Dokumentasi Wawancara Kuesioner Metode Pengumpulan Data

3.3.2 Variabel Terikat Dependent

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan volume produksi, yaitu jumlah produk yang dihasilkan oleh setiap unit usaha dalam waktu satu periode, yang dibandingkan dengan periode sebelumnya. Dengan menggunakan variable dummy, maka dinyatakan dengan angka 1 atau 0. Jika perusahaan tersebut mengalami peningkatan volume produksi, maka dinyatakan dengan angka 1. Sedangkan apabila perusahaan tersebut tidak mengalami peningkatan volume produksi tetap atau mengalami penurunan volume produksi, maka dinyatakan dengan angka 0.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.3.3 Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi data dari observasi. Pertimbangan peneliti menggunakan teknik dokumentasi adalah karena dokumentasi merupakan sumber data stabil, menunjukkan suatu fakta dan mudah didapatkan. Pada penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui berbagai data, informasi dan referensi dari berbagai sumber pustaka, media massa dan internet yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.3.4 Wawancara

Metode wawancara adalah mencari data dengan mengajukan pertanyaan kepada reponden. Dalam pelaksanaan penelitian penulis melakukan wawancara kepada pihak terkait yaitu, pemilik serta tenaga kerja industri kerajinan enceng gondok di Kabupaten Semarang.

3.3.5 Kuesioner

Metode kuisioner merupakan suatu daftar pertanyaan tertulis atau angket yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Dalam penelitian ini bentuk angket yang digunakan adalah angket terbuka, yaitu memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab pertanyaan dengan kalimatnya sendiri. Berdasarkan metode pengumpulan data yang telah dikemukakan sebelumnya, wawancara merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam penelitian ini. Metode ini sangat efektif digunakan karena dapat memperoleh jawaban langsung dari responden. Sedangkan kuesioner dalam penelitian ini digunakan sebagai acuan dalam melakukan wawancara dengan responden. 3.5.Alat Analisis 3.5.1 Indeks Kesetaraan dan Keadilan Gender IKKG IKKG adalah suatu indikator yang dapat dipakai untuk menilai keberhasilan program pemberdayaan perempuan pada berbagai bidang pembangunan, khususnya untuk sementara ini diarahkan pada beberapa bidang pembangunan yaitu ekonomi, tenaga kerja, hukum, dan politik, di wilayah dan waktu tertentu. IKKG didefinisikan sebagai peluang atau rasio perempuan untuk mencapai status atau kedudukan tertentu dibanding laki-laki. Formulasi perhitungan IKKG adalah: P pr 100-P lk [ P lk 100- P pr ] Keterangan: P pr = persentase dalam kelompok perempuan P lk = persentase dalam kelompok pria Syarat: 0Px100 Jika P pr = 0 atau P lk =100, maka IKKG = 0 Jika P pr = 100 atau P lk = 0, maka IKKG = tidak mempunyai nilai Untuk mengetahui nilai IKKG, dilakukan perhitungan dengan membandingkan persentase dalam kelompok laki-laki dan persentase dalam kelompok perempuan. Dalam penelitian ini aspek yang digunakan adalah tingkat pendidikan tenaga kerja. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil perhitungan nilai IKKG yaitu: jika nilai IKKG 1, maka tenaga kerja perempuan dalam bekerja mempunyai peluang yang lebih kecil dibandingkan dengan tenaga kerja laki-laki. Jika nilai IKKG = 1, maka tenaga kerja perempuan dan laki-laki mempunyai peluang yang sama besar. Sedangkan jika nilai IKKG 1, maka tenaga kerja perempuan dalam bekerja mempunyai peluang yang lebih besar dibandingkan dengan tenaga kerja laki-laki. Priyadi, 2003: 55

3.5.2 Model Logit