3.3 Tahapan Penelitian
3.3.1 Penelitian lapangan
Keempat sampel produk ikan asap diambil dari 4 provinsi berbeda yaitu Jawa Tengah Rembang, Sumatera Barat Padang, Sulawesi Utara Bitung dan
Sulawesi Tenggara Kendari. Sampel yang diambil masing-masing seberat 4 kg untuk keperluan analisis dan sebagai cadangan. Sampel tersebut dikemas dengan
menggunakan alumunium foil, plastik cling wrap dan disimpan dalam kemasan tertier kotak plastik atau kardus lalu diangkut ke Bogor untuk disimpan pada
suhu beku freezer. Masing-masing jenis ikan asap kemudian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu untuk analisis kimia proksimat, fenol, garam, asam amino
bebas, PAH, flavor dan QDA
®
. Pengambilan data primer dengan cara mengamati proses pengasapan secara langsung dan melakukan wawancara dengan
narasumber ahli depth interview mengenai proses pembuatan ikan asap purposive sampling dengan panduan kuesioner Lampiran 1 juga dilakukan saat
pengambilan sampel pada masing-masing provinsi. Diagram alir tahapan penelitian ini disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3 Diagram alir tahapan penelitian.
Ikan Salai Padang
Ikan Kayu Kendari
Ikan Pe Rembang
Ikan Fufu Bitung
Lapangan Laboratorium
Pengambilan sampel 4 jenis ikan asap
Pengangkutan Analisis:
Kimia proksimat, fenol, garam, asam amino bebas, PAH
GC-MS flavor Organoleptik QDA
®
Pengambilan data primer
3.3.2 Analisis
Sampel langsung dipreparasi dipotong, dibagi, ditimbang dan dikemas menggunakan alumunium foil, cling wrap setelah tiba di Bogor. Sampel disimpan
dalam kotak pendingin berinsulasi coolboxy ang berisi es Lampiran 28 kemudian sampel langsung diangkut ke laboratorium untuk dianalisis. Analisis
yang dilakukan yaitu analisis proksimat berat basah, kandungan fenol, garam, asam amino bebas, PAH dan analisis identifikasi komposisi penyusun flavor
volatil menggunakan GCMS. Uji organoleptik flavor dilakukan menggunakan metode QDA
®
.
3.4 Prosedur Analisis
3.4.1 Analisis kadar air metode oven AOAC 2005
Sebanyak 2 g sampel uji dikeringkan pada suhu 95-100
o
C hingga berat konstan dibawah tekanan ≤ 100 mm Hg selama kurang lebih 5 jam. Wadah yang
digunakan ialah piringan alumunium dengan diameter tutup 50 mm dan kedalaman 40 mm. Kehilangan berat dalam pengeringan dilaporkan sebagai
perkiraan kandungan kelembaban. Kadar air b b
⁄ berat hilang selama pengeringan g
berat sampel uji g 100
3.4.2 Analisis kadar abu AOAC 2005
Sampel kering sebanyak 2 gram dipanaskan dalam piringan logam 50-100 mL pada suhu 100
o
C hingga kandungan air keluar. Piringan ditempatkan dalam tanur dengan suhu kurang dari 550
o
C dan ditunggu hingga abu berwarna putih terbentuk. Abu didinginkan lalu dilembabkan dengan air, kemudian
dikeringkan dalam steam bath dan dalam hot plate. Sampel diabukan kembali pada suhu 525
o
C hingga mencapai berat konstan jika bahan yang diuji mengandung lemak dalam jumlah banyak maka pengabuan awal perlu dilakukan
pada suhu yang serendah mungkin untuk menguapkan lemak tanpa membakarnya. Kadar abu ditentukan dengan menggunakan rumus:
Kadar abu berat abu g
berat sampel g 100