BAB 2 Surat Al Isra Ayat 26-27 dan Surat Al Baqarah Ayat 177

BAB 2
Surat Al Isra Ayat 26-27 dan Surat Al Baqarah Ayat 177

1. Surat Al Isra Ayat 26-27
Surat Al Isra dikenal juga dengan nama Surah Bani Israil termasuk golongan
surah Makiyah. Khusus pada ayat 26 – 27 pada surah Surah Al Isra ini memiliki asbabun
nuzul yang diriwayatkan oleh At Tabrani yang bersumber dari Abu Sa’id Al Khudri dan
dalam riwayat lain oleh Ibnu Marduwaih yang bersumber dari Ibnu Abbas bahwa ketika
turun ayat ini, Rasulullah saw. Memberikan tanah di Fadak (tanah yang diperoleh
Rasullah dari pembagian ganimah atau rampasan perang ) kepada Fatimah.
Isi kandungan Surat Al Isra ayat 26-27 sebagai berikut :


Allah swt telah berfirman dan memerintahkan kepada kita semua sebagai umat
Islam untuk memberikan atau menunaikan hak (berzakat, shadaqah, infaq dll)
kepada keluarga-keluarga yang dekat, orang miskin, musafir (orang yang dalam
perjalanan).



Dalam ayat ini berisi perintah untuk berbuat baik kepada kaum dhuafa seperti

orang orang miskin, orang terlantar, dan juga orang yang dalam perjalanan.



Hak lainnya yang harus ditunaikan adalah "mempererat tali persaudaraan dan
hubungan kasih saya satu sama lain, saling bersilaturahmi, bersikap lemah
lembut dan sopan santun, memberikan bantuan kepada mereka, dan
memberikan sebagaian rizeki yang Allah swt berikan kepada kita semua.



Selanjutnya Allah swt memberikan penegasan bahwa kita dilarang untuk
menghambur-hamburkan harta yang kita miliki secara boros atau berlebihan,
Islam mengajarkan kita kesederhanaan, sehingga kita harus membelanjakan
harta sesuai dengan kebutuhan saja, seperlunya saja dan tidak boleh berlebihan.



Dalam ayat yang ke 27 Allah berfirman bahwa orang-orang yang berperilaku
boros adalah saudara-saudaranya setan, tentu kita tidak mau bukan menjadi

saudara setan. Karena setan adalah makhluk yang Allah swt ciptakan, tetapi ia
ingkar kepada Allah swt atau tidak mau menjalankan yang Allah swt perintahkan.
Sehingga setan nantinya akan masuk ke dalam neraka, setan akan selalu
menggoda manusia untuk mengajak kita masuk ke dalam neraka, tentu kita

sebagai seorang muslim yang beriman tidak mau masuk ke dalam neraka,
mengingat sangat pedihnya siksa di dalam neraka.




Yang dimaksud ibnu sabil bias juga diartikan sebagai orang yang pergi dari
kampong halamannya untuk menuntut ilmu,untuk mencari keluarganya yang
hilang ,atau orang yang tidak punya rumah sehingga sehariannya hidup dijalan
teempat istirahat dan tidurnya di pinggir jalan (gelandangan)atau yang sedang
bepergian dengan tujuan kebaikan.
Mubazzir atau tabdzir menurut Imam Malik adalah mengambil harta dari jalan
yang baik,tetapi membelanjakannya dengan jalan tidak baik.

Implementasi dalam kehidupan sehari-hari Quran Surat Al-Isra' ayat 26 -27 sebagai

berikut:


Berusaha menjadi seseorang yang dermawan, memberikan sebagian rizky
kepada orang-orang yang berhak menerimanya seperti kepada keluarga dekat,
orang-orang miskin, ibnu sabil dan orang-orang yang membutuhkan.



Memperbanyak sedekah, shodaqoh, infaq.



Dalam hidup di dunia ini, tidak boleh melakukan diskriminasi terhadap kaum
yang miskin, semuanya kedudukannya sama baik yang miskin maupun yang kaya.



Meninggalkan gaya hidup boros, karena orang yang melakukan pemborosan
adalah saudaranya setan.




Tidak menghambur-hamburkan harta, dan membelanjakan harta sesuai dengan
kebutuhan.



Hidup sederhana dan bersahaja, tidak boleh berlebih-lebihan.



Lebih baik uang yang kita miliki di tabung untuk masa depan, atau dibelanjakan
di jalan Allah swt misalnya untuk membangun masjid, membuat acara pengajian.



Menghindari sifat-sifat tercela seperti kikir, tamak, sombong, dan berfoya-foya.




Selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah swt, dan menggunakan
yang sebaik-baiknya apa yang telah diberikan oleh Allah swt.



Menghindari kegiatan yang tidak ada manfaatnya yang bertujuan untuk foyafoya, senang-senang seperti mabuk-mabukan, main game, dll. Lebih baik
menggunakannya untuk kegiatan yang lebih baik.



Menghindari perbuatan yang mubadzir, misalnya dengan menghidupkan lampu
di siang hari, menghidupkan televisi dalam keadaan hidup pada saat tidur malam
dll.



Budayakan hidup hemat







Melakukan bentuk kasih sayang
Tidak menuruti bujukan hawa nafsu dan setan
Bekerja dengan tekun untuk mencari nafkah demi keluarga.
Mempelajari ilmu agama dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pelajaran Yang Dapat Dipetik Dari Q.S Al-Isra’ : 26-27:

1.
Allah ta’ala menyuruh kita memberikan hak orang lain dari harta yang kita miliki, mulai
dari kerabat dekat yang berada dalam kesulitan hidup (kemiskinan), tetangga- tetangga yang
miskin dan orang-orang yang pantas menerima infaq dari harta kita, seperti ibnu sabil.
Kewajiban pertama kali pada harta adalah memberikan infaq kepada kerabat terdekat –
ziilqurba- yang lebih membutuhkan, agar tercipta ketentraman dalam jiwa saudara kita, dapat
menumbuhkan perasaan kasih sayang dan keharmonisan antar sesama. Menghilangkan sikap
egois yang menghancurkan hubungan persaudaraan. Tumpahan kasih sayang tidak semata
kepada saudara dekat tetapi juga kepada tetangga dalam kebutuhannya tidak mencukupi.
Karena itu tidak etis bila orang jauh disantuni sedangkan tetangga dekat tidak dipedulikan.

Adapun ibnu sabil adalah orang yang melakukan perjalanan jauh yang kehabisan perbekalan.
Jadi dengan perintah infaq ini, kita menghilangkan rasa dengki dari orang lain dan
menumbuhkan rasa persamaan. Kenikmatan yang kita peroleh dapat pula kiranya dirasakan
oleh orang lain.
2. Tabzir adalah memberikan harta kepada orang yang tidak berhak menerimanya. Adapun
pendapat lain yang mengatakan : tabzir adalah menggunakan harta bukan pada jalan yang
dibenarkan (selain ketaatan) yang menggunakannya untuk kemaksiatan kepada Allah ta’ala.
Yang termasuk tabzir adalah menyia-nyiakan harta atau tidak dimanfaatkan untuk tujuan yang
semestinya . Ar-razi mengatakan : tabzir menurut bahasa adalah merusak harta dan
menginfakkannya dalam bentuk berlebih-lebihan. Utsman bin aswad berkata : “pernah aku
melakukan thawaf bersama mujahid mengelilingi ka’bah, kemudian ia mengangkat kepalanya
mengarahkan ke gunung abi qubais dan berkata : andaikan ada orang yang menginfakkan
hartanya sebesar gunung ini dalam hal ketaatan kepada Allah, tidak lah ia termasuk orang yang
melampaui batas, dan andaikan ada orang yang menginfakkan hartanya sebanyak satu dirham
untuk kemaksiatan kepada Allah, maka ia termasuk orang yang israf (melampaui batas)”.

3. Perlu kita ketahui bahwa perbuatan tabzir ini menafikan syukur, dan sinonim dari kufur
nikmat, dimana syukur adalah memanfaatkan pemberian (nikmat) Allah sesuai dengan tujuan
Allah menciptakannya. Kita dilarang berbuat tabzir, karena tabzir merupakan perbuatan setan.


Sehingga orang yang berbuat tabzir adalah saudara-saudara setan ketika di dunia dan di neraka.
Setan memanfaatkan tubuhnya atau nikmat Allah untuk berbuat ma’siat dan kerusakan di bumi
oleh perbuatan manusia menyebabkan menjauhnya manusia dari jalan Allah ta’ala dan
menghalang-halangi manusia berbuat ketaatan kepadaNya. Oleh karena itu, boleh lah kita
menengok kembali pada diri kita. Apa sajakah bentuk tabzir yang pernah kita lakukan ? Apakah
itu berupa tabzir pada uang belanja,makanan, pakaian, perlengkapan, umur, pembicaraan, dan
lain-lain? Ina’uzubillah minattabzir.
2. Surat Al Baqarah ayat 177
ASBABUN NUZUL
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir ath-thabari, imam Qurtubi dan Ibnul Mundzir yang
bersumber dari Qatadah: Bahwa turunnya ayat tersebut di atas (Al-Baqarah ayat 177)
sehubungan dengan pertanyaan seorang laki-laki yang ditujukan kepada Rasulullah Saw tentang
“Al-Birr” (kebaikan). Maka turunlah ayat ini.
Sebuah riwayat dari Qatadah lainnya menyebutkan : pada masa sebelum diturunkanya
syari’at kewajiban, jika seseorang telah mengucap syahadat “Asyhadu alla ilaaha illallah, wa
asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu warasuuluhu”, kemudian meninggal disaat ia tetap
beriman maka bisa dipastikan akan memperoleh surga. Lalu setelah itu Allah menurunkan ayat
ini.
Riwayat lain dari Rabi’ dan juga Qatadah menyebutkan : ayat ini diturunkan kepada orangorang yahudi dan nasrani, karena mereka berselisih pendapat mengenai arah kiblat. Orangorang yahudi berkiblat ke arah barat, tepatnya baitul maqdis, sedangkan orang-orang nasrani
berkiblat kearah timur, tepatnya terbitnya matahari. Lalu mereka berdebat mengenai

pemindahan kiblat tersebut, dan setiap kelompok mempertahankan kiblat yang mereka miliki.
Lalu turunlah ayat ini.
Riwayat oleh Ibnu Abbas, Mujahid, Adh-dhahak, Atha’, Sufyan dan juga Az-zujaj
menyebutkan: pada saat Nabi melakukan hijrah ke kota Madinah, disanalah diwajibkannya
segala kewajiban (selain shalat), dan kiblatpun dipindah kearah ka’bah di masjidil haram,
kemudian ditetapkan juga pada saat itu segala hukuman. Lalu turunlah ayat ini.
Riwayat oleh Ad-daruquthni dari Fatimah binti Qais, ia berkata Rasulullah pernah
bersabda ‫“ ان في المال لحقا سوى الزكاة‬sesungguhnya didalam harta itu ada kewajibanselain
zakat”. Lalu turunlah ayat ini.

‫ي‬
‫م قرب ي ي‬
‫م و‬
‫ن رباللهر يوال وي يووم ر ال ر‬
‫ن ت كويللوا وك ك‬
‫س ال وب ررر أ و‬
‫ن يءا ي‬
‫ن ال وب ررر ي‬
‫ق يوال و ي‬
‫ل ال و ي‬

‫جوهيك ك و‬
‫مغورر ر‬
‫ل يي و ي‬
‫م ي‬
‫م و‬
‫ب ويل يك ر ر‬
‫خرر‬
‫شرر ر‬
‫ما ي‬
‫ل‬
‫حب بهر ذ يرويِ ال و ك‬
‫سا ر‬
‫ل ع ييلىَ ك‬
‫ن ال ر‬
‫م ي‬
‫مىَ يوال و ي‬
‫قوريبىَ يوال وي ييتا ي‬
‫ن وييءايتىَ ال و ي‬
‫يوال و ي‬
‫مل يئ رك يةر يوال وك ريتا ر‬

‫سربي ر‬
‫ن يواب و ي‬
‫كي ي‬
‫ب يوالن رب ربيي ي‬

‫ي‬
‫صل ية ي وييءايتىَ الرز ي‬
‫م إر ي‬
‫ن رفي‬
‫ذا ي‬
‫عاهي ك‬
‫موكفو ي‬
‫ب ويأيقا ي‬
‫يوال ر‬
‫ن ب رعيهود ره ر و‬
‫كاة ي يوال و ك‬
‫دوا يوال ر‬
‫م ال ر‬
‫ن ويرفي البريقا ر‬
‫ريِ ي‬
‫سائ ررلي ي‬
‫صاب ر ر‬
‫و‬
‫و‬
‫ك‬
‫ك‬
‫حي ي و‬
‫صد يكقوا ويأول يئ ر ي‬
‫س أول يئ ر ي‬
‫ن‬
‫مت ر ك‬
‫ضررارء وي ر‬
‫ك ال ر ر‬
‫قو ي‬
‫سارء يوال ر‬
‫ال وب يأ ي‬
‫م ال و ك‬
‫ك هك ك‬
‫ن ي‬
‫ذيِ ي‬
‫ن الب يأ ر‬
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan
zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar
dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar
(imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
Menurut riwayat Abdurrazzaq dari Ma'mar yang bersumber dari Qatadah bahwa ayat ini
turun berkaitan dengan orang Yahudi yang menganggap kebajikan itu adalah shalat ke arah
barat, sedang orang Nashrani mengarah ke timur.
Jadi ayat ini memberikan pandangan yang benar tentang arti kebajikan… Bahwa kebajikan itu
tidaklah terletak pada menghadapkan wajah ke timur dan ke barat.. sementara hati dan
perasaan yang bersangkutan terlepas sama sekali dari kebajikan dan tidak mewujudkan
kebajikan…

‫ن‬
‫ن رباللهر يوال وي يووم ر ال ر‬
‫خرر يوال و ي‬
‫ن يءا ي‬
‫ن ال وب ررر ي‬
‫مل يئ رك يةر يوال وك ريتا ر‬
‫ب يوالن رب ربيي ي‬
‫م ي‬
‫م و‬
‫ويل يك ر ر‬

akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikatmalaikat, kitab-kitab, nabi-nabi

Iman kepada Allah adalah titik awal perobahan hidup manusia dari pengabdian kepada
makhluk untuk hanya mengabdi kepada Allah SWT belaka, merasakan bahwa Allah SWT selalu
hadir memperhatikan segala tindak tanduk kita… bahwa tidak ada kelebihan manusia satu sama
lain di hadapan Allah kecuali dengan taqwa…
Iman kepada hari akhirat adalah mengimani keadilan Ilahi dalam memberi balasan kepada
semua hambaNya… Keyakinan kepada hari pembalasan menimbulkan pengaruh yang sangat
dalam pada kehidupan mukmin, bahwa; tidak ada secuil apapun kebajikan yang sia-sia, dan
tidak ada satu segi kejahatanpun yang luput dari pengawasan Allah… mana-mana kebajikan

yang diremehkan di sini, maka tetap akan diperhitungkan di sana, dan mana-mana kejahatan
yang disembunyikan di sini, maka pasti akan dibalas di sana…

Iman kepada malaikat adalah satu segi dari iman kepada yang ghaib… Iman kepada yang
ghaib adalah pintu gerbang pertama yang harus dilewati manusia untuk meningkatkan dirinya
dari taraf binatang yang hanya menangkap sesuatu dengan panca indera, menanjak naik ke taraf
manusia yang dapat memahami bahwa maujud ini jauh lebih besar dari yang ditanggapi panca
indera, termasuk ciptaan manusia yang tak lebih dari pancaindera yang diperluas…

Iman kepada kitab-kitab dan nabi-nabi adalah iman kepada seluruh risalah dan seluruh
rasul-rasul, itulah iman kepada kesatuan kemanusiaan, keesaan Tuhan dan kesatuan agama…
bahwa orang mukmin itu adalah bahagian dari kafilah mukmin sepanjang sejarah, selalu
memantapkan diri dalam pengabdian yang tulus kepada Ilahi. Mereka menyadari bahwa tanpa
petunjuk Ilahi, maka manusia tidak akan pernah mampu memahami hakikat hidup sebenarnya.
Petunjuk yang berupa wahyu itu diturunkan Allah kepada manusia melalui perantaraan para
nabi dan rasul…

Pokok –pokok kandungan Surat Al Baqarah ayat 177








Meskipun mukamu telah diarahkan ke barat dan ke timur dalam melaksanakan solat
(pernah salat menghadap Masjidil Aqsha kemudian ke Masjidil Haram),belumlah
dikatakan mengerjakan kebaikan bila tidak disertai keimanan kepada Allah dengan
benar(tidak mudah goyah).
Kepercayaan dalam hati atau iman,bukanlah semata-mata hadapan lisan ,tetapi
pendirian diri. Pendirian tersebut membekas pada perbuatan,sehingga segala gerak dan
langkah dalam kehidupan kita ,merupakan akibat dari dorongan imam tersebut.
Pada dasarnya manusia sangat menyayangi harta dan bersifat bakhil,tetapi dengan dasar
keyakinan bahwa setiap harta yang di keluarkan aka nada gantinya,maka keimanannya
mulai di uji,yaitu dengan mengeluarkan harta yang dicintainya,itupun kepada keluarga
dekat terlebih dahulu ,baru seterusnya kepada yang lainnya ,seperti anak yatim,fakir
miskin,musafir orang yang meminta-minta ,dan menebus hamba sahaya.
Iman kepada Allah hendaklah diiringi dengan mengerjakan salat,menunaikan zakat ,dan
bila telah datang waktunya hendaklah menempati janji bila dia mempunyai janji dan

hendaklah sabar dalam memikul tugas hidup bila ada cobaan. Bila itu semua telah
dilaksanakan barulah tergolong orang-orang yang benar.
Yang dimaksud dengan kebaikan pada surah Al Baqarah Ayat 177 ini adalah
beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
senantiasa mewujudkan keimanannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh dari perbuatan baik tersebut antara lain sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Memberi harta yang dicintainya kepada karib kerabat yang membutuhkannya.
Memberikan bantuan kepada anak yatim.
Memberikan harta kepada musyafir yang membutuhkan.
Memberikan harta kepada orang-orang yang terpaksa meminta-minta.
Memberikan harta untuk memerdekakaaan hamba sahaya.
Menjalankan ibadah yang telah diperintahkan Allah dengan penuh keikhlasan.
Menunaikan zakat keppada orang yang berhak menerimanya.
Menempati janji bagi mereka yang mengadakan perjanjian.

Akan tetapi, terhadap janji yang bertentangan dengan hokum Allah (syariat islam) seperti
janji dalam perbuatan maksiat, maka janji itu tidak boleh (haram) dilakukan. Nilai amal shaleh
sangat erat kaitannya denagn iman. Sebaliknya, amal saleh bila tidak didasari dengan iman
(bukan karena Allah), maka dosa itu tidak bias ditebus dengan amal saleh sebesar apapun
sehingga perbuatan-perbuatan baik yang telah dilakukan tidaka akan bernilai (pahala) dan siasia. Al Quran dalam hal ini menyatakan sebagai berikut :
a. Orang yang mati dalam kekafiran akan dihapus amalannya.
b. Orang-orang yang musyrik akan dihapus amalannya.
c. Amal perbuatan orang0orang kafir akan sia-sia.
d. Orang kafir akan ditimpakan siksa di dunia dan di akhirat.
e. Orang kafir dan musyrik akan dimasukkan ke dalam neraka.
f. Orang yang tidak beriman kepada akhirat hanya mendapatkan kehidupan dunia saja.

Kata pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur dan terima kasih kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
karuniaNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah tugas Pak Alex. Penyusunan
makalah ini dilaksanakan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran Agama Islam.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh
karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran guna memperbaiki makalah ini. Kami
berharap semoga makalah ini berguna bagi semua pihak.
Terima kasih.