Pasar Kawasan Terpadu Hamdan

(1)

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA MEDAN 2015

PASAR KAWASAN TERPADU HAMDAN

(ARSITEKTUR KONTEMPORER)

LAPORAN AKHIR SKRIPSI RTA 4231 SKRIPSI SARJANA SEMESTER B

TAHUN AJARAN 2014/2015

Sebagai Persyaratan Untuk memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh : MUHAMMAD FADHILLAH SIDDIQ


(2)

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA MEDAN 2015

PASAR KAWASAN TERPADU HAMDAN

(ARSITEKTUR KONTEMPORER)

LAPORAN AKHIR SKRIPSI RTA 4231 – SKRIPSI SARJANA SEMESTER B

TAHUN AJARAN 2014/2015

Sebagai Persyaratan Untuk memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh : MUHAMMAD FADHILLAH SIDDIQ


(3)

2015

PASAR KAWASAN TERPADU HAMDAN

(ARSITEKTUR KONTEMPORER)

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur

Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh

MUHAMMAD FADHILLAH SIDDIQ

110406101

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(4)

PERNYATAAN

PASAR KAWASAN TERPADU HAMDAN

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2015


(5)

Judul Skripsi : Pasar Kawasan Terpadu Hamdan Tema : Arsitektur Kontemporer

Nama Mahasiswa : Muhammad Fadhillah Siddiq

Nomor Induk Mahasiswa : 110406101 Departemen : Arsitektur

Menyetujui Dosen Pembimbing

Ir.N Vinky Rahman, MT NIP. 19580224198601002

Ketua Departemen Arsitektur Koordinator Tugas Akhir

Ir.N Vinky Rahman, MT Ir.N Vinky Rahman, MT NIP. 19580224198601002 NIP. 19580224198601002


(6)

Telah Lulus Telah diuji pada Tanggal : 23 Juli 2015

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Ir.N Vinky Rahman, MT Anggota Komisi Penguji : 1. Agus Jhonson, ST. MT


(7)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)

Nama : Muhammad fadhillah siddiq NIM : 110406101

Judul Proyek Tugas Akhir : Pasar Kawasan Terpadu Hamdan Tema : Arsitektur Kontemporer

Rekapitulasi Nilai :

A B+ B C+ C D E

Dengan ini saya mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan

No. Status

Waktu Pengumpulan

Laporan

Paraf Pembimbing Koordinator RTA- 4231 1. Lulus Langsung

2. Lulus Melengkapi 3. Perbaikan Tanpa

Sidang 4. Perbaikan

Dengan Sidang 5. Tidak Lulus

Medan, Juli 2015 Ketua Departemen Arsitektur

Ir.N Vinky Rahman, MT NIP. 19580224198601002

Koordinator Tugas Akhir

Ir.N Vinky Rahman, MT NIP. 19580224198601002


(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdullillah, puji dan syukur, saya ucapkan kepada Allah SWT, karena berkah dan rahmat-NYA saya dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur pada Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

Tidak Lupa pula penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaannya kepada:

1. Bapak Ir.N Vinky Rahman, MT, selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

2. Agus Jhonson, ST. MT, selaku Dosen Penguji I dan Chichi Asda Artha, ST. MT, selaku Dosen Penguji II yang telah bersedia menjadi penguji dalam kasus ini.

3. Teman-teman sepembimbing yaitu Gunario sihombing, Fitrina sinaga, Try aprillia, Risma indah, Debora sianturi, Esra monica, Futry amanda, serta Ivonda yang telah memberikan masukan terhadap perancangan dan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sebagai bahan penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi semua pihak.

Medan, Juli 2015 Penulis


(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang ... 1

I.2. Kerangka berfikir ... 2

I.3. Sistematika Bahasan ... 3

I.4. Rumusan Masalah ... 4

I.5. Maksud dan Tujuan ... 4

I.6. Metode ... 5

I.6.1. Pendekatan Masalah... 5

I.6.2. Asumsi ... 5

I.6.3. Lingkup dan Batasan Perancangan ... 6

BAB II DESKRIPSI PERANCANGAN KAWASAN... 7

II.1. Judul ... 7

II.2. Tema ... 8

II.2.1. Defenisi ... 8

II.2.2. Interpretasi Tema ... 9

II.3. Studi Banding ... 10

II.3.1. Studi Banding Perancangan Sejenis... 10

II.3.2. Studi Banding Tema Sejenis ... 13

II.4. Data ... 16

II.4.1. Lokasi Perancangan ... 16

II.4.2. Isu ... 20


(10)

II.5.1. Analisa Undang-Undang ... 22

II.5.2. Analisa Sosial Budaya... 23

II.5.3. Analisa View ... 24

II.5.4. Analisa Sirkulasi ... 26

II.5.5. Analisa Kebisingan ... 28

II.6. KONSEP ... 29

II.6.1. Zoning ... 29

II.6.2. Matriks dan Flowchart ... 30

II.6.3. Konsep ... 31

BAB III HASIL PERANCANGAN KAWASAN TERPADU HAMDAN ... 37

BAB IV PENGANTAR FUNGSI ... 38

BAB V DESKRIPSI PASAR KAWASAN TERPADU HAMDAN ... 39

V.1. Judul... 39

V.2. Tema ... 40

V.2.1 Interpretasi Tema ... 40

V.3. Studi Banding ... 42

V.4. Data ... 45

V.5. Analisa ... 46

V.5.1. Analisa Jenis Kegiatan ... 46

V.5.2. Analisa Pola Kegiatan ... 47

V.5.3. Analisa Tipologi Ruang ... 47

V.6. Analisa Sirkulasi... 48

V.7. Zoning ... 49

V.8. Program ruang... 51

BAB VI HASIL PERANCANGAN PASAR KAWASAN TERPADU HAMDAN... 53

BAB VII OUTPUT DESAIN ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1. Peta Lokasi Kampung Stren... 10

Gambar II.2. Contoh Desain Kampung Stren ... 11

Gambar II.3. Peta Lokasi China Town di Singapura ... 12

Gambar II.4. Kondisi China Town Dari Waktu Ke Waktu ... 13

Gambar II.5. Peta Lokasi New East Manchester ... 13

Gambar II.6. Kondisi New East Manchester setellah dan sebelum diregenerasi ... 15

Gambar II.7. Lokasi Kawasan ... 17

Gambar II.8. Peta Site ... 18

Gambar II.9. Peta Kontur Site ... 20

Gambar II.10. Foto Kondisi Lingkungan Site... 21

Gambar II.11. Analisa Undang-Undang ... 22

Gambar II.12. Perilaku Positif ... 23

Gambar II.13. Perilaku Negatif... 24

Gambar II.14. Analisa View ... 24

Gambar II.15. Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki ... 26

Gambar II.16. Analisa Sirkulasi Kendaraan ... 27

Gambar II.17. Analisa Kebisingan... 28

Gambar II.18. Zoning Fungsi... 29

Gambar II.19. Zoning fungsi ... 30

Gambar II.20. Matriks dan Flowchart... 30

Gambar II.21. Konsep Sirkulasi Pejalan Kaki ... 31

Gambar II.22. Konsep Sirkulasi Kendaraan ... 32

Gambar II.23. Konsep Penataan Kawasan... 34

Gambar II.24. Konsep Bentukan Massa ... 34

Gambar II.25. Konsep ketinggian Bangunan... 36


(12)

Gambar V.2 Exterior ST Lawrence market... 42

Gambar V.3 Interior ST Lawrence market... 42

Gambar V.4 Groundplan ST Lawrence market... 43

Gambar V.5 Potongan ST Lawrence market... 43

Gambar V.6 Lokasi perancangan... 45

DAFTAR TABEL Tabel 1. Kriteria Pemilihan Lokasi Perancangan ... 19

Tabel 2. Data site... 45

Tabel 3. Analisa jenis kegiatan... 46

Tabel 4. Analisa tipologi ruang ... 47


(13)

ABSTRAK

Kawasan hamdan merupakan kawasan kumuh bantaran sungai deli yang berada pada kawasan CBD kecamatan medan maimun, serta merupakan kawasan yang didominasi oleh masyarakat yang berprofesi seagai pedagang. Dalam hal ini pasar kawasan terpadu hamdan mengadopsi arsitektur kontemporer yang memiliki sentuhan kekinian sehingga menjadikan pasar memiliki image yang jauh dari kata kumuh, Memiliki sirkulasi yang baik dan sesuai standard guna menciptakan kenyamanan dalam berbelanja.

Dalam desain nya, Pasar kawasan terpadu hamdan mengadopsi konsep solid vs void dengan tujuan agar pasar memiliki sirkulasi udara serta pencahayaan yang optimal. Hal ini didasari oleh pandangan bahwa kekumuhan yang terjadi pada pasar umumnya disebabkan oleh kurangnya optimal nya sirkulasi udara dan pencahayaan serta memiliki sirkulasi yang sempit.


(14)

ABSTRACT

In Pasar kawasan terpadu hamdan, all the people who work as traders will be allocated to the market to reap more profits, By adopting a contemporary architecture that has a touch of contemporary making the market has an image that is far from shabby, have good circulation and appropriate standard in order to create comfort in shopping.

In its designs, Pasar kawasan terpadu hamdan adopt the concept of Solid VS Void in order to make the market having an air circulation and optimal lighting, it is based on the view that the the untidiness that usually happening in the market caused by air circulation, and the lighting is not optimal and has a circulation narrow.


(15)

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Kawasan hamdan merupakan kawasan kumuh bantaran sungai deli yang berada pada kawasan CBD kecamatan medan maimun, serta merupakan kawasan yang didominasi oleh masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang. Dalam hal ini kekumuhan pada kawasan ini disebabkan oleh kebutuhan pemukiman yang meningkat, sementara persediaan lahan terbatas menyebabkan permintaan lahan tinggi. Tingginya permintaan lahan sangat mempengaruhi tingginya harga tanah. Disisi lain kemampuan ekonomi masyarakat tidak dapat mencukupi biaya penyediaan hunian. Sehingga masyarakat membangun pemukiman mereka dilahan yang kosong atau lahan yang seharusnya tidak sesuai dengan rencana tata ruang kota seperti dipinggiran sungai.

Berangkat dari permasalahan diatas, untuk mengatasi pemukiman kumuh, diperlukan suatu konsep penataan dan revitalisasi yang baik sehingga terciptalah kawasan terpadu hamdan. Pada kawasan terpadu hamdan ini terdapat beberapa fungsi utama, salah satunya merupakan pasar kawasan terpadu hamdan. Adapun alasan untuk direncanakan nya pasar kawasan terpadu hamdan ini adalah.

1. Untuk memanfaatkan potensi masyarakat hamdan sebagai pedagang dalam menciptakan kawasan tepadu hamdan yang mandiri.

2. Untuk menciptakan hubungan simbiosis mutualisme antara masyarakat dengan fasilitas fasilitas sekitar yang didominasi oleh restoran,

Dalam hal ini Pasar kawasan terpadu hamdan mengadopsi tema arsitektur kontemporer dengan makasud untuk menciptakan image pasar yang jauh dari kata kumuh. Disamping hal ini juga ditujukan agar wajah arsitektur dari pasar kawasan terpadu hamdan dapat membaur dengan wajah arsitektur sekitar.


(16)

I.2. Kerangka berfikir

JUDUL Kawasan terpadu hamdan

LATAR BELAKANG

Negara berkembang seperti indonesia pada umumnya masih memiliki kota kota yang didalamnya masih terdapat

pemukiman kumuh, salah satunya pemukiman hamdan bantaran sungai

deli, Medan. oleh karena itu perlu adanya program revitalisasi yang mampu mengubah pemukiman kumuh

hamdan menjadi lebih layak

PERMASALAHAN

Bagaimana menghapuskan kekumuhan pada kawasan hamdan

TUJUAN DAN SASARAN Menciptakan kawasan hamdan yang

mandiri PENGUMPULAN DATA

ANALISA KONSEP MASTERPLAN

PRA DESAIN MASTERPLAN

DESAIN MASTERPLAN

PERANCANGAN PASAR KAWASAN TERPADU HAMDAN

PERMASALAHAN Bagaimana menciptakan sebuah wadah yang mampu

menjadikan masyarakat hamdan menjadi mandiri

TUJUAN DAN SASARAN Mengalokasikan masyarakat hamdan yang berprofesi sebagai pedagang ke

dalam pasar

PENGUMPULAN DATA

ANALISA

KONSEP PRA DESAIN


(17)

I.3. Sistematika Bahasan

Adapun sistematika pembahasan pada laporan ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas kajian latar belakang, kerangka berfikir dan sistematika bahasan.

BAB II DESKRIPSI PERANCANGAN KAWASAN

Pada bab ini membahas tijauan judul, tema, studi banding, data, analisa dan konsep perancangan Kawasan Terpadu Hamdan.

BAB III HASIL PERANCANGAN KAWASAN TERPADU HAMDAN Pada bab ini berisi gambar-gambar hasil perancangan Kawasan Terpadu Hamdan yang sesuai dengan konsep perancangan.

BAB IV PENGANTAR FUNGSI

Pada bab ini membahas hubungan perancangan kawasan dan perancangan pasar di Kawasan Terpadu Hamdan.

BAB V D E S K R I P S I PASAR KAWASAN TERPADU HAMDAN Pada bab ini membahas kajian rumusan masalah, maksud dan tujuan, serta metode perancangan Pasar Kawasan Terpadu Hamdan.


(18)

BAB VI HASIL PERANCANGAN PASAR KAWASAN TERPADU HAMDAN

Pada bab ini berisi gambar-gambar hasil perancangan Pasar Kawasan Terpadu Hamdan yang sesuai dengan konsep perancangan.

BAB VII OUTPUT DESAIN

Pada bab ini akan dibahas secara singkat hasil dari perancangan Pasar Kawasan Terpadu Hamdan

I.4. Rumusan Masalah

Dalam perancangan ini, terdapat beberapa masalah yang dihadapi, diantaranya adalah :

 Bagaimana merancang sebuah pasar dengan sirkulasi yang baik dan benar  Bagaimana menciptakan pasar modern yang jauh dari kata kumuh, namun

digunakan oleh masyarakat masyarakat yang terbiasa akan kekumuhan  Bagaimana menerapkan tema arsitektur kontemporer pada pasar modern

I.5. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari perancangan pasar ini adalah:

 Untuk memanfaatkan potensi masyarakat hamdan sebagai pedagang dalam menciptakan kawasan terpadu hamdan yang mandiri

 Untuk menciptakan hubungan antara masyarakat hamdan dengan masyarakat


(19)

 Untuk memanfaatkan konteks sekitar kawasan hamdan yang didominasi dengan restoran serta rumah makan sejenisnya dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat hamdan

I.6. Metode

I.6.1. Pendekatan Masalah

Adapun pendekatan perancangan yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah perancangan pasar modern ini adalah :

 Pemilihan lokasi, lokasi yang dipilih adalah kawasan perumahan kumuh yang padat penduduk berada di Kecamatan Medan Maimun – Medan.  Studi banding dengan melakukan pendekatan permasalahan dan kasus

yang memiliki kesamaan dalam perancangan sejenis maupun tema dalam judul perancangan ini yang diambil dari berbagai sumber seperti buku, internet, media cetak dan lainnya dan sumber-sumber yang dianggap penting.

 Survey lapangan, survey langsung ke lokasi dilakukan untuk mendapatkan data-data yang akurat dari data-data yang didapat di lokasi tersebut.

I.6.2. Asumsi

Adapun asumsi pada perancangan pasar ini yaitu

1. Perancangan pasar ini merupakan salah satu fungsi yang ditetapkan pemerintah dalam menciptakan kawasan terpadu hamdan.

2. Masyarakat hamdan yang berprofesi sebagai pedagang setuju untuk dialokasikan ke dalam pasar.


(20)

3. Tanah milik pemerintah yang digarap masyarakat. 4. Dana tidak terbatas.

I.6.3. Lingkup dan Batasan Perancangan

Lingkup dan batasan digunakan dalam menentukan sejauh mana kajian yang akan dilakukan. Lingkup dan batasan dalam perancangan ini adalah :

 Lokasi yang menjadi lingkup pembahasan dalam Perancangan Arsitektur VI

ini adalah Kecamatan Medan Maimun, Medan, Sumatera Utara dengan batasan wilayah ± 5,8 Ha.

 Masalah sosial, budaya dan ekonomi dalam kasus ini tidak dibahas secara mendalam.

Pembahasan dibatasi pada masalah-masalah yang berada dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur, sedangkan hal-hal diluar pemikiran arsitektur apabila dianggap berperan dalam menemukan faktor-faktor perencanaan akan diusahakan untuk membahasnya dengan asumsi-asumsi, pemikiran-pemikiran, studi banding pada bangunan sejenis dengan melihat perkembangan teknologi serta menggunakan logika sederhana sesuai dengan kemampuan yang ada.


(21)

BAB II

DESKRIPSI PERANCANGAN KAWASAN

II.1. Judul

Judul dari perancangan adalah “Kawasan Terpadu Hamdan, Medan Maimun - Sumatera Utara” yang merupakan kawasan terpadu multifungsi yang berada di kawasan CBD sebagai wujud dari revitalisasi permukiman kumuh Hamdan.

Sesuai dengan UU No. 4/1992 pasal 27, lingkup penanganan lingkungan permukiman kumuh mencakup hal-hal sebagi berikut:

1. Perbaikan dan pemugaran

Secara konseptual, implementasi prinsip perbaikan dan pemugaran meliputi :

 Revitalisasi adalah upaya menghidupkan kembali suatu kawasan mati, yang pada masa silam pernah hidup, atau mengendalikan dan mengembangkan kawasan untuk menemukan kembali potensi yang dimiliki oleh sebuah kota,

 Rehabilitasi merupakan upaya mengembalikan kondisi komponen fisik lingkungan permukiman yang mengalami degradasi,

 Renovasi adalah melakukan perubahan sebagian atau beberapa bagian

dari komponen pembentukan lingkungan permukiman,

 Rekontruksi merupakan upaya mengembalikan suatu lingkungan

permukiman sedakat mungkin dari asalnya yang diketahui, dengan menggunakan komponen-komponen baru maupun lama.


(22)

 Preservasi merupakan upaya mempertahankan suatu lingkungan

pemukiman dari penurunan kualitas atau kerusakan. Penanganan ini bertujuan untuk memelihara komponen yang berfungsi baik dan mencegah dari proses penyusutan dini (kerusakan), misalnya dengan menggunakan instrument: ijin mendirikan bangunan (IMB). Ketentuan atau pengaturan tentang: Koefisien Lantai Bangunan, Koefisien Dasar Bangunan, Garis Sempadan Bangunan, Garis Sempadan Jalan dan Garis Sempadan Sungai . 2. Peremajaan

Peremajaan adalah upaya pembongkaran sebagian atau keseluruhan lingkungan perumahan dan pemukiman dan kemudian di tempat yang sama dibangun prasarana dan sarana lingkungan perumahan dan pemukiman baru yang lebih layak dan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan nilai pemanfaatan lahan yang optimal sesuai dengan potensi lahannya.

3. Pengolahan dan pemeliharaan berkelanjutan

Pengolahan dan pemeliharaan berkelanjutan adalah upaya-upaya untuk mencengah, mengendalikan atau mengurangi dampak negatif yang timbul, serta meningkatkan dampak positif yang timbul terhadap lingkungan hunian.

II.2. Tema

II.2.1. Definisi

Tema yang diangkat dalam “Perancangan Kawasan Terpadu Hamdan”, Medan Maimun - Sumatera Utara ini adalah Urban Regeneration. Urban Regeneration adalah arsitektur yang mengubah pola tingkah laku masyarakat dari


(23)

segi sosial, ekonomi, fisik dan lingkungan menjadi masyarakat dengan pola kehidupan yang lebih baik tanpa mengubah karakteristik masyarakatnya.

II.2.2. Interpretasi Tema

Tiga syarat kawasan urban regeneration, yaitu:

1. Urban centre yaitu memiliki jaringan transportasi yang kuat, terdapat CBD dengan tata guna lahan yang padat dan harga lahan tinggi.

2. Informal settlement yaitu tingkat kemiskinan yang tinggi, lingkungan kumuh dan tidak sehat, rendahnya kualitas hidup, tingkat

kriminalitas yang tinggi

3. Exclusion areas yaitu kurangnya fasiitas lingkungan Spesifikasi tema urban regeneration adalah sebagai berikut :

1. Desain untuk ruang publik yang inklusif dan aman dalam segala bentuk dari grand intim.

2. Tentukan ruang terbuka hijau dalam rencana pembangunan.

3. Membuat rute pejalan kaki hijau yang komprehensif di sekitar dan / atau di setiap tapak.

4. Berikan prioritas untuk kebutuhan pejalan kaki dan pengendara sepeda dalam pengembangan dan jalan pada tapak.

5. Menyediakan layanan bus.

6. Tentukan maksimum jarak berjalan kaki ke halte bus dan angkutan umum lainnya.

7. Menyediakan fasilitas tempat penyimpanan sepeda yang tersusun dengan baik


(24)

8. Menetapkan standar maksimum tempat parkir satu mobil per hunian bagi semua pembangunan pemukiman baru perkotaan 9. Memberlakukan pembatasan ketat atas penggunaan mobil

pribadi, seperti biaya parker

10.Membangun dan mengembangkan potensi keterampilan di daerah tersebut

11.Memenuhi kebutuhan sosial dan ekonomi masyarakat lokal

12. Memprioritaskan masyarakat lokal ketika melakukan perbaikan lingkungan lokal dan mengembangkan fasilitas masyarakat

13.Menyediakan bangunan sekolah, untuk mengakomodasi peningkatan jumlah murid pada masa depan dengan fasilitas berkualitas tinggi

14.Menciptakan lapangan kerja

II.3. Studi Banding

II.3.1. Studi Banding Perancangan Sejenis 1. Renovasi Kampung Stren Kali Surabaya


(25)

Dalam merenovasi Kampung Stren konsep yang diterapkan adalah prinsip Kampung Jogo Kali. Artinya adalah menjaga kebersihan sungai, menjaga lingkungan kampung yang sehat dan tidak mencemari sungai, menghadapkan bangunan/rumah ke arah sungai, menjaga ikatan social dan budaya kampong.


(26)

2. Revitalisasi China Town Sebagai Kawasan Bersejarah Etnis Tionghoa di Singapura

Gambar II.3. Peta Lokasi China Town di Singapura

Kota tua kawasan bersejarah ini memiliki potensi yang besar dikembangkan dengan memanfaatkan kembali bangunan-bangunan yang sudah ada (adaptive re-use) sesuai fungsi lama atau bahkan fungsi yang sama sekali baru.

Kekayaan arsitektural pada masa lampau adalah nilai lebih dan potensi yang besar. Maka dalam hal ini harus dipertahankan atau dibangun kembali seperti aslinya (restorasi).

Skenario pariwisata yang ditawarkan China Town adalah :

 Menjadi distrik tersebut sebagai lokasi pusat-pusat budaya dan kesenian  Adanya jalan-jalan yang bertema

 Membangun estetika lingkungan, pencahayaan dan landscaping sehingga lingkungan menjadi atraktif untuk dikunjungi turis


(27)

Gambar II.4. Kondisi China Town Dari Waktu Ke Waktu

II.3.2. Studi Banding Tema Sejenis 1. New East Manchester


(28)

New East Manchester berada di tepi Manchester City Centre ke batas timur kota atau East Manchester dengan luas lahan lebih dari 1900 ha.

Upaya yang dilakukan untuk meregenerasi kawasan ini adalah sebagai berikut :

 Memasarkan dan mempromosikan daerah

 Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan program sosial dan ekonomi seperti New Deal untuk komunitas tunggal, zona pendidikan, zona kesehatan, zona olahraga, Kelurahan Ancoats, pembaharuan dana dalam pemasaran rumah

 Fokus utama pendanaan public secara efektif - £ 150 m per tahun

 Mengamankan sumber daya public dan sector swasta untuk memberikan program yang komprehensif


(29)

(30)

II.4. Data

II.4.1. Lokasi Perancangan 1. Data Kawasan

Letak geografis daerah adalah sebagai berikut :

Lokasi : Kecamatan Medan Maimun Kota Medan

Nama Kawasan : Kawasan Pemukiman Kumuh Kampung Hamdan Tipe Kawasan : Kawasan Permukiman Kumuh

Luas Kawasan : 58.665 m2 Luas Wilayah : 265,1 km2

Letak Geografis : 3o 30’ - 3o 43’ LU dan 98o 35’- 98o 44’ BT Batas Wilayah :

a. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

b. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka.

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Pulau Kabupaten Deli Serdang.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

Iklim : Suhu udara berkisar antara 25º - 33ºC dengan kelembaban sekitar 60 - 95 % dan kecepatan angin antara 10 km/jam


(31)

.

Gambar II.7. Lokasi Kawasan

2. Lokasi Site

Lokasi : Kecamatan Medan Maimun Kota Medan Luas Area : ± 5,87 Ha

Kasus Perancangan : Kawasan Pemukiman Kumuh Kampung Hamdan Status Perancangan : Tidak nyata

Kontur Lahan : Berkontur


(32)

Gambar II.8. Peta Site

3. Ketentuan Site

 GSB (Garis Sempadan Bangunan) GSB untuk Jl. Ir. Juanda : 15 m GSB untuk Jl. Samanhudi : 15 m GSB untuk Jl. Multatuli : 10 m GSB untuk Sungai Deli : 15 m

 KDB (Koefisien Dasar Bangunan) KDB = 60% x 5,87 ha

= 4,322 ha  KLB (Koefisien Lantai Bangunan) KLB = 4,5 x 5,87 ha

= 26,514 ha  KDH (Koefisien Daerah Hijau) KDH = 25% x 5,87 ha


(33)

4. Kriteria Lokasi

Untuk menentukan lokasi perancangan perlunya

mempertimbangkan kriteria-kriteria pada site yang dipilih. Kriteria-kriteria tersebut diantaranya :

Tabel 1. Kriteria Pemilihan Lokasi Perancangan

NO. KRITERIA LOKASI

1. Tinjauan terhadap

struktur kota

Berada di Kecamatan Medan Maimun,

Kota Medan

2. Pencapaian Dapat diakses dari jalan primer pada

kawasan ini yaitu, Jalan Ir. H. Juanda, 3. Area pelayanan Lingkungan sekitar merupakan fungsi yang

dapat saling mendukung dengan bangunan yang direncanakan seperti fungsi

perbelanjaan dan bangunan publik lainnya atau disekitar permukiman yang belum ada 4. Peraturan Tanah milik kesultanan.

Nilai lahan cukup tinggi untuk daerah komersial.

Untuk pengembangan kawasan permukiman, pusat pendidikan, perdagangan, dan rekreasi indoor.


(34)

5. Topografi

Site ini memiliki kontur terutama area yang dekat dengan sungai dan perbedaan setiap konturnya adalah 1 meter.

Gambar II.9. Peta Kontur Site

II.4.2. Isu

 Lingkungan Padat

Kondisi perumahan yang sangat padat dengan jarak hanya 1-2 meter dapat membahayakan masyarakat. Tidak adanya sikulasi keselamatan mengakibatkan susahnya mengakses bagian dalam kawasan ini. Pada saat terjadi kebakaran di kawasan ini, pemadam kebakaran sangat sulit mengakses


(35)

bagian dalam kawasan, sehingga mengakibatkan sangat cepat penyebaran api karena jarak rumah yang sangat rapat dan material rumah yang mudah terbakar.

 Lingkungan Kumuh

Kondisi lingkungan kawasan ini sangat mengenaskan. Kondisi bangunan yang berbatasan dengan jalan memiliki kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi perumahan yang berbatasan langsung dengan sungai. Kondisi rumah yang berbatasan langsung dengan sungai hanya berdindingkan triplek, kolom kayu dan atap seng dengan konstruksi yang tidak kokoh sehingga sewaktu- waktu rumah ini dapat roboh. Dan jika terjadi hal ini akan membahayakan dan merugikan pemilik rumah.

Gambar II.10. Foto Kondisi Lingkungan Site

 Lingkungan yang Tidak Sehat

Lingkungan sampah yang berserakan disekitar rumah, kondisi parit yang sangat jorok dan terbuka sehingga akan menyebabkan penyakit. Dikondisi seperti ini masyarakat melakukan aktivitas sehari-hari dan banyak anak-anak bermain.


(36)

Serta ada juga rumah yang sampahnya bukan hanya diluar rumah tetapi didalam rumah juga banyak berserakan sampah.

II.5. Analisa

II.5.1. Analisa Undang-Undang

Gambar II.11. Analisa Undang-Undang

Bangunan pada site banyak yang tidak sesuai dengan peraturan yang ada. Banyak pelanggaran yang terjadi seperti pelanggaran GSB antar bangunan yang terlalu rapat, pelanggaran GSB sungai, dan tidak ada ruang terbuka hijau. Hal ini dapat membahayakan karena susahnya akses pemadam kebakaran ke kawasan, jalur evakuasi kebakaran yang tidak sesuai, dan menyebabkan lamanya evakuasi jika terjadi bencana. Sehingga direkomondasinya : GSB digunakan untuk ruang terbuka hijau, memberikan jarak antar bangunan untuk mengevakuasi, dan fungsi


(37)

II.5.2. Analisa Sosial Budaya

Hubungan sosial masyarakat pada kawasan ini sangat erat, ini merupakan suatu perilaku yang positif dan potensi kawasan. Ini dapat dilihat dari interaksi yang sering terjadi, banyak kegiaan yang dilakukan bersama.

Gambar II.12. Perilaku Positif

Perilaku atau kebiasaan masyarakat yang negatif adalah warga berdagang makanan di sembarang tempat, sungai sebagai tempat pembuangan sampah, dan sungai digunakan sebagai MKCK. Hal ini menyebabkan rusaknya kelestarian Sungai Deli.


(38)

Gambar II.13. Perilaku Negatif

II.5.3. Analisa View


(39)

Gambar II.14.b. Analisa View

Masalah yang terjadi pada view adalah view yang tidak bagus. Terutama pada arah utara, site dibelakangi oleh deretan ruko multatuli.

Potensi view yang ada pada kawasan hamdan ini adalah dibagian barat terdapat sungai dan selatan terdapat JL.Samanhudi dan Jl.Juanda.

Rekomondasi dari sudut pandang view adalah membuat tanaman buffer pada view yang tidak bagus dan jalur pedestrian di samping jalur hijau sehingga menghasilkan ruang peralihan antara kawasan dan ruko multatuli.


(40)

II.5.4. Analisa Sirkulasi

1. Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki

Gambar II.15. Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki

Pedestrian yang terlalu sempit dan dengan kondisi yang buruk. Karena kondisi seperti ini sebaiknya pedestrian didesain kembali dengan memenuhi persyaratan dan kenyamanan.

2. Analisa Sirkulasi Kendaraan

Parkir sembarangan dan jalan terlalu sempit penyebab kemacetan pada JL.Multatuli dan Jl.Samahudi. Untuk mengatasi hal ini contoh tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan melebarkan Jl. Multatuli yang lahannya diambil dari site.

Rekomondasi perletakan entrance sebaiknya diletakan pada Jl.Multatuli atau Jl Juanda. Hal ini dikarenakan Jl.Multatuli yang memiliki intensitas


(41)

kendaraan yang melaluinya paling sedikit dari pada Jl.Juanda dan Jl.Samanhudi serta untuk menghindari kemacetan. Sedangkan Jl Juanda merupakan jalan arteri primer Kota Medan. Jl.Samanhudi tidak direkomondasikan sebagai entrance utama karena Jl.Samanhudin yang memalui site tidak panjang dan diantara 2 simpang yang berdekatan sehingga dapat memicu kemacetan serta memiliki intensitas kendaraan yang lebih tinggi dari pada Jl.Multatuli.

Gambar II.16. Analisa Sirkulasi Kendaraan

Untuk memudahkan sirkulasi dalam site disarankan diadakannya transfortasi dalam site seperti bus dan tempat pemberhentiannya (halte).

Sirkulasi yang direkomondasian adalah menggunakan sirkulasi radial dengan pusat RTH. Dengan bentuk site seperti ini, menggunakan sirkulasi yang radial akan memudahkan dalam pencapaian setiap fungsi.


(42)

II.5.5. Analisa Kebisingan

Gambar II.17. Analisa Kebisingan

Area yang tingkat kebisingannya paling tinggi adalah area yang berbatasan langsung dengan jalan. Sedangkan area yang tingkat kebisingannya rendah adalah area yang dekat dengan sungai.

Berdasarkan hal tersebut sebaiknya fungsi yang bersifat publik diletakan di daerah yang tingkat kebisingan sedang dan tinggi dan fungsi yang bersifat private diletakan di daerah yang tingkat kebisingan rendah. Untuk meredam kebisingan pada daerah dengan intensitas kebisingan tinggi direkomondasikan penggunaan vegetasi.


(43)

II.6. KONSEP II.6.1. Zoning

Fungsi publik (sekolah, pasar, gedung seni budaya dan gedung olahraga) diletakan dibagian site yang berbatasan langsung dengan jalan. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan akses ke fungsi yang bersifat publik. Fungsi yang bersifat private (rusunawa) diletakan dibagian site yang berbatasan dengan sungai karena untuk memprivatkan fungsi tersebut.


(44)

Gambar II.19. Zoning fungsi

II.6.2. Matriks dan Flowchart

Matriks menunjukan kedekatan dan hubungan antar ruang dan flowhart menunjukan alur masuk ke bangunan.


(45)

II.6.3. Konsep 1. Konsep Sirkulasi

Konsep Sirkulasi Pejalan Kaki

Konsep sirkulasi pejalan kaki dari Kawasan Terpadu Hamdan adalah pejalan kaki dapat mengakses setiap fungsi dan setiap sudut kawasan. Setiap fungsi dihubungan dengan sirkulasi pejalan kaki. Entrance utama pejalan kaki terletak di Jl.Multatuli. Hal ini dikarenakan intensitas pejalan kaki lebih banyak dari pada Jl. Juanda dan Jl. Samanhudi serta intensitas kendaraan pada Jl.Multatuli yang lebih sedikit.


(46)

 Konsep Sirkulasi Kendaraan

Konsep sirkulasi kendaraan dari Kawasan Terpadu Hamdan adalah radial. Hal ini dikarenakan bentuk site yang tidak berarturan sehingga akan memudahkan pencapaian setiap fungsi.

Gambar II.22. Konsep Sirkulasi Kendaraan

2. Konsep Penataan Kawasan

Penataan posisi fungsi pada site dengan mempertimbangkan akses fungsi dan sifat fungsi itu sendiri.

Fungsi sekolah diletakan dekat pintu utama dimaksudkan untuk memudahkan pencapaian dan tidak mengganggu aktivitas dalam site. Area parkir sekolah berada di dalam site agar tidak menyebabkan kemacatan pada Jl. Multatuli.

Fungsi pasar diletakan di barat laut site dimaksudkan agar lebih mudah dalam pencapaian dan tidak mengganggu aktivitas dalam site.


(47)

Area parkir pasar diletakkan sekat dengan akses kendaraan dala site sehingga akses keluar lebih mudah.

Area RTH sebagai central kawasan dan pedoman orientasi bangunan dan penghubung fungsi-fungsi dalam kawasan serta untuk menciptakan jalur sirkulasi yang jelas.

Fungsi gedung seni budaya diletakan di depan simpang Jl.Juandda agar mudah terlihat dari tiga jalan sehingga menjadi icon kawasan dan memudahkan akses dari gedung olahraga ke taman komunitas serta plaza.

Area parkir umum diletakan pada entrance utama untuk memudahkan akses parkir dari entrance utana dan parkiran mudah diakses dari gedung seni budaya dan gedung olahraga.

Fungsi rusunawa diletakan agak kedalam site dimaksudkan untuk menghindari kebisingan dari jalan, memberikan privasi dan memudahkan akses ke semua sudut site.

Area parkir rusunawa diletakan dekat dengan rusunawa dan entrance pintu 2 dimaksudkan agar memudahkan akses keluar rusunawa dan akses dari rusunawa ke parkiran.

GSB sungai dimanfaatkan sebagai pasar kuliner dan plaza untuk pedagang kaki lima dan dapat menjadi karakter kawasan ini.

Fsungsi gedung olahraga diletakkan dekat dengan rusunawa untuk memudahkan akses ke dan dari fungsi yang berhubungan dengan fungsi ini.


(48)

Gambar II.23. Konsep Penataan Kawasan

3. Konsep Bentukan Massa

Konsep bentukan massa bangunan olahraga yang berbentuk hurup “U” dimaksudkan untuk menanggapi lapangan dalam gedung dan untuk menanggapi view ke arah sungai.


(49)

Konsep bentukan massa gedung seni budaya yang diharapkan menjadi icon kawasan. Bentuk lengkung pada gedung seni budaya untuk menanggapi simpang Jl.Juanda. Massa diusahakan membuka lebar pada sungai, hal ini dimaksudkan agar view dapat maksimal ke arah sungai.

Bentuk massa sekolah dibuat memanjang dengan tujuan untuk memaksimalkan cahaya yang masuk ke dalam ruang kelas sehingga lebih hemat energi. Bangunan sekolah juga dibuat terpisah untuk memaksimalkan sirkulasi udara yang masuk ke dalam ruangan.

Konsep bentukan massa pasar mengadopsi konsep solid vs void dimana solid merupakan badan bangunan sedangkan void sebagai paru-paru bangunan yang berperan sebagai vokal sirkulasi udara dan pencahayaan.

Sedangkan konsep bentukan massa rusunawa yang direncanakan per unitnya memiliki modul 6 x 6 meter berdasarkan hal tersebut massa bangunan direncanakan pelantainya 14 unit dengan susunan double loaded. Perletakan yang monoton tidak memunculkan vista yang bagus pada site ini. Sehingga perletakan massa yang maju dan mundur menciptakan vista yang menarik dari berbagai sudut penglihatan, serta memungkinkan angin masuk ke setiap hunian

4. Konsep Ketinggian Bangunan

Pasar memiliki ketinggian 3 lantai yang cukup untuk memenuhi kebutuhan ruang seperti kios, dan area los.


(50)

(51)

BAB III

HASIL PERANCANGAN KAWASAN TERPADU HAMDAN

1. Master Plan


(52)

BAB IV

PENGANTAR FUNGSI

Revitalisasi kawasan Kampung Hamdan merupakan salah satu kawasan yang termasuk dalam program revitalisasi permukiman kumuh di sepanjang pinggir Sungai Deli Sungai Babura (anak Sungai Deli). Kawasan ini akan direvitalisasi menjadi kawasan terpadu. Kawasan terpadu adalah kawasan yang memiliki beberapa fungsi di satu kawasan itu sendiri. Kawasan terpadu ini dimaksudkan menjadi sebuah kawasan yang mandiri. Dari kata-kata tersebutlah penamaan Kawasan Terpadu Hamdan berasal.

Dalam Kawasan Terpadu Hamdan ini pemerintah telah memutuskan fungsi yang ada dalam kawasan yaitu, rusunawa, sekolah, pasar, pusat olahraga, dan pusat seni budaya. Fungsi-fungsi ini dimaksukan untuk memecahkan masalah yang ada dalam kawasan tersebut.

Salah satu program revitalisasi adalah pembangunan pasar modern yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat kampung hamdan. Dimana masyarakat nya yang merupakan mayoritas pedagang yang dapat dialokasi kan ke dalam pasar sehingga mampu meraup keuntungan dari masyarakat sekitar.


(53)

BAB V

DESKRIPSI PASAR KAWASAN TERPADU HAMDAN

V.1. Judul

- Pasar

Pengertian pasar berdasarkan “Kamus besar bahasa indonesia”. Ada beberapa, antara lain:

1. Tempat orang berjual beli: pekan, tempat berjual beli yang diadakan oleh sekumpulan perkumpulan dan sebagainya dengan maksud mencari derma.

2. Tempat berbagai pertunjukan yang diadakan malam hari untuk beberapa hari lamanya

- Pasar modern

Memiliki sistem jual beli yang sama (tawar menawar) dengan pasar tradisional hanya saja berada dalam satu bangunan dan tertata dalam kios dan los dengan rapi. Adapun faktor faktor yang mendukung kehadiran pasar modern ini adalah :

- Sebagai solusi dalam menghindari kekumuhan yang umumnya terjadi pada pasar tradisional

- Mempertahankan sistem jual beli yang memiliki unsur sosial (tawar menawar) Maka pasar kawasan terpadu hamdan yang merupakan jenis pasar modern menjadi jenis pasar yang tepat untuk ditempatkan pada kawasan terpadu hamdan, tetap mempertahankan unsur tradisional, namun tidak bersifat kumuh. Dalam hal ini Semua masyarakat kampung hamdan yang berprofesi sebagai pedagang dialokasi kan kedalam Pasar kawasan terpadu hamdan. Adapun tujuan tujuan nya adalah :

1. Menguatkan hubungan masyarakat hamdan dengan masyarakat sekitar

2. Menguatkan potensi masyarakat kampung sebagai pedagang menuju kawasan hamdan yang mandiri


(54)

V.2 Tema

Tema yang diangkat dalam perancangan Pasar Kawasan Terpadu Hamdan adalah Arsitektur Kontemporer. Arsitektur Kontemporer adalah karya arsitektur yang selalu mengalamii perubahan atau up to date, perubahan desain yang selalu berusaha menyesuaikan dengan waktu dan eranya. Perubahan desain tersebut diiringi oleh perubahan bentuk, tampilan, jenis material, proses pengolahan, dan teknologi yang dipakai.

Gambar V.1. Contoh desain arsitektur kontemporer

V.2.1 Interpretasi tema

Dalam penerapan Arsitektur Kontemporer perlulah diketahui ciri dan karakter arsitekturnya. Menurut Konemann, ciri-ciri Arsitektur Kontemporer, yaitu :


(55)

- Bentuk simple namun berkesan kuat

Menurut Laporan Mata Kuliah Seminar Arsitektur mengenai Arsitektur Kontemporer di Bali, ciri-ciri Arsitektur Kontemporer dibagi berdasarkan 3 faktor penentu, yaitu sebagai berikut:

1. Faktor bahan

- Menggunakan bahan bahan yang baru berkembang dan terkesan artificial (buatan atau hasil pabrikasi)

2. Faktor warna

- Dominasi satu warna

- Menggunkan warna warna monokromatik - Mencolok dari lingkungan sekitar

3. Faktor bentuk

- Bermain dengan bentuk geometris - Bentuk simple, tegas dan dinamis

- Cenderung mencolok dari lingkungan sekitar - Personal dan ekspresi yang subyektif

- Cenderung tidak menggunakan ornamen - Mengekspresikan teknologi

- Teori elementer (Ukuran kolom, balok , dinding, perbandingan panjang dan lebar, dan lain lain) tidak diperhitungkan lagi


(56)

V.3. Studi banding

- Pasar ST. Lawrence/ Toronto/ Canada

Gambar V.2. Exterior ST. Lawrence market

Merupakan pasar yang terdiri dari 111 kios dalam lantai pertama dan great hall pada lantai 2 yang disewakan untuk lanai syuting. Dahulu pasar ini merupakan city hall. Meskipun terkesan seperti pasar tradisional namun konsep penataan dan kebersihan pasar ini sangat terjaga. Pasar ST lawrence menjadi bentuk solusi untuk menghindari terjadi nya kekumuhan dari bangunan yang ditinggalkan.


(57)

Gambar V.4 Groundplan ST Lawrence market


(58)

1. Keunggulan

- Dalam pasar ini diatur dengan jelas pengelompokan jenis barang dagangan yang dijual. Sehingga hal ini lebih memudahkan pengunjung untuk mencari barang yang di inginkan

- Kebersihan terjaga

- Menyulap bangunan lama yang terkesan kumuh menjadi pasar modern

2. Kelemahan

- Suasana interior yang monoton

- Kios tidak berhadapan langsung dengan luar

3. Resume

- Fasilitas

Sebuah pasar memrlukan fasilitas inti yang memadai. Seperti Kios/Los, Toilet , dan Parkir.

- Pencapaian

Sebuah pasar harus memiliki akses yang mudah terhadap area luar sehingga mampu mengundang pengunjung untuk datang.


(59)

V.4. Data

Gambar V.6. Lokasi perancangan

Tabel 2. Data Site

Lokasi: Kawasan terpadu hamdan, Kel. Hamdan, Kec. Medan maimun

Luas lahan: 6.335 m2

Batasan:

Utara: Ruko, rumah makan, restoran Selatan: Sekolah, gedung seni budaya Barat: Rumah makan, kedai, dan sejenisnya

Timur: Rumah susun, gedung olah raga

Kasus perancangan: Pasar modern

Status lahan: Tidak nyata

Kontur lahan: Tidak berkontur

Jenis kawasan: CBD/ Pusat kota

Alasan lokasi perancangan terletak pada bagian barat laut site disebabkan oleh pada titik ini merupakan titik paling berpotensi untuk dibangun nya pasar modern sebab memiliki sirkulasi yang


(60)

mudah dilalui, berhadapan langsung dengan luar dan dekat dengan restoran serta rumah makan sekitarnya.

V.5 Analisa

V.5.1 Analisa jenis kegiatan

Jenis kegiatan yang dilakukan akan menghasilkan atau membentuk sebuah ruang. Dengan menganalisa jenis kegiatan yang terjadi dalam pasar akan mengetahui ruang dan prasarana yang dibutuhkan. Pengguna pasar dapat dibagi menjadi 4 jenis yaitu Pedagang los, pedagang kios, pembeli, serta pengelola pasar yang mengawasi keberlangsungan pasar.

Tabel 3. Analisa Jenis Kegiatan

Pelaku Kegiatan

Pedagang los

Membawa pulang barang dagangan Menjual barang dagangan

Buang air besar Buang air kecil

Pedagang kios

Menyimpan barang dagangan Menjual barang dagangan

Buang air besar Buang air kecil

Pembeli

Membeli barang dagangan Buang air besar

Buang air kecil

Pengelola

Mengawasi keberlangsungan pasar Buang air besar


(61)

V.5.2 Analisa pola kegiatan

Setiap pengguna pasar memiliki kegiatan yang berbeda alur kegiatan nya walaupun menggunakan atau dibangunan yang sama. Berikut ini adalah pola kegiatan berdasarkan jenis pengguna nya.

V.5.3 Analisa tipologi ruang

Berikut ini ruang yang dibutuhkan berdasarkan kegiatan yang dilakukan

Tabel 4. Analisa Tipologi Ruang

Pelaku Kegiatan

Ruang yang dibutuhkan

Pedagang los

Membawa pulang barang dagangan Toilet PR/LK Menjual barang dagangan

Buang air besar Buang air kecil


(62)

Pelaku Kegiatan

Ruang yang dibutuhkan

Pedagang dagangan kering

Menyimpan barang dagangan Toilet PR/LK Menjual barang dagangan Kios

Buang air besar Area los Buang air kecil

Pedagang dagangan basah

Menyimpan barang dagangan Toilet PR/LK Menjual barang dagangan Kios

Buang air besar Gudang pendingin Buang air kecil

Pengelola

Mengawasi keberlangsungan pasar Ruang pengelola Buang air besar Toilet pengelola

Buang air kecil

V.6 Analisa sirkulasi

Efektifitas sirkulasi akan menambah nilai dari setiap bangunan. Oleh karena itu, bangunan dituntut memiliki sirkulasi dan alur yang jelas sehingga pengunjung atau pengguna tidak merasa bingung dan tersesat. Ada dua macam sirkulasi dalam bangunan, yaitu sebagai berikut. :


(63)

Berdasarkan pertimbangan tersebut, Pasar kawasan terpadu hamdan menggunakan tipe sirkulasi single loaded. Hal ini dikarenakan pasar merupakan sebuah fasilitaspublik yang akan menampung banyak orang di dalamnya. Untuk menghindari tekanan dalam ruangan sistem sirkulasi single loaded menjadi pilihan yang tepat dalam desain Pasar kawasan terpadu hamdan ini.

V.7 Zoning


(64)

Penzoningan Lantai 2

Penzoningan Lantai 3


(65)

langsung menghadap luar sedangkan zone dagangan kering ditempatkan pada bagian barat pasar. Hal ini ditujukan untuk menghindari kesan kumuh yang sering terjadi pada pasar umumnya.

V.8 Program ruang

Tabel 5. Progam Ruang

LT.1

No. Nama ruangan Kapasitas ruang Jumlah ruangan Besarang ruang (m2) Total besaran (m2) Sumber

1 Kios sembako 3 orang 23 9 207 SB

2 Kios sayur 3 orang 2 9 18 SB

3 Kios daging 3 orang 2 9 18 SB

4 Kios buah 3 orang 2 9 18 SB

5 Ruang pengelola 4 orang 1 15 15 SB

6 Ruang locker 4 orang 1 15 15 SB

7 Ruang panel 4 orang 1 18 18 SB

8 Ruang pompa 3 orang 1 9 9 SB

9 Gudang pendingin 3 orang 6 9 54 SB

10 Toko alat rumah tangga 3 orang 1 25 25 SB

11 Toilet LK 5 orang 3 36 108 AS

12 Toilet PR 5 orang 3 36 108 AS

13 Toilet pengelola 1 orang 1 3 3 AS

TOTAL x Sirkulasi 30 % 616 x 30% = 184.8 m2

TOTAL KESELURUHAN 800.8 m2

LT.2

No. Nama ruangan Kapasitas ruang Jumlah ruangan Besarang ruang (m2) Total besaran (m2) Sumber

1 Kios sembako 3 orang 23 9 207 SB

2 Kios sayur 3 orang 2 9 18 SB

3 Kios daging 3 orang 2 9 18 SB

4 Kios buah 3 orang 2 9 18 SB

5 Ruang pengelola 4 orang 1 15 15 SB


(66)

8 Toko mainan anak 3 orang 2 9 18 SB

9 Gudang pendingin 3 orang 6 9 54 SB

10 Toko alat rumah tangga 3 orang 2 25 50 SB

11 Toilet LK 5 orang 3 36 108 AS

12 Toilet PR 5 orang 3 36 108 AS

13 Toilet pengelola 1 orang 1 3 3 AS

TOTAL x Sirkulasi 30 % 632 x 30% = 189.6 m2

TOTAL KESELURUHAN 821.6 m2

LT.3

No. Nama ruangan Kapasitas ruang Jumlah ruangan Besarang ruang (m2) Total besaran (m2) Sumber

1 Kios sembako 3 orang 23 9 207 SB

2 Kios sayur 3 orang 2 9 18 SB

3 Kios daging 3 orang 2 9 18 SB

4 Kios buah 3 orang 2 9 18 SB

5 Ruang pengelola 4 orang 1 15 15 SB

6 Ruang locker 4 orang 1 15 15 SB

8 Toko mainan anak 3 orang 2 9 18 SB

9 Gudang pendingin 3 orang 6 9 54 SB

10 Toko alat rumah tangga 3 orang 2 25 50 SB

11 Toilet LK 5 orang 3 36 108 AS

12 Toilet PR 5 orang 3 36 108 AS

13 Toilet pengelola 1 orang 1 3 3 AS

TOTAL x Sirkulasi 30 % 632 x 30% = 189.6 m2

TOTAL KESELURUHAN 821.6 m2

KETERANGAN SB = STUDI BANDING N = NEUFERT


(67)

BAB VI

HASIL PERANCANGAN PASAR KAWASAN TERPADU HAMDAN 1. Konsep

2. Siteplan 3. Groundplan 4. Denah Lt.1 5. 3D denah Lt.1 6. Denah Lt.2 7. 3D denah Lt.2 8. Denah Lt.3 9. 3D denah Lt.3 10. Tampak 11. Potongan A-A 12. Potongan B-B 13. Detail A 14. Detail B 15. Rencana atap 16. Tampak atap 17. Rencana pondasi 18. Detail Pondasi

19. Rencana pembalokan Lt.1 20. Rencana pembalokan Lt.2 21. Rencana pembalokan Lt.3 22. Rencana elektrikal Lt.1 23. Rencana elektrikal Lt.2 24. Rencana elektrikal Lt.3


(68)

BAB VII OUTPUT DESAIN

Berdasarkan dari t u l i s a n d i a t a s m a k a o u t p u t d e s a i n perancangan Pasar Kawasan Terpadu Hamdan adalah sebagai berikut :

1. Pasar kawaasan terpadu hamdan mengadopsi arsitektur kontemporer yang memiliki sentuhan kekinian untuk menjauhi kesan kumuh dalam segi desain

2. Penataan sirkulasi yang baik dan sesuai standard guna memberikan kenyamanan bagi penggunan nya

3. Pasar kawasan terpadu hamdan menerapkan konsep solid vs void dengan tujuan mendapatkan sirkulasi udara dan pencahayaan yang optimal dan terpusat ke segala sudut bangunan

4. Pasar kawasan terpadu hamdan dibagi atas 2 zona penjualan, zona dagangan kering serta dagangan basah.

5. Fasad pada pasar kawasan terpadu hamdan menggunakan alumunium composite guna mendapatkan sentuhan arsitektur kontemporer sesuai pemilihan tema

6. Pola bentuk bangunan pasar kawasan terpadu hamdan memiliki pola bentuk dekonstruksi guna menghindari kesan bosan dan monoton bagi pengunjung nya


(69)

DAFTAR PUSTAKA

Badan pusat statistik Medan, 2009. Medan dalam Angka, Medan: Badan pusat Statistik

Mudrajad Kuncoro, 2008. Strategi Pengembangan Pasar Modern dan Tradisional Kadin Indonesia

Neufert Ernst dan sunarto Tjahjadi. 1997. Data Arsitek Jilid 1 Edisi 33. Jakarta: Erlangga

Neufert Ernst dan Sjamsu Amri. 1995. Data Arsitek Jilid 2 Edisi ke 2. Jakarta Erlangga

Sinaga, Pariaman 2004. Makalah Pasar Modern VS Pasar Tradisional Kementrian Koperasi dan UKM, Jakarta

WJS Poerwadaminta, 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta; Balai Pustaka


(70)

LAMPIRAN


(1)

langsung menghadap luar sedangkan zone dagangan kering ditempatkan pada bagian barat pasar. Hal ini ditujukan untuk menghindari kesan kumuh yang sering terjadi pada pasar umumnya.

V.8 Program ruang

Tabel 5. Progam Ruang

LT.1

No. Nama ruangan Kapasitas ruang Jumlah ruangan Besarang ruang (m2) Total besaran (m2) Sumber

1 Kios sembako 3 orang 23 9 207 SB

2 Kios sayur 3 orang 2 9 18 SB

3 Kios daging 3 orang 2 9 18 SB

4 Kios buah 3 orang 2 9 18 SB

5 Ruang pengelola 4 orang 1 15 15 SB

6 Ruang locker 4 orang 1 15 15 SB

7 Ruang panel 4 orang 1 18 18 SB

8 Ruang pompa 3 orang 1 9 9 SB

9 Gudang pendingin 3 orang 6 9 54 SB

10 Toko alat rumah tangga 3 orang 1 25 25 SB

11 Toilet LK 5 orang 3 36 108 AS

12 Toilet PR 5 orang 3 36 108 AS

13 Toilet pengelola 1 orang 1 3 3 AS

TOTAL x Sirkulasi 30 % 616 x 30% = 184.8 m2

TOTAL KESELURUHAN 800.8 m2

LT.2

No. Nama ruangan Kapasitas ruang Jumlah ruangan Besarang ruang (m2) Total besaran (m2) Sumber

1 Kios sembako 3 orang 23 9 207 SB

2 Kios sayur 3 orang 2 9 18 SB

3 Kios daging 3 orang 2 9 18 SB

4 Kios buah 3 orang 2 9 18 SB

5 Ruang pengelola 4 orang 1 15 15 SB


(2)

8 Toko mainan anak 3 orang 2 9 18 SB

9 Gudang pendingin 3 orang 6 9 54 SB

10 Toko alat rumah tangga 3 orang 2 25 50 SB

11 Toilet LK 5 orang 3 36 108 AS

12 Toilet PR 5 orang 3 36 108 AS

13 Toilet pengelola 1 orang 1 3 3 AS

TOTAL x Sirkulasi 30 % 632 x 30% = 189.6 m2

TOTAL KESELURUHAN 821.6 m2

LT.3

No. Nama ruangan Kapasitas ruang Jumlah ruangan Besarang ruang (m2) Total besaran (m2) Sumber

1 Kios sembako 3 orang 23 9 207 SB

2 Kios sayur 3 orang 2 9 18 SB

3 Kios daging 3 orang 2 9 18 SB

4 Kios buah 3 orang 2 9 18 SB

5 Ruang pengelola 4 orang 1 15 15 SB

6 Ruang locker 4 orang 1 15 15 SB

8 Toko mainan anak 3 orang 2 9 18 SB

9 Gudang pendingin 3 orang 6 9 54 SB

10 Toko alat rumah tangga 3 orang 2 25 50 SB

11 Toilet LK 5 orang 3 36 108 AS

12 Toilet PR 5 orang 3 36 108 AS

13 Toilet pengelola 1 orang 1 3 3 AS

TOTAL x Sirkulasi 30 % 632 x 30% = 189.6 m2

TOTAL KESELURUHAN 821.6 m2

KETERANGAN SB = STUDI BANDING N = NEUFERT


(3)

BAB VI

HASIL PERANCANGAN PASAR KAWASAN TERPADU HAMDAN

1. Konsep

2. Siteplan 3. Groundplan 4. Denah Lt.1 5. 3D denah Lt.1 6. Denah Lt.2 7. 3D denah Lt.2 8. Denah Lt.3 9. 3D denah Lt.3 10. Tampak 11. Potongan A-A 12. Potongan B-B 13. Detail A 14. Detail B 15. Rencana atap 16. Tampak atap 17. Rencana pondasi 18. Detail Pondasi

19. Rencana pembalokan Lt.1 20. Rencana pembalokan Lt.2 21. Rencana pembalokan Lt.3 22. Rencana elektrikal Lt.1 23. Rencana elektrikal Lt.2 24. Rencana elektrikal Lt.3


(4)

BAB VII

OUTPUT DESAIN

Berdasarkan dari t u l i s a n d i a t a s m a k a o u t p u t d e s a i n perancangan Pasar

Kawasan Terpadu Hamdan adalah sebagai berikut :

1.

Pasar kawaasan terpadu hamdan mengadopsi arsitektur kontemporer yang memiliki

sentuhan kekinian untuk menjauhi kesan kumuh dalam segi desain

2.

Penataan sirkulasi yang baik dan sesuai standard guna memberikan kenyamanan

bagi penggunan nya

3.

Pasar kawasan terpadu hamdan menerapkan konsep solid vs void dengan tujuan

mendapatkan sirkulasi udara dan pencahayaan yang optimal dan terpusat ke segala

sudut bangunan

4.

Pasar kawasan terpadu hamdan dibagi atas 2 zona penjualan, zona dagangan kering

serta dagangan basah.

5.

Fasad pada pasar kawasan terpadu hamdan menggunakan

alumunium composite

guna mendapatkan sentuhan arsitektur kontemporer sesuai pemilihan tema

6.

Pola bentuk bangunan pasar kawasan terpadu hamdan memiliki pola bentuk


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Badan pusat statistik Medan, 2009.

Medan dalam Angka

, Medan: Badan pusat

Statistik

Mudrajad Kuncoro, 2008.

Strategi Pengembangan Pasar Modern dan Tradisional

Kadin

Indonesia

Neufert Ernst dan sunarto Tjahjadi. 1997.

Data Arsitek Jilid 1 Edisi 33

. Jakarta:

Erlangga

Neufert Ernst dan Sjamsu Amri. 1995.

Data Arsitek Jilid 2 Edisi ke 2.

Jakarta

Erlangga

Sinaga, Pariaman 2004. Makalah Pasar Modern VS Pasar Tradisional

Kementrian Koperasi dan UKM, Jakarta

WJS Poerwadaminta, 1976.

Kamus Umum Bahasa Indonesia.

Jakarta; Balai


(6)

LAMPIRAN