Sektor Pertanian Analisis Posisi Sektor Pertanian dan Sub Sektor Pertanian di Masa yang

banyaknya persewaan-persewaan serta jasa-jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang sangat dibutuhkan masyarakat.

2. Sektor Pertanian

Berdasarkan nilai DLQ, perubahan posisi sektor pertanian di masa yang akan datang di Kabupaten Kudus dapat dilihat pada Tabel 13. : Tabel 13. Nilai Dynamic Location Quotient DLQ Sub Sektor Pertanian Kabupaten Kudus Tahun 2000-2004 Sektor Pertanian Nilai DLQ Keterangan Tabama Tanaman Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan 0,33 5238,80 1175,84 -25590,74 547,96 Non Basis Basis Basis Non Basis Basis Sumber : Diadopsi dari lampiran 19 Dari Tabel 13. dapat diketahui bahwa sub sektor pertanian yang dapat diharapkan menjadi basis di masa yang akan datang adalah sub sektor tanaman perkebunan; sub sektor peternakan dan sub sektor perikanan. Hal ini disebabkan laju pertumbuhan masing-masing sub sektor terhadap PDRB Kabupaten Kudus lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan sub sektor tersebut terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan sub sektor tanaman bahan makanan tabama dan sub sektor kehutanan tidak dapat diharapkan menjadi basis di masa yang akan datang. Berdasarkan nilai LQ, sub sektor tabama merupakan sub sektor basis. Namun di tahun yang akan datang, sub sektor tabama tidak bisa diharapkan untuk menjadi sub sektor basis di Kabupaten Kudus. Hal ini dikarenakan semakin menurunnya produksi tanaman bahan pangan seperti padi, ketela pohon, kacang tanah dan kedelai. Penurunan ini dikarenakan semakin menurunnya luas panen yang mengakibatkan penurunan produksi. Sub sektor tabama memiliki nilai DLQ sebesar 0,33. Sub sektor tanaman perkebunan dapat diharapkan menjadi sub sektor basis di masa yang akan datang. Sub sektor tanaman perkebunan memiliki nilai DLQ terbesar dalam memberikan kontribusinya terhadap sektor pertanian yaitu sebesar 5238,80. Hal ini dikarenakan laju pertumbuhan sub sektor perkebunan di Kabupaten Kudus lebih besar dibanding laju pertumbuhan sub sektor perkebunan di Provinsi Jawa Tengah. Selain itu juga didukung semakin meningkatnya hasil perkebunan di Kabupaten Kudus seperti tebu, kapuk, kopi cengkeh dan panili yang mampu mengimbangi penurunan produksi kapas, kelapa dan mete. Sub sektor peternakan memiliki nilai DLQ sebesar 1175,84 sehingga bisa diharapkan menjadi sub sektor basis di masa yang akan datang. Hal ini didukung semakin meningkatnya populasi ternak di Kabupaten Kudus seperti sapi, sapi perah dan kambing. Begitu juga dengan sub sektor perikanan yang bisa diharapkan menjadi sub sektor basis di masa yang akan datang. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya produksi perikanan perairan umum dan usaha pembenihan ikan di Kabupaten Kudus. Produksi ikan perairan umum yang mengalami peningkatan adalah produksi ikan tawes, gabus dan rucah. Sub sektor kehutanan tidak bisa diharapkan menjadi sub sektor basis di masa yang akan datang yang ditunjukkan dari nilai DLQ sub sektor kehutanan yaitu sebesar -25590,74. Hal ini dikarenakan pada tahun 1998- 2000 terjadi penjarahan hutan yang mengakibatkan hasil produksi hutan di Kabupaten Kudus berkurang. Pada tahun 2001 mulai dilakukan penanaman hutan kembali, dan sampai tahun 2004 hutan di Kabupaten Kudus belum dapat menghasilkan produksi.

C. Analisis Identifikasi Sektor Pertanian dan Sub Sektor Pertanian Untuk