Faktor-faktor yang mempengaruhi Status Gizi

20

2.1.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Status Gizi

Banyak faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi dibagi menjadi dua yaitu secara langsung dan tidak langsung. 1. Faktor yang mempengaruhi secara langsung 1 Asupan Makanan Keadaan kesehatan gizi masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi. Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh dalam susunan hidangan dan perbandingannya yang satu dengan yang lainnya. Kuantitas menunjukkan kuantum masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh. Susunan hidangan baik dari segi kualitas dan kuantitas akan memenuhi kebutuhan tubuh, sehingga tubuh akan mendapatkan kondisi kesehatan yang sebaik-baiknya. Sebaliknya konsumsi yang kurang dari makanan baik dari segi kualitas maupun kuantitas akan memberikan kondisi kesehatan gizi kurang atau defisiensi Soegeng Santoso, dkk, 1999:82. Konsumsi makanan secara tidak langsung dipengaruhi oleh: daya beli keluarga atau kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain tergantung besar kecilnya keluarga, ltar belakang sosial budaya, tingkat pendidikan dan pengetahuan gizi serta jumlah anggota keluarga. 21 2 Infeksi Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan karena masuknya bibit penyakit virus, bakteri, parasit. Ada hubungan yang erat antara infeksi virus, bakteri, parasit dengan malnutrisi. Ada interaksi yang sinergis antara malnutrisi dengan penyakit infeksi dan juga infeksi akan mempengaruhi status gizi dan mempercepat malnutrisi Supariasa dkk, 2002:177. Infeksi dapat berhubungan dengan gangguan gizi melalui beberapa cara yaitu mempengaruhi nafsu makan, dapat juga menyebabkan kehilangan bahan makanan karena diare atau muntah serta mempengaruhi metabolisme makanan Soegeng Santoso dkk, 1997: 82 Menurut Soekirman 2000:84 penyebab langsung timbulnya gizi kurang pada anak adalah konsumsi pangan dan penyakit infeksi. Kedua penyebab tersebut saling berpengaruh. Dengan demikian timbulnya gizi kurang tidak hanya karena kurang makanan tetapi juga karena adanya penyakit infeksi, terutama diare dan ispa. Anak yang mendapatkan makanan cukup baik tetapi sering diserang diare atau demam, akhirnya dapat menderita gizi kurang. Sebaliknya anak yang tidak memperoleh makanan cukup dan seimbang daya tahan tubuhnya dapat melemah. Dalam keadaan demikian anak mudah diserang infeksi dan kurang nafsu makan sehingga anak kekurangan makanan. Akhirnya berat badan anak menurun. Apabila keadaan ini terus berlangsung anak dapat menjadi kurus dan timbulah kejadian kurang gizi. 22 Macam-macam penyakitinfeksi: 1. Disebabkan Bakteri a. TBC Tuberculosis: ditularkan lewat udara b. Mencret: ditularkan lewat lalat, air dan jari yang kotor c. Sakit telinga d. Gonorhea dan sifilis dan lain-lain 2. Disebabkan Virus a. Influensa, campak, gondok: ditularkan melalui batuk, udara dan lalat b. Rabies: melalui gigitan anjing gila c. Penyakit kulit: melalui sentuhan 3. Disebabkan Jamur kurap, kutu air, dan gatal pada lipatan paha: ditularkan melalu sentuhan atau dari pakaian yang dipakai secara bergantian 4. Disebabkan Parasit Internal a. Desentri: ditularkan dari kotoran ke mulut b. Malaria: melalui gigitan nyamuk 5. Disebabkan Parasit Ekternal a. Kutu rambut, kutu hewan, kutu busuk berupa kudis: penularannya dari orang-orang yang telah terinfeksi atau melalui pakaian. Penyakit infeksi yang sering dialami bayi: 1. Ruam popok 2. Batuk pilek 3. ISPA 4. Diare 23 2. Faktor yang mempengaruhi secara tidak langsung: 1 Pola asuh gizi Pola Asuh Gizi merupakan faktor yang secara langsung mempengaruhi konsumsi makanan pada bayi. Dengan demikian pola asuh gizi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya merupakan faktor tidak langsung dari status gizi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh gizi sudah dijelaskan diatas diantaranya: tingkat pendapatan keluarga, tingkat pendidikan ibu, tingkat pengetahuan ibu, jumlah anggota keluarga dan budaya pantang makanan. 2 Psikologi Menurut Sarwono Waspadji 2003:116 psikologi seseorang mempengaruhi pola makan. Makanan yang berlebihan atau kekurangan dapat terjadi sebagai respon terhadap kesepian, berduka atau depresi. Dapat juga merupakan respon terhadap rangsangan dari luar seperti iklan makanan atau kenyataan bahwa ini adalah waktu makan. 3 Genetik Genetik menjadi salah satu faktor dari status gizi. Hal ini dijelaskan oleh Ali Khomsan 2003:90 pada anak dengan status gizi lebih atau obesitas besar kemungkinan dipengaruhi oleh orang tuanya herediter. Bila salah satu orang tua mengalami gizi lebih atau obes maka peluang anak untuk mengalami gizi lebih dan menjadi obes sebesar 40, dan kalau kedua orang tua mengalami gizi lebih atau obes maka peluang anak meningkat sebesar 80. Selain genetik atau hereditas ada faktor lain yang 24 mempengaruhi yaitu lingkungan, dimana lingkungan ini mempunyai pengaruh terhadap pola makan seseorang. 4 Pelayanan kesehatan Penyebab kurang gizi yang merupakan faktor penyebab tidak langsung yang lain adalah akses atau keterjangkauan anak dan keluarga terhadap air bersih dan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan ini meliputi imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, penimbangan anak, dan sarana lain seperti keberadaan posyandu dan puskesmas, praktek bidan, dokter, dan rumah sakit Soekirman, 2000:85.

2.1.2 Praktik Pemberian Makanan Pendamping ASI MP-ASI

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Makanan Tambahan Pada Bayi Umur 6 – 12 Bulan

4 99 143

Pengaruh Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) terhadap Status Gizi pada Bayi 6-12 Bulan di Kecamatan Medan Amplas

16 130 108

Pola Pemberian Pisang Awak (Musa Paradisiaca Var. Awak), Status Gizi Dan Gangguan Saluran Pencernaan Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di Desa Paloh Gadeng Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara Tahun 2011

12 113 94

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DAN PRAKTEK PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6 SAMPAI 12 BULAN

3 12 89

HUBUNGAN ANTARA POLA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 7-24 BULAN Hubungan Antara Pola Pemberian Makanan Pendamping Asi (Mp-Asi) Dengan Status Gizi Balita Usia 7-24 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pu

0 4 17

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI), UMUR PERTAMA PEMBERIAN DAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang MP-ASI, Umur Pertama Pemberian dan Kesesuaian Porsi MP-ASI dengan Status Gizi Bayi Usia 7-12Bulan di Kecamatan J

0 3 18

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI), UMUR PERTAMA PEMBERIAN DAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang MP-ASI, Umur Pertama Pemberian dan Kesesuaian Porsi MP-ASI dengan Status Gizi Bayi Usia 7-12Bulan di Kecamatan J

0 4 17

HUBUNGAN ANTARA UMUR PERTAMA PEMBERIAN MP ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6 – 12 BULAN DI DESA JATIMULYO KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN.

0 0 5

(ABSTRAK) HUBUNGAN ANTARA PRAKTIK PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DAN PENYAKIT INFEKSI KAITANNYA DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN (Studi pada keluarga pekerja perkebunan karet di wilayah kerja Puskesmas Boja I Kabupaten Kendal 2010).

0 0 3

PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA BAYI USIA 6-12 BULAN

0 0 6