Populasi Nitrobacter pada perakaran tebu transgenik yang tertinggi pada perakaran tebu transgenik yaitu IPB 1-12, 1-37, dan 1-52 sebesar 140 x 10
3
sel gram tanah Tabel Lampiran 1. Populasi yang terendah dari perakaran IPB 1-55
sebesar 1,75 x 10
3
sel gram tanah Tabel Lampiran 1. Perakaran tebu isogenik memiliki jumlah populasi sebesar 14 x 10
3
sel gram tanah Tabel Lampiran 1. Gambar 8 menunjukkan bahwa secara keseluruhan jumlah populasi Nitrobacter
pada perakaran tebu transgenik IPB 1 kebanyakan berada di atas isogeniknya. Pertumbuhan Nitrobacter sp. dipengaruhi oleh faktor-faktor yang hampir sama
seperti pada Nitrosomonas sp. Dalam pertumbuhannya, bakteri ini membutuhkan nitrit yang dihasilkan Nitrosomonas dalam proses nitritasi untuk digunakan dalam
metabolisme tubuhnya. Hasil dari proses nitratasi yang dilakukan oleh Nitrobacter menghasilkan nitrat yang merupakan bentuk nitrogen yang mudah untuk diserap
oleh tumbuhan.
4.4. Populasi Mikrob Pelarut Fosfat
Fosfor merupakan unsur hara esensial bagi tumbuhan. Tanaman yang tumbuh pada tanah yang mengandung fosfor dalam jumlah cukup dapat juga
mengalami defisiensi fosfor. Tanaman menyerap fosfor dalam bentuk fosfat anorganik yang dapat terlarut H
2
PO
4 -
dan HPO4
2-
. Sebagian besar bentuk anorganik dari fosfat didalam tanah berupa senyawa Ca, Fe, Al, dan F yang
mengikat kuat unsur P sehingga tidak tersedia bagi tanaman Rao, 1994. Sekresi asam organik oleh bakteri pelarut fosfat dapat melepaskan ikatan P anorganik di
dalam tanah. Oleh sebab itu mikrob yang dapat melarutkan fosfat memegang peranan penting akan tersedianya unsur P yang dapat diserap oleh tanaman.
Mikrob pelarut fosfat hasil isolasi pada sampel perakaran tebu transgenik IPB 1 dan tebu isogenik PS 851 terdapat dua jenis mikrob yang mendominasi
yaitu fungi dan bakteri. Jenis fungi pelarut fosfat banyak ditemukan pada isolat adalah Aspergillus sp. Adanya mikrob pelarut fosfat pada isolat, dicirikan dengan
adanya zona bening di daerah sekitar koloni mikrob. Semakin besar diameter zona bening yang dihasilkan mikrob pelarut fosfat, maka semakin efektif mikrob
tersebut dalam melarutkan fosfat.
Gambar 9. Populasi mikrob pelarut fosfat pada perakaran tebu transgenik IPB 1 dan tebu isogenik PS 851
Populasi mikrob pelarut fosfat pada sampel tanah tebu transgenik IPB 1 tertinggi pada perakaran IPB 1-46 yaitu sebesar 209,3 x 10
4
CFUgram tanah Tabel Lampiran 1. Populasi mikrob pelarut fosfat terendah pada perakaran tebu
isogenik PS 851 yaitu sebesar 0,025 x 10
4
CFUgram tanah Tabel Lampiran 1. Beberapa sampel tanah dari perakaran tebu transgenik IPB 1 yang memiliki
populasi mikrob pelarut fosfat yang rendah seperti pada perakaran IPB 1-1, 1-6, 1- 62, dan 1-71. Perlakuan pada penanaman tebu transgenik dan tebu isogenik ini
dilakukan dengan cara tidak menambahkan pupuk fosfat. Penyerapan fosfat dari dalam tanah bergantung pada residu dalam tanah pada waktu tanam sebelumnya.
Pertumbuhan mikrob pelarut fosfat tergantung dari banyaknya fosfat di dalam tanah. Karena tidak adanya analisis banyaknya unsur P didalam tanah, jadi belum
diketahui banyaknya kandungan P yang sebenarnya pada perakaran tebu transgenik dan tebu isogenik. Jumlah bahan organik di dalam tanah juga dapat
mempengaruhi pertumbuhan mikrob pelarut fosfat. Mikrob pelarut fosfat membutuhkan banyak bahan organik dan menghasilkan asam-asam organik
sebagai hasil metabolismenya.
4.5. Populasi Mikrob Pendegradasi Selulosa