commit to user 8
pembentukan menjadi komposit cepat dan sederhana dengan biaya yang murah. Salah satu matrik organik konvensional yang banyak digunakan adalah resin
polyester. Beberapa jenis matrik anorganik proses pembentukan menjadi komposit sangat lama dan komplek dengan biaya yang mahal, diantaranya adalah matrik
logam dan matrik keramik. Meskipun demikian, sifat mekaniknya lebih baik dibanding matrik organik. Sebagai alternatif banyak digunakan matrik yang lebih
ramah terhadap lingkungan Gibson,1994. Berdasarkan sifatnya, terdapat dua jenis matrik
polimer yang biasa digunakan sebagai unsur penyusun komposit serat, yaitu matrik termoset dan
termoplastik. Matrik termoset bersifat tidak mencair pada suhu tinggi dan bersifat lebih stabil serta tidak mampu balik irreversible. Matrik termoplastik dapat
mencair apabila mengalami pemanasan dan akan mengeras kembali setelah didinginkan Gibson,1994.
2.2.5 Kanji
Tepung tapioka di pasaran sering dikenal dengan nama tepung kanji merupakan tepung yang terbuat dari ubi kayu singkong. Pembuatan tepung kanji
dilakukan dengan cara memarut singkong kemudian diperas, dicuci, diendapkan, diambil sari patinya, lalu dijemur dikeringkan. Sifat tepung kanji apabila
dicampur dengan air panas akan menjadi liat seperti lem KumpulBlogger,2009.
2.2.6 Ikatan antar material
Material komposit merupakan gabungan dari unsur-unsur yang berbeda. Hal itu menyebabkan munculnya daerah perbatasan antara serat dan matrik seperti
ditampilkan pada gambar 2.3. Daerah pencampuran antara serat dan matrik disebut dengan daerah interphase bonding agent, sedangkan batas pencampuran
antara serat dan matrik disebut interface George, 2005. Ikatan antarmuka interface bonding yang optimal antara matrik dan serat
merupakan aspek yang penting dalam penunjukan sifat-sifat mekanik komposit. Transfer bebantegangan diantara dua fase yang berbeda ditentukan oleh derajat
adhesi. George, dkk 2005 mengungkapkan bahwa adhesi yang kuat diantara
commit to user 9
permukaan antara matrik dan serat diperlukan untuk efektifnya perpindahan dan distribusi beban melalui ikatan permukaan.
Pada komposit
kegagalan yang sering terjadi adalah debonding.
Debonding merupakan mekanisme lepasnya ikatan interface antar material
penyusun komposit saat terjadi pembebanan dan terkelupasnya serat dari matriks. Hal ini disebabkan ikatan antar muka interfacial bonding yang lemah antara
serat dan matriks. Kondisi ikatan antar serat dan matrik yang lemah apabila diberi beban tarik, ikatan antara serat dan matrik mudah terlepas atau mengalami
debonding sebelum dapat mendistribusikan beban pada core secara sempurna dan
mengurangi performa komposit secara keseluruhan. Oleh sebab itu diperlukan adhesi
yang kuat pada permukaan penyusun komposit agar tidak terjadi
debonding Niu, 2001.
Peningkatan debonding antar permukaan serat dan matriks terjadi karena meningkatnya deformasi dan akan berpengaruh pada seluruh bagian komposit.
Setelah terjadi debonding ,serabut kehilangan kemampuan menahan beban pada arah debonding. Meskipun, serabut masih dapat mendistribusikan beban ke
matriks melalui bagian yang masih terikat. Dapat disimpulkan bahwa debonding dipengaruhi oleh kekuatan ikatan intefacial antara serat dan matriks Niu, 2001.
Gambar 2.1. Debonding pada Fiber Reinforced Plastic FRP Niu, 2001
2.2.7 Sifat tarik komposit