Metode Pengumpulan Data Analisis Data

2. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis dan memahami bahan hukum primer, seperti rancangan peraturan perundang-undangan, hasil karya ilmiah para sarjana, ataupun hasil-hasil penelitian 3. Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan yang memberikan informasi tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, misalnya : bibliografi dan indeks kumulatif. Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah : beberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia terutama peraturan yang berkaitan dengan perbankan, Ketetapan yang dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah seperti Menteri Keuangan, Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Instansi resmi yang terkait dengan Perbankan, hasil karya ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ini, Kamus hukum ataupun komentar-komentar hukum dari beberapa ahli atas permasalahan yang sedang diteliti oleh peneliti.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data diawali dengan kegiatan penelusuran peraturan perundang-undangan dan sumber hukum positif lain dari sistem hukum yang dianggap relevan dengan persoalan hukum yang sedang ditanggapi Ali, 2009: 109. Dalam penulisan skripsi ini, data yang diperoleh dikumpulkan dengan studi kepustakaan. Studi kepustakaan dilakukan guna memperoleh landasan teori berupa pendapat-pendapat, atau tulisan-tulisan para ahli atau pihak-pihak lain yang berwenang, dan juga untuk memperoleh informasi baik berupa ketentuan formal maupun data melalui naskah resmi yang ada. Studi kepustakaan dalam penelitian ini dilakukan menelusuri materi-materi yang terkait, baik yang berada di dalam buku, peraturan perundang-undangan, maupun penelusuran materi dari internet.

3.5 Analisis Data

Proses analisis data merupakan pekerjaan untuk menemukan tema-tema dan merumuskan hipotesis-hipotesis. Meskipun sebenarnya tidak ada formula yang pasti yang dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis. Hanya saja pada analisis data, tema dan hipotesis lebih diperkaya dan diperdalam dengan cara menggabungkan sumber-sumber data yang ada Ashshofa, 2004:66. Analisa data dilakukan dengan mempergunakan pengertian-pengertian dasar dari sistem hukum. Analisa hanya dilakukan terhadap pasal-pasal yang merupakan kaedah atau hukum Soekanto, 1984: 255 Analisa data dilakukan dengan cara untuk menyederhanakan hasil olahan data sehingga mudah dibaca dan dipahami. Dari data yang diperoleh dalam penelitian, kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Sifat dari analisis deskriptif adalah adanya keinginan dari Peneliti untuk memberikan gambaran atau pemaparan atas subjek dan objek penelitian sebagaimana hasil penelitian yang telah didapatkan. Fajar dan Achmad, 2010: 183 Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan mengenai peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai landasan hukum pelaksanaan bancassurance di Indonesia dan juga peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang peran dan fungsi Bank Indonesia sebagai bank sentral yang bertugas mengawasi Perbankan di Indonesia termasuk bank yang melakukan kerjasama dengan perusahaan assuransi bancassurance.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Landasan Hukum Pelaksanaan Bancassurance di Indonesia

Dasar hukum pelaksanaan bancassurance di Indonesia di atur dalam beberapa Peraturan Perundang-undangan. Adapun beberapa Peraturan Perundang-undangan tersebut adalah di antaranya sebagai berikut :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999 Tentang

Penyelenggaraan Usaha Perasuransian: Pasal 18 : 1 Perusahaan Asuransi yang akan memasarkan program asuransi baru harus terlebih dahulu memberitahukan rencana tersebut kepada Menteri Keuangan. 2 Pemberitahuan mengenai rencana memasarkan program asuransi baru sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 harus dilengkapi dengan spesifikasi program asuransi yang akan dipasarkan berikut program reasuransinya serta bukti-bukti pendukungnya. Kelengkapan dokumun : Spesifikasi program, dukungan Reasuransi, serta bukti pendukung. 3 Apabila dalam waktu 14 empat belas hari kerja sejak pemberitahuan diterima secara lengkap Menteri tidak 32