ANALISIS AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA PADA DESA BANJARARUM KECAMATAN SINGOSARI KABUPATEN MALANG

(1)

ANALISIS AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA PADA DESA BANJARARUM KECAMATAN SINGOSARI

KABUPATEN MALANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh :

PUTRI NIRMALA SARI 201210170311408

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan karunia serta rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Strata Satu (S1) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Malang.

Selain itu penulis juga ingin menyampaikan ucapan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:

1. Allah Karim Yang Maha Segalannya dan Rasulullah SAW yang selalu penulis harapkan syafa’atnya kelak.

2. Teruntuk Aby wa Umy yang telah memberikan semangat untuk segera mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi.

3. Rektor Universitas Muhammadiyah Malang Bapak Drs. Fauzan, M.Pd. 4. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Bapak Dr. Nazaruddin Malik, M.Si. 5. Ketua Jurusan Akuntansi Ibu Dra. Siti Zubaidah, M.M., Ak., CA.

6. Bapak Drs. Dhaniel Syam, MM., Ak., CA serta Ibu Gina Harventy, S.E., M.M., Ak., CA selaku pembimbing skripsi yang selalu memberikan motivasi, bimbingan, dan saran untuk penyelesaian skripsi.

7. Seluruh keluarga Kantor Desa Banjararum, terutama Pak Za’fari, Pak Imron, Bu Widi, Om Nanang, Om Bay dan Pak Kasun Karanglo.


(7)

vii

8. My best friend ever Siti Ayu Mustikasari ♡ daughter of C.E.O Matahari Meatball, I cant wrote many words for you because you are hmm I cant describe how a lucky am I to have a friend like you! Thank you so much for your support!

9. ♡ نﺮﺴﺘﻛ نﺮﯿﺧ ﮫﻠ ﻛﺰﺟ يﺰ ﯿ ﺪﯿ ﻞﻌﯿﻓر ﺪ ﻲﺒﻠﻗ ﻲﺒﯿﺒ ♡

10. Dan untuk teman-teman Akuntansi H 2012 dan semua teman-teman yang tidak bisa sebutkan satu persatu, terima kasih banyak.

Jazzakumullah khairan katsiran..

Dalam penulisan skripsi ini, penulis masih merasa banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki peneliti. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 7 April 2016


(8)

viii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, didalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah diteliti atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Malang, 07 April 2016

Putri Nirmala Sari 201210170311408


(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

BERITA ACARA ... iii

KARTU KENDALI BIMBINGAN ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ... viii

DAFTAR ISI ... ix

ABSTRAKSI ... xi

ABSTRACT ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat ... 6

1. Tujuan ... 6

2. Manfaat ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Review Penelitian Terdahulu ... 7

B. Kajian Pustaka ... 10

1. Konsep Otonomi Daerah ... 10

2. Konsep Pemerintahan Desa... 12

3. Konsep Akuntabilitas ... 13

4. Konsep Akuntabilitas Kinerja ... 15

5. Konsep Pengelolaan Keuangan Desa ... 16

6. Prosedur Pengelolaan Keuangan Desa ... 18

7. Konsep Pengalokasian Alokasi Dana Desa... 20

8. Fungsi dan Peran Pengelola Alokasi Dana Desa ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Jenis Penelitian ... 23

B. Objek Penelitian ... 23

C. Jenis dan Sumber Data ... 23

D. Teknik Perolehan Data ... 24

E. Teknik Analisis ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 26

A. Gambaran Umum Desa Banjararum ... 26

B. Deskripsi Data Penelitian ... 32

C. Analisis Data ... 39


(10)

x

BAB V PENUTUP ... 55

A. Kesimpulan ... 55

B. Keterbatasan ... 56

C. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Klasifikasi Tingkat Akuntabilitas... 25

Tabel 4.1 Rincian Jumlah Penduduk per Nopember 2015 ... 27

Tabel 4.2 Jenjang Pendidikan Masyarakat ... 28

Tabel 4.3 Rincian Jumlah Dukuh Desa Banjararum ... 29

Tabel 4.4 Laporan Realisasi APBDes Banjararum Tahun Anggaran 2015 .. 33

Tabel 4.5 Pembagian Alokasi Dana Desa di Kecamatan Singosari ... 36

Tabel 4.6 Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Desa Banjararum berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 ... 46


(12)

xii

DAFTAR BAGAN


(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan Kepala Desa Banjararum ... 60

Lampiran 2 Permohonan Pembangunan Bedah Rumah ... 63

Lampiran 3 Kerangka Proposal Usulan Kegiatan Tahun 2015 ... 67

Lampiran 4 Berita Acara Musyawarah Pembangunan Desa ... 68

Lampiran 5 Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Bedah Rumah ... 69

Lampiran 6 Buku Kas Umum Pembangunan Bedah Rumah ... 70

Lampiran 7 Daftar Isian Data Pemetaan Rumah Tidak Layak Huni ... 71


(14)

xiv ABSTRAKSI

Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) ini bertujuan untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Desa kepada pihak internal dan kepada pihak eksternal.

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan mendeskripsikan akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa dan mendeskripsikan faktor penghambat dan pendukung pengelolaan Alokasi Dana Desa pada Desa Banjararum menggunakan metode deskriptif yang bersifat studi kasus.

Hasil dari penelitian tersebut ditemukan bahwa pada akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa pada Desa Banjararum telah menerapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014, walaupun ada yang belum terlaksana dengan sempurna pada tahap pelaporan dan pertanggungjawaban. Pemerintah Desa Banjararum dalam melaporkan laporan pertranggungjawaban tidak pada bulan Januari tahun 2016 yang seharusnya paling lambat bulan Januari tahun berikutnya dikarenakan keterlambatan ketua Tim Pelaksana Kegiatan dalam menyampaikan laporan pertanggungjawabannya kepada Bendahara.

Kata kunci: Akuntabilitas, Pengelolaan Alokasi Dana Desa, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014


(15)

xv ABSTRACT

Management accountability of Alokasi Dana Desa aims to provide accountability, presenting, reporting and disclose all activities that are the responsibility of the village goverment to the internal and external parties.30

The purpose of this study is to analyze and describe the accountability of management of Alokasi Dana Desa and describe the factors inhibiting and supporting the management of Alokasi Dana Desa at Banjararum Village using descriptive case study method.39

The result of this studies found that accountability of the management of Alokasi Dana Desa in Banjararum Village have apllied Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014, although there is yet to be done perfectly at the stage of reporting and accountability. Village goverment in reporting accountability report does not in January that should be reporting later than January of next year due to delays in implementing activities within the team leader to submit a report to the treasurer.83

Keywords: Accountability, Management of Alokasi Dana Desa, Peraturan


(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah menjelaskan Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Asas Otonomi adalah prinsip dasar penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan Otonomi Daerah. Desentralisasi adalah penyerahan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi. Sehingga menurut Bastian (2006:331)desentralisasi sering dimaknai sebagai pemilikan kekuasaan untuk menentukan nasib sendiri dan mengelolanya untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Pemaknaan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri merupakan prinsip utama otonomi daerah. Dengan kata lain, salah satu makna yang selalu melekat dalam otonomi daerah adalah pembagian kekuasaan di antara berbagai level pemerintahan.

Sehubungan dengan tersebut maka, terdapat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa yang menerangkan Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah


(17)

2

yang berwenang untuk mengatur dan mengurusnurusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara Indonesia yang sebagian wilayahnya adalah perdesaan, gencar untuk membangun desa masing-masing karena dengan adanya Undang-Undang tersebut maka tiap-tiap desa harus dapat memberdayakan masyarakatnya untuk kesejahteraan masyarakat itu sendiri salah satunya dengan adanya Alokasi Dana Desa (ADD).

Alokasi Dana Desa adalah persentase dana dari APBD yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Pemerintah Daerah untuk desa dengan alokasi berdasarkan besar dana minimum ditambahkan dengan besar alokasi dana berdasarkan variabel dari indikator. Dalam Peraturan Bupati Malang (2013) Nomor 5 Tahun 2013 menjelaskan sasaran penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) diserahkan kepada Pemerintah Desa yang mengacu pada hasil musyawarah atau rembug desa melalui proses perencanaan partisipatif, sedangkan secara umum sasaran penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) adalah: 1. Belanja Aparatur dan Operasional Pemerintahan Desa sebesar 30% (tiga puluh persen), 2. Pemberdayaan Masyarakat sebesar 70% (tujuh puluh persen).


(18)

3

Dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) maka diperlukan akuntabilitas. Menurut Mardiasmo (2009:21)akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan,melaporkan dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewajiban untuk meminta pertanggungjawaban tersebut. Terwujudnya akuntabilitas merupakan tujuan utama dari reformasi sektor publik. Tuntutan akuntabilitas publik mengharuskan lembaga-lembaga sektor publik untuk lebih menekankan pada pertanggungjawaban horizontal bukan hanya pertanggungjawaban vertikal. Tuntutan yang kemudian muncul adalah perlunya dibuat laporan keuangan eksternal yang menggambarkan kinerja lembaga sektor publik.

Sejauh ini masyarakat desa hanya melihat dari segi fisik tentang pembangunan infrastruktur tanpa memperdulikan bagaimana akuntabilitas pemakaian dana yang telah dikeluarkan untuk pembangunan tersebut, apakah sudah sesuai dengan peruntukannya seperti yang diatur dalam undang-undang dan peraturan-peraturan yang mengatur tentang pengelolaan keuangan. Akuntabilitas pengelolaan keuangan Alokasi Dana Desa (ADD) ini menjadi penting karena akuntabilitas tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada pihak internal melainkan kepada pihak eksternal yaitu masyarakat Desa Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.


(19)

4

Sehubungan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik IndonesiaNomor 113 Tahun 2014 menyatakan pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputiperencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa. Pada pasal 2 ayat (1) keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Pengelolaan keuangan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikelola dalam masa 1 (satu) tahun anggaran yakni mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.

Irma (2015)dalam penelitiannya Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi menerangkan penerapan prinsip akuntabilitas pengelolaanAlokasi Dana Desa (ADD) ini dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan semuakegiatan, dan paska kegiatan sehinggapengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD)diharapkan dapat dipertanggungjawabkan dandipertanggunggugatkan. Hasilnya Akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa di wilayah Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi dilihat dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggung jawaban baik secara teknis maupun administrasi sudah berjalan dengan baik, namun dalam hal pertanggung jawaban administrasi keuangan kompetensi sumber daya manusia pengelola masih merupakan kendala utama, sehingga masih memerlukan pendampingan dari aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi.


(20)

5

Fajri dkk (2015) dengan judul penelitian Akuntabilitas Pemerintah Desa Pada Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) (Studi pada Kantor Desa Ketindan, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang) pengelolaan ADD melewati 3 (tiga) tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan, dengan hasil dari setiap tahapan tersebut telah dilaksanakan dengan mematuhi setiap aturan yang tertera dan tertulis dalam Peraturan Bupati. Meskipun demikian masih ditemukan kesalahan walaupun tidak merupakan masalah yang besar yakni jumlah penggunaan sasaran yang sedikit melebihi dari yang telah ditentukan dalam peraturan.

Penelitian ini untuk mengetahui akuntabilitas pengelolaan AlokasiDana Desa (ADD) pada Desa Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah ada adalah pada lokasi penelitian, Desa Banjararum termasuk desa yang menerima pendapatan transfer terbesardibandingkan dengan kabupaten lainnya yaitu Rp. 1.022.752.165 yang di dalamnya terdapat pendapatan transfer Alokasi Dana Desa (ADD) sebesar Rp. 484.770.000, sehingga dengan besaran dana tersebut diharapkan Desa Banjararum harus benar-benar mendapatkan predikat akuntabilitas yang memuaskan.


(21)

6

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa pada Desa Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten Malang?

2. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa pada Desa Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten Malang?

C. Tujuan dan Manfaat Peneltian C.1. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis dan mendeskripsikan akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa pada Desa Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.

2. Mendeskripsikan faktor penghambat dan faktor pendukung akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa Pada Desa Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.

C.2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Akuntabilitas diharapkan dapat meningkatkan pengendalian atas

pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) berdasarkan prosedur yang ditetapkan.

2. Ditinjau dari kinerja akuntabilitas, diharapkan suatu instansi dapat mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan.


(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 23 tentang

Pemerintahan Daerah menjelaskan Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Asas Otonomi adalah prinsip dasar penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan Otonomi Daerah. Desentralisasi adalah penyerahan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi. Sehingga menurut Bastian (2006:331)desentralisasi sering dimaknai sebagai pemilikan kekuasaan untuk menentukan nasib sendiri dan mengelolanya untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Pemaknaan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri merupakan prinsip utama otonomi daerah. Dengan kata lain, salah satu makna yang selalu melekat dalam otonomi daerah adalah pembagian kekuasaan di antara berbagai level pemerintahan.

Sehubungan dengan tersebut maka, terdapat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa yang menerangkan Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah


(2)

yang berwenang untuk mengatur dan mengurusnurusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara Indonesia yang sebagian wilayahnya adalah perdesaan, gencar untuk membangun desa masing-masing karena dengan adanya Undang-Undang tersebut maka tiap-tiap desa harus dapat memberdayakan masyarakatnya untuk kesejahteraan masyarakat itu sendiri salah satunya dengan adanya Alokasi Dana Desa (ADD).

Alokasi Dana Desa adalah persentase dana dari APBD yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Pemerintah Daerah untuk desa dengan alokasi berdasarkan besar dana minimum ditambahkan dengan besar alokasi dana berdasarkan variabel dari indikator. Dalam Peraturan Bupati Malang (2013) Nomor 5 Tahun 2013 menjelaskan sasaran penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) diserahkan kepada Pemerintah Desa yang mengacu pada hasil musyawarah atau rembug desa melalui proses perencanaan partisipatif, sedangkan secara umum sasaran penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) adalah: 1. Belanja Aparatur dan Operasional Pemerintahan Desa sebesar 30% (tiga puluh persen), 2. Pemberdayaan Masyarakat sebesar 70% (tujuh puluh persen).


(3)

Dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) maka diperlukan akuntabilitas. Menurut Mardiasmo (2009:21)akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan,melaporkan dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewajiban untuk meminta pertanggungjawaban tersebut. Terwujudnya akuntabilitas merupakan tujuan utama dari reformasi sektor publik. Tuntutan akuntabilitas publik mengharuskan lembaga-lembaga sektor publik untuk lebih menekankan pada pertanggungjawaban horizontal bukan hanya pertanggungjawaban vertikal. Tuntutan yang kemudian muncul adalah perlunya dibuat laporan keuangan eksternal yang menggambarkan kinerja lembaga sektor publik.

Sejauh ini masyarakat desa hanya melihat dari segi fisik tentang pembangunan infrastruktur tanpa memperdulikan bagaimana akuntabilitas pemakaian dana yang telah dikeluarkan untuk pembangunan tersebut, apakah sudah sesuai dengan peruntukannya seperti yang diatur dalam

undang-undang dan peraturan-peraturan yang mengatur tentang

pengelolaan keuangan. Akuntabilitas pengelolaan keuangan Alokasi Dana Desa (ADD) ini menjadi penting karena akuntabilitas tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada pihak internal melainkan kepada pihak eksternal yaitu masyarakat Desa Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.


(4)

Sehubungan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik IndonesiaNomor 113 Tahun 2014 menyatakan pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputiperencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa. Pada pasal 2 ayat (1) keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Pengelolaan keuangan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikelola dalam masa 1 (satu) tahun anggaran yakni mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.

Irma (2015)dalam penelitiannya Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi menerangkan penerapan prinsip akuntabilitas pengelolaanAlokasi Dana Desa (ADD) ini dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan semuakegiatan, dan paska kegiatan sehinggapengelolaan Alokasi Dana

Desa (ADD)diharapkan dapat dipertanggungjawabkan

dandipertanggunggugatkan. Hasilnya Akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa di wilayah Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi dilihat dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggung jawaban baik secara teknis maupun administrasi sudah berjalan dengan baik, namun dalam hal pertanggung jawaban administrasi keuangan kompetensi sumber daya manusia pengelola masih merupakan kendala utama, sehingga masih memerlukan pendampingan dari aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi.


(5)

Fajri dkk (2015) dengan judul penelitian Akuntabilitas Pemerintah Desa Pada Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) (Studi pada Kantor Desa Ketindan, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang) pengelolaan ADD melewati 3 (tiga) tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan, dengan hasil dari setiap tahapan tersebut telah dilaksanakan dengan mematuhi setiap aturan yang tertera dan tertulis dalam Peraturan Bupati. Meskipun demikian masih ditemukan kesalahan walaupun tidak merupakan masalah yang besar yakni jumlah penggunaan sasaran yang sedikit melebihi dari yang telah ditentukan dalam peraturan.

Penelitian ini untuk mengetahui akuntabilitas pengelolaan AlokasiDana Desa (ADD) pada Desa Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah ada adalah pada lokasi penelitian, Desa Banjararum termasuk desa yang menerima pendapatan transfer terbesardibandingkan dengan kabupaten lainnya yaitu Rp. 1.022.752.165 yang di dalamnya terdapat pendapatan transfer Alokasi Dana Desa (ADD) sebesar Rp. 484.770.000, sehingga dengan besaran dana tersebut diharapkan Desa Banjararum harus benar-benar mendapatkan predikat akuntabilitas yang memuaskan.


(6)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa pada Desa Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten Malang?

2. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa pada Desa Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten Malang?

C. Tujuan dan Manfaat Peneltian C.1. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis dan mendeskripsikan akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa pada Desa Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.

2. Mendeskripsikan faktor penghambat dan faktor pendukung

akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa Pada Desa Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.

C.2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Akuntabilitas diharapkan dapat meningkatkan pengendalian atas

pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) berdasarkan prosedur yang ditetapkan.

2. Ditinjau dari kinerja akuntabilitas, diharapkan suatu instansi dapat

mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan