Peranan Tanaman Kelapa Sawit Pada Konservasi Tanah Dan Air

PERANAN TANAMAN KELAPA SAWIT
PADA
KONSERVASI TANAH DAN AIR

Pidat o Pengukuhan
Jabat an Guru Besar Tet ap
dalam Bidang Ilmu Konservasi Tanah dan Air pada Fakultas Pertanian,
diucapkan di hadapan Rapat Terbuka Universit as Sumat era Ut ara

Gelanggang Mahasiswa, Kampus USU, 8 Agust us 2007

Oleh:
ERWIN MASRUL HARAHAP

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007

Erwin Masrul Harahap: Peranan Tanaman Kelapa Sawit Pada Konservasi Tanah Dan Air, 2007.

Peranan Tanam an Kelapa Sawit pada Konsevasi Tanah dan Air


Bism illa h ir r a h m a n ir r a h im
Assa la m u ’a la ik u m W a r a h m a t u lla h i W a ba r a k a t u h
Ya n g t e r h or m a t ,
Bapak Ment eri Pendidikan Nasional Republik I ndonesia,
Bapak Ket ua dan Bapak/ I bu Anggot a Maj elis Wali Am anat
Universit as Sum at era Ut ara,
Bapak Ket ua dan Anggot a Dew an Guru Besar Universit as Sum at era Ut ara,
Bapak Rekt or Universit as Sum at era Ut ara,
Bapak/ I bu Pem bant u Rekt or Universit as Sum at era Ut ara,
Para Dekan, Ket ua Lem baga dan Unit Kerj a, Dosen, dan Karyawan
di lingkungan Universit as Sum at era Ut ara,
Bapak dan I bu para undangan, keluarga, t em an sej awat , m ahasisw a, dan
hadirin yang saya m uliakan.
Marilah kit a m em anj at kan puj i syukur ke hadirat Allah SWT at as t aufik,
hidayah, sert a rida- Nya at as rahm at dan nikm at yang t elah dilim pahkan
kepada kit a sem ua, sehingga pada hari yang berbahagia ini kit a dapat
berkum pul bersam a, khususnya pada saya sekeluarga di m ana pada hari ini
saya dapat dikukuhkan sebagai Guru Besar Tet ap dalam Bidang I lm u
Konservasi Tanah dan Air pada Depart em en I lm u Tanah Fakult as Pert anian

Universit as Sum at era Ut ara.
Selawat dan salam kit a sam paikan kepada Nabi Besar Muham m ad SAW
besert a keluarga dan sahabat - sahabat nya, sem oga kit a m endapat
syafaat nya di hari perhit ungan nant i di akhirat .
Berdasarkan
Keput usan
Ment eri Pendidikan
Nasional RI
Nom or:
63479/ A2.7/ KP/ 2006 t anggal 30 Novem ber 2006, m aka t erhit ung t anggal 1
Desem ber 2006 saya t elah diangkat sebagai Guru Besar Tet ap dalam
Bidang I lm u Konservasi Tanah dan Air pada Depart em en I lm u Tanah
Fakult as Pert anian Universit as Sum at era Ut ara. Kepada Pem erint ah
Republik I ndonesia dan Ment eri Pendidikan Nasional saya m engucapkan
t erim a kasih at as kepercayaan kepada saya unt uk m enerim a j abat an Guru
Besar.
Sem oga Allah SWT m elim pahkan kepada saya kekuat an lahir dan bat in,
sert a m em berikan pet unj uk dan m enunt un saya dalam m elaksanakan t ugas
m ulia ini. Unt uk ini sem ua saya m ohon doa rest u para hadirin sekalian.


1
Erwin Masrul Harahap: Peranan Tanaman Kelapa Sawit Pada Konservasi Tanah Dan Air, 2007.

Pidat o Pengukuhan Jabat an Guru Besar Tet ap
Universit as Sum at era Ut ara

Hadirin yang saya horm at i, dengan m engharapkan izin dan rida- Nya,
perkenankanlah saya m em bacakan pidat o ilm iah saya di hadapan
Bapak/ I bu dan hadirin sekalian, yang berj udul:
PERAN AN TAN AM AN KELAPA SAW I T
PAD A KON SEVASI TAN AH D AN AI R

I . PEN D AH ULUAN
Kebij akan pem bangunan ekonom i I ndonesia sej ak Pelit a I t elah berhasil
m eningkat kan t araf hidup bangsa I ndonesia. Kalau pada awal Pelit a I
( 1968) pendapat an per kapit a bangsa I ndonesia hanya US $ 70, m aka pada
t ahun kelim a Pelit a VI ( 1997) t elah m elebihi US $ 1000 ( Pidat o Presiden RI
di depan sidang DPR, 1997) , t et api akibat krisis ekonom i dan m onet er pada
t ahun 1998 pendapat an per kapit a t elah t urun lagi m enj adi US $ 735.
j um lah penduduk m iskin yang sudah berkurang dari 40 j ut a orang ( 14%

dari penduduk I ndonesia) pada t ahun 1997, karena krisis ekonom i dan
m onet er, penduduk m iskin sudah m elebihi 60 j ut a orang pada t ahun 1999.
Fakt or- fakt or yang m enyebabkan m ereka ini m iskin dan kekurangan
m akanan ant ara lain adalah produkt ivit as lahan rendah, lahan pert aniannya
sem pit , harga hasil pert anian rendah dan kesem pat an kerj a di luar usaha
t ani at au pendapat an di luar usaha t ani sangat t erbat as. Pet ani m iskin di
lahan yang m iskin akan terus saling m em iskinkan apabila faktor penyebabnya
t idak dibenahi. Sit uasi di daerah pert anian yang m iskin t ersebut t erkesan
gerah, t idak t erat ur, dan t idak produkt if. Keadaan ini dapat dij um pai ham pir
di seluruh I ndonesia t erut am a di pert anian lahan kering. Sist em pert anian
dan pengelolaannya yang kurang sesuai di lahan kering t idak hanya
m enurunkan produkt ivit asnya t et api j uga m eningkat kan erosi yang pada
gilirannya m engakibat kan lahan t idak produkt if at au lahan krit is.
Erosi t ersebut t idak hanya m engakibat kan berkurangnya lahan produkt if
t et api j uga m erusak fungsi hidrologis bagian hulu yang selanj ut nya
m engakibat kan banj ir pada m usim huj an dan kekeringan pada m usim
kem arau di bagian hilir. Hal ini t elah m enj adi fenom ena um um di DAS- DAS
yang sudah rusak t erut am a di Pulau Jaw a. Pada akhir t ahun 2006 t epat nya
di bulan Desem ber kit a t elah m encat at t erj adinya banj ir di banyak t em pat
di I ndonesia t erut am a DAS- DAS yang sudah rusak bagian hulunya dan

beberapa bulan kem udian sudah m engalam i kekeringan yang j elas akan
m enim bulkan m alapet aka bagi pet ani m iskin.

2
Erwin Masrul Harahap: Peranan Tanaman Kelapa Sawit Pada Konservasi Tanah Dan Air, 2007.

Peranan Tanam an Kelapa Sawit pada Konsevasi Tanah dan Air

Hal- hal di at as m engindikasikan bahwa sist em dan pengelolaan lahan di
daerah t angkapan huj an di hulu belum m erupakan pert anian yang lest ari
( sust ainable) . Kit a ingin m em bangun pert anian kit a m enj adi pert anian yang
lest ari yang dapat berproduksi cukup dan m em beri penghidupan yang layak
bagi sem ua pet ani secara t erus m enerus, dapat m enam pung t enaga kerj a
yang banyak, pet aninya dapat m erancang m asa depan anak- anaknya,
pert anian yang dapat m enyediakan bahan baku indust ri secara cukup dan
t erus m enerus, dan pert anian yang dapat m enam pung hasil- hasil indust ri
secara lest ari. Dengan kat a lain kit a ingin m em bangun pert anian m enj adi
indust ri yang lest ari.
Kit a harus m engakui bahwa di beberapa t em pat pert anian kit a selam a ini
m engabaikan sist em pert anian berkelanj ut an ( sust ainable agricult ure) yang

dit urunkan dari dasar pem bangunan berkelanj ut an, yakni kebut uhan hidup
m anusia saat ini dapat dipenuhi t anpa m engorbankan kem am puan
m em enuhi kebut uhan hidup generasi berikut nya. Sebagai cont oh,
pengolahan t anah int ensifikasi yang dit erapkan di sem ua j enis lahan,
t erm asuk lahan kering, t ernyat a berdam pak t erj adinya degradasi lahan
yang cukup parah, karena m em icu erosi, yang pada gilirannya berdam pak
degradasi lingkungan, sepert i m eluasnya lahan m arginal dan pendangkalan
perairan di bagian hilir.
Karena it u, dalam m engem bangkan budidaya pert anian di lahan kering
t eram at sangat pent ing dit erapkan sist em pert anian konservasi yang sesuai
dengan kondisi set em pat , baik kondisi lahannya m aupun kondisi sosialnya.
Tanpa kehat i- hat ian, dikuat irkan pengem bangan pert anian di lahan kering
bukan
m ensej aht erakan
pet ani,
t et api
sebaliknya
m endat angkan
m alapet aka akibat rusaknya lingkungan hidup. Khususnya unt uk budidaya
pert anian di lahan kering yang um um nya t erlet ak di daerah landai

bergelom bang, berbukit , dan bergunung, sist em pert anian konservasi harus
diart ikan sebagai sist em pert anian yang khas kondisi set em pat ( sit e
spesific) . Sist em yang cocok di suat u t em pat belum t ent u cocok di t em pat
lain, nam un dem ikian, t erdapat berbagai kesam aan t ant angan. Yakni:
1. Perlu m odal yang cukup besar unt uk m elaksanakan sist em pert anian
konservasi; 2. Luasan penguasaan/ pem ilikan lahan harus m enj adi
pendorong kegairahan m elaksanakan sist em pert anian berkelanj ut an;
3. Tingkat kesadaran konservasi perlu dit ingkat kan; 4. Pilihan kom odit i
budidaya harus m enj anj ikan dari segi pem asaran.

3
Erwin Masrul Harahap: Peranan Tanaman Kelapa Sawit Pada Konservasi Tanah Dan Air, 2007.

Pidat o Pengukuhan Jabat an Guru Besar Tet ap
Universit as Sum at era Ut ara

Produk pert anian yang cukup t inggi secara t erus m enerus dapat
dipert ahankan apabila erosi dari daerah pert anian t ersebut lebih kecil dari
erosi yang dapat dit oleransikan ( ETOL) . Apabila erosi lebih besar dari ETOL
m aka produkt ivit as lahan akan m enurun, sehingga produksi yang t inggi it u

hanya dapat dipert ahankan beberapa t ahun saj a dan akhirnya lahan
pert anian t ersebut m enj adi t idak produkt if at au bahkan m enj adi lahan
krit is, dengan kat a lain pert anian- pert anian sepert i it u adalah pert anian
yang t idak lest ari.
Erosi yang lebih kecil dari ETOL dapat dicapai hanya apabila pet ani
m enerapkan sist em pert anian dan pengelolaannya sesuai dengan kaidahkaidah konservasi t anah dan air. Pendapat an yang cukup t inggi dapat
diperoleh apabila produksi dan harganya cukup t inggi. Unt uk it u pem ilihan
kom odit i yang dit anam harus sesuai dengan karakt erist ik biofisik daerah
dan harus laku di pasar lokal at au regional at au bahkan int ernasional. Oleh
sebab it u pem ilihan kom odit i harus dit et apkan dengan perim bangan fakt or
biofisik dan pasar. Sist em pem asaran dan perangkat nya pun harus
disediakan agar m enunj ang pendapat an pet ani yang t inggi. Sem ua hal ini
harus diw uj udkan di seluruh daerah pert anian agar pert anian di I ndonesia
m enj adi indust ri yang lest ari. Tanam an yang m em enuhi persyarat an
t ersebut salah sat unya adalah agribisnis t anam an kelapa sawit .

I I . KON SERVASI TAN AH D AN AI R
Konservasi t anah diart ikan sebagai penem pat an set iap bidang t anah pada
cara penggunaan yang sesuai dengan kem am puan t anah t ersebut dan
m em perlakukannya sesuai dengan syarat - syarat yang diperlukan agar t idak

t erj adi kerusakan t anah. Sifat fisik dan kim ia t anah dan keadaan t opografi
lapangan m enent ukan kem am puan t anah unt uk suat u penggunaan dan
perlakuan yang diperlukan. Usaha- usaha konservasi t anah dit uj ukan unt uk
( 1) m encegah kerusakan t anah oleh erosi, ( 2) m em perbaiki t anah yang
rusak, ( 3) m em elihara sert a m eningkat kan produkt ivit as t anah agar dapat
dipergunakan secara lest ari. Dengan dem ikian konservasi t anah t idaklah
berart i penundaan penggunaan t anah at au pelarangan penggunaan t anah,
t et api m enyesuaikan m acam penggunaannya dengan kem am puan t anah
dan m em berikan perlakuan sesuai dengan syarat - syarat yang diperlukan,
agar t anah dapat berfungsi secara lest ari.

4
Erwin Masrul Harahap: Peranan Tanaman Kelapa Sawit Pada Konservasi Tanah Dan Air, 2007.

Peranan Tanam an Kelapa Sawit pada Konsevasi Tanah dan Air

Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air yang j at uh ke t anah
unt uk pert anian se- efisien m ungkin, dan pengat uran wakt u aliran sehingga
t idak t erj adi banj ir yang m erusak dan t erdapat cukup air pada wakt u m usim
kem arau. Set iap perlakuan yang diberikan kepada sebidang t anah akan

m em pengaruhi t at a air pada t em pat it u dan t em pat - t em pat di hilirnya. Oleh
karena it u konservasi t anah dan konservasi air m erupakan dua hal yang
berhubungan erat sekali, berbagai t indakan konservasi t anah m erupakan
j uga t indakan konservasi air. Berdasarkan hubungan ini m aka t anggung
j awab sekt or pert anian dalam m asalah air ada dua hal, yait u ( 1)
m em elihara j um lah, wakt u aliran dan kualit as air sej auh m ungkin m elalui
cara pengelolaan
dan
penggunaan
t anah
yang
baik
dan
( 2)
m em aksim um kan m anfaat air m elalui penerapan cara- cara yang efisien.
Erosi adalah perist iwa pindahnya at au t erangkut nya t anah at au bagianbagian t anah dari suat u t em pat ke t em pat lain oleh m edia alam i. Pada
perist iwa erosi t anah at au bagian- bagian t anah dari suat u t em pat t erkikis
dan t erangkut yang kem udian diendapkan pada suat u t em pat lain.
Pengangkut an at au pem indahan t anah t ersebut t erj adi oleh m edia alam i
yait u air at au angin. Erosi oleh angin disebabkan oleh kekuat an angin,

sedangkan erosi oleh air dit im bulkan oleh kekuat an air. Di daerah beriklim
basah erosi oleh air yang pent ing, sedangkan erosi oleh angin t idak berart i.
Dua m acam erosi ut am a yait u erosi norm al dan erosi dipercepat . Erosi
norm al j uga disebut erosi geologi at au erosi alam i m erupakan prosesproses pengangkut an t anah yang t erj adi di bawah keadaan veget asi alam i.
Biasanya t erj adi dengan laj u yang lam bat yang m em ungkinkan
t erbent uknya t anah yang t ebal dan m am pu m endukung pert um buhan
veget asi secara norm al. Proses erosi geologi m enyebabkan t erj adinya
sebagian bent uk perm ukaan bum i yang t erdapat di alam . Erosi dipercepat
adalah pengangkut an t anah yang m enim bulkan kerusakan t anah sebagai
akibat perbuat an m anusia yang m engganggu keseim bangan ant ara proses
pem bent ukan dan pengangkut an t anah.
Air huj an yang m enim pa t anah- t anah t erbuka akan m enyebabkan t anah
t erdispersi dan sebagian dari air huj an yang j at uh t ersebut akan m engalir di
at as perm ukaan t anah. Banyaknya air yang m engalir di at as perm ukaan
t anah t ergant ung pada hubungan ant ara j um lah dan int ensit as huj an
dengan kapasit as infilt rasi t anah dan kapasit as penyim panan air t anah
( wat er holding capacit y) . Kekuat an perusak air yang m engalir di at as
perm ukaan t anah akan sem akin besar dengan m akin curam dan m akin
panj angnya lereng perm ukaan t anah. Tum buh- t um buhan yang hidup di

5
Erwin Masrul Harahap: Peranan Tanaman Kelapa Sawit Pada Konservasi Tanah Dan Air, 2007.

Pidat o Pengukuhan Jabat an Guru Besar Tet ap
Universit as Sum at era Ut ara

at as perm ukaan t anah dapat m em perbaiki kem am puan t anah m enyerap air
dan m em perkecil kekuat an perusak but ir- but ir huj an yang j at uh, dan daya
dispersi dan angkut aliran air di at as perm ukaan t anah. Perlakuan at au
t indakan yang diberikan m anusia t erhadap t anah dan t um buh- t um buhan di
at asnya akan m enent ukan apakah t anah it u akan m enj adi baik dan
produkt if at au m enj adi rusak.
Erosi yang t erj adi m eningkat kan aliran perm ukaan oleh karena
berkurangnya kapasit as infilt rasi t anah. Jum lah aliran perm ukaan yang
m eningkat m engurangi kandungan air t ersedia dalam t anah yang
m engakibat kan pert um buhan t anam an m enj adi kurang baik. Berkurangnya
pert um buhan berart i berkurangnya sisa- sisa t anam an yang kem bali ke
t anah dan berkurangnya perlindungan, yang m engakibat kan erosi m enj adi
lebih besar. Oleh karena besarnya erosi j uga berkait an dengan banyaknya
aliran perm ukaan, m aka dengan m eningkat nya aliran perm ukaan, erosi
j uga m eningkat . Proses t ersebut berkem bang secara eksponensial, dan
usaha unt uk m enguranginya m ungkin dengan cepat secara ekonom i t idak
m ungkin, j ika t idak diket ahui dan diat asi secara dini.

I I I . PEM BAGI AN TATA RUAN G
Berdasarkan dat a curah huj an, wilayah set iap pulau besar di I ndonesia ini
dapat dibagi m enj adi em pat zona yang m asing- m asing m em punyai pola dan
j um lah curah huj an yang berbeda ( Tabel 1) . Zona I m em punyai j um lah
curah huj an t erbesar 3000–3500 m m / t ahun dan t erdapat pada daerah hulu
sungai yang m erupakan veget asi hut an t ropis basah dengan pegunungan
yang m em punyai kem iringan lerengnya ant ara 15–50% bahkan lebih. Zona
I I m em punyai j um lah curah huj an 2000–2500 m m / t ahun dan t erlet ak pada
daerah pert engahan ant ara dat aran dengan pegunungan dengan
kem iringan lereng ant ara 10–30% didom inasi dengan veget asi hut an dan
sebagian t elah ada yang beralih fungsi m enj adi perkebunan. Zona I I I
m em punyai j um lah curah huj an 1500–2000 m m / t ahun dan t erlet ak pada
daerah ant ara dat aran rendah dengan areal bergelom bang dengan
kem iringan lereng ant ara 0–10% didom inasi dengan veget asi perkebunan,
perladangan, dan persawahan. Zona I V m em punyai j um lah curah huj an
1000–1500 m m / t ahun dan t erlet ak pada daerah rendahan sam pai pesisir
pant ai dengan kem iringan lereng 0–10% di dom inasi dengan veget asi
perkebunan, perladangan, persawahan, dan m angrove.

6
Erwin Masrul Harahap: Peranan Tanaman Kelapa Sawit Pada Konservasi Tanah Dan Air, 2007.

Peranan Tanam an Kelapa Sawit pada Konsevasi Tanah dan Air

Ta be l 1 .

Bu la n
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agust us
Sept em ber
Okt ober
Novem ber
Desem ber
Tot al

D a t a Ra t a a n Cu r a h H u j a n da n H a r i H u j a n Zona I , Zon a I I , Zona
I I I , da n Zon a I V
Zon a I
CH
HH
(mm)
( h a r i)
60
5
67
7
142
5
353
17
426
16
490
15
130
9
251
9
397
11
251
9
180
5
500
7
3247
115

Zon a I I
CH
HH
(mm)
( h a r i)
88
8
53
8
162
8
343
14
311
9
307
11
143
11
192
11
170
13
262
16
84
5
178
16
2293
130

Zon a I I I
CH
HH
(mm)
( h a r i)
47
4
92
10
85
5
146
11
234
8
197
8
119
9
246
11
148
6
168
11
149
7
210
16
1841
106

Zon a I V
CH
HH
(mm)
( h a r i)
26
3
65
6
79
6
77
9
70
10
159
11
78
8
124
9
226
12
190
14
123
6
228
10
1445
104

3 .1 . Zon a I
Prediksi erosi dengan m enggunakan Universal Soil Loss Equat ion ( USLE)
pada zona I besar erosinya yang t erj adi pada wilayah ini dapat dilihat pada
Tabel 2. Hut an t idak t erganggu dan dilaksanakan t eknik konservasi t anah
yang baik m erupakan daerah dengan kej adian erosi t erkecil, dem ikian j uga
dengan hut an yang t idak t erganggu w alaupun t anpa penerapan t eknik
konservasi t anah. Sem akin t erganggu kondisi hut an sepert i pengam bilan
serasah hut an, t ebang pilih dan t ebang habis, m aka kej adian erosi yang
akan t erj adi akan sem akin berat . Pada kem iringan lereng sekit ar 30–50%
at au lebih direkom endasikan m enj adi hut an yang t idak boleh diganggu baik
yang t elah m elaksanakan t eknik konservasi t anah apalagi yang t anpa
konservasi t anah. Dengan dem ikian pada kem iringan lereng ini
direkom endasikan unt uk m enj adi daerah kawasan hut an lindung yang
m erupakan daerah penyangga air unt uk wilayah hilir. Unt uk kem iringan
lereng 15–30% veget asi hut an t idak boleh diganggu, t et api dengan
m enerapkan t eknik konservasi t anah yang baik pada daerah ini m asih bisa
diproduksi dengan cara t ebang pilih at au m asih dapat direkom endasikan
sebagai kawasan hut an produksi t erbat as. Pada um um nya wilayah ini t elah
t erj adi pengam bilan kayu secara besar- besaran sehingga banyak kaw asan
pada kem iringan ini yang sudah rusak.

7
Erwin Masrul Harahap: Peranan Tanaman Kelapa Sawit Pada Konservasi Tanah Dan Air, 2007.

Pidat o Pengukuhan Jabat an Guru Besar Tet ap
Universit as Sum at era Ut ara

Ta be l 2 . Pr e dik si Er osi pa da Zon a I pa da Be be r a pa Kon disi Pe n ggu na a n
La h a n
N o.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Kon disi
La h a n
Tanpa KTA
Tanpa KTA
Tanpa KTA
Tanpa KTA
Tanpa KTA
Tanpa KTA
Tanpa KTA
Tanpa KTA
KTA
KTA
KTA
KTA
KTA
KTA
KTA
KTA

Ta n a m a n

Ka n opi

Hut an Alam
Hut an Alam
H. Prod
H. Prod
Hut an Alam
Hut an Alam
H. Prod
H. Prod
Hut an Alam
Hut an Alam
H. Prod
H. Prod
Hut an Alam
Hut an Alam
H. Prod
H. Prod

Serasah Banyak
Serasah Kurang
Tebang Pilih
Tebang Habis
Serasah Banyak
Serasah Kurang
Tebang Pilih
Tebang Habis
Serasah Banyak
Serasah Kurang
Tebang Pilih
Tebang Habis
Serasah Banyak
Serasah Kurang
Tebang Pilih
Tebang Habis

Le r e n g
15- 30
15- 30
15- 30
15- 30
30- 50
30- 50
30- 50
30- 50
15- 30
15- 30
15- 30
15- 30
30- 50
30- 50
30- 50
30- 50

%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%

Kla s
R
S
SB
SB
S
B
SB
SB
SR
SR
B
S
SR
R
SB
SB

Er osi
Ton / h a / Th n
17,44
87,20
3488,15
8720,37
87,20
436,02
43601,85
90691,84
0,70
3,49
139,53
348,81
3,49
17,44
697,63
1744,07

3 .2 . Zon a I I
Prediksi erosi dengan USLE pada zona I I yang t erj adi besarnya pada
wilayah ini dapat dilihat pada Tabel 3, pada zona ini di Pulau Sum at era pada
um um nya seluruh areal t elah dikonversi m enj adi t anam an perkebunan yang
unt uk perlindungan t anah sangat t ergant ung kepada baik buruknya
pert um buhan t anam an perkebunan t ersebut dan t eknik konservasi t anah
dan airnya. Sem akin baik/ subur t anam an perkebunan t ersebut sem akin
baik penut upannya pada perm ukaan t anah dan sem akin baik j uga
dam paknya t erhadap perlindungannya t erhadap t anah dari hant am an curah
huj an yang t urun. Dengan dem ikian sem akin baik pert um buhan t anam an
perkebunan sem akin kecil erosi t anah yang t erj adi karena baiknya
perlindungan oleh kanopi t anam an perkebunan t ersebut . Pada kem iringan
lereng sekit ar 15–30% dan 10–15% m ut lak dibut uhkan pem bangunan
t eknik konservasi t anah dan air yang baik unt uk m enj am in keberhasilan
produksi t anam an perkebunan/ perladangan. Apabila bangunan konservasi
t anah t idak dibangun berart i degradasi t anah akan t erus berlangsung yang
dam paknya akan m enggagalkan produksi t anam an t ersebut . Pada
kem iringan lereng ini direkom endasikan unt uk m enj adi daerah perkebunan
dengan m anaj em en baik yang m enerapkan t eknik konservasi t anah dan air
sehingga daerah ini j uga dapat m enj adi daerah penyerap air huj an yang
j at uh. Budidaya t anam an perkebunan pada wilayah ini m em but uhkan
pem upukan yang baik agar t anah m enj adi subur dan kanopi t anam an
t ersebut dapat m elindungi t anah dari hem pasan curah huj an yang t urun.

8
Erwin Masrul Harahap: Peranan Tanaman Kelapa Sawit Pada Konservasi Tanah Dan Air, 2007.

Peranan Tanam an Kelapa Sawit pada Konsevasi Tanah dan Air

Ta be l 3 . Pr e dik si Er osi pa da Zon a I I pa da Be be r a pa Kondisi Pe ngguna a n
La h a n
N o.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Kon disi
La h a n
Tanpa KTA
Tanpa KTA
Tanpa KTA
Tanpa KTA
Tanpa KTA
Tanpa KTA
Tanpa KTA
Tanpa KTA
KTA
KTA
KTA
KTA
KTA
KTA
KTA
KTA

Ta n a m a n
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun

Ka n opi
Kerapat an Tinggi
Kerapat an sedang
Kerapat an rendah
Perladangan
Kerapat an Tinggi
Kerapat an sedang
Kerapat an rendah
Perladangan
Kerapat an Tinggi
Kerapat an sedang
Kerapat an rendah
Perladangan
Kerapat an Tinggi
Kerapat an sedang
Kerapat an rendah
Perladangan

Le r e n g
10- 15
10- 15
10- 15
10- 15
15- 30
15- 30
15- 30
15- 30
10- 15
10- 15
10- 15
10- 15
15- 30
15- 30
15- 30
15- 30

%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%

Kla s
B
SB
SB
SB
SB
SB
SB
SB
R
R
S
S
S
B
SB
B

Er osi
Ton / h a / Th n
413,84
827,68
2069,20
1655,36
2483,04
4966,08
12415,20
9932,16
16,55
33,11
82,77
66,21
99,32
198,64
496,61
397,29

3 .3 . Zon a I I I da n Zon a I V
Prediksi erosi pada zona I I I yang t erj adi besarnya pada wilayah ini dapat
dilihat pada Tabel 4 dan pada zona I V yang t erj adi besarnya pada wilayah
ini dapat dilihat pada Tabel 5, pada zona ini seluruh areal t elah sej ak lam a
diusahakan sebagai areal t anam an perkebunan dan perladangan sert a pada
daerah rendahan t elah dibuka daerah persawahan. Pada wilayah
perkebunan perlindungan t anahnya sangat t ergant ung kepada baik
buruknya pert um buhan t anam an perkebunan t ersebut . Sem akin baik/ subur
t anam an perkebunan t ersebut sem akin baik penut upannya pada perm ukaan
t anah dan sem akin baik j uga dam paknya t erhadap perlindungannya
t erhadap t anah dari hant am an curah huj an yang t urun. Dengan dem ikian
m akin baik pert um buhan t anam an perkebunan m akin kecil erosi t anah yang
t erj adi karena baiknya perlindungan oleh kanopi t anam an perkebunan
t ersebut dan sebaliknya pada t anam an perkebunan yang t idak subur
kelihat an t erj adi degradasi t anah dan t anahnya sem akin krit is t erut am a
pada kebun sawit yang t um buh pada lereng 5–10% . Pada perladangan
kelihat an di lapangan t anah sem akin krit is t erut am a karena pada areal
perladangan t indakan konservasi t anah t idak pernah dilaksanakan. Dengan
dem ikian waj ar pada areal ini kelihat an degradasi t anah yang dit unj ukkan
oleh t anam an yang diusahakan t um buh t idak subur dit am bah lagi pada
um um nya penggunaan pupuk sangat j arang pada areal- areal ini. Pada
daerah rendahan yang dit anam dengan padi sawah m erupakan daerah yang
am an dari perist iwa erosi, m alah daerah ini m erupakan wilayah sedim ent asi

9
Erwin Masrul Harahap: Peranan Tanaman Kelapa Sawit Pada Konservasi Tanah Dan Air, 2007.

Pidat o Pengukuhan Jabat an Guru Besar Tet ap
Universit as Sum at era Ut ara

dari hasil erosi dari wilayah di at asnya. Dengan dem ikian kelihat an bahwa
daerah persawahan ini lebih subur dit unj ang lagi penanam an padi sawah
pada um um nya pem akaian pupuk sudah sangat biasa.
Ta be l 4 . Pr e dik si Er osi pa da Zon a I I I pa da Be be r a pa Kon disi Pe n ggu n a a n
La h a n
N o.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Kon disi
La h a n
Tanpa
Tanpa
Tanpa
Tanpa
Tanpa
Tanpa
Tanpa
Tanpa
KTA
KTA
KTA
KTA
KTA
KTA
KTA
KTA

KTA
KTA
KTA
KTA
KTA
KTA
KTA
KTA

Ta n a m a n
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun

Ka n opi
Kerapat an Tinggi
Kerapat an sedang
Kerapat an rendah
Perladangan
Kerapat an Tinggi
Kerapat an sedang
Kerapat an rendah
Perladangan
Kerapat an Tinggi
Kerapat an sedang
Kerapat an rendah
Perladangan
Kerapat an Tinggi
Kerapat an sedang
Kerapat an rendah
Perladangan

Le r e n g
0
0
0
0
5
5
5
5
0
0
0
0
5
5
5
5

-

5 %
5 %
5 %
5 %
10 %
10 %
10 %
10 %
5 %
5 %
5 %
5 %
10 %
10 %
10 %
10 %

Kla
s
S
B
SB
B
B
SB
SB
SB
SR
SR
R
R
SR
R
S
S

Er osi
Ton / h a / Th n
100,09
200,18
500,46
400,37
250,23
500,46
1251,16
1000,92
4,00
8,01
20,02
16,01
10,01
20,02
50,05
40,04

Ta be l 5 . Pr e dik si Er osi pa da Zona I V pa da Be be r a pa Kondisi Pe ngguna a n
La h a n
N o.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Kon disi
La h a n
Tanpa KTA
Tanpa KTA
Tanpa KTA
Tanpa KTA
Tanpa KTA
Tanpa KTA
Tanpa KTA
Tanpa KTA
KTA
KTA
KTA
KTA
KTA
KTA
KTA
KTA

Ta n a m a n
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun
Kebun

Ka n opi
Kerapat an Tinggi
Kerapat an sedang
Kerapat an rendah
Perladangan
Kerapat an Tinggi
Kerapat an sedang
Kerapat an rendah
Perladangan
Kerapat an Tinggi
Kerapat an sedang
Kerapat an rendah
Perladangan
Kerapat an Tinggi
Kerapat an sedang
Kerapat an rendah
Perladangan

Le r e n g
0
0
0
0
5
5
5
5
0
0
0
0
5
5
5
5

-

5 %
5 %
5 %
5 %
10 %
10 %
10 %
10 %
5 %
5 %
5 %
5 %
10 %
10 %
10 %
10 %

Kla s
S
S
B
B
S
S
B
SB
SR
SR
SR
SR
SR
SR
SR
SR

10
Erwin Masrul Harahap: Peranan Tanaman Kelapa Sawit Pada Konservasi Tanah Dan Air, 2007.

Er osi
Ton / h a / Th n
69,04
138,08
345,21
276,17
69,04
138,08
345,21
276,17
2,76
5,52
13,81
11,05
2,76
5,52
13,81
11,05

Peranan Tanam an Kelapa Sawit pada Konsevasi Tanah dan Air

Kesim pulannya pada kem iringan lereng sekit ar 5–10% dibut uhkan
pem bangunan t eknik konservasi t anah yang baik unt uk m enj am in
keberhasilan produksi t anam an perkebunan/ perladangan. Bangunan
konservasi t anah t idak dibangun berart i degradasi t anah akan t erus
berlangsung yang dam paknya akan m enggagalkan produksi t anam an
t ersebut , akan t et api karena curah huj an pada zona ini t idak begit u besar,
m aka t anpa bangunan konservasi t anah pun produkt ivit as t anah m asih
baik. Kerugian yang diderit a apabila bangunan konservasi t anah t idak
dilaksanakan adalah banyak pupuk yang hilang m elalui pencucian oleh
aliran perm ukaan. Pada kem iringan lereng ini direkom endasikan unt uk
m enj adi daerah perkebunan dengan m anaj em en baik yang m enerapkan
t eknik konservasi t anah dan air sehingga daerah ini j uga dapat m enj adi
daerah penyerap air huj an yang j at uh. Budidaya t anam an perkebunan pada
wilayah ini m em but uhkan pem upukan yang baik agar t anah m enj adi subur
dan kanopi t anam an t ersebut dapat m elindungi t anah dari hem pasan curah
huj an yang t urun.

I V. POTEN SI KERUSAKAN TAN AH
Berbagai t ipe t anah m em punyai kepekaan t erhadap erosi yang berbedabeda. Kepekaan erosi t anah yait u m udah at au t idaknya t anah t ererosi
adalah fungsi berbagai int eraksi sifat - sifat fisik dan kim ia t anah. Sifat - sifat
t anah yang m em pengaruhi kepekaan erosi adalah ( 1) sifat - sifat t anah yang
m em pengaruhi laj u infilt rasi, perm eabilit as dan kapasit as m enahan air, dan
( 2) sifat - sifat t anah yang m em pengaruhi ket ahanan st rukt ur t anah t erhadap
dispersi dan pengikisan oleh but ir- but ir huj an yang j at uh dan aliran
perm ukaan. Adapun sifat - sifat t anah yang m em pengaruhi erosi adalah
t ekst ur, st rukt ur, bahan organik, kedalam an t anah, sifat lapisan t anah, dan
t ingkat kesuburan t anah.
4 .1 . Te k st ur Ta n a h
Tekst ur adalah ukuran dan proporsi kelom pok ukuran but ir- but ir prim er
bagian m ineral t anah yang t erdiri dari liat , pasir, dan debu. Tanah- t anah
bert ekst ur kasar sepert i pasir dan pasir berkerikil m em punyai kapasit as
infilt rasi yang t inggi dan j ika t anah t ersebut dalam , m aka erosi dapat
diabaikan. Tanah bert ekst ur pasir halus j uga m em punyai kapasit as infilt rasi
cukup t inggi, akan t et api j ika t erj adi aliran perm ukaan m aka but ir- but ir
halus akan m udah t erangkut . Tanah- t anah yang m engandung liat dalam
j um lah yang t inggi dapat t ersuspensi oleh but ir- but ir huj an yang j at uh
m enim panya dan pori- pori lapisan perm ukaan akan t ersum bat oleh but irbut ir liat . Hal ini m enyebabkan t erj adinya aliran perm ukaan dan erosi yang

11
Erwin Masrul Harahap: Peranan Tanaman Kelapa Sawit Pada Konservasi Tanah Dan Air, 2007.

Pidat o Pengukuhan Jabat an Guru Besar Tet ap
Universit as Sum at era Ut ara

hebat . Akan t et api j ika t anah dem ikian ini m em punyai st rukt ur yang
m ant ap yait u t idak m udah t erdispersi m aka infilt rasi air cukup besar
sehingga aliran perm ukaan dan erosi t idak begit u hebat .
Sebagai cont oh dapat dilihat dari hasil analisis t anah ( Tabel 6) di Kabupat en
Aceh Tam iang yang berada pada Zona I dan Zona I I yang m erupakan
daerah hulu Sungai Tam iang. Sifat fisika t anah yang diwakili oleh t ekst ur,
kondukt ivit as hidrolik ( daya hant ar air) t anah, dan infilt rasi air ( Tabel 7) ,
sedangkan sifat kim ia t anah diwakili oleh pH, KTK ( kapasit as t ukar kat ion) ,
carbon organik ( C- Org) , dan phosphat yang dapat t ersedia/ dipert ukarkan
( exchangeable) . Dari lim a lokasi yang diam bil cont oh t anahnya kelihat an
ket ebalan horizon pert am a sekit ar 0–9 cm yang berart i t elah t erj adi erosi
yang cukup berat . Perist iwa erosi berat it u dapat dilihat j uga dari
persent ase liat pada horizon pert am a lebih kecil dibandingkan dengan
horizon kedua yang berart i bahwa pada horizon pert am a t elah t erj adi
pengangkut an liat yang cukup besar sehingga yang t inggal adalah fraksi
kasar yait u debu dan pasir yang berat nya akan lebih sulit t erangkut oleh
aliran perm ukaan.
Ta be l 6 . H a sil Ana lisis Te k st u r Ta na h ( Lia t , D e bu , da n Pa sir ) Sifa t Kim ia
da n Sifa t Fisik a Ta n a h Be r a pa Lok a si di D a e r a h Zona I da n Zon a I I
Ka bu pa t e n Ace h Ta m ia n g
Ke da la m a n

Lia t

D e bu

Pa sir

pH

Cm

%

%

%

0- 8

40.0

35.2

24.8

5.702

8- 43

1

KTK
me
11.56

C- Or g
%

P- e x

KH

ppm

1.258

4.986

10.636
4.450

57.2

11.2

31.6

5.150

6.90

1.328

4.112

> 43

66.4

12.8

20.8

4.785

13.02

0.858

3.772

0.530

0- 9

47.2

24.0

28.8

4.762

7.00

1.014

3.622

8.652

64.8

13.2

22.0

4.748

5.38

1.212

2.956

2.452

69.6

14.4

16.0

4.820

5.42

1.090

3.256

0.290

47.2

24.8

28.0

4.780

17.50

1.380

3.160

19.778

53.2

26.8

20.0

4.722

16.78

0.960

2.770

7.902

60.8

22.4

16.8

4.384

15.09

0.976

2.534

2.498

36.4

38.0

25.6

4.988

11.22

1.000

4.110

14.946

66.0

11.2

22.8

4.774

8.98

0.898

2.876

8.070

9- 36

2

> 36
0- 8
8- 37

3

> 37
0- 9
9- 37

4

> 37

70.8

17.2

12.0

4.630

7.90

1.070

2.088

2.056

0- 9

49.2

29.2

21.6

5.366

8.18

1.004

4.684

18.656

62.8

15.2

22.0

4.880

4.88

1.314

2.534

12.438

63.6

10.0

26.4

4.610

6.60

1.232

2.788

3.430

9- 36
> 36

5

Ket erangan: KTK = Kapasit as Tukar Kat ion; P- ex = Phosphat t ersedia; KH = Kondukt ivit as
Hidrolik ( kem am puan t anah m enghant ar air) .

12
Erwin Masrul Harahap: Peranan Tanaman Kelapa Sawit Pada Konservasi Tanah Dan Air, 2007.

Peranan Tanam an Kelapa Sawit pada Konsevasi Tanah dan Air

Tanah Aceh Tam iang t erbent uk dari bahan induk yang berkem bang dari
bat uan kapur yang kaya dengan kat ion Ca dan Mg. Dengan dem ikian
part ikel liat cenderung lebih banyak t erbent uk akibat dari m ineral ini
didom onasi dengan m ineral- m ineral yang sangat m udah m elapuk dan t anah
yang t erbent uk adalah t anah- t anah yang padat dengan pori- pori m akro
ham pir t idak ada sehingga sukar unt uk m elewat kan air drainase t erut am a
pada horizon bawah t anah ( Tabel 6) . Pada horizon 2 dan 3 kelihat an bahwa
kandungan liat lebih besar dari 50% yang m enunj ukkan bahwa pada lapisan
ini m em iliki t ekst ur berat sebagai akibat dari perist iwa erosi belum pernah
t erj adi pada kedua horizon ini. Pada horizon 1 kelihat an kandungan liat
sudah m enurun at au lebih kecil dari 50% yang m enunj ukkan proses erosi
sudah berlangsung yang dit andai dengan banyaknya fraksi liat yang
berkurang. Dengan adanya akt ivit as perakaran dan suplai bahan organik
pada lapisan perm ukaan st rukt ur ini dapat lebih gem bur dan m eningkat kan
kapasit as infilt rasi dan kem am puan t anah m enahan air.
4 .2 . St r u k t u r Ta n a h
St rukt ur t anah adalah susunan ikat an but ir prim er ke dalam but ir sekunder
at au agregat . Susunan but ir- but ir prim er t ersebut m enent ukan t ipe st rukt ur
t anah. Tanah- t anah yang berst rukt ur kersai at au granular lebih t erbuka dan
lebih sarang dan akan m enyerap air lebih cepat dari pada yang berst rukt ur
dengan susunan but ir- but ir prim ernya lebih rapat .
Terdapat dua aspek st rukt ur yang pent ing dalam hubungannya dengan
erosi, yait u ( 1) sifat - sifat fisika- kim ia liat yang m enyebabkan t erj adinya
flokkulasi, dan ( 2) adanya bahan pengikat but ir- but ir prim er sehingga
t erbent uk agregat yang m ant ap. Dengan dem ikian pem bent ukan st rukt ur
t anah dipengaruhi oleh j enis kat ion yang t eradsorpsi oleh liat dan adanya
bahan pengikat . Liat yang j enuh dengan ion- ion Ca dan Mg akan
t erflokkulasi sedangkan yang j enuh dengan ion- ion Na akan t erdispersi. Di
sam ping it u kat ion Ca dan Mg sert a basa- basa bervalensi dua lainnya j uga
berperan sebagai pengikat .
Tanah Aceh Tam iang t erbent uk dari bahan induk yang berkem bang dari
bat uan kapur yang kaya dengan kat ion Ca dan Mg. Dengan dem ikian
part ikel liat cenderung berflokkulasi karena daerah double layer- nya
didom inasi oleh kat ion Ca dan Mg. Dam paknya st rukt ur t anah yang
t erbent uk adalah t anah- t anah yang padat dengan pori- pori m akro ham pir
tidak ada sehingga sukar untuk m elewatkan air drainase terutam a pada horizon
bawah tanah. Dengan adanya aktivitas perakaran dan suplai bahan organik
struktur ini dapat lebih gem bur dan m eningkatkan kapasitas infiltrasi dan
kem am puan tanah m enahan air contohnya pada lapisan perm ukaan.

13
Erwin Masrul Harahap: Peranan Tanaman Kelapa Sawit Pada Konservasi Tanah Dan Air, 2007.

Pidat o Pengukuhan Jabat an Guru Besar Tet ap
Universit as Sum at era Ut ara

St rukt ur t anah yang dem ikian ini m enyebabkan horizon bawah akan
m em iliki bulk densit y yang t inggi dan m enyulit kan akar t anam an
berkem bang pada horizon ini, t erut am a t anam an kayu- kayuan. Pada
akhirnya t anah- t anah yang karakt erist iknya dem ikian apabila t anam an
kayu- kayuannya habis diam bil akan m enyebabkan pert um buhan kem bali
( reforest ry) akan sangat sukar t erj adi, yang akhirnya akan t ercipt alah
t anah- t anah krit is di m ana t anah didom onasi oleh alang- alang dan
rerum put an.
4 .3 . Ba h a n Or ga n ik Ta n a h
Bahan organik berupa daun, rant ing dan sebagainya yang belum hancur
dan m enut upi perm ukaan t anah, m erupakan pelindung t anah t erhadap
kekuat an perusak but ir- but ir huj an yang j at uh. Bahan organik t ersebut j uga
m engham bat aliran air di at as perm ukaan t anah sehingga m engalir dengan
lam bat . Bahan organik yang t elah m engalam i pelapukan m em punyai
kem am puan m enyerap dan m enahan air yang t inggi. Bahan organik dapat
m enyerap air sebesar dua sam pai t iga kali berat nya, akan t et api
kem am puan ini hanya m erupakan fakt or kecil dalam pengaruhnya t erhadap
aliran perm ukaan. Pengaruh bahan organik dalam m engurangi aliran
perm ukaan t erut am a berupa perlam bat an aliran perm ukaan, peningkat an
infilt rasi dan pem ant apan agregat t anah.
Bahan organik dalam proses agregasi berperan dalam t iga cara, ( 1) sebagai
bahan perekat yang t erlet ak ant ara dua part ikel liat yang berm uat an negat if
sehingga liat t ersebut t erflokulasi, ( 2) bahan organik yang berbent uk gelat in
dapat m em balut part ikel- part ikel t anah dan apabila t erj adi pengeringan
akan t erbent uk sem ent asi akibat nya t erj adi m ikro agregat , ( 3) bahan
organik m enj adi sum ber energi bagi fungi, dalam pert um buhan hipe fungi
m enyat ukan m ikro- agregat t anah m enj adi agregat yang lebih besar, sepert i
peranan akar t anam an yang berukuran m ikroskopis.
Secara garis besar peranan bahan organik adalah ( 1) m enj aga kelem baban
t anah, ( 2) m enawarkan sifat racun dari Al dan Fe, ( 3) penyangga hara
t anam an, ( 4) m em bant u dalam m eningkat kan penyediaan hara, ( 5)
m enst abilkan t em perat ur t anah, ( 6) m em perbaiki akt ivit as m ikroba, ( 7)
m em perbaiki st rukt ur t anah, ( 8) m eningkat kan efisiensi pem upukan, ( 9)
m engurangi t erj adinya erosi.
4 .4 . Ke da la m a n Ta n a h
Kedalam an t anah efekt if adalah kedalam an t anah yang baik bagi
pert um buhan akar t anam an, yait u sam pai pada lapisan yang t idak dapat
dit em bus oleh akar t anam an. Lapisan t ersebut dapat berupa lapisan padas

14
Erwin Masrul Harahap: Peranan Tanaman Kelapa Sawit Pada Konservasi Tanah Dan Air, 2007.

Peranan Tanam an Kelapa Sawit pada Konsevasi Tanah dan Air

keras, padas liat , padas rapuh, at au lapisan phlint it e. Kedalam an efekt if
t anah diklasifikasikan lebih dari 90 cm sebagai dalam , 50–90 cm sebagai
sedang, 25–50 cm sebagai dangkal, dan kurang dari 25 cm sebagai sangat
dangkal.
Tanah- t anah yang dalam dan perm eabel kurang peka t erhadap erosi dari
pada t anah- t anah yang perm eabel t et api dangkal. Kedalam an t anah sam pai
lapisan kedap air m enent ukan banyaknya air yang dapat diserap t anah dan
dengan dem ikian m em pengaruhi besarnya aliran perm ukaan.
Suat u kedalam an t anah yang cukup harus dipelihara agar didapat kan
produksi t anam an yang sedang sam pai t inggi. Kedalam an t anah sangat
krit is pada t anah dangkal yang t erlet ak di at as subst rat a yang belum
m elapuk sepert i bat uan beku. Tanah- t anah dem ikian ini t oleransinya
t erhadap kerusakan kurang dari pada t anah dengan kedalam an yang sam a
dan t erlet ak di at as subst rat a yang t elah m elapuk at au lebih lem but .
Kehilangan t anah oleh erosi m enyingkapkan lapisan bawah yang
m em erlukan wakt u dan perlakuan yang baik unt uk dapat m enj adi m edia
pert um buhan yang baik bagi t anam an. Jika lapisan yang t erungkap t ersebut
adalah bahan berkapur akan lebih sulit m em perbaikinya agar dapat
produkt if kem bali.
4 .5 . Sifa t La pisa n Ta n a h
Sifat lapisan bawah t anah yang m enent ukan kepekaan erosi t anah adalah
perm eabilit as lapisan t ersebut . Perm eabilit as dit ent ukan oleh t ekst ur dan
st rukt ur t anahnya. Tanah yang lapisan bawahnya bert ekst ur granuler dan
perm eabel kurang peka erosi dibandingkan dengan t anah yang lapisan
bawahnya padat dan perm eabilit asnya rendah. Tanam an yang t um buh pada
t anah m enent ukan sifat - sifat lapisan bawah t anah t ersebut yang sangat
t ergant ung kepada kem am puan akar t anam an t ersebut . Sem akin besar
kem am puan akar t anam an yang t um buh ke lapisan bawah akan m erubah
st rukt ur t anah akibat akt ivit as pert um buhan dan perkem bangan akar
t ersebut . Pada Gam bar 1 dapat dilihat lapisan t anah dengan t anam an kebun
cam puran ( dikot il) / kayu- kayuan dan Gam bar 2 dapat dilihat lapisan t anah
dengan t anam an kelapa sawit ( m onokot il) .

15
Erwin Masrul Harahap: Peranan Tanaman Kelapa Sawit Pada Konservasi Tanah Dan Air, 2007.

Pidat o Pengukuhan Jabat an Guru Besar Tet ap
Universit as Sum at era Ut ara

Ga m ba r 1 . Pr ofil Ta na h pa da Ta na m a n Ke bu n Ca m pu r a n / H u t a n Se k un de r

Pada Gam bar 1 pada areal t anah yang dit anam dengan kebun
cam puran/ hut an sekunder, dapat dilihat susunan lapisan ( horizon) t anah, di
m ana pada horizon at as pada kedalam an 0–20 cm st rukt ur t anah cukup
poreus akibat dari adanya suplai bahan organik dari sisa- sisa t anam an
sepert i dedaunan yang gugur ke perm ukaan t anah dan akt ivit as perakaran.
Pada lapisan ini kem am puan t anah m enahan air cukup baik sesuai dengan
banyaknya pori- pori t anah baik m ikro m aupun m akro. Tet api lapisan lebih
besar dari 20 cm st rukt ur t anahnya m enj adi lebih padat sehingga pori- pori
m akro sem akin sedikit dan yang t ersisa adalah pori- pori m ikro yang sukar
dilewat i oleh air. Dengan dem ikian infilt rasi t anah j uga m enurun yang
berakibat aliran perm ukaan pada daerah ini akan m eningkat yang j uga
berart i peningkat an proses erosi dan degradasi t anah.
Pada Gam bar 2 pada areal t anah yang dit anam dengan kelapa sawit , dapat
dilihat susunan lapisan ( horizon) t anah, di m ana pada horizon at as pada
kedalam an 0–20 cm st rukt ur t anah cukup poreus akibat dari adanya suplai
bahan organik dari sisa- sisa t anam an sepert i dedaunan yang gugur ke
perm ukaan t anah dan akt ivit as akar serabut nya. Pada lapisan ini
kem am puan t anah m enahan air cukup baik sesuai dengan banyaknya poripori t anah baik m ikro m aupun m akro. Pada lapisan lebih besar dari 20 cm
st rukt ur t anahnya m asih baik akibat dari akt ivit as perakaran m asih

16
Erwin Masrul Harahap: Peranan Tanaman Kelapa Sawit Pada Konservasi Tanah Dan Air, 2007.

Peranan Tanam an Kelapa Sawit pada Konsevasi Tanah dan Air

kelihat an sehingga pori- pori m akro dan pori- pori m ikro w alaupun sudah
berkurang dibandingkan dengan horizon perm ukaan, t et api m asih cukup
unt uk m eningkat kan infilt rasi t anah. Dengan dem ikian t anah yang dit anam i
dengan kelapa sawit akan lebih baik kapasit as infilt rasi t anahnya
dibandingkan dengan t anah yang dit anam dengan t anam an kayu- kayuan di
m ana perakarannya t idak m encapai lapisan bawahnya. Dam paknya aliran
perm ukaan pada daerah ini akan m enurun yang j uga berart i penurunan
proses erosi dan degradasi t anah.
Ga m ba r 2 . Pr ofil Ta na h pa da Ar e a l Ta na m a n Ke la pa Sa w it

Pengukuran infilt rasi t anah yang dit anam i kelapa sawit berum ur 6 t ahun
kelihat an pada daerah dekat pangkal bat ang paling cepat , ini m enunj ukkan
adanya kegiat an akar t anam an. Sedangkan pada j arak lebih besar dari 1,5
m infilt rasi sem akin m enurun yang m enunj ukkan bahwa akt ivit as perakaran
m asih belum m aksim al. Harahap ( 2003) m engat akan bahw a akar kelapa
sawit yang t um buh norm al akan m encapai kedalam an 2- 5 m dari pangkal
bat ang, t ergant ung dari berat ringannya t ekst ur t anah ( Tinker, 1976;
Fat m awat y dan Gint ing, 1987, dan Hart ley, 1987) dan secara horizont al
dapat m encapai lebih dari 4,5 m dari pangkal bat ang pada lapisan t anah
at as ( Jourdan dan Rey, 1997) . Sem akin bert am bah um ur t anam an kelapa
sawit , sist em perakarannya akan m em enuhi seluruh horizon t anah, dengan
dem ikian perm eabilit as lapisan t anah bawah sem akin baik dan kem am puan
t anah m enahan air sem akin banyak. Harahap ( 1999) ket ebalan t anah 0- 1

17
Erwin Masrul Harahap: Peranan Tanaman Kelapa Sawit Pada Konservasi Tanah Dan Air, 2007.

Pidat o Pengukuhan Jabat an Guru Besar Tet ap
Universit as Sum at era Ut ara

m m erupakan lapisan t anah yang m engandung kadar unsur hara t ert inggi
dengan lapisan t anah yang lebih dalam lagi. Pada lapisan ini perkem bangan
perakaran m encapai puncaknya pada um ur t anam an 10 t ahun kem udian
akar yang t um buh dan yang m at i sudah sam a sehingga t idak ada lagi
pert am bahan akar. Dihubungkan dengan produkt ivit as t anam an t ercapai
pada saat t anam an m ulai berum ur 9 t ahun, dapat disim pulkan bahwa unt uk
m encapai produk t ert inggi um ur 0- 8 t ahun adalah um ur krit is yang harus
diperhat ikan dalam pengelolaan kelapa sawit .
Ta be l 7 . H a sil Pe ngu k u r a n I n filt r a si Air pa da La h a n ya ng D it a na m i de nga n
Ta na m a n Ke la pa Sa w it di Ke bu n Pu la u Tiga PT Pe r k e bu n a n
N u sa n t a r a I Ka bu pa t e n Ace h Ta m ia ng
Ja r a k da r i Pa n gk a l Ba t a n g Ke la pa sa w it

I n filt r a si m m / j a m
1

2

3

4

5

0 – 0,5 m

24

23

19

29

27

0,5 – 1,5 m

13

12

11

19

21

1,5 – 2,5 m

6

9

6

8

20

2,5 – 3,5 m

3

5

5

5

5

3,5 – 4,5 m

3

2

1

5

5

4 .6 . Tin gk a t Ke su bur a n Ta n a h
Perbaikan kesuburan t anah akan m em perbaiki pert um buhan t anam an.
Pert um buhan t anam an yang lebih baik akan m em perbaiki penut upan t anah
yang lebih baik, dan lebih banyak sisa t anam an yang kem bali ke t anah
set elah panen. Secara um um , j um lah bahan organik berupa sist em
perakaran sebanding dengan pert um buhan bagian di at as t anah. Art inya
sem akin baik pert um buhan perakaran t anam an m aka sem akin baik pula
pert um buhan t aj uk t anam an dan produksi sisa- sisa t anam an ke perm ukaan
t anah. Harahap ( 1999) m enyat akan bahwa kem am puan akar kelapa sawit
berkem bang pada t anah sangat t ergant ung pada um ur t anam an, karena
dengan m akin bert am bah um ur perkem bangan akar pun sem akin luas. Di
sam ping it u t ergant ung j uga dengan subur t idaknya t anam an kelapa sawit ,
t anam an yang t um buh subur m aka kem am puan akarnya t um buh dan
berkem bang m akin baik.

V. SEJARAH KELAPA SAW I T D I I N D ON ESI A
Tanam an kelapa sawit m asuk ke I ndonesia pada t ahun 1848 dit anam di
Kebun Raya Bogor. Pada t ahun 1911 dim ulailah era perkebunan kelapa
sawit di Sum at era Ut ara dengan dibukanya kebun di Tanah I t am Ulu oleh
Maskapai Oliepalm en Cult uur, di Pulau Raj a oleh Maskapai Huilleries de
Sum at era- RCMA, di Sungai Liput oleh Cult uur Mij Mapoli, di Tanj ung

18
Erwin Masrul Harahap: Peranan Tanaman Kelapa Sawit Pada Konservasi Tanah Dan Air, 2007.

Peranan Tanam an Kelapa Sawit pada Konsevasi Tanah dan Air

Gent eng oleh Palm bom en Cult uur Mij , dan lain- lainnya. Sam pai t ahun 1915
baru m encakup areal seluas 2.715 ha, dit anam bersam a dengan kult ura lain
sepert i kopi, kelapa, karet , dan t em bakau. Pada t ahun 1916 ada 16
perusahaan di Sum at era Ut ara dan 3 perusahaan di Pulau Jaw a. Pada t ahun
1920 sudah ada 25 perusahaan yang m enanam kelapa sawit di Sum at era
Tim ur, 8 di Aceh dan 1 di Sum at era Selat an yait u Taba Pingin dekat Lubuk
Linggau. Sam pai t ahun 1939 t elah t ercat at ada 66 perkebunan dengan luas
areal 100.000 ha. Masa pendudukan Jepang ( 1942–1957) m erupakan yang
paling sulit dan hal ini berlanj ut sam pai m asa am bil alih. Rehabilit asi
perkebunan yang dilakukan pem iliknya set elah pengam bil alihan t idak
banyak dapat m engem balikan sit uasi sebelum perang dunia ke I I .
Walaupun luas areal sudah dapat dikem balikan t et api produksi per ha
sangat rendah. Jika sebelum perang produksi lebih 3 t on m inyak/ ha m aka
sam pai 1957 belum m encapai 2 t on/ ha ( Lubis, 1992) .
Ta be l 8 . D ist r ibu si Lua s Ar e a l Ke la pa Sa w it di I n done sia
1967
Pu la u
Sum at era

PTPN
65.57

SW ASTA
40.23

2005
RAKYAT
Na

Tot a l
105.8

PTPN

SW ASTA

RAKYAT

Tot a l

572.380

2.222.060

1.675.170

4.469.610
1.073.720

Kalim ant an

Na

Na

Na

Na

67.270

715.990

290.460

Sulaw esi

Na

Na

Na

Na

27.380

85.300

48.550

161.230

lain- lain

Na

Na

Na

Na

34.250

25.290

42.160

101.700

701.280

3.048.640

2.056.340

5.806.260

Tot al

65.57

40.23

105.8

Sum ber: Darm osarkoro ( 2006) .
Ket erangan: PTPN = PT Perkebunan Nusant ara.

Pada t ahun 2005 luas areal t elah m encapai 5.806.260 ha yang dim iliki oleh
Negara ( PT Perkebunan Nusant ara) , sw ast a ( asing dan nasional) dan rakyat
Tabel 8. Produksi CPO dengan luas areal t anam an yang m enghasilkan
3.670.000 ha t elah m encapai 13.800.000 t on yang m enem pat kan I ndonesia
m enj adi negara penghasil CPO nom or dua di dunia set elah Malaysia. Unt uk
m asa yang akan dat ang dengan bert am bahnya luas areal yang
m enghasilkan m aka I ndonesia akan m enj adi negara t erbesar m em produksi
CPO di dunia ( Tabel 9) . Dengan m elaksanakan program int ensifikasi m aka
produksi CPO it u akan m eningkat lebih besar lagi t erut am a pada lahan
perkebunan kelapa sawit rakyat yang produkt ivit asnya m asih sangat rendah
dibandingkan dengan produkt ivit as perkebunan negara dan swast a.
Dilihat dari pot ensi luas lahan yang t ersedia di I ndonesia yang sesuai unt uk
program ekst ensifikasi at au perluasan areal perkebunan kelapa sawit , m aka
I ndonesia m em iliki kem ungkinan ( pot ensi) m em perluas areal kelapa
sawit nya sam pai lim a kali lipat dari luas areal yang t elah ada saat ini ( Tabel
10) . Sem ent ara negara Malaysia sebagai kom pet it or I ndonesia dalam
m em produksi CPO t idak m em iliki pot ensi areal perluasan lagi. Dengan

19
Erwin Masrul Harahap: Peranan Tanaman Kelapa Sawit Pada Konservasi Tanah Dan Air, 2007.

Pidat o Pengukuhan Jabat an Guru Besar Tet ap
Universit as Sum at era Ut ara

dem ikian pot ensi I ndonesia sebagai negara penghasil CPO t erbesar di dunia
peluangnya sangat besar. I su st rat egis t ent ang biodiesel/ biofuel yang salah
sat u bahan dasarnya dapat dibuat dari CPO m em buat t anam an ini m enj adi
prim adona unt uk agrobisnis/ agroindust ri. Pada akhirnya harga j ual CPO
sangat t ergant ung kepada harga m inyak bum i, sem akin t inggi dan langka
m inyak bum i m aka harga CPO j uga akan m eningkat akibat dari
kem am puannya m enj adi subsit usi sebagai bahan penggant i m inyak diesel
yang dapat diperbaharui.
Ta be l 9 . Lu a s Ar e a l Ke la pa Sa w it ( Ta na m a n M e n gh a silk a n x 1 0 0 0 h a ) da n
Pr oduk si M in ya k Sa w it ( CPO x 1 0 0 0 t on ) D u n ia
N e ga r a

1985