KERANGKA TEORI RESPON

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI A. Respon Dalam Kerangka Konseptual

Respon dapat dimaknai adalah jawaban, balasan, reaksi atau tanggapan.1 Dalam istilah psikologi, respon dikenal dengan proses

memunculkan dan membayangkan kembali gambaran hasil pengamatan. Respon berasal dari kata response, yang berarti jawaban, balasan atau tanggapan (reaction). Dalam kamus besar Bahasa Indonesia edisi ketiga dijelaskan definisi respon adalah berupa tanggapan, reaksi, dan jawaban. Dalam pembahasan teori respon tidak terlepas dari pembahasan, proses teori komunikasi, karena respon merupakan timbal balik dari apa yang dikomunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat proses komunikasi.

Respons adalah istilah yang digunakan oleh psikologi untuk menamakan reaksi terhadap rangsang yang diterima oleh panca indera. Respons biasanya diujudkan dalam bentuk perilaku yang dimunculkan setelah dilakukan perangsangan.Teori Behaviorisme menggunakan istilah respons yang dipasangkan dengan rangsang dalam menjelaskan proses terbentuknya perilaku. Respons adalah perilaku yang muncul dikarenakan adanya rangsang dari lingkungan. Jika rangsang dan respons dipasangkan atau dikondisikan maka akan membentuk tingkah laku baru terhadap rangsang yang dikondisikan.2

Respon adalah setiap tingkah laku pada hakekatnya merupakan tanggapan atau balasan (respon) terhadap rangsangan atau stimulus. Respon adalah suatu reaksi atau jawaban yang bergantung pada stimulus atau merupakan hasil stimulus tersebut. Individu manusia berperan serta sebagai pengendali antara stimulus dan respon sehingga yang menentukan bentuk respon individu 1 Kartini Kartono dan Dali Gulo, Kamus Psikologi, (Bandung: Pionor Jaya, 2003), hal. 419

2 Pengertian respon ini dikutip dari Wikipedia Indonesia dalam situs http://id.wikipedia.org/ yang diakses pada tanggal 1 Desember 2014


(2)

terhadap stimulus adalah stimulus dan faktor individu itu sendiri. Respon dapoat dimaknai sebagai suatu jawaban khusnya satu pertanyaan atau koisioner.3

Interaksi antara beberapa faktor dari luar berupa objek, orang-orang dan dalam berupa sikap, mati dan emosi pengaruh masa lampau dan sebagiannya akhirnya menentukan bentuk perilaku yang ditampilkan seseorang. Respon seseorang dapat dalam bentuk baik atau buruk, positif atau negative. Apabila respon positif maka orang yang bersangkutan cenderung untuk menyukai atau mendekati objek, sedangkan respon negatif cenderung untuk menjauhi objek tersebut. Respon berkaitan dengan pengetahuan, sikap dan tindakan. Hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:4

1. Pengertian Kognisi (Pengetahuan)

Istilah kognisi berasal dari kata cognoscare yang artinya mengetahui. Aspek kognisi banyak mempermasalahkan bagaimana cara memperoleh pemahaman tentang dirinya dan lingkungannya, serta bagaimana dengan kesadaran itu ia berinteraksi dengan lingkungannya. Setiap perilaku sadar manusia didahului oleh proses kognisi yang memberi arah terhadap perilaku dan setiap lahiriahnya baik dirasakan maupun tidak dirasakan.

2. Pengertian Afeksi (Sikap)

Sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak, beroperasi, berfikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi dan nilai. Sikap timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir tetapi merupakan hasil belajar. Sikap mempunyai daya dorong atau motivasi dan bersifat evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Objek sikap dirasakan adanya motivasi, tujuan, nilai dan kebutuhan. Lebih jauh dikemukakan bahwa sikap merupakan kecenderungan yang berasal 3 J.P Chaplin, Kamus Lengkap Psikoloy, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), Judul Asli: Dictionary of Psikology, Diterjemahkan oleh Kartini Kartono, 431

4 Teori respon yang dihubungkan dengan pengetahuan, sikap dan tindakan ini diambilkan Sandra Pratama Sutrisno dalam wordpressnya yaitu pratamasandra.wordpress.com


(3)

dari dalam diri individu untuk berkelakuan dengan suatu pola tertentu terhadap suatu objek berupa manusia, hewan atau benda akibat pendirian atau persamaannya terhadap objek tersebut.

3. Pengertian Psikomotorik (Tindakan)

Tindakan merupakan keseluruhan respon (reaksi) yang mencerminkan pilihan seseorang yang mempunyai akibat (efek) terhadap lingkungannya. Suatu tindakan dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan dan diarahkan pada pencapaian sesuatu agar kebutuhan tersebut terpenuhi. Tindakan yang ditujukan oleh aspek psikomotorik merupakan bentuk keterampilan motorik yang diperoleh peternak dari suatu proses belajar.

1. Proses Terjadinya Respon5

Dalam hal ini ada beberapa gejala terjadinya respon, mulai dari yang paling berperaga dengan berpangkal pada pengamatan, sampai ke yang paling tidak berperaga yaitu berfikir. Gejala. Proses terjadinya respon dari hal-hal sebagai berikut:

a) Pengamatan, yakni kesan-kesan yang diterima sewaktu perangsang mengenai indera dan perangsangnya masih ada. Pengamatan ini adalah produk dari kesadaran dan pikiran yang merupakan abstraksi yang dikeluarkan dari arus kesadaran.

b) Bayangan pengiring, yaitu bayangan yang timbul setelah melihat sesuatu warna. Bayangan pengiring itu terbagi menjadi dua macam, yaitu bayangan pengiring positi yakni bayangan pengiring yang sama dengan warna objeknya, serta bayang pengiring negatif adalah bayangan pengiring yang tidak sama dengan warna objeknya melainkan seperti warna komplemen dari warna objek.

c) Bayangan eiditik, yaitu bayangan yang sangat jelas dan hidup sehingga menyerupai pengamatan.Respon, yakni bayangan yang menjadi kesan yang dihasikan dari pengamatan. Respon diperoleh dari penginderaan dan

5 Data diambil dari research upi. Edu. Data diakses pada tanggal 1 Desember 2014


(4)

pengamatan.

Jadi proses terjadinya respon adalah pertama-tama indera mengamati objek tertentu, setelah itu muncul bayangan pengiring yang berlangsung sangat singkat sesaat sesudah perangsang berlalu. Setelah bayangan perangsang muncul kemudian muncul bayangan eiditis, bayangan ini sifatnya lebih tahan lama, lebih jelas dari bayangan perangsang. Setelah itu muncul tanggapan dan kemudian pengertian.

2. Macam-macam Respon

Kenangan atau kesan-kesan pengamatan dapat meninggalkan bekas yang dalam, hal-hal tertentu dapat digambarkan kembali sebagai gambaran ingatan atau tanggapan. Untuk mempermudah dalam memahami respon perlu dikemukakan jenis atau macam-macam respon. Respon bisa juga disebut “Laten” (tersembunyi, belum terungkap), apabila respon itu berada di bawah sadar atau tidak kita sadari. Sedangkan respon disebut “Aktual”(

actual yaitu sungguh),apabila respon tersebut kita sadari. Menurut Soemanto terdapat tiga macam respon yaitu: a) Respon masa lampau disebut juga respon ingatan. b) Respon masa sekarang yang sering disebut respon

imajinatif.

c) Respon masa mendatang yang disebut sebagai respon antisipatif.

Sementara itu Sumadi Suryabrata menyebutkan macam-macam respon yang tidak jauh berbeda dengan pendapat Soemanto. Sumadi menyebutkan ada tiga macam respon di antaranya adalah:

a) Respon masa lampau atau respon ingatan.

b) Respon masa datang atau respon mengantisipasikan c) Respon masa kini atau tanggapan representatif (respon

mengimajinasikan).

Sedangkan Sujanto mengemukakan macam-macam respon secara lebih lengkap lagi yaitu sebagai berikut:

a.Respon menurut indera yang mengamati, yaitu:


(5)

didengarnya baik berupa suara, ketukan dan lain-lain.

2) Respon visual, yaitu respon terhadap segala sesuatu yang dilihatnya.

3) Respon perasaan adalah respon terhadap sesuatu yang dialami oleh dirinya.

b. Respon menurut terjadinya, yaitu:

1. Respon ingatan atau respon masa lampau, yakni respon terhadap kejadian yang telah lalu.

2. Respon fantasi, yaitu tanggapan masa kini yakni respon terhadap sesuatu yang sedang terjadi.

3. Respon pikiran atau respon masa datang yakni respon terhadap sesuatu yang akan datang.

c. Respon menurut lingkungannya, yaitu:

1. Respon benda, yakni Respon terhadap benda-benda yang ada di sekitarnya.

2. Respon kata yaitu Respon terhadap ucapan atau kata-kata yang dilontarkan oleh lawan bicara.

3. Pentingnya Memahami Respon

Setiap individudari manusia dapat menanggapi objek yang ada disekitarnya. Hasil dari persepsi tersimpan dalam jiwanya kemudian disengaja atau tidak, individu akan melahirkan kembali gambaran dari responnya. Walgito (1994:100) mengatakan bahwa “pada umumnya bayangan yang saling berhubungan satu dengan yang lain saling menimbulkan kembali atau saling memproduksi”. Begitu pula Sujanto (1990:35) mengemukakan bahwa “dengan tanggapan kita dapat mengasosiasikan dan memproduksi sehingga asosiasi diartikan sebagai kekuatan untuk menghubungkan respon -respon”. Lain halnya dengan Suryabrata (1990:65) beliau menyatakan bahwa respon hanya mempunyai peranan yang terbatas yaitu sebagai bahan ilustrasi, untuk memudahkan pemecahan problem, dan sebagai bahan verifikasi, untuk menguji kebenaran suatu pemecahan. Walaupun Suryabrata di atas menyatakan bahwa respon hanya memiliki peranan yang sedikit namun tanggapan sangat penting untuk proses berfikir. Terlebih lagi dalam pemecahan


(6)

masalah, maka respon berfungsi sebagai bahan ilustrasi dan verifikasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui asosiasi dan reproduksi tanggapan seseorang dapat digunakan untuk proses berfikir dan memecahkan suatu masalah. Pengukuran terhadap respon perlu baikdan pengukuran juga perlu menjadi dasar dalam penentuan kebijakan.

4. Indikator Respon

Menurut Soemanto (1998:28) “respon yang muncul ke dalam kesadaran, dapat memperoleh dukungan atau rintangan dari respon lain”. Dukungan terhadap respon akan menimbulkan rasa senang. Sebaliknya respon yang mendapat rintangan akan menimbulkan rasa tidak senang. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa indikator respon terdiri dari respon yang positif kecenderungan tindakannya adalah mendekati, menyukai, menyenangi, dan mengharapkan suatu objek. Sedangkan respon yang negatif kecenderungan tindakannya menjauhi, menghindari dan memberi objek tertentu.

Sedangkan Sardiman, (1992:215) mengemukakan bahwa indikator respon itu adalah:

a) keinginan untuk bertindak/berpartisifasi aktif, b) membacakan/mendengarkan,

c) melihat,

d) menimbulkan/membangkitkan perasaan dan e) mengamati.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa indikator dari respon itu adalah senang atau positif dan tidak senang atau negatif. Mengenai rasa tidak senang ini pada setiap orang berbeda-beda. Sebagian ada yang menghargai dan menyenangi karena kedermawanannya, yang lainnya lagi karena intelegensinya dan sebagainya. Kecenderungan untuk mempertahankan rasa tidak senang atau menghilangkan rasa tidak senang, akan memancing bekerjanya kekuatan.


(7)

Seorang alumnus (jamak: alumni) adalah lulusan sebuah sekolah, perguruan tinggi, atau universitas. Seorang alumnus bisa pula merupakan mantan anggota, karyawan, kontributor, atau tahanan, selain mantan siswa. Selain itu, seorang alumna (jamak: alumnae) adalah "lulusan wanita atau mantan siswi sebuah sekolah, perguruan tinggi, atau universitas". Jika dalam kelompok terdiri dari pria dan wanita, walaupun hanya ada satu pria, kata jamak yang digunakan adalah alumni. Seorang alumnus atau alumna adalah mantan siswa dan biasanya lulusan dari suatu institusi pendidikan (sekolah, perguruan tinggi, universitas).6

Menurut Departemen Pendidikan Amerika Serikat, kata alumnae dipakai untuk perguruan tinggi wanita atau sekelompok siswi. Kata alumni dipakai untuk perguruan tinggi pria, sekelompok siswa, atau campuran siswa-siswi:Sesuai dengan aturan tata bahasa yang mengatur infleksi kata benda dalam rumpun bahasa Roman, kata jamak maskulin alumni bisa digunakan untuk kelompok yang terdiri dari kedua jenis kelamin: alumni Universitas Princeton. Istilah ini kadang dipendekkan menjadi "alum", yang berarti "seorang alumna atau alumnus"."Alumni" (bentuk jamak) sering salah digunakan sebagai bentuk tunggal untuk kedua jenis kelamin; misalnya, "Saya alumni universitas ini," bukannya "Saya alumnus/alumna universitas ini". Pemakaian ini salah baik dalam konteks formal atau historis. Kemungkinan terjadinya salah pemakaian ini adalah karena ketidaktahuan tentang tata bahasa Latin dan kenyataan bahwa banyak dokumen cetak dan barang universitas yang menggunakan bentuk jamak dari kata ini. Reuni alumni adalah acara yang terkenal di berbagai institusi. Acara ini biasanya diselenggarakan oleh asosiasi alumni dan biasanya sekaligus acara penggalangan dana sosial.

Alumni menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring adalah orang-orang yang telah mengikuti atau tamat dari 6 Data dikuti dari http://id.wikipedia.org/ yang membahas tentang alumni. Data diakses pada tanggal 1 Desember 2014


(8)

suatu sekolah atau perguruan tinggi. Sedangkan alumnus menurut kamus yang sama mempunyai pengertian orang yang telah mengikuti atau tamat dari suatu sekolah atau perguruan tinggi. Kalau dicermati maka bisa ditemukan bedanya. Bahwa alumni adalah bentuk jamak dari alumnus. Alumni menunjukkan banyak orang sedangkan alumnus adalah bentuk tunggal yang menunjukkan satu orang saja. Dengan kata lain alumni adalah para alumnus atau kumpulan alumnus.

Menurut mereka yang awam ilmu bahasa atau linguistik, istilah “alumni” hanya mempunyai satu arti, yaitu “lulusan”. Dari sudut ilmu bahasa (linguistik), “alumni” artinya “lulusan” dan atau “eks-mahasiswa/eks-siswa”. Hal ini bisa kita baca di hampir semua kamus, terutama Webster Dictionary. Di dalam bahasa Inggeris, ada empat istilah yang mirip,yaitu:7

1.Alumni: Artinya lulusan/eks-mahasiswa/eks-pelajar laki-laki dalam jumlah jamak;

2.Alumnus: Artinya lulusan/eks-mahasiswa/eks-pelajar laki-laki dalam jumlah tunggal;

3.Alumnae: Artinya lulusan/eks-mahasiswa/eks-pelajar perempuan dalam jumlah jamak;

4.Alumna: Artinya lulusan/eks-mahasiswa/eks-pelajar laki-laki dalam jumlah tunggal.

C. STAIN BUKITTINGGI DAN JURUSAN SYARIAH 1. Sejarah Singkat STAIN Bukittinggi8

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi merupakan perubahan atau pengalihan status dari Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol Padang berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 11 Tahun 1997 tanggal 21 Maret 1997 Tentang Pendirian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), Surat Menteri agama RI No. 196 tahun 1997 tanggal 30 Juni 1997 tentang Organisasi dan Tata kerja STAIN Bukittinggi, 7 Data dikutip dari abajakarta.wordpress.com. Data diakses pada tanggal 1 Desember 2014

8 Data ini diambil Buku Kurikulum Jurusan Syari’ah, (Bukittinggi: STAIN Bukittinggi, 2012), Ed.I, Cet.I, hal. 1-4


(9)

Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam nomor E/136/1997 tanggal 30 Juni 1997 tentang Alih Status dari Fakultas Daerah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri.

Keberadaan Perguruan Tinggi Islam Tinggi Darul Hikmah, Universitas Islam Darul Hikmah, Fakultas Agama Islam Syar’iyyah (FAIS) dan Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol di Bukittinggi merupakan bagian penting dari sejarah panjang berdirinya STAIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi.

Perguruan Islam Tinggi Darul Hikmah didirikan di Bukittinggi oleh Yayasan Darul Hikmah yang dipimpin oleh Ustadz Nazharuddin Thaha pada tanggal 27 Rajab 1373 H atau tahun 1953 dengan Dekan pertamanya adalah Sjech Ibrahim Musa Parabek. Kampus perguruan tinggi ini semula berlokasi di Garegeh (Ex SD 17 atau SD 04 Sekarang). Dan pada tanggal 1 Agustus 1956 Perguruan Islam Tinggi Darul Hikmah ini dipindahkan dari Garegeh ke Padang Luar (terletak di sebelah kanan jalan Raya Bukittinggi – Padang atau sebelum SMP Standar Padang Luar).

Perguruan Islam Tinggi Darul Hikmah berkembang menjadi Universitas Islam Darul Hikmah yang diresmikan oleh Menteri Agama RI KH Ilyas pada tanggal 18 Rabiul Awal 1377 H atau tanggal 12 Oktober 1957, bertempat di Gedung olahraga Polisi (Belakang SMU 2 sekarang) dengan presiden/rektor pertamanya Sjech Ibrahim Musa Parabek. Universitas ini merupakan Universitas Islam pertama di Sumatera Tengah (Sumatera Barat, Riau dan Jambi).

Universitas Darul Hikmah ini terdiri dari 5 fakultas yaitu : Fakultas Hukum Islam (Syari’ah) di Bukittinggi (Ex. Perguruan Islam Tinggi Darul Hikmah). Fakultas Ushuluddin di Padang panjang didirikan pada tanggal 12 Agustus 1956. Fakultas Ad-da’wah wal Irsyad di Payakumbuh didirikan pada tanggal 23 Juni 1957, Fakultas Fiqh Wal Ushul di Solok didirikan pada tanggal 6 Agustus 1957 dan Fakultas Lughatul Adabiyyah wat Tarbiyyah di Padang didirikan pada tanggal 9 Agustus 1957.9


(10)

Universitas Islam Darul Hikmah di Bukittinggi terpaksa menghentikan kegiatannya semenjak hari Minggu tanggal 4 Mei 1958, karena pada hari itu tentara Pusat (APRI) memasuki kota Bukittinggi dalam rangka membebaskan Sumatera Tengah dari pergolakan daerah. Sejak hari itu Gedung perkuliahan di Padang Luar yang ditempati semenjak tanggal 1 Agustus 1956 ditutup. Demikian pula keadaaannya pada Fakultas-Fakultas yang ada di Payakumbuh, Padang panjang, Batusangkar, Solok dan Padang. Rektor yang mulia Sjech Ibrahim Musa Parabek (Alm), para pembantu rektor, dan para pegawai mengungsi. Sedangkan sebagian mahasiswa memanggul senjata dan bergabung dalam Kompi Mawar menghadapi tentara APRI.

Walaupun Kegiatan Universitas Darul Hikmah terhenti dari tanggal 4 Mei 1958 s/d 4 Juni 1962, namun semangat dan keinginan masyarakat Sumatera Barat untuk mendirikan Perguruan Tinggi Islam tetap semakin hidup dan menyala, terbukti Yayasan Imam Bonjol yang dipimpin oleh Bapak Drs. Azhari (alm) asal Parit Putus IV Angkat Candung berhasil mendirikan Fakultas Sosial Politik dan Fakultas Tarbiyah Yayasan Imam Bonjol tanggal 5 Juni 1962 di Padang. Fakultas Tarbiyah ini dinegerikan tanggal 21 September 1963 dan menjadi cabang fakultas Tarbiyah Syarif Hidayatullah Ciputat, Jakarta.

Kemudian Bapak Drs. Azhari (Ketua Yayasan Imam Bonjol/Walikota Padang), Bapak Firdaus Khaerani, SH (Ketua Pengadilan Negeri Bukittinggi) dan Ibu Hj. Naemah Djambek selaku pengurus Yayasan Imam Bonjol berhasil mendirikan Fakultas Agama Islam Syar’iyyah (FAIS) Yayasan Imam Bonjol di Bukittinggi dan diresmikan oleh Bapak Drs. Azhari sendiri selaku ketua Yayasan. Acara peresmian ini sempat terancam batal disebabkan pihak kepolisian tidak bersedia mengeluarkan surat izin karena diduga seluruh mahasiswa FAIS terlibat PRRI. Akhirnya dengan izin Allah SWT serta melalui dialog yang cukup melelahkan dalam Rencana Strategi (Renstra) STAIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi 2012-2017, hal. 2-7


(11)

dan usaha yang sungguh-sungguh dari beliau bertiga, maka izin dari pihak Kepolisian diperoleh juga sehingga acara peresmian tersebut dapat dilaksanakan sesuai rencana.10

Peresmian FAIS ini dilaksanakan pada Senin malam sesudah shalat Isya jam 08.00 WSU tanggal 21 Januari 1963 bertempat di Gedung Nasional Bukittinggi (Sekarang Kantor DPRD Kota Bukittinggi). Dekan pertamanya adalah Bapak Firdaus Khaerani, SH. Sehari setelah peresmian Fakultas Agama Islam Syar’iyyah (FAIS) Yayasan Imam Bonjol di Bukittinggi, maka pada hari Selasa tanggal 22 Januari 1963 diresmikan pula Fakultas Adab Yayasan Imam Bonjol di Payakumbuh.

Tujuan pertama mendirikan Fakultas Agama Islam Syar’iyyah (FAIS) ini adalah untuk melenyapkan pengaruh PKI dan antek-anteknya, dengan jalan membekali pemuda-pemudi di sekolah dan luar sekolah (da’wah). Dengan demikian diharapkan agar mereka menjadi ulama yang bertanggung jawab untuk berkembangnya Agama Islam ditengah-tengah masyarakat sehingga pembangunan dalam bidang mental dan spiritual akan terwujud sesuai dengan yang dicita-citakan bersama.

Modal untuk mendirikan Agama Islam Syar’iyyah Yayasan Imam Bonjol adalah keimanan, ketaqwaan dan semangat yang tinggi. Sebab sarana dan prasarana kepunyaan Fakultas tidak ada dan pada umumnya dipinjam. Kantor tata usaha dan ruangan untuk pertemuan dan acara-acara mahasiswa diadakan di Surau Inyiak Djambek JL. Tengah Sawah No. 4 Bukittinggi. Sedangkan Gedung perkuliahan sering berpindah-pindah tempat, pertama di SD Perwari Tengah Sawah (Kampus Stisipol Pancasakti sekarang), selanjutnya di Sekolah PGA 4 tahun Jirek (Eks. Gedung AKPER Perintis), kemudian pindah ke Sekolah Muhammadiyah Tarok (sekarang STM/SMK Muhammadiyah). Hal ini berlanjut sampai FAIS dinegerikan menjadi fakultas Syari’ah IAIN Imam Bonjol tanggal 29 Nopember 1966.

Fakultas Syari’ah IAIN Imam Bonjol Bukittinggi lahir 10 Buku Kurikulum Jurusan,..., hal. 5-9


(12)

bersamaan dengan lahirnya IAIN Imam Bonjol Padang yaitu tanggal 29 Nopember 1966. Peresmian dilakukan oleh menteri Agama pada waktu itu, KH Saifuddin Zuhri, bertempat di Gedung Negara Tri Arga (Sekarang Istana Bung Hatta Bukittingg). Dalam Peresmian itu ditetapkan dan dilantik H. Mahmud Yunus sebagai Rektor, H. Mansur Dt. Nagari Basa sebagai Dekan Fakultas Syari’ah di Bukittinggi. H. Izzuddin Marzuki LAL sebagai Dekan Fakultas Adab di Payakumbuh, H. Baharuddin Syarif MA sebagai dekan Fakultas Ushuluddin di Padang Panjang dan H. Mahmud Yunus sebagai Dekan Fakultas Tarbiyyah di Padang.

Fakultas Syari’ah IAIN Imam Bonjol Bukittinggi ini berasal dari Fakultas Agama Islam Syar’iyyah (FAIS) Yayasan Imam Bonjol Bukittinggi. Dengan kata lain bahwa Fakultas Agama Islam syar’iyyah (FAIS) Yayasan Imam Bonjol Bukittinggi inilah yang diresmikan menjadi Fakultas Syari’ah IAIN Imam Bonjol Bukittinggi. Ketua panitia peresmian Fakultas Syari’ah IAIN Imam Bonjol adalah H.A. Kamal. SH. Sama seperti halnya Fakultas Agama Islam Syar’iyyah (FAIS) Yayasan Imam Bonjol Bukittinggi, Fakultas Syari’ah IAIN Imam Bonjol di Bukittinggi setelah diresmikan pada tanggal 29 Nopember 1966 juga tidak mempunyai sarana dan prasarana yang memadai. Kantor, Gedung Perkuliahan, dan mobil operasional tidak ada. Mula-mula fakultas ini berkantor di Surau Inyiak Djambek dan apabila ada acara pertemuan pimpinan dengan mahasiswa atau untuk acara-acara mahasiswa diadakan di rumah ibu Naemah Djambek di sebelah Kantor atau ke Lantai II Surau tersebut.

Selanjut dengan inisiatif Letkol A.M Ridhwan Komandan KODIM Agam sekaligus menjabat Pjs. Danrem Wirabraja pada waktu itu ditunjuklah Kantor Pertanian Jl. Sjech M. Djamil Djambek Landbouw untuk gedung kuliah. Dua tahun setelah itu Kantor dipindahkan dari Surau Inyiak Djambek ke Kantor Pertanian Landbouw dan gedung kuliah pun dipindahkan pula ke sekolah MIK Pak Gaffar Djambek di Gurun Panjang (Ex. Zender Tri Arga). Semua tempat itu berada dibawah pengawasan Kodim 0304 Agam.


(13)

Dua tahun setelah itu pada awal tahun 1970 Bapak Walikota Bukittinggi, M. Asril, SH, segera menyetujui dan menyerahkan 2 (dua) bidang tanah, yang satu (ex. Zender Jepang) untuk membangun gedung Fakultas Syari’ah IAIN Imam Bonjol Bukittinggi di Garegeh dan yang lainnnya (tanah waqaf Inyiak H. Hajeral (Alm) untuk perumahan dosen (Sekarang di tempat ini dibangun Gedung SD Luar Biasa). Namun pada waktu itu belum sempat dibangun Gedung Fakultas disebabkan belum tersedianya dana, sehingga kampus masih tetap di Gurun Panjang.

Sementara itu mahasiswa semakin bertambah banyak, sehingga tempat perkuliahan di Gurun Panjang tidak memadai lagi. Maka Pimpinan Fakultas mengusahakan menyewa tempat yang lebih besar. Didapatlah sebuah Ex. Gedung dengan 5 (lima) ruangan di Jangkak Mandiangin (sekarang kampus STIE Agus Salim). Perkuliahan dipindahkan lagi dari Gurun panjang ke Jangkak dan Kantor tetap di Gedung Pertanian Landbouw. Gedung di Jangkak ditempati selama 2 tahun yaitu tahun 1970-1971. Pada tahun 1972 pimpinan Fakultas menggerakkan mahasiswa untuk gotong-royong membangun 2(dua) buah gedung perkuliahan dan 1 (satu) Kantor di lokasi yang telah tersedia di Garegeh, dan setelah selesai dibangun, maka tempat perkuliahan dan kantor dipindahkan ke Garegeh tepatnya jalan Paninjauan Garegeh Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Kota Bukittinggi.

Fakultas Syari’ah Imam Bonjol Bukittinggi merupakan salah satu Fakultas Daerah karena tidak berada dalam satu lokasi (Padang). Sedangkan di IAIN Imam Bonjol Padang juga terdapat Fakultas Syariah. Menurut Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku, 2 (dua) Fakultas sejenis tidak boleh berada dalam satu IAIN, sehingga Fakultas-Fakultas sejenis yang terdapat pada tiap-tiap daerah Tk. II kabupaten/kota harus berubah status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), karena keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat setempat.

Berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 11 tahun 1997 tanggal 21 Maret 1997 beserta lampirannya tentang Pendirian


(14)

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) dan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam No. E/136/1997 tanggal 30 Juni 1997 tentang Alih status dari Fakultas daerah menjadi sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), dan setelah diadakannya upacara peresmian pada hari Senin tanggal 30 Juni 1997 oleh Menteri Agama RI di Jakarta, maka secara otomatis terjadilah pemisahan dan peralihan prinsip antara Rektor IAIN Imam Bonjol Padang dengan Ketua STAIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi.11

Semenjak berdirinya STAIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi dan memulai perkuliahan pada tahun akademik 1997/1998, semua urusan administrasi, pendidikan, ketenagaan dan keuangan telah dikelola sepenuhnya oleh STAIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bukittinggi merupakan pengalihan dari Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang berdasarkan Surat keputusan Presiden Republik Indonesia nomor: 11 tahun 1997 tanggal 21 Maret 1997 tentang Pendirian sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, Surat Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 296 tahun 1997 tanggal 30 Juni 1997 tentang organisasi dan Tata Kerja STAIN Bukittinggi, Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Nomor E/136/1997 tanggal 30 Juni 1997 tentang Alih Status dari fakultas Daerah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri.

Dengan berdirinya Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittingi, maka Fakultas Syariah sebagai asal STAIN Bukittinggi beralih status menjadi Jurusan Syariah semenjak tahun 1997 itu, di samping ada Jurusan Tarbiyah yang izin operasionalnya didapatkan tahun 1998.

Saat ini STAIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggimerupakan satu-satunya perguruan tinggi negeri di Bukittinggi, sudah berkembang pesat, dari awal berdirinya memiliki dua (dua)Jurusan dan 4 (empat) Program Studi, yakni Jurusan Tarbiyah dengan Prodi Pendidikan Agama Islam (Strata Satu) dan


(15)

Syariah dengan prodinya Ahwal as-Syahsyiyah (Strata Satu), Mu’amalah(Strata Satu), dan Jinayah Siyasah (Strata Satu). Sekarang, sejalan dengan perkem-bangannya, baik dari sisi sumber daya manusianya, maupun peningkatan kualitas manajemennya untuk terus bersiap diri menyongsong terjadinya peningkatan status menjadiInstitut Agama Islam Negeri (IAIN), maka sejak tahun 2007 STAIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi telah membuka 7 (tujuh) Program Studi baru, yaitu Perbankan Syari’ah (D III), Ekonomi Islam (Strata Satu), Pendidikan Matematika (Strata Satu), Pendidikan Teknik Infor-matika dan Komputer (Strata Satu), Pendidikan Bimbingan Konseling (Strata Satu), Pendidikan Bahasa Inggris (Strata Satu), dan Pendidikan Bahasa Arab (Strata Satu). Saat ini, tahun 2012, STAIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi telah memiliki 11 (sebelas) program studi yang tersebar pada 3 (tiga) jurusan, yaitu Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Matematika (PM),Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK), Pendidikan Bimbingan Konseling (PBK), Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), dan Pendidikan Bahasa Arab(PBA) di Jurusan Tarbiyah. Kemudian prodi Ahwal Al-Syahsiyah (AH), Mu’amalah (M) dan Jinayah Siyasah (JS) di Jurusan Syari’ah; serta prodi D III Perbankan Syari’ah dan Ekonomi Islam (EI) pada Jurusan Ekonomi Islam.

Di samping itu, pada tahun 2012 STAIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi telah berupaya mengembangkan Sekolah Pascasarjana (SPS) atau program Strata Dua (S.2) dengan mengajukan dua prodi, yaitu prodi Hukum Islam (HI) dan prodi Pendidikan Agama Islam (PAI). Proses pengembangan SPS sudah memasuki tahap presentasi proposal dan tengah menunggu peng-SK-an dari Kementerian Agama Republik Indonesia.12

Sebagai sebuah Jurusan, maka Jurusan-jurusan yang dulu berada di bawah Fakultas Syariah juga beralih status menjadi Program Studi (Prodi), yaitu Prodi Ahwalus Syakhsiyyah, Prodi 12 Data diambil dari web STAIN Bukittinggi yaitu www2.stainbukittinggi.ac.id . Data diakses pada tangga 2 Desember 2014.


(16)

Muamalah, dan Prodi Jinayah Siyasah.

Khusus untuk pimpinan Fakultas Syariah atau Jurusan Syariah, berikut adalah nama-nama mereka dan masa kepemimpinannya:13

1. Buya H. Manshur Dt. Nagari Basa, Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Imam Bonjol Bukittinggi periode 1967-1972

2. Drs. H. Tazar Qur`an, Dekan Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol Bukittinggi periode 1973-1980 3. Drs. Abdul Malik Rahman, Dekan

Fakultas Syariah periode 1981-1983

4. Drs. H. Fauzi Damrah, Dekan Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol Buittinggi periode 1984-1987

5. Drs. H. Bachtiar Sabri, Dekan Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol Bukittinggi periode 1987-1988

6. Drs. Abdul Malik Rahman, Dekan Fakultas Syariah periode periode 1988-1991

7. H. Hasan Mahdi, MA, Dekan

Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol Bukittinggi periode 1992-1996

8. Drs. Tamrin Kamal, MS, Dekan Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol Bukittinggi periode 1996-1997

9. Dr. Zainuddin, M.Ag, Ketua Jurusan

Syariah STAIN Bukittinggi periode 1997-2002

10. Drs. Zul Efendi, M.Ag, Ketua Jurusan Syariah STAIN Bukitinggi periode 2002-2006

11. Dra. Hj. Nuraisyah, M.Ag, Ketua Jurusan Syariah STAIN Bukittinggi periode 2006-2010

12. Busyro, M.Ag, Ketua Jurusan Syariah STAIN Bukittinggi periode 2010-2014


(17)

2. Visi, Misi dan Tujuan STAIN Bukittinggi

Visi dan misi ini akan memberikan arah dan sekaligus motivasi serta kekuatan gerak bagi seluruh komponen yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam pengembangan STAIN ke depan. Selain itu visi dan misi juga dipandang sangat penting untuk menyatukan persepsi, pandangan, cita-cita, harapan-harapan dan bahkan impian-impian semua pihak yang terlibat didalamnya.

Keberhasilan dan reputasi perguruan tinggi sangat tergantung pada sejauh mana misi yang diembannya dapat dipenuhi. Oleh karenanya diperlukan rumusan visi dan misi yang jelas dapat memberikan motivasi dan kekuatan gerak untuk mencapai prestasi menuju perguruan tinggi masa depan dengan berbagai keunggulannya.

1. Visi

Menjadi perguruan tinggi terkemuka dalam penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pemberdayaan masyarakat guna menghasilkan lulusan yang berilmu pengetahuan luas, berakhlak mulia, dan berdedikasi, serta menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni yang didasarkan kepada nilai-nilai keislaman.

2. Misi

a. Menyiapkan lulusan yang memiliki keluasan ilmu, kemuliaan akhlak, serta kesiapan untuk mengabdi pada kemajuan,

b. Mendorong kemajuan ilmu peengetahuan dan tekhnologi serta seni yang dilandasi dengan nilai-nilai keislaman,

c. Mengupayakan lahirnya penelitian yang bermutu, bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, serta berguna bagi penyelesaian masalah-masalah sosial.

3. Tujuan

a. Menghasilkan lulusan yang memiliki keluasan ilmu, serta kesiapan untuk mengabdi bagi kemajuan,


(18)

yang dilandasi dengan nilai-nilai keislaman,

c. Menghasilkan peneleitian bermutu, bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, serta berguna bagi penyelesaian masalah-masalah sosial.

3. Visi, Misi dan Tujuan Jurusan Syari’ah

Sesuai dengan visi dan misi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bukittinggi di atas, maka Jurusan Syariah berusaha mewujudkannya agar terjadi kesesuaian antara visi dan misi STAIN dengan visi dan misi Jurusan Syariah.

Visi Unggul dan terkemuka dalam Pengembangan Ilmu Hukum Islam Misi a. Mengembangkan Pendidikan dan Pengajaran Hukum Islam

yang berwawasan Humanisme dan Kebangsaan.

b. Mengembangkan tradisi ijtihad dalam penggalian Hukum Islam untuk kepentingan Akademis dan Masyarakat.

c. Meningkatkan Peran serta jurusan Syari’ah dalam pemberdayaan masyarakat melalui integrasi antara Hukum Kislam dengan Hukum Positif untuk terwujudnya masyarakat yang sadar dan taat Hukum.

d. Menjalin dan mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak dalam bidang hukum Islam.

Tujuan a. Menghasilkan sarjana di bidang Hukum Islam yang memiliki kompetensi akademik dan Profesional.

b. Menghasilkan sarjana yang beriman, berakhlak mulia dan memiliki kecakapan sosial.

c. Mengembangkan, mensosialisasikan dan menerapkan Hukum Islam untuk perbaikan kehidupan Masyarakat.

Adapun yang menjadi visi jurusan Syari’ah adalah Unggul dan terkemuka dalam Pengembangan Ilmu Hukum Islam. Sedangkan misinya adalah Mengembangkan Pendidikan dan Pengajaran Hukum Islam yang berwawasan Humanisme dan Kebangsaan. Mengembangkan tradisi ijtihad dalam penggalian Hukum Islam untuk kepentingan Akademis dan Masyarakat. Meningkatkan Peran


(19)

serta jurusan Syari’ah dalam pemberdayaan masyarakat melalui integrasi antara Hukum Islam dengan Hukum Positif untuk terwujudnya masyarakat yang sadar dan taat Hukum. Serta menjalin dan mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak dalam bidang hukum Islam.

Sedangkan tujuan dari jurusan syari’ah Menghasilkan sarjana di bidang Hukum Islam yang memiliki kompetensi akademik dan Profesional. Menghasilkan sarjana yang beriman, berakhlak mulia danmemiliki kecakapan sosial. Mengembangkan, mensosialisasikan dan menerapkan Hukum Islam untuk perbaikan kehidupan Masyarakat.

Di Jurusan Syari’ah STAIN Bukittinggi ada 3 program studi yaitu Prodi Ahwal al-Syakhsiyah, Muamalah dan Jinayah Siyasah dan akan diuraikan visi, misi dan tujuan program studi. Hal ini untuk melihat sejauha manaoutput dari alumni bekerja di Kementerian Agama dan Pengadilan Agama di Kota Bukittinggi.

a. Program Studi Ahwal al-Syakhsiyah:14

Adapun yang menjadi visi, misi dan tujuan sebagai berikut: Visi yaitu: Unggul, kompeten dan komitmen dalam pengembangan Hukum Keluarga Islam

Sedangkan misi adalah:

1. Mengembangkan pendidikan dan pengajaran hukum Keluarga Islam yang berwawasan religius, humanisme dan kebangsaan.

2. Meningkatkan tradisi ijtihad dalam upaya penggalian hukum keluarga Islam untuk kepentingan akademis dan sosial.

3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menerapkan hukum keluarga Islam bagi terwujudnya masyarakat yang sadar dan taat hukum.

14 Lihat Borang Akreditasi Program Ahwal al-Syakhsiyah tahun 2013, hal.5-6


(20)

4. Mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak untuk merealisasikan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi terutama dalam bidang hukum keluarga Islam.

Serta tujuan:

a. Menghasilkan sarjana di bidang hukum Islam yang memiliki kompetensi akademik dalam bidang Hukum Keluarga Islam dan profesional di lembaga peradilan.

b. Mengembangkan, mensosialisasikan dan menerapkan hukum keluarga Islam untuk perbaikan kehidupan masyarakat.

Profil Program Studi Hukum Keluarga Islam15

01 Nama ProgramStudi Hukum Keluarga Islam (Al-AhwalusSyakhsiyyah) 02 Jurusan Syari’ah

03 Profesi Utama Hakim, Panitera, dan Juru Sita padaPeradilan Agama

04 Profesitambahan

Penghulu, Penyuluh Agama, Praktisi Administrasi pada kantor Kementerian Agama, Praktisi Administrasi pada kantor Urusan Agama, Pengacara/advokat, konsultan hukum keluarga Islam, dan Praktisi pada Lembaga Keuangan syari’ah/Perbankan Syari’ah

05 Kompetensi

Lulusan Utama

Ahli dalam Hukum Keluarga Islam dan hukum Positif bidang keluarga Islam yang berlaku di Indonesia

06 Kompetensi Lulusan Tambahan

1. Ahli dalam memberikan advokasi hukum

2. Ahli memberikan layanan dan


(21)

bimbingan dalam hukum keluarga Islam

07 IndikatorKompetensi Lulusan Utama

1. Mampu menjelaskan metode Istinbath hukum dan penerapan hukum Islam 2. Mampu memeriksa dan memutuskan

perkara dalam peradilan

3. Mampu membuat draft putusan

4. Mampu beracara dalam membantu klien berperkara di pengadilan

08

Indikator Kompetensi Lulusan Tambahan

1. Mampu memberikan bantuan hukum secara profesional

2. Mampu memberikan layanan dan bimbingan hukum secara profesional 3. Mampu menjadi praktisi Administrasi

secara umum pada kantor Kementerian Agama

4. Mampu menjadi Praktisi pada

Lembaga Keuangan

Syari’ah/Perbankan Syari’ah

09

Indikator Kompetensi lainnya

Mampu mendesain dan melakukan penelitian dalam bidang Hukum Keluarga Islam (Ahwalus Syakhsiyyah)

10 Gelar Akademis SHI (Sarjana Hukum Islam)

b. Program Studi Muamalah:16

Program studi muamalah mempunyai visi, misi dan tujuan sebagai berikut:

Visi yaitu: Berkualitas, Unggul dan terkemuka dalam pengembangan Hukum Mu’amalah dan masalah ekonomi. Sedangkan misi adalah:

16 Lihat Borang Akreditasi Program Studi Mumalah tahun 2013, hal.5-6


(22)

1 Mengembangkan pendidikan dan pengajaran dalam bidang hukum Ekonomi Islam (Mu’amalah) yang berwawasan religius dan kemanusiaan

2 Mengembangkan budaya Ijtihad dan penelitian dalam bidang hukum Ekonomi Islam (Mu’amalah) bagi kepentingan akademik dan masyarakat.

3 Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, khususnya dalam bidang mu’amalah dan ekonomi.

Serta tujuan:

a. Menghasilkan Sarjana Hukum Islam dalam bidang mu’amalah dan ekonomi yang berkemampuan akademis dan profesional b. Menghasilkan Sarjana Hukum Islam dalam bidang mu’amalah

dan ekonomi yang beriman, berakhlak mulia, berkecakapan sosial dan manajerial, serta berjiwa kewirausahaan (entrepreneurship).

Profil Program Studi Muamalah17

01 Nama ProgramStudi Hukum Ekonomi Syari’ah (Mu’amalah) 02 Jurusan Syari’ah

03 Profesi Utama Praktisi Hukum (Hakim, Panitera, dan Juru Sita pada Pengadilan Agama)

04 Profesi tambahan

Praktisi Lembaga Keuangan Syari’ah, Pengacara/advokat, konsultan di lembaga keuangan syari’ah, Penyuluh Agama pada Kemenag, Penghulu, Praktisi Administrasi pada Kantor Urusan Agama (KUA)

05 Kompetensi

Lulusan Utama

Ahli Hukum Islam dalam bidang hukum ekonomi Syari’ah (Mu’amalah)

06 Kompetensi Memahami metodologi penelitian dalam


(23)

Lulusan Tambahan

Hukum Ekonomi Syari’ah (Mu’amalah)

07 IndikatorKompetensi Lulusan Utama

Mampu memutuskan,

mengadministrasikan dan membela perkara Hukum Ekonomi Syari’ah (mu’amalah) pada Pengadilan Agama

08

Indikator Kompetensi Lulusan Tambahan

Mampu menjadi praktisi dalam berbagai kelembagaan, baik lembaga keuangan syari’ah, perbankan syari’ah, dan administrasi secara umum pada kementerian Agama Republik Indonesia

09

Indikator Kompetensi lainnya

Mampu mendesain dan melakukan penelitian dalam bidang Hukum Ekonomi Syari’ah (Mu’amalah)

10 Gelar Akademis SHI (Sarjana Hukum Islam)

C. Program Studi Jinayah Siyasah :18

Program studi Jinayah Siyasah mempunyai visi, misi dan tujuan sebagai berikut:

Visi adalah: Unggul, kompeten dan komitmen dalam

pengembangan hukum pidana dan ketatanegaraan Islam. Sedangkan misi Jinayah Siyasah adalah:

1. Mengembangkan pendidikan dan pengajaran hukum pidana dan ketatanegaraan Islam yang berwawasan religius, humanisme dan kebangsaan.

2. Mengembangkan tradisi ijtihad dalam upaya penggalian hukum pidana dan ketatanegaraan Islam untuk kepentingan akademisi dan sosial kemasyarakatan.

3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menerapkan hukum pidana dan ketatanegaraan Islam bagi terwujudnya masyarakat

18 Lihat Borang Akreditasi Program Studi Jinayah Siyasah tahun 2013, hal.5-6


(24)

yang sadar dan taat hukum sekaligus terciptanya pemerintahan yang demokratis dan egaliter.

4. Mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak untuk merealisasikan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi terutama dalam bidang hukum pidana dan ketatanegaraan Islam Sedangkan tujuan adalah:

1. Menghasilkan Sarjana di bidang hukum Islam yang memiliki kompetensi akademika yang profesional di lembaga peradilan dan pemerintahan.

2. Mengembangkan, mensosialisasikan dan menerapkan hukum pidana dan ketatanegaraan Islam untuk perbaikan kehidupan masyarakat.

Profil Program Studi Jinayah Siyasah yang Berganti Menjadi Siyasah19

01 Nama Program Studi

Hukum Ketatanegaraan Islam (Siyasah) 02 Jurusan Syari’ah

03 Profesi Utama Praktisi Hukum (Hakim, Panitera danJurusita Pengadilan Agama)

04 Profesitambahan

1. Pengacara dan konsultan hukum 2. Praktisi Politik Islam

3. Praktisi pada Kantor Kemenag RI (penghulu, penyuluh, dan administrasi umum)

4. Praktisi pada Lembaga Keuangan Syari’ah

05 KompetensiLulusan Utama

Menguasai teori-teori hukum ketatanegaraan Islam serta hukum positif yang berlaku di Indonesia

06 Kompetensi Lulusan Tambahan

1. Ahli dalam memberikan advokasi hukum

2. Ahli dalam memberikan layanan dan 19 Buku Kurikulum Jurusan,..., hal. 48-49


(25)

bimbingan dalam hukum ketatanegaraan Islam

07

Indikator Kompetensi Lulusan Utama

1. Mampu memeriksa dan memutuskan perkara dalam peradilan

2. Mampu menerapkan metode istinbath dalam persoalan hukum ketatanegaraan Islam

08

Indikator Kompetensi Lulusan Tambahan

1. Mampu memberikan bantuan hukum secara professional

2. Mampu memberikan layanan dan bimbingan hukum secara professional 3. Mampu menjadi praktisi administrasi

secara umum pada Kantor kementerian Agama

4. Mampu menjadi praktisi pada Lembaga Keuangan Syari’ah

09 IndikatorKompetensi lainnya

Mampu mendesain dan melakukan penelitian dalam bidang Hukum Ketatanegaraan Islam

10 Gelar Akademis SHI (Sarjana Hukum Islam)

4. Identitas Sekolah Tinggi Di STAIN Bukittinggi20

Nama Perguruan Tinggi : STAIN Sjech M.Djamil Djambek Bukittinggi

Alamat : Kampus 1 : Garegeh Koto Selayan Bukittinggi

Kampus 2 : Gurun Aur Kubang Putih Agam

No. Telepon : (0752) 33136, 34320, 34370 No. Faksimili : (0752) 22875, 34310

Homepage dan E-Mail : http://www.stainbukittinggi.ac.id webmaster@stainbukittinggi.ac.id 20 Data diambil dari Borang Institusi STAIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi Tahun 2013, hal. 2-3


(26)

Nomor dan Tanggal

SK Pendirian Institusi : Keppres No 11 Tahun 1997 tanggal 21 Maret 1997

Pejabat yang Menerbitkan SK: Presiden Republik Indonesia Jurusan yang dikelola oleh STAIN Sjech M.Djamil Djambek Bukittinggi :

Nama Jurusan : Syariah

Alamat : Kampus 1 : Garegeh Koto Selayan Bukittinggi

No. Telepon :

-No. Faksimili :

-Homepage dan E-Mail : http://www.stainbukittinggi.ac.id webmaster@stainbukittinggi.ac.id Nomor dan Tanggal

SK Pendirian Jurusan : 29 November 1966 Pejabat yang Menerbitkan SK: Menteri Agama RI Nama Jurusan : Tarbiyah

Alamat : Kampus 2 : Gurun Aur Kubang Putih Agam

No Telepon : (0752) 34320, 34370 No Faksimili : (0752) 34310

Homepage dan E-Mail :

-Nomor dan Tanggal : 21 Maret 1997 SK Pendirian Jurusan

Program studi yang dikelola oleh STAIN Sjech M.Djamil Djambek Bukittinggi

1. Program Studi Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah (S1) No SK Dj.I/385/2008 Tanggal 27 Oktober 2008 (5 Tahun)

2. Program Studi Jinayah Siyasah (S1) No SK Dj.I/385/2008 Tanggal 27 Oktober 2008 (5 Tahun)

3. Program Studi Muamalah (S1) No SK Dj.I/385/2008 Tanggal 27 Oktober 2008 (5 Tahun)

4. Program Studi Pendidikan Agama Islam (S1) No SK Dj.I/385/2008 Tanggal 27 Oktober 2008 (5 Tahun)


(27)

5. Program Studi Program DIII Perbankan Syariah (DIII) No SK Dj.I/385/2008 Tanggal 27 Oktober 2008 (5 Tahun) 6. Program Studi Ekonomi Islam (S1) No. SK DJ.I/422/2007

tanggal 1 Nopember 2007 (2 Tahun)

7. Program Studi Pendidikan Teknologi dan Ilmu Komputer (S1) No. SK DJ.I/730/2009 tanggal 26 Nopember 2009 8. Program Studi Pendidikan Matematika (S1) No. SK

DJ.I/788/2009 tanggal 23 Desember 2009

9. Program Studi Bimbingan Konseling (S1) No Izin Dj.I/107/2012 tanggal 20 Januari 2012

10. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (S1) No. Izin Dj.I/107/2012 tanggal 20 Januari 2012

11. Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (S1) No. SK Dj.I/52/2011 tanggal 14 Januari 2011.


(1)

1 Mengembangkan pendidikan dan pengajaran dalam bidang hukum Ekonomi Islam (Mu’amalah) yang berwawasan religius dan kemanusiaan

2 Mengembangkan budaya Ijtihad dan penelitian dalam bidang hukum Ekonomi Islam (Mu’amalah) bagi kepentingan akademik dan masyarakat.

3 Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, khususnya dalam bidang mu’amalah dan ekonomi.

Serta tujuan:

a. Menghasilkan Sarjana Hukum Islam dalam bidang mu’amalah dan ekonomi yang berkemampuan akademis dan profesional b. Menghasilkan Sarjana Hukum Islam dalam bidang mu’amalah

dan ekonomi yang beriman, berakhlak mulia, berkecakapan sosial dan manajerial, serta berjiwa kewirausahaan (entrepreneurship).

Profil Program Studi Muamalah17

01 Nama ProgramStudi Hukum Ekonomi Syari’ah (Mu’amalah)

02 Jurusan Syari’ah

03 Profesi Utama Praktisi Hukum (Hakim, Panitera, dan Juru Sita pada Pengadilan Agama)

04 Profesi tambahan

Praktisi Lembaga Keuangan Syari’ah, Pengacara/advokat, konsultan di lembaga keuangan syari’ah, Penyuluh Agama pada

Kemenag, Penghulu, Praktisi

Administrasi pada Kantor Urusan Agama (KUA)

05 Kompetensi Lulusan Utama

Ahli Hukum Islam dalam bidang hukum ekonomi Syari’ah (Mu’amalah)

06 Kompetensi Memahami metodologi penelitian dalam


(2)

Lulusan Tambahan

Hukum Ekonomi Syari’ah (Mu’amalah)

07 IndikatorKompetensi Lulusan Utama

Mampu memutuskan,

mengadministrasikan dan membela perkara Hukum Ekonomi Syari’ah (mu’amalah) pada Pengadilan Agama 08

Indikator Kompetensi Lulusan Tambahan

Mampu menjadi praktisi dalam berbagai kelembagaan, baik lembaga keuangan syari’ah, perbankan syari’ah, dan administrasi secara umum pada kementerian Agama Republik Indonesia 09

Indikator Kompetensi lainnya

Mampu mendesain dan melakukan penelitian dalam bidang Hukum Ekonomi Syari’ah (Mu’amalah)

10 Gelar Akademis SHI (Sarjana Hukum Islam) C. Program Studi Jinayah Siyasah :18

Program studi Jinayah Siyasah mempunyai visi, misi dan tujuan sebagai berikut:

Visi adalah: Unggul, kompeten dan komitmen dalam

pengembangan hukum pidana dan ketatanegaraan Islam. Sedangkan misi Jinayah Siyasah adalah:

1. Mengembangkan pendidikan dan pengajaran hukum pidana dan ketatanegaraan Islam yang berwawasan religius, humanisme dan kebangsaan.

2. Mengembangkan tradisi ijtihad dalam upaya penggalian hukum pidana dan ketatanegaraan Islam untuk kepentingan akademisi dan sosial kemasyarakatan.

3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menerapkan hukum pidana dan ketatanegaraan Islam bagi terwujudnya masyarakat

18 Lihat Borang Akreditasi Program Studi Jinayah Siyasah tahun 2013, hal.5-6


(3)

yang sadar dan taat hukum sekaligus terciptanya pemerintahan yang demokratis dan egaliter.

4. Mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak untuk merealisasikan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi terutama dalam bidang hukum pidana dan ketatanegaraan Islam Sedangkan tujuan adalah:

1. Menghasilkan Sarjana di bidang hukum Islam yang memiliki kompetensi akademika yang profesional di lembaga peradilan dan pemerintahan.

2. Mengembangkan, mensosialisasikan dan menerapkan hukum pidana dan ketatanegaraan Islam untuk perbaikan kehidupan masyarakat.

Profil Program Studi Jinayah Siyasah yang Berganti Menjadi Siyasah19

01 Nama Program Studi

Hukum Ketatanegaraan Islam (Siyasah)

02 Jurusan Syari’ah

03 Profesi Utama Praktisi Hukum (Hakim, Panitera danJurusita Pengadilan Agama)

04 Profesitambahan

1. Pengacara dan konsultan hukum 2. Praktisi Politik Islam

3. Praktisi pada Kantor Kemenag RI (penghulu, penyuluh, dan administrasi umum)

4. Praktisi pada Lembaga Keuangan Syari’ah

05 KompetensiLulusan Utama

Menguasai teori-teori hukum

ketatanegaraan Islam serta hukum positif yang berlaku di Indonesia

06 Kompetensi Lulusan Tambahan

1. Ahli dalam memberikan advokasi hukum

2. Ahli dalam memberikan layanan dan 19 Buku Kurikulum Jurusan,..., hal. 48-49


(4)

bimbingan dalam hukum ketatanegaraan Islam

07

Indikator Kompetensi Lulusan Utama

1. Mampu memeriksa dan memutuskan perkara dalam peradilan

2. Mampu menerapkan metode istinbath dalam persoalan hukum ketatanegaraan Islam

08

Indikator Kompetensi Lulusan Tambahan

1. Mampu memberikan bantuan hukum secara professional

2. Mampu memberikan layanan dan bimbingan hukum secara professional 3. Mampu menjadi praktisi administrasi

secara umum pada Kantor kementerian Agama

4. Mampu menjadi praktisi pada Lembaga Keuangan Syari’ah

09 IndikatorKompetensi lainnya

Mampu mendesain dan melakukan penelitian dalam bidang Hukum Ketatanegaraan Islam

10 Gelar Akademis SHI (Sarjana Hukum Islam) 4. Identitas Sekolah Tinggi Di STAIN Bukittinggi20

Nama Perguruan Tinggi : STAIN Sjech M.Djamil Djambek Bukittinggi

Alamat : Kampus 1 : Garegeh Koto Selayan

Bukittinggi

Kampus 2 : Gurun Aur Kubang Putih Agam

No. Telepon : (0752) 33136, 34320, 34370

No. Faksimili : (0752) 22875, 34310

Homepage dan E-Mail : http://www.stainbukittinggi.ac.id webmaster@stainbukittinggi.ac.id

20 Data diambil dari Borang Institusi STAIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi Tahun 2013, hal. 2-3


(5)

Nomor dan Tanggal

SK Pendirian Institusi : Keppres No 11 Tahun 1997 tanggal 21 Maret 1997

Pejabat yang Menerbitkan SK: Presiden Republik Indonesia Jurusan yang dikelola oleh STAIN Sjech M.Djamil Djambek Bukittinggi :

Nama Jurusan : Syariah

Alamat : Kampus 1 : Garegeh Koto Selayan

Bukittinggi

No. Telepon :

-No. Faksimili :

-Homepage dan E-Mail : http://www.stainbukittinggi.ac.id

webmaster@stainbukittinggi.ac.id

Nomor dan Tanggal

SK Pendirian Jurusan : 29 November 1966 Pejabat yang Menerbitkan SK: Menteri Agama RI

Nama Jurusan : Tarbiyah

Alamat : Kampus 2 : Gurun Aur Kubang

Putih Agam

No Telepon : (0752) 34320, 34370

No Faksimili : (0752) 34310

Homepage dan E-Mail :

-Nomor dan Tanggal : 21 Maret 1997

SK Pendirian Jurusan

Program studi yang dikelola oleh STAIN Sjech M.Djamil Djambek Bukittinggi

1. Program Studi Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah (S1) No SK Dj.I/385/2008 Tanggal 27 Oktober 2008 (5 Tahun)

2. Program Studi Jinayah Siyasah (S1) No SK Dj.I/385/2008 Tanggal 27 Oktober 2008 (5 Tahun)

3. Program Studi Muamalah (S1) No SK Dj.I/385/2008 Tanggal 27 Oktober 2008 (5 Tahun)

4. Program Studi Pendidikan Agama Islam (S1) No SK Dj.I/385/2008 Tanggal 27 Oktober 2008 (5 Tahun)


(6)

5. Program Studi Program DIII Perbankan Syariah (DIII) No SK Dj.I/385/2008 Tanggal 27 Oktober 2008 (5 Tahun) 6. Program Studi Ekonomi Islam (S1) No. SK DJ.I/422/2007

tanggal 1 Nopember 2007 (2 Tahun)

7. Program Studi Pendidikan Teknologi dan Ilmu Komputer (S1) No. SK DJ.I/730/2009 tanggal 26 Nopember 2009 8. Program Studi Pendidikan Matematika (S1) No. SK

DJ.I/788/2009 tanggal 23 Desember 2009

9. Program Studi Bimbingan Konseling (S1) No Izin Dj.I/107/2012 tanggal 20 Januari 2012

10. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (S1) No. Izin Dj.I/107/2012 tanggal 20 Januari 2012

11. Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (S1) No. SK Dj.I/52/2011 tanggal 14 Januari 2011.