GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI SAUDARA KANDUNG PENYANDANG TUNA RUNGU

GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI SAUDARA KANDUNG
PENYANDANG TUNA RUNGU

SKRIPSI

Oleh:

Ria Lyka Febrina
07810045

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI SAUDARA KANDUNG
PENYANDANG TUNA RUNGU

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh:
Ria Lyka Febrina
07810045

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi

: Gambaran Penyesuaian Diri Saudara Kandung
Penyandang Tuna Rungu

2. Nama Peneliti

: Ria Lyka Febrina


3. NIM

: 07810045

4. Fakultas

: Psikologi

5. Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang

6. Waktu Penelitian

: 21 September – 29 September 2011

7. Tanggal Ujian

: 4 November 2011


Malang, 4 November 2011
Pembimbing I

Pembimbing II

Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si.

Diana Savitri, M.Psi.

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

: Ria Lyka Febrina

NIM

: 07810045


Fakultas

: Psikologi

Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul :
Gambaran Penyesuaian Diri Saudara Kandung Penyandang Tuna rungu
1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam
bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.
2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan
merupakan Hak Bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai
sumber pustaka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila ini
tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang
berlaku.


Mengetahui

Malang, 4 November 2011

Ketua Program Studi

Yang Menyatakan

M. Salis Yuniardi, M.Psi.

Ria Lyka Febrina

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allat SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Gambaran Penyesuaian Diri Saudara Kandung Penyandang Tuna Rungu”,
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas
Muhammadiyah Malang, walaupun berbagai masalah menghadang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan

petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si dan Diana Savitri, M. Psi selaku dosen
Pembimbing I dan dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan arahan yang berharga kepada penulis, hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M. Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan
memberikan pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
4. Almarhumah Ibunda Mariati Fransisca dan Bapak Syahrial tersayang yang tak
pernah henti-hentinya berdoa dan memberikan kasih sayang serta semangat kepada
penulis.
5. Adikku Rendy Suhandrian yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada
penulis.
6. Mbah kakung dan Mbah putri yang selalu memberi semangat dan menemani
penulis menggali data di lapangan.
7. Om Ciptadi Hendriarto yang selalu menghibur dan memotivasi penulis.
8. Sahabat-sahabat penulis “Rangers”, Dian Gupitasari, Putri Fadhilah, dan Merlina
Nourmalita yang selalu memberikan support kepada penulis sampai skripsi ini

selesai.

9. Anugrah Januar Pranata yang telah meluangkan waktunya untuk menemani penulis
baik dalam suka maupun duka, memberikan semangat serta masukan-masukan
kepada penulis.
10. Mbak Lia, SA, Terimakasih atas kesediannya membantu dan memudahkan penulis
dalam proses penelitian ini.
11. Buat teman-temanku Teman-teman Psikologi kelas A Angkatan 2007, Ratih ayu
suryaningrum, Mutia maya rizkya, M.gengki, dan yang lainnya yang tidak dapat
disebutkan satu per satu yang telah memberikan semangat sehingga penulis
terdorong untuk menyelesaikan skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan
bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari tiada satu pun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik
dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Namun, penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca lainnya.

Malang, 4 November 2011
Penulis


Ria Lyka Febrina

INTISARI
Febrina, Ria Lyka (2011). Gambaran Penyesuaian Diri Saudara Kandung Penyandang
Tuna Rungu. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Pembimbing : (1) Dra. Cahyaning Suryaningrum, M. Si. (2) Diana Savitri, M. Psi.
Kata Kunci : penyesuaian diri, tuna rungu
Tuna rungu adalah suatu istilah yang menggambarkan keadaan kemampuan
mendengar yang kurang atau tidak berfungsi secara normal sehingga tidak mungkin lagi
diandalkan untuk belajar bahasa dan wicara tanpa dibantu dengan metode dan peralatan
khusus. Keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki penyandang tuna rungu antara lain,
adalah sulitnya berkomunikasi secara verbal, sulit mendengar dengan jelas, tidak mengerti
dan tidak paham dengan apa yang dibicarakan, salah mengartikan maksud dari
pembicaraan atau salah paham, dan kondisi emosi yang tidak stabil dan mudah marah.
Dimana saudara kandung harus menyesuaikan diri dengan keadaan serta kondisi dari
saudara tuna rungunya. Keadaan ini sangat mempengaruhi tingkah laku dan kondisi emosi
saudara kandung penyandang tuna rungu, disamping itu saudara kandung penyandang tuna
rungu juga memiliki penyesuaian diri yang jauh berbeda dibandingkan dengan saudara
kandung yang memiliki saudara normal. Ini berkaitan dengan bagaimana penyesuaian diri
saudara kandung terhadap keadaaan dan kondisi dari saudara tuna rungunya tersebut.

Apabila saudara kandung penyandang tuna rungu tidak dapat menyesuaikan diri dengan
saudara tuna rungunya, maka hubungan antar saudara dapat menimbulkan konflik dan
tidak terjalin dengan baik.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bagaimana gambaran penyesuaian diri
saudara kandung yang memiliki saudara penyandang tuna rungu. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dekskriptif. Subyek penelitian ini adalah
saudara kandung yang memiliki saudara tuna rungu dan berjumlah dua orang. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara dan observasi.
Berdasarkan hasil penelitian secara umum, gambaran penyesuaian diri yang
dilakukan saudara kandung ketika menyesuaiakan diri dengan kondisi dan keterbatasan
yang dimiliki saudara penyandang tuna rungunya adalah mempelajari bahasa isyarat
(memperagakan huruf-huruf dengan jari tangan), berbicara dengan nada yang agak keras,
membiasakan diri berbicara berhadapan langsung dengan saudaranya, serta membiasakan
diri memanggil saudaranya dengan jarak dekat, dengan cara menyentuh pundak sampai
dengan cara menggunakan tepukan tangan, menjelaskan satu per satu maksud dari
pembicaraan dan menjelaskan sesuatu dengan menggunakan contoh. Dan memilih untuk
diam dan mengalah serta mengajak bermain dan jalan-jalan disekitar kompleks rumah
ketika mengalami kesulitan dan konflik dengan saudara tuna rungunya.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................

i

INTISARI ..............................................................................................................................

iii

DAFTAR ISI .........................................................................................................................

iv

DAFTAR TABEL..................................................................................................................

vi

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................................

vii


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................................

1

B. Rumusan Masalah .....................................................................................................

5

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................................

5

D. Manfaat Penelitian .....................................................................................................

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyesuaian Diri
1. Pengertian Penyesuaian Diri ................................................................................

6

2. Proses Penyesuaian Diri ......................................................................................

7

3. Ciri-ciri Penyesuaian Diri ....................................................................................

9

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri ...........................................

10

5. Aspek-aspek Penyesuaian Diri .............................................................................

12

B. Tuna Rungu
1. Pengertian Tuna Rungu .......................................................................................

13

2. Ciri-ciri Tuna Rungu ...........................................................................................

14

3. Klasifikasi Tuna Rungu .......................................................................................

15

4. Etiologi Tuna Rungu ...........................................................................................

16

C. Penyesuaian diri saudara kandung Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ......................

21

BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ................................................................................................

24

B. Batasan Istilah ...........................................................................................................

24

C. Subyek Penelitian ......................................................................................................

25

D. Metode Pengumpulan Data ........................................................................................

25

E. Instrument Penelitian .................................................................................................

27

F. Teknik Analisa Data ..................................................................................................

29

G. Keabsahan Data .........................................................................................................

29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Subyek Penelitian ........................................................................................

31

B. Deskripsi Data dan Hasil Penenlitian .........................................................................

32

C. Analisa Data ..............................................................................................................

42

D. Pembahasan ..............................................................................................................

50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...............................................................................................................

54

B. Saran .........................................................................................................................

54

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................

56

DAFTAR TABEL
4.1.

Identitas Subyek Penelitian ..........................................................................................

31

4.2.

Penyesuaian Diri Subyek L ..........................................................................................

42

4.3.

Penyesuaian Diri Subyek SA ........................................................................................

44

4.4.

Rangkuman Analisis Penyesuaian Diri Subyek L dan SA .............................................

46

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Guide Interview

Lampiran 2

: Diagnosis Subyek L dan Subyek SA

Lampiran 3

: Informed Concert

Lampiran 4

: Verbatim Subyek

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M., & Asrori, M. (2005). Psikologi remaja perkembangan peserta didik. Bandung:
Bumi Aksara.
Efendi, M. (2005). Pengantar psikopedagogik anak berkelainan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ekky. (2010, 18 Mei). Dampak positive dan negative anak dengan special need terhadap
orang

di

sekitarnya.

Diakses

13

april

2011,

dari

http://ekky_psikologi08.blogspot.com/2010_05_01_archive.html.
Fatimah, E. (2010). Psikologi perkembangan (perkembangan peserta didik). Bandung:
Pustaka Setia.
Ghufron, N., & Risnawati, R. (2010). Teori-teori psikologi. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Hurlock, E. B. (1987). Perkembangan anak jilid 2, Edisi Keenam. Alih bahasa: dr. Med.
Meitasari Tjandrasa. Jakarta: Erlangga.
Moleong, L. J. (2010). Metodelogi penelitian kualitatif (Ed. Revisi). Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
National information center for children and youth with disabilities. (1994). Anak-anak
penyandang cacat: memahami isu saudara. Diakses 3 juli 2011, dari
http://www.athealth.com/consumer/disorders/disabsibling.html.
Nur’aeni. (1997). Intervensi dini bagi anak bermasalah. Jakarta: Rineka Cipta.
Semium, Y. (2006). Kesehatan mental 1. Yogyakarta: KANISIUS (Anggota IKAPI).
Siswanto. (2007). Kesehatan mental konsep, cakupan dan perkembangannya. Yogyakarta:
C.V ANDI OFFSET.
Sobur, A. (2009). Psikologi umum. Bandung: Pustaka Setia.
Soemantri, S. (2005). Psikologi anak luar biasa. Bandung: PT. Refika Aditama.

Somad, P., & Tarsidi, D. (2008, 4 April). Definisi dan klasifikasi tuna rungu. Diakses 27
juni 2011, dari http://permanariansomad.blogspot.com/2009_07_01_archive.html.
Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung:
ALFABETA.
Sundari, S. (2005). Kesehatan mental dalam kehidupan. Jakarta: Rineka Cipta.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah “anak berkebutuhan khusus” saat ini semakin luas dikenal
masyarakat. Anak berkebutuhan khusus memiliki makna dan spektrum yang lebih
luas dibandingkan dengan konsep anak luar biasa. Anak berkebutuhan khusus adalah
anak yang secara pendidikan memerlukan layanan yang spesifik yang berbeda
dengan anak-anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus ini memiliki apa yang
disebut dengan hambatan belajar dan hambatan perkembangan.
Salah satu yang termasuk ke dalam anak berkebutuhan khusus, yaitu tuna
rungu. Menurut Somantri (2007) tuna rungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan
kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap
berbagai rangsangan, terutama melalui indera pendengarannya.
Kondisi penyandang tuna rungu yang memiliki keterbatasan dalam
pendengaran, pasti akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan berinteraksi.
Sehingga penyandang tuna rungu sering juga menunjukkan sikap sensitif dan rendah
diri yang berlebih, ini disebabkan karena penyandang tuna rungu belum mampu
menerima keadaan fisiknya yang tidak sempurna dibanding dengan saudaranya yang
normal. Selain itu, masalah emosional juga dialami penyandang tuna rungu, karena
penyandang tuna rungu kurang mampu untuk memahami aspek-aspek emosional
yang dikomunikasikan secara verbal. Sehingga mengganggu mental dan psikologis
penderita. Untuk itu penderita tuna rungu sangat membutuhkan perhatian dan
perlakuan yang ekstra dari keluarganya untuk dapat berinteraksi.
Akan tetapi, bukan suatu hal yang mudah bagi keluarga untuk berinteraksi
dengan anggota keluarganya yang penyandang tuna rungu. Dalam berinteraksi
dibutuhkan penyesuaian diri terhadap keberagaman sikap serta perilaku penyandang
tuna rungu. Menurut Sundari (2005) penyesuaian diri adalah kemampuan individu
untuk beraksi karena tuntutan dalam memenuhi dorongan atau kebutuhan dan
mencapai ketenteraman batin dalam hubungannya dengan sekitar. Penyesuaian diri
1

2

yang berhasil akan menunjuk pada kondisi mental yang stabil dalam arti mampu
menyelesaikan masalahnya secara realistis. Proses penyesuaian diri menjadi sangat
penting bagi orang tua dan saudara penyandang tuna rungu ketika mengetahui ada
anggota keluarganya yang memiliki keistimewaan tersendiri. Karena orang tua dan
saudara kandung mempunyai pengaruh penting dalam penyesuaian diri di dalam
keluarga tuna rungu.
Dalam keluarga tuna rungu, penyesuaian diri antar saudara kandung sangat
jauh berbeda dengan keluarga normal yang lainnya. Jika dalam keluarga normal
seorang kakak bisa dengan mudah mengajari adiknya berbicara, belajar sampai
bermain, maka di dalam keluarga penyandang tuna rungu, hal yang demikian tidak
bisa maksimal dilakukan, paling tidak sang kakak menyesuaikan diri terlebih dahulu,
dengan membiasakan diri berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Kemudian
jika dalam keluarga normal orang tua bisa memberikan perlakuan yang sama
terhadap anak-anaknya dalam hal pemberian perhatian sampai dengan hukuman,
maka lain halnya dengan keluarga penyandang tuna rungu yang tidak bisa dilakukan
penyamarataan. Dan apabila sang kakak menderita tuna rungu, sang adik secara tidak
langsung bertanggung jawab dalam merawat serta melindungi sang kakak, dan peran
sang adik juga berganti menjadi peran sebagai seorang kakak sehingga sang adik
menjadi lebih mandiri. Pembagian perhatian orang tua yang terbagi, membuat sang
adik memiliki sikap mengalah terhadap sang kakak yang menderita tuna rungu.
Dengan demikian, kehadiran penyandang tuna rungu juga banyak menyita waktu dan
perhatian orang tua sehingga sering terjadi ketidakseimbangan dalam pembagian
perhatian orang tua terhadap anaknya yang tuna rungu dengan anaknya yang normal.
Dari penjelasan tersebut dapat terlihat bahwa saudara kandung penyandang
tuna rungu menghadapi tugas yang berat dalam membentuk ikatan saudara yang
baik. Mengingat bahwa penyandang tuna rungu mengalami hambatan dalam hal
perkembangan, sehingga saudara penyandang tuna rungu menjadi lebih berperan
dalam suatu interaksi dibandingkan saudaranya yang tuna rungu. Saudara kandung
penyandang tuna rungu terlihat menyesuaikan perilaku untuk memaksimalkan
interaksi antara saudara penyandang tuna rungu dengan penyandang tuna rungunya.
Selain penyesuaian perilaku yang dilakukan oleh saudara kandung penyandang tuna
rungu, tanggung jawab yang diterima oleh saudara kandung penyandang tuna rungu

3

juga meningkat. Ia juga mengerjakan pekerjaan rumah sampai ikut serta merawat
saudaranya yang tuna rungu, sehingga saudara kandung penyandang tuna rungu
harus bisa menyediakan waktu dan tenaga yang ekstra untuk memperhatikan
saudaranya yang tuna rungu.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cleveland, Miller, Farber, Ryckman, et
al. (dalam Ashman & Elkins, 1994) menyatakan bahwa peningkatan tanggung jawab
yang diterima oleh saudara kandung tersebut juga mencakup penyediaan perawatan
fisik dan tugas-tugas tambahan lainnya seperti pekerjaan rumah. Anak yang memiliki
kakak atau adik dengan kebutuhan khusus harus menyediakan waktu dan tenaga
yang berlebih untuk memperhatikan saudaranya tersebut. Tanggung jawab untuk
merawat saudara dengan kebutuhan khusus akan mengarah pada tekanan peran atau
role tension. Peran dalam keluarga akan mengalami reorganisasi berkali-kali karena
anak dengan kebutuhan khusus dalam sebuah keluarga, lepas dari usia dan status
urutan kelahirannya akan selalu berperan menjadi anak yang paling kecil oleh karena
itu, anggota keluarga yang lain harus menjalankan tanggung jawabnya. Orang tua
juga memberikan tuntutan yang besar pada anak dalam hubungannya dengan
tanggung jawab terhadap saudara kandungnya yang berkebutuhan khusus dan hal ini
membawa dampak yang negatif pada anak.
Apabila penyesuaian diri tidak dilakukan atau tidak ada dalam keluarga tuna
rungu khususnya saudara kandung penyandang tuna tuna rungu, hal ini dapat
menyebabkan saudara kandung penyandang tuna rungu memiliki sikap iri dan marah
karena merasa tidak diperhatikan oleh orang tuanya. Sikap yang ditunjukkan oleh
saudaranya yang normal inilah yang dapat mempengaruhi kondisi di dalam keluarga.
Seperti dijelaskan oleh Hurlock (1987) bahwa hubungan antar saudara penuh dengan
perselisihan dan ditandai dengan rasa iri, permusuhan dan gejala ketidakharmonisan
lainnya, dapat mempengaruhi hubungan keluarga dan suasana rumah. Dengan
demikian, hubungan antar saudara ini membahayakan penyesuaian pribadi dan sosial
seluruh anggota keluarga.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kirkman (dalam Ashman & Elkins,
1994) ia menemukan bahwa 40 persen dari anak-anak yang memiliki saudara
berkebutuhan khusus menyatakan hubungan interpersonal dan prestasi akademik
mereka di sekolah terpengaruh oleh kehadiran saudara kandungnya tersebut. Selain

4

itu, orang tua juga sering melibatkan saudara kandung penyandang tuna rungu dalam
hal mengerjakan pekerjaan rumah sampai dengan merawat saudara tuna rungunya,
sehingga tanggung jawab dari saudara kandung penyandang tuna rungu menjadi
meningkat.
Dalam keluarga, kelahiran anak dengan keadaan cacat atau penyakit kronis
memang memiliki efek besar pada keluarga. Dimana, anak-anak tiba-tiba harus
menyesuaikan diri dengan saudara atau saudari yang mengalami kecacatan atau tuna
rungu, karena kondisi tersebut mereka membutuhkan sebagian besar waktu keluarga,
perhatian, dan dukungan psikologis. Tetapi masalah penting bagi setiap keluarga
adalah bahwa saudara normal menyesuaikan diri dengan saudara yang cacat atau
tuna rungu. Hal ini penting karena reaksi anak yang normal dengan saudara
penyandang cacat atau tuna rungu dapat mempengaruhi penyesuaian keseluruhan dan
pengembangan harga diri pada anak.
Saudara dan saudari saling mempengaruhi dan memainkan peran penting
dalam kehidupan masing-masing. Hubungan saudara membuat jaringan sosial
pertama anak dan merupakan dasar untuk interaksinya dengan orang-orang di luar
keluarga (Powell & Ogle, 1985). Kakak dan adik merupakan teman bermain pertama
saat mereka dewasa, mereka mengambil peran baru dengan satu sama lain. Dalam
hal ini, mereka mungkin selama bertahun-tahun menghabiskan banyak hal satu sama
lain, misalnya menjadi guru, teman, pendamping, pengikut, pelindung, musuh,
pesaing, kepercayaan, sampai dengan model peran. Dan ketika hubungan ini
dipengaruhi oleh keterbatasan atau kecacatan saudara, manfaat jangka panjang
hubungan dapat diubah (Crnic & Leconte, 1986). Misalnya, anak yang memiliki
kecacatan atau tuna rungu mungkin memiliki keterbatasan untuk berinteraksi dengan
anak-anak lain di luar keluarga. Dengan demikian, interaksi sosial antara saudara
kandung seringkali menjadi meningkat dan sangat penting.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa pentingnya penyesuaian
diri antar saudara kandung penyandang tuna rungu terhadap saudara tuna rungu
karena penyesuaian diri saudara kandung dapat mempengaruhi kondisi atau suasana
di dalam keluarga tersebut dan dapat juga berpengaruh pada perkembangan
keduanya. Hal ini yang menjadi dasar ketertarikan peneliti untuk meneliti tentang
”gambaran penyesuaian diri saudara kandung penyandang tuna rungu”.

5

B. Rumusan Masalah
Mengacu pada penjelasan di atas, maka rumusan masalah yang
diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran penyesuaian diri
saudara kandung dari penyandang tuna rungu?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
penyesuaian diri saudara kandung dari penyandang tuna rungu.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat atau kegunaan yang diperoleh dari hasil penelitian ini antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan bagi perkembangan ilmu psikologi, terutama psikologi
klinis.
2. Manfaat Praktis
Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi
mengenai beberapa hal yang berhubungan dengan penyesuaian diri antar
saudara kandung terutama dengan anak berkebutuhan khusus, sehingga
orang tua juga bisa lebih mengerti dan memahami bagaimana sebenarnya
penyesuaian diri antar saudara yang normal dengan saudara penyandang
tuna rungu itu sangat penting. Untuk harapan yang lebih luas, dengan
pemahaman dari orang tua tentang penyesuaian diri ini adalah agar
terciptanya suasana kebahagiaan di dalam keluarga tersebut, baik dalam
hubungan antar saudara, maupun hubungan orang tua dan anak.