ANALISIS AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) (Studi Pada Desa Ngebruk Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang)

(1)

ANALISIS AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ALOKASI

DANA DESA (ADD)

(Studi Pada Desa Ngebruk Kecamatan Sumberpucung

Kabupaten Malang)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh:

ANNA ANGGRAINI

201210170311153

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

v

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikumWr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala petunjuk, rahmat, hidayah, dan kesempatan sehingga skripsi yang berjudul “Analisis Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) (Studi Pada Desa Ngebruk Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang)” ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Malang.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarganya dan sahabatnya yang selalu membantu beliau dalam menegakkan Dinullah di muka bumi ini. Penelitian ini sangat penting dilakukan karena untuk membuktikan akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) pada Desa Ngebruk Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak berikut:

1. Bapak Drs. Fauzan, Mpd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Dr. H. Nazzaruddin Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Dra. Siti Zubaidah, MM.,Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Ibu Dra. Endang Dwi W, M.Si.Ak.CA selaku Dosen pembimbing 1 yang telah rela meluangkan waktu untuk mengoreksi serta memberikan petunjuk yang sangat bermanfaat guna penyusunan skripsi ini.


(7)

vi

5. Bapak Drs. A. Waluya Jati, MM selaku Dosen pembimbing 2 yang penuh kesabaran telah memberikan bimbingan serta petunjuk hingga selesainya penulisan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Adi Prasetyo, M.Si selaku Dosen Wali kelas C angkatan tahun 2012, Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan selama penulis duduk di bangku kuliah.

8. Kedua Orang Tua Saya tercinta, Bapak Supriyono S.H., MM dan Ibu Wahyu Widyaningsih, yang telah berjuang demi kelangsungan kuliah saya dan selalu memberikan Do’a dan limpahan kasih sayangnya.Kupersembahkan toga ini untuk Bapak dan Ibu

9. Adikku tercinta Choiruddin yang sudah memotivasi dalam mengerjakan skirpsi ini.

10.Terkasih Charisma Rayskel Refind Katiandagho yang selalu setia menghapi saya.

11.Semua temen-temenku di Akuntansi C angkatan 2012, serta teman-teman seperjuangan (Fajar, Ashry, Nisa, Yuli, Anin, Debbie, Ulfi, Ena, Fajriah, Ifa, Rossa, Firman, Qadar, Nila, Eka, Rina) yang membangkitkan motivasi saya untuk terus berjuang.

12.Keluarga besar bidadari-bidadari Bapak kos Ahadun Muchtar Margojoyo No. 8


(8)

vii

13.Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah banyak membantu terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

Akhirnya segala amal baik yang telah mereka berikan kepada penulis semoga mendapat balasan dari Allah SWT dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

WassalamualaikumWr. Wb.

Malang, 26 Maret 2016


(9)

viii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, didalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah diteliti atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Malang, 24 Maret 2016 Mahasiswa

Anna Anggraini


(10)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KARTU KENDALI KONSULTASI ... iii

KATA PENGANTAR ... v

SURAT PERNYATAAN………viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR………...xiii DAFTAR LAMPIRAN………...xiv

ABSTRAK ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Pembatasan Masalah ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 7

B. Tinjauan Pustaka ... 11

1. Alokasi Dana Desa (ADD) ... 11

2. Prinsip Transparansi ... 21


(11)

x

4. Prinsip Value of Money ... 27

5. Pembinaan dan Pengawasan ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 29

B. Jenis Penelitian ... 29

C. Jenis dan Sumber Data ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

E. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 32

B. Deskripsi Data Penelitian ... 37

C. Analisis Data ... 38

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 63

B. Keterbatasan Pnelitian ... 65

C. Saran ... 65


(12)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Luas Wilayah Desa Ngebruk ... 32

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Desa Ngebruk ... 33

Tabel 4.3 Kondisi Sumber Daya Manusia ... 34

Tabel 4.4 Penggunaan ADD Tahun 2014 untuk Biaya Aparatur dan Operasional Pemerintah Desa 30% ... 39

Tabel 4.5 Penggunaan ADD Tahun 2014 Pemberdayaan Masyarakat 70% ... 39

Tabel 4.6 Tabel Presentase Penggunaan ADD ... 40

Tabel 4.7 Rekapitulasi Penggunaan ADD Tahun 2014 ... 40

Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Akuntabilitas Pengelolaan ADD ... 46

Tabel 4.9 Perbandingan Indikator Akuntabilitas dengan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) ... 47

Tabel 4.10 Analisis Tahap Perencanaan ADD Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 113 Tahun 2014 ... 51

Tabel 4.11 Analisis Tahap Pengelolaan ADD Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 113 Tahun 2014 ... 53

Tabel 4.12 Analisis Tahap Penatausahaan ADD Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 113 Tahun 2014 ... 54


(13)

xii

Tabel 4.13 Analisis Tahap Pelaporan ADD Berdasarkan

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 113 Tahun 2014 ... 55 Tabel 4.14 Analisis Tahap pertanggungjawaban ADD Berdasarkan


(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Wawancara dengan Perangkat Desa Ngebruk ... 69

Lampiran 2 : Daftar Wawancara Dengan Masyarakat ... 74

Lampiran 3 : Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan ... 77

Lampiran 4 : LaporanAnggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDesa) ... 80

Lampiran 5 : Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Tahap I (30%) ... 83

Lampiran 6 : Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Tahap II (40%) ... 84

Lampiran 7 : Surat Pertanggungjawaban (SPT) Tahap III (30%)... 85

Lampiran 8 : Daftar Hadir Musyawarah Rencana Pembangunan Desa ... 86

Lampiran 9 : Program Bantuan Kemiskinan untuk Sekolah Dasar ... 87


(16)

67

DAFTAR PUSTAKA

Aprillian, S. G. 2014. "Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di Desa Kedungrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013". Vol. 1, No. 1, hlm: 19-24.

Arifiyanto, D. F. 2012. "Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di Kecamatan Umbul Sari Kabupaten Jember". Vol. 1, No. 1, hlm: 11-20. Chairunnisa, D. S. 2013. "Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ". Riset

Akuntansi, Vol. 6, No. 2, hlm: 150-174.

Darmiasih, N. K., N. L. G. E. Sulindawti, dan N. A. S. Darmawa. 2013. "Analisis Mekanisme Penyaluran Alokasi Dana Desa Pada Pemerintah Desa (Studi Kasus Desa Tri Eka Buana, Kecamatan Sideman, Kabupaten Karangasem". Ekonomi, Vol. 3, No. 1, hlm: 65-77.

http://www.bpkp.go.id. [diakses pada 10 Oktober 2015]. http://www.bpmdp.go.id. [diakses pada 10 Oktober 2015].

http://www.informasi-pendidikan.com. [diakses pada 13 Oktober 2015]. Indonesia, R. 2014. Undang-Undang No. 6 Tentang Desa.

Mardiasmo. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: ANDI. ———. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: ANDI.

Nurcholis, H. 2011. Pertumbuhan & Penyelenggaran Pemerintah Desa. Jakarta Timur: Erlangga.

Peratuan Menteri Dalam Negeri No. 113 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa. 2014.

Peraturan Bupati Malang No. 5 Tentang Alokasi Dana Desa. 2013.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 37 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa. 2007.

Purwati, D. 2014. "Analisis Akuntabiltas dan Transparansi Pengelolaan Dan Penggunaan Alokasi Dana Desa Dalam Mewujudkan Good Governane". Vol. 1, No. 1, hlm: 60-77.

Subroto, A. 2009. "Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa (Studi Kasus Pengelolaan Keuangan Alokasi Dana Desa Di Desa-Desa Dalam Wilayah


(17)

68

Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung Tahun 2008". Vol. 1, No. 1, hlm: 65-75.

Tamtama, D. M. 2014. "Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (Studi Kasus Dalam Wilayah Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung Tahun 2008". Vol. 1, No. 1, hlm: 10-17.


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Desa memiliki kedudukan sangat penting baik sebagai alat untuk mencapai tujuan pembangunan nasional ataupun sebagai lembaga yang memperkuat struktur pemerintahan Negara Indonesia. Sebagai alat untuk mencapai kegiatan tujuan pembangunan nasional, desa merupakan agen pemerintah terdepan yang dapat menjangkau kelompok masyarakat yang hendak disejahterahkan, sedangkan sebagai lembaga pemerintahan desa merupakan lembaga yang dapat memperkuat lembaga pemerintahan nasional karena sebagai kesatuan masyarakat hukum adat desa telah memiliki daya tahan luar biasa sepanjang keberadaannya . Dengan keadaan seperti itu, maka keberadaan desa menjadi sangat penting dan strategis.

Untuk mendanai setiap kegiatan pembangunan desa, diperlukan biaya yang terbilang tidak sedikit. Di setiap desa di Indonesia diberikan Alokasi Dana Desa (ADD) setiap tahun dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk pembangunan desa tersebut. Pengalokasian dana oleh Pemerintah Kabupaten untuk Desa, bersumber dari bagi hasil penerimaan pajak daerah, bagi hasil penerimaan retribusi daerah, dan bagian dana perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah yang diterima Pemerintah Kabupaten kecuali Dana Alokasi Khusus (Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No 113 Tahun 2014). Besarnya bagi hasil pajak daerah sebagaimana yang dimaksud yang diperuntukkan bagi desa paling sedikit adalah 10% dari


(19)

2

penerimaan pajak daerah per tahun, dengan memperhatikan aspek pemerataan dan potensi desa yang bersangkutan (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, 2015). Untuk besarnya bagi hasil retribusi daerah yang diperuntukkan bagi desa adalah paling sedikit 10% dari penerimaan retribusi daerah per tahun dengan memperhatikan aspek keterlibatan desa dalam penyediaan pelayanan. Sedangkan untuk besarnya bagian dana perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah yang diterima kabupaten untuk desa adalah sebesar 5% sampai dengan 10% dari penerimaan dana perimbangan per tahun, yang terdiri dari bagi hasil pajak dan sumber daya alam, serta Dana Alokasi Umum (DAU) setelah dikurangi belanja pegawai.

Alokasi Dana Desa yang sesuai kebutuhan merupakan salah satu bentuk desentralisasi guna mendorong good governance, karena mendekatkan negara ke masyarakat dan sekaligus meningkatkan partisipasi masyarakat, yang akhirnya mendorong akuntabilitas, transparansi dan responsivitas pemerintah lokal. Good governance Haryanto dalam Subroto (2009) sering diartikan sebagai tata kepemerintahan yang baik, dengan mengikuti kaidah-kaidah tertentu sesuai dengan prinsip-prinsip dasar good governance.

Good governance adalah sebuah kerangka institusional untuk memperkuat otonomi desa, karena secara substantif desentralisasi dan otonomi desa bukan hanya masalah pembagian kewenangan antar level pemerintahan, melainkan sebagai upaya membawa negara lebih dekat dengan masyarakat. Pemerintah lokal tidak akan kuat dan otonomi tidak akan bermakna dan


(20)

3

bermanfaat bagi masyarakat lokal jika tidak ditopang dengan transparansi, akuntabilitas, dan value for money.

Pemerintah desa merupakan bagian dari sebuah kawasan otonom, dimana Pemerintah desa memberikan hak-hak istimewa terutama terkait dengan pengelolaan keuangan. Untuk menjalankan fungsinya desa diberi dana oleh Pemerintah melalaui Peraturan Menteri Dalam Negeri No 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Oleh karena itu desa dibekali dengan pedoman dan petunjuk teknis dalam pengelolaan keuangan desa sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 37 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa. Dengan dibentuknya kekuasaan penuh, desa menerapkan prinsip akuntabilitas, transparasi, dan value for money dalam mengelola keuangannya. Pertanggungjawabanpun harus diserahkan kepada Pemerintah Daerah Pusat sebagai pihak pemberi dana dan kepada masyarakat. Banyaknya dana yang diberikan Pemerintah Daerah terlebih ke Pemerintah Desa kadang tidak diimbangi dengan kemampuan dalam melakukan pengelolaannya menyebabkan banyak terjadi kesalahan dan ketidaksesuaian dalam mencapai sasaran anggaran Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai atasan langsung dari Pemerintah Desa. Seharusnya Pemerintah Daerah melalukan pengawasan dan pelatihan dengan pengelolaan dana yang telah diberikan kepada Pemerintah Desa . Pemerintah Kabupaten terkesan hanya menurunkan anggaran saja tanpa melakukan pendampingan dan pengawasan yang ketat. Di sinilah pentingnya peran masyarakat sebagai pengawas langsung dan tidak lepas dari peran Pemerintah Kabupaten selaku


(21)

4

pemberi dana untuk selalu memonitor jalannya pembangunan di desa. Hal ini dilakukan karena sebesar 70% dari Alokasi Dana Desa diperuntukkan bagi pemberdayaan masyarakat dan 30% untuk penyelengaraan pemerintah desa. ADD yang digunakan untuk pemberdayaan masyarakat desa diarahkan untuk perbaikan atau pembangunan sarana dan prasarana fisik desa yang meliputi perbaikan sarana publik dalam skala kecil dan perbaikan lingkungan serta pemukiman, honor Tim Pelaksana ADD dan penguatan kelembagaan desa dan kegiatan desa lainnya yang dianggap penting. Sedangkan penggunaan ADD untuk penyelenggaraan pemerintahan desa diarahkan untuk menunjang penyelenggaraan pemerintah desa dan operasional Badan Permusyawaratan Desa. Karena sebagian besar Alokasi Dana Desa diperuntukkan bagi masyarakat maka mulai dari proses perencanaan ADD, pelaksanaan ADD, hingga pelaporannya haruslah dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Sehingga nantinya diharapkan dengan dana ADD ini dapat menciptakan pembangunan yang merata dan bermanfaat bagi masyarakat desa.

Desa Ngebruk memiliki luas wilayah 505,275 Ha, dan terdiri dari tiga dukuh, yaitu Dukuh Kebonsari, Dukuh Mbodo dan Dukuh Krajan. Desa Ngebruk di tahun 2014 dalam penerimaan jumlah Alokasi Dana Desa (ADD) mendapat peringkat kedua dari satu Kecamatan Sumberpucung, yaitu sebesar Rp 139.760.000.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui tahapan pengelolaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban


(22)

5

Alokasi Dana Desa Di Desa Ngebruk Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang tahun 2014.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang, maka yang menjadi permasalahan peneliti adalah, Bagaimana perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban dalam penerapan akuntabilitas pengelolaan alokasi dana desa di Desa Ngebruk Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang tahun 2014 ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang akan dipecahkan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban dalam penerapan sistem akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Ngebruk Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang tahun 2014.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban fisik dalam penerapan sistem akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Ngebruk Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang. Berikut beberapa manfaat yang dapat dikontribusikan oleh peneliti melalui penelitian ini :

1. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kondisi perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban sehingga


(23)

6

dapat meningkatkan akuntabilitas pengelolaan ADD khususnya di Desa Ngebruk. Bagi Pemerintah Kecamatan Sumberpucung dan Kabupaten Malang sebagai bahan evaluasi mengenai pengelolaan ADD di Desa Ngebruk.

2. Bagi masyarakat Desa Ngebruk

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat desa mengenai pengelolaan ADD sehingga masyarakat dapat berpartisipasi dalam mensukseskan pelaksanaan ADD.

E. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada bagaimana perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban dalam penerapan akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa, dan peneliti mengambil tempat penelitian hanya di Desa Ngebruk Kecamatan


(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Desa memiliki kedudukan sangat penting baik sebagai alat untuk mencapai tujuan pembangunan nasional ataupun sebagai lembaga yang memperkuat struktur pemerintahan Negara Indonesia. Sebagai alat untuk mencapai kegiatan tujuan pembangunan nasional, desa merupakan agen pemerintah terdepan yang dapat menjangkau kelompok masyarakat yang hendak disejahterahkan, sedangkan sebagai lembaga pemerintahan desa merupakan lembaga yang dapat memperkuat lembaga pemerintahan nasional karena sebagai kesatuan masyarakat hukum adat desa telah memiliki daya tahan luar biasa sepanjang keberadaannya . Dengan keadaan seperti itu, maka keberadaan desa menjadi sangat penting dan strategis.

Untuk mendanai setiap kegiatan pembangunan desa, diperlukan biaya yang terbilang tidak sedikit. Di setiap desa di Indonesia diberikan Alokasi Dana Desa (ADD) setiap tahun dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk pembangunan desa tersebut. Pengalokasian dana oleh Pemerintah Kabupaten untuk Desa, bersumber dari bagi hasil penerimaan pajak daerah, bagi hasil penerimaan retribusi daerah, dan bagian dana perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah yang diterima Pemerintah Kabupaten kecuali Dana Alokasi Khusus (Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No 113 Tahun 2014). Besarnya bagi hasil pajak daerah sebagaimana yang dimaksud yang diperuntukkan bagi desa paling sedikit adalah 10% dari


(2)

penerimaan pajak daerah per tahun, dengan memperhatikan aspek pemerataan dan potensi desa yang bersangkutan (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, 2015). Untuk besarnya bagi hasil retribusi daerah yang diperuntukkan bagi desa adalah paling sedikit 10% dari penerimaan retribusi daerah per tahun dengan memperhatikan aspek keterlibatan desa dalam penyediaan pelayanan. Sedangkan untuk besarnya bagian dana perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah yang diterima kabupaten untuk desa adalah sebesar 5% sampai dengan 10% dari penerimaan dana perimbangan per tahun, yang terdiri dari bagi hasil pajak dan sumber daya alam, serta Dana Alokasi Umum (DAU) setelah dikurangi belanja pegawai.

Alokasi Dana Desa yang sesuai kebutuhan merupakan salah satu bentuk

desentralisasi guna mendorong good governance, karena mendekatkan negara

ke masyarakat dan sekaligus meningkatkan partisipasi masyarakat, yang akhirnya mendorong akuntabilitas, transparansi dan responsivitas pemerintah

lokal. Good governance Haryanto dalam Subroto (2009) sering diartikan

sebagai tata kepemerintahan yang baik, dengan mengikuti kaidah-kaidah

tertentu sesuai dengan prinsip-prinsip dasar good governance.

Good governance adalah sebuah kerangka institusional untuk

memperkuat otonomi desa, karena secara substantif desentralisasi dan otonomi desa bukan hanya masalah pembagian kewenangan antar level pemerintahan, melainkan sebagai upaya membawa negara lebih dekat dengan masyarakat. Pemerintah lokal tidak akan kuat dan otonomi tidak akan bermakna dan


(3)

bermanfaat bagi masyarakat lokal jika tidak ditopang dengan transparansi, akuntabilitas, dan value for money.

Pemerintah desa merupakan bagian dari sebuah kawasan otonom, dimana Pemerintah desa memberikan hak-hak istimewa terutama terkait dengan pengelolaan keuangan. Untuk menjalankan fungsinya desa diberi dana oleh Pemerintah melalaui Peraturan Menteri Dalam Negeri No 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Oleh karena itu desa dibekali dengan pedoman dan petunjuk teknis dalam pengelolaan keuangan desa sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 37 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa. Dengan dibentuknya kekuasaan penuh, desa menerapkan prinsip akuntabilitas, transparasi, dan value for money dalam mengelola keuangannya. Pertanggungjawabanpun harus diserahkan kepada Pemerintah Daerah Pusat sebagai pihak pemberi dana dan kepada masyarakat. Banyaknya dana yang diberikan Pemerintah Daerah terlebih ke Pemerintah Desa kadang tidak diimbangi dengan kemampuan dalam melakukan pengelolaannya menyebabkan banyak terjadi kesalahan dan

ketidaksesuaian dalam mencapai sasaran anggaran Pemerintah

Kabupaten/Kota sebagai atasan langsung dari Pemerintah Desa. Seharusnya Pemerintah Daerah melalukan pengawasan dan pelatihan dengan pengelolaan dana yang telah diberikan kepada Pemerintah Desa . Pemerintah Kabupaten terkesan hanya menurunkan anggaran saja tanpa melakukan pendampingan dan pengawasan yang ketat. Di sinilah pentingnya peran masyarakat sebagai pengawas langsung dan tidak lepas dari peran Pemerintah Kabupaten selaku


(4)

pemberi dana untuk selalu memonitor jalannya pembangunan di desa. Hal ini dilakukan karena sebesar 70% dari Alokasi Dana Desa diperuntukkan bagi pemberdayaan masyarakat dan 30% untuk penyelengaraan pemerintah desa. ADD yang digunakan untuk pemberdayaan masyarakat desa diarahkan untuk perbaikan atau pembangunan sarana dan prasarana fisik desa yang meliputi perbaikan sarana publik dalam skala kecil dan perbaikan lingkungan serta pemukiman, honor Tim Pelaksana ADD dan penguatan kelembagaan desa dan kegiatan desa lainnya yang dianggap penting. Sedangkan penggunaan ADD untuk penyelenggaraan pemerintahan desa diarahkan untuk menunjang penyelenggaraan pemerintah desa dan operasional Badan Permusyawaratan Desa. Karena sebagian besar Alokasi Dana Desa diperuntukkan bagi masyarakat maka mulai dari proses perencanaan ADD, pelaksanaan ADD, hingga pelaporannya haruslah dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Sehingga nantinya diharapkan dengan dana ADD ini dapat menciptakan pembangunan yang merata dan bermanfaat bagi masyarakat desa.

Desa Ngebruk memiliki luas wilayah 505,275 Ha, dan terdiri dari tiga dukuh, yaitu Dukuh Kebonsari, Dukuh Mbodo dan Dukuh Krajan. Desa Ngebruk di tahun 2014 dalam penerimaan jumlah Alokasi Dana Desa (ADD) mendapat peringkat kedua dari satu Kecamatan Sumberpucung, yaitu sebesar Rp 139.760.000.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui tahapan pengelolaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban


(5)

Alokasi Dana Desa Di Desa Ngebruk Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang tahun 2014.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang, maka yang menjadi permasalahan peneliti adalah, Bagaimana perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban dalam penerapan akuntabilitas pengelolaan alokasi dana desa di Desa Ngebruk Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang tahun 2014 ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang akan dipecahkan, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk meneliti perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban dalam penerapan sistem akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Ngebruk Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang tahun 2014.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban fisik dalam penerapan sistem akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Ngebruk Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang. Berikut beberapa manfaat yang dapat dikontribusikan oleh peneliti melalui penelitian ini :

1. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kondisi perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban sehingga


(6)

dapat meningkatkan akuntabilitas pengelolaan ADD khususnya di Desa Ngebruk. Bagi Pemerintah Kecamatan Sumberpucung dan Kabupaten Malang sebagai bahan evaluasi mengenai pengelolaan ADD di Desa Ngebruk.

2. Bagi masyarakat Desa Ngebruk

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat desa mengenai pengelolaan ADD sehingga masyarakat dapat berpartisipasi dalam mensukseskan pelaksanaan ADD.

E. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini peneliti hanya berfokus pada bagaimana perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban dalam penerapan akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa, dan peneliti mengambil tempat penelitian hanya di Desa Ngebruk Kecamatan