besar,

danmeluassecaratiba–tiba. Jadi, yangdimaksudbentukadalah

semacam

kata banjir, sedangkan makna adalah reaksi yang timbul dalam p ikiran


(52)

kita. Reaksi tersebut tentu akan berbeda–beda pada setiap orang.

Hal ini

bergantungpadatingkatpemahamansetiaporang akanbentukdan

makna

suatukata.

Untuk memahami kata, kita harus mengetahui bentuk dan

makna

kata itu sekaligus. Pemahaman terhadap salah satu aspek saja

tidak

menjamin pemahamanterhadap kata. Seseorangyang mengetahuib

entuk

atau rupa suatubenda belum tentu mengetahui namanya. Demikia

n pula

halnya, seseorang yang mengetahui namanya saja belum tentu

mengetahuibentukataurupabendaitu.Jadi,pemahamanterhadapb

entuk

danmaknakatamerupakansyaratbagipemahamanterhadapkata.

4.2 PENGGUNAAN KATA

Sebagaimana dikemukakan, untuk dapat berbahasa dengan

baik,

benar, dancermat, kita harusmemperhatikanpemakaiankata dan k

aidah

BPDU-UniversitasWidyatama

30

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

bahasa yang berlaku pada bahasa yang kita gunakan. Misalny

a, kita

menggunakan bahasa Indonesia, maka yang harus kita perhatikan a

dalah

katadankaidahbahasaIndonesia.

Dalam penggunaan kata, selain harus memperhatikan

faktor

kebahasaan, kita pun harus mempertimbangkan berbagai faktor d


(53)

kebahasaan. Faktor tersebut sangat berpengaruh pada penggunaa

n kata

karena kata merupakan tempat menampung ide. Dalam kaitan in

i, kita

harus memperhatikanketepatankata yang mengandung gagasan ata

u ide

yang kitasampaikan, kemudiankesesuaiankatadengansituasibicar

adan

kondisipendengarataupembaca.

4.2.1 KetepatanPilihanKata

Bahasa sebagai alat komunikasi berfungsi untuk menyamp

aikan

gagasan atau ide pembicara kepada pendengar atau penulis

kepada

pembaca. Pendengarataupembacaakandapatmenerimagagasanata

uide

yang disampaikan pembicara atau penulis apabila pilihan kata

yang

mengandung gagasan dimaksud tepat. Pilihan kata yang tidak tepa

t dari

pembicara atau penulis dapat mengakibatkan gagasan atau ide

yang

disampaikannya tidak dapat diterima dengan baik oleh pendenga

r atau

pembaca. Olehkarenaitu, kitaperlumemperhatikanhal–hal

berikut: kata

bermakna denotatifdan konotatif, kata bersinonim, kata umumdan

kata

khusus, dankatayangmengalamiperubahanmakna.

4.2.1.1 KataBermaknaDenotatifdanBermaknaKonotatif

Makna denotatif adalah makna yang menunjukkan

adanya

hubungan konsep dengan kenyataan. Makna ini merupakan makna

yang

lugas, makna apa adanya. Makna ini bukan makna kiasan

atau

perumpamaan. Sebaliknya, makna konotatifatau asosiatif muncul

akibat

asosiasiperasaanataupengalamankitaterhadapapa yangdiucapkan


(54)

apa yang didengar. Makna konotatif dapat muncul di samping makna

denotatifsuatukata.

Dalam bahasa tulisan ragam ilmiah dan formal yang haru

s kita

gunakan adalah kata–kata denotatif agar keobjektifan bisa tercapa

i dan

mudahdipahamitanpa adanyaasosiasi. Hal iniperludiperhatikank

arena

apabila terdapat kata asosiatif, pemahaman pembaca atau pen

dengar

sangat subjektif dan berlainan. Kita bandingkan kata perempua

n dan

pandaidalamkalimatberikut. 1.a. Perempuan ituibusaya.

b. Ah,dasarperempuan.

BPDU-UniversitasWidyatama

31

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

2.a. Saudara sayatermasuk orangpandai dalam memotivasi orang

lain

untukberpikirpositif.

b. Karena keyakinannya, barang yang hilang itu ditanyakan k

epada

orangpandaiyangtinggaldisebuahkota.

4.2.1.2 KataBersinonim

Kata bersinonim adalah kata yang memiliki makna yang

sama

atauhampirsama. Banyakkatabersinonimyang berdenotasisama, t

etapi

konotasinya berbeda. Akibatnya, kata–kata yang bersinonim itu

dalam

pemakaiannya tidak sepenuhnya dapat saling menggantikan. Kata

–kata

mati, meninggal, wafat, gugur, mangkat, mampus, dan berp ulang

memilikimakna denotasiyangsama, yaitunyawa lepasdari raga,t


(55)

makna konotasinya berbeda. Relakah Saudara kepada orang yangs angat

Saudara hormati dan Saudara cintai mengatakan Dia telah m

ampus

kemarin, sebaliknya kepada binatang Saudara mengatakan Kambi ng itu

telahwafatkemarin.

Dengan contoh tadi jelaslah bagi kita bahwa kata dapat m

emiliki

kekhususan dalam pemakaiannya walaupun kata yang

digunakan

memilikimaknadenotasiyangsama.

4.2.1.3 KataBermaknaUmumdanBermaknaKhusus

Dalam bahasa sehari–hari kita sering mendengar atau me

mbaca

katayang bermaknakaburakibat kandunganmaknanyaterlalu luas.

Kata

seperti itu sering mengganggu kelancaran dalam berkomunikasi. K

arena

itu, agar komunikasi berlangsung dengan baik, kita harus dengance

rmat

menggunakan kata yang bermakna umum dan bermakna khusus s

ecara

tepat. Jika tidak, komunikasi terhambat dan kesalahpahaman mu

ngkin muncul.

Kata bermakna umum mencakup kata bermakna khusus.

Kata

bermaknaumumdapat menjadikatabermakna khususjikadibatasi.

Kata

bermaknaumumdigunakandalammengungkapkangagasanyangber

sifat

umum, sedangkan kata bermaknakhusus digunakan untuk menyat

akan

gagasanyangbersifatkhususatauterbatas.

1. Diamemilikikendaraan

2. Diamemilikimobil

3. Diamemilikisedan.

Kata sedan dirasakan lebih khusus daripada kata mobil. Kata

mobil lebih khusus daripada kata kendaraan. Demikian pula h alnya


(56)

dalamkataberuntuninibinatang, binatangpeliharaan,kucing.

BPDU-UniversitasWidyatama

32

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah 4.2.1.4 KatayangMengalamiPerubahanMakna

Sejarah perkembangan kehidupan manusia dapat memeng

aruhi

sejarahperkembangan makna kata. Dalam bahasa Indonesia, juga

dalam

bahasalain, terdapat katayang mengalamipenyempitanmakna, pel

uasan

makna,perubahanmakna.

Kata sarjana dan pendeta merupakan contoh kata yang

mengalami penyempitan makna. Kata sarjana semula digunakan

untuk

menyebutsemuacendekiawan. Kinikatatersebuthanyadigunakan

untuk

cendekiawanyang telahmenamatkanpendidikannya diperguruanti

nggi.

Kata pendeta semula memiliki arti orang yang berilmu, kini hanya

digunakanuntukmenyebutguru/pemimpinagamaKristen.

Kata berlayar, bapak, ibu, saudara, dan putra–putri merup akan

contoh kata yang mengalami peluasan makna. Kata berlayar se

mula

digunakan dengan makna bergerak di laut menggunakan perahu l

ayar.

Kini maknanya menjadi luas, yaitu bepergiandi atas laut, baik me

makai

perahulayarmaupunmemakaialat transportasilain.Katabapak,ibu

,dan

saudara semula hanya digunakan dalamhubungan kekerabatan. Kini

ketigakata tersebut digunakanjugauntuk menyebut ataumenyapao

rang

lain yang bukan keluarga, bukankerabat. Begitu pula halnyakata p


(57)

utra-putri. Semula kata ini hanya digunakan untuk menyebut anak raja. Kini

anaksiapapunberhakdanbolehdisebut putra–putri.

Demi ketepatan pilihan kata, kita pun harus

berhati–hati

menggunakan kata–kata yang berejaan mirip seperti kata bahwa,

bawa,

danbawah;gajidangajih;sangsidansanksi. Kitapunharus berhati –hati

menggunakan ungkapan tertentu seperti bercerita tentang, b

ukan

menceritakan tentang; sesuai dengan, bukan sesuai; bergantung pada

atau tergantung pada, bukan tergantung atau tergantung dari

(bandingkandengandependondanhangondalambahasaInggris).

4.2.2 KesesuaianPilihanKata

Kesesuaian pilihan kata berkaitan dengan

pertimbangan

pengungkapangagasanatauidedenganmemperhatikansituasibicar

adan

kondisipendengarataupembaca.Dalampembicaraanyangbersifat r

esmi

atau formal, kita harus menggunakan kata–kata baku. Sebaliknya,


(58)

pembicaraan tak resmi atau santai, kita tidak dituntut berbicar

a atau

menulisdenganmenggunakankata–katabakuuntukmenjaga

keakraban.

Faktor kepada siapa kita berbicara atau kita menulis

harus

diperhatikan agar kata–kata yang kita gunakan dapat dipahami m

ereka.

Pada saat kita berbicara dengan masyarakat awam, sebaikny

a kita

gunakankata–kata umum(popular); jangan kitagunakan kata–kata

yang

BPDU-UniversitasWidyatama

33

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

bersifat ilmiah. Tujuan kita berbicara atau menulis tentu untuk dipa

hami

orang lain. Jadi, kalau kita gunakan kata–kata ilmiah, sedangkan

yang

kita ajak bicara tidak paham, tentu yang kita sampaikan tida

k ada

KataBaku KataTakbaku

pikir,paham

nasihat ijazah jadwal

kualitas,kuantitas,kuitansi

karier pasien imbau

utang,isap

beri dulu hakikat lewat mengapa senang

fakir,faham

nasihat ijasah jadual

kwalitas,kwantitas,kwitansi

karir pasen himbau

hutang,hisap

kasih dulunya hakekat liwat kenapa seneng


(59)

gunanya, percuma. Sebaliknya, jika kita berbicara dengan golo ngan

intelektual, pejabat, atau para ahli di bidang tertentu, sebaiknya

kita

menggunakan kita menggunakan kata–kata yang lebih akrab de

ngan

mereka atau kata–katailmiah. Layak diingat bahwa yang termasuk

kata–

katailmiahbukanhanyakata–katayang berasaldaribahasaasing.

Dalam

bahasaIndonesiapunbanyaksekalikata–katailmiah.

Agar kesesuaian pilihan kata dapat kita capai, dalam berb

icara

ataumenuliskitaperlumemperhatikanhal-halberikut.

Dalamsituasiresmi,kitagunakankata-katabaku.

Dalamsituasiumum,kitagunakankata-kataumum.

Dalamsituasikhusus,kitagunakankata-katakhusus.

4.2.2.1 KataBakudanTakbaku

Kata baku adalah kata yang tidak bercirikan bahasa daerah

atau

bahasa asing. Baikdalam penulisanmaupundalampengucapannya h

arus

bercirikan bahasa Indonesia. Dengan perkataan lain, kata baku a

dalah

kata yang sesuai dengan kaidah mengenai kata dalam bahasa Indon

esia.


(60)

BPDU-UniversitasWidyatama

34

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

asas energi hipotesis kategori sistem metode teknik tim seksi subunit pascapanen antarbagian semifinal asusila caturbidang ekabahasa monoloyalitas supranatural ekstrakurikuler

azas enerji hipotesa katagori sistim metoda tehnik team sie

subunit

pascapanen

antarbagian

semifinal

asusila

caturbidang

ekabahasa

monoloyalitas

supranatural

ekstrakurikuler

4.2.2.2 KataIlmiahdanKataPopuler

Kata ilmiah adalah kata yang biasa digunakan di lingku

ngan

ilmuwan dan dunia pedidikan umumnya. Kata popular adalah kata

yang

biasa digunakan di kalangan masyarakat umum. Kita lihat beb

erapa

contohberikut.

KataIlmiah KataPopuler

dampak akibat


(61)

formasi susunan

frustasi kecewa

pasien orangsakit

volume isi

koma sekarat

Dalampembicaraandidepanumum, sebaiknyakitamengguna

kan

kata–kata popular agar apa yang kita kemukakan dapat dipahami

dengan

baik dan mudah. Apa arti kataargumen, solusi, filial, final, kontra

diksi, komitmen?

BPDU-UniversitasWidyatama

35

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah 4.2.2.3 KataPercakapandanKata/UngkapanUsang

Kata percakapan biasanya digunakan dalam bahasa lisan. K

ata–

kata ini umumnya memiliki kaidah sendiri yang berbeda dengank

ata –

kata yang digunakan dalam tulisan. Kata–kata percakapan, di

antaranya,

memiliki ciri kedaerahan (dialek), tidak ajeg menggunakan

kaidah

bentukan kata dan sering menyingkat kata. Beberapa contoh

dapat

dikemukakan di sini, misalnya, nggak, ngerti, dapet, sikon, gini,

gitu.

Kata–kata percakapan sebaiknya dihindarkan dalam tulisan atau

pembicaraanresmikarenadapat mengganggukeresmianataukeilmia

han.

Karenaitu,berhati–hatilahmenggunakankatapercakapanini.

Ungkapan yang masih dipahami oleh umum dapat digu

nakan

untuk menghidupkan suasana pembicaraan atau tulisan. Akan t

etapi,

ungkapan yang sudah usang tidak lagi mempunyai kekuatan


(62)

dihindarkan karena dapat membosankan dan melemahkan pembic araan

atautulisankita.

KenalkahAndapadaungkapanatausloganini?

1.Taklekangolehpanastaklapukolehhujan.

2.Kamigenerasimudasiapmendukungduaanak.

BPDU-UniversitasWidyatama

36

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

BAB

V

TATA

KALIMAT

5.1 PENGERTIANKALIMAT


(63)

ialah suatu bagian

ujaran yang berdi

ri sendiri dan

bermakna dan diakhiri oleh intonasi akhir. Sebuah kalimat sek

urang-kurangnyamemilikisubjekdanpredikat.

Banyak hal yang dapat kita persoalkan mengenai kalimat

bahasa

Indonesia. Beberapa hal

yang ptuta memperoleh perhatian kit

sehubungan dengan upaya kita untuk memahami struktur kalimat

adalah

(1) alat uji kalimat, (2) ciri-ciri unsur kalimat, (3) pola kalim

at, (4)

kalimatmajemuk.

5.2 ALAT UJIKALIMAT

Apakah sebuah tuturan, baik lisan maupun tulis, mer

upakan

sebuah kalimat atau baru merupakan sebuah gabungan kata (f

rasa)?

Untuk menghasilkan kalimat-kalimat yang benar, kita

perlu

memperhatikan syarat-syarat penyusunan kalimat. Setiap

kalimat

sekurang-kurangnya memiliki predikat. Suatu kata atau kelompo

k kata

dapat berfungsi sebagai predikat jika dapat disertai kata bend

a atau

kelompokkatabendayangmempunyairelasipredikat.

5.3 CIRI-CIRI UNSURKALIMAT

Apakah tuturan yang kita hasilkan memenuhi syarat

sebagai

kalimat? Salah satu syaratnya adalah kelengkapan unsur kalimat,

yaitu

subjek,predikat,objek,keterangan,pelengkap.


(64)

1. Subjek: Subjek dapat diketahui dari jawaban atas pertanyaan siapa

atauapapredikat.

Contoh:Mahasiswa mengerjakantugasmakalah.

2. Predikat: Predikat dapat diketahui dari jawaban atas pert

anyaan

bagaimanaataumengapasubjek.

Contoh:Mahasiswamenyusunskripsi.

BPDU-UniversitasWidyatama

37

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

3. Objek:Objekdapatmenjadisubjek dalamkalimat pasif. Objekh

anya

terdapatpadakalimatyangpredikatnyaberupakatakerjatransitif.

Contoh:Mahasiswaitumengemukakan masalahnya.

Masalahnyadikemukakanolehmahasiswaitu.

4. Pelengkap: Pelengkap tidak dapat menjadi subjek sebab tidak

dapat

dipasifkan.

Contoh: Merekabelajarmatematikadengansungguh-sungguh.

5. Keterangan: Posisi keterangan dapat berpindah-pindah di d

epan,

tengah,atauakhirkalimat.

Contoh:Merekabelajardiperpustakaan.

5.4 POLA DASAR KALIMAT (1.a) Kalimat DasarBerpolaS-P(P1KK)

Merekapulang.

Semuapesertadatang.

(1.b) KalimatDasarBerpolaS-P(P2KB) Diamahasiswa.

Ayahnyapengusaha.

(1.c) KalimatDasarBerpolaS-P(P3KS)

Mahasiswadisinipandai-pandai


(65)

(2) KalimatDasarBerpolaS-P-K

Presiden berasaldariJawaTengah.

Kalungituterbuatdariemas.

(3) KalimatDasarBerpolaS-P-Pel.

NegaraRIberdasarkanPancasila.

Kantorkamikemasukanpencuri

(4.a) KalimatDasarBerpolaS-P-O(P1KKtransitif)

Mahasiswamembuatmakalah.

Wartawanmencariberita.

BPDU-UniversitasWidyatama

38

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah (4.b) KalimatDasarBerpolaS-P-O-Pel(P1KKdwitransitif)

Ayahmengirimisayauang.

Presidenmenganugerahiparapahlawantandajasa.

(5) KalimatDasarBerpolaS-P-O-K

Merekamengadakanpenelitiandiluarkota.

ParamahasiswamengikutiKKNdidaerah.

5.5 KALIMATMAJEMUK

Kalimat dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni (1)kal

imat

tunggal (kalimat yang hanya terdiri atas satu kalimat dasar) da

n (2)

kalimat majemuk (kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas

dua

kalimat dasar). Kalimat majemuk terdiri atas kalimat majemuk s

etara,


(66)

5.5.1 KalimatMajemukSetara

Kalimat majemuk setara memiliki dua kalimat dasar atau

lebih.

Kalimat ini ditandai dengan kata penghubung intrakalimat

yang

menyatakan kesetaraan, misalnya: dan, tetapi, sedangkan, serta, na

mun,

lalu,kemudian,atau.

Contoh: Gempa dan tsunami menggoncang Pantai Pangandaran

dan

rumah-rumahhancur.

Kepala Negara mengemukakan sambutannya kemudian b

eliau

menyerahkanbantuankepadaparakorban

5.5.2 KalimatMajemukTaksetara(Bertingkat/Subordinatif)

Kalimat majemuk taksetara sekurang-kurangnya terdiri atas

dua

kalimat dasar sebagai unsur langsungnya. Satu dari kalimat das

ar itu

merupakanindukkalimatdansatunyalagimerupakananakkalimat.

Jadi,

kalimatmajemuktaksetaraterdiriatasindukkalimatdananakkalima

t.

Induk kalimat dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tu

nggal,

sedangkan anak kalimat tidak dapat berdiri sendiri sebagai k

alimat tunggal.

BPDU-UniversitasWidyatama

39

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

Kata penghubung yang dapat digunakan untuk kalimat majemuk s

etara,


(67)

Jika kalau apabila andaikata

Ketika waktu setelah sebelum

Supaya agar sebab karena

Walaupun sekalipun biarpun bagaimanapun

Contoh: Diadatangketikasayasedangtidur.

Meskipun usianya sudah lanjut, semangat belajarnya

tidah

pernahpadam.

5.5.3 KalimatMajemukLesapan(Rapatan)

Kalimat majemuk lesapan adalah kalimat majemuk

yang

mengalami pelesapan unsur-unsur kalimat yang sama. Unsur

yang

dimaksudhanyadimunculkansatukali.

Contoh: Saya datang terlambat sehingga saya tidak dapat

mengikuti

kuliah pertama.

Sayadatang terlambatsehingga…tidakdapatmengikutik

uliah


(68)

BPDU-UniversitasWidyatama

40

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

BAB

VI

KALIMAT

EFEKTIF

6.1 PENGERTIAN KALIMATEFEKTIF

S

etiapgagasanpikiranataukonsepyangdimilikiseseorang


(69)

praktiknya harusdituangkankedalambentukkalimat. Kalimat yang baik

pertamasekaliharuslahmemenuhipersyaratan.Haliniberartikalim

at itu

harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku. Kalimat

yang

benar dan jelas akan mudah dipahami oleh orang lain secara

epat.

Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif. Sebuah kalimat

efektif

haruslah memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali ga

gasan-gagasan pada pikiran pendengaratau pembaca seperti apa yang ter

dapat

padapikiranpenulisataupembicara.Haliniberartibahwakalimatef

ektif

haruslah disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi

yang

diinginkan penulis terhadap pembacanya. Jadi, yang dimaksud ka

limat

efektifadalahkalimatyangmemenuhisyaratsebagaiberikut.

1. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicar

a atau

penulis.

2. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam p

ikiran

pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan pembicara

atau

penulis(Keraf,1980:36).

Kalimat dikatakan efektif bila mampu membuat

proses

penyampaian dan penerimaanitu berlangsung dengan sempurna, m

ampu

membuat isi atau maksud yang disampaikannya itu tergambar le

ngkap

dalam pikiran si penerima (pembaca), persis

seperti apa

yng

disampaikan oleh pembicara (penulis) (Razak,1985:2).

Arifin

memberikan batasan yang sama seperti yang telah dikemukakandi

atas.

Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan

untuk

t


(70)

menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau

penulis(Arifin,1987:111).Dengandemikian, kalimatefektifialahka

limat

yang disusun sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa yang berlaku,

yang

memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali

gagasan-gagasan

pada pikiran pendengar atau pembaca sepertiapa yang ada pada pi

kiran

penulisataupembicara.

BPDU-UniversitasWidyatama

41

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah 6.2 CIRI-CIRI KALIMATEFEKTIF

Sebuah kalimat efektif memiliki syarat-syarat atau ci

ri-ciri

tertentu yang membedakannya dari kalimat yang tidak efektif. Ka

limat

efektif memiliki ciri-ciri (1) kesepadanan struktur, (2) keparalelan

, (3)

ketegasan, (4) kehematan, (5) kecermatan, (6) kepaduan, da

n (7)

kelogisan.

6.2.1 Kesepadanan

Yang dimaksud kesepadanan ialah keseimbangan antara pi

kiran

(gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalim

at ini

diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduanpi

kiran

yangbaik.

Kesepadanan kalimat itu memilikibeberapa ciri, sepertidi b


(71)

ini.

1. Kalimatitumemiliki fungsi-fungsiyangjelas(subjekdan predi

kat).

Ketidakjelasansubjekataupredikat suatukalimatmenyebabkan

kalimatitutidakefektif. Kejelasansubjekdanpredikatsuatu

kalimatdapatdilakukandenganmenghindarkanpemakaiankata

depandi, dalam,bagi,untuk, pada,dansebagainyadidepan

subjek.

Contoh: Dalam musyawarah itu menghasilkan lima ketetapan

yang

harusdipatuhibersama

Kalimat di atas tidak memiliki kesepadanan karena fungsi s

ubjek

tidak jelas. Kalimat di atas tidak menampilkan apa atau siapa

yang

menghasilkan lima ketetapan yang harus dipatuhi bersama. S

ubjek

kalimat dalam kalimat tersebut tidak jelas karena penekanan

kata dalam.

2. Tidakterdapatsubjekganda

Contoh: Peringatan hari Sumpah Pemuda beberapa

warga

masyarakatmenampilkanberbagaikegiatankesenian.

3. Katapenghubungdigunakansecaratepat

Contoh: Dia datang terlambat. Sehingga tidak dapat mengkutik

uliah

pertama.

BPDU-UniversitasWidyatama

42

BahasaIndonesiadalamPenulisanKaryaIlmiah

Konjungsi sehingga tidak dapat digunakan di awalkalimat k

arena


(1)

20. Ketika seorang anggota mengetahui adanya seseorang ya ng

ditengarai menjadi pemicu keributan.

21. Laporan ini terutama ditujukan untuk melengkapi kekuranga n

laporan pada semester yang lalu.

22. Dokter berusaha keras menyembuhkan penyakit pasiennya.

23. Ternyata Joko tidak saja dapat mengejar ketinggalannya, tetap i

juga dapat memimpin pertandingan.

24. Penduduk desa berbaris dengan tertib di tepi jalan menunggu iring-iringan jenazah Pak Sumo, warga desa mereka yang malang. 25. Larutan ini dapat menghilangkan sariawan, panas dalam, hidun g

tersumbat, dan bibir pecah-pecah.


(2)

BPDU-Universitas Widyatama

Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah

LEMBAR

KERJA

MAHASISWA

BAB

VII

Buatlah sebuah artikel bertema ekonomi terdiri atas minimal 6 paragraf. Sebelum dikembangkan buat kerangka paragraf yang berupa topik dengan ide-ide paragrafnya.


(3)

Hari / Tanggal :

Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah

LEMBAR

JAWABAN


(4)

BPDU-Universitas Widyatama


(5)

(6)