Tinjauan Tentang Peranan Tinjauan Tentang Diskusi .1 Pengertian Diskusi

41 Karena individu saling bertemu dan berkumpul dengan individu lainnya maka menjadi kelompok kecil atau small group yaitu kelompok komunikasi yang dalam situasi komunikasi terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal atau dengan komunikasi kelompok kecil, komunikator dapat melakukan komunikasi antara pribadi dengan salah seorang anggota kelompok seperti rapat, brifing, ceramah, diskusi, seminar. Sedangkan dalam kelompok besar, kecil sekali kemungkinan bagi komunikator untuk bertanya jawab dalam situasi dialogis, dalam hal ini hampir tidak ada. Seperti yang dikatakan oleh Soemiati dan Yusuf bahwa : “Pada kelompok ini tidak menitik beratkan pada berapa jumlah anggota dalam kelompok besar atau pun berapa jumlah dalam kelompok kecil, serta komunikasi kelompok dalam hal ini adalah suatu bidang penelitian dan terapan, tidak menitik beratkan kepada proses kelompok secara umum tapi menitik beratkan pada perilaku individu diskusi kelompok tatap muka kecil.” Soemiati dan Yusuf, 1985:6. Lebih dijelaskan disini diskusi adalah tingkah laku individu terhadap pesan komunikasi baik pesan verbal maupun pesan non verbal.

2.2 Tinjauan Tentang Peranan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan peranan ialah “Peranan adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang disuatu peristiwa.” Depdikbud,1996: 751 42 Adapun Effendy menerangkan pengertian istilah peranan ialah, “Sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan secara menonjol dalam suatu peristiwa.” Effendy,1989:315 Melihat pengertian di atas dapat digambarkan kesimpulan peranan ialah berfungsinya sesuatu atau seseorang dalam suatu peristiwa secara menonjol diantara yang lainnya sehingga memberikan dampak yang berarti terhadap peristiwa tersebut. 2.3 Tinjauan Tentang Diskusi 2.3.1 Pengertian Diskusi Sebuah diskusi kelompok itu mirip dengan kapal terbang, tidak mudah untuk membawanya lepas landas, dibutuhkan keterampilan yang tinggi untuk dapat menerbangkannya tanpa sesat keluar jalur. Namun sebuah diskusi yang lancar dan bersemangat adalah inti dari pengalaman belajar orang dewasa yang sangat efektif. A.W Wijaja dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat menyatakan” menyatakan, bahwa “Diskusi adalah mengadakan tukar pikiran mengenai suatu pokok pikiran tentang suatu pokok pembicaraan dengan maksud untuk memperoleh pengetahuan atau keterangan yang lebih lengkap “. Wijaja, 1986: 84. 43 Dalam definisi tersebut kita dapat melihat bahwa penting dalam sebuah diskusi bukannya mampu untuk memecahkan persoalan yang sedang dibahas tetapi intinya terletak pada keinginan bersama tentang masalah tersebut. Hal ini didasarkan pada alasan bahwa diskusi dilakukan karena kebutuhan anggota diskusi tersebut untuk memecahkan masalah. Selanjutnya Kartini dan Kartono menyatakan, bahwa “Diskusi adalah memperbincangkan keuntungan dan kerugiannya, bertukar pikiran, berdebat atau semacam perbincangan bebas free talk yang diarahkan pada pemecahan masalah.” Kartini dan Kartono, 1994: 131. Diskusi merupakan salah satu bagian dalam penelitian ini yang memiliki porsi lebih dalam pembahasan, karena penelitian ini merujuk pada kegiatan diskusi yang dilakukan. Diskusi menurut Wikipedia.co.id memiliki pengertian yaitu, “Sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebihkelompok. Biasanya komunikasi antara merekakelompok tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar.” 3 Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut. 3 http:id.wikipedia.orgwikiDiskusi 44  Macam- macam Diskusi 1. Seminar Pertemuan para pakar yang berusaha mendapatkan kata sepakat mengenai suatu hal. 2. SarasehanSimposium Pertemuan yang diselenggarakan untuk mendengarkan pendapat prasaran para ahli mengenai suatu halmasalah dalam bidang tertentu. 3. LokakaryaSanggar Kerja Pertemuan yang membahas suatu karya. 4. Santiaji Pertemuan yang diselenggarakan untuk memberikan pengarahan singkat menjalang pelaksanaan kegiatan. 5. Muktamar Pertemuan para wakil organisasi mengambil keputusan mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama. 6. Konferensi Pertemuan untuk berdiskusi mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama. 7. Diskusi Panel Diskusi yang dilangsungkan oleh panelis dan disaksikandihadiri oleh beberapa pendengar, serta diatur oleh seorang moderator. 8. Diskusi Kelompok Penyelesaian masalah dengan melibat kan kelompok-kelompok kecil. 4 Diskusi dikatakan sebagai forum bertukar pikiran, informasi, pendapat, pengalaman dalam bentuk tanggung jawab yang teratur dengan tujuan mendapatkan pengertian yang luas dan komunikasi yang lebih gamblang tentang suatu permasalahan dan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan. Maka dalam diskusi selalu terdapat kritik dari orang lain dan atau kritik dari diri sendiri, juga kita jumpai Reasoning dan Ceunter. Reasoning yaitu pertimbangan akal dari suatu pihak yang luas dengan alasan kontra yang rasional dari pihak lain. 4 http:id.wikipedia.orgwikiDiskusi 45 Diskusi dapat disatukan dengan jumlah dan bentuk yang beraneka macam seperti yang terdapat dalam buku ceramah dan lokakarya dan seminar karya Patwersw Materka, yaitu: 1. Duo diads Peserta mengadakan diskusi berdua-dua biasanya dua orang yang saling berdampingan. Diskusi duo selama tiga menit merupakan pemanasan yang baik karena mudah dan tidak mencemaskan. 2. Trio triad Peserta ditambah satu orang lagi. 3. Kelompok bull group Empat orang atau lima orang biasanya dianggap jumlah yang sangat optimum untuk menumbuhkan gagasan, untuk mencapai kesimpulan mengenai suatu masalah. Kelompok mudah dibentuk baiklah, bawa kursi masing-masing dan berkumpul dalam kelompok lima orang. Anda dapat memberikan setiap kelompok satu lembar kertas koran kosong untuk melukiskan segala kesepakatan warga tulis besar-besar sehingga mudah untuk dibaca kemudian tempelkan kertas kedinding sehingga menjadi pusat perhatian selama diskusi pertama. Kelompok kemudian berkumpul kembali dan anda berperan kembali untuk melakukan dan menjawab pertanyaan, pendapat dan tanggapan. Dibutuhkan sekali keterampilan untuk memancing tanggapan dan kesatuan kelompok 46 kembali untuk menjadikan peserta yang monopoli dan untuk memecahkan masalah yang keluar jalur persoalan. Diskusi kelompok bermanfaat jika pesertanya 25 orang atau kurang, makin kecil kelompok makin kurang keinginan untuk berbicara. 4. Curah pendapat brainstorming Dengan metoda ini suatu persoalan diajukan dan disertai dengan mengemukakan pendapat, saran secara tepat dan spontan yang terlintas dipikiran, semua dicatat dan ditulis di papan tulis atau kertas kosong. Saran setiap orang tak ada yang ditolak, semua saran dituliskan tanpa komentar dan kritik, kemudian semua anggota kelompok mengevaluasi saran-saran tersebut. Bullsension atau diskusi dalam bentuk ini dilakukan secara informal dan spontan umumnya tanpa dipimpin sehingga mungkin akan berguna untuk menimbulkan kesadaran kelompok untuk memecahkan masalah. Barangkali cara ini terlalu bebas untuk kebanyakan lokakarya. Kalau anda bekerja dalam jangka waktu yang terbatas sebaiknya menggunakan bentuk-bentuk diskusi yang lebih berstruktur, atau lebih produktif dan dianjurkan peserta mengadakan bullsension pada waktu senggang atau pada waktu makan siang. Semua bentuk diskusi tersebut bisa digolongkan sesuai dengan situasi pesertanya dan anggota diskusi. 47

2.3.2 Diskusi Dalam Kegiatan Komunikasi Kelompok

Agar pemahaman pesan-pesan atau informasi gagasan yang disampaikan oleh komunikator dapat dihayati dengan baik maka teknik yang baik digunakan adalah diskusi seperti yang telah dikatakan diatas bahwa diskusi adalah sebagai sumber untuk bertukar informasi, pendapat, dan pengalaman dalam bentuk interaksi untuk mendapatkan energi yang lebih luas, kejelasan yang lebih gamblang tentang suatu persoalan dan berpikir untuk memecahkan masalah dengan cermat karena dalam komunikasi terjadi interaksi dan komunikasi. Sebuah diskusi yang tidak menentu adalah pemborosan waktu, dan diskusi akan mirip pertengkaran atau konfirmitas. Didalam diskusi dianjurkan harus ada yang mengarahkan agar tidak keluar jalur. Permasalahan yang dibahas yaitu seorang pemimpin diskusi atau fasilitator diskusi yang berarti ada kepemimpinan, tapi tidak ada kekuasaan. Seorang pemimpin diskusi harus bertanggung jawab atas jalannya diskusi, menciptakan suasana yang ramah dan menyenangkan, juga bertanggung jawab dalam mengantarkan topik, dan menumbuhkan minat demi kelancaran jalannya diskusi. Seorang pemimpin diskusi harus tahu untuk apa diskusi tersebut diadakan, dan informasi apa yang hendak diperoleh, menyelidiki pokok masalah yang hendak diteliti secermat mungkin sehingga diskusi itu 48 tidak menjadi ajang ceramah. Mungkin bukan pemimpin diskusi yang nantinya akan menemukan pemecahan masalah tetapi seorang pemimpin diskusi mungkin perlu menyatakan secara terbuka langkah-langkah pemecahannya. Devito menjelaskan mengenai Kelompok Pemecahan Masalah adalah “Sekumpulan individu yang bertemu untuk memecahkan suatu masalah tertentu atau mencapai suatu keputusan mengenai beberapa masalah tertentu.” Devito, 1996: 304. Dalam beberapa hal, cara ini merupakan cara yang paling efektif bagi kelompok untuk ikut berpartisipasi, karena yang diperlukan bukan hanya pengetahuan menganai teknik-teknik berkomunikasi kelompok kecil tersebut, tetapi pengetahuan yang menyeluruh mengenai masalah tersebut. Komunikasi yang kelompoknya kecil atau komunikasi yang kelompok pesertanya sedikit akan lebih efektif dan lebih berkualitas seperti yang telah diungkapkan oleh George yang diterjemahkan oleh Soemiati dan Yusuf dalam bukunya Komunikasi Kelompok, menyatakan, bahwa “Kelompok yang lebih kecil memiliki kualitas termasuk tipe-tipe untuk berinteraksi diantara anggotanya dan pada akhirnya kelompok ini dapat berkembang semakin besar.” Soemiati dan Yusuf, 1985: 9. 49 Komunikasi kelompok dapat efektif apabila diskusi yang dilaksanakan bersifat bebas, serta berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan pelaksanaan diskusi tersebut, dilihat dari tanggapan anggota kelompok, pertanyaan-pertanyaan. Bormann menjelaskan yang kemudian dikutip oleh Soemiyati dan Yusuf membedakan diskusi dari dasar penggunaan yaitu, “Diskusi untuk memberikan informasi, merangsang perhatian, memecahkan masalah atau merangsang kreativitas.” Soemiati dan Yusuf, 1985: 85. Dari pernyataan diatas penulis menarik kesimpulan bahwa diskusi dapat digunakan atau dilaksanakan sesuai dengan tujuan dari dilaksanakannya diskusi tersebut, mungkin diskusi tersebut dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah atau untuk merangsang kreativitas, bisa juga diskusi dilaksanakan hanya untuk merangsang perhatian dan untuk memberikan informasi baik dari atasan kepada bawahan atau sebaliknya dari bawahan kepada atasan.

2.3.2 Proses Kegiatan Diskusi Kelompok

Agar suatu proses kegiatan diskusi berlangsung dengan baik dan berhasil ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Sebagaimana yang diungkapkan yaitu : 50 1. Suasana yang santai dan tidak mencemaskan. 2. Tidak ada yang takut untuk mengemukakan pendapat karena takut akan dianggap remeh dan bodoh. Seperti yang disebutkan diatas kedua hal tersebut memiliki kesamaan maksud yaitu menyangkut orang yang sedang melakukan diskusi, bukan hanya memimpin diskusi tapi juga memperhatikan bahasa dan keadaan pesertanya. 3. Diskusi itu memancing gagasan dan pemecahan masalah, tidak diperkenankan untuk menyimpang dari masalah dan materi. Sehingga pada akhirnya menjadi arena keluhan. 4. Setiap orang memiliki kesempatan untuk berbicara tapi tak ada yang memaksanya untuk berbicara, jika tidak suka untuk berbicara dan lebih suka untuk mendengarkan saja. Materka, 1992: 64. Karena pertanyaan dapat dimanfaatkan untuk menggugah minat dan menjembatani sebuah topik dengan topik yang lainnya. Pertanyaan yang umum menurut Materka adalah : pertanyaan yang dapat dimengerti dan merangsang peserta untuk bertindak jika berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas. Pendekatan pemecahan masalah yang meminjam formulasi tahap-tahap dalam refleksi berpikir seorang filsuf John Dewey diidentifikasi ada enam tahap. 2.4 Tinjauan Tentang Kepercayaan Diri 2.4.1 Definisi Kepercayaan Diri