Uji Asumsi Klasik Analisis bivariat

commit to user

a. Uji Asumsi Klasik

1 Multikolinieritas Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variable independent yang memiliki kemiripan dengan variable independent lain dalam suatu model. Kemiripan antar variable menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antar suatu variable independent dengan variable independen yang lain. Adapun hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas Variabel Tolerance VIF Keterangan Pengetahuan 0.762 1.313 Bebas Multikolinearitas Sikap 0.762 1.313 Bebas Multikolinearitas Sumber : data primer diolah. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa deteksi dari multi- kolinieritas adalah nilai Variance Inflantion Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model tersebut dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. 2 Autokorelasi. Uji autokorelasi dengan metode Runs Test , yaitu untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Jadi pengujiannya adalah : commit to user Jika probabilitas 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak Jika probabilitas £ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil pengujian autokorelasi nilai 0,963 dengan p-value 0,335 0,05 , yang berarti tidak terjadi autokorelasi pada persamaan regresi yang digunakan. 3 Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jadi bila variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan bila berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksinya dengan uji Glejser , dengan persamaan sebagai berikut: i t t v Xt U + + = b a . Jika b ternyata signifikan secara statistik, ini menyatakan bahwa dalam data terdapat heteroskedastisitas. Apabila tidak signifikan , kita bisa menerima asumsi homoskedastisitas. Hasil uji Gletjer dapat dilihat pada tabel berikut: commit to user Tabel 4.7 Uji Heteroskedastisitas Variabel t hitung P-value Keterangan Pengetahuan -0.1852 0.856 Homokedastisitas Sikap 1.658 0.102 Homokedastisitas Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai p-value0,05, yang berarti tidak terjadi heteros- kendastisitas dalam persamaan regresi. 4 Normalitas Uji normalitas data sebaiknya dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model-model penelitian. Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat nilai p-value dari Kolmogorov - Smirnov. Hasil Uji normalitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini: commit to user Tabel 4.8 Uji Normalitas Dari tabel di atas menunjukkan bahwa p-value 0,05, maka data dari variabel independen dan variable dependen dalam penelitian dapat dikatakan berdistribusi normal. 5. Uji Linieritas Uji linieritas diperoleh untuk mendeteksi adanya hubungan linier antara variabel X dan Y. Jika F hitung F tabel atau p-value 0,05 α maka dapat disimpulkan bahwa korelasinya linier dan apabila F hitung F tabel atau p- value 0,05 α maka korelasinya tidak linier. Dari perhitungan pada lampiran hasil uji Linearitas adalah Ho diterima, sebab pada variabel pengetahuan X1 dengan kejadian dismenora Y didapat F hitung sebesar 0,748 dengan p-value 0,733 0,05. Jadi model regresi antara pengetahuan X1 terhadap kejadian dismenora Y adalah linear. Sedangkan untuk variabel sikap X2 dengan kejadian dismenora Y didapat F hitung sebesar 1,060 dengan p-value 0,405 0,05. Jadi model regresi antara sikap X2 terhadap kejadian dismenore Y adalah linear. 70 70 70 68.86 32.67 29.79 13.888 5.461 6.199 .152 .153 .151 .152 .093 .151 -.087 -.153 -.141 1.276 1.276 1.266 .077 .077 .081 N Mean Std. Deviation Normal Parameters Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed Pengetahuan Sikap Kejadian Dismenora commit to user

b. Analisa Regresi Berganda.

Dokumen yang terkait

Perbandingan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di Madrasah Aliyah Negeri Meulaboh 1 dan Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013

6 57 130

Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Melalui Media Cetak (Leaflet) dan Media Elektronik (Video) Terhadap di SMA N 1 Bagan Sinembah

2 62 157

HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASIDENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA.

0 3 15

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP SEKSUAL PRANIKAH REMAJA Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Sikap Seksual Pranikah Remaja Di Kelurahan Danguran Kabupaten Klaten.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP SEKSUAL PRANIKAH REMAJA Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Sikap Seksual Pranikah Remaja Di Kelurahan Danguran Kabupaten Klaten.

0 1 16

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUALPRANIKAH PADA REMAJA PUTRI DI SMK PGRI KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN.

0 0 8

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP PERNIKAHAN USIA DINI DI SMA 6 SURAKARTA.

0 1 8

BACA DULU cara membuka KTI Skripsi kode077

0 0 3

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP REMAJA TERHADAP SEKS PRANIKAH

0 0 8

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP SEKS SEBELUM NIKAH PADA REMAJA DI SMK MUHAMADIYAH I TURI

0 0 10