Optimal 70:30 50:50 70:30 50:50 Pengaruh Periodic Rebalancing Dan Biaya Transaksi Terhadap Efektivitas Strategi Diversifikasi Regional Asean
30
Perbedaan Positif Sharpe Ratio
Gambar 8 menunjukkan selisih positif Sharpe ratio antara portofolio regional dengan portofolio domestik. Portofolio regional yang tidak di-rebalance
menghasilkan rata-rata nilai persentase selisih Sharpe ratio positif yang lebih besar dibanding portofolio domestik. Di sisi lain, seluruh portofolio regional yang
di-rebalance secara periodik menghasilkan selisih positif Sharpe ratio yang jauh lebih tinggi. Portofolio regional yang di-rebalance secara bulanan memiliki selisih
positif Sharpe ratio yang lebih rendah dibanding portofolio regional yang tidak di- rebalance. Sementara portofolio regional yang di-rebalance secara kuartalan,
semesteran dan tahunan memiliki selisih Sharpe ratio positif yang lebih tinggi. Gambar 8 juga menunjukkan bahwa portofolio yang semakin sering di-rebalance,
akan menghasilkan selisih positif Sharpe ratio yang semakin rendah. Sebaliknya, frekuensi rebalancing yang tidak terlalu sering justru menghasilkan selisih Sharpe
ratio yang lebih tinggi.
Periode rebalancing tahunan memiliki selisih positif Sharpe ratio tertinggi pada setiap variasi komponen bobot portofolio regional. Hal ini disebabkan
adanya biaya transaksi terkait konsekuensi dari implementasi periodic rebalancing, sehingga dapat disimpulkan bahwa rebalancing perlu dilakukan
secara periodik, namun jika frekuensinya terlalu sering, maka akan berpotensi menambah biaya transaksi.
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
B ul
a na
n K
ua rt
a la
n S
em e
st era
n T
a hun
an
T a
npa R
eba la
nc e
B ul
a na
n K
ua rt
a la
n S
em e
st era
n T
a hun
an
T a
npa Re
ba la
nc e
B ul
a na
n K
ua rt
a la
n S
em e
st era
n T
a hun
an
T a
npa R
eba la
nc e
B ul
a na
n K
ua rt
a la
n S
em e
st era
n T
a hun
an
T a
npa R
eba la
nc e
B ul
a na
n K
ua rt
a la
n S
em e
st era
n T
a hun
an
T a
npa R
eba la
nc e
Bul a
na n
K ua
rt a
la n
S em
e st
era n
T a
hun an
T a
npa R
eba la
nc e
B ul
a na
n K
ua rt
a la
n S
em e
st era
n T
a hun
an
T a
npa R
eba la
nc e
90:10 80:20
70:30 60:40
50:50 40:60
Optimal
Gambar 8 Persentase perbandingan positif Sharpe ratio portofolio regional dan domestik
Hasil Uji Wilcoxon
Tabel 8 Hasil uji wilcoxon
Rebalancing - No_Rebalancing
Trans_Cost - No_Trans_Cost
Regional- Domestik
Random_Pf - Optimal
Z -10.265
a
-10.186
a
-10.534
a
-2.756
b
Asymp. Sig. 2- tailed
.000 .000
.000 .006
a. Based on negative ranks. b. Based on positive ranks.
31 Hasil uji Wilcoxon menghasilkan nilai signifikansi 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa: 1. Periodic rebalancing tidak mengurangi manfaat diversifikasi regional. Biaya
transaksi berpengaruh pada manfaat diversifikasi regional. 2. Diihat dari selisih positif Sharpe ratio, strategi diversifikasi regional superior
dibanding diversifikasi domestik. 3. Portofolio optimal lebih baik dibanding portofolio regional yang disusun
secara acak.
32
5 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kebijakan konvensional menyarankan bahwa diversifikasi internasional menawarkan kinerja portofolio yang lebih baik dibanding diversifikasi domestik.
Oleh karena itu, portofolio internasional lebih diminati dibanding domestik. Portofolio yang terdiversifikasi akan menghasilkan bobot yang menyimpang dari
target awal seiring dengan dinamika risiko dan imbal hasil serta kinerja pasar yang berbeda di setiap negara. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi rebalancing
untuk mengembalikan portofolio pada bobot awal target. Namun, di sisi lain rebalancing mengurangi manfaat diversifikasi internasional terkait adanya biaya
transaksi.
Penemuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa diversifikasi regional lebih efektif dibanding domestik. Dengan mengimplementasikan periodic
rebalancing, portofolio regional ASEAN memiliki kinerja risk-return dan Sharpe ratio yang superior dibanding portofolio domestik. Di sisi lain, biaya transaksi
juga berpengaruh terhadap kinerja portofolio, dimana makin tinggi tingkat biaya transaksi, makin berkurang imbal hasil rata-rata yang dihasilkan. Berlawanan
dengan hasil penelitian Kalra et al. 2004, dapat disimpulkan bahwa strategi diversifikasi regional dengan implementasi periodic rebalancing superior
dibanding domestik. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa penyusunan portofolio regional ASEAN lebih efektif menggunakan susunan portofolio optimal,
yaitu portofolio yang disusun dengan bobot aset untuk Indonesia sebesar 17.51, Malaysia 32.45, Singapura 6.77, Filipina 19.35, Thailand 20.84 dan
Vietnam 3.08.
Saran
Rebalancing hanya mengembalikan bobot aset secara statis ke awal pembentukan portofolio, sehingga disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk
melakukan strategi pengembalian target yang lebih dinamis dan optimal. Biaya transaksi ditemukan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
portofolio yang terdiversifikasi secara regional.
Dari sisi pengukuran kinerja portofolio, Sharpe ratio tidak terlepas dari jangka waktu yang diukur, untuk itu penelitian yang lebih lanjut menggunakan
sampel negara dan periode yang waktu berbeda disarankan guna memperkaya temuan pada penelitian ini. Penelitian selanjutnya juga disarankan untuk
melengkapi pengukuruan kinerja portofolio dengan menggunakan ujuran Treynor dan Jensen Alpha sehingga kemampuan stock selection dari fund manager dapat
ditelaah lebih lanjut.
Implikasi
Investor domestik baik perusahaan atau individu perlu mempertimbangkan perencanaan investasi bukan hanya dalam lingkup domestik, tetapi juga dalam