PROBLEMATIKA GURU DALAM PENYUSUNAN PERANGKATPEMBELAJARAN DI SD MUHAMMADIYAH 14 SURAKARTA Problematika Guru dalam Penyusunan Perangkat Pembelajaran di SD Muhammadiyah 14 Surakarta.

PROBLEMATIKA GURU DALAM PENYUSUNAN PERANGKAT
PEMBELAJARAN DI SD MUHAMMADIYAH 14 SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan

Oleh:
ARUM MAWAR KINASIH
A 510 130 139

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017

IIALAMAN PERSETUJUAI\I
PROBLEMATIKA GURU DALAM PENYUST]NAN PERANGKAT
PEMBELAJARAN DI SD MT]HAMMADIYAH 14 SURAI(ARTA

Diajukan Oleh


:

ARUM MAWAR KINASIII
A510130139

Artikel Publikasi ini telah disetujui oleh pembimbing skripsi
Fakultas Kegrutran dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk dipertanggungi awabkan

Di hadapan tim pengt{i skripsi.

Surakartq

lsivlart/.z0fi

(Dra. Risminawati. M.Pd)
NIP. 19540317 198203 2 002


HALAMAN PENGESAHAN
PROBLEMATIKA GURU DALAM PEI\IYUST]NAI\I PERANGKAT
PEMBELAJARAN DI SD MUHAMMADIYAH 14 SURAKARTA

OLEH
ARUM MAWAR KINASIH
A510130139

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari, Kamis, 30 Maret 2017

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1.

Dra. Risminawati, M.Pd
(Ketua Dewan Penguji)


Drs. Rubino Rubiyanto, M.Pd

I Dewan Penguji)
J.

Honest Ummi Kaltsum" S.S. M.Hum

(Anggota II Dewan Penguj)

ffi
ffi
NIP. 1 9650 4281993031001

@t

PER}IYATAAI\i
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Anikel Publikasi ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan urtuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggr dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan orang [ain, kecuali secara tertulis diacu dalam naska]r
dan disebutkan dalam

daftff pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,
maka akan saya pertanggmgiawabkan sepenuhnya-

Surakana

15 Maret 2017

Penulis

Arum Mawar Kinasih
A510130139

111

PROBLEMATIKA GURU DALAM PENYUSUNAN PERANGKAT

PEMBELAJARAN DI SD MUHAMMADIYAH 14 SURAKARTA
Abstrak
Guru memiliki peranan penting dalam pembelajaran di kelas. Oleh karena itu,
untuk melaksanakan pembelajaran yang berkualitas, salah satu tugas guru adalah
menyusun perangkat pembelajaran secara optimal. Perangkat pembelajaran yang
disusun oleh guru berfungsi untuk memudahkan guru dalam melaksanakan atau
mengelola pembelajaran yang ada di kelas, supaya pembelajaran berlangsung secara
optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman guru tentang
perangkat pembelajaran, mendeskripsikan permasalahan guru dalam penyusunan
perangkat pembelajaran, kendala-kendala guru serta upaya yang dilakukan guru
dalam mengatasi permasalahan penyusunan perangkat pembelajaran di SD
Muhammadiyah 14 Surakarta. Jenis peneltian ini adalah penelitian kualitatif.
Informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru kelas. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan dokumentasi.
Data dianalisis melalui langkah-langkah reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi teknik
dan sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Guru sudah memahami
perangkat pembelajaran dengan cukup baik, (2) Permasalahan yang dihadapi guru
dalam penyusunan perangkat pembelajaran meliputi: guru hanya menduplikasi RPP
buatan orang lain, guru kesulitan dalam menentukan alokasi waktu, indikator serta

metode pembelajaran. Guru kesulitan dalam menggunakan media pembelajaran serta
kesulitan dalam menyusun dan melakukan analisis penilaian. (3) Kendala yang
dihadapi guru meliputi: waktu yang terbatas, keluasan dan kedalaman materi,
pengalaman mengajar guru, perbedaan karakteristik peserta didik, terbatasnya
fasilitas yang tersedia di sekolah, kurangnya motivasi dan pemahaman guru dalam
penilaian. (4) Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi permasalahan
penyusunan perangkat pembelajaran yaitu: mencari informasi dari internet,
melakukan diskusi dengan teman sejawat, belajar secara mandiri, menyusun RPP
untuk beberapa pertemuan sekaligus, menggunakan media pembelajaran yang
sederhana dan media sudah tersedia di sekolah seperti kotak KIT.
Kata Kunci: Perangkat Pembelajaran, Guru
Abstract
Teachers have an important role in classroom. Therefore, to implement a
quality learning, one of the teacher's task is to develop optimal learning tools. The
learning tools developed by the teacher serves to facilitate teachers in implementing
or managing learning in the classroom, so that learning takes place optimally. This
study aims to describing teachers's understanding of learning tools, describing
teachers’ s problem in the preparation of learning ot ols, constraints of teachers as
well as the efforts made to overcome the problems in the preparation of the learning
tools in Muhammadiyah 14 Elementary School of Surakarta. The type of this

research is qualitative research. Informants in this study are the principal and
1

teachers on each classes. Data collection techniques used in this paper are in-depth
interviews and documentation. Data were analyzed through the steps of data
reduction, data presentation, and conclusion. Data validity checking is done by
triangulation techniques and resources. The results of this research showed that: (1)
Teachers have understood the learning tools well enough, (2) The problems faced by
teachers in the preparation of the learning tools includes: teachers just duplicate the
lesson plans made by other teachers, teachers difficulties in determining the
allocation of time, indicator and learning methods. Teachers find difficulties in using
the media as well as the difficulty in compiling and analyzing assessments. (3)
Constraints faced by teachers are : a limited time, the breadth and depth of the
material, teaching experience of teachers, differences characteristics of students, the
limited facilities available in schools,teachers’ s lack of motivation and
understanding in the assessment. (4) Efforts that teachers do in addressing the
problems of preparation of learning tools, namely: seeking information from the
internet, discussions with colleagues, self-learning, preparing lesson plans for
several meetings at once, using a simple learning mediasthat available in the school
such as KITbox.

Keywords: Learning Tool, Teacher
1.

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang mendasar bagi
kehidupan manusia. Pendidikan mampu menunjang keberlangsungan kehidupan
manusia menjadi lebih baik. Menurut Uno (2008 : 11) “pendidikan adalah proses

pemberdayaan, yang diharapkan mampu memberdayakan peserta didik menjadi
manusia yang cerdas, manusia berilmu dan berpengetahuan, serta manusia
terdidik”. Oleh karena itu, melalui proses pendidikan diharapkan mampu

melahirkan peserta didik yang memiliki kemampuan dalam memecahkan
masalah, serta mampu mengembangkan potensi mereka sehingga dapat
bermanfaat bagi masyarakat.
Pendidikan terdiri dari beberapa komponen di dalamnya. Salah satu
komponen dalam pendidikan yang terpenting adalah guru. Guru memegang
peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan
secara formal di sekolah. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta
didik terutama dalam kaitannya dengan proses pembelajaran. Alton dalam

Gurney (2007: 90) menjelaskan bahwa “ quality teaching is responsive to student
learning processes” kualitas suatu pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru

2

merupakan kegiatan yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan
terjadinya suatu proses pembelajaran bagi peserta didik. Oleh karena itu, guru
merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan
hasil pendidikan yang berkualitas.
Guru yang berkualitas akan selalu menyusun suatu perencanaan untuk
proses pembelajarannya, sehingga tidak ada alasan guru ketika mengajar di kelas
tanpa perencanaan pembelajaran. Salah satu aspek dalam perencanaan
pembelajaran yaitu guru menyusun suatu perangkat pembelajaran yang akan
digunakan selama proses pembelajarannya. Menurut Nazarudin (2007 : 111)
perangkat pembelajaran adalah “sesuatu atau beberapa persiapan yang disusun
oleh guru baik secara individu maupun kelompok (KKG atau MGMP) agar
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran dapat dilakukan secara sistematis dan
memperoleh hasil yang diinginkan”. Perangkat pembelajar an berfungsi untuk

mempermudah guru dalam melaksanakan atau mengelola kegiatan pembelajaran

yang ada di kelas. Perangkat pembelajaran, terdiri dari silabus, RPP, bahan ajar,
media pembelajaran dan penilaian.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah bahwa
tidak adanya standarisasi dari pemerintah tentang perangkat pembelajaran
sehingga dalam penyusunannya sesuai dengan persepsi oleh masing-masing
guru. Selain itu, tugas dan tanggung jawab guru yang banyak dalam kegiatan di
kelas maupun di sekolah sehingga guru memiliki keterbatasan waktu untuk
menyusun perangkat pembelajaran sehingga dalam penyusunan perangkat
pembelajaran kurang optimal. Guru hanya terfokus pada bahan ajar yang
tersedia dari sekolah. Kepala sekolah juga menjelaskan bahwa dari pihak
sekolah sudah berusaha memfasilitasi media pembelajaran tetapi jumlahnya
sangat terbatas.
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas, maka judul
penelitian ini adalah “Problematika Guru Dalam Penyusunan Perangkat

Pembelajaran Di SD Muhammadiyah 14 Surakarta”.

2.

METODE PENELITIAN

3

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif

peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang

menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa
tersebut (Asmani, 2011 : 40). Sedangkan metode penelitian kualitatif menurut
Sugiyono (2015 : 1) adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Desain penelitian ini
adalah studi kasus tunggal merupakan “jenis penelitian studi kasus yang

memungkinkan peneliti untuk melakukan eksplorasi mendalam dan spesifik
tentang kejadian tertentu atau beberapa peristiwa dari sebuah fenomena”

(Tohirin, 2012: 22).
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan
dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini menggunakan pendapat Miles and
Huberman dalam Sugiyono (2015: 91) yang meliputi tiga hal yaitu reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data merupakan proses
menelaah terhadap data-data yang dihasilkan dikategorikan sesuai dengan aspek
atau fokus penelitian. Penyajian data sebagai upaya untuk memaparkan data
penelitian dalam bentuk tulisan yang bersifat naratif supaya lebih jelas dan
mudah dipahami. Penarikan kesimpulan merupakan ringkasan dari sajian data
berupa temuan-temuan dalam penelitian, yang disajikan dalam kalimat yang
singkat, padat dan bermakna. Pada penelitian ini menggunakan jenis triangulasi
sumber dan triangulasi teknik untuk memperoleh data yang valid. Narasumber
dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, dan guru-guru kelas di SD
Muhammadiyah 14 Surakarta.

3.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Pemahaman guru tentang perangkat pembelajaran
Berdasarkan deskripsi data penelitian menunjukkan bahwa guru-guru di
SD Muhammadiyah 14 Surakarta sudah memahami tentang perangkat
4

pembelajaran

dengan

baik.

Menurut

pendapat

guru-guru

perangkat

pembelajaran merupakan segala suatu atau alat administrasi kelas yang perlu
dipersiapkan guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Perangkat
pembelajaran yang disusun meliputi silabus, RPP, bahan ajar, penilaian. Hal
tersebut sesuai dengan yang dirumuskan oleh Suprihatingrum (2013: 131)
“Perangkat pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dipersiapkan guru
sebelum melaksanakan kegiatan proses pembelajaran”.

Guru-guru di SD Muhammadiyah 14 Surakarta secara umum sudah
mengetahui tujuan dari penyusunan perangkat pembelajaran itu sendiri. Guruguru menyampaikan bahwa perangkat pembelajaran yang disusun tentunya
sangat berguna dalam menunjang proses pembelajaran, karena sebagai arahan,
acuan dan kontrol guru untuk melaksanakan proses pembelajaran. Dengan
adanya perangkat pembelajaran sehingga diharapkan kegiatan pembelajaran
dapat dirancang secara sistematis dan memudahkan guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Pendapat guru-guru tersebut didukung dengan pendapat yang
telah disampaikan oleh Fathurrohman (2012: 203) yang menjelaskan bahwa
pada

dasarnya

mempermudah

perangkat
guru

dalam

pembelajaran
melaksanakan

mempunyai
atau

fungsi

mengelola

untuk
kegiatan

pembelajaran yang ada di kelas. Perangkat pembelajaran yang disusun oleh
guru antara lain berupa silabus dan RPP, bahan ajar, media pembelajaran dan
penilaian.
3.2. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru dalam penyusunan
perangkat pembelajaran
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru dalam penyusunan
perangkat pembelajaran meliputi permasalahan guru yang tidak menyusun RPP
secara mandiri. Hal tersebut berarti guru tidak secara mandiri menyusun RPP,
seperti hal nya yang dungkapkan oleh Mulyasa (2011: 21) bahwa banyak guru
yang mengambil jalan pintas dengan tidak membuat persiapan ketika mau
melakukan pembelajaran, sehingga guru mengajar tanpa persiapan. Selain itu,
terkait dengan penyusunan perangkat pembelajaran khususnya RPP guru
kesulitan menentukan alokasi waktu pembelajaran, perumusan indikator
5

pencapaian kompetensi dan menentukan metode pembelajaran pada RPP.
Komponen-komponen yang terdapat dalam RPP merupakan satu kesatuan
sehingga mencerminkan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh
guru. Permasalahan yang dihadapi guru tersebut sesuai dengan yang
disampaikan oleh Ilham (2010: 17) dalam hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa kendala yang dihadapi guru adalah kesulitan dalam merumuskan
indikator, kesulitan dalam merumuskan tujuan pembelajaran, sulit dalam
memadukan tujuan pembelajaran.
Selanjutnya, permasalahan yang dihadapi guru yaitu permasalahan
dalam

penggunaan

media

pembelajaran.

Terdapat

guru

yang

tidak

memanfaatkan teknologi seperti laptop, LCD sebagai media pembelajaran, hal
yang lainnya yaitu guru jarang membuat media pembelajaran, biasanya guru
hanya memanfaatkan media pembelajaran yang tersedia di sekolah. Hal
tersebut selaras dengan yang disampaikan oleh Wiyani (2015: 114)
menyampaikan bahwa “media pembelajaran memberikan dampak yang positif

dalam kegiatan pembelajaran, meskipun demikian dalam kenyataannya
ternyata masih jarang guru yang mendayagunakan media pembelajaran sebagai
alat untuk membantu meningkatkan kegiatan pembelajaran”. Hal yang sama

juga disampaikan oleh Mupa (2015: 125) hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa “ teachers do not prepare a variety of media for use in teaching and
learning” . Guru tidak menyiapkan media pembelajaran yang dapat digunakan

guru dalam kegiatan pembelajaran, sehingga selama poses pembelajaran hanya
menggunakan buku teks saja.
Dalam menyusun penilaian tentunya guru mempersiapkan instrumen
penilaian seperti menyusun butir soal yang akan diberikan kepada peserta
didik, dan kriteria penilaiannya. Terkait dengan hal tersebut, tidak semua guru
dapat menyusun penilaian dengan baik. Guru mengalami permasalahan dalam
melakukan analisis soal hingga menyusun soal dengan berbagai kriteria,
misalnya kriteria sulit, tidak sulit dan sedang. Guru dalam menyusun penilaian
belum sampai pada tahap melakukan analisis item untuk setiap soalnya. Selain
itu, guru setelah melakukan penilaian jarang melakukan analisis seperti
6

menganalisis hasil belajar siswa dengan melihat berapa banyak peserta didik
yang tuntas, melakukan analisis soal yang paling sulit. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat yang diungkapkan oleh Subini (2012: 87) bahwa “hampir
kebanyakan guru tidak melakukan analisis hasil pembelajaran yang telah
dilakukan”.

Guru dalam penyusunan penilaian guru juga mengalami permasalahan
dalam penyusunan bentuk soal evaluasi yang bervariasi. Dalam menyusun butir
soal terdapat guru yang jarang menyusun soal dengan bentuk pilihan ganda,
biasanya hanya menyusun soal dengan bentuk isian singkat dan uraian.
Permasalahan yang dialami oleh guru tersebut, sama halnya dengan yang
dikemukakan oleh Subini (2012: 105) bahwa “kebanyakan guru membuat soal
hanya terdiri dari soal isian singkat atau uraian tanpa ada soal pilihan ganda”.

3.3. Kendala-kendala guru dalam penyusunan perangkat pembelajaran
Guru-guru

dalam

menyusun

perangkat

pembelajaran

tentunya

mengalami satu kendala-kendala sehingga menimbulkan suatu permasalahan.
Kendala yang dihadapi guru dalam menyusun perangkat pembelajaran adalah
keterbatasan waktu. Sehingga guru tidak mampu menyusun perangkat
pembelajaran

secara

optimal.

Kendala

guru

tidak

membuat

media

pembelajaran adalah keterbatasan waktu. Guru tidak memiliki banyak waktu
untuk membuat media pembelajaran. Waktu guru sudah banyak tersita untuk
mengajar dikelas, walaupun dirumah guru sudah memiliki pekerjaan lainnya.
Hal tersebut yang menyebabkan jarang membuat media pembelajaran. Seperti
yang telah diungkapkan oleh Wiyani (2015: 114) bahwa mengajar dengan
menggunakan media pembelajaran membutuhkan persiapan yang maksimal,
padahal guru sudah banyak memiliki kesibukan, seperti urusan rumah tangga.
Kendala lainnya yaitu pengalaman mengajar guru yang masih
tergolong singkat sehingga guru dalam menyusun RPP belum secara optimal.
Pengalaman mengajar seorang guru tentunya akan mempengaruhi terhadap
kemampuan guru dalam melakukan tugas dalam keprofesiannya. Hal tersebut
tentunya jika pengalaman guru masih singkat tentu peluang untuk menghadapi
permasalahan dalam menyusun RPP semakin besar. Sama halnya dengan yang
7

dikemukakan oleh Hasanah (2012: 51) seorang guru harus memiliki suatu
kompetensi yang menunjang tugasnya keprofesionalannya, dan faktor yang
mempengaruhi tingkat kompetensi guru salah satunya yaitu faktor internal
dimana faktor yang timbul dari dalam diri guru tersebut. Salah satu faktor
internalnya adalah faktor masa kerja dan pengalaman kerja guru.
Kondisi dan karakteristik peserta didik juga menjadi kendala guru
dalam meyusun perangkat pembelajaran. Memahami karakter setiap peserta
didik sangat diperlukan bagi seorang guru, supaya RPP yang akan di rancang
dapat mengakomodasi seluruh peserta didik, sehingga peserta didik dapat
mengikuti pembelajaran dengan optimal. Seperti halnya yang disampaikan oleh
Fathurrohman (2016: 229) menyatakan bahwa perbedaan karakter, tingkat
kemampuan dan kesiapan siswa dapat menjadi kendala guru dalam
pembelajaran. Maka seorang guru harus memahami masing-masing karakter
siswa.
Kendala yang selanjutnya yaitu ketersediaan sarana atau media
pembelajaran yang terbatas. Guru-guru di SD Muhammadiyah 14 Surakarta
mengalami kendala dalam terbatasnya media pembelajaran yang disediakan di
sekolah. Jumlah media pembelajaran yang terbatas serta tidak semua materi
pembelajaran tersedia media pembelajarannya. Seperti yang disampaikan oleh
Dewi (2014: 107) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa salah satu hal yang
menjadi penghambat guru dalam implementasi KTSP adalah kurangnya media
pembelajaran yang dimiliki oleh sekolah tersebut
Selain itu, jika guru membuat media pembelajaran kemudian kurang
dirawat dengan baik dan menjadi rusak, karena di sekolah belum terdapat
tempat khusus penyimpanan untuk media pembelajaran serta belum ada
laboratorium. Hal tersebut yang menjadi kendala guru sehingga guru kurang
optimal dalam menggunakan media pembelajaran. Seperti yang telah
dikemukakan oleh Musfah (2012: 103) mengemukakan bahwa “standar sarana

dan prasarana sekolah, hingga saat ini belum terpenuhi. Fasilitas dasar sekolah
yang mesti dipenuhi untuk tingkat SD, antara lain : ruang kelas, ruang guru,

8

perpustakaan, ruang usaha kesehatan sekolah, tmpat beribadah, jamban, tempat
olehraga, dan laboratorium IPA”.
Kendala yang lain yaitu guru belum berani untuk melakukan suatu
pembaharuan dalam proses pembelajarannya. Guru yang tidak memanfaatkan
teknologi seperti laptop, LCD sebagai media pembelajaran, hal tersebut
dikarenakan guru merasa kesulitan jika mengoperasikan alat tersebut sendiri,
guru masih beranggapan bahwa ditakutkan dengan menggunakan media
pembelajaran membuat kegiatan pembelajaran malah tidak dapat berjalan
dengan yang diharapkan. Sehingga guru takut untuk mencoba hal yang baru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Kendala tersebut didukung dengan pendapat yang telah diungkapkan
oleh Rahman (2011: 185) bahwa guru tidak menggunakan media pembelajaran
disebabkan karena guru merasa khawatir tidak bisa mengoperasikan media
pembelajaran. Terkadang sebagian guru masih belum dapat menyesuaikan
dengan perkembangan teknologi. Misalnya guru masih takut salah pencet, guru
khawatir jika akan rusak sehingga guru tidak bisa mengoperasikan media
pembelajaran, apalagi jika guru memang tidak pernah belajar dan
membiasakan diri untuk menggunakan media pembelajaran.
3.4. Upaya-upaya

guru

dalam

mengatasi

permasalahan

penyusunan

perangkat pembelajaran
Upaya-upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi permasalahan
dalam penyusuanan perangkat pembelajaran adalah sebagai berikut: guru yang
mengalami permasalahan dalam menentukan alokasi waktu pembelajaran
upaya yang dilakukan adalah dengan tetap menyusun RPP seperti yang telah
ditentukan, tetapi dalam pembuatan RPP tidak hanya untuk satu kali pertemuan
secara terpisah-pisah, kemudian nanti tinggal disesuaikan kompetensi dasar
tertentu diselesaikan untuk beberapa pertemuan. Seperti yang telah dijelaskan
oleh Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan (PMPTK) bahwa alokasi waktu setiap RPP tergantung kepada
luas dan sempitnya pokok bahasan yang dicakupnya. Jadi sebagai guru harus
mampu mengidentifikasi keluasan dan kedalaman materi pembelajaran dalam
9

setiap kompetensi dasar. Sehingga guru mampu memperkirakan waktu yang
dibutuhkan untuk dibelajarkan kepada peserta didik.
Kaitannya dengan upaya guru dalam mengatasi permasalahan guru
dalam menentukan metode pembelajaan yang sesuai yaitu dengan cara mencari
informasi dari internet macam-macam metode pembelajaran yang tepat untuk
peserta didik. Kemampuan guru dalam menentukan metode pembelajaran
sangatlah penting dalam proses pembelajaran karena dengan menggunakan
metode pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami suatu materi
yang disampaikan oleh guru. Sudah seharusnya guru mampu melakukan
sebuah inovasi pembelajaran supaya peserta didik tertarik dan merasa senang
ketika pembelajaran. seperti yang disampaikan oleh Rahman (2011: 61) bahwa
inovasi pembelajaran menjadi hal yang penting agar suasana pembelajaran di
kelas berlangsung tidak monoton dan membosankan. Selain itu, aktivitas
pembelajaran pun akan berlangsung lebih optimal.
Upaya lainnya yang dilakukan guru melakukan diskusi dengan teman
sejawat. Jadi dengan berdiskusi guru dapat saling bertukar informasi, bertukar
ide kaitannya dalam hal penyusunan perangkat pembelajaran. Sehingga antara
satu guru dengan guru yang lainnya dapat saling membantu. Hal tersebut
selaras dengan yang disampaikan oleh Wiyani (2015: 99) menyampaikan
bahwa sebagai seorang guru suda seharusnya untuk selalu belajar, guru juga
dapat menjadikan organisasi keguruan seperti Kelompok Kerja Guru (KKG)
dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sebagai media bagi mereka
untuk saling bertukar pengetahuan melalui kegiatan diskusi.
Upaya lain yang dilakukan guru dengan berusaha untuk selalu belajar,
dalam hal ini guru yang mengalami kesulitan menyusun penilaian dapat belajar
dengan membaca buku tentang penilaian. Sudah seharusnya yang dilakukan
oleh guru adalah selalu belajar dan terus belajar atau dapat dikatakan belajar
sepanjang hayat supaya guru selalu mengetahui ilmu atau teori yang terbaru
khususnya dalam bidang pendidikan. Hal tersebut juga diungkapkan oleh
Musfah (2012: 119-120) bahwa seorang guru harus selalu belajar hingga ia
menjadi ahli dalam bidangnya, terampil dalam mengelola pembelajaran serta
10

obyektif dalam melakukan evaluasi hasil belajar peserta didik. Selain itu,
dengan belajar guru akan memperoleh pencerahan pikiran dan perasaannya.
Permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam menyusun bentuk
penilaian yang bervariasi sepertinya belum menjadi masalah yang serius oleh
guru tersebut, sehingga belum ada upaya yang dilakukan oleh guru tersebut.
Karena tidak suka dengan bentuk soal pilihan ganda maka guru hampir tidak
pernah membuat soal evaluasi pilihan ganda. Hanya saja guru sudah menyadari
bahwa soal evaluasi seharusnya dibuat secara menyeluruh. Maka dari itu guru
juga perlu merefleksi diri sendiri apakah penilaian yang dilakukan sudah sesuai
dengan prosedur atau belum, guru tentunya tidak boleh secara terburu-buru
menyalahkan peserta didiknya jika mengalami kegagalan dalam belajar. Guru
juga harus menyadari kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam penilaian
yang ia laksanakan hal itu sebagai bahan perbaikan untuk penilaian selanjutnya
(Subini, 2012: 106).
Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi permasalahan terbatasnya
media pembelajaran serta fasilitas yang mendukung adalah dengan hanya
menggunakan media pembelajaran yang seadanya misalnya menggunakan
media gambar dan menggunakan media yang sudah disediakan di sekolah
walaupun jumlahnya terbatas seperti kotak KIT. Hal tersebut sama halnya
dengan yang disampaikan oleh Kadiyono (2012: 21) dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa guru belum mampu membuat bahan ajar dikarenakan
keterbatasan

kemampuan

gurunya,

tetapi

guru

dapat

menggunakan

pembelajaran yang ada seperti penggunaan KIT IPA dan matematika.
Tempat penyimpanan media pembelajaran yang terbatas, sudah
seharusnya guru menyadari bahwa pengelolaan ruang kelas juga penting.
Berkaitan dengan hal tersebut guru sudah seharusnya berusaha menyediakan
tempat untuk menyimpan alat-alat atau media pembelajaran sehingga alat-alat
atau media pembelajaran lebih terawat dan dapat digunakan secara berulangulang. Seperti hal nya yang disampaikan oleh Priansa (2014: 249) menjelaskan
bahwa dalam pengelolaan kelas juga dipengaruhi oleh lingkungan fisik salah
satunya

yaitu

pengaturan

penyimpanan
11

barang-barang.

Barang-barang

hendaknya disimpan dan diatur pada tempat khusus, kemudian pemeliharaan
secara periodik juga perlu dilakukan.
Selain itu untuk mengatasi permasalahan guru dalam penyusunan
perangkat pembelajaran, upaya yang dilakukan adalah mencari informasi atau
pengetahuan tambahan dari internet. Kemajuan tentunya juga memiliki dampak
pada bidang pendidikan, hal ini juga harus dapat dimanfaatkan oleh guru
sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuannya dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi. Hal tersebut didukung dengan
pendapat yang disampaikan oleh Wiyani (2015: 99) bahwa “guru dapat

memanfaatkan kecanggihan peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) sebagai sarana belajarnya”.

4.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Para guru di SD Muhammadiyah 14 Surakarta sudah memahami perangkat
pembelajaran dengan cukup baik. Secara umum guru telah memahami
hakikat dan tujuan dari penyusunan perangkat pembelajaran. Guru juga telah
memahami macam-macam perangkat pembelajaran yang meliputi silabus,
RPP, bahan ajar, penilaian dan media pembelajaran.
2. Permasalahan yang dihadapi guru-guru di SD Muhammadiyah 14 Surakarta
dalam penyusunan perangkat pembelajaran antara lain: (1) terdapat guru yang
tidak menyusun RPP secara mandiri; (2) guru mengalami kesulitan dalam
menentukan alokasi waktu, metode pembelajaran dan indikator pencapaian
kompetensi; (3) guru kesulitan dalam menyusun instrumen soal yang
berbentuk pilihan ganda; (4) guru jarang membuat dan memanfaatkan media
pembelajaran.
3. Kendala-kendala

yang

dihadapi

guru

dalam

penyusunan

perangkat

pembelajaran antara lain: (1) kendala waktu, kesibukan guru; (2) kondisi
peserta didik yang beragam; (3) faktor pengalaman mengajar dan masa kerja;
(4) guru merasa kesulitan mengoperasikan media pembelajaran; (6)
12

lingkungan dan media pembelajaran yang tersedia di sekolah jumlahnya
terbatas; (7) kendala ruang atau laboratorium.
4. Upaya-upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi permasalahan dalam
penyusunan perangkat pembelajaran antara lain: (1) mencari informasi dari
internet; (2) melakukan diskusi dengan teman sejawat; (3) belajar secara
mandiri; (4) Menyusun RPP untuk beberapa pertemuan sekaligus; (4)
Menggunakan media pembelajaran yang sederhana seperti media gambar atau
benda-benda konkrit yang ada di lingkungan sekitar; (5) Guru menggunakan
media pembelajaran yang sudah tersedia di sekolah seperti kotak KIT.

DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian
Pendidikan. Jogjakarta : DIVA Press
Dewi, Yuli Ani Setyo. 2014. “Analisis Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) Di Sekolah Dasar Negeri Pisang Candi 1 Malang”.
Jurnal Elektronik Volume II Nomor 2: 94-109. Diakses tanggal 2 Maret
2017
(ejournal.kopertais4.or.id/index.php/modeling/article/download/733/498)

Ditjen PMPTK. 2008. Pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Dalam KTSP. Jakarta: Direktur Tenaga Kependidikan
E. Mulyasa. 2011. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Fathurrohman, Amang dan Moh. Nurhadi. 2016. “Perencanaan Pembelajaran Guru
Sekolah Dasar Dalam Materi Pendidikan Agama Islam DI Kabupaten
Pasuruan”. Jurnal Ilmu Tarbiyah At-Tajdid Volume 5 Nomor 2: 219-242.
Diakses
tanggal
2
Maret
2017
(ejournal.stitmuhpacitan.ac.id/index.php/attajdid/article/download/86/75)

Fathurrohman, Muhammad dan Sulistyorini. 2012. Belajar Pembelajaran Membantu
Meningkatkan Mutu Pembelajaran sesuai Standar Nasional. Yogyakarta :
Teras
Gurney, Philip. 2007. “Five Factors for Effective Teaching”. New Zealand Journal of
Teacher’ s Work Vol. 4: 89-98. Diakses pada 14 Maret 2017
(www.teacherswork.ac.nz/journal/volume4_issue2/gurney.pdf)
Ilham, Lukman. 2010. “Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Pelaksanaan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan”. Diakses tanggal 2 Maret 2017
(digilib.unm.ac.id/.../universitas%20negeri%20makassar-digilib-unmlukmanilha-268-...)

13

Kadiyono. 2012. “Pengembangan Kurikulum SDSN DI Sekolah Dasar
Muhammadiyah Boja”. Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 7, No. 1: 1324.
diakses
tanggal
20
Februari
2017
(https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream /handle/ 11617/3155/2.%20
KADIYONO.pdf?sequence=1)
Mupa, Paul dan Tendeukai Isaac Chinooneka. 2015. “Factors Contributing to
Ineffective Teaching and Learning in Primary Schools: Why Are Schools in
Decadence?”. Journal of Education and Practice Vol. 6, No. 9: 125-132.
Diakses pada 14 Juli 2017 (files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1079543.pdf)

Musfah, Jejen. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber
Belajar Teori dan Praktik. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Nazarudin. 2007. Manajemen Pembelajaran : Implementasi, Konsep, Karakteristik,
Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum. Yogyakarta : Teras
Priansa, Donni Juni. 2014. Kinerja dan Profesionalisme Guru Fokus pada
Peningkatan Kualitas Pendidikan, Sekolah, dan Pembelajaran. bandung :
CV. Alfabeta
Rahman, Masykur Arif. 2011. Kesalahan-Kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan
Guru Dalam Kegiatan Belajar-Mengajar. Yogyakarta : DIVA Press
Subini, Nini. 2012. Awas, Jangan Jadi Guru Karbitan! Kesalahan-Kesalahan Guru
dalam Pendidikan dan Pembelajaran. Jakarta : PT Buku Kita
Sugiyono. 2015. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran : Teori & Aplikasi.
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Tohirin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan Dan Bimbingan
Konseling. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Uno, Hamzah .B 2008. Profesi Kependidikan : Problema, Solusi, dan Reformasi
Pendidikan di Indonesia. Jakarta : PT Bumi Aksara
Wiyani, Novan Ardy. 2015. Etika Profesi Keguruan. Yogyakarta : Gava Media
Hasanah, Aan. 2012. Pengembangan Profesi Guru. Bandung : CV Pustaka Setia
Nursina. 2016. “Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru SDN 38 Sungai Limau
dalam Menyusun RPP Melalui Workshop Penyusunan RPP pada Kegiatan
KKG Mini SDN 38 Sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman". Jurnal
Konseling dan Pendidikan Volume 4 Nomor 2: 79-84. Diakses tanggal 2
Maret 2017 (kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIP/article/download/8851/8738)

14

Dokumen yang terkait

PROBLEMATIKA GURU DALAM MENULIS KARYA ILMIAH SEBAGAI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONAL Problematika Guru Dalam Menulis Karya Ilmiah Sebagai Pengembangan Kompetensi ProfesionalDi Sd Muhammadiyah 5 Surakarta.

0 5 16

PENDAHULUAN Problematika Guru Dalam Menulis Karya Ilmiah Sebagai Pengembangan Kompetensi ProfesionalDi Sd Muhammadiyah 5 Surakarta.

0 3 6

PROBLEMATIKA GURU DALAM MENGOLAH RAPORT KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR Problematika Guru Dalam Mengolah Raport Kurikulum 2013 Di SD IT Muhammadiyah Al-Kautsar.

0 4 13

PROBLEMATIKA GURU DALAM MENGOLAH RAPORT KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR Problematika Guru Dalam Mengolah Raport Kurikulum 2013 Di SD IT Muhammadiyah Al-Kautsar.

0 3 18

PROBLEMATIKA GURU DALAM PENYUSUNAN PERANGKATPEMBELAJARAN DI SD MUHAMMADIYAH 14 SURAKARTA Problematika Guru dalam Penyusunan Perangkat Pembelajaran di SD Muhammadiyah 14 Surakarta.

0 1 16

PENDAHULUAN Problematika Guru dalam Penyusunan Perangkat Pembelajaran di SD Muhammadiyah 14 Surakarta.

0 2 6

DAFTAR PUSTAKA Problematika Guru dalam Penyusunan Perangkat Pembelajaran di SD Muhammadiyah 14 Surakarta.

0 3 4

PROBLEMATIKA GURU DALAM PENILAIAN PEMBELAJARANKURIKULUM 2013 DI SD MUHAMMADIYAH Problematika Guru dalam Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 di SD Muhammadiyah 24 Surakarta Tahun 2016/2017.

0 2 17

PROBLEMATIKA GURU DALAM PENILAIAN PEMBELAJARANKURIKULUM 2013 DI SD MUHAMMADIYAH Problematika Guru dalam Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 di SD Muhammadiyah 24 Surakarta Tahun 2016/2017.

0 4 16

BAB 1 PENDAHULUAN Problematika Guru dalam Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 di SD Muhammadiyah 24 Surakarta Tahun 2016/2017.

0 7 4