2.5 Break Even Point
2.5.1 Defenisi Break Even Point
Seperti diketahui bahwa ukuran yang sering dipakai untuk menilai sukses tidaknya sebuah usaha adalah berdasarkan laba yang diperoleh. Perencanaan laba merupakan
taksiran hasil yang akan dicapai perusahaan selama jangka waktu tertentu. Penyusunan rencana laba harus menunjukkan sasaran dan memperhatikan 3 faktor
yaitu: biaya-biaya biaya tetap dan biaya variabel, harga jual produk dan volume penjualan. Perencanaan laba dapat terpenuhi melalui analisa Break Even Point.
Munawir 1986 menyatakan bahwa analisa Break Even Point merupakan suatu analisa yang ditujukan untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai
oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian
keuntungan=0 http:www.google.com
diakses tanggal 13 Januari 2013.
Sehingga analisis Break Even Point adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan, dan volume
kegiatan yang akan maupun yang telah terjadi pada suatu perusahaan A.Halim 2009:137.
Yang dimaksud dengan biaya tetap merupakan biaya yang selalu tetap berapapun jumlah produk yang dihasilkan karena tidak ada hubungan langsung
dengan produksi biaya tidak langsung. Biaya tetap akan berubah menurut unit produk, makin banyak produk yang dihasilkan biaya tetap per unit menurun, jadi
Universitas Sumatera Utara
berbanding terbalik dengan jumlah output. Biaya tetap meliputi: sewa, pajak pemilikan, asuransi pemilikan, biayagaji pimpinan.
Sedangkan yang dimaksud dengan biaya variabel merupakan biaya yang langsung direct cost dikeluarkan untuk membiayai pembuatan barang produksi
produk atau pembelian barang yang akan dijual. Biaya variabel meliputi: biaya pembelian bahan mentah, gaji karyawan, biaya pengepakan.
Dengan menggunakan analisa BEP ini, usaha akan layak bila BEP lebih kecil dari estimasi peluang pasar yang tersedia. Semakin besar kapasitas pasar yang tersedia
akan semakin menguntungkan.
Untuk menentukan BEP suatu usaha dapat digunakan beberapa cara yaitu: 1 pendekatan trial and error, 2 pendekatan grafik, dan 3 pendekatan matematis.
Adapun perhitungan BEP dengan pendekatan matematis menggunakan rumus aljabar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: a atas dasar unit dan b atas dasar nilai
penjualan dalam rupiah. Rumus Break Even Point BEP sebagai berikut:
Biaya Tetap BEP =
Unit Harga JualUnit – Biaya VariabelUnit
Atau Biaya Tetap
BEP = Rp
Biaya Variabel 1 -
Penjualan
Universitas Sumatera Utara
Rumus BEP dengan laba
Biaya Tetap + Laba BEP =
X 1 Unit Unit Harga JualUnit – Biaya VariabelUnit
Atau Biaya Tetap + Laba
BEP = Biaya Variabel
1 - Harga Jual
Dalam analisa BEP perlu pula dipahami konsep Margin of Safety. Margin of safety merupakan batas penurunan penjualan yang bisa ditolerir oleh perusahaan agar
tidak menderita kerugian Sutrisno, 2000. Besarnya margin of safety dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Penjualan yang direncanakan – penjualan pada break even margin of =
x 100 safety
penjualan yang direncanakan
Berdasarkan rumus di atas dapat ditentukan bahwa Margin of Safety merupakan angka yang menunjukkan jarak antara penjualan yang direncanakan atau
dibudgetkan budgeted Sales dengan penjualan pada break even.
PayBack Periode PBP merupakan suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran suatu investasi capital outlays dengan menggunakan
arus kas operasional proceeds yang diperoleh.
Universitas Sumatera Utara
Untuk pengambilan keputusan, diperbandingkan antara payback period maksimum atau target payback period dengan payback investasi yang akan
dilaksanakan. Sehingga layak tidaknya suatu peluang usaha tergantung berapa lama periode pengembalian modal investasi, semakin cepat kembali berarti usaha tersebut
semakin menguntungkan. Rumus:
Investasi Capital Outlays PBP =
X 1 tahun Aliran kas masuk Proceeds
2.5.2 Manfaat Analisis Break Even Point