25
B. Kerangka Berfikir
Berdasarkan uraian landasan teori yang telah dikemukakan di atas maka dapat dirumuskan kerangka pemikiran sebagai berikut :
1. Pembelajaran servis dengan bola digantung yaitu bola digantung setinggi
bahu siswa, kemudian siswa melakukan sepakan dengan teknik sepak kuda secaraberulang-ulang. Tali yang digunakan untuk menggantung bola
sebagai pengendali agar bola tidak bergerak kemana-mana. Ruang gerak bola terbatas, sehingga kontrol bola lebih ketat.
Keuntungan pembelajaran servis bola digantung diantaranya yaitu efisien tenaga, karena adanya tali untuk menggantung, maka bola tidak lari kemana-
mana. Frekuensi perkenaan kaki pada bola lebih banyak, ajeg dan tepat, sehingga akan menguntungkan dalam pembentukan teknik servis.
Adapun kekurangannya yaitu lambungan bola tidak normal dipengaruhi tali. Serta perkembangan kelincahan siswa agak lamban siswa tidak banyak
bergerak. 2. Pembelajaran servis bola dilempar sendiri yaitu siswa diberi bola, kemudian dilempar sendiri lalu di sepak dengan punggung kaki dengan arah ke
depan. Secara berulang-ulang. Keuntungan pembelajaran servis dengan bola dilempar sendiri diantaranya adalah lambungan bola lebih bebas karena tidak
ada tali sehingga siswa terbiasa dengan bola lambungan normal. Bola dapat di sepak sesuai kemampuan tinggi rendahnya. Selain melatih keterampilan servis
juga melatih kelincahan. Adapun kekurangan pembelajaran servis dengan bola dilempar sendiri
antara lain : Bagi pemula yang lemparan dan timingnya belum baik memerlukan tenaga ekstra. Dengan seringya mengambil bola sendiri akan menambah tenaga
sehingga lebih melelahkan. Bagi pemula sering tidak pas perkenaan bola pada kaki yang diharapkan, yaitu punggung kaki.
2. Koordinasi merupakan kemampuan biomotorik yang sangat kompleks.
Koordinasi erat hubungannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Koordinasi sangat penting di dalam mempelajari dan
menyempurnakan teknik dan taktik.
26
C. Hipotesis