PROSES PENERIMAAN DIRI PADA ORANG DENGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)/ ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROM (AIDS) (Studi Kasus pada ODHA akibat Pajanan)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang yang mayoritas penduduknya
adalah muslim. Nilai - nilai yang ada di Indonesiapun sarat dengan nilai-nilai Islam.
Perkembangan zaman modern sangatlah berpengaruh terhadap nilai-nilai yang
dianut masyarakat Indonesia terutama dalam gaya hidup. Apalagi di arus globalisasi
yang deras menjadikan kebanyakan orang merubah gaya hidup layaknya orang barat
seperti pergaulan bebas, melakukan seks bebas, dan penggunaan obat-obat terlarang
atau narkoba. Padahal hal-hal tersebut, mempunyai dampak negatif terhadap hidup
orang yang telah melakukannya, misalnya terjangkitinya penyakit HIV/AIDS.
Human Immunodeficiency Virus yang sering disingkat dengan HIV
merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang
dijangkitinya. HIV berbeda dengan AIDS. AIDS merupakan kumpulan gejala
penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Pada tahun
1987 pertama kali kasus HIV/AIDS ditemukan di Indonesia. Seorang laki-laki
warga negara Belanda yang meninggal di Bali karena AIDS (Nainggolan, 2006).
Saat ini HIV/AIDS menduduki peringkat keempat penyebab kematian
terbesar di dunia. Menurut perhitungan Nasional tahun 2006 di Indonesia terdapat
169.000 sampai 216.000 orang tertular HIV, dan akan menjadi satu juta orang

dalam 10 tahun jika tidak melakukan upaya penanggulangan yang serius serta
didukung oleh semua pihak. Diperkirakan prosentase akan terus bertambah dan
memberikan dampak yang tidak mudah untuk di atasi. (Komisi Penanggulan AIDS,
2006). Menurut Komisi Penanggulangan AIDS untuk tahun 2011 jumlah penderita
terbesar di Indonesia adalah Jawa Barat, DKI Jakarta dan Jawa Timur. Untuk Jawa
Timur sendiri Kota yang memiliki jumlah penderita HIV/AIDS terbanyak pada kota
Surabaya, Malang dan Banyuwangi. Kota Malang menduduki peringkat kedua
dalam penyebaran HIV/AIDS. Hal ini dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan

1

2

Kota Malang, dr. Enny Sekarengganingati. Dr. Enny Sekarengganingati
mengutarakan bahwa pada tahun 2011 ini sudah tercatat 1.600 penderita HIV/AIDS
di Kota Malang. ( redaksi@surya.co.id).
Sedangkan penularan HIV/AIDS itu sendiri terjadi melalui cairan tubuh
terutama pada darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Penularan virus
dapat terjadi melalui hubungan seksual, suntikan, transfusi dan sebagian kecil
tertular karena kehamilan dan melalui pajanan. Pajanan itu sendiri adalah peristiwa

yang menimbulkan resiko penularan. Pajanan ada tiga macam, yaitu pajanan di
tempat kerja, yang biasanya menimpa petugas perawatan kesehatan. Peristiwa ini
biasanya berupa kecelakaan akibat tertusuk jarum suntik bekas pakai secara tidak
sengaja pada petugas. Kedua, pajanan akibat hubungan seks berisiko, misalnya bila
kondom pecah atau lepas saat ODHA berhubungan seks dengan pasangan HIV
negatif. Ketiga, pajanan akibat perkosaan. Apabila hubungan seks terjadi secara
paksa, yang sering disertai kekerasan, peristiwa ini memiliki resiko lebih tinggi.
(Depkes, 2006).
Ketika seseorang tertular HIV/AIDS yang penyebabnya karena pajanan
maka untuk mencegah infeksi HIV secepatnya harus dilakukan profilaksi
pascapajanan atau sering disingkat dengan PPP. PPP adalah penggunaan obat untuk
mencegah infeksi setelah terjadi peristiwa yang berisiko. PPP hanya dipakai setelah
penyelidikan menunjukkan ada resiko pada orang yang terpajan. PPP harus dimulai
secepatnya setelah pajanan, sebaiknya dalam 1-2 jam dan tidak lebih dari 72 jam.
Memang PPP ini tidak 100% efektif dan tidak dapat menjamin pajanan pada HIV
tidak akan menghasilkan infeksi. Namun PPP ini dapat mengurangi resiko terinfeksi
hingga 79% dan hanya 0,3% pajanan menghasilkan infeksi HIV (Spritia, 2006).
Namun kenyataannya virus HIV/AIDS baru bisa terdeteksi setelah 6
bulan dari peristiwa penularan karena antibodi dalam tubuh baru terbentuk selama
enam bulan (Hawari, 2006). Sehingga pemberian PPP sudah tidak efektif lagi.

Orang mengidap HIV/AIDS tidak terlihat bahwa orang tersebut sudah terjangkit
virus HIV/AIDS karena ODHA masih nampak sehat dan selama itu pula ODHA

3

dapat menularkan virus pada orang lain tanpa disadarinya. Untuk mengetahui
seseorang mengidap HIV/AIDS dilakukan pemeriksaan darah yang disebut dengan
VCT atau voluntary counseling and testing selama dua kali. Dari hasil pemeriksaan
inilah orang akan didiagnosis terjangkit HIV/AIDS.
Masa-masa pasca didiagnosis adalah masa-masa yang rentan untuk
timbulnya efek piskologis. Menurut Taylor (1999), diagnosis suatu penyakit kronis
seringkali menjadi goncangan bagi penderitanya. Secara psikologis, seseorang yang
awalnya memiliki psikis yang stabil menjadi terganggu karena adanya HIV/AIDS
dan diperparah dengan adanya stigma negatif yang dilabelkan masyarakat pada
semua ODHA. Mereka akan ditolak atau diisolasi secara seksual dan sosial karena
dianggap mempunyai penyakit yang mematikan yang diwariskan seumur hidup dan
menular. Kemungkinan dampak psikologis akibat pajananpun makin besar karena
ODHA akibat pajanan merasa bahwa dirinya tidak pernah melakukaan kesalahan,
menjalani hidup dengan aman-aman saja, tidak melanggar nilai-nilai sosial dan
agama serta tidak juga bersinggungan dengan resiko penularan ataupun orang yang

sudah terkena HIV/AIDS. ODHA akibat pajanan beranggapan, mengapa harus
dirinya yang menderita virus HIV, kenapa bukan pemakai narkoba, penjaja seks
ataupun pelanggar norma yang terjangkit. Bahkan mereka sampai mempunyai
keinginan untuk menularkan virus HIV/AIDS ke orang lain. Kondisi ini membuat
ODHA akibat pajanan harus menerima dua masalah sekaligus antara hasil diagnosa
yang menunjukkan dirinya terjangkit virus HIV/AIDS dengan masalah yang
menjadi penyebab korban tertular HIV/AIDS sehingga bisa saja ODHA akibat
pajanan mengalami sangat stres atas peristiwa yang menyebabkan dia tertular.
Pernyataan di atas seperti contoh kasus pajanan yaitu cabut gigi atau
transfusi darah, mereka berniat untuk menyembuhkan sakit yang dialaminya tetapi
malah tertular penyakit HIV yang mematikan. Contoh kasus lain yaitu pada kasus
orang diperkosa yang kebetulan pelaku pemerkosa terjangkit HIV/AIDS sehingga
korban tertular HIV dari peristiwa tersebut. Peristiwa pemerkosaan ini

4

menimbulkan stres bagi korban namun hal ini belum cukup, dia juga harus melawan
virus HIV.
Kondisi tersebut akan memunculkan perasaan syok, penyangkalan,
Penyangkalan sebenarnya merupakan suatu mekanisme pelindung terhadap trauma

psikologis yang dideritanya. Secara tidak sadar proses psikologis akan terus
berkembang menjadi rasa bersalah dirinya telah terinfeksi, marah terhadap dirinya
atau orang yang menularinya, tidak berdaya, hilang kontrol dan akal sehatnya serta
takut pada kenyataan bahwa akan berhadapan dengan suatu keadaan terminal. Hal
ini dapat menimbulkan kecemasan dan depresi (www.psikologizone.com).
Sehingga dalam keadaan ini, ODHA akibat pajanan diharapkan untuk bisa
melakukan penyesuaian dan perubahan pola hidup akibat sakit yang dialami.
Penyesuain dan perubahan pola hidup yang diakibatkan penyakit tersebut
bisa jadi menimbulkan ketidaknyaman secara fisik maupun psikis dan emosi
negatifpun dapat dirasakan oleh ODHA akibat pajanan. Selain perubahan tersebut
juga dapat mempengaruhi hubungan dengan orang disekitarnya sebagai bentuk
reaksi dari lingkungannya muncul pada diri ODHA akibat pajanan. Jika ODHA
akibat pajanan tidak dapat mengatasi perubahan tersebut dan terpengaruh dengan
penilaian orang sekitar terhadap stigma negatif maka besar kemungkinan mereka
akan memandang diri mereka secara negatif pula. Itu berarti bahwa semakin besar
kemungkinan ODHA akibat pajanan untuk gagal dalam penerimaan diri mereka.
ODHA akibat pajanan akan kehilangan kemampuan untuk berpikir secara jernih
bahwa sesungguhnya mereka masih memiliki tanggung jawab sosial sebagai
manusia. Perasaan cemas, menarik diri dari lingkungan dan depresi serta merasa
hidup tidak berharga sehingga ingin mengakhiri hidupnya akan terus menyelimuti

diri mereka. Namun semua hal ini dapat diatasi jika ODHA akibat pajanan memiliki
penerimaan diri yang baik terhadap segala perubahan yang terjadi pada dirinya.
Melihat kondisi tersebut, menyebabkan peneliti menjadi tertarik untuk
meneliti ODHA akibat pajanan yang telah menerima dirinya dengan positif.
Memang tidak mudah ODHA akibat pajanan dapat menerima dirinya dengan

5

positif. Proses untuk mencapai penerimaan diri yang positif merupakan perjalanan
yang berliku dan tidak mudah. Untuk menuju proses tersebut, terkadang seseorang
sudah berusaha tetapi ditengah perjalanan mengalami kemunduran dalam proses
tersebut. Hal ini dikarenakan konflik diri yang besar yang diakibatkan oleh stressor
yang berasal dari kondisi diri, kondisi lingkungan dan kondisi sosial. Penerimaan
diri itu sendiri merupakan proses alami yang dialami individu dengan tekanan,
stress yang berbeda-beda. Kebanyakan individu dapat menerima dari masingmasing ketika sesuatu berjalan dengan baik, tetapi keadaan menjadi tidak baik maka
proses ini akan menjadi sulit.
Namun dalam hal ini, ada beberapa diantara ODHA akibat pajanan yang
awalnya mereka juga menolak, marah tetapi pada akhirnya mereka dapat
menyesuaikan perubahan fisik maupun psikis yang disebabkan penyakit HIV/AIDS
akibat pajanan dan dapat menerima kondisi dirinya.

Seperti kasus yang ditemukan oleh peneliti, yang diungkapkan oleh KL
melalui survey awal, KL mengatakan dia tidak percaya saat melihat hasil diagnosa
yang menyatakan bahwa dirinya positif AIDS stadium IV. KL mendapatkan virus
ini dari salah satu teman kerja korban saat di Bali yang tega memperkosa KL.
Pelaku yang kebetulan teman korban diketahui terinfeksi HIV/AIDS karena
pemakai narkoba dan sering melakukan hubungan seksual dengan ganti-ganti
pasangan. Akhirnya virus HIV/AIDS menular pada KL. Perasaan KL campur aduk,
merasa syok, dunia terasa hampa, ingin marah. KL beranggapan kenapa harus saya,
kenapa bukan mereka para pelaku kejahatan. Saya tidak pernah berbuat yang
begituan. KL merasa yang dia terima adalah ketidakadilan dari Tuhan. KL dendam
pada pelaku, kenapa dia tega menularkan virus ini ke KL, apa salah KL
terhadapnya. KL mengalami stress berat atas peristiwa itu, kemarahan, kebencian
dan perubahan emosi yang negatif makin menyiksa KL sehingga membuat kondisi
KL menurun sangat drastis, berat badan turun 10 kg dan menyebabkan munculnya
penyakit komplikasi, seperti paru, maag kronis, dan asma. Hingga akhirnya KL
tidak mampu melakukan aktifitas sehari-hari hanya terbaring lemas di tempat tidur.

6

Kurang lebih hampir dua tahun, KL akhirnya bisa pulih dan dapat

melakukan aktifitas seperti sebelum ia sakit dengan kondisi lebih baik dan berat
badan hampir kembali semula. Melihat perubahan tersebut keluargapun senang.
Menurut KL, dengan adanya sakit itu KL banyak mengambil hikmahnya, dituntut
untuk melatih kesabaran, KL berusaha untuk dapat menerima kondisi apa adanya
dan selalu menggantungkan Tuhan dalam kondisi apapun serta menyerahkan
segalanya pada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Dari fenomena di atas terlihat tidak mudah bagi penderita untuk
menerima dirinya ketika didiagnosa penyakit HIV/AIDS. Dapat menjadi suatu
hambatan untuk dapat memiliki penerimaan diri yang baik. ODHA akibat pajanan
dengan semua hambatan yang dialaminya dapat memiliki penerimaan diri yang
positif sehingga ODHA akibat pajanan dapat melihat segala sesuatu seperti apa
adanya dan merasa nyaman dengan keadaan tersebut meskipun itu kondisi yang
baik maupun yang menyakitkan. Melihat hal tersebut peneliti tertarik untuk
mengatahui bagaimana Proses penerimaan diri pada orang dengan HIV/AIDS
(ODHA).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah dia atas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana proses penerimaan diri pada
orang dengan HIV/AIDS (ODHA) akibat pajanan dan faktor-faktor apa saja yang

mendukung dan menghambat tercapainya penerimaan dirinya?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses
penerimaan diri pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) akibat pajanan dan
faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat tercapainya penerimaan
dirinya.

7

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
menambah khasanah ilmu pengetahuan pada umumnya serta khususnya
psikologi klinis dalam menjelaskan proses penerimaan diri pada orang dengan
HIV/AIDS (ODHA).
2. Manfaat secara praktis
Diharapkan penelitian ini memberikan masukan ataupun sumbangan
informasi yang bermanfaat bagi para ODHA akan pentingnya menerima dirinya
dengan apa adanya dan terus mengusahakan kemajuan diri agar dapat menjalani

kehidupan dengan lebih baik.

PROSES PENERIMAAN DIRI PADA ORANG DENGAN
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)/
ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROM (AIDS)
(Studi Kasus pada ODHA akibat Pajanan)

SKRIPSI

Oleh :
Safa’atul Irnawati
NIM : 06810129

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

PROSES PENERIMAAN DIRI PADA ORANG DENGAN
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)/
ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROM (AIDS)

(Studi Kasus pada ODHA akibat Pajanan)

SKRIPSI

Oleh :
Safa’atul Irnawati
06810129

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011
 
 

PROSES PENERIMAAN DIRI PADA ORANG DENGAN
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)/
ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROM (AIDS)
(Studi Kasus pada ODHA akibat Pajanan)

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang
sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Psikologi

Oleh :
Safa’atul Irnawati
06810129

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

iii 
 

 
 


 

 

 
vi

KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala
nikmat dan barokah-Nya yang dilimpahkan kepada umat manusia dan seluruh makhluk
yang diciptakan-Nya.
Sungguh merupakan suatu anugerah yang tak terhingga yang harus disyukuri
ketika penulis berhasil menyelesaikan karya tulis ini. Hanya suatu persembahan teramat
sangat kecil jika dibandingkan dengan nikmat yang telah penulis terima dari Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa semua keberhasilan ini tidak diperoleh dengan mudah
tanpa perjuangan yang sungguh-sungguh dan tentunya dengan bantuan dari berbagai
pihak. Banyak bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung yang diterima
penulis selama penelitian ini dan selama masa studi di Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang. Untuk itu penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang
ditujukan kepada:
1.

Drs. Tulus Winarsunu, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.

2.

Dra Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah banyak
memberikan

masukan,

senantiasa sabar

dalam membimbing

dan

selalu

memberikan motivasi kepada penulis
3.

Diana Savitri Hidayati, M.Psi selaku pembimbing II yang yang telah banyak
memberikan

masukan,

senantiasa sabar

dalam membimbing

dan

selalu

memberikan motivasi kepada penulis
4.

Ayahanda Salis Yuniardi, M.si selaku dosen wali tiada henti memotivasi anak wali
untuk segera menyelesaikan akademiknya dan terima kasih atas nasehatnya
meskipun terkadang hanya sebuah analogi namun mampu merubah insigt penulis.

5.

Almarhum abahku Sudja’i meskipun engkau telah bahagia disana aku yakin engkau
melihat dan selalu mendoakan penulis. My modhar alias nyak tercinta semoga
dengan ilmu pengetahuan dan gelar Sarjana yang penulis peroleh mendapat ridho
dari-NYA dan dapat membanggakan keluarga.
vii 

 

6.

Kakakku Ninuk, Cak Amin dan Mas mad yang telah memberikan pencerahan dan
mendorong penulis untuk segera menyelesaikan studinya dan tidak lupa juga
adindaku Syahrir terima kasih atas segala pengorbanan dan pengertiannya selama
ini.

7.

KL dan IH telah bersedia membantu selama proses penelitian skripsi dan tak lupa
juga kepada ibu Niken, mas Dwi, serta bapak Wedya yang telah membantu penulis
dalam melakukan penelitian.

8.

Keluarga besar laskar “Hijau-Hitam-Putih”. Di rumah inilah penulis mendapatkan
segudang pengalaman dan ilmu yang tidak penulis temukan di tempat lain. Untuk
adinda-adindaku jangan pernah berhenti berproses ketika dalam perjalanan kalian
mendapat kerikil tajam, teruslah berjalan karena diakhir tujuan nanti ada sesuatu
yang indah yang akan kalian dapatkan. Tidak lupa juga kawan seperjuangan 06’
(Didin, Lilik, Heppy, Dyah, dan luluk) “ Kawan jadilah pemeran utama dalam
kehidupan ini”

9.

Mbak yu orang yang rela menyumbangkan print untuk dipakai penulis dan
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsinya meskipun engkau nan jauh
disana dan kepada Ben Yahya, Markoti, Markoneng, Prend, Tyar, Nida, Uyi, lutfi
dan Rizki terima kasih atas motivasi dan dukungannya.

10. Keluarga Sagita terima kasih atas semua nasihat, teguran, bimbingan dan yang
terpenting suguhan berupa hidangan lezat yang tak sabar untuk segera disantap.
Tidak lupa juga kepada teman dan semua pihak yang telah membantu dalam
menyusun skirpsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Sesungguhnya
hanya Allah Yang Maha Sempurna, penulis menyadari bahwa karya yang sederhana ini
masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, saran dan kritik sangat penulis harapkan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua..Amin
Malang, 19 Agustus 2011

Penulis

 

 
viii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM ................................................................................

i

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN ............................................................................................

v

KATA PENGANTAR ................................................................................................. vi
INTISARI .................................................................................................................... viii
ABSTRACK................................................................................................................ . ix
DAFTAR ISI ................................................................................................................

x

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xi
DAFTAR SKEMA........................................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xiii

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

BAB II

B. Rumusan Masalah ................................................................................

6

C. Tujuan Penelitian .................................................................................

6

D. Manfaat Penelitian ...............................................................................

6

TINJAUAN PUSTAKA
A. Penerimaan diri ....................................................................................

8

1. Pengertian penerimaan diri .............................................................

8

2. Aspek penerimaan diri ....................................................................

9

3. Ciri penerimaan diri ....................................................................... 10
4. Proses penerimaan diri .................................................................... 10
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan diri……………… 13
6. Manfaat penerimaan diri………………………………………….. 15

ix 
 

B. HIV dan AIDS ..................................................................................... 16
1. Pengertian HIV dan AIDS .............................................................. 16
2. Cara penularan ................................................................................ 17
3. Gejala HIV/AIDS……………………………………………….... 19
4. Dampak HIV/AIDS……………………………………………… 21

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 24
B. Batasan Istilah ..................................................................................... 25
C. Subyek Penelitian.................................................................................. 25
D. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 26
E. Prosedur Penelitian .............................................................................. 27
F. Analisis Data ........................................................................................ 28
G. Keabsahan Data ................................................................................... 29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Subyek Penelitian .................................................................. 30
B. Deskripsi Data ...................................................................................... 30
C. Analisa Data ......................................................................................... 44
D. Rangkuman hasil analisis proses penerimaan diri pada orang dengan
HIV/AIDS Pajanan……………………………………………………. 51
E. Pembahasan .......................................................................................... 53

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 59
B. Saran .................................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................xiv
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...........................................................................................

 
xii
 

DAFTAR TABEL
 

Tabel 4.1 : Identitas subyek penelitian ......................................................................... 30
Tabel 4.3 : Pola penerimaan diri pada ODHA akibat pajanan ..................................... 51
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

xi 
 

DAFTAR SKEMA

Skema 4.2 : Proses penerimaan diri subyek KL ........................................................... 46
Skema 4.3 :Proses penerimaan diri subyek IH ............................................................. 49

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
xiv
 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar kegiatan Lapangan .....................................................................62
Lampiran 2: Informed Consent .....................................................................................63
Lampiran 3: Guide interview ........................................................................................65
Lampiran 4 : Hasil wawancara .....................................................................................67
Lampiran 5 : Tabel diagnosis subyek ...........................................................................100

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
xiii 
 

DAFTAR PUSTAKA
 

Hurlock. E. (1980). Personality development. New Delhi: Tata McGraw- Hillublishing
company. Jakarta : Erlangga
Santrock. JW. (2002). Life Span development (Perkembangan Masa Hidup). Jakarta.
Erlangga.
Cronbach, L.J.1963. Educational psychology. New York: Harcourt, Brace & World,
Inc.
Stanford & Beardsley.1994. Membina hubungan yang harmonis. Jakarta: Arcan
Scultz. D. 1991. Psikologi pertumbuhan. Yogyakarta : Kanisius
Nainggolan, Y. A.P. 2007.Stigmatisasi dan diskriminasi OHDA dan OHIDA di Empat
Kota:Merauke, Batam, Surabaya, dan Medan. Jakarta: PT Viola Kharisma
Gea.A.A.2002. Relasi dengan diri sendiri. Jakarta: Gramedia
Chaplin, J.P. 2004. Kamus lengkap psikologi. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada
Supratiknya, A. (1995). Komunikasi antar pribadi: Tinjauan Psikologi. Yogyakarta:
Kanisius
Sarafino, E.P. (2006). Health psychology; biopsychosocial interaction. (5thEd.). John
Wiley & Sons.inc.
Taylor,S.E. (1995). Health psychology. (3rdEd.). New York. McGraw Hill.
Muninjaya.A.A.G.1998.
AIDS
di
Indonesia
(masalah
penanggulangannya). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

dan

kebijakan

Spiritia, Yayasan. 2009. Lembaran informasi tentang HIV/AIDS untuk orang yang
hidup dengan HIV/AIDS (ODHA). Jakarta: Yayasan Spiritia.
Hutapea, R. 1995. AIDS & PMS dan pemerkosaan. Jakarta: Rineka Cipta
Lubis, I. 1992. Cermin dunia kedokteran. Jakarta: PT Midas Surya Grafindo.
Kurniati, S.C. 1995. Cermin dunia kedokteran. Jakarta: PT Midas Surya Grafindo.
Green, C. W. 2006. HIV& TB. Jakarta: Yayasan Spiritia.

 
xvi
 

Team Depkes RI. 2007. Pedoman nasional anti retroviral. Jakarta. Depkes RI
Team Pusat data & Informasi Depkes RI. 2006. Situasi HIV/AIDS di Indonesia tahun
1987-2006. Jakarta: Pusat Data & Informasi Depkes RI
Bishop, G. D. 1994. Health psychology integrating mind and body. Boston : Allyn
and Bacon.
Hawari, D. 2006. Global effect HIV/AIDS dimensi psikoreligi. Jakarta: Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Moleong, L. J. 2009. Metode penelitian kualitatif. Edisi Revisi. Bandung; PT. Remaja
Rosda Karya.
Sugiyono. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta.
Furchan, A. 1992. Pengantar metoda penelitian kualitatif. Surabaya: Usaha Nasional
Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Edisi revisi-VI.
Jakarta: Rineka Cipta

 
 
 

xv