KONSTRUKSI MEDIA DALAM PEMBERITAAN KONTROVERSI KEDATANGAN GEORGE W BUSH KE INDONESIA Analisis Framing Pada Harian Jawa Pos dan KOMPASEdisi 1421 November 2006
KONSTRUKSI MEDIA DALAM PEMBERITAAN
KONTROVERSIKEDATANGAN GEORGE W BUSH KE
INDONESIAAnalisis Framing Pada Harian Jawa Pos dan KOMPASEdisi
1421 November 2006
Oleh: Agustin Ika Pratiwi ( 02220207 )
communication science
Dibuat: 20070403 , dengan 3 file(s).
Keywords: Konstruksi Media, Kontroversi, Framing
Keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan Presiden George W Bush
menimbulkan kontroversi dikalangan masyarakat Indonesia. Rencana ini disambut skeptis oleh
berbagi elemen dalam masyarakat. Fakta yang kemudian mengehiuka adalah terbelahnya opini
publik menjadi dua, ada yang menolak kedatangan Btish dan ada yang mendukung kunjungan
ini. Perang opinipun terjadi. Rupanya, pertemuan tersebut bukan hanya menjadi sorotan publik
media massapun menaruh perhatian yang cukup besar terhadap kunjungan ini. Dengan berbagi
karakteristik yang dimiliki oleh masingmasing media, media massa berupaya menkonstruksi
berbagai fakta terbaru mengenai kunjungan ini.
Dari fonomena tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui kontruksi pemberitaan media massa
mengenai kasus ini. Dalam penelitian ini, dipilih dua surat kabar nasional, yakni KOMPAS dan
Jawa Pos. Berita yang diteliti mengeriai kontroversi kedatangan Presiden Bush ke Indonesia
edisi 1421 November 2006.
Untuk mengetahui caracara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta digunakan analisis
framing. Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan dan atau pertautan fakta ke dalam
berita agar lebih bermakna, lebih menarik atau lebih mudah diingat, untuk mengiring interpretasi
khalayak sesuai perspektifnya. Proses framing menjelaskan bagaimana komunikator
mempresentasikan kepentingan dan ideologi yang digunakan sebagai suatu strategi pembentukan
peristiwa yang spesifik yang tercermin lewat berita.
Penelitian ini mengacu pada model Analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.
Model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat dari
organisasi ide. Frame ini adalah suatu ide yang dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam
suatu teks berita (seperti kutipan sumber, latar informasi, pemakaian kata atau kalimat tertentu)
kedalam teks secara keseluruhan. Perangkat framing yang digunakan dalam penelitian ini dibagi
menjadi empat struktur besar yaitu: struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik dan struktur
retoris.
Tipe penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Yang mengambarkan secara rinci tentang suatu
obyek, kondisi atau fenomena tertentu dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yang
memungkinkan kita melihat suatu fenomena atau keadaankeadaan secara utuh.
Dari hasil analisis kedua media memperlihatkan adanya perbedaan penekanan yang dilakukan
keduanya. Masingmasing media memiliki karakteristik tersendiri dalam memperlakukan fakta.
Bagi KOMPAS realitas kedatangan Bush ke Indonesia dibingkai sebagai suatu kunjungan
kenegaraan yang harus dilihat secara obyektif oleh masyarakat. Dan prosedur pengamanan yang
dilakukan pemerintah hanya sematamata sebagai wujud keprofesionalan TNIPolri dalam
mengamankan tamu negara.
Sementara Jawa Pos, membingkai kunjungan Bush ke Indonesia merupakan bentuk kesalahan
yang dilakukan oleh pemerintah. Dalam framenya Jawa Pos konsisten dan tegas memperlihatkan
penolakannya terhadap kunjungan Bush ke Indonesia. Menurut Jawa Pos, kedatangan Bush
hanya akan membawa kerugian bagi bangsa Indonesia karena Bush adalah seorang penjahat
perang.
KONTROVERSIKEDATANGAN GEORGE W BUSH KE
INDONESIAAnalisis Framing Pada Harian Jawa Pos dan KOMPASEdisi
1421 November 2006
Oleh: Agustin Ika Pratiwi ( 02220207 )
communication science
Dibuat: 20070403 , dengan 3 file(s).
Keywords: Konstruksi Media, Kontroversi, Framing
Keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan Presiden George W Bush
menimbulkan kontroversi dikalangan masyarakat Indonesia. Rencana ini disambut skeptis oleh
berbagi elemen dalam masyarakat. Fakta yang kemudian mengehiuka adalah terbelahnya opini
publik menjadi dua, ada yang menolak kedatangan Btish dan ada yang mendukung kunjungan
ini. Perang opinipun terjadi. Rupanya, pertemuan tersebut bukan hanya menjadi sorotan publik
media massapun menaruh perhatian yang cukup besar terhadap kunjungan ini. Dengan berbagi
karakteristik yang dimiliki oleh masingmasing media, media massa berupaya menkonstruksi
berbagai fakta terbaru mengenai kunjungan ini.
Dari fonomena tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui kontruksi pemberitaan media massa
mengenai kasus ini. Dalam penelitian ini, dipilih dua surat kabar nasional, yakni KOMPAS dan
Jawa Pos. Berita yang diteliti mengeriai kontroversi kedatangan Presiden Bush ke Indonesia
edisi 1421 November 2006.
Untuk mengetahui caracara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta digunakan analisis
framing. Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan dan atau pertautan fakta ke dalam
berita agar lebih bermakna, lebih menarik atau lebih mudah diingat, untuk mengiring interpretasi
khalayak sesuai perspektifnya. Proses framing menjelaskan bagaimana komunikator
mempresentasikan kepentingan dan ideologi yang digunakan sebagai suatu strategi pembentukan
peristiwa yang spesifik yang tercermin lewat berita.
Penelitian ini mengacu pada model Analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.
Model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat dari
organisasi ide. Frame ini adalah suatu ide yang dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam
suatu teks berita (seperti kutipan sumber, latar informasi, pemakaian kata atau kalimat tertentu)
kedalam teks secara keseluruhan. Perangkat framing yang digunakan dalam penelitian ini dibagi
menjadi empat struktur besar yaitu: struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik dan struktur
retoris.
Tipe penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Yang mengambarkan secara rinci tentang suatu
obyek, kondisi atau fenomena tertentu dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yang
memungkinkan kita melihat suatu fenomena atau keadaankeadaan secara utuh.
Dari hasil analisis kedua media memperlihatkan adanya perbedaan penekanan yang dilakukan
keduanya. Masingmasing media memiliki karakteristik tersendiri dalam memperlakukan fakta.
Bagi KOMPAS realitas kedatangan Bush ke Indonesia dibingkai sebagai suatu kunjungan
kenegaraan yang harus dilihat secara obyektif oleh masyarakat. Dan prosedur pengamanan yang
dilakukan pemerintah hanya sematamata sebagai wujud keprofesionalan TNIPolri dalam
mengamankan tamu negara.
Sementara Jawa Pos, membingkai kunjungan Bush ke Indonesia merupakan bentuk kesalahan
yang dilakukan oleh pemerintah. Dalam framenya Jawa Pos konsisten dan tegas memperlihatkan
penolakannya terhadap kunjungan Bush ke Indonesia. Menurut Jawa Pos, kedatangan Bush
hanya akan membawa kerugian bagi bangsa Indonesia karena Bush adalah seorang penjahat
perang.