PERAN POLITIK KELOMPOK SYIAH SEBAGAI KELOMPOK OPOSISI DI BAHRAIN PADA MASA PEMERINTAHAN HAMAD BIN ISA AL KHALIFA
SKRIPSI
PERAN POLITIK KELOMPOK SYIAH SEBAGAI
KELOMPOK OPOSISI DI BAHRAIN PADA MASA
PEMERINTAHAN HAMAD BIN ISA AL KHALIFA
Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Strata-1
Jurusan Hubungan Internasional
Oleh:
ADE MARSID THAHARA 06260049
JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013
(2)
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
NAMA : Ade Marsid Thahara
NIM : 06260049
Jurusan : Hubungan Internasional
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Skripsi : PERAN POLITIK KELOMPOK SYIAH SEBAGAI
KELOMPOK OPOSISI DI BAHRAIN PADA MASA PEMERINTAHAN HAMAD BIN ISA AL KHALIFA
Disetujui
DOSEN PEMBIMBING
Pembimbing I pembimbing II
Drs. Abdulah Masmuh, M.Si. Ruli Inayah Ramadhoan, S.Sos.
Mengetahui :
Dekan ketua Jurusan
FISIP UMM Hubungan Internasional
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA : Ade Marsid Thahara
NIM : 06260049
Jurusan : Hubungan Internasional
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Skripsi : PERAN POLITIK KELOMPOK SYIAH SEBAGAI
KELOMPOK OPOSISI DI BAHRAIN PADA MASA PEMERINTAHAN HAMAD BIN ISA AL KHALIFA
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Hubungan Internasional Dan dinyatakan LULUS
Pada : Selasa Tanggal : 26 Februari 2013
Tempat : Laboratorium Jurusan Hubungan Internasional Mengesahkan,
Dekan FISIP – UMM
Dr. Wahyudi, M.Si.
Dewan Penguji:
1. Drs. Abdulah Masmuh, M.Si. Penguji 1 ( )
2. Ruli Inayah R, S.Sos., M.Si. Penguji 2 ( )
3. Dyah Estu K, S.sos., M.Si. Penguji 3 ( )
(4)
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
1. Nama : Ade Marsid Thahara
2. NIM : 06260049
3. Jurusan : Hubungan Internasional
4. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Jenjang Studi : Strata Satu (S-1)
7. Judul Skripsi : PERAN POLITIK KELOMPOK SYIAH SEBAGAI KELOMPOK OPOSISI DI BAHRAIN PADA MASA PEMERINTAHAN HAMAD BIN ISA AL KHALIFA
8. Pembimbing : I. Drs. Abdulah Masmuh, M.Si
II. Ruli Inayah R, S.Sos., M. Si
9. Pembimbingan : Lihat Tabel
WAKTU
PARAF
KETERANGAN Pembimbing
I
Pembimbing II
12 November 2011 Pengajuan Judul
28 Januari 2012 ACC Judul Skripsi
20 Febbruari 2012 ACC Seminar
Proposal
08 Maret 2012 Seminar Proposal
02 November 2012 ACC BAB I
15 Desember 2012 ACC Bab II
03 Januari 2012 ACC Bab III
29 Januari 2012 ACC Bab IV
12 Februari 2013 ACC Ujian Skripsi
Malang, 03 Maret 2013 Pembimbing I, Pembimbing II,
(5)
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ade Marsid Thahara
Tempat Tanggal Lahir : Curup 10 Maret 1988
NIM : 06260049
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan : Hubungan Internasional
Menyatakan bahwa karya tulis ilmiah (skripsi) dengan judul :
PERAN POLITIK KELOMPOK SYIAH SEBAGAI KELOMPOK OPOSISI DI BAHRAIN PADA MASA PEMERINTAHAN HAMAD BIN ISA AL KHALIFA
Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Malang, 03 Maret 2013 Yang Menyatakan,
(6)
KATA PENGANTAR
Allhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat, nikmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul “PERAN POLITIK KELOMPOK SYIAH SEBAGAI KELOMPOK OPOSISI DI BAHRAIN PADA MASA PEMERINTAHAN HAMAD BIN ISA AL KHALIFA” ini dapat penulis selesaikan. Shalawat serta Salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan besar Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita dari zaman kegelapan ke zaman yang terang-benderang yaitu Dienul Islam.
Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang. Dengan segala keterbatasan yang penulis miliki, masih banyak kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki. Semoga hasil penelitian ini dapat berguna, khususnya bagi dunia pendidikan.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Ayahanda Ismaskun dan Alm. Legiyah yang dengan penuh kesabaran dan pengorbanannya selalu memberikan semangat, doa dan dorongan,serta bantuan material maupun non material agar penulis dapat menyelesaikan studi.
2. Keluarga besarku di manapun berada, terima kasih atas doa dan semangatnya.
3. Bapak Muhadjir Efendi, M.AP. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.
5. Bapak Drs. Abdulah Masmuh, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan waktu, pikiran, ide-ide, saran, dukungan dan semangat serta dengan penuh kesabaran telah membimbing penulis selama proses
(7)
pembimbingan. Bapak Ruli Inayah Ramadhoan., S.Sos., M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bantuan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Dyah Estu K, S.sos., M.Si dan Ibu Ayusia Sabhita K, S. IP., M. Soc. Sc selaku penguji yang telah memberikan saran kepada penulis.
7. Dosen-dosen Jurusan Hubungan Internasional seluruhnya yang telah mengajar dan berbagi ilmu serta pengalaman dari semester 1 hingga skripsi. Ruli Inayah Romadhoan, S.Sos., M.Si, Tonny Dian Effendi, S.Sos., M.Si, Gonda Yumitro M.A, Ayusia Sabhita K, S. IP., M. Soc. Sc, Dyah Estu K, S.sos., M.Si, dll.
8. Sahabat-sahabatku anak-anak Alkautsar Street serta orang yang aku cintai yang selalu ada dan setia memberikan doa, semangat, dukungan, dorongan dan segalanya serta kebersamaan yang indah kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.
9. Teman-teman HI semua angkatan terutama 2006 yang sudah membagi ilmu, pengalaman, dan untuk semangat dan kebersamaannya melewati studi ini bersama-sama.
10. Semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
Semoga Allah SWT selalu melindungi dan meridhoi atas segala apa yang telah penulis sampaikan dalam skripsi ini. Dan semoga penulisan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan semua pihak pada umumnya. Akhirnya, saran dan kritik yang membangun selalu penulis harapkan dalam rangka memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dalam penulisan skripsi ini.
Malang, 03 Maret 2013
(8)
Motto
“Bila posisi Negara terlalu kuat, maka
akan terjadi Hegemoni Autroritorian.
Bila posisi pasar terlalu kuat, maka akan
terjadi Monopoli dan Kapitalisme. Dan
bila Rakyat terlalu kuat, yang terjadi
adalah Anarki dan Revolusi. Oleh
karenanya ketiganya harus seimbang
(9)
LEMBAR PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan kepada
**Ucapan syukur dan terimakasih tiada tara hamba ucapkan kepada Allah
SWT yang Maha segala-galanya yang selalu memberikan hamba kekuatan
untuk menjalani ini semua dan yang senantiasa memberikan hamba
kemudahan dari segala macam kesulitan yang dihadapi oleh
hamba…
Terimakasih Ya Allah atas semua rencana-
rencana indahMu untuk hidupku…
Hamba yakin semua yang Engkau berikan kepada hamba adalah hal yang
terbaik untuk hamba…
Kepada Alm. Ibunda tidak bisa menyaksikan saya menyelesaikan kuliah ini
sampai wisuda, damai dan tenanglah di sisi-NYA. Doaku adalah cara
memelukmu dari jauh, semoga engkau bahagia dialam sana melihat anakmu
telah menyelesaikan studi ini.
Kepada Ayahanda tercinta terima kasih sudah memberikan dukungan baik
materi maupun non materinya, saya tidak akan bisa membalas semua
kebaikan itu.
Kepada semua keluarga besar ku semuanya tanpa terkecuali yang selalu
mendoakan untuk bisa menyelesaikan kuliah dan skripsi ini.
Kepada seseorang yang aku cintai yang selalu mendukung dari awal hingga
akhir.
Kepada temen-temen Alkautsar Street Atoy fuad muafan, Saleh alkatiri, Saleh
sagran, Amaria qoriula, Amank, Labe, Tenyom, Arruhti, Umi, Dina, Cut,
Maya, Bundet dan temen-temen yang telah memberi dukungannya thank you
smuanya atas support kalian pada waktu proses pra/pasca skripsi.
Kawan
–
kawan HI angkatan 2006 Yuristian mahadi, Ocin, Farah, Ria, Ratih,
Cimenk, Umank, Hadi, Cumi, Pak edi, Dollah, Sobri dan semua angkatan,
serta teman-teman yang berjuang bersama Saya tidak akan lupa kalian siapa
(10)
DAFTAR ISI
Hal.
SAMPUL DAN COVER ... i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
BERITA ACARA BIMBINGAN ... iv
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... v
ABSTRAKSI ... vi
ABSTRACT ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
MOTTO ... x
LEMBAR PERSEMBAHAN ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Penelitian Terdahulu ... 5
1.4.1 Revolusi Syiah pada masa pemerintahan Shah Mohammad Reza Pahlavi pada tahun 1963 – 1997 ... 5
1.4.2 Syiah dan Sunni dalam perspektif pemikiran Islam ... 6
1.4.3 Pemikiran politik Islam Syiah dan Sunni tentang kekuasaan: studi pembagian kekuasaan politik di Republik Islam Iran dan Republik Islam Pakistan ... 9
1.5 Kerangka Konseptual ... 7
1.5.1 Konsep Oposisi ... 12
1.5.2 Elit politik dan masyarakat menurut Wilfredo Pareto dan Gaetano Mosca ... 19
1.6 Metode Penelitian ... 22
1.6.1 Teknik Pengumpulan Data ... 22
1.6.2 Teknik Analisa Data ... 23
1.6.3 Teknik Keabsahan Data ... 23
1.6.4 Ruang Lingkup Penelitian ... 24
1.6.4.1 Batasan Materi ... 24
1.6.4.2 Batasan Waktu ... 24
(11)
BAB II DINAMIKA POLITIK NEGARA BAHRAIN DAN SEJARAH
MASUKNYA KELOMPOK SYIAH DALAM POLITIK BAHRAIN 27
2.1 Negara Bahrain ... 28
2.1.1 Geopolitik dan Ekonomi Bahrain ... 29
2.1.2 Penduduk Bahrain ... 31
2.1.3 Sejarah masuknya kelompok Syiah dalam politik Bahrain ... 32
2.2 Sejarah Syiah ... 34
2.2.1 Islam Syiah dan Negara ... 34
2.2.2 Agama Revolusioner ... 37
2.2.3 Aliran Kelompok Syiah ... 40
2.2.3.1 Syiah Zaidiyah ... 42
2.2.3.2 Syiah Ismailiyah ... 43
2.2.3.3 Syiah Imamiah Itsna ‘Asy’ariyah ... 46
2.3 Posisi kelompok Syiah dalam sistem perpolitikan dan pemerintahan Bahrain ... 48
2.3.1 Sistem politik dan pemerintahan Bahrain ... 50
2.3.2 Bahrain di bawah pemerintahan Hamad bin Isa Al Khalifa ... 53
2.3.3 Posisi kelompok Syiah dalam pemerintahan Bahrain ... 56
2.3.3.1 Umum ... 56
2.3.3.2 Khusus ... 58
BAB III PERAN DAN MOTIF KETERLIBATAN KELOMPOK SYIAH DALAM PEMERINTAHAN BAHRAIN ... 60
3.1 Peran kelompok Syiah di Bahrain ... 60
3.2 Motif keterlibatan Kelompok Syiah sebagai kelompok oposisi dalam pemerintahan Bahrain ... 62
3.2.1 Alasan Politik ... 62
3.2.2 Alasan Sosial-Masyarakat ... 68
3.3 Upaya-upaya yang dilakukan Pemerintahan Bahrain dalam menyelesaikan konflik ... 70
BAB IV PENUTUP ... 73
4.1 Kesimpulan ... 73
4.2 Saran ... 74
(12)
DAFTAR TABEL
(13)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Wilayah Bahrain ... 29
Gambar 2.2 Ayatullah Khomeini dan Ali Syariati ... 39
Gambar 2.3 Silsilah Aliran Syiah Ismailiyah ... 41
Gambar 2.4 Jumlah kelompok Syiah dan Sunni di Timur Tengah ... 48
Gambar 2.5 Raja Hamad bin Isa Al Khalifa ... 54
Gambar 2.6 Peta penyebaran kelompok Syiah dan Sunni ... 59
(14)
DAFTAR PUSTAKA BUKU
Ahmad Kazeni Moussavi, 1992, A new Interpretation of the theory of Vilayat-I Faqih, Middle Eastern Studies
Jalaluddin Rakhmat, 1989, “Ali Syariati: panggilan untuk Ulil Albab”. Penagntar
dalam Ali Syariati, Ideologi kaum intelektual: suatu wawasan Islam. Mizan. Bandung
Fadil Su’ud, Ja’fari, 2010, Islam Syiah : Telaah Pemikiran Imamah Habib Husein Al-Habsyi. UIN Press. Malang
Meyer, David, dan Sidney Tarrow. 1998. The Social Movement Society. Lanham, Rowman and Littlefield. Sidney
RM Sunardi, 2004, Geopolitik dan Geostrategi Indonesia: Pembinaan Ketahanan Nasional, PT Kuarternita Adidharma. Jakarta
Sihbudi, Riza. 2007. Menyandera Timur Tengah: Ketidakbijakan AS, dan Israel Atas Negara-Negara Timur Tengah. Mizan. Bandung
Suzanna Keller, 1995, Penguasa dan Kelompok Elit: Peranan Elit-Penentu Dalam Masyarakat Modern, Rajawali Pers. Jakarta
INTERNET
Abna.ir, 2012, Bahrain Akan Dikuasai Syiah?, di:
http://abna.ir/print.asp?lang=12&id=210727, di akses tanggal 13 januari 2012
Adehumaidi, 2012, Sejarah Pemikiran Islam : Aliran Syi’ah, di:
http://adehumaidi.com/islam/sejarah-pemikiran-islam-aliran-syiah-oleh-masturiyah-s-fil-i, di akses tanggal 15 desember 2012
Al-shia.org, 2010, Aliran-aliran Cabang dalam Syi’ah, di :
http://www.al-shia.org/html/id/shia/moarrefi/3.htm, di akses tanggal 15 Oktober 2012
Alqoimkaltim.com, 2012, Irak Ucapkan Selamat Atas Kemenangan Syiah Bahrain, di: http://www.alqoimkaltim.com/?p=1638, diakses tanggal 03 Januari 2013
Anneahira, 2012, Terbentuknya masyarakat politik dan aktivitasnya, di :
http://www.anneahira.com/masyarakat-politik.htm, di akses tanggal 8 januari 2013
(15)
Aph.gov.au, 2001, Mutual Misperceptions: The Historical Context of Muslim-Western Relations, di :
http://www.aph.gov.au/About_Parliament/Parliamentary_Departments/P arliamentary_Library/Publications_Archive/CIB/cib0102/02CIB07, di akses tanggal 20 november 2012
Asti Latifa, 2012, Tampuk Kepemimpinan Bahrain Mendatang, di :
http://deraplangkahbiru.multiply.com/journal/item/40?&show_interstitial =1&u=%2Fjournal%2Fitem, di akses tanggal 20 november 2012
Bbc.co.uk, 2010, Syiah Bahrain Kuat di Pemilu, di:
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2010/10/101025_bahrian_syiah.sh tml, diakses tanggal 26 desember 2012
Biography.com, Ayatollah Ruhollah Khomeini biography, di :
http://www.biography.com/people/ayatollah-ruhollah-khomeini-13680544, di akses tanggal 5 Februari 2013
Bisnis.com, 2012, Krisis Bahrain : Proposal Arab Saudi Bikin Iran Meradang, di: http://www.bisnis.com/articles/krisis-bahrain-proposal-arab-saudi-bikin-iran-meradang, di akses tanggal 13 januari 2013
Eramuslim.com, 2011, Aksi Protes di Bahrain Makin Besar, Raja akan Bebaskan Tahanan Politik, di:
http://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/aksi-protes-di-bahrain-makin-besar-raja-akan-bebaskan-tahanan-politik.htm, di akses tanggal 27 januari 2013
Eramuslim.com, 2013, Tiga Kelompok Syiah Garis Keras Tuntut Bahrain Menjadi Republik, di:
http://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/tiga-kelompok-syiah-garis-keras-tuntut-bahrain-menjadi-republik.htm, diakses tanggal 24 januari 2013
Kemlu.go.id, 2012, Kerajaan Bahrain, di :
http://www.kemlu.go.id/manama/Pages/CountryProfile.aspx?l=id di akses tanggal 5 november 2012
Kompasiana.com, 2010, Khadija Mendobrak Tabu Di Bahrain, di :
http://sosbud.kompasiana.com/2010/09/25/wow-sex-shop-tidak-haram-di-bahrain-268869.html, di akses tanggal 2 november 2012
Kompasiana.com, 2012, Membidik Bahrain sebagai Pintu Masuk Timur Tengah, di:http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/06/08/membidik-bahrain-sebagai-pintu-masuk-timur-tengah/ di akses tanggal 5 november 2012
(16)
Konsultasisyariah.com, 2012, Syiah Mengulang Sejarah, di :
http://www.konsultasisyariah.com/sejarah-syiah/#axzz2HSn9obm6, diakses tanggal 25 agustus 2012
Muftiwp.gov, 2011, Ahlul Bait Menurut Pandangan Sunah Dan Syiah.
di : http://www.muftiwp.gov.my/v1/doc/, di akses tanggal 9 januari 2013 Nur Hamidah, Luluk. 2012, Elite Politik dan Konsolidasi Demokrasi (Studi
tentang Sirkulasi Kekuasaan Tiga Rezim Pasca-Soeharto), di : http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=82018 diakses tanggal 6 Februari 2013
Okefood.com, 2011, Oposisi Bahrain Rampungkan Daftar Permintaan, di: http://www.okefood.com/read/2011/02/21/18/426887/oposisi-bahrain-rampungkan-daftar-permintaan, diakses tanggal 7 januari 2013
Plasa.com, 2011, Keluarga Kerajaan Bahrain, di :
http://berita.plasa.msn.com/photos.aspx?cp-documentid=5112975&page=9, di akses tanggal 21 Desember 2012 Putramalaka.net, Biography Ali Shariati, Books & Lectures, di :
http://putramalaka.0fees.net/?cat=57 di akses tanggal 5 Februari 2013 Rimanews.com, 2012, Raja Amandemen UUD, Parlemen Bahrain Memiliki
Kontrol Pengawasan Lebih Dalam atas Pemerintahan, di:
http://www.rimanews.com/read/20120116/51681/raja-amandemen-uud-parlemen-bahrain-memiliki-kontrol-pengawasan-lebih-dalam-atas, diakses tanggal 30 januari 2013
Tarrow, Sidney. 2005. The New Transnational Activism New York: Cambridge University Press, di :
http://books.google.co.id/books?id=tVjNYwRcoSoC&printsec=frontcov er&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false, di akses tanggal 10 desember 2012
Thinkhard.org, 2007, A really simple explanation of Sunni/Shia tension and the Middle East crisis – Part 2 The People, di :
http://www.thinkhard.org/2007/10/a-really-simple.html, di akses tanggal 23 november 2012
Tristayana, Meyrza Asharie, 2012, Definisi, Konsep, dan Teori Gerakan Sosial Politik, di: http://www.scribd.com/doc/69071644/Definisi-Konsep-dan-Teori-Gerakan-Sosial-Politik diakses tanggal 10 desember 2012
(17)
Viva news.co.id, 2012, 1-2-1979 : Khomeini Pimpin Revolusi Islam Iran, di : http://dunia.news.viva.co.id/news/read/284532-1-2-1979--khomeini-pimpin-revolusi-islam-iran, di akses tanggal 7 januari 2013
Voaindonesia.com, 2013, Demonstran Pro Demokrasi Adakan Rapat Umum di Bahrain, di :
http://www.voaindonesia.com/content/demonstran-pro-demokrasi-adakan-rapat-umum-di-bahrain-136888728/103142.html.
Diakses tanggal 5 januari 2013
Voaindonesia.com, 2013, Laporan HAM: Pemerintah Bahrain Gunakan Kekuatan Berlebihan, di :
http://www.voaindonesia.com/content/laporan-ham-pemerintah-bahrain-gunakan-kekuatan-berlebihan--134413018/101105.html. Diakses tanggal 5 januari 2013
Voaindonesia.com, 2013, Raja Bahrain Perintahkan Pembebasan Tahanan Politik, di:
http://www.voaindonesia.com/content/raja-bahrain-perintahkan-pembebasan-tahanan-politik-116644334/90096.html. Diakses tanggal 5 januari 2013
Voaislam.com, 2012, Bahrain Berencana Tutup Partai Syi'ah ''Biang Kerok'' Penentang Kerajaan, di :
http://www.voa-islam.com/news/world- world/2012/06/04/19343/bahrain-berencana-tutup-partai-syiah-biang-kerok-penentang-kerajaan/, di akses tanggal 2 desember 2012
Wahdah.or.id, 2012, Eksistensi Gerakan Syi’ah di Bahrain : al-Tajammua’at al
-Syi’iyyah fi al-Bahrain”, Syabakah Rased al-Sunniyah, di :
http://wahdah.or.id/kajian-dasar/aqidah/eksistensi-gerakan-syiah-di-bahrain.html, di akses tanggal 7 Januari 2013
Yahoo.com, 2011, Anti Monarki di Bahrain Minta Dukungan AS, di:
http://id.berita.yahoo.com/anti-monarki-di-bahrain-minta-dukungan-20110307-201539-940.html, diakses 12 Desember 2012
JURNAL
Abidin, Zainal. Syi'ah Dan Sunni Dalam Perspektif Pemikiran Islam, Dosen Jurusan Ushuluddin, STAIN Datokarama. Palu http://hunafa.stain-palu.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/2-Zainal-Abidin.pdf
Agus, Masrukhin. 1996. Syiah dan Perubahan Politik : Studi Kasus Moderinisasi Politik di Iran1963-1997. Laporan Penelitian Hubungan Internasional. Universitas Indonesia. Jakarta
(18)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Perbedaan yang terjadi antara Syiah dan Sunni pada dasarnya terletak pada ke Khalifahan (kepemimpinan), kelompok Syiah beranggapan bahwa ke Khalifahan merupakan sesuatu yang penting dan prinsipil. Sedangkan untuk kelompok Sunni ke Khalifahan bukanlah sesuatu yang mendasar dalam Agama hanya untuk perpolitikan. Perbedaan inilah yang menyebabkan terjadinya keretakkan dalam perpolitikan Dunia Islam. Gerakan perpolitikan dunia islam lebih terfokus pada gerakan politik di Timur Tengah1.
Gerakan perpolitikan di Timur Tengah banyak di pengaruhi oleh dua kekuatan besar, yaitu Syiah dan Sunni. Syiah memiliki basis di Iran sedangkan Sunni berbasis di Arab Saudi, sunni merupakan kelompok mayoritas di Timur Tengah. Namun, hal ini tidak menjadi kendala kelompok Syiah untuk memperluas pengaruhnya di Timur Tengah, banyak gerakan perpolitikan yang dilakukan oleh kelompok Syiah tidak disukai oleh kelompok Sunni yang merupakan kelompok mayoritas di Timur Tengah. Gerakan kelompok Syiah di Timur Tengah di awali dengan Revolusi Iran yang dilakukan oleh Ayatullah Khomeini yang menumbangkan rezim Syah Reza Pahlevi. Ayatullah Khomeini melakukan revolusi dengan mulai mendukung milisi Islam yang pro. Sehingga pada tahun 1979 Ayatullah Khomeini mengumumkan berdirinya Republik Islam Iran,
1
Abidin, Zainal. Syi'ah Dan Sunni Dalam Perspektif Pemikiran Islam, Dosen Jurusan Ushuluddin, STAIN Datokarama Palu, halaman 5-7
(19)
2
Ayatullah Khomeini berperan sebagai pemimpin tertinggi sekaligus pemimpin spiritual Iran2. Setelah revolusi yang terjadi di Iran, kelompok Syiah mulai menyebar ke berbagai penjuru di Timur Tengah yang salah satunya melalui imigrasi penduduk. Hal ini terjadi di Bahrain yang sebagian mengklaim bahwa persentasi Kelompok Syiah di Bahrain baik dari keturunan Arab ataupun Iran mencapai kisaran 60 % sampai dengan 65 % dari jumlah keseluruhan penduduk3. Kelompok Syiah memberi andil terhadap gerakan sporadis serta anarkis yang berujung kepada tuntutan untuk menghapus sistem monarki yang berlaku dengan model pemerintahan Iran.
Kelompok Syiah lebih dikenal sebagai kelompok penekan (Pressure Group), menurut Stuart Gerry Brown menyatakan bahwa kelompok penekan merupakan kelompok yang bisa mempengeruhi, bahkan bisa membentuk kebijakan pemerintah4. Kelompok ini memiliki banyak cara untuk melakukan aktivitas politik. Misalnya, dengan cara propaganda dan cara efektif lainnya. Kelompok Syiah melakukan penekanan pada parlemen di Bahrain, sistem pemerintahan Bahrain yaitu Monarki konstitusional yang di kepalai oleh seorang Raja sedangkan kepala pemerintahannya di pimpin oleh perdana menteri yang dikepalai oleh anggota kabinet berjumlah lima belas orang. Bahrain mengamalkan sistem dwi-perundangan yaitu dewan perwakilan dan majelis syura yang di pilih
2
1-2-1979: Khomeini Pimpin Revolusi Islam Iran, http://dunia.news.viva.co.id/news/read/284532-1-2-1979--khomeini-pimpin-revolusi-islam-iran di akses tanggal 7 januari 2013
3 Eksistensi Gerakan Syi’ah di Bahrain : al-Tajammua’at al-Syi’iyyah fi al-Bahrain”,Syabakah
Rased al-Sunniyah, http://wahdah.or.id/kajian-dasar/aqidah/eksistensi-gerakan-syiah-di-bahrain.html diakses tanggal 7 Januari 2013
4
Terbentuknya masyarakat politik dan aktivitasnya http://www.anneahira.com/masyarakat-politik.htm di akses tanggal 8 januari 2013
(20)
3
oleh raja. Sehingga kesempatan untuk mendapatkan kursi di parlemen begitu besar bagi kelompok Syiah5.
Kelompok Syiah tidak hanya melakukan penekanan di dalam parlemen tapi mereka juga memiliki partai yang merupakan oposisi dari pemerintahan yang berkuasa. Partai oposisi merupakan kelompok kekuatan yang ingin mengontrol dan mengoreksi suatu kebijakan pemerintah yang dianggap keliru atau salah. Ada pula yang mengartikannya sebagai kekuatan yang semata-mata menentang setiap kebijakan dan langkah penguasa, tanpa menimbang apakah kebijakan tersebut masih dalam suatu kewenangan atau kesewenang-wenangan. Hal ini dilakukan oleh partai kelompok Syiah yaitu partai al-Wefaq yang merupakan partai oposisi dengan suara terbanyak6.
partai Al-Wefaq pernah mengkritik tentang sistem pemerintahan Monarki Kostitusional di Bahrain. Partai ini menuntut pemerintahan yang dipilih langsung, mengurangi kekuasaan untuk keluarga penguasa Al-Khalifa, dan mengakhiri diskriminasi sektarian yang mereka klaim tengah dihadapi oleh kelompok Syiah. Selain protes yang dilakukan kelompok Syiah memanfaatkan situasi politik yang sedang memanas di Tunisia, Mesir dan Negara-negara Timur Tengah lainnya yang sedang melakukan Revolusi terhadap pemerintahan yang otoriter7.
Gejolak politik yang terjadi di Bahrain mendatangkan kekhawatiran kelompok Sunni sehingga Raja Abdullah yang merupakan Raja Arab Saudi mengirimkan
5
Tampuk Kepemimpinan Bahrain Mendatang
http://deraplangkahbiru.multiply.com/journal/item/40?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fit em di akses tanggal 20 november 2012
6
Bahrain Berencana Tutup Partai Syi'ah ''Biang Kerok'' Penentang Kerajaan http://www.voa- islam.com/news/world-world/2012/06/04/19343/bahrain-berencana-tutup-partai-syiah-biang-kerok-penentang-kerajaan/ di akses pada tanggal 2 desember 2012
7
(21)
4
pasukan militer ke Bahrain untuk mempertahankan kekuasaan Monarki, namun hal ini tidak menyulutkan kelompok Syiah untuk melakukan revolusi terhadap kerajaan Bahrain. Kelompok Syiah yang merupakan gerakan oposisi mendapat dukungan dari Iran yang merupakan basis Syiah, sehingga hubungan yang terjadi antara pemerintahan Bahrain – Iran dipenuhi dengan banyak keraguan dan tanda Tanya, pemicunya adalah klaim akan kawasan Bahrain yang merupakan kawasan Iran. Hal ini dapat dibuktikan dengan pemerintah Iran tidak mengakui legalitas paspor yang dikeluarkan oleh otoritas Bahrain. Bahkan, pemerintahan Iran menyakini bahwa Bahrain merupakan salah satu wilayah dari kerajaan Persia sejak dahulu.
Berdasarkan uraian tersebut, menarik sekali untuk dikaji “Peran Politik Kelompok Syiah sebagai Kelompok Oposisi pada masa pemerintahan Hamad bin Isa Al Khalifa di Bahrain”. Dalam tulisan ini penulis menitik beratkan pada pembahasan tentang keterlibatan kelompok Syiah dalam gerakan revolusi yang terjadi di Bahrain pada masa pemerintahan Hamad bin Isa Al Khalifa.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas dan untuk mempermudah dalam menganalisis, maka penulis merumuskan masalah yaitu: Bagaimana peran politik kelompok Syiah sebagai kelompok oposisi di Bahrain terhadap pemerintahan Hamad bin Isa al-Khalifa?
(22)
5
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peran politik kelompok Syiah sebagai kelompok oposisi di Bahrain terhadap pemerintahan Hamad bin Isa al-Khalifa.
1.4. Penelitian Terdahulu
1.4.1. Revolusi Syiah pada masa pemerintahan Shah Mohammad Reza Pahlavi pada tahun 1963 – 1997
Thesis tentang modernisasi politik di iran pada tahun 1963 sampai 1997 pernah dilakukan oleh Masrukhin Agus yang berjudul Syiah dan perubahan politik : studi kasus modernisasi politik di Iran tahun 1960 – 1997. Penelitian ini menganut paradigma Positivisme (classical paridigm) dengan menggunakan metode studi kasus (case study). Data sekunder dalam bentuk dokumen, naskah dan literatur lain, selanjutnya dianalisa mantra interpretasi peneliti dalam suatu kerangka konsep dan teori (theoretical framework) tentang modernisasi dan gerakan politik kelompok Syiah.
Dalam penelitian tersebut dilakukan pada tahun 1963 sampai 1997 pada masa pemerintahan Shah Mohammad Reza Pahlevi. Revolusi tersebut dilakukan oleh Ayatullah Khomeini. Namun demikian. revolusi politik sudah dimulai sejak revolusi islam Iran tahun 1979 yang mana Iran masih berada dalam fase kristalisasi kekuasaan yaitu, dengan terjadinya konflik internal diantara sesama kelompok pendukung revolusi terutama antara kubu mullah dan nasionalis-liberal. Kaum mullah berhasil mendominasi perpolitikan Iran pasca jatuhnya pemerintahan Shah Mohammad Reza Pahlevi, memiliki kemampuan
(23)
6
mengendalikan konflik politik, kendati dalam situasi yang paling kritis. sehingga sangat mempengaruhi berdirinya Republik Islam Iran yang bermazhab Syiah sebagai ideologi dalam revolusi tersebut. Berkenaan dengan modernisasi politik Iran, nampaknya proses tersebut menyerupai model moderenisasi tipe kolektifitas suci (cosumatorry collective) yang berlangsung dalam sistem mobilisasi (mobilizedi system) dimana rakyat menjadi agen moderenisasi8.
1.4.2 Syiah dan Sunni dalam perspektif pemikiran Islam
Jurnal Zainal Abidin, dosen jurusan Ushuluddin STAIN Datokarama. Palu yan berjudul “Syiah dan Sunni dalam Perspektif pemikiran Islam”9 Pada masa sebelum Islam, suku Quraisy adalah salah satu bangsa Arab yang memiliki kedudukan terhormat di antara suku-suku lain. Kehormatan tersebut, karena mereka hidup di sekitar Ka'bah, tempat ini tetap disucikan dan dipelihara oleh mereka dan merupakan pewarisan secara turun-temurun dari Nabi Ibrahim dan Ismail. Di Madinah, sifat dan komposisi masyarakat di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad (selanjutnya disebut Nabi saw.) tidak homogen, baik latar belakang kultural, tradisi maupun dalam institusi politik. Sikap dominan dan yang utama pada masyarakat Arab ialah kesetiaan pada suku atau al-Ashabiyyah. Bahkan bukan hanya ciri-ciri fisik yang ditentukan secara genetik tetapi mereka percaya bahwa kemuliaan pun diwariskan di dalam keturunan tertentu.
Setelah Nabi saw. wafat muncullah perselisihan di antara umat Islam, khususnya mengenai kepemimpinan umat sebagai pengganti Nabi. Umat Islam
8
Agus, Masrukhin. 1996. Syiah dan Perubahan Politik : Studi Kasus Moderinisasi Politik di Iran1963-1997. Laporan Penelitian Hubungan Internasional. Universitas Indonesia. Jakarta Dikutip dari: http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=99730
9
(24)
7
terbagi manjadi dua kelompok, pertama, kelompok yang berpendapat bahwa Nabi tidak menentukan khalifah sesudahnya, tetapi kekhalifahan (imamah) diserahkan kepada umat dan merekalah yang memilihnya, kelompok ini kemudian disebut dengan Ahl al-Sunnah, kedua, kelompok yang menyatakan bahwa pengganti Nabi harus dipilih oleh Allah, melalui rasulnya, dan Nabi telah melakukannya dengan memilih Ali bin Abi Thalib (selanjutnya disebut Ali) sebagai khalifahnya yang kemudian kelompok ini di sebut dengan Syi'ah. Dengan demikian dapat dipahami bahwa perbedaan yang muncul di kalangan umat Islam setelah Nabi wafat adalah persoalan khilafah (imamah). Perselisihan itu berkisar pada apakah Nabi menentukan atau tidak, siapa cikal bakal penggantinya sebagai kepala pemerintahan dan apakah Nabi menetapkan atau tidak mekanisme suksesi kepemimpinan tersebut. Tuisan ini mencoba mengkaji bagaimana sesungguhnya Syi'ah dan Sunni dalam perspektif pemikiran Islam, melalui telaah kritis pemikiran Islam dengan berupaya menghindari hal-hal yang bersifat emosional dan subyektif10.
1.4.3 Pemikiran politik Islam Syiah dan Sunni tentang kekuasaan: studi pembagian kekuasaan politik di Republik Islam Iran dan Republik Islam Pakistan
Thesis Adang Taufik Hidayat11, Universitas Indonesia tahun 2012 yang berdujul “Pemikiran politik Islam Syiah dan Sunni tentang kekuasaan: studi
pembagian kekuasaan politik di Republik Islam Iran dan Republik Islam
10
Ibid halaman 6
11
Adang Taufik Hidayat 1006745511, 2012, Pemikiran politik Islam Syiah dan Sunni tentang kekuasaan: studi pembagian kekuasaan politik di Republik Islam Iran dan Republik Islam Pakistan. Mahasiswa program studi magister ilmu politik, Universitas pasca sarjana UI-Jakarta.
(25)
8 Pakistan”12
Pada hakikatnya Islam merupakan agama yang universal, yaitu tidak ada batasan dalam berinteraksi dengan kehidupan alam semesta, terutama manusia yang merupakan isi dari alam semesta tersebut. Keuniversalan dalam agama ini (Islam) juga tidak menutup pengaruhnya dalam meliputi semua unsur permasalahan politik sehingga tidak adanya alasan bagi ajaran Islam untuk memisahkan kehidupannya dengan masalah politik. Hasan Al-Banna dalam hal ini berpendapat bahwa setiap gerakan Islam yang menjauhkan politik dari cita-citanya tidak tepat dikatakan sebagai gerakan Islam dengan pemahaman yang universal terhadap ajaran agama ini (Islam). Secara garis besar, politik adalah berkenaan dengan kekuasaan, pengaruh kewenangan pengaturan, dan ketaatan atau ketertiban. Jika dapat disederhanakan kembali, antara daya atau kekuasaan dengan pengaruh adalah suatu keseimbangan atau konsekuensi logis. Sebab, antara kewenangan dan pengaturan juga ada konsekuensi logis. Sedangkan ketaatan atau ketertiban adalah akibat dan tujuan dari politik itu sendiri.
Pengaruh politik para pemikir Islam baik yang lahir dari kalangan Syiah maupun Sunni beragam dan terbatas, baik dengan batasan-batasan teritorial maupun tujuan-tujuannya. Tetapi pada akhirnya mereka mempunyai pengaruh dan tujuan yang sama yaitu menjadikan manusia yang memiliki hak dan martabat seutuhnya serta menyingkirkan segala bentuk penindasan dan ketidakadilan dalam suatu negara terutama mengenai syarat maupun kriteria kepemimpinan dalam Islam. Pada dasarnya adanya perbedaan pendapat dalam persoalan siapa
12
Di kutip dari:
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=jurnal+politik+syiah.+pdf&source=web&cd=36&cad= rja&ved=0CFgQFjAFOB4&url=http%3A%2F%2Fbeasiswaunggulan.kemdiknas.go.id%2Funduh %2Fkarya%2F9&ei=tAUdUZmGE4iJrAevnYCwCQ&usg=AFQjCNGcCsseDvxpYnc36lryoj25tO GYiQ&bvm=bv.42452523,d.bmk
(26)
9
pemimpin pengganti Nabi Muhammad yang berhak berkuasa setelah wafatnya beliau. Pertama, pendapat yang muncul dari kalangan Islam Sunni yang mengatakan bahwa di dalam masalah kekhilafahan haruslah bersandar kepada konsep syura (musyawarah). Sehingga mereka meyakini bahwa kekhilafahan kaum Muslimin tidak dapat ditentukan kecuali melalui musyawarah atau konsensus umat. Oleh karena itu, mereka (Islam Sunni) mengesahkan kepemimpinan Abu Bakar yang terpilih melalui musyawarah di Saqifah Bani Sa'idah.
Sedangkan pandangan kedua, yaitu kalangan Syiah, memandang bahwa masalah kepemimpinan pengganti Nabi Muhammad harus ditentukan dan diangkat oleh Allah Swt. karena tidak ada jaminan terpilihnya orang yang paling layak berdasarkan pandangan pertama. Hal itu dikarenakan masalah musyawarah sangat dipengaruhi dengan pengaruh-pengaruh emosi dan perasaan manusia, pandangan-pandangan pemikiran dan kejiwaan mereka dan juga afiliasi mereka kepada keyakinan, sosial dan politik tertentu. Di samping itu, musyawarah juga membutuhkan tingkat ketulusan, objektifitas dan keterbebasan dari berbagai pengaruh yang disadari maupun yang tidak disadari. Oleh karena itu, mereka (kalangan Syiah) mengatakan Nabi Muhammad harus mempunyai wasiat yang jelas di dalam masalah kepemimpinan. Mereka mengatakan Nabi telah menetapkan pemimpin dan bahkan pemimpin-pemimpin sepeninggalnya. Atas dasar itu, mereka meyakini kepemimpinan Ali bin Abi Thalib merupakan wasiat atas penunjukkan langsung oleh Nabi di tempat yang bernama Ghadir Khum.
(27)
10
Sehingga dalam hal ini kaum Islam Syiah menamakan konsep kekuasaan ini sebagai kekuasaan para faqih atau vilayah al-faqih dimana seorang faqih yang memimpin disebut juga dengan Imam. Model kepemimpinan atau imamah inilah yang menjadi doktrin politik Islam Syiah13.
Tabel 1.1 Posisi penulis
No Nama/Judul Metodologi dan
pendekatan
Hasil
1 Agus Masrukhin/
Syiah dan
perubahan politik : studi kasus
modernisasi politik di Iran tahun 1960
– 1997
- Deskriptif
- Memaparkan data-data mengenai revolusi Iran pada tahun 1963-1997.
- Menjelaskan bagaimana kaum Mullah berhasil mendominasi
perpolitikan Iran pasca jatuhnya pemerintahan Shah Mohammad Reza Pahlevi.
- Pengumpulan data
- Analisa data
- Pada tahun 1963-1997 Iran berada pada fase kristalisasi kekuasaan yaitu, dengan terjadinya konflik internal diantara sesama kelompok pendukung revolusi terutama antara kubu Mullah dan
Nasionalis-Liberal.
- Berdirinya republic Islam Iran yang bermazhab Syiah sebagai ideology dalam revolusi tersebut, yaitu modernisasi politik Iran yang artinya rakyat menjadi agen modernisasi tersebut. 2 Zainal Abidin/
Syiah dan Sunni dalam Perspektif pemikiran Islam
- Deskriptif
- Menjelaskan tentang sejarah Syiah dan Sunni di Arab.
- Bagaimana upaya pemilihan pemimpin yang ada di Arab.
- Pengumpulan data
- Pada waktu itu masyarakat arab di kelompokkan dalam dua bagian besar yaitu, Arab Utara Tengah dan Arab Selatan. Masyarakat Arab Utara memuja
13
(28)
11
- Analisa data. keberanian dan
kepahlawanan sedangkan masyarakat arab Selatan lebih menunjukan kesyukuran dan penyerahan diri pada Tuhan.
- Pemilihan pemimpin di Arab Utara di dasarkan pada usia dan senioritas,
sedangkan pada Arab Selatan di pilih berdasarkan kesucian keturunan.
3 Adang Taufik Hidayat/
Pemikiran politik Islam Syiah dan Sunni tentang kekuasaan: studi pembagian
kekuasaan politik di Republik Islam Iran dan Republik Islam Pakistan
- Deskriptif
- Menjelaskan keterkaitan atau keuniversalan agama Islam dengan
kehidupan atau masalah politik.
- Memaparkan
bagaimana ulama Sunni dalam memandang masalah
kepemimpinan.
- Pengumpulan data
- Analisa data
- Islam sifatnya universal sehingga tidak ada alasan bagi ajaran Islam untuk memisahkan
kehidupannya dengan masalah politik.
- Bedasarkan Ibnu Khaldun dalam Muqqaddimah bahwa mengangkat
pemimpin itu wajib hukumnya.
4 Ade Marsid Thahara/
Peran politik kelompok Syiah sebagai kelompok oposisi di Bahrain pada masa
pemerintah Hamad Bin Isa Al Khalifa.
- Deskriptif
- Menjelaskan dinamika politik Negara Bahrain dan sejarah masuknya kelompok Syiah dalam politik Bahrain.
- Menjelaskan peran dan motif keterlibatan kelompok Syiah dalam pemerintahan Bahrain.
- Pengumpulan data melalui Studi pustaka.
- Analisa data
- Gambaran tentang geopolitik , ekonomi Negara Bahrain serta penduduk Bahrain yang mana salah satu cara kelompok Syiah untuk menunjukan eksistensi politik di Negara Bahrain
- Bahwa peran kelompok Syiah di Negara Bahrain
(29)
12
cenderung ingin menguasai pemerintahan Bahrain yang mayoritas di kuasai oleh kelompok minoritas Sunni yang di pimpin oleh Hamad Bin Isa Al Khalifa.
1.5. Kerangka Konseptual 1.5.1. Konsep Oposisi
Kerangka pemikiran sangat diperlukan dalam setiap penelitian ilmiah sebagai konsepsi umum dalam menganalisa suatu masalah. Dalam menganalisa suatu fenomena hubungan internasional, teori sangat diperlukan sebagai alat untuk menganalisa dan menerangkan suatu fenomena. Sehingga teori dapat dibuktikan secara sistematik. Teori yang baik adalah teori yang bisa didukung atau ditolak melalui analisa yang jelas dan penggunaan data secara sistematik. Agar bisa didukung atau ditolak. Teori harus memuat konsep-konsep yang jelas14.
Menurut Robert A.Dahl (1989) mengemukakan bahwa oposisi politik dalam Negara demokrasi tidak bisa dihindarkan, bahkan menjadi tolok-ukur sehat atau tidaknya negara demokrasi, dikarenakan pada dasarnya konflik tidak bisa dihindarkan dalam urusan manusia. Selain itu juga setiap warga Negara memiliki hak inisiatif dan partisipasi dalam membangun pemerintahan yang lebih baik ke
14Mochtar Mas‟oed. 1994
. Ilmu Hubungan Internasional, Displin dan Metodologi (Edisi Revisi). Yogyakarta: LP3ES. Hal. 187.
(30)
13
depannya. Namun perbedaan cara dan persepsi dalam memajukan pemerintahan akan sangat beragam dan menimbulkan gesekan15.
Robert A. Dahl menyatakan tidak ada suatu pola oposisi tunggal di Negara-negara demokrasi. dari segi tujuannya, paling kuarang ada empat pola oposisi, yaitu:
1. Oposisi dalam rangka mengubah kebijakan-kebijakan tertentu dari pemerintahan.
2. Oposisi yang bertujuan mengubah personalia pemerintahan. 3. Oposisi untuk mengubah struktur politik yang berlaku. 4. Oposisi dalam rangka mengubah struktur sosial ekonomi.
Selain dapat ditinjau atas dasar tujuannya, oposisi juga bisa di bedakan atas dasar kohesivitas, pola persaingan, ciri khas, lingkunagn pertarungan, dan pilihan strateginya. Oposisi akan mengingatkan pada aktivitas gerakan-gerakan demonstrasi dijalanan, atau pada tokoh-tokoh intelektual yang sering memberikan pandangan kritisnya terhadap jalannya pemerintahan16.
1.5.2 Elit politik dan masyarakat menurut Wilfredo Pareto dan Gaetano Mosca
15
Partai Politik, Sistem Pemerintahan dan Oposisi Politik
http://www.academia.edu/1589053/Partai_Politik_Sistem_Pemerintahan_dan_Oposisi_Politik di akses tanggal 3 maret 2013
16
Oposisi dalam konteks demokratisasi politik
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054300_chapture2.pdf di akses tanggal 3 maret 2013
(31)
14
Menurut Aristoteles, elite adalah sejumlah kecil individu yang memikul semua atau hampir semua tanggung jawab kemasyarakatan. Defnisi elite yang dikemukakan oleh Aristoteles merupakan penegasan lebih lanjut dari pernyataan Plato tentang dalil inti teori demokrasi elitis klasik bahwa di setiap masyarakat, suatu minoritas membuat keputusan-keputusan besar17. Konsep teoritis yang dikemukakan oleh Plato dan Aristoteles kemudian diperluas kajiannya oleh Wilfredo Pareto dan Gaetano Mosca.
Pareto menyatakan bahwa setiap masyarakat diperintah oleh sekelompok kecil orang yang mempunyai kualitas yang diperlukan dalam kehidupan sosial dan politik. Kelompok kecil itu disebut dengan elite, yang mampu menjangkau pusat kekuasaan. Elite adalah orang-orang berhasil yang mampu menduduki jabatan. tinggi dalam lapisan masyarakat18.
Menurut Mosca, dalam semua masyarakat, mulai dari yang paling giat mengembangkan diri serta mencapai fajar peradaban, hingga pada masyarakat paling maju dan kuat selalu muncul dua kelas, yakni kelas yang memerintah dan kelas yang diperintah. Kelas yang memerintah biasanya jumlahnya lebih sedikit, memegang semua fungsi politik, monopoli kekuasaan, dan menikmati keuntungan-keuntungan yang didapatnya dari kekuasaan. Kelas yang diperintah jumlahnya lebih besar, diatur dan dikontrol oleh kelas yang memerintah Pareto dan Mosca mendefnisikan elite sebagai kelas penguasa yang secara efektif memonopoli pos-pos kunci dalam masyarakat. Dalam konteks ini terjadi
17
Suzanna Keller, 1995, Penguasa dan Kelompok Elit: Peranan Elit-Penentu Dalam Masyarakat Modern, Jakarta : Rajawali Pers, hal. 5-30
18
(32)
15
kelompok elit politik memegang peranan penting dalam memonopili baik keputusan maupun perekonomian pemerintahan tersebut.
Hal inilah yang terjadi mulai dari Afrika utara sampai dengan daerah teluk, kelompok politik Islam selalu berbenturan dengan pemerintahan. Hal ini muncul dikarenakan kebijakan pemerintahan dan kondisi negara. Gerakan perlawanan yang dilakukan oleh kelompok politik islam disebabkan kebijakan-kebijakan yang dibuat. Di negara-negara teluk, gerakan politik islam dalam posisi yang ironis. Di Yaman dan Kuwait kelompok politik islam duduk di parlemen melalui pemilu, sedangkan di Arab Saudi dan Bahrain tidak ada pemilu. Gerakan oposisi terhadap pemerintahan Arab Saudi dan Bahrain kadangkala muncul dari kelompok ini. Seperti di Arab Saudi dimana sebagain ulama menentang keberadaan pasukan Amerika Serikat dan kelompok politik islam menuntut agar diadakannya reformasi politik dan ekonomi. Di pihak lain ada kelompok politik islam yang mendukung pemerintahan Arab Saudi. Di Bahrain minoritas Sunni memerintah mayoritas Syiah, banyak ketegangan yang terjadi di antara kedua komunitas terutama dalam masalah politik. Tetapi diawal tahun 1990 kedua kelompok tersebut bersatu mengajukan usul agar parlemen yang dibubarkan oleh Amir Bahrain dibentuk kembali. Sang Amir menolak dan aksi kekerasan sempat terjadi. Dari penjelasan tersebut social Movement yaitu melihat Negara bukan lagi sebagai aktor utama dalam setiap interaksi. Aktor di balik Social Movement
adalah individu-individu serta kelompok masyarakat yang tidak puas akan sistem pemerintahan suatu Negara, misalnya transformasi kebudayaan, teknologi, dan transformasi pengetahuan yang memberikan dampak besar bagi proses revolusi di
(33)
16
Timur Tengah khususnya Bahrain. Hal ini memberikan peluang bagi kelompok Syiah untuk berinteraksi dengan masyarakat di Timur Tengah yang tidak suka dengan kepemimpinan monarki di kawasan Timur Tengah. Proses ini mengakibatkan perubahan perilaku atau attitude change. Kelompok Syiah lebih banyak mengetahui pola geopolitik dan geostrategi dari Negara-negara di Timur Tengah terutama setelah terjadinya momentum perlawanan Negara-negara di Timur Tengah yang berawal dari Tunisia kemudian menyebar ke Negara Timur Tengah lainnya salah satunya adalah Negara Bahrain. Faktor penyebabnya adalah pengekpresian dari kebebasan terhadap pemerintahan yang otoriter, biaya hidup yang tinggi, banyaknya pengangguran, dan ketidak adilan. Dalam hal ini kelompok Syiah mendapatkan banyak ke untungan sebagai partai oposisi hal ini di karenakan pemerintahan di Bahrain lebih banyak di dominasi oleh kelompok Sunni dan banyak dari peraturan pemerintahan Bahrain yang mendiskriminasikan kelompok Syiah.
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa gerakan-gerakan sosial lebih dekat kepada kelompok-kelompok kepentingan dibandingkan dengan partai-partai politik. Pertama, kelompok-kelompok kepentingan dan gerakan-gerakan sosial yang ingin memengaruhi pemerintah, partai-partai politik yang ingin berkuasa langsung, menjadi pemerintah. Kedua, partai-partai politik terutama bersifat politis dan terkait dengan pertarungan politik, sebagian besar kelompok kepentingan dan gerakan-gerakan sosial. Partai-partai politik memang dibentuk untuk mengontrol pemerintahan, dengan cara mencalonkan kandidat tertentu untuk jabatan-jabatan publik tertentu dan ikut serta bertarung dalam pemilihan
(34)
17
umum. Ketiga, sementara sebagian besar gerakan-gerakan sosial dan kelompok-kelompok kepentingan berkepentingan dengan hanya satu atau sedikit wilayah kebijakan publik, platform dan program sebagian besar partai-partai politik harus mencakup semua wilayah itu atau sebagian besarnya.
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu tahap dimana penulis melakukan suatu penelitian terhadap suatu sumber dan data yang dianggap relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan. Dalam kaitan dengan ini, penulis menggunakan teknik dokumentasi, yakni dengan cara mengumpulkan dan mengkaji data-data serta informasi yang diperoleh dari buku-buku, jurnal-jurnal, majalah, surat kabar, internet, maupun informasi dari media lain yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.
1.6.2 Teknik Analisa Data
Setelah data yang diperlukan sudah terkumpul, maka langkah penulis selanjutnya adalah menganalisis data secara diskriptif, Secara umum penelitian akan menggambarkan atau mendeskripsikan fenomena yang ada. Karena data berupa deskripsi, maka data yang akan dianalisis untuk membantu memperjelas pendeskripsian data.
Teknik Keabsahan Data
Dalam keabsahan data, penulis akan melakukan penelitian terhadap data dan sumber yang relevan untuk mendukung penelitian ini. Sehingga didapat data-data
(35)
18
yang lebih akurat. Untuk mempertimpangkan keabsahan suatu data penulis melakukan pedekatan deduksi dalam hal pengambilan kesimpulan.
1.6.4 Ruang Lingkup Penelitian 1.6.4.1Batasan Materi
Tulisan ini mengetengahkan fakta-fakta tentang keterlibatan Syiah atas revolusi sosial dan demokrasi yang terjadi di Bahrain. Fakta-fakta tentang gerakan Syiah yang merupakan salah satu saja penyebaran ideologi dan juga terdapat kepentingan internasionalnya. Tulisan ini juga menjelaskan awal reformasi yang terjadi di Bahrain. Bagaimana peran Syiah dalam politik Bahrain, menjadikan dasar penulisan yang bersifat deskriptif karena penulis hanya meneliti peran atau gerakannya saja.
1.6.4.2 Batasan Waktu
Batasan waktu yang diambil penulis ini adalah ketika dimulainya revolusi di Negara Bahrain serta kepemimpinan Hamad Bin Isa Al Khalifa, untuk tahun berhentinya pergolakan politik belum ada karena kejadian tersebut baru saja terjadi di Bahrain. Jadi untuk batasan waktu dalam penelitian ini yaitu pada tahun 2002 yang di mulainya kepemimpinan Hamad Bin Isa Al Khalifa serta dimulai revolusi Bahrain sampai dengan 2013.
(36)
19
1.6.Sistematika Penulisan
BAB SUB-BAB / POKOK BAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Penelitian 4. Penelitian Terdahulu
1.4.1. Revolusi Syiah pada masa pemerintahan Shah Mohammad Reza Pahlavi pada tahun 1963 – 1997.
1.4.2. Syiah dan Sunni dalam perspektif pemikiran Islam
1.4.3. Pemikiran politik Islam Syiah dan Sunni tentang kekuasaan: studi pembagian kekuasaan politik di Republik Islam Iran dan Republik Islam Pakistan
5. Kerangka Koseptual
1.5.1. Konsep Gerakan sosial (social movement) dan Gerakan politik.
1.5.2. Elit politik dan masyarakat menurut Wilfredo pareto dan Gaetano Mosca
6. Metode Penelitian
1.6.1. Teknik Pengumpulan Data 1.6.2. Teknik Analisa Data 1.6.3. Teknik Keabsahan Data 1.6.4. Ruang Lingkup Penelitian
1.6.4.1. Batasan Materi 1.6.4.2. Batasan Waktu
(37)
20
BAB II
DINAMIKA POLITIK NEGARA BAHRAIN DAN SEJARAH MASUKNYA KELOMPOK SYIAH
DALAM POLITIK BAHRAIN
2.1.Negara Bahrain
2.1.1. Geopolitik dan Ekonomi Bahrain 2.1.2. Penduduk Bahrain
2.1.3. Sejarah Masuknya kelompok Syiah dalam politik Bahrain
2.2. Sejarah Syiah
2.2.1. Islam Syiah dan Negara 2.2.2. Agama Revolusioner 2.2.3. Aliran Kelompok Syiah
2.2.3.1. Aliran Zaidiyah 2.2.3.2. Syiah Ismailiyah
2.2.3.3. Syiah Imamiyah Itsna „Asyariyah 2.3. Posisi kelompok Syiah dalam sistem perpolitikan dan
pemerintahan Bahrain
2.3.1. Sistem Politik dan Pemerintahan Bahrain 2.3.2. Sistem politik Bahrain di bawah pemerintahan Hamad bin Isa Al Khalifa
2.3.3. Posisi kelompok Syiah dalam pemerintahan Bahrain
2.3.3.1. Umum 2.3.3.2. Khusus
BAB III
PERAN DAN MOTIF KETERLIBATAN KELOMPOK SYIAH DALAM PEMERINTAHAN
BAHRAIN
(38)
21
3.2.Motif keterlibatan Kelompok Syiah sebagai kelompok oposisi dalam pemerintahan Bahrain.
3.2.1. Alasan Politik
3.2.2. Alasan sosial-masyarakat
3.3. Upaya-upaya yang dilakukan Pemerintahan Bahrain dalam menyelesaikan konflik.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan 4.2. Rekomendasi
(1)
16
Timur Tengah khususnya Bahrain. Hal ini memberikan peluang bagi kelompok Syiah untuk berinteraksi dengan masyarakat di Timur Tengah yang tidak suka dengan kepemimpinan monarki di kawasan Timur Tengah. Proses ini mengakibatkan perubahan perilaku atau attitude change. Kelompok Syiah lebih banyak mengetahui pola geopolitik dan geostrategi dari Negara-negara di Timur Tengah terutama setelah terjadinya momentum perlawanan Negara-negara di Timur Tengah yang berawal dari Tunisia kemudian menyebar ke Negara Timur Tengah lainnya salah satunya adalah Negara Bahrain. Faktor penyebabnya adalah pengekpresian dari kebebasan terhadap pemerintahan yang otoriter, biaya hidup yang tinggi, banyaknya pengangguran, dan ketidak adilan. Dalam hal ini kelompok Syiah mendapatkan banyak ke untungan sebagai partai oposisi hal ini di karenakan pemerintahan di Bahrain lebih banyak di dominasi oleh kelompok Sunni dan banyak dari peraturan pemerintahan Bahrain yang mendiskriminasikan kelompok Syiah.
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa gerakan-gerakan sosial lebih dekat kepada kelompok-kelompok kepentingan dibandingkan dengan partai-partai politik. Pertama, kelompok-kelompok kepentingan dan gerakan-gerakan sosial yang ingin memengaruhi pemerintah, partai-partai politik yang ingin berkuasa langsung, menjadi pemerintah. Kedua, partai-partai politik terutama bersifat politis dan terkait dengan pertarungan politik, sebagian besar kelompok kepentingan dan gerakan-gerakan sosial. Partai-partai politik memang dibentuk untuk mengontrol pemerintahan, dengan cara mencalonkan kandidat tertentu untuk jabatan-jabatan publik tertentu dan ikut serta bertarung dalam pemilihan
(2)
17
umum. Ketiga, sementara sebagian besar gerakan-gerakan sosial dan kelompok-kelompok kepentingan berkepentingan dengan hanya satu atau sedikit wilayah kebijakan publik, platform dan program sebagian besar partai-partai politik harus mencakup semua wilayah itu atau sebagian besarnya.
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu tahap dimana penulis melakukan suatu penelitian terhadap suatu sumber dan data yang dianggap relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan. Dalam kaitan dengan ini, penulis menggunakan teknik dokumentasi, yakni dengan cara mengumpulkan dan mengkaji data-data serta informasi yang diperoleh dari buku-buku, jurnal-jurnal, majalah, surat kabar, internet, maupun informasi dari media lain yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.
1.6.2 Teknik Analisa Data
Setelah data yang diperlukan sudah terkumpul, maka langkah penulis selanjutnya adalah menganalisis data secara diskriptif, Secara umum penelitian akan menggambarkan atau mendeskripsikan fenomena yang ada. Karena data berupa deskripsi, maka data yang akan dianalisis untuk membantu memperjelas pendeskripsian data.
Teknik Keabsahan Data
Dalam keabsahan data, penulis akan melakukan penelitian terhadap data dan sumber yang relevan untuk mendukung penelitian ini. Sehingga didapat data-data
(3)
18
yang lebih akurat. Untuk mempertimpangkan keabsahan suatu data penulis melakukan pedekatan deduksi dalam hal pengambilan kesimpulan.
1.6.4 Ruang Lingkup Penelitian 1.6.4.1Batasan Materi
Tulisan ini mengetengahkan fakta-fakta tentang keterlibatan Syiah atas revolusi sosial dan demokrasi yang terjadi di Bahrain. Fakta-fakta tentang gerakan Syiah yang merupakan salah satu saja penyebaran ideologi dan juga terdapat kepentingan internasionalnya. Tulisan ini juga menjelaskan awal reformasi yang terjadi di Bahrain. Bagaimana peran Syiah dalam politik Bahrain, menjadikan dasar penulisan yang bersifat deskriptif karena penulis hanya meneliti peran atau gerakannya saja.
1.6.4.2 Batasan Waktu
Batasan waktu yang diambil penulis ini adalah ketika dimulainya revolusi di Negara Bahrain serta kepemimpinan Hamad Bin Isa Al Khalifa, untuk tahun berhentinya pergolakan politik belum ada karena kejadian tersebut baru saja terjadi di Bahrain. Jadi untuk batasan waktu dalam penelitian ini yaitu pada tahun 2002 yang di mulainya kepemimpinan Hamad Bin Isa Al Khalifa serta dimulai revolusi Bahrain sampai dengan 2013.
(4)
19 1.6.Sistematika Penulisan
BAB SUB-BAB / POKOK BAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Penelitian 4. Penelitian Terdahulu
1.4.1. Revolusi Syiah pada masa pemerintahan Shah Mohammad Reza Pahlavi pada tahun 1963 – 1997.
1.4.2. Syiah dan Sunni dalam perspektif pemikiran Islam
1.4.3. Pemikiran politik Islam Syiah dan Sunni tentang kekuasaan: studi pembagian kekuasaan politik di Republik Islam Iran dan Republik Islam Pakistan
5. Kerangka Koseptual
1.5.1. Konsep Gerakan sosial (social movement) dan Gerakan politik.
1.5.2. Elit politik dan masyarakat menurut Wilfredo pareto dan Gaetano Mosca
6. Metode Penelitian
1.6.1. Teknik Pengumpulan Data 1.6.2. Teknik Analisa Data 1.6.3. Teknik Keabsahan Data 1.6.4. Ruang Lingkup Penelitian
1.6.4.1. Batasan Materi 1.6.4.2. Batasan Waktu
(5)
20 BAB II
DINAMIKA POLITIK NEGARA BAHRAIN DAN SEJARAH MASUKNYA KELOMPOK SYIAH
DALAM POLITIK BAHRAIN 2.1.Negara Bahrain
2.1.1. Geopolitik dan Ekonomi Bahrain 2.1.2. Penduduk Bahrain
2.1.3. Sejarah Masuknya kelompok Syiah dalam politik Bahrain
2.2. Sejarah Syiah
2.2.1. Islam Syiah dan Negara 2.2.2. Agama Revolusioner 2.2.3. Aliran Kelompok Syiah
2.2.3.1. Aliran Zaidiyah 2.2.3.2. Syiah Ismailiyah
2.2.3.3. Syiah Imamiyah Itsna „Asyariyah 2.3. Posisi kelompok Syiah dalam sistem perpolitikan dan
pemerintahan Bahrain
2.3.1. Sistem Politik dan Pemerintahan Bahrain 2.3.2. Sistem politik Bahrain di bawah pemerintahan Hamad bin Isa Al Khalifa
2.3.3. Posisi kelompok Syiah dalam pemerintahan Bahrain
2.3.3.1. Umum 2.3.3.2. Khusus
BAB III
PERAN DAN MOTIF KETERLIBATAN KELOMPOK SYIAH DALAM PEMERINTAHAN
BAHRAIN 3.1.Peran Kelompok Syiah di Bahrain
(6)
21
3.2.Motif keterlibatan Kelompok Syiah sebagai kelompok oposisi dalam pemerintahan Bahrain.
3.2.1. Alasan Politik
3.2.2. Alasan sosial-masyarakat
3.3. Upaya-upaya yang dilakukan Pemerintahan Bahrain dalam menyelesaikan konflik.
BAB IV
PENUTUP 4.1. Kesimpulan