Pengertian Dana Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jelas dan benar

91 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti faktor-faktor lainnya lagi. Jika ketiga tahapan tersebut kita lakukan dengan hati yang bahagia, akan makin besar pulalah nilai dana tersebut. Sebaliknya, jika kita lakukan dengan penyesalan, nilai dari dana itu pun akan berkurang.

B. Macam-Macam Dana

Menurut bentuk yang didanakan, dana terbagi menjadi 4 bagian, seperti berikut.

1. Amisa Dana

Artinya berdana berupa benda barang atau materi. Contoh: berdana uang, pakaian, makanan, obat-obatan, dan lain-lain.

2. Dhamma Dana

Artinya memberi bantuan ilmu pengeta- huan baik tentang ajaran Buddha mau- pun ilmu pengetahuan yang lain. Contoh: seorang bhikkhu mengajarkan tentang ajaran Buddha, seorang guru yang mem- beri ilmu pengetahuan bahasa, Matemati- ka, IPA, IPS, 0lahraga, Kesenian, dan ilmu- ilmu lain kepada siswa-siswanya, orang tua mengajar anak-anaknya tentang ket- erampilan hidup.

3. Abhaya Dana

Artinya berdana dengan memaafkan, yaitu berupa ampunan pemberian maaf dan tidak membenci. Juga dalam hal ini termasuk memberikan ‘rasa aman’ kepada makhluk lain dari mara bahaya. Contoh, memaafkan teman yang bersalah kepada kita; membebaskan makhluk lain yang sedang menderita, misalnya menolong anjing yang sedang kejepit kayu, dan lain-lain. Berdana dengan cara memberi rasa aman kepada makhluk lain dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berbuat asusila, tidak berbohong, dan tidak mabuk-mabukan.

4. Mahati Dana

Mahati dana adalah dana dalam bentuk pengorbanan atas kesenangan sendiri, bahkan mengorbankan jiwa dan raga. Dana mengorbankan diri sendiri . Contoh: Anton sedang bermain layang-layang. Tiba-tiba ibunya memanggilnya. Anton dimintai tolong untuk membelikan garam di warung. Anton yang sedang asyik bermain bersama teman-temannya harus merelakan kesenangannya itu untuk membantu ibunya yang kerepotan sedang memasak. Contoh lain, Pangeran Siddharta rela mengorbankan kesenangannya demi kebahagiaan semua makhluk. Semua kesenangan duniawi, keindahan, kesejahteraan, kemasyuran, semua ditinggalkan.

C. Tujuan dan Pahala Berdana

Tujuan berdana yang paling hakiki dalam agama Buddha sebenarnya adalah belajar melepaskan keterikatan. Menolong orang adalah cara-cara untuk melepas keterikatan. Seseorang yang tertolong akan berbahagia, tetapi orang yang menolong sesungguhnya lebih bahagia lagi karena ia mampu berbagi dan sekaligus belajar melepas keterikatan terhadap sesuatu yang dicintainya. Gambar 3 : guru yang sedang mengajar 92 Kelas V SD Sungguh tidak mudah untuk bisa berlatih me- lepas ketika kita berdana. Dengan pengertian melepas, kita tidak lagi mengharapkan apa- apa ketika berdana. Umumnya semua orang biasanya mengharapkan sesuatu dalam ber- dana, baik itu harapan agar kelak memperoleh kekayaan, memperoleh kesehatan, umur pan- jang bahkan mengharapkan setelah berdana, nama kita menjadi harum dan dikenal orang. Berdana dengan pengertian seperti di atas tidaklah salah. Namun, jika kita menginginkan berdana yang berkualitas, yang bermutu, sedikit demi sedikit saat berdana, kita harus mengubah pikiran dari berdana dengan pamrih menjadi latihan melepas. Latihan berdana dengan baik dan benar tersebut termasuk latihan yang tidak mudah. Saat melepas, kita berusaha bebas dari kemelekatan terhadap apa yang kita danakan. Dengan pengertian melepas, kita mampu memberikan hal-hal yang terbaik yang kita miliki untuk didanakan. Pahala dana sering dibatasi pada kehidupan bahagia di alam surga. Sesungguhnya, pahala dana tidak hanya mengacu pada kehidupan mendatang saja, tetapi juga mencakup kehidupan sekarang ini. Ada beberapa manfaat yang dapat kita ambil kalau kita banyak berdana dalam kehidupan kita sekarang ini. Manfaat yang dapat kita petik, yaitu: mengurangi sifat serakah lobha, berlatih melepaskan sesuatu milik kita dengan wajar, melatih diri agar tidak terlalu melekat pada sesuatu. Dalam kehidupan yang akan datang, kita nanti terlahirkan kembali di alam yang menyenangkan, kita akan mendapat berkah atas perbuatan baik kita. Dalam Anumodana Gatha, disebutkan bahwa dana dapat memberikan manfaat, yaitu ‘ayu vanno sukham balam’ yang artinya mendapat berkah usia panjang, wajah tampancantik, bahagia, dan kuat. Besar kecilnya pahala dari dana yang dilakukan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Ia tidak dapat dilihat dan diukur hanya dari besarnya harga barang yang dipersembahkan. Faktor-faktor yang memengaruhi pahala berdana secara umum ada dua yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern artinya keadaan batin si pemberi dana ketika berdana dilakukan dengan pengertian benar, keyakinan yang mantap, kehendak yang tulus, perasaan ikhlas, cinta dan kasih sayang, simpati. Faktor ekstern artinya pengaruh dari luar, dalam hal ini berkaitan dengan beberapa hal misalnya bentuk dana itu sendiri apakah halal, bermanfaat, bersih, membahayakan atau tidak, waktu memberi apakah tepat atau tidak, orang yang diberi apakah berkualitas atau tidak. Gambar 4 : siswa yang menolong temannya mengalami kesulitan belajar. Gambar 5 : siswa yang rajin berdana dan terlahir di sorga