HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA REMAJA

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan untuk mewujudkan cita – cita bangsa Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurut UU RI No. 20/ 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional jenis dari pendidikan menengah salah satunya adalah sekolah menengah kejuruan (SMK).

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan mengutamakan kemampuan kejuruan yang sudah siswa pilih. Rencana strategis Depdiknas 2005-2009 dan rancangan 2010-2014 yang bertujuan mengubah komposisi perbandingan jumlah SMK dan SMA dari 30:70 menjadi 67:33 pada tahun 2014 juga menuntut pentingnya pengembangan sumber daya manusia siswa SMK.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan salah satu dari jenis pendidikan formal yang ada di Negara kita, dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional, tentu harus diimbangi dengan kualitas kelulusan siswa yang agar dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan memasuki lapangan kerja.

Remaja dapat dikatakan sebagai kelompok dari generasi muda yang sedang belajar di suatu lembaga pendidikan. Khususnya peserta didik yang bersekolah di SMK harus lebih kreatif karena SMK diharapkan setelah lulus akan siap bekerja. Pendidikan merupakan usaha dan terencana guna mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat mengembangkan potensi diri yang dimiliki, sehingga akan menghasilkan kepribadian, kecerdasan dan ketrampilan untuk diri sendiri dan masyarakat.

Sesuai dengan tujuan dari SMK adalah sebagai salah satu penerus bangsa yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut mampu menghasilkan lulusan sebagaimana yang diharapkan oleh dunia kerja, tamatan, SMK diharapkan memiliki kompetensi kerja yang sesuai dengan pekerjaan. Siswa SMK harus mampu menghasilkan lulusan yang bermutu dan siap kerja, memiliki kompetensi sesuai dengan pekerjaannya.


(2)

Remaja itu dituntut untuk mandiri agar dapat menyelesaikan tugas perkembangan selanjutnya. Pencapaian kemandirian sebagai salah satu tugas perkembangan pada masa remaja sangat penting karena keberhasilan melakukan tugas perkembangan akan menimbulkan kebahagiaan dan keberhasilan pelaksanaan tugas perkembangan lainnya kelak, sedangkan kegagalan menimbulkan ketidakbahagiaan, ketidaksetujuan masyarakat, dan kesulitan dalam pelaksanaan tugas perkembangan selanjutnya.

Oleh karena itu, siswa SMK diharapakan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada dan mengikuti perkembangannya, supaya tidak terjadi kekeliruan bahwa sebagian besar lulusan SMK setelah selesai studinya cenderung untuk berupaya mencari pekerjaan. Siswa SMK dituntut juga bisa meneruskan ke Penguruan Tinggi, bukan hanya sebagai tenaga kerja dan memiliki lapangan kerja sendiri.

Fenomena umum yang terjadi pada pelajar saat ini adalah sebagian perilaku pelajar remaja banyak menghabiskan waktu hanya untuk urusan hiburan semata dibandingkan dengan urusan akademik. Hal ini terlihat dari kebiasaan senang jalan-jalan, main game, menonton televisi dan suka menunda waktu belajarnya. Untuk mendapatkan prestasi akademis yang memuaskan diperlukan adanya kesiapan belajar yang mencakup kesiapan mental dan keterampilan belajar. Salah satu keterampilan belajar yang mempunyai peran penting dalam menentukan kesuksesannya adalah kemampuan meregulasi diri dalam belajar atau disebut juga dengan self-regulated learning.

Dari hasil wawancara kepada sebagian siswa-siswi SMK N 2 Buduran, pada jurusan Akuntasi umumnya mereka kurang memiliki keinginan untuk bekerja keras untuk meraih keberhasilan yang diinginkan. Siswa tersebut pada umumnya hanya belajar saat menghadapi ujian dan kalau ada tugas. Mereka jarang sekali belajar secara rutin dan menggunakan proses pembelajaran yang benar. Seperti, mereka tidak memiliki jadwal belajar dan hanya akan belajar pada waktu ada ujian.

Keyakinan belajar siswa yang rendah akan menjadi hambatan yang sangat berarti pada proses pembelajaran, karena dapat mengakibatkan prestasi belajar siswa rendah. Oleh karena itu guru diharapkan dapat meningkatkan keyakinan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Menurut Alsa (Arjanggi &


(3)

Suprihatin, 2010), teori belajar sosial kognitif sudah menjelaskan konsep ideal pembelajaran berdasar regulasi-diri dengan cakupan mekanisme pembangkitan diri dan pemantauan diri atas pikiran, perasaan, dan perilaku dengan tujuan untuk mencapai sasaran yang dapat membantu mengatur waktu dan mengendalikan diri pada sistem pembelajarannya, yang dalam psikologi terwujud pada istilah self-regulated learning (SRL). Remaja diharapkan mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dengan tantangan di masa kini dan mendatang, serta mampu membuat rencana untuk masa depan. Kemampuan tersebut dapat tercermin pada kemampuan remaja untuk membuat rencana strategi belajar serta target yang ingin dicapai dalam belajar. Kemampuan remaja untuk membuat rencana strategi belajar serta target yang ingin dicapai dalam belajar merupakan salah satu karakteristik yang dimiliki oleh siswa yang memiliki self-regulated learning (SRL). Self-regulated learning merupakan sebuah strategi yang sangat bagus untuk meningkatkan pembelajaran dan pemantauan akan prestasi yang diperolehnya.

Self-regulated learning merupakan proses metakognisi yang mengatur proses perencanaan, pemantauan atau monitoring, dan evaluasi dalam aktivitas belajar yang dalam pemprosesan tersebut dilandasi oleh self efficacy dan komitmen pencapaian tujuan belajar atau tugas-tugas akademik, sehingga tujuan belajar atau penguasaan pengetahuan dan keterampilan dapat tercapai.

Schunk & Zimmerman (1989) menegaskan bahwa individu yang bisa dikatakan sebagai self-regulated learning adalah individu yang secara metakognisi, motivasional dan behavioral aktif ikut serta dalam proses belajar mereka. Individu tersebut dengan sendirinya memulai usaha belajar mereka secara langsung untuk memperoleh pengetahuan dan keahlian yang mereka inginkan tanpa bergantung pada guru, orang tua, dan orang lain. Pada proses self-regulated learning terdapat tiga hal yang saling mempengaruhi secara timbal balik yaitu self efficacy (keyakinan diri, motivasi, dan tujuan (goals). Stategi self - regulated learning merupakan tindakan dan proses yang diarahkan untuk menggunakan informasi atau keterampilan yang meliputi cara, tujuan dan persepsi siswa yang bersifat instrumental. Strategi-strategi tersebut memanfaatkan motode - metode seperti mengatur dan mengubah informasi serta penggunaan bantuan memori.


(4)

Self-regulated learning penting bagi semua jenjang akademis dan dapat diajarkan, dipelajari, dan dikontrol. Umumnya, siswa SMK yang berhasil adalah siswa yang menggunakan strategi self-regulated learning dan sebagian besar sukses di sekolah. Zimmerman dan Martinez-Pons (1990) menemukan bahwa ada hubungan yang erat atau positif antara self-efficacy dan self-regulated learning. Secara ringkas, hubungan antara self-efficacy dan self-regulated learning menunjukkan bahwa individu dengan self-efficacy rendah tidak menggunakan strategi self-regulated learning sebanyak individu dengan self-efficacy tinggi.

Ketika seorang pelajar tidak dapat memanfaatkan waktu dengan baik, sering mengulur waktu dengan melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat sehingga waktu terbuang dengan sia-sia, tugas terbengkalai dan penyelesaian tugas tidak maksimal, maka karakter ini perpotensi mengakibatkan kegagalan atau terhambatnya seorang pelajar untuk meraih kesuksesan di masa depan. Sehingga menimbulkan ketidakyakinan siswa pada saat akan mengerjkan tugas – tugas sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zimmerman (1990) mengajukan sebuah skema konseptual mengenai akademik self-regulation yang meliputi enam kunci proses belajar tersebut adalah: a. self-efficacy; b. penggunaan strategi; c. manajemen waktu; d. self-observation; e. struktur lingkungan; dan f. pencarian bantuan.

Self-efficacy merupakan salah satu kemampuan pengaturan diri individu. Konsep self-efficacy pertama kali dikemukakan oleh Bandura. Self-efficacy mengacu pada persepsi tentang kemampuan individu untuk mengorganisasi dan mengimplementasi tindakan untuk menampilkan kecakapan tertentu. Secara garis besar, self efficacy terbagi atas dua bentuk self efficacy yang tinggi dan self efficacy yang rendah. Self-efficacy membantu pengembangan bakat pendidikan dengan keterlibatan dalam kegiatan belajar. Siswa yang memiliki self efficacy yang tinggi cenderung memilih terlibat langsung dalam semua kegiatan yang diberikan, sedangkan siswa yang memiliki self efficacy rendah cenderung menghindari tugas dan tidak mau terlibat langsung. Siswa yang memiliki self efficacy tinggi menganggap kegagalan sebagai akibat dari kurangnya usaha yang keras, pengetahuan dan ketrampilan. Sedangkan, siswa yang memiliki self efficacy rendah


(5)

akan menjauhi tugas-tugas yang sulit karena tugas tersebut dipandang sebagai ancaman bagi mereka.

Self- efficacy adalah suatu keadaan dimana seseorang yakin dan percaya bahwa mereka dapat berhasil melakukan sesuatu secara efektif. Self-efficacy sebagai pertimbangan seseorang akan kemampuannya untuk mengorganisakan dan menampilakan tindakan yang diperlukan dalam mencapai tugas yang diinginkan. Hal ini tergantung pada jenis keerampilan atau keahlian yang dimiliki oleh seseorang, tetapi berhubungan dengan keyakinan tentang apa yang apa dilakukan menyangkut seberapa besar usaha yang dikeluarkan seseorang dalam suatu tugas dan seberapa lama ia akan bertahan. Keyakinan yang kuat akan kemampuan diri menyebabkan seseorang terus berusaha sampai tujuan yang tercapai. Namun, apabila keyakinan akan kemampuan diri tidak kuat, seseorang akan cenderung mengurangi usahanya bila menemui masalah.

Zimmerman dan Martinez-Pons (1990) menunjukkan bahwa self-efficacy dan self-regulated learning sangat berkorelasi. Secara ringkas, hubungan antara self-efficacy dan self-regulated learning menunjukkan bahwa individu dengan self-efficacy rendah tidak menggunakan strategi self-regulated learning sebanyak individu dengan self-efficacy tinggi. Individu dengan self-effficacy yang tinggi untuk suatu topik tertentu percaya pada kemampuan sendiri untuk menyelesaikan tugas, menemukan jawaban yang benar, mencapai tujuan, dan sering mengungguli teman-temannya. Ketika individu memiliki atau memelihara self-efficacy dalam pelajaran atau keterampilan tertentu, proses regulasi diri tercipta dan dipelihara.

Uraian di atas menjelaskan bahwa remaja mengalami kondisi ketidakyakinan akibat perubahan fisik dan psikologis, sehingga dalam kondisi yang demikian remaja menghadapi berbagai tuntutan dari dalam diri dan lingkungan. Oleh karena itu akan mengarahkan remaja pada kondisi yang semakin sulit untuk menjalani masa remaja. Sedangkan self efficacy, remaja memiliki keyakinan melakukan berbagai tugas untuk mencapai tujuan, mampu menghadapi rintangan yang terkait dengan tuntutan dan perubahan yang ada pada diri maupun lingkungannya. Keberhasilan ini akan mengarahkan remaja cenderung berperilaku adaptif dan semakin mudah untuk menjalani proses belajar yang lebih baik. Self eficacy juga akan mempengaruhi seberapa besar usaha yang dilakukan remaja dalam menghadapi konflik akibat


(6)

berbagai tuntutan dari dalam diri dan lingkungannya serta perubahan-perubahan yang mereka alami selama masa remaja. Berdasarkan dari uraian di atas, maka peneliti melakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dengan self-regulated learning pada remaja.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara self efficacy dengan self-regulated pada remaja”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dengan self-regulated learning pada remaja.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis:

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi bagi fakultas psikologi khususnya di bidang psikologi pendidikan dan psikologi perkembangan.

2. Manfaat Praktis :

Dengan penelitian ini, maka diharapkan pendidik beserta orangtua mengetahui peran penting Self-efficacy sebagai salah satu aspek psikologi yang dapat menunjang prestasi anak agar lebih optimal, khususnya dibidang - bidang tertentu, dan dapat menerapkan metode bimbangan dan pengajaran yang lebih baik agar dapat meningkatkan Self-efficacy yang dimiliki siswa sehingga prestasi yang diraih siswa juga diharapkan dapat mencapai taraf yang lebih baik.


(7)

HUBUNGAN ANTARA

SELF-EFFICACY

DENGAN

SELF-REGULATED LEARNING

PADA REMAJA

SKRIPSI

HARLETA ROHMATIKA PUTRI 08810201

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012


(8)

HUBUNGAN ANTARA

SELF-EFFICACY

DENGAN

SELF-REGULATED LEARNING

PADA REMAJA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

HARLETA ROHMATIKA PUTRI 08810201

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012


(9)

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi : Hubungan Antara Self Efficacy dengan Self

Regulated Learning pada Remaja kelas I di SMK N 2 Buduran – Kabupaten Sidoarjo

2. Nama Peneliti : Harleta Rohmatika Putri

3. NIM : 08810201

4. Fakultas : Psikologi

5. Penguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Waktu Penelitian : 30 April 2012

7. Tanggal Ujian : 13 Juli 2012

Malang, 13 Juli 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Siti Suminarti. F. Dra, M.Si Ari Firmanto, S.Psi


(10)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji Pada tanggal 13 Juli 2012

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Siti Suminarti. F. Dra, M.Si ( )

Anggota Penguji : 1. Ari Firmanto, S. Psi ( )

2. Zakariya Achmat, S.Psi, M.Si ( )

3. Diana Savitri, S.Psi, M.Psi ( )

Mengesahkan Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang


(11)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Harleta Rohmatika Putri

Nim : 08810201

Fakultas / jurusan : Psikologi

Penguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang Menyatakan bahwa skripsi / karya ilmiah yang berjudul :

Hubungan Antara Self Efficacy dengan Self Regulated Learning pada Remaja kelas I di SMK N 2 Buduran – Kabupaten Sidoarjo

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya

2. Hasil tulisan karya ilmiah / skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang – undang yang berlaku.

Mengetahui, 02 Juli 2012 Malang, 02 Juli 2012 Ketua Program Studi Yang menyatakan

M. Salis Yuniardi, S.Psi., M.Si Harleta Rohmatika Putri


(12)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN SELF REGULATED LEARNING PADA REMAJA

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 (S1) Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang.

Banyak pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mendapatkan banyak bantuan, masukan, kritik, bimbingan serta saran – saran dari berbagai pihak. Baik bantuan moril dan materil, bimbingan ilmu pengetahuan , maupun dorongan semangat yang tidak henti – hentinya diberikan. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dra. Siti Suminarti Fasikhah, M.Si selaku pembimbing I dan dosen wali dan Ari Firmanto, S.Psi, selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

3. Kedua orang tua terbaikku yang selalu memberi dukungan, do’a dan kasih sayang, yang selalu ada saat putrinya dalam kesulitan, yang menjadi nama wajib yang selalu disebut ditiap doaku, hanya ini yang bisa putrimu lakukan untuk mengisi sedikit celah kebahagian di hati kalian.

4. Kakak spesial ku dan adikku tercinta yang selalu membantu dan memberi doa dan dukungannya, sehingga penulis memiliki motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini

5. Kepala SMK N 2 Buduran – Kabupaten Sidoarjo, yang telah bersedia memberikan ijin dan fasilitas bagi penulis untuk melakukan penelitian. 6. Murid – murid SMK N 2 Buduran – Kabupaten Sidoarjo yang telah bersedia


(13)

7. Bu Eko yang telah meluangkan waktu untuk membantu dalam pelaksanaan penelitian.

8. Staf TU yang banyak membantu kelancaran administrasi dalam penyusunan skripsi ini.

9. Anisa F, Ika F, Ratih K, Tina, Vivi, Anggun, Omeb dan teman – teman lainnya yang selalu memberikan motivasi dan bantuannya selama ini, terima kasih untuk masa perkuliahan yang menyenangkan bersama kalian.

10.Teman – teman Fakultas Psikologi angkatan 2008 pada umumnya, dan kelas C dan Kelas D khususnya Alfa, Noni, Cibun, Lia, Deden, dan Anis yang sudah memberikan bantuab dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. 11.Teman – teman kosku tercinta Lia, Shinta,Ratih, Ika dan teman –teman

lainnya yang selalu memberi semangat dan dukungannya kepada penulis. 12.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu – persatu, yang telah banyak

memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang,02 Juli 2012


(14)

INTISARI

Putri , Harleta Rohmatika. 2012. Hubungan self efficacy dengan self regulated

learning pada Remaja. Skripsi, FakultasPsikologiUniversitasMuhammadyah

Malang. Di bawah bimbingan (1) Dra. Siti Suminarti Fasikhah, M.Si (2) Ari Firmanto, S.Psi

Kata kunci: self efficacy, self regulated learning, remaja

Menurut UU RI No. 20/ 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional jenis dari pendidikan menengah salah satunya adalah sekolah menengah kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan mengutamakan kemampuan kejuruan yang sudah siswa pilih. Remaja dapat dikatakan sebagai kelompok dari generasi muda yang sedang belajar di suatu lembaga pendidikan. Khususnya peserta didik yang bersekolah di SMK harus lebih kreatif karena SMK diharapkan setelah lulus akan siap bekerja. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana guna mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat mengembangkan potensi diri yang dimiliki, sehingga akan menghasilkan kepribadian, kecerdasan dan ketrampilan untuk diri sendiri dan masyarakat. Self regulated learning adalah sebuah konsep mengenai bagaimana seseorang peserta didik menjadi pengatur bagi belajarnya sendiri. Self regulated learning dapat berlangsung apabila siswa–siswi dapat mengaktifkan pikirannya dan tindakannya yang mengarahkan ke tujuannya. Faktor yang mempengaruhi self regulated learning salah satunya adalah self efficacy.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Subjek penelitian adalah siswa–siswi kelas satu. Subjek penelitian berjumlah 60 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan skala Likert. Teknik analisa data menggunakan \korelasi product moment. Proses pengambilan sampel dengan simple random sampling.

Berdasarkan hasil analisa data diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0,574 dan (p) = 0,000 hal ini menandakan adanya hubungan yang positif yang sangat signifikan antara self efficacy dengan self regulated learning pada remaja. Hal ini berarti apabila self efficacy tinggi maka self regulated learning tinggi, dan sebaliknya apabila self efficacy rendah maka self regulated learning rendah. Nilai koefisien determinan (R²) = 0,329, yang bermakna bahwa variabel self efficacy mampu menjelaskan variabel self regulated learning pada remaja sebesar 32,9 %, sisanya sebesar 67,1 % dipengaruhi oleh variabel lain.


(15)

ABSTRACT

Putri , Harleta Rohmatika. 2012. The Relationship efficacy with Self-Regulated Learning in Adolescents. Thesis, Psychology Faculty of University of Muhammadiyah Malang.Advisor (1) Dra. Siti Suminarti Fasikhah, M.Si (2) Ari Firmanto, S.Psi

Keyword : Self efficacy, Self regulated learning, Adolescents

According to Law No. 20/2003 on National Education System type of secondary education is one vocational school (SMK). Vocational School (SMK) is a vocational institution whose main objective to prepare students to be a reliable workforce with emphasis on vocational skills of students who had chosen. Teenagers can be said as a group of young people who are studying at an educational institution. Particularly students who attend vocational school to be more creative because the CMS is expected to be ready to work after graduation. Education is a conscious and deliberate effort to create an atmosphere of learning and the learning process so that learners can develop the potential of self-possessed, so that it will result in personality, intelligence and skills for self and society. Self-regulated learning is a concept of how a person be a regulator of learners for their own learning. Self-regulated learning can take place if the students can turn his thoughts and actions that lead to its destination. Factors that influence self-regulated learning one of them is self-efficacy.

The method used was quantitative method. Subjects were first-class students. Subjects numbered 60 students. Methods of data collection using a Likert scale. Data analysis techniques using the \ product moment correlation. The sampling process with a simple random sampling.

Based on the analysis of data obtained by the correlation coefficient (r) of 0.574 and (p) = 0.000 This indicates a very positive relationship between self-efficacy significantly with self-regulated learning in adolescents. This means high self-efficacy when it is self-regulated learning is high, and vice versa if low self-efficacy is low self-regulated learning. Value determinant coefficients (R ²) = 0.329, which means that the variable self-efficacy can explain the self-regulated learning variables in adolescents of 32.9%, remaining at 67.1% influenced by other variables.


(16)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... iii

ABSTRACT………. iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Self Efficacy 1. Pengertian self efficacy ... 7

2. Aspek – aspek self efficacy ... 8

3. Proses self efficacy ... 10

4. Dampak self efficacy ... 12

5. Faktor – faktor self efficacy ... 13

B. Self Regulated Learning 1. Pengertian self regulated learning ... 15

2. Faktor yang mempengaruhi self regulated learning ... 16

3. Aspek – aspek self regulated learning... 19

4. Fase – fase self regulated learning ... 21

C. Remaja 1. Pengertian remaja ... 22

2. Ciri – ciri masa remaja ... 23

3. Faktor yang mempengaruhi sikap remaja ... 24

D. Hubungan Self Efficacy dengan Self Regulated Learning ... 25

E. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 27


(17)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ... 29

B. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Identifikasi variabel penelitian ... 29

2. Definisi operasional ... 29

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi ... 31

2. Sampel ... 31

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data 1. Jenis data ... 31

2. Metode pengumpulan data ... 32

3. Validitas dan Realibilitas a. Validitas ... 34

b. Realibilitas ... 38

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 39

F. Analisa Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi subjek ... 43

2. Deskripsi skala self efficacy ... 44

3. Deskripsi skala self regulated learning ... 44

4. Tabulasi data skala self efficacy dengan self regulated learning ... 45

B. Hasil Analisa Data ... 46

C. Pembahasan ... 46

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55


(18)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 3.1 : Blue Print Skala Self Efficacy sebelum try out ... 33

Tabel 3.2 : Blue Print Skala Self Regulated Learning sebelum try out ... 34

Tabel 3.3 : Uji Validitas Item Skala Self Efficacy ... 35

Tabel 3.4 : Uji Validitas Item Skala Self Regulated Learning ... 36

Tabel 3.5 : Blue Print Skala Self Efficacy setelah try out ... 37

Tabel 3.6 : Blue Print Skala Self Regulated Learning setelah try out ... 37

Tabel 3.7 : Uji Reliabilitas Skala Self Efficacy dan Self Regulated Learning ... 39

Tabel 4.1 : Gambaran Subjek Penelitian... 44

Tabel 4.2 : Sebaran T-score Self Efficacy ... 44

Tabel 4.3 : Sebaran T-score Self Regulated Learning ... 44

Tabel 4.4 : Crosstabulasi Self Efficacy dengan Self Regulated Learning ... 45


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Penelitian ... 57 Lampiran 2 Data Try out Skala Self Efficacy dan Self Regulated Learning ... 67 Lampiran 3 Hasil Analisa Try Out Validitas dan Reliabilitas... 71 Lampiran 4 Data Penelitian Skala Self Efficacy dan Self regulated Learning .... 76 Lampiran 5 Hasil Analisa Data ... 81 Lampiran 6 Surat-surat ... 84


(20)

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol.(2004). Psikologi kepribadian (Edisi Revisi). Malang:UMM – Press

Arjanggi, R. & Suprihatin, T., (2010). Metode pembelajaran tutor teman sebaya meningkatkan hasil belajar berdasar regulasi-diri. Makara social humaniora, 14, 2, 91-97. Diperoleh dari http://journal.ui.ac.id/ humanities/article/view File/666/635

Arikunto.S.(1992).Prosedurpenelitiansuatupendekatanpraktik. Jakarta: PT. Melton Putra.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Azwar, S. (2009).Metode penelitian. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Azwar, S. (2011). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya (Edisi kedua). Yogyakarta : Pustaka Belajar

Bandura, A. (1997). Self Efficacy. New York: Academic Press.

Basuki, H. A. M. (2005). Pengujian kontribusi belajar yang bermakna pada kreativitas, self-regulated learning, dan prestasi akademik (studi kasus pada siswa sekolah menengah umum di jakarta). Auditorium Universitas Gunadarma, 84-85. Diperoleh dari http://research.mercubuana.ac.id/ proceeding/Kommit2004_psikologi_010.pdf.

Baron, R.A & Byrne, D. (2003). Psikologi sosial (Edisi kesepuluh). Jakarta : Penerbit Erlangga

Deasyanti & Armeini R. A. (2007). Self regulated learning pada mahasiswa fakultas ilmu pendidikan UNJ. Perspektif Ilmu Pendidikan, 16, Diperoleh dari http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/168071321.pdf

Hurlock, E.B. (1980 ). Psikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Kerlinger, F, N. (2004). Asas-asas penelitian behavioral. Jogjakarta: UGM press Kreitner, R., &Kinicki, A. (2000).Perilakuorganisasi. Jakarta: SelembaEmpat (PT

SelembaEmpat Patria)

Pintrich, P. R., & De Groot E. V. (1990). Motivational and self-regulated learning components of classroom academic performance. Journal of educational psychology, 82, 1, 33-40. Diperoleh dari doi.apa.org/journals/edu/82/1/33. pdf


(21)

Santrock,W. J. (2009). Psikologi pendidikan: Educational psychology (edisi 3 buku 1). Jakarta : Salemba Humanika.

Schunk, D.H & Zimmerman,B.J.(Eds).(1998). Self regulated learning: From teaching to self –reflective practice. New York: The Guilford Press

Sugiyono, (2010). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D : (10). Bandung : Alfabeta

Tis’a, M. (2001). Hubungan antara self efficacy dengan self regulated learning pada mahasiswa. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Sumatra Utara Winarsunu,T. (2002). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang :

UMM Press

Winarsunu, T. (2009). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang : UMM Press.

Zimmerman, B. J. (1990). Self-regulated learning and academic achievement : an overview. Journal educational psychologist, 25, 1, 3-17. http://commonsenseseatheism.com/wp-content/uploads/2011/02/

Zimmerman-Becoming-a-Self-Regulated-Learner-An-Overview.pdf

Zimmerman, B. J. (2002). Becoming a Self-regulated learner: an overview. Theory into practice, 41, 2. Diperoleh dari http://commonsenseseatheism.com/wp-content/uploads/2011/02/ Zimmerman-Becoming-a-Self-Regulated-Learner-An-Overview.pdf.

Zimmerman, B. J., & Schunk, D . H (1989) (Eds) Self regulation learning & academicy achievement : Theory, researah, and practive. New york : springer-verlag


(1)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... iii

ABSTRACT………. iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Self Efficacy 1. Pengertian self efficacy ... 7

2. Aspek – aspek self efficacy ... 8

3. Proses self efficacy ... 10

4. Dampak self efficacy ... 12

5. Faktor – faktor self efficacy ... 13

B. Self Regulated Learning 1. Pengertian self regulated learning ... 15

2. Faktor yang mempengaruhi self regulated learning ... 16

3. Aspek – aspek self regulated learning... 19

4. Fase – fase self regulated learning ... 21

C. Remaja 1. Pengertian remaja ... 22

2. Ciri – ciri masa remaja ... 23

3. Faktor yang mempengaruhi sikap remaja ... 24

D. Hubungan Self Efficacy dengan Self Regulated Learning ... 25

E. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 27


(2)

vi

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ... 29

B. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Identifikasi variabel penelitian ... 29

2. Definisi operasional ... 29

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi ... 31

2. Sampel ... 31

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data 1. Jenis data ... 31

2. Metode pengumpulan data ... 32

3. Validitas dan Realibilitas a. Validitas ... 34

b. Realibilitas ... 38

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 39

F. Analisa Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi subjek ... 43

2. Deskripsi skala self efficacy ... 44

3. Deskripsi skala self regulated learning ... 44

4. Tabulasi data skala self efficacy dengan self regulated learning ... 45

B. Hasil Analisa Data ... 46

C. Pembahasan ... 46

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55


(3)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 3.1 : Blue Print Skala Self Efficacy sebelum try out ... 33

Tabel 3.2 : Blue Print Skala Self Regulated Learning sebelum try out ... 34

Tabel 3.3 : Uji Validitas Item Skala Self Efficacy ... 35

Tabel 3.4 : Uji Validitas Item Skala Self Regulated Learning ... 36

Tabel 3.5 : Blue Print Skala Self Efficacy setelah try out ... 37

Tabel 3.6 : Blue Print Skala Self Regulated Learning setelah try out ... 37

Tabel 3.7 : Uji Reliabilitas Skala Self Efficacy dan Self Regulated Learning ... 39

Tabel 4.1 : Gambaran Subjek Penelitian... 44

Tabel 4.2 : Sebaran T-score Self Efficacy ... 44

Tabel 4.3 : Sebaran T-score Self Regulated Learning ... 44

Tabel 4.4 : Crosstabulasi Self Efficacy dengan Self Regulated Learning ... 45


(4)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Penelitian ... 57 Lampiran 2 Data Try out Skala Self Efficacy dan Self Regulated Learning ... 67 Lampiran 3 Hasil Analisa Try Out Validitas dan Reliabilitas... 71 Lampiran 4 Data Penelitian Skala Self Efficacy dan Self regulated Learning .... 76 Lampiran 5 Hasil Analisa Data ... 81 Lampiran 6 Surat-surat ... 84


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol.(2004). Psikologi kepribadian (Edisi Revisi). Malang:UMM – Press

Arjanggi, R. & Suprihatin, T., (2010). Metode pembelajaran tutor teman sebaya meningkatkan hasil belajar berdasar regulasi-diri. Makara social humaniora, 14, 2, 91-97. Diperoleh dari http://journal.ui.ac.id/ humanities/article/view File/666/635

Arikunto.S.(1992).Prosedurpenelitiansuatupendekatanpraktik. Jakarta: PT. Melton Putra.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Azwar, S. (2009).Metode penelitian. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Azwar, S. (2011). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya (Edisi kedua). Yogyakarta : Pustaka Belajar

Bandura, A. (1997). Self Efficacy. New York: Academic Press.

Basuki, H. A. M. (2005). Pengujian kontribusi belajar yang bermakna pada kreativitas, self-regulated learning, dan prestasi akademik (studi kasus pada siswa sekolah menengah umum di jakarta). Auditorium Universitas Gunadarma, 84-85. Diperoleh dari http://research.mercubuana.ac.id/ proceeding/Kommit2004_psikologi_010.pdf.

Baron, R.A & Byrne, D. (2003). Psikologi sosial (Edisi kesepuluh). Jakarta : Penerbit Erlangga

Deasyanti & Armeini R. A. (2007). Self regulated learning pada mahasiswa fakultas ilmu pendidikan UNJ. Perspektif Ilmu Pendidikan, 16, Diperoleh dari http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/168071321.pdf

Hurlock, E.B. (1980 ). Psikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Kerlinger, F, N. (2004). Asas-asas penelitian behavioral. Jogjakarta: UGM press Kreitner, R., &Kinicki, A. (2000).Perilakuorganisasi. Jakarta: SelembaEmpat (PT

SelembaEmpat Patria)

Pintrich, P. R., & De Groot E. V. (1990). Motivational and self-regulated learning components of classroom academic performance. Journal of educational psychology, 82, 1, 33-40. Diperoleh dari doi.apa.org/journals/edu/82/1/33. pdf


(6)

x

Santrock,W. J. (2009). Psikologi pendidikan: Educational psychology (edisi 3 buku 1). Jakarta : Salemba Humanika.

Schunk, D.H & Zimmerman,B.J.(Eds).(1998). Self regulated learning: From teaching to self –reflective practice. New York: The Guilford Press

Sugiyono, (2010). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D : (10). Bandung : Alfabeta

Tis’a, M. (2001). Hubungan antara self efficacy dengan self regulated learning pada mahasiswa. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Sumatra Utara Winarsunu,T. (2002). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang :

UMM Press

Winarsunu, T. (2009). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang : UMM Press.

Zimmerman, B. J. (1990). Self-regulated learning and academic achievement : an overview. Journal educational psychologist, 25, 1, 3-17. http://commonsenseseatheism.com/wp-content/uploads/2011/02/

Zimmerman-Becoming-a-Self-Regulated-Learner-An-Overview.pdf

Zimmerman, B. J. (2002). Becoming a Self-regulated learner: an overview. Theory into practice, 41, 2. Diperoleh dari http://commonsenseseatheism.com/wp-content/uploads/2011/02/ Zimmerman-Becoming-a-Self-Regulated-Learner-An-Overview.pdf.

Zimmerman, B. J., & Schunk, D . H (1989) (Eds) Self regulation learning & academicy achievement : Theory, researah, and practive. New york : springer-verlag