Pengertian Ergonomi Tujuan Ergonomi

xxviii Agar perbaikan alat dapat sesuai dengan target penelitian yaitu terciptanya alat yang dapat memberi kenyamanan pekerja saat bekerja, maka pada subbab ini diawali dengan pengertian ergonomi.

2.4.1 Pengertian Ergonomi

Ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum alam. Di Amerika Serikat, ergonomi disebut sebagai “human faktor engineering”. Ergonomi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau dari aspek anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain perancangan Nurmianto, 2008. Ergonomi terkait dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja. Dalam ergonomi diperlukan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya, saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya. Setiap pekerjaan yang dilakukan, apabila tidak dilakukan dengan ergonomis akan mengakibatkan ketidaknyamanan, biaya tinggi, kecelakaan dan meningkatnya penyakit akibat kerja, performansi kerja menurun yang berakibat kepada efisiensi dan penurunan daya kerja Tarwaka dkk., 2004. Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun design maupun rancang ulang redesign. Hal ini dapat meliputi perangkat keras, seperti misalnya perkakas kerja tools, bangku kerja branches, platform kursi, pegangan alat kerja work holders, sistem pengendali controls, alat peraga display, pintu doors, jendela windows, dan lain-lain Nurmianto, 2008.

2.4.2 Tujuan Ergonomi

Secara umum tujuan ergonomi, yaitu: 1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. xxix 2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu produktif maupun setelah tidak produktif. 3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek teknis, ekonomis, antropologis, dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi Tarwaka dkk., 2004.

2.5 NORDIC BODY MAP NBM