Desain penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Alur Penelitian

3.5. Alat dan Bahan Penelitian

3.5.1. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Alat untuk preparasi bahan uji yaitu: 1 Kaca pembesar untuk memisahkan telur dalam jumlah yang ditentukan. 2 Hand couter untuk menghitung jumlah telur. b. Alat untuk pembuatan ekstrak daun cengkeh, yaitu 1 Timbangan untuk menimbang daun cengkeh yang diperlukan. 2 Blender untuk menghaluskan daun cengkeh. 3 Toples dan kain kasa untuk proses maserasi daun cengkeh. 4 Gelas ukur 100 ml untuk mengukur ekstrak daun cengkeh. 5 Kertas saring dan labu Erlenmeyer untuk memisahkan hasil maserasi dengan ampasnya. 6 Rotatory Evaporator. 7 Pipet ukuran 1 ml untuk mengambil ekstrak daun cengkeh. c. Alat untuk uji efektivitas 1 Gelas ukur 250 ml untuk mengukur jumlah air yang diperlukan. 2 Gelas plastik ukuran 250 ml untuk tempat pelakuan telur. 3 Batang pengaduk. 4 Ph stick untuk mengetahui suhu media. 5 Termometer untuk mengukur suhu media.

3.5.2. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah a. Daun cengkeh kering sebanyak 3 kg b. Ethanol 96 sebanyak 8 L sebagai pelarut saat pembuatan stok ekstrak c. Akuades untuk melakukan pengenceran ekstrak d. Telur Aedes aegypti dari strain Liverpool F-48.

3.6. Prosedur Penelitian

3.6.1. Persiapan Bahan uji

Telur nyamuk Aedes aegypti yang dipakai pada penelitian ini adalah nyamuk Aedes aegypti F-48 strain Liverpool yang diperoleh dari ruang insektarium Loka Penelitian dan Pengembangan Litbang Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang P2B2 Ciamis, Jawa barat. Daun cengkeh didapatkan dari lingkungan sekitar peneliti di daerah Lampung.

3.6.2. Pembuatan ekstrak

Pembuatan ekstrak daun cengkeh Syzygium aromaticum L ini menggunakan daun cengkeh kering yang didapatkan dari lingkungan peneliti. Pelarutnya berupa ethanol 96 sebanyak 8000 ml. daun cengkeh kering sebanyak 3 kg yang telah didapat lalu di blender tanpa air dan ditimbang 1 kg kemudian direndam selama 24 jam dengan etanol 96, setelah direndam bahan tersebut disaring menggunakan kain kassa. Hasil maserasi yang disebut maserat, dipekatkan dengan suhu 40-50 C dalam Rotary Evaporator. Untuk membuat berbagai konsentrasi yang diperlukan dapat digunakan rumus V 1 M 1 = V 2 M 2 keterangan : V 1 = Volume larutan yang akan diencerkan ml M 1= Konsentrasi ekstrak daun cengkeh yang tersedia V 2 = Volume larutan air + ekstrak yang diinginkan ml M 2 = konsentrasi ekstrak daun cengkeh yang akan dibuat Tabel3. Jumlah ekstrak Daun Cengkeh yang dibutuhkan M 1 V 2 M 2 �1 = V2. M2 M1 Pengulangan V 1 x 4 100 200 ml 1 2 ml 8 ml 100 100 100 100 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml 0,7 0,5 0,3 0,1 1,4 ml 1 ml 0,6 ml 0,2 ml 5,6 ml 4 ml 2,4 ml 0,8 ml Total 20,8 ml

3.7. Alur Penelitian

Untuk memperjelas proses penelitian, maka disajikan diagram alur penelitian sebagai berikut: Gambar 11. Alur Penelitian. Pembuatan Ekstrak daun cengkeh Konsentrasi 0,3 Konsentrasi 0,7 Konsentrasi 0,1 Konsentrasi 1 Konsentrasi Hitung jumlah telur yang tidak menetas Kelompok 1 kontrol Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 6 Tiap kelompok dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali Diamati setiap 24 jam Analisis Interpretasi Hasil Konsentrasi 0,5 Kelompok 5 Pengajuan Etika Penelitian

3.8. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan diuji analisis menggunakan pengamatan menggunakan software statistik.Data dari hasil penelitian dianalisis secara statistik dengan uji normalitasShapiro-Wilk. Data yang didapatkan berupa data berdistribusi tidak normal, sehingga dilakukan dengan uji nonparametrik Kruskal-Wallis. Setelah dilakukan uji nonparametrik Kruskal- wallis didapatkan hasil berupa nilai pα p0,05 dilanjutkan dengan analisis post hoc pada taraf kepercayaan 0,05 Dahlan, 2011. Pada penelitian ini juga dilakukan uji probit untuk mengetahui kematian 50 ED 50 dan 99 ED 99 dari jumlah sampel.

3.9. Aspek penelitian

Penelitian ini telah mendapatkan keterangan Lolos Kaji Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung pada tanggal16 desember 2015 melalui surat nomor : 2725UN268DT2015 Lampiran 1 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan 5.1.1 Simpulan Umum Ekstrak daun cengkeh Syzygium aromaticum L efektif sebagai ovisida Aedes aegypti.

5.1.2. Simpulan Khusus

Konsentrasi optimum ekstrak daun cengkeh Syzygium aromaticum L yang efektif sebagai ovisida Aedes aegypti adalah 0,3

5.2. Saran

1. perlu penelitian lebih lanjut mengenai uji fitokimia senyawa-senyawa yang terkandung dalam daun cengkeh Syzygium aromaticum L 2. perlu penelitian lebih lanjut mengenai senyawa-senyawa yang terkandung bagian-bagian tumbuhan lainnya seperti akar, bunga, batang yang diharapkan semuanya dapat berfungsi sebagai ovisida alami 3. penelitian dengan menggunakan ekstrak daun cengkeh Syzygium aromaticum L juga dapat dilakukan dengan metode ekstraksi berbeda, misalnya dengan metode penguapan atau destilasi. 4. perlu penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pH pada ekstrak daun cengkeh Syzygium aromaticum L terhadap penghambatan daya tetas telur. DAFTAR PUSTAKA Agoes RN. 2005. Parasitologi kedokteran ditinjau dari organ tubuh yang diserang. Jakarta: EGC. Al-habibi F. 2013. Efektivitas ekstrak daun legundi vitex legundi sebagai ovisida Aedes aegypti Linn. [skripsi]. Lampung: Universitas Lampung. Astuti UNW, Cahyani RW, Ardiansyah M. 2004. Pengaruh ekstrak etanol daun mindi Melia azedarch L terhadap daya tetas telur, perkembangan mortalitas larva Aedes aegypti. Laboratorium Parasitologi. Fakultas Biologi. Universitas Gajah Mada. Astuti EP, Riyandi A, Ahmadi NR. 2011. Efektivitas minyak jarak pagar sebagai larvasida, anti-oviposisi dan ovisida terhadap larva nyamuk Aedes albopictus. Bulletin Litrro Loka Litbangkes Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang. Ciamis. 22 1: 44-53. Aulia SD. 2013. Efektivitas ekstrak buah mahkota dewa merah phaleria macrocarpa scheff. Boerl sebagai Ovisida Aedes aegypti [skripsi]. Lampung. Universitas Lampung. Bria YR, Widiarti, Hatini E. 2008. Pengaruh konsentrasi tawas pada air sumur tehadap daya tetas telur Aedes aegypti di Laboratorium. Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga. Universitas Dian Nuswanto. Semarang. 21: 29-41. CDC. Mosquito Life-Cycle. dengue homepage centers for disease Control and Prevention [Online Journal] [diunduh 3 september]. Tersedia dari: http:www.cdc.govDengueentomologyEcologym_lifecycle.html Chaieb I. 2010. Saponin as insecticides : a Review. Tunis J Plant Protection. 395: 39-50. Dahlan MS. 2011. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika. Dalimartha S. 2008. Atlas tumbuhan obat indonesia jilid 5. Jakarta: Pustaka Bunda. Djakaria S, Sungkar S. 2013. Pendahuluan entomologi. Parasitologi Kedokteran edisi 4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Djakaria S, Sungkar S. 2013. Vektor penyakit virus, riketsia, spiroketa dan bakteri. Parasitologi Kedokteran edisi 4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter standar umum ekstrak tumbuhan obat. Departemen Kesehatan RI. 2007. Nyamuk vampir mini yang mematikan, Inside Inspirasi dan Ide Litbangkes P2B2 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Loka Litbang Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang. Ciamis. 21: 95. Elimam AM, Elmalik KH, Ali FS. 2009. Larvacidal, adult emergence inhibition and ovoposition deterrent effects of foliage extract from Ricinus communis L. against Anopheles arabiensis and culex quinquefasciatus in sudan. Trop Biomed, 262:130-139. Ghiffari A, Fatimi A, Anwar C. 2013. Deteksi resistensi insektisida sintetik piretroid Aedes aegypti L strain palembang menggunakan teknik polymerase chain reaction. Aspirator, 52: 37-44. Guanther E. 2006. The essential oil. D. Van Nostrand Company Inc. New york Hasan W. 2006. Mengenal nyamuk Aedes aegypti vektor demam berdarah dengue. Medan: Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU. Herms W. 2006. Medical entomology. United State of America: The Macmillan Company. Hoedjojo R, Sungkar S. 2013. Morfologi, daur Hidup, dan perilaku nyamuk: Parasitologi Kedokteran. Edisi 4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hoedjojo R, Zulhasril. 2013. Pengendalian vektor: Parasitologi Kedokteran Edisi 4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hoedjojo R, Zulhasril. 2013. Insektisida dan resistensi: Parasitologi Kedokteran Edisi 4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Integrated Taxonomic Information System ITIS. 2011. Syzygium aromaticum L. ITIS Report [Online journal] [diunduh 17 september 2015]. Tersedia dari: http:www.itis.govservletSingleRptSingleRpt?search_topic=TSNsearch_valu e=506167