ANALISIS AKUNTABILITAS LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN ALOKASI DANA DESA DI WILAYAH KECAMATAN KESAMBEN KABUPATEN BLITAR
ANALISIS AKUNTABILITAS LAPORAN
PERTANGGUNGJAWABAN ALOKASI DANA DESA DI
WILAYAH KECAMATAN KESAMBEN KABUPATEN
BLITAR
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Derajat Sarjana Ekonomi
Oleh :
Hyedey Rossitawati
201210170311345
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim.
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
berkat ijin dan Rindhonya semata, saya dapat menyelesaikan tugas akhir dengan
judul
“ANALISIS
AKUNTABILITAS
LAPORAN
PERTANGGUNGJAWABAN ALOKASI DANA DESA DI WILAYAH
KECAMATAN KESAMBEN KABUPATEN BLITAR”.
Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi dan
melengkapi salah satu syarat untuk mecapai derajat Sarjana Strata-1 Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Malang. Selama studi dan dalam proses penyusunan
tugas akhir ini, penulis telah memperoleh bantuan, bimbingan dan pengarahan
dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan semangat, dan
mendoakan saya tanpa mengenal rasa lelah..
2. Segenap jajaran pimpinan Universitas Muhammadiyah Malang, jajaran
pimpinan Fakultas Ekonomi, dan jajaran pimpinan di Jurusan Akuntansi
yang baik secara langsung maupun tidak langsung turut memperlancar
proses penyusunan tugas akhir ini.
3. Bapak Drs. A. Waluya Jati, MM. dan Ibu Dra. Endang Dwi
W.,M.Si.,Ak.,CA masing-masing sebagai Dosen Pembimbing I dan Dosen
Pembimbing II. Terima kasih atas arahan, bimbingan, dan nasehatnya
selama proses penyusunan tugas akhir ini di sela-sela kesibukan beliau.
4. Bapak Drs. Adi Prasetyo, M.Si., Ak selaku dosen wali kelas Akuntansi G
angkatan 2012.
5. Para anggota tim pelaksana Teknis Kecamatan Kesamben Kabupaten
Blitar yang telah membantu saya dalam memperoleh data laporan
keuangan.
6. Sahabat saya Endel’s yang telah memberikan semangat setiap hari, Pipit
Dwi, Dhaulingga Aprilian, Adita Rahmatika, Amelia Fabiola, Vania
Aisyah, Elisa Lindayati, Annisa Yona yang telah menemani saya selama
proses penyelesaian tugas akhir ini.
7. Teman hidup saya Ompa Prasetyo Wibowo yang selalu sabar dalam
menghadapi emosi dan kebingungan saya, yang tidak pernah lelah dan
mengeluh untuk memberikan semangat serta motivasi untuk saya.
8. Teman-teman Akuntansi G angkatan 2012, kita berjuang bersama dan
semoga mendapatkan hasil terbaik.
9. Rekan-rekan dan semua pihak yang mungkin tidak dapat saya sebutkan
satu per satu dalam lembaran ini.
Kepada mereka semua, hanya ucapan terima kasih dan do’a tulus yang
dapat saya persembahkan, semoga segala yang telah mereka berikan kepada saya
tercatat dengan tinta emas dalam lembaran catatan roqib sebagai sebuah ibadah
yang tiada ternilai.Amiin.
Akhirnya, dengan segala keterbatasan dan kekurangan, saya persembahkan
karya tulis ini kepada siapapun yang membutuhkannya. Kritik konstruktif dan
saran dari semua pihak sangat saya harapkan untuk penyempurnaan karya-karya
saya selanjutnya.Terimakasih.
Billahittaufiq Wal Hidayah
Malang, 8 April 2016
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1990. Manajemen penelitian: Rineka Cipta.
Azzu
Anonymous. 2005. " Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 Tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan". Jakarta : Komite Standar Akuntansi Pemerintah.
Anonymous. 2011. Peraturan Bupati Blitar Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan
Keuangan Desa.
Anonymous. 2005. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No 113 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Penggunaan Alokasi Dana Desa Dari Pemerintah Kabupaten/Kota
Kepada Pemerintah Desa.
Anonymous. 2005. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 Tentang Pemerintah Desa.
hri, M. 2013. Pemberdayaan perempuan dalam membangun budaya anti korupsi. Jurnal
Muwazah 3 (2).
Ariyanti, Vivi Dwi. 2012. " Analisi Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Dama
PNPM Mandiri Pada BKM Betul Malang". Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas
Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Malang.
Bashori, m. m. 2011. Penempatan pancasila dalam korupsi kota. KARYA ILMIAH
MAHASISWA S1 TEKNIK INFORMATIKA.
Blitar, k. 2014. pedoman penggunaan anggaran dana desa.
Mairi, R., S. Syamsuddin, and S. Zauhar. 2014. Performance Accountability of Local
Government (Case study on Presentation of Performance Accountability Report
and Budget Reports on Office of Management of Regional Revenue, Financial
and Assets in Hulu Sungai Selatan Regency). Public Policy and Administration
Research 4 (8):156-166.
MD., I. U. 2015. Klinik Skripsi.
mohamad mahsun, f. s., hibertus andre purwanugraha 2007. Akuntansi sektor publik.
yogyakarta.
Negara, L. A. 2003. Pedoman penyusunan pelaporan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jakarta 1.
Panggabean, H. P., F. H. U. P. Harapan, and U. T. L. Karawaci. 2013. Penegakan hukum
tindak pidana korupsi mendukung pembangunan hukum berbasis hak asasi
manusia (enforcement of corruption law supporting development of law based
human right). DARI REDAKSI:163.
Panudju, A. 2003. Jurnal manajemen Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol 1 (2):1.
Pope, J. 2003. Strategi memberantas korupsi: elemen sistem integritas nasional: Yayasan
Obor Indonesia.
Pramono, P. E., H. Sunaryanto, and B. Benardin. 2014. Analisis apbd propinsi bengkulu
tahun 2002–2006 analysis of apbd of bengkulu province period 2002-2006.
EKONOMI DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN 2 (1):18-25.
Setiawan, W., dan Muid. 2012. Pengaruh Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD) Terhadap Tingkat Korupsi Pemerintah Daerah Di Indonesia,
Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Burhanuddin. 2012. "Analisis Akuntabilitas Keuangan dan Non Keuangan Pengelolaan
Dana Progam Kebun Bibit Rakyat". Skripsi tidak dipublikasikan, Fakultas
Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Malang.
Setyohadi, Julian Deni. 2012. " Akuntabilitas Pengelolaan Keuanagan Pemerintah Desa
Ringinanyar Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar". Skripsi Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis. Tidak Dipublikasikan . UMM Malang.
Setyoko, P. I. 2012. Akuntabilitas Administrasi Keuangan Program Alokasi Dana Desa
(ADD). JIANA (Jurnal Ilmu Administrasi Negara) 11 (01).
Subroto, A. 2009. Akuntabilitas pengelolaan dana desa (studi kasus pengelolaan alokasi
dana desa di desa-desa dalam wilayah kecamatan tlogomulyo kabupaten
temanggung tahun 2008), UNIVERSITAS DIPONEGORO.
Titing, D. W. C. 2011. Indonesia menangis melihat koruptor tertawa. KARYA ILMIAH
MAHASISWA S1 SISTEM INFORMASI.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Desa adalah bentuk pemerintahan terkecil di negara ini. Mayoritas
penduduknya sejumlah keluarga yang berpenghasilan dari hasil Alam negara ini.
Di desa mayoritas Fasilitas-fasilitas nya masih kurang memadai untuk
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, maka dari itu pemerintah selalu
menganggarkan dana desa yang bertujuan untuk terciptanya fasilitas fasilitas
untuk meningkat SDM di masing-masing Desa.
Satu dasawarsa terakhir ini diketahui banyaknya perangkat desa yang
mempunyai tugas mengelola dana ADD masih kurang menguasai pengetahuan
ataupun wawasan mengenai pengelolaan maupun pelaporan Alokasi Dana Desa.
Maka sering terjadinya kesalahan yang disebabakan kurang pahamnya perangkat
desa dalam menyususn laporan pengelolaan dana ADD. Banyaknya dana yang
diberikan Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah terlebih ke Pemerintah Desa
yang tidak diimbangi dengan kemampuan dalam melakukan pengelelolaannya
menyebabkan banyak terjadinya kesalahan dan ketidaksesuaian dalam mencapai
sasaran anggaran.
Pemerintah Kabupaten sebagai atasan langsung dari Pemerintah Desa
seharusnya melakukan pengawasan dan pelatihan terkait dengan pengelolaan dana
yang telah diberikan kepada Pemerintah Desa. Dengan adanya, pengawasan dan
pelatihan dapat sedikit mengurangi terjadinya praktik penyalah gunaan anggaran
1
2
dan ketidaksesuaian sasaran anggaran (Alipius, 2013). Pemerinah Kabupaten
terkesan hanya menggelontorkan anggaran dan petunjuk teknis pelaksanaanya
yang tidak dibarengi dengan pelatihan,
pendampingan dan pengawasan yang ketat. Hal ini menyebabkan
Pemerintah Desa terkesan semaunya dalam menggunakan anggaran karena tidak
dibekali dengan kemampuan yang memadai dalam mengelola anggaran Desa yang
ujungnya tidak tepat sasaran.
Pemerintah Desa merupakan bagian dari sebuah kawasan otonom, dimana
Pemerintah Desa diberi hak-hak istimewa terutama terkait dengan pengelolaan
keuangan. Untuk melaksanakan fungsinya, Desa diberi dana oleh Pemerintah
melalui Pemerintah Daerah. Hal ini mengacu pada UU No.32/2004 tentang
Pemerintah daerah. Oleh karena itu, Desa dibekali dengan pedoman dan petunjuk
teknis pengelolaan dan pelaporan keuangan Desa (Abdullah, 2008). Dengan
diberikannya kekuasaan penuh dalam mengelola keuangan, Desa wajib
menerapkan prinsip akuntabilitas dalam mengelola dan melaporkan keuangan,
sehingga
pengelolaan
dan
pelaporan
keuangan
tersebut
dapat
dipertanggunjawabkan kepada Pemerintah Daerah maupun Pusat sebagai pihak
pemberi dana dan kepada masyarakat.
Diterbitkanya Peraturan Menteri Dalam Negeri No.113/2014 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa memberikan landasan semakin otonomnya
Desa secara praktik. Dengan diberikanya kewenangan pengelolaan keuangan Desa
(berdasarkan Permendagri 113/2014) dan adanya Alokasi Dana Desa (berdasarkan
PP No.72/2005), seharusnya Desa semakin terbuka dan responsibilitas terhadap
3
proses pengelolaan keuangan (Furqani, 2010). Pemberian Alokasi Dana Desa
merupakan wujud dari pemenuhan hak desa untuk menyelenggarakan otonominya
agar tumbuh dan berkembang mengikuti pertumbuhan dari desa itu sendiri
berdasarkan keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan
pemberdayaan masyarakat.
Alokasi Dana Desa atau ADD adalah bagian keuangan Desa yang diperoleh
dari APBD Kabupaten/Kota yang bersumber dari bagian dana perimbangan pusat
dan daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota untuk Desa paling sedikit l0%,
dan dari bagi hasil retribusi/pajak daerah Kabupaten/Kota. Semua itu dilakukan
sebagai langkah nyata pemerintah daerah mendukung pelaksanaan otonomi
daerah di wilayahnya. Sistem pengelolaan dana desa yang dikelola oleh
pemerintah
desa
termasuk
didalamnya
mekanisme
penghimpunan
dan
pertanggungjawaban merujuk pada Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Subroto, 2009). Selanjutnya dijelaskan bahwa pengelolaan dana desa atau alokasi
dana desa (ADD) yang sesuai kebutuhan merupakan salah satu bentuk
desentralisasi guna mendorong good governance, karena mendekatkan negara ke
masyarakat dan sekaligus meningkatkan partisipasi masyarakat, yang akhirnya
mendorong akuntabilitas, transparansi dan responsivitas pemerintah lokal.
Akuntabilitas merupakan elemen yang tidak dapat terpisahkan dalam
pelaksanaan good governance dan merupakan tantangan bagi pemerintah untuk
dapat mempertanggungjawabkan dan selalu terbuka kepada masyarakat dalam
pelaksanaan program serta kebijakan yang ditetapkan. Ulum (2008:40)
4
menyebutkan bahwa terdapat tiga prinsip dasar dalam setiap penyelenggaraan
good governance. Tiga prinsip tersebut adalah akuntabilitas, transparansi dan
partisipasi.
Penerapan prinsip akuntabilias harus ditaati secara konsisten oleh semua
pihak yang terlibat dalam pengelolaan dan pelaopran ADD tanpa terkecuali.
Akuntabilitas ini pada dasarnya diterapkan dengan memberikan akses kepada
pihak-pihak yang berkepentingan untuk melakukan pemeriksaan bertanya atau
menggugat pertanggungjawaban dari pihak pengelola ADD. Dalam pengelolaan
dan pelaporan ADD ini dapat diterapkan dengan memberi akses kepada semua
pihak untuk mengetahui konsep yang berkaitan dengan ADD, kebijakan dalam
pengambilan keputusan, perkembangan kegiatan keuangan, serta informasi
lainnya dari para pengelola ADD di Pemerintah Desa.
Beberapa penelitian sebelumnya telah melakuan pengujian mengenai
tingkat akuntabilitas suatu lembaga publik dalam mengelola keuangan seperti
Subroto (2009) dan Setyoko (2012) dengan objek penelitian pemerintah desa.
Sejalan dengan penelitian Subroto (2009) dan Setyoko (2012) peneliti berusaha
menguji tingkat akuntabilitas Pemerintah Desa dalam mengelola keuangan,
dengan objek penelitian yang lebih luas yaitu Pemerintah Desa yang ada di
wilayah Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar yang menggunakan laporan
pertanggungjawaban ADD tahun anggaran 2014. Penelitian ini dilakukan di
Kecamatan Kesamben karena total dana ADD yang diterima lebih banyak
dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya. Dengan damikian, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Analisis
5
Akuntabilitas Laporan Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa di Wilayah
Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar”
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, penilitian ini
bertujuan untuk menganilisis hasil pelaporan akuntabilitas pada ADD. Rumusan
Masalah dalam Penilitian ini adalah :
1. Bagaimana akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa di wilayah
Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar ?
2. Bagaimana pelaporan
Alokasi Dana Desa di wilayah Kecamatan
Kesamben Kabupaten Blitar ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa di
Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar.
2. Untuk mendeskripsikan akuntabilitas pelaporan Alokasi Dana Desa di
Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar.
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan diharapkan mempunyai manfaat sebagai
berikut :
6
1. Perkembangan Kajian Akuntansi
Sebagai bahan merumuskan khasanah ilmu tentang pengelolaan dan
akuntabilitas Alokasi Dana Desa (ADD)
2. Dunia Praktik
Sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi bagi desa-desa di wilayah
Kecamatan
Kesamben
Kabupaten
Blitar
dalam
mengelola
dan
meningkatkan akuntabilitas sehingga bisa melakukan perbaikan dalam
merumuskan, menyusun, dan menetapkan keputusan tentang kebijakan
dalam penggunaan dan pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD)
3. Peneliti Selanjutnya
Sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya yang akan mengambil tema yang
sama, sehingga dapat memberikan kajian yang lebih mendalam pada masa
yang akan datang.
7
PERTANGGUNGJAWABAN ALOKASI DANA DESA DI
WILAYAH KECAMATAN KESAMBEN KABUPATEN
BLITAR
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Derajat Sarjana Ekonomi
Oleh :
Hyedey Rossitawati
201210170311345
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim.
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
berkat ijin dan Rindhonya semata, saya dapat menyelesaikan tugas akhir dengan
judul
“ANALISIS
AKUNTABILITAS
LAPORAN
PERTANGGUNGJAWABAN ALOKASI DANA DESA DI WILAYAH
KECAMATAN KESAMBEN KABUPATEN BLITAR”.
Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi dan
melengkapi salah satu syarat untuk mecapai derajat Sarjana Strata-1 Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Malang. Selama studi dan dalam proses penyusunan
tugas akhir ini, penulis telah memperoleh bantuan, bimbingan dan pengarahan
dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan semangat, dan
mendoakan saya tanpa mengenal rasa lelah..
2. Segenap jajaran pimpinan Universitas Muhammadiyah Malang, jajaran
pimpinan Fakultas Ekonomi, dan jajaran pimpinan di Jurusan Akuntansi
yang baik secara langsung maupun tidak langsung turut memperlancar
proses penyusunan tugas akhir ini.
3. Bapak Drs. A. Waluya Jati, MM. dan Ibu Dra. Endang Dwi
W.,M.Si.,Ak.,CA masing-masing sebagai Dosen Pembimbing I dan Dosen
Pembimbing II. Terima kasih atas arahan, bimbingan, dan nasehatnya
selama proses penyusunan tugas akhir ini di sela-sela kesibukan beliau.
4. Bapak Drs. Adi Prasetyo, M.Si., Ak selaku dosen wali kelas Akuntansi G
angkatan 2012.
5. Para anggota tim pelaksana Teknis Kecamatan Kesamben Kabupaten
Blitar yang telah membantu saya dalam memperoleh data laporan
keuangan.
6. Sahabat saya Endel’s yang telah memberikan semangat setiap hari, Pipit
Dwi, Dhaulingga Aprilian, Adita Rahmatika, Amelia Fabiola, Vania
Aisyah, Elisa Lindayati, Annisa Yona yang telah menemani saya selama
proses penyelesaian tugas akhir ini.
7. Teman hidup saya Ompa Prasetyo Wibowo yang selalu sabar dalam
menghadapi emosi dan kebingungan saya, yang tidak pernah lelah dan
mengeluh untuk memberikan semangat serta motivasi untuk saya.
8. Teman-teman Akuntansi G angkatan 2012, kita berjuang bersama dan
semoga mendapatkan hasil terbaik.
9. Rekan-rekan dan semua pihak yang mungkin tidak dapat saya sebutkan
satu per satu dalam lembaran ini.
Kepada mereka semua, hanya ucapan terima kasih dan do’a tulus yang
dapat saya persembahkan, semoga segala yang telah mereka berikan kepada saya
tercatat dengan tinta emas dalam lembaran catatan roqib sebagai sebuah ibadah
yang tiada ternilai.Amiin.
Akhirnya, dengan segala keterbatasan dan kekurangan, saya persembahkan
karya tulis ini kepada siapapun yang membutuhkannya. Kritik konstruktif dan
saran dari semua pihak sangat saya harapkan untuk penyempurnaan karya-karya
saya selanjutnya.Terimakasih.
Billahittaufiq Wal Hidayah
Malang, 8 April 2016
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1990. Manajemen penelitian: Rineka Cipta.
Azzu
Anonymous. 2005. " Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 Tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan". Jakarta : Komite Standar Akuntansi Pemerintah.
Anonymous. 2011. Peraturan Bupati Blitar Nomor 37 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan
Keuangan Desa.
Anonymous. 2005. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No 113 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Penggunaan Alokasi Dana Desa Dari Pemerintah Kabupaten/Kota
Kepada Pemerintah Desa.
Anonymous. 2005. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 Tentang Pemerintah Desa.
hri, M. 2013. Pemberdayaan perempuan dalam membangun budaya anti korupsi. Jurnal
Muwazah 3 (2).
Ariyanti, Vivi Dwi. 2012. " Analisi Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Dama
PNPM Mandiri Pada BKM Betul Malang". Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas
Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Malang.
Bashori, m. m. 2011. Penempatan pancasila dalam korupsi kota. KARYA ILMIAH
MAHASISWA S1 TEKNIK INFORMATIKA.
Blitar, k. 2014. pedoman penggunaan anggaran dana desa.
Mairi, R., S. Syamsuddin, and S. Zauhar. 2014. Performance Accountability of Local
Government (Case study on Presentation of Performance Accountability Report
and Budget Reports on Office of Management of Regional Revenue, Financial
and Assets in Hulu Sungai Selatan Regency). Public Policy and Administration
Research 4 (8):156-166.
MD., I. U. 2015. Klinik Skripsi.
mohamad mahsun, f. s., hibertus andre purwanugraha 2007. Akuntansi sektor publik.
yogyakarta.
Negara, L. A. 2003. Pedoman penyusunan pelaporan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jakarta 1.
Panggabean, H. P., F. H. U. P. Harapan, and U. T. L. Karawaci. 2013. Penegakan hukum
tindak pidana korupsi mendukung pembangunan hukum berbasis hak asasi
manusia (enforcement of corruption law supporting development of law based
human right). DARI REDAKSI:163.
Panudju, A. 2003. Jurnal manajemen Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol 1 (2):1.
Pope, J. 2003. Strategi memberantas korupsi: elemen sistem integritas nasional: Yayasan
Obor Indonesia.
Pramono, P. E., H. Sunaryanto, and B. Benardin. 2014. Analisis apbd propinsi bengkulu
tahun 2002–2006 analysis of apbd of bengkulu province period 2002-2006.
EKONOMI DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN 2 (1):18-25.
Setiawan, W., dan Muid. 2012. Pengaruh Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD) Terhadap Tingkat Korupsi Pemerintah Daerah Di Indonesia,
Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Burhanuddin. 2012. "Analisis Akuntabilitas Keuangan dan Non Keuangan Pengelolaan
Dana Progam Kebun Bibit Rakyat". Skripsi tidak dipublikasikan, Fakultas
Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Malang.
Setyohadi, Julian Deni. 2012. " Akuntabilitas Pengelolaan Keuanagan Pemerintah Desa
Ringinanyar Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar". Skripsi Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis. Tidak Dipublikasikan . UMM Malang.
Setyoko, P. I. 2012. Akuntabilitas Administrasi Keuangan Program Alokasi Dana Desa
(ADD). JIANA (Jurnal Ilmu Administrasi Negara) 11 (01).
Subroto, A. 2009. Akuntabilitas pengelolaan dana desa (studi kasus pengelolaan alokasi
dana desa di desa-desa dalam wilayah kecamatan tlogomulyo kabupaten
temanggung tahun 2008), UNIVERSITAS DIPONEGORO.
Titing, D. W. C. 2011. Indonesia menangis melihat koruptor tertawa. KARYA ILMIAH
MAHASISWA S1 SISTEM INFORMASI.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Desa adalah bentuk pemerintahan terkecil di negara ini. Mayoritas
penduduknya sejumlah keluarga yang berpenghasilan dari hasil Alam negara ini.
Di desa mayoritas Fasilitas-fasilitas nya masih kurang memadai untuk
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, maka dari itu pemerintah selalu
menganggarkan dana desa yang bertujuan untuk terciptanya fasilitas fasilitas
untuk meningkat SDM di masing-masing Desa.
Satu dasawarsa terakhir ini diketahui banyaknya perangkat desa yang
mempunyai tugas mengelola dana ADD masih kurang menguasai pengetahuan
ataupun wawasan mengenai pengelolaan maupun pelaporan Alokasi Dana Desa.
Maka sering terjadinya kesalahan yang disebabakan kurang pahamnya perangkat
desa dalam menyususn laporan pengelolaan dana ADD. Banyaknya dana yang
diberikan Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah terlebih ke Pemerintah Desa
yang tidak diimbangi dengan kemampuan dalam melakukan pengelelolaannya
menyebabkan banyak terjadinya kesalahan dan ketidaksesuaian dalam mencapai
sasaran anggaran.
Pemerintah Kabupaten sebagai atasan langsung dari Pemerintah Desa
seharusnya melakukan pengawasan dan pelatihan terkait dengan pengelolaan dana
yang telah diberikan kepada Pemerintah Desa. Dengan adanya, pengawasan dan
pelatihan dapat sedikit mengurangi terjadinya praktik penyalah gunaan anggaran
1
2
dan ketidaksesuaian sasaran anggaran (Alipius, 2013). Pemerinah Kabupaten
terkesan hanya menggelontorkan anggaran dan petunjuk teknis pelaksanaanya
yang tidak dibarengi dengan pelatihan,
pendampingan dan pengawasan yang ketat. Hal ini menyebabkan
Pemerintah Desa terkesan semaunya dalam menggunakan anggaran karena tidak
dibekali dengan kemampuan yang memadai dalam mengelola anggaran Desa yang
ujungnya tidak tepat sasaran.
Pemerintah Desa merupakan bagian dari sebuah kawasan otonom, dimana
Pemerintah Desa diberi hak-hak istimewa terutama terkait dengan pengelolaan
keuangan. Untuk melaksanakan fungsinya, Desa diberi dana oleh Pemerintah
melalui Pemerintah Daerah. Hal ini mengacu pada UU No.32/2004 tentang
Pemerintah daerah. Oleh karena itu, Desa dibekali dengan pedoman dan petunjuk
teknis pengelolaan dan pelaporan keuangan Desa (Abdullah, 2008). Dengan
diberikannya kekuasaan penuh dalam mengelola keuangan, Desa wajib
menerapkan prinsip akuntabilitas dalam mengelola dan melaporkan keuangan,
sehingga
pengelolaan
dan
pelaporan
keuangan
tersebut
dapat
dipertanggunjawabkan kepada Pemerintah Daerah maupun Pusat sebagai pihak
pemberi dana dan kepada masyarakat.
Diterbitkanya Peraturan Menteri Dalam Negeri No.113/2014 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa memberikan landasan semakin otonomnya
Desa secara praktik. Dengan diberikanya kewenangan pengelolaan keuangan Desa
(berdasarkan Permendagri 113/2014) dan adanya Alokasi Dana Desa (berdasarkan
PP No.72/2005), seharusnya Desa semakin terbuka dan responsibilitas terhadap
3
proses pengelolaan keuangan (Furqani, 2010). Pemberian Alokasi Dana Desa
merupakan wujud dari pemenuhan hak desa untuk menyelenggarakan otonominya
agar tumbuh dan berkembang mengikuti pertumbuhan dari desa itu sendiri
berdasarkan keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan
pemberdayaan masyarakat.
Alokasi Dana Desa atau ADD adalah bagian keuangan Desa yang diperoleh
dari APBD Kabupaten/Kota yang bersumber dari bagian dana perimbangan pusat
dan daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota untuk Desa paling sedikit l0%,
dan dari bagi hasil retribusi/pajak daerah Kabupaten/Kota. Semua itu dilakukan
sebagai langkah nyata pemerintah daerah mendukung pelaksanaan otonomi
daerah di wilayahnya. Sistem pengelolaan dana desa yang dikelola oleh
pemerintah
desa
termasuk
didalamnya
mekanisme
penghimpunan
dan
pertanggungjawaban merujuk pada Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Subroto, 2009). Selanjutnya dijelaskan bahwa pengelolaan dana desa atau alokasi
dana desa (ADD) yang sesuai kebutuhan merupakan salah satu bentuk
desentralisasi guna mendorong good governance, karena mendekatkan negara ke
masyarakat dan sekaligus meningkatkan partisipasi masyarakat, yang akhirnya
mendorong akuntabilitas, transparansi dan responsivitas pemerintah lokal.
Akuntabilitas merupakan elemen yang tidak dapat terpisahkan dalam
pelaksanaan good governance dan merupakan tantangan bagi pemerintah untuk
dapat mempertanggungjawabkan dan selalu terbuka kepada masyarakat dalam
pelaksanaan program serta kebijakan yang ditetapkan. Ulum (2008:40)
4
menyebutkan bahwa terdapat tiga prinsip dasar dalam setiap penyelenggaraan
good governance. Tiga prinsip tersebut adalah akuntabilitas, transparansi dan
partisipasi.
Penerapan prinsip akuntabilias harus ditaati secara konsisten oleh semua
pihak yang terlibat dalam pengelolaan dan pelaopran ADD tanpa terkecuali.
Akuntabilitas ini pada dasarnya diterapkan dengan memberikan akses kepada
pihak-pihak yang berkepentingan untuk melakukan pemeriksaan bertanya atau
menggugat pertanggungjawaban dari pihak pengelola ADD. Dalam pengelolaan
dan pelaporan ADD ini dapat diterapkan dengan memberi akses kepada semua
pihak untuk mengetahui konsep yang berkaitan dengan ADD, kebijakan dalam
pengambilan keputusan, perkembangan kegiatan keuangan, serta informasi
lainnya dari para pengelola ADD di Pemerintah Desa.
Beberapa penelitian sebelumnya telah melakuan pengujian mengenai
tingkat akuntabilitas suatu lembaga publik dalam mengelola keuangan seperti
Subroto (2009) dan Setyoko (2012) dengan objek penelitian pemerintah desa.
Sejalan dengan penelitian Subroto (2009) dan Setyoko (2012) peneliti berusaha
menguji tingkat akuntabilitas Pemerintah Desa dalam mengelola keuangan,
dengan objek penelitian yang lebih luas yaitu Pemerintah Desa yang ada di
wilayah Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar yang menggunakan laporan
pertanggungjawaban ADD tahun anggaran 2014. Penelitian ini dilakukan di
Kecamatan Kesamben karena total dana ADD yang diterima lebih banyak
dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya. Dengan damikian, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Analisis
5
Akuntabilitas Laporan Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa di Wilayah
Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar”
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, penilitian ini
bertujuan untuk menganilisis hasil pelaporan akuntabilitas pada ADD. Rumusan
Masalah dalam Penilitian ini adalah :
1. Bagaimana akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa di wilayah
Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar ?
2. Bagaimana pelaporan
Alokasi Dana Desa di wilayah Kecamatan
Kesamben Kabupaten Blitar ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa di
Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar.
2. Untuk mendeskripsikan akuntabilitas pelaporan Alokasi Dana Desa di
Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar.
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan diharapkan mempunyai manfaat sebagai
berikut :
6
1. Perkembangan Kajian Akuntansi
Sebagai bahan merumuskan khasanah ilmu tentang pengelolaan dan
akuntabilitas Alokasi Dana Desa (ADD)
2. Dunia Praktik
Sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi bagi desa-desa di wilayah
Kecamatan
Kesamben
Kabupaten
Blitar
dalam
mengelola
dan
meningkatkan akuntabilitas sehingga bisa melakukan perbaikan dalam
merumuskan, menyusun, dan menetapkan keputusan tentang kebijakan
dalam penggunaan dan pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD)
3. Peneliti Selanjutnya
Sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya yang akan mengambil tema yang
sama, sehingga dapat memberikan kajian yang lebih mendalam pada masa
yang akan datang.
7