Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

pengumpulan data, subjek-objek penelitian, teknik pengolahan data dan metode analisis data. BAB IV : ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini berisi hasil analisis dari pengolahan data, yaitu hasil analisis regresi linier berganda dengan terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik serta analisis hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan. Selanjutnya dilakukan pembahsan mengenai pengaruh Inflasi, BI Rate, FDR, dan KAP terhadap rasio Non Performing Financing pada BPRS. BAB V : PENUTUP Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan saran terkait penelitian ini. 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Berdasarkan Undang-Undang No.21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, yang dimaksud dengan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Secara teknis BPR Syariah bisa diartikan sebagai lembaga keuangan sebagaimana BPR konvensional, yang operasinya menggunakan prinsip-prinsip syariah. 1 Adapun kegiatan usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah meliputi : a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk: 1. Simpanan berupa tabungan atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah. 2. Investasi berupa deposito atau tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah; b. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk 1 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta:Ekonisia, 2007. h.83. 16 1. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah atau musyarakah; 2. Pembiayaan berdasarkan a kad murabahah, salam, atau istishna’ 3. Pembiayaan berdasarkan akad qardh; 4. Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik 5. Pengambil alihan utang berdasarkan akad hawalah; c. Menempatkan dana pada Bank Syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan a kad wadi’ah atau investasi berdasarkan akad mudharabah danatau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; d. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang ada di Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional, dan UUS e. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syariah lainnya yang sesuai dengan Prinsip Syariah berdasarkan persetujuan Bank Indonesia. Selain itu Bank pembiayaan Rakyat Syariah dilarang untuk: 1. Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip Syariah; 17 2. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran; 3. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali penukaran uang asing dengan izin Bank Indonesia; 4. Melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen pemasaran produk asuransi syariah; 5. Melakukan penyertaan modal, kecuali pada lembaga yang dibentuk untuk menanggulangi kesulitan likuiditas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah; dan 6. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21.

B. PEMBIAYAAN

DAN RISIKO PEMBIAYAAN PADA BANK SYARIAH

1. Pembiayaan

Sebagai salah satu lembaga intermediasi, bank memiliki tugas pokok untuk menghimpun dana dari masyarakat surflus dana, yang kemudian selanjutnya untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan dana dalam bentuk pembiayaan, di mana dengan pembiayaan ini bank akan memperoleh penghasilan baik berupa margin keuntungn, bagi hasil atau Fee ujrah. 18 Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik yang dilakukan sendiri maupun lembaga. 2 Sesuai dengan yang dijelaskan dalam Undang-undang No. 21 Tahun 2008, Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah; b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna’; d. Ttransaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa. Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah danatau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai danatau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil. Berdasarkan tujuan penggunaannya, pembiayaan dibedakan dalam 3 jenis yaitu : 3 2 Veithzal Rivai, Islamic Banking Sebuah Teori, Konsep dan Aplikasi, Jakarta: PT .Bumi Aksara , 2010, h. 681.